Oleh :
SYAHRIFA NUR AINI
NIM : 16211877
ABSTRAK
Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, dan salawat beriring salam untuk Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU HAMIL
PADA NY “H”, BERSALIN, NIFAS PADA NY. “Y” dan NEONATUS
PADA BAYI NY “Y” DI PMB HJ. ELFI GUSLIM S, SiT, PASAMAN
TIMUR TAHUN 2019”
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan dalam rangka memenuhi
persyaratan untuk memperoleh grlar Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb) pada
Program Studi D III Kebidanan Stikes MERCUBAKTIJAYA Padang.
Dalam penulisan KTI ini, penulis mendapatkan bantuan berbagai pihak
dan penulis ingin menyampaika ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada, Yth:
1. Ibu Ety Aprianti SKM, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga KTI ini dapat terselesaikan.
2. Klien Ny H dan Ny Y serta keluarga klien sebagai responden yang mau
bekerjasama dengan baik.
3. Praktik Mandiri Bidan HJ Elfi Guslim, S, SiT selaku pembimbinng kelinik
selama dinas di Pasaman Timur
4. Ibu Widya Lestari, S.SiT, M.Keb, sebagai Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan
kesempatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Hj. Elmiyasna K, S,Kp,MM, sebagai Ketua STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan kesempatan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak Jazmarizal S,Kp MARS sebagai Ketua yayasan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberika kesempatan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teristimewa buat Kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan
membimbing penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang, memberi doa,
dukungan, semangat dan support kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis sudah menyusun KTI ini sesuai dengan arahan dari pembimbing
dan dari buku sumber yang ada. Namun , tidak ada yang sempurna, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang dapat
memperbaiki KTI ini. Harapan penulis, semoga KTI ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Table Pendokumentasian SOAP Bayi Baru Lahir kunjungan III ..................... 181
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
AC : Air Conditioner
BB : Berat Badan
DM : Diabetes Militus
Hb : Hemoglobin
KN : Kunjungan Neonatus
OUE : Osteum Uteri Eksternal
SC : Secsio Sesaria
TB : Tinggi Badan
TM : Trimester
TT : Tetanus Toxoid
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Partograf
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari pertama hari pertama haid terakhir,
pembagian kehamilan ada 3 yaitu trismester 1 dimulai awal
konsepsi sampai dengan usia kehamilan 3 bulan (0-12 minggu) ,
trismester 2 dari bulan ke 4 sampai dengan 6 bulan (13-28 minggu)
dan trismester 3 (29-42 minggu) (ai yeye rukiyah, 2009). Menurut
federasi obstetri ginekologi international, kehamilan merupakan
sebagai fertilisasi atau penyatauan spermatozoa dengan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi, bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga bayi lahir, kahamilan normal 40-42 minggu
(prawirohardjo, ilmu kebidanan , 2014)
Tabel 2.2
Contoh Menu Hidangan Makanan Dalam Sehari Bagi Ibu Hamil
Bahan Porsi hidangan Jenis hidangan
makanan
Nasi 5+1 Makan pagi : nasi 1,5 porsi
(150 g) dengan ikan/daging 1
Sayuran 3 mangkuk potong sedang (40 g),sayur
mangkok dan buah 1 potong
sedang.
Buah 4 mangkok
Selingan : susu 1 gelas dan
buah 1 ptong sedang
Tempe 3 potong
Makan siang : nnasi 3 porsi
Daging 3 potong (300 g) dengan lauk, sayur dan
buah bersama dengan makan
pagi,
Susu 2 gelas
Selinan : susu 1 gelas dan buah
Minyak 5 sendok teh 1 potong sedang
6. Pemeriksaan Kehamilan
1) Pengertian
Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan untuk memeriksaan keadaan ibu dan janin secara
berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan (ai yeye rukiyah, 2009)
2) Tujuan asuhan antenatal
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan social ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
(jannah, 2012)
3. Kunjungan ANC
Periksa kehamilan paling sedikit yaitu 4 kali :
h. Tes laboratorium:
1) Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor darah untuk
mempersiapkan donor darah bagi ibu hamil bila diperlukan.
2) Tes hemoglobin,untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia)
3) Tes pemeriksaan urine
4) Tes pemeriksaan dasar lainnya,sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, sifilis dan lain-lain.
i. Konseling atau penjelasan
1) Kesehatan ibu dan prilaku hidup bersih dan sehat
2) Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan.
3) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan serta kesiapan
menhadapi komplikasi
4) Asupan gizi seimbang serta gejala penyakit menular dan tidak
menular
5) Penawaran untuk melakukan tes HIV dengan konseling
didaerah epidemik meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil
dengan IMS dan TB daerah epidemic rendah.
6) Inisiasi menyusui dini IMD dan pemberian asi eksklusif
7) KB paska persalinan dan imunisasi
8) Peningkatan keseheatan intelegensi pada kehamilan (brain
booster)
j. Tata laksanaatau mendapatkan pengobatan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat kehamilan
(kesehatan, 2015)
g. Penatalaksanaan ANC
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan
meliputi hal-halmsebagai berikut :
1) Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi
agar kehamilan berlangsung sehat
2) Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan
penyulit/komplikasi kehamilan
3) Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
4) Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan bila terjadi penyulit/komplikasi
5) Melakukan penatalaksaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan
6) Melibatkan ibu dan keluarga terutama suami dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan bila terjadi penyulit atau komplikasi (Mandang,2016)
2.1.2 PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 32-42 minggu , lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama
28 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (elisabeth siwi
walyani, 2015 )
2. Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Persalinan
a. Perubahan Fisilogis kala 1 :
1) Perubahan Tekanan Darah
Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus
dengan keniakan sistolik rat-rata 10-20 mmHg dan kenaikan
diastolik rata-rata 5-10 mmHg tekanan darah akan turun lagi
seperti sebelum persalinan dan akan naik lagi jika kontraksi.
2) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat
aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan.
Kenaikan ini sebagian besar diakibatkan karena kecemasan
serta kegiatan otot rangka tubuh lama metabolisme yang
meningkat tercermin dengan kenaikan suhu badan, denyut
nadi, pernapasan, kardiak out dan kehilangan cairan.
3) Perubahan Suhu Badan
Suhu badan akan meningkat sedikit saat persalinan,
suhu mencapai tertinggi persalinan dan segera setelah
persalinan kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi
0,5-1 derjat C.suhu badan yang akan naik sedikit merupakan
hal yang wajar.
4) Denyut Jantung
Denyut jantung diantara kontraksi akan sedikit lebih
tingi dibandingkan selama peroide persalinan atau belum
masuk persalinan. Hal ini normal meskipun normal perlu
dilakukan pemantauan untuk mengidintifikasi infeksi.
5) Pernafasan
Keniakan pernafasan dapat disebabkan karena adanya
rasa nyeri, kekhawatiran serta teknik pernafasan yan tidak
benar.
6) Perubahan Renal
Polyuri sering terjadi selama persalinan,hal ini
disebabkan oleh kerdiak output yang meningkat glomelurus
serta aliran plasma ke renal. Polyuri tidak begitu kelihatan
dalam posisi terlentang. Yang menpunyia efek mengurangi
aliran urine selama persalinan.
7) Perubahan Gastrointensial
Kemampuan peregrakan gastrik serta penyerapan
makanan padat berkurang akan menyebabkan pencernaan
hampir berhenti selama persalinan dan akan menyebabkan
konstipasi.
8) Perubahan Hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gram/100 ml selama
persalinan dan akan kembali ketingkat prapersalinan pada hari
pertam.jumlah sel-sel darah putih meningkat secara proresif
selama kala stu persalinan sebersar 500 s/d 15.000 WBC
sampai dengan akhir pembukaan lengkap,hal ini tidak
berindikasi adanya infeksi (elisabeth siwi walyani, 2015 )
Perubahan yang terjadi di uterus :
1. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan
pada otot polos uterus dengan penurunan hormon
progeteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin.
2. Pembentukan Segmen Atas Rahim Dan Segmen Bawah
Rahim
Segmen atas rahim (SAR) terbentuk pada uterus
bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dengan
kontraktif, terbanyak otot sorong dan memanjang. Sar
terbentuk dari fundus sampai uteri
Segmen bawah rahim (SBR) terbentang di uterus bagian
bawah antara ishimus dengan serviks dengan sifat otot yan
tipis dan elastis,pada bagian ini banyak terdapat otot yang
melingkar dan memanjang.
3. Perkembangan Retraksi Ring
Retrakti ring adalah batas pingiran antara SAR
dengan SBR keadaan persalinan normal tidak nampak dan
akan kelihatan pada persalinan abnormal,karena kontraksi
uterus yang berlebihan, retraksi ring akan tampak sebagai
garis atau batas yang menonjol diatas simpisis yang
merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
4. Penarikan Serviks
Pada kehamilan otot mengelilingi ostium uteri
internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan
serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR
bentuk serviks menghilang karena canalis servikalis
membesar dan membentuk ostoum uteri eksterna (OUE)
sebagai ujung dan bentuknya menjadi sempit.
d. Kala IV
1) Pemberian sugesti
Diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan
memotifasi ibu untuk dapat melalui proses persalinan
2) Mengalih kan perhatian
Upaya mengalih kan perhatian ini bisa di lakukan dengan cara
mengajak nya berbicara,sedikit bersendagurau,mendengarkan
musik kesukaannya atau menonton tv /film
3) Membangun kepercayaan
kepercayaan merupakan unsur penting yang dapat membangun
citra positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan ibu
bersalin memiliki kepercayaan diri yang baik bahwa dia dapat
melahirkan secara normal.
5. Jenis-jenis persalinan
a) Partus normal
Disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada LBK
dengan tenaga ibu sendiri,tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umunya berlangsung kurang dari 24 jam.
b) Partus lama (abnormal)
Adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui
dinding perut dengan oparasi caesar (prawirohardjo, ILMU
KEBIDANAN, 2013)
6. Teori persalinan
Persalinan adalah kejadian fisiologi yang nromal terjadi dalam
hidup seorang wanita persalinan merupakan proses pengeluaran
janin,plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses
ini berawal dari pembukaan dan pembesaran pada serviks sebagai
kontraksi uterus dengan frekuensi,durasi dan kekuatan yang teratur. Mula-
mula kekuatan yang muncul sangat kecil dan kemudian terus meningkat
sampai puncak pembukaan yang lengkap sehingga janin siap untuk
dikeluarkan dari rahim ibu (rohani,et al,2011)
1) Lochea rubra : muncul pada hari pertama dan hari kedua post
partum,warnanya merah mengandung darah dari luka pada
plasenta dan serabut dari decidua dan charions
2) Lochea sanguilenta : berwarna kuning,berisi darah lendir,hari ke
3-7 pasca persalinan
3) Lochea sarosa : muncul pada hari ke 7-14 berwarna kecoklatan
mengandung banyak serum,lebih sedikit darah juga leukosit dan
laserasi plasenta
4) Lochea alba : sejak 2-6 minggu setelah persalinan,warnanya
putih kekuningan mengandung leukosit,selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati.
3. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi :
a. kurang bulan : kurang dari 259 hari(37 minggu)
b. cukup bulan : 259 sampai 294 hari ( 37-42 minggu)
c. lebih bulan : lebih dari 294 (42 minggu) atau lebih
g. Imunologi
Nonatus hanya terdapat immunoglobin gamma G,dibentuk
banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan,immunoglobin
gamma G berasal dari ibunya melalui plasenta (marmi, 2012)
5. Penatalaksanaan bayi baru lahir normal
Menejemen/asuhan segera pada BBL normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi pada pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan
sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan yang diberikan kepada BBL
bertujuan untuk memberikan asuhan yang adekuat dan standar pada BBL
dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan
dan keadaan bayi segerah setelah lahir. Hasil yang diharapkan dari
pemberian asuhan kebidanan pada BBL adalah terlaksananya asuhan
segera/rutin pada BBL termasuk melakukan pengkajian, membuat
diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera serta rencana
asuhan.Hasil APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan angkat
0,1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan
bayi sebagai berikut:
a. Nilai 7-0 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik
b. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalamidepresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi
c. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.
1) Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera lahir. Apabila
bayi tindakan langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan sebagai berikut:
a) Letkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan
hangat
b) Gulung sepotong kaindan letakkan dibawahkan bahu sehingga
leher bayi lebih lama dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala
diatur lurus tengadah kebelakang
c) Bersihkan hidung rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengn kain kering dan kasa.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali
pada bayi kurang bulan.
3) Mempertahankan suhu tubuh
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
4) Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena definisi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi. Berkisar 0.25-0.5%. Untuk mencengah
terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selam tiga
hari. Sedangkan bayi berisiko tinggi di beri vitamin K perenteral
dengan dosis 0,5 mg/hari.
5) Memberi salep mata
Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat
dilakukan setelah selesai melakukan perawatan tali pusat. Dan harus
dicatat didalam status termasuk obat apa yang digunakan.
1) Identifikasi bayi
Apakah bayi dilahirkan di tempat bersalin yang
persalinannya kemungkinan lebih dari satu persalinan. Maka
sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap
bayi baru lahir dan harus di tempatnya sampai waktu bayi di
pulangkan (marmi, 2012).
2) Pemantauan bayi baru lahir
a) 2 jam bertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai setelah pemantauan bayi pada jam
pertama sesudah lahir meliputi:
1. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2. Bayi tampak aktif atau lunglai
3. Bayi kemerahan atau biru
b) Sebelum penolong persalianan meninggalkan ibu dan dan
bayi.Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan
penilaian terhadap ada tindakannya masalah kesehatan
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut
c) Pementauan tanda-tanda vital
1. Suhu, suhu normal bayi baru lahir normal 36,5℃-
37,5℃
2. Pernafasan, pernafasan bayi baru lahir normal 30-60
kali per menit
3. Denyut jantung, denyut jantung bayi baru normal
antara 100-160 kali per menit (marmi, 2012)
6) Tanda tanda bahaya bayi baru lahir
1. Tidak mau menyusu
2. Kejang kejang
3. Sesak napas
4. Bayi merintih atau menangis terus menerus.
5. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah
6. Demam atau panas tinggi
7. Mata bayi bernanah
8. Diare (sumber : KIA.2015.
2.1.5 KB
1) pengertian
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah
anak dan jarak kelahiran yang diinginkan.maka dari itu,pemerintah
mencanangkan program atau cara mencegah dan menunda kehamilan.
2) Macam- macam kontrasebsi
1. kontrasebsi SederhanaTanpa Alat
a. Senggama terputus
Merupakan yang paling tua.senggama dilakukan sebagaimana
biasa,tetapi puncak senggama,alat kemaluan pria dikeluarkan dari
liang vagina dan sperma dikeluarkan diluar.
b. Pantang berkala
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama saat istri
dalam masa subur.
2. kontrasebsi Sederhana Dengan Alat
a. Kondom
Merupakan alat salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang
sudah populer di masyarakat.kondom adalah suatu kantung karet
tipis,biasanya terbauat dari lateks,tidak berpori,dipakai untuk
menutupi penis sebelum suami istri melakukan hubungan seks.
b. Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung,terbuat dari lateks yang
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
c. Spermisida
Adalah bahan kimia biasanya digunakan untuk menonaktifkan
sperma atau membunuh sperma.
d. Kb suntik
Adalah cara mencegah terjadinya kehmilan dengan melalui
suntikan hormonal.
e. Kb pil
Obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil biasanya di
peruntukan bagi wanita yang tidak hamil dan menginnginkan cara
pencegahan kehamilan sementara yang palinge efektif bila
diminum secara teratur.
Jenis-jenis pil kombinasi :
1) Pil gabungan atau kombinasi
Yaitu mengandung dua hormon sintesis,yaitu hormon
progestin dan esterogen.
2) Pil khusus
Mengandung dosis kecil bahan progestin sintesis dan
memiliki sifat pencegahan kehamilan terutama dengan
mengubah mukosa dari leher rahim sehingga mempersulit
pengangkutan sperma.
f. AKDR (alat kontrasebsi dalam rahim)
AKDR ATAU UID bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasebsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil.
Jenis AKDR :
a. Copper-T :
Berbentuk T, terbuat dari bahan polythelan dimana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
b. Copper-7 :
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud
memudahkan pemsangannya.
c. Lippes loop :
AKDR ini terbuat dari polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S,dan dipsang benang pada ekornya.
g. Kontrasebsi implant
Disebut dengan alat kontrasebsi dibawah kulit,kerena dipasang
dibawah kulit lengan atas dalam. Bentuknya semacam tabung-
tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api.Di implan berisi zat hormone.
h. Kontrasepsi tubektomi dan vasektomi (sterilisasi pada wanita)
Tubektomi dalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat keturunan lagi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferesia alur
transportasi sperma terhambat damn proses fertilisasi terjadi (Ida
Ayu Chandranita, 2010 )
2.2 Kebijakan Terkait Kasus
2.2.1. Kebijakan Pada Kehamilan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2014
Bagian Kedua
Masa Hamil
Pasal 12
Pasal 15
Pasal 6
8) Riwayat Psikososial
Mengetahui bagaimana hubungan pasien dengan lingkungan
sekitarnya apakah baik atau tidak serta adakah ibu mengalami
kekhawatiran ibu dalam menghadapi persalinannya.
9) Riwayat Pernikahan
Yang dikaji umur berapa kali ibu menikah dan lamanya ibu
baru hamil setelah menikah, yang bertujuan untuk mengetahui
apakah ibu memiliki faktor resiko dalarn kehamilannya yang
sekarang atau tidak.
10) Kebiasaan hidup sehari-hari
a) Pola makan dan minum .
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan pola
makan ibu pada saat sebelum hamil dan setelah hamil.
Biasanya pada kehamilan trimester III ibu mengalami
kesulitan untuk makan. Ibu cepat kenyang walaupun hanya
makan-sedikit. Hal ini disebabkan oleh pembesaran perut
yang semakin besar sesuai dengan usia kehamilannya.
b) Pola eliminasi
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak.
Biasanya pada kehamilan trimester III ibu akan mengalami
sering kencing, normalnya 5-8 kali sehari. Hal itu disebabkan
oleh penekanan pada kandung kemih oleh kepala janin
sehingga ibu merasa ingin selalu berkemih.
c) Pola istirahat
Pola istirahat/tidur yang cukup adalah 8 jam/hari.siang hari 1-
2 jam dan malam hari 6-7 jam. Gunanya untuk mengetahui
apakah pola istirahat ibu sudah benar dan cukup atau tidak.
Biasanya pada kehamilan TM III ibu mengalami kesulitan
tidur karena ibu susah untuk menentukan posisi yang nyaman
bagi ibu.
d) Hubungan seksual
Mengetahui kemungkinan pasien mengalami gangguan
seperti nyeri dan keluar cairan pervaginam dalam hubungan
atau tidak selama kehamilan (Furwasyih, 2016).
11) Kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan:
a) Merokok (ibu, suami, orang yang sering kontak)
b) Minum minuman yang beralkohol dan konsumsi obat
terlarang
c) Memelihara atau kontak dengan kucing
(Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018)
12) Menanyakan Persiapan ibu tentang tempat persalinan, persiapan
persalinan, biaya persalinan dan persiapan donor darah
(Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018).
b. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Tekanan Darah : normal 120/80 - 140/95 mmHg
b. Nadi : normal 70 – 90 kali per menit
c. Pernafasan : normal 18-20 kali per menit
d. Suhu : normal 35,8oC – 37,5 oC
e. Berat Badan : Menilai berat badan naik atau turun
f. Tinggi Badan : > 150 cm
g. LiLA : > 23,5 cm
(Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018)
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Pemeriksaan kepala untuk mengetahui kebersihan kepala.
2) Pemeriksaan mata untuk mengetahui perubahan warna
konjungtiva guba memprediksi anemia dan ikterus skelra mata.
3) Pemeriksaan mulut dan gigi untuk melihat apakah ada peradangan
selaput lender mulut dan pembesaran tonsil.
4) Pemeriksaan leher untuk melihat pembesaran kelenjer limfe,
kelenjer tiroid, dan pelebaran vena jugularis.
5) Pemeriksaan tangan dan kaki untuk mengetahui adanya edema
sebagai tanda awal preeklampsia dan warna kuku yang kebiruan
sebagai gejala anemia.
6) Pemeriksaan payudara untuk mengetahui kondisi anatomi
payudara dan kebersihannya serta tanda tumor/kista.
7) Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui apakah ada stria atau
bekas luka operasi yang mungkin berpengaruh terhadap jalannya
persalinan.
8) Pemeriksaan genitalia luar untuk mengetahui kondisi anatomis
genitalia luar dan tanda infeksi.
9) Pemeriksaan tungkai bawah untuk mengetahui apakah ada edema
guna memprediksi tanda preeklampsia dan warna kuku yang
kebiruan sebagai tanda anemia.
(Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018).
b. Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan
menggunakan cara leopold :
1) Leopold I
Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian
fundus (TFU dalam cm) dan kemangkinan teraba kepala, bokong
atau lainnya, norma pada fundus teraba agak bundar, tidak
melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin. Pada
kehamilan TM III biasanya TFU pertengahan pusat-px pada letak
kepala (Furwasyih, 2016)
2) Leopold II
Menentukan bagian janin yang berada pada sisi kanan dan
kiri uterus ibu.Bagian punggung teraba datar, memanjang, dan
ada tahanan.Bagian kecil teraba bagian-bagian yang kecil. Jika
letak lintang, akan teraba kepala (bagian yang bulat dan keras)
dan bokong (bagian besar, lunak, agak bulat) (Mandriwati,
Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018).
3) Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah
perut ibu dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP
atau belum, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah
kepala. Pada kehamilan TM III pada ibu multipara pada bagian
bawah perut ibu teraba bulat, keras dan kepala masih dapat
digoyangkan yang artinya belum masuk PAP.Sedangkan, pada
ibu primipara kepala sudah sebagian kecil masuk PAP
(Furwasyih, 2016).
4) Leopold IV
Menentukan seberapa besar bagian terendah janin sudah
masuk PAP, dilihat dari posisi tangan pada saat memeriksa,
adakah konvergen. divergen, atau sejajar (Mandriwati, Ariani,
Harini, Darmapatni, & Javani, 2018).
3. Auskultasi
Untuk mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan
sehingga dapat diketahui bayi hidup atau mati, frekuensi DJJ normal 120-
160 kali/menit (Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, & Javani, 2018)
4. Perkusi
Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi
reaksi refleks. Jika reaksi negatif, kemungkinan ibu hamil mengalami
kekurangan vitamin B (Mandriwati, Ariani, Harini, Darmapatni, &
Javani, 2018)
5. Pemeriksaan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm- n) x 155 yang
bertujuan untuk mengetahui tafsiran berat badan janin normal atau tidak.
n=13 bila kepala diatas atau pada spina iskidia, n=12 bila kepala sudah
berada di spina iskiadika, dan n=11 bila kepala sudah berada dibawah
spina iskiadika (Furwasyih, 2016).
6. Pemeriksaan Panggul Luar
Yang diukur adalah: Distansia spinarum : jarak antara kedua spina
iliaka kiri dan kanan : 24-26 cm. Distansia cristarum : jarak antara kedua
crista iliaka kiri dan kanan : 28-30 cm. Conjungata eksterna : 18-20 cm.
Lingkaran panggul :-80-90 cm. Pada ibu multipara ukuran panggul luar
dikatakan normal menurut persalinan yang lalu jika, ibu melahirkan
secara normal/ pervagina, anak dengan berat ≥ 2300 gr, usia kehamilan
aterm melahirkan anak hidup, dan ibu tidak mengalami kesulitan dalam
proses persalinan terdahulunya (Furwasyih, 2016).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah .
Menurut Manuaba (2007) tingkatan kadar Hb normal pada ibu hamil
adalah :
Hb 2-11 gr% : tidak anemia
Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
b. Urine
Untuk memeriksakan protein urine dan glukosa
urine.Normalnya protein urine dan glukosa urine dengan hasil
negatif.
Protein Urine : normal saat pemeriksaan urine di dalam tabung
reaksi berwarna jernih
1. Negatif (-) : jernih
2. Positif (+) 1 : terlihat keruh
3. Positif (++) 2 : kekeruhan nyata dengan butir-butir halus
4. Positif (+++) 3 : Terlihat gumpalan-gumpalan
5. Positif (++++) 4 : gumpalan-gumpalan besar atau membeku
Glukosa urine : normal saat pemeriksaan urine di dalam tabung rekasi
berwarna biru atau hijau jernih.
1. Negatif (-) : biru atau hijau jernih
2. Positif (+) : keruh, hijau agak kuning
3. Positif (++) 2 : kuning kehijauan dengan endapan
4. Positif (+++) 3 : kuning kemerahan dengan endapan
5. Positif (++++) 4 : merah jingga sampai merah bata
(Furwasyih, 2016).
2. Interprestasi Data
Di dalam interprestasi data, terdapat tiga komponen penting didalamnya
yaitu:
1. Diagnosa
Ibu, G..P..A..H.., usia kehamilan.., janin hidup/mati,
tunggal/ganda, intra uterin/ekstra uterin, let-kep/let-su/let-li, keadaan jalan
lahir normal/tidak, KU ibu baik/tidak.
Setelah seluruh pemeriksaan selesai di lakukan, kermudian ditentukan
diagnosa. Tetapi pada pemeriksaankehamilan tidak cukup dengan membuat
diagnosa kehamilan saja, namun sebagai bidan kita harus menentukan
diagnosa.
a) Hamil atau Tidak
Tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 2 golongan:
1) Tanda-tanda pasti
Melihat, meraba atau mendengar pergerakan anak oleh
pemeriksaan, Adanya DJJ, terlihatnya kerangka janin dalam foto
rongent/ultrasound. Jika salah satu dari tanda-tanda ini di
temukan, diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti.
2) Primi atau multigravida
Perbedaan antara primigravida dan multigravida :
a) Primigravida
Perut tegang, pusat menonjol, rahim tegang, payudara
tegang, labia mayora nampak bersatu, vagina sempit dengan
rugae yang utuh, perineum utuh dan baik, servik pada saat
persalinan mendatar dulu, baru membuka serta persalinan hampir
selalu dengan episiotomi
b) Multigravida
Perut longgar, menggantung dan banyak striae, pusat tidak
begitu menonjol, rahim agak lunak, payudara kurang tegang dan
tergantung, ada striae, labia mayora terbuka, vagina lebih lebar
dan rugae kurang menonjol, perineum bekas robekan dan
episiotomi, pembukaan servik mendatar dan membuka hampir
bersamaan, dan persalinan tidak dengan episiotomi.
3) Tuanya kehamilan
Tuanya kehamilan dapat diduga dari lamanya amenorhoe,
tingginya fundus uteri, saat mulainya terdengar bunyi jantung anak,
serta masuk atau tidak masuknya kepala kedalam rongga panggul.
4) Janin hidup atau mati
Tanda-tanda janin mati adalah DJJ tidak terdengar , rahim
tidak membesar dan fundus uteri turun, palpasi anak menjadi
kurang jelas, serta Ibu tidak merasa pergerakan anak
5) Tunggal atau kembar
Tanda-tanda anak kembar adalah perut lebih besar dari
umur kehamilan, teraba 3 bagian besar/lebih (kepala dan bokong),
teraba 2 bagian besar berdampingan, mendengar DJJ pada 2 tempat,
dan saat USG nampak 2 kerangka janin
6) Letak janin
Istilah letak anak dalam rahim mengandung 4 pengertian :
a) Situs (letak)
Letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu, misal:
letak bujur, letak lintang, letak serong.
b) Habitus (sikap)
Sikap bagian anak satu dengan yang lain, misal: fleksi, defleksi.
c) Positio (kedudukan)
Kedudukan salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding
perut ibu/jalan lahir, misal : punggung kiri, punggung kanan.
d) Presentasi (bagian terendah)
Misalnya presentasi kepala, presentasi muka, presentasi dahi.
7) Intra uterine atau ekstra uterine
Intra uterine (kehamilan dalam rahim) tandanya adalah palpasi
uterus berkontraksi (braxton hicks) dan terasa ligamentum rotundum
kiri kanan, Ekstra uterine (kehamilan diluar rahim) kehamilan di luar
rahim disebut juga kehamilan ektopi, yaitu kehamilan diluar tempat
yang biasa, tanda-tandanya yaitu pergerakan anak dirasakan nyeri oleh
ibu, janin lebih mudah teraba kontraksi braxton hicks negative
rontgent bagian terendah anak tinggi, saat persalinan tidak ada
kemajuan serta VT kavum uteri kosong.
8) Keadaan jalan lahir
Apakah keadaan panggul luarnya dalam keadaan normal.
9) Keadaan umum penderita
Keadaan umum ibu sangat mempengaruhi proses persalinan.
3. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada kehamilan normal, tidak ada diagnosa dan masalah potensial,
jadi disini peran bidan untuk melakukan deteksi dini risiko tinggi dan
komplikasi pada ibu hamil. Dibawah ini adalah beberapa standar
nomenklatur diagnosis kebidanan ;
Tabel 2.6
standar nomenklatur diagnosis kebidanan
No Nama Diagnosis
1. Kehamilan normal
2. Partus normal
3. Syok
4. Denyut jantung janin tidak normal
5. Abortus
6. Solusio plasenta
7. Amnionitis
8. Atonia uteri
9. Postpartum normal
10. Anemia berat dan anemia ringan
11. Invertion uteri
12. Bayi besar
13. Malaria ringan dan berat dengan komplikasi
14. Mekonium
15. Meningitis
16. Kehamilan mola
17. Partus macet
18. Kehamilan ganda
19. Hipertensi
20. Epilepsi
21. Eklamsi
22. Hidromnion
23. Ketuban pecah dini
24. Distosia bahu
25. Robekan serviks dan vagina
26. Tetanus
27. Letak lintang
28. Preeklamsi ringan atau berat
29. Ruptur uteri
30. Distosia bahu
31. Infeksi luka
32. Pneunomia
33. Partus kala II lama
34. Partus prematuritas
35. Prolapsus tali pusat
2.3.2 Persalinan
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
1) Identitas / biodata
Identitas ibu dan suami yang perlu dikaji dalah nama,
umur (normal 20-35 tahun), kebangsaan, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat rumah dan nomor telepon. Tujuannya untuk
menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki nama
yang sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda
serta untuk mengetahui faktor resiko yang mungkin terjadi
(Furwasyih D. , 2016).
2) Keluhan utama
a. Perut mulas-mulas yang teratur,timbulnya semakin sering
dan semakin lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau cairan
keluban dari jalan lahir (RI k. k., buku KIA, 2015)
3) Riwayat menstruasi
Yang dikaji adalah menarche sejak umur berapa, biasanya
mulai dari usia 12-16 tahun, siklus normal berlangsung
selama beberapa hari, lamanya beberapa hari, banyaknya
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari dan adanya
dismenorhoe saat haid atau tidak bertujuan untuk
mengetahui siklus mesntruasi normal atau tidak (Furwasyih
D. , 2016).
4) Riwayat kehamilan sekarang
Yang meliputi hari pertama haid terakhir (HPHT),
gerakan janin (kapan mulai dirasakan ibu, kapan mulai ada
perubahan), tanda bahaya (termasuk rabun senja), keluhan
yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat-obatan tertentu
(termasuk jamu), imunisasi TT yang pernah didapat dan
kekhawatiran yang dirasakan (Furwasyih D. , 2016).
5) Riwayat kebidanan yang lalu
Meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup,
persalinan yang tepat waktu, persalinan premature, keguguran,
persalinan dengan tindakan (dengan forsep, vacum, seksio
sesaria), riwayat perdarahan pada persalinan, pasca persalinan,
hipertensi akibat kehamilan terdahulu, berat badan bayi lahir
kurang 2500 gram atau lebih dari 4000 gram, masalah lain
yang dihadapi. Riwayat kehamilan ini diperlukan dalam
asuhan kehamilan (konseling, tindak lanjut dan rencana
persalinan) (Mandriwati, dkk 2018).
6) Riwayat kontrasepsi
Mengetahui apakah pasien pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, apa jenis kontrasepsi yang digunakan,
berapa lama penggunaan kontrasepsi dan apakah ada keluhan
selama pemakaian alat kontrasepsi atau tidak. Tujuannya untuk
mengetahui apakah alat kontrasepsi yang digunakan cocok
atau tidak oleh pasien (Mandriwati,dkk 2018).
7) Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang diderita ibu dahulu dan sekarang (penyakit
kardiovaskular, infeksi TORCH, hipertensi, diabetes
melitus (DM), asma, tuberkulosis (TBC), malaria,
hepatitis, epilepsi, dan PMS).
b. Penyakit keluarga yang menurun (penyakit jantung, DM,
asma, dan gangguan jiwa).
c. Penyakit keluarga yang menular (HIV/AIDS, hepatitis,
dan TBC) (Mandriwati, dkk 2018)
8) Riwayat Psikososial
Mengetahui bagaimana hubungan pasien dengan
lingkungan sekitarnya apakah baik atau tidak serta adakah ibu
mengalami kekhawatiran ibu dalam menghadapi persalinannya.
9) Riwayat Pernikahan
Yang dikaji umur berapa kali ibu menikah dan lamanya
ibu baru hamil setelah menikah, yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ibu memiliki faktor resiko dalarn
kehamilannya yang sekarang atau tidak (Furwasyih, Konsep
Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan, 2016).
4) Leopold IV
Menentukan seberapa besar bagian terendah janin sudah
masuk PAP, dilihat dari posisi tangan pada saat
memeriksa, adakah konvergen. divergen, atau sejajar
(Furwasyih D. , 2016).
c. Pemeriksaan his meliputi frekuensi,durasi dan kekuatan.
d. Auskultasi
Untuk mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan
sehingga dapat diketahui bayi hidup atau mati, frekuensi DJJ
normal 120-160 kali/menit
e. Pemeriksaan penurunan bagian terbawah janin (perlimaan)
1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis.
2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah
memasuki rongga panggul
4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin
masih berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah
melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat
digerakan).
5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada diatas simfisis dan 4/5
bagian telah masuk ke dalam rongga panggul.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba
dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah
janin sudah masuk ke dalam rongga panggul (JNPK-
KR, 2015).
f. Pemeriksaan dalam
1) Pembukaan : 1-10 cm
2) Portio : menipis/tidak teraba
3) Ketuban : utuh/tidak
4) Posisi : belakang kepala
5) Penurunan : hodge 1- IV
6) Molase :
a) 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi.
b) 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan.
c) 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi masih dapat dipisahkan.
d) 3 : tulang-tulang kepala janiin saling tumpang tindih
dan tidak dapat dipisahkan.
7) Bagian terkemuka : ubun-ubun kiri depan/ubun-ubun kanan
depan (JNPK-KR, 2015).
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : Hb, protein urine dan glukosa urine
b. Diagnosa lain : USG dan radiologi (Furwasyih D. , 2016).
4. Perkusi
Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi
reaksi refleks. Jika reaksi negatif, kemungkinan ibu hamil
mengalami kekurangan vitamin B (Mandriwati, Ariani, Harini,
Darmapatni, & Javani, 2018).
1. Perdarahan
2. Gerakan janin berkurang
3. Tekanan darah meningkat
4. Ketuban pecah bercampur mekonium atau ketuban pecah lebih dari
24 jam
5. Persentasi bukan belakang kepala
6. Tali pusat menumbung
7. Syok
4. Identifikasi Dan Penetapan Kebutuhan Yang Memerlukan Tindakan
Segera
tidak ada tindakan segera yang bersifat mandiri atau rujukan serta
kolaborasi, namun jika di temukan komplikasi pada deteksini maka bisa
mengambil tindakan segera sesuai wewenang,
5. Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Rencana Asuhan Kala I :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan keluhan yang dirasakan ibu
3. Menjelaskan cara mengatasi keluhan yang dirasakan ibu
4. Memantau kemajuan persalinan
5. Menjelaskan posisi mengedan yang baik
6. Mengajarkan cara mengedan yang benar
7. Memberi dukungan dan support pada ibu
8. Bekerja sama dengan keluarga.
Rencana Asuhan Kala II :
1. Persiapkan peralatan pertolongan persalinan
2. Persiapkan penolong persalinan
3. Melaksanakan pertolongan persalinan
Rencana Asuhan Kala III :
1. Melakukan IMD
2. Memeriksa janin kedua
3. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta
4. Melakukan manajemen aktif kala tiga
5. Melepaskan dan mengeluarkan plasenta
Rencana Asuhan Kala IV :
1. Melakukan pemantauan kala IV
2. Membersihkan ibu dan pakaian ibu
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
6. Melaksanakan Asuhan Seacara Efisien dan Aman
Pelaksanaan Kala I :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
TTV dan keadaan ibu beserta janin dalam batas normal.
2. Menjelaskan bahwa sakit pinggang menjalar ke ari-ari yang
dirasakan ibu adalah hal yang normal pada saat persalinan.
3. Mengatasi keluhan yang dirasakan ibu dengan menggosok
punggung ibu bagian bawah agar mengurangi rasa sakit yang
dirasakan ibu.
4. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf (memeriksa DJJ,
kontraksi uterus, nadi setiap ½ ja dan memeriksa pembukaan,
penurunan kepala dan tekanan darah setiap 4 jam).
5. Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Posisi
duduk atau setenagh dudu dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu
dan memberikan kemudahan baginya untuk beristirahat di antara
kontraksi (JNPK-KR, 2015).
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar
a. Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya
selama kontraksi.
b. Beritahukan ibu untuk tidak menahan nafas saat meneran.
c. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara
kontraksi.
d. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih
mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu
ditempelkan ke dada.
e. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
(JNPK-KR, 2015).
7. Memberikan dukungan kepada ibu dengan mendengarkan semua
keluhan yang dirasakan ibu dan memberikan support kepada untuk
mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu.
8. Meminta keluarga untuk memberikan support dan membantu untuk
mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu.
Pelaksanaan Asuhan Kala II :
2. Interprestasi Data
a. diagnosa :
1) Kn 1 : bayi baru lahir 6 jam yang lalu keadaan umum baik
2) Kn2 : bayi baru lahir 3 hari yang lalu keadaan umum baik
3) Kn3 : bayi baru lahir 8 hari yang lalu keadaan umum baik
b. Kemungkinan masalah
a) Kn 1: Hipotermi,bayi tidak mau menyusui,
b) Kn 2 : Infeksi pada tali pusat ,ukterus
c) Kn 3 : Diare
c. Kebtuhan
1) Kn 1 : mempertahankan suhu tubuh bayi,pemeriksaan fisik
2) Kn 2 : menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering,
timbang berat badan, menjaga kebersihan bayi, menyusui bayi
sesering mungkin minimal 2 jam dan setiap bayi ingin
menyusui
3) Kn 3 : menjaga kebersihan, pemberian asi, menginformasikan
tanda tanda bahaya, memberitahu tentang imunisasi BCG
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayi nya, dan bayi ibu dalam
keadaan normal.
2. Hasil pemeriksaan fisik bayi adalah bayi normal dan tidak ada
kelainan.
3. Salep mata dan suntikan Vitamin K sudah diberikan. Dan bayi
sudah dibedung,
4. Ibu mengerti dengan pendidikan kesehatan tentang perawatan tali
pusat.
5. Ibu mengerti dengan pendidikan kesehatan tentang tand-tanda
bahaya pada bayi.
1.3.1 Nifas
1. Pengumpulan Data
Pengkajian merupaan berupa mengumpulkan smua data yang
diperoleh untuk mengevaluasi pasien untuk mendapatklan informasi yang
akurat, benar, dan terpercaya.
Hari / Tanggal : Untuk mengetahui tanggal berapa dilakukan
Pengkajian
Kapan : Untuk mengetahui kapan dilakukan pnegkajian
a. Data Subjektif
Dapat dilakukan dengan cara menganamnesa atau meminta
informasi kepada pasien langsung maupun dari orang terdekat pasien
Biodata Yang Mencakup Identitas Pasien
a. Nama
Nama jelas dan lengkap untuk mengetahui identitas (Astutik R.
Y., 2015)
b. Umur
Dicatat dalam bentuk tahun untuk mengetahui umur pasien, dan
untuk menentukan konsling dan resiko (Anggraini, 2010)
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
pasien atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Anggraini, 2010)
d. Pendidikan
Digunakan untuk memudahkan berkomunikasi dan untuk
mengetahui tingkatan pengetahuan yang digunakan dalam
pemberian asuhan (Astutik R. Y., 2015)
e. Suku/Bangsa
Untuk mempermudahkan dalam berkomunikasi denagn klien dan
untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Anggraini, 2010)
f. Pekerjaan
Untuk menegtahui tingkat aktifitas ibu sehri-hari. Ibu 2-6 hari
postpartum sebaiknya tidak bekerja berat (Astutik R. Y., 2015)
g. Alamat
Diatanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah dan dapat
membedakan apabila nama pasien ada yang sama (Anggraini,
2010)
h. Pengahsilan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi gizi pasien tersebu
serta (Astutik R. Y., 2015)
i. Alasan datang
Untuk mengetahui alas an klien datang ke tenaga kesehatan
(Astutik R. Y., 2015).
1) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masa nifas.
2) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah atau
tidak, karena bila melahirkan tanpa satus yang jelas akan
berkaitan denagn psikologi sehingga akan mempengaruhi proses
nifas (Astutik R. Y., 2015)
3) Riwayat Obstetri
Berapa kali ibu hamil, persalinan, nifas yang lalu, cara persalinan
yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
(Anggraini, 2010)
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui umur berapa inu hamil, apakah ibu rutin
melakukan kunjungan antenatal care selama kehamilan dan
apakah ibu pernah mendapatkan imunisasi TT selama kehamilan.
(Astutik R. Y., 2015)
5) Riwayat Persalinan
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, lama
persalinan dari kala 1 samapi kala IV serta untuk mengetahui
bagaimana keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan.
(Astutik R. Y., 2015)
6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, dan adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi KB serta setelah persalinan ini apakah
ibu mau menggunakan kontrasepsi (Anggraini, 2010)
7) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada masa lalu (Anggraini, 2010)
8) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubunganya dengan
masa nifas dan bayinya (Astutik R. Y., 2015)
9) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien
dan bayinya (Anggraini, 2010)
10) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantang (Anggraini, 2010)
b) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan baung air
besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil, frekuensi, warna, jumlah (Anggraini,
2010)
c) Istirshat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya jam tidur
kebiasaan mengonsumsi onbat tidur, kebiasaan tidur siang,
pengggunaan waktu luang (Anggraini, 2010).
d) Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan
tubuh terutama pada genetalia, karena pada masa nifas masih
menegluarkan lochea (Anggraini, 2010)
e) Aktivitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Mobilisasi
sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian
reproduksi (Anggraini, 2010)
11) Riwayat Hubungan Seksual
Menanyakan frekuensi sebelum dan sesudah hamil serta pada 42
hari postpartum ibu sdah bisa melakukan hubungan seksual jika ibu
sudah tidak merasakn nyeri lagi (Astutik R. Y., 2015)
12) Riwayat Psikososial Spiritual
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Dimana wanita banyak mengalamai perubahan emosi atau psikologis
selama masa nifas sementara ibu baru menyesuaikan dirinya dengan
peran barunya (Anggraini, 2010)
13) Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat
yang akan mengauntungkan atau merugikan pasien khususnya pada
masa nifas (Astutik R. Y., 2015)
14) Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan
setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas
(Anggraini, 2010)
b. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang kalien, seorang
bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan
klien dalam keadaan stabil. (Anggraini, 2010).
a. Pengukuran Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital terdiri dari : Suhu, Nadi, Pernapasan, dan
Tekanan Darah. Tujuanya untuk memperoleh data dasar
memantau perubahan status kesehatan klien antaranya adanya
tanda-tanda infeksi (Anggraini, 2010)
b. Pemeriksaan Wajah
Bertujuan untuk mengidentifikasi adanya tanda anemia, eklamsi
postpartum biasanya terjadi 1-2 postpartum (Anggraini, 2010)
c. Pemeriksaan Leher
Tujuanya untuk mengkaji adanya infeksi trakfus pernapasan,
jika ada panas sebagai diagnose banding apakah ada gangguan
kardiosvaskuler (Astutik R. Y., 2015)
d. Pemeriksaan Payudara
Tujuanya untuk melihat apakah kolostrum sudah keluar dan
sebagai pemeriksaan tidak lanjut dari pemeriksaan payudara
prenatal dan segera melahirkan apakah ada komplikasi
postpartum misalnya bendungan pada payudara (3-5hari), abses
payudara, mastitis (3-4 minggu postpartum) (Anggraini, 2010)
e. Pemeriksaan Abdominal
TFU normalnya pada sat setelah persalinan 2-3 jari dibawah
pusat (Astutik R. Y., 2015)
Tujuanya :
1) Untuk memeriksa kandungan kemih biasa terjadi setelah lahir
2) Memeriksa involusi uterus, ukuran denagn jari tangan dan
konsistensi
3) Menentukan ukuran diastasis rektis abdominal sebagai evaluasi
denyut otot abdominal dengan menentukan darajat diastasis
(Anggraini, 2010).
f. Genetalia
Tujuanya untuk memeriksa perineum terhadap penyembuhan
luka, memeriksa pengeluaran lochea, pemeriksaan anus, melihat
apakah ada jahitan yang lepas dan melihat apakah ada tanda-
tanda infeksi (Astutik R. Y., 2015)
g. Anus
Untuk melihat apakah ada hemoroid (Astutik R. Y., 2015)
h. Pemeriksaan Ekstremitas
Tujuaya untuk mengetahui adanya trombroplebitis, edama,
menilai pembesaran varieses, dan mengukur reflek patela
(Astutik R. Y., 2015)
2. Interpretasi data
a. Diagonsa
Kemungknan diagnosa ibu nifas:
KN I : ibu post partum,6 jam yang lalu, KU ibu
baik (6 jam-3 hari)
KN II : ibu nifas, 4 hari yang lalu, KU ibu baik (4-
28 hari)
KN III : ibu nifas, 30 hari yang lalu, KU ibu baik (29-42
hari)
Pada langkah ini data yang telah dikumpulkan di interpretasikan
menjadi diagnose kebidanan dan masalah kebidanan. Keduanya
digunakan karena bebrapa masalah tidak dapat diselesaikan
seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang harus
dituangkan dalam rencana asuhan yangakan diberikan terhadap
pasien (Anggraini, 2010)
b. Masalah
KF I : ibu merasa masih mules, kontraksi uterus lembek,
ASI belum keluar, ibu lelah, eliminasi,
KF II : apakah ibu menyusui dengan baik, apakah
ada infeksi jalan lahir jika ada, apakah nutrisi sudah tercukupi,
apakah ibu merawat tali pusat bayi.
KF III : apakah ibu ingin ber KB.
c. kebutuhan
KF I : menjelaskan tentang mules perut ibu, menjelaskan
kepada ibu tentang bagaimana cara menilai kontraksi uterus
yang baik, cara menyusui yang benar, mengunjurkan ibu untuk
istirahat
KF II : mengajarkan teknik menyusui yang benar,
menjelaskan cara perawatan luka perineum jika ada,
menganjurkan peningkatan pola nutrisi, menganjurkan ibu
menjaga tali pusat bayi tetap kering
KF III : memberi konseling tentang kontrasepsi
3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial
Pada ibu nifas normal, tidak ada diagnosa dan masalah potensial,
jadi peran bidan untuk mendeteksi dini kemungkinan kelainan atau
komplikasi.
4. Antisipasi Tindakan Segera dan Kolaborasi
Tidak ada antisipasi tindakan segera yang bersifat mandiri atau
rujukan serta kolaborasi, namun jika ditemukan komplikasi pada
deteksi dini, maka bidan segera mengambil tindakan segera sesuai
wewenangnya.
5. Perencanaan
KF I :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan keluhan yang dirasakan ibu
c. Menjelaskan cara mengatasi keluhan yang dirasakan ibu.
d. Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas meliputi :
1) Mobilisasi
2) Diet/nutrisi
3) Eliminasi
4) Personal hygine
5) Perawatan payudara
e. Merencanakan kunjungan ulang 4 hari lagi
KF II:
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan kebutuhan ibu nifas
c. Merencanakan kunjungan ulang 1-2 minggu lagi
KF III:
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan tentang kontrasepsi
6. Implementasai
KF I:
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa TTV ibu dalam batas normal, dan
keadaan ibu baik.
b. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules tersebut merupakan keluhan
yang normal dirasakan ibu pasca bersalin.
c. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu tidak perlu khawatir karena
perlahan-perlahan mules yang dirasakan ibu akan pulih.
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
1) Mobilisasi : Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan
bergerak karena letih dan sakit. Berdasarkan penelitian ibu
sudah diperbolehkan turun dari tempat tidur dalam kurun waktu
1-2 jam setelah persalinan dengan bantuan keluarga atau bidan /
perawat.
2) Diet/ Nutrisi : Dalam periode nifas diperlukan nutrisi yang
keseluruhan baik, kaya protein, vitamin dan karbohidrat. Ibu
menyusui harus mendapatkan paling sedikit 2500 kalori dalam
satu hari, dengan tambahan 500 ml susu per hari (Derek J,
2001). Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus
diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin.
3) Eliminasi
Pola eliminasi pada ibu nifas:
a) BAK : ibu diminta untuk miksi 6 jam postpartum. Jika
dalam 8 jam postpartum ibu belum dapat berkemih atau
sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan
katerisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih
penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi.
b) BAB : Ibu post partum diharapkan dapat BAB setelah hari
kedua post partum. Jika pada hari ketiga belum_juga BAB,
maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal.
Jika setelah pembrian obat pencahar masih belum bisa
BAB, maka dilakukan klisma.
4) Hygiene : Masa nifas adalah masa yang rentan terjadi infeksi
pada ibu.
5) Oleh karena itu, ibu nifas disarankan :
a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan mandi
b) Membersihkan daerah kelamin sabun dan air. Untuk
membersihkan daerah disekitar kelamin dilakukan darl arah
depan ke belakang kemudian di daerah sekitar anus setiap
selesai buang air kecil maupun buang air besar. Keringkan
dengan handuk dengan cara ditepuk-tepuk dari arah muka
ke belakang.
c) Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya
dua kali sehari
d) Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya
6) Perawatan Payudara : Perawatan payudara dilakukan untuk
memperlancar pengeluaran ASI (Furwasyih, 2016).
KF II:
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa TTV ibu dalam batas normal,
dan keadaan ibu baik.
b. Menjelaskan kepada ibu tentang:
1) Cara menyusui yang benar adalah pastikan posisi ibu
dengan posisi yang nyaman, kepala dan badan bayi berada
pada garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung
berhadap dengan puting, ibu harus memeluk bayi dengan
badannya, jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh
badan bayi, sebagian besar areola (bagian hitam disekitar
putting) masuk kedalam mulut bayi, mulut bayi terbuka
lebar, bibir bawah melengkung keluar, dan dagu menyentuh
payudara ibu.
2) cara merawat luka perineum adalah jika ingin BAB atau
BAK bersihkan dengan cara dari depan kebelakang dengan
handuk atau tisu hingga kering.
3) Menganjurkan ibu untuk meningkatkan nutrisi dan makanan
yang sehat dengan cara makan sayur-sayuran, lauk-pauk,
dan banyak minum
4) Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat bayi agar tetap
kering dengan cara membersihkan dengan air bersih lalu
membalutnya dengan kassa dan menjaga selalu tetap kering.
KN III:
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa TTV ibu dalam batas normal,
dan keadaan ibu baik.
b. Menjelaskan kepada ibu tentang alat kontrasepsi seperti KB
pil, suntik, implant, IUD. Apa kontrasepsi yang ingin dipakai
ibu
7. Evaluasi
KF I :
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu memahami bahwa keluhan yang dirasakan normal
c. Ibu mengetahui bahwa tidak perlu khawatir terhadap keluhan yang
dirasakan ibu
d. Ibu mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan
1) ibu sudah mulai berjalan seputaran kamar bersalin
2) ibu sudah mulai mengatur pola makan dan nutrisinya
3) ibu sudah BAK dan BAB
4) ibu mau menjaga kebersihan diri
5) ibu mau melakukan perawatan payudara
e. Ibu mengetahui jadwal kunjungan ulang
KF II:
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti tentang:
1) Teknik menyusui yang benar
2) Perawatan luka perineum
3) Peningkatan pola nutrisi
4) Perawatan tali pusat
c. Ibu mengetahui jadwal kunjungan ulang
KF III:
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu mengetahui alat kontrasepsi apa yang ingin dipakainya
BAB III
METODE PELAKSANAAN
TINJAUAN KASUS
BAB IV
A. Identitas/Biodata
Nama : Ny. H Nama suami : Tn. M
Alamat : Sontang
No. Telp :
i. Imunisasi
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak berketombe
Rambut : Tidak mudah di cabut dan tidak rontok
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mulut : Bersih, tidak pecah pecah dan tidak ada sariawan
Gigi : Tidak berlobang
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan
pembesaran kelenjar troid
Payudara : Simetris : Kiri dan kanan
Areola mammae : Hiperpigmentasi
Papila mammae : Menonjol
Kolostrum/cairan lain : Tidak ada
Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai dengan UK
Striae : Lividae
Linea alba : Tidak ada
Genitalia : Kemerahan : Tidak dilakukan
Pembengkakan : Tidak dilakukan
Varices : Tidak dilakukan
Oedema : Tidak dilakukan
Ekstremitas
Atas Bawah
Oedema : Tidak ada Oedema : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada Varices : Tidak ada
Pergerakan : Aktif Pergerakan : Aktif
b. Palpasi
Leopold
1. Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar,
lunak dan tidak melenting kemunngkinan bokong janin.
2. Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras
dan memapan kumungkinan punggung janin, pada
bagian kanan perut ibu teraba tonjolan – tonjolan
kecil kemungkinan ekstremitas janin
3. Leopold III : Pada bagian terendah perut ibu teraba bulat, keras,
dapat digoyangkan kemungkinan kepala janin.
4. Leopold IV : belum dilakukan
Mc. Donald : 30 cm
c. Auskultasi
BJJ : Positif
Frekuensi/irama : 140 x/i /teratur
Intensitas : Kuat
d. Perkusi
Reflekpatella kanan : Positif
Reflekpatella kiri : Positif
e. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
Lingkaran panggul : Tidak dilakukan
f. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
-HB : 11,2 gr% tanggal : 14/02/2019
-Potein Urine : Negatif tanggal : 14/02/2019
- Glukosa Urine : Negatif tanggal : 14/02/2019
- HIV : Negatif tanggal : 14/02/2019
- HbsAg : Negatif tanggal : 14/02/2019
-Hepatitis : Negatif tanggal : 14/02/2019
Nama : Ny. N
No. Telp :
1. Keluhan Utama
a. Kontraksi Uterus sejak jam 00.00
Frekuensi : 2 kali dalam 10 menit
Kekuatan : kecil/ringan
b. Pengeluaran pervaginam
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : Umur 13 Tahun
Haid : Teratur
Siklus : 28 hari
Dismenorhe : Tidak
FlourAlbus : Ya
Sedikit
Lama : 2 - 3 hari
Warna : Bening
Bau : Khas
3. Ini
8) Riwayat Kontrasepsi Yang Pernah di Gunakan
No Jenis Mulai memakai Berhenti/ganti cara
Kont ra
Tgl Oleh Tem Kelu Tgl Oleh Tem Alas-
sepsi
pat han pat an
1. Suntik 2011 Bidan Bps Sering 2016 Bidan Bidan Ingin
KB lupa Hamil
e. Riwayat ANC
DM : Ada
9. Riwayat Perkawinan
Makan
Minum
Jumlah : 1 gelas
b. Eliminasi terakhir
BAK
Bau : Khas
Jumlah : ± 100 cc
BAB
Jumlah : 1 kali
Konsistensi : Lembek
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Lila : 30 Cm
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36,5OC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inpeksi
Wajah : Tidak pucat
b. palpasi
L1 : TFU pertengan pusat dengan px, teraba bundar, lunak tidak
melenting kemungkinan bokong Janin .
Mc. Donald : 31 cm
Perlimaan : 4/5
HIS : Ada
4. Anogenitalia
Pemeriksaan Dalam
a. Pembukaan : 5 cm
b. Portio : Menipis
c. Ketuban : Positif
d. Presentasi : Kepala
e. Posisi : UUK kiri depan
f Penurunan : Hodge II+
g. Bagian Terkemuka : Tidak ada
UPD
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
HB : 11,2 gr % tanggal pemeriksaan : 29/3/2019
Protein urine : negatif tanggal pemeriksaan : 29/3/2019
Glukosa urine : negatif tanggal pemeriksaan : 29/3/2019
HBSAG/HIV : negatif tanggal pemeriksaan : 29/3/2019
c. USG
Hasil: Tidak ada Tanggal Pemeriksaan
d. RADIOLOGI
Hasil : Tidak ada Tanggal Pemeriksaan
Padang, 26 April 2019
4. Memastikan pembukaan
lengkap dan keadaan janin baik
dengan cara VT, membersihkan
vagina sebelum vt, memeriksa
pembukaan sudah lengkap atau
belum jika sudah lengkap dan
ketuban utuh maka dilakukan
amniotomi.
E = vagina telah dibersihkan,
bidan melakukan VT dengan
hasil Pemeriksaan dalam jam :
10.00 WIB
Pembukaan : lengkap
Porsio : tidak teraba, bidan
melakukan amniotomi
Ketuban : - (negatif)
Bagian terbawah : kepala
Posisi: UUK depan
Bagian menumbung : tidak ada
5. Melakukan dekontaminasi
sarung tangan di larutan klorin,
dan merendam selama 10 menit.
E = sarung tangan sudah dilepas
dan di rendam di larutan klorin
17.melihat tanda-tanda
pelepasan plasenta
Keluardarah sekonyong-
konyongnya, uterus membundar,
tali pusat bertambah panjang.
E= terdapat tanda-tanda
pelepasan plasenta pada ibu
Jam : 10.40 WIB
KALA III Kesadaran : compos metis DX : 1. Memberitahu kedaan ibu dan
Tgl : 26-04-2019 Keadaan emosional : stabil Ibu parturien, kala III normal, bayi dalam batas normal.
Jam : 10.40 WIB Keadaan ibu baik E = ibu sudah menetahui
Ds : TFU : 2 jari dibawah pusat keadaanya dan bayinya baik
Ibu senang dengan kelahiran Kontraksi : keras dan baik Dasar : ibu telah melahirkan
bayinya dan ibu merasa Kandung kemih : tidak teraba anak ketiganya pukul 10:30 2. Memberitahu ibu bahwa
perutnya masih terasa mules. Tanda-tanda vital : dengan jenin kelamin laki-laki, plasenta akan segera lahir,
TD : 100/70 mmHg menangis kuat, kulit kemerahan, dengan ditandai uterus
Do: N : 77 x/m tonus otot baik BB 3200 gr membundar , tali pusat
Adanya tanda- tanda pelepasan S : 37˚C bertambah panjang, semburan
plasenta Keluar darah P : 21 x/m Masalah : gangguan rasa darah tiba-tiba dan singkat
sekonyong-konyongnya, uterus nyaman perut ibu terasa mules E = ibu sudah mengerti
membundar, tali pusat Diagnosa potensial : tidak ada
bertambah panjang. Masalah potensial : tidak ada 3. Memberikan suntik
Jam : 10.40 WIB Tindakan segera : tidak ada oksitoksin agar membantu
kontraksi uterus untuk
pengeluaran plasenta. Berikan
suntikan oksitoksin sebanyak 10
unit pada paha luar ibu.
E = ibu sudah disuntik
oksitoksin
6. Memeriksa kelengkapan
plasenta agar memastikan tidak
ada plasenta yang tertinggal.
Memeriksa bagian-bagian
plasenta seperti kotiledon, letak
plasenta sentralis atau
marginalis dan panjang tali
pusat.
E= Plasenta sudah diperiksa dan
lengkap.
8. Lakukan pendokumentasian
dan lengkapi partograf
E = pendokumentasian telah
dilakukan
1.3 Pengkajian ibu nifas (pengumpulan data dasar)
1. Identitas / biodata
Nama : Ny. Y Nama : Tn. H
c. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan anak yang lalu
N Tgl Usia Jenis Tempat Komplikasi Peno bayi nifas
o Lahir Keha Persa Persa- long
milan linan Linan Ibu Bayi PB/ Kea Loc Lak
BB/ daan hea tasi
JK
1. 13/08/ Aterm Nor BPM Tidak Tidak Bid- 49 Baik Nor ±2
2011 mal ada ada an cm / mal tah
3300 un
gr/♂
4) Riwayat KB
No Jenis Mulai memakai Berhenti/ganti cara
Kontra
sepsi
Tgl Oleh
Tem Kelu Tgl Oleh Tem Alas
pat han pat an
1. Suntik 2011 Bidan Bps lupa 2016 Bidan Bidan Ingin
KB Hamil
5) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang lalu : Tidak ada riwayat penyakit
yang diderita sebelumnya
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Tidak ada riwayat penyakit
yang diderita sebelumnya
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit
yang diderita sebelumnya
6) Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Porsi makan sehari : 1 piring / makan porsi sedang / 3 x
sehari
Jenis makan terakhir : Nasi putih + lauk + sayur
Makanan pantang : Tidak Ada
Pola minum : 7 - 8 gelas perhari
b. Eliminasi
BAK BAB
c. Istirahat
Istirahat Siang : ± 1 jam
Istirahat Malam : ± 4-5 jam
d. Aktivitas
Bebab kerja : Belum ada, karena ibu masih memerlukan
istirahat pasca melahirkan
Olah raga : Tidak ada
e. Kegiatan spiritual : Tidak ada
f. Hubungan seksual : Tidak ada
7) Riwayat Psikososial spirutual
a) Respon ibu dan keluarga terhadap masa nifas : Baik
b) Dukungan keluarga : Baik
3. Pemeriksaan fisik ( data objektif )
a. Pemeriksaan Umum
KU : Sedang
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg Pernafasan : 18 x/i
Nadi : 80 x/i BB : 66 Kg
Suhu : 36,70C
b. Pemeriksaan Khusus
1) Kepala : Bersih, tidak ada ketombe
2) Rambut : Bersih, tidak rontok
3) Mata : Konjungtiva merah muda sklera kuning
4) Muka : Tidak oedema
5) Mulut : Bersih
6) Gigi : Tidak ada lobang
7) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe
8) Payudara : ASI sudah ada
9) Abdomen : TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Keras
BCG
Hep B
DPT
Polio
Campak
sklera putih
5. Selalu memperhatikan
bayinya dan selalu menjaga
kebersihan pada bayinya dengan
baik dan benar.
E = ibu memahami dan akan
selalu menjaga kebersihan pada
bayinya dengan baik
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI NY. “Y” HARI KE 14 DI
PMB HJ ELFI GUSLIM, S.SiT KABUPATEN PASAMAN TIMUR
T/P 2018/2019
S O A P
Tanggal : 10 -05-2019 PEMERIKSAAN UMUM Dx : 1. Memberitahu hasi
Jam : 13:31 WIB KU : Baik Bayi Ny. Y lahir normal 14 pemeriksaan kepada ibu
Kesadaran : composmentis hari yang lalu dengan berat bahwa kondisi bayinya dalam
bayi lahir pada tanggal 26-04- Nadi : 127 x/m badan 3200 gram. batas normal.
2019 jam 10.30 WIB, Berjenis Pernafasan : 43 x/m E= Ibu mengerti tentang
kelamin laki-laki, Bayi Suhu : 36,5˚C Masalah : tidak ada kondisi bayinya
menangis kuat Diagnosa potensial : tidak ada
BB : 3200 gram Pemeriksaan antropometri : Masalah potensial : tidak ada 2. Menjelaskan tentang tanda
PB : 49 cm BB Lahir : 3400 gram Tindakan segera : tidak ada bahaya Bayi seperti,
ibu ingin memeriksakan PB : 50 cm a. Bayi tidak mau
keadaan bayinya Lila : 11,5 cm menyusu
LK : 33 cm b. Bayi demam tinggi
LD :32 cm c. Kulit bayi kuning
d. Sekitar tali pusat
Pemeriksaan fisik : memerah dan bernanah
Head to toe dalam batas E = ibu memahami dan akan
normal segera membawa bayinya
ketenaga kesehatan jika terjadi
Reflek : masalah diatas
Moro : baik
Rooting : baik 3. Selalu memperhatikan
Graps : baik kebersihan bayinya dan selalu
Sucking : baik menjaga bayinya dalam
keadaan hangat.
E = ibu mengerti dan akan
menjaga bayinya dengan baik
5.1 Kehamilan
5.1.2 Data Subjektif dan Objektif
A. Subjektif
Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pada tanggal 23 April 2019 pukul 19.00 wib telah
dilakukan anamnesa pada pasien nama Ny. H umur Ny. A 25
tahun, agama islam, suku Ny.H Minang, Pendidikan SMA,
pekerjaan ibu rumah tangga alamat padang gelugur, Kabupaten
pasaman timur dan nama suami Tn.M umur 29 tahun, agama islam,
suku minang, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta. Pada
kehamilan dapat dipengaruhi faktor umur, berdasarkan usia muda
yang dianggap beresiko bagi kehamilan dibawah 20 tahun dan
diatas 35 tahun. Sedangkan pada usia dibawah 20 tahun alat-alat
reproduksi belum matang dan akan beresiko seperti anemia,
gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, Prematuritas. Usia
diatas 35 tahun dianggap untuk menghentikan kehamilan, karena
pada usia terlalu tua sistem reproduksi sudah mengalami penuaan
(Furwasyih, 2016)
Dalam jurnal “bunda edu-midwifery journal (bemj)”
Penelitian membuktikan bahwa ibu hamil yang memiliki umur
beresiko yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
mempunyai peluang untuk terjadi pre eklampsia-eklampsia 3 kali
lebih beresiko dari umur reproduksi sehat yaitu 20 tahun sampai 35
tahun. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Manuaba (2010)
bahwa insiden preeklampsi eklampsi pada wanita dengan umur
kurang dari 20 tahun insiden lebih dari 3 kali lipat dan usia lebih
dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten. (Rahmawati, 2019)
Sementara pada kasus Ny. “H” menyatakan usianya 25
tahun, dimana usia 25 tahun tidak berisiko pada ibu. Pada tanggal
23 April 2019, pukul 19.00 Ny. “H” datang ke PMB dengan
keluhaan kunjungan ANC 1 ibu dengan keluhan sakit pinggang
dan ingin memeriksa kehamilan untuk mengetahui keadaan
janinnya.
Menurut teori nyeri pinggang disebabkan membesarnya
janin, Penambahan berat badan akan terjadi pada ibu, serta
Perubahan postur tubuh yang berlangsung dengan cepat, terutama
dibagian perut yang semakin membesar menyebabkan ibu harus
menyesuaikan posisi berdirinya, yang akan menyebabkan nyeri
punggung bawah pada masa kehamilan di trimester ke 3
(Furwasyih, 2016). Dan pada tanggal 1 mei 2019 pukul 15.00 wib
kunjungan ANC 2 ibu merasakan sakit pinggangnya berkurang dan
ingin cek kehamilan.
Menurut “jurnal ilmiah mahasiswa universitas
muhammadiyah ponorogo health science journal” Kehamilan
dengan nyeri punggung bagian bawah adalah keluhan umum yang
terjadi pada wanita hamil. Nyeri punggung bagian bawah yang
dirasakan sangat erat hubungannya dengan posisi ibu pada masa
kehamilan khususnya posisi tidur dan mekanika tubuh selama
hamil. Kehamilan trimester III merupakan titik puncak munculnya
keluhan sakit pinggang, hal ini dikarenakan beban perut ibu
semakin berat dan pinggang ibi berusaha keras untuk menopang
tubuhnya (Sofiyanti, 2017: 17). Menurut Sinclein (2009), nyeri
punggung ini biasanya akan meningkat intensitasnya seiring
bertambahnya usia kehamilan karena nyeri ini akibat pergeseran
pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Perubahan ini
disebabkan oleh berat uterus yang membesar, membungkuk yang
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban.
Meningkatnya hormon-hormon yang dilepaskan selama kehamilan
akan membuat persendian tulang panggul merenggang hal ini
dapat mempertinggi resiko terjadinya back pain (nyeri pinggang)
(Indriani Candra Dewi, 2019)
Riwayat Menstruasi Pada kasus Ny. H , menarche usia 13
tahun, lamanya 7 hari, siklus haidnya 28 hari, ganti pembalut 2-3
kali sehari, ibu tidak pernah nyeri perut pada saat datang haid.
Riwayat kehamilan sekarang pada kasus Ny. H riwayat kehamilan
sekarang HPHT tanggal 20 Agustus 2018, TP 27 mei 2019,
gerakan janin pertama kali dirasakan 5 bulan yang lalu, melakukan
pemeriksaan ANC rutin dengan melakukan ANC yang rutin bisa
tahu ibu menerima kehamilannya dengan ditunjang oleh kuisoner
EPDS, ibu mengkomsumsi obat-obatan seperti tablet fe dan clac,
imunisasi TT 2.
Riwayat kebidanan yang lalu pada kasus Ny. H pertama, Riwayat
psikososial pada kasus Ny. H hubungan dengan orag sekitar baik,
ibu merasakan cemas akan persalinan. Pada kasus Ny. H ibu
menikah umur 24 tahun setelah menikah lamanya hamil 1 bulan.
B. Objektif
Pada tanggal 23 april 2019 pukul 19.00 wib dan pada tanggal l Mei
2019 dilakukan pemeriksaan kepada Ny. H dengan hasil
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Inspeksi Head to toe dalam batas normal dan tidak ada
kelainan.
3. Palpasi
L1 : pertengahan pusat dan px
L2 : PU-KI
L3 : Let-kep, kepala janin belum masuk PAP
L4 : kepala belum masuk PAP
4. Dengan usia kehamilan 34-35 minggu pada kunjungan
pertama, 35-36 minggu pada kunjungan kedua.
5. Mc.Donald : 30 cm (30-11x155)
6. TBBJ : 2550 gram
7. DJJ : 140 x/i
8. HPHT : 20 agustus 2018
9. Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan
Hemoglobin, protein urine, glukosa urine. Tes
hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurang
darah (anemia), Tes pemeriksaan urine ( air kencing).
Pada Ny. H telah dilakukan pemeriksaan hemoglobin
hasilnya 11,2 gr % di puskesmas tapus utara, sedangkan
protein dan urine dan glukosa urine hasilnya negatif,
Menurut Manuaba tingkatan kadar Hb normal pada ibu
hamil adalah Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-10 gr%
anemia ringan, Hb 7-8 gr% anemia sedang, Hb <7 gr%
anemia berat (Manuaba, 2014)
5.1.3 INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Pada kasus “ Ibu Hamil G1P0A0H0 Usia kehamilan 34 – 35 minggu,
janin hidup, tunggal, intrauterin, letkep, keadaan jalan lahir baik, Ku
ibu dan janin baik”.
Dasar ditegakkan diagnosa adalah sebagai berikut :
a. Hari Pertama Haid Terakhir : 20 Agustus 2018
b. Taksiran Persalinan : 27 Mei 2019
c. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
d. DJJ : 140 x/i
e. Ibu tidak sakit saat palpasi
f. Leopold : Letkep
g. Tinggi badan : 152 cm
h. Tekanan darah : Tekanan Darah: 120/70 mmhg, Suhu 36,7,
Nadi 80x/i, Pernafasan 20x/i.
1. Masalah : gangguan rasa nyaman nyeri punggung bawah.
2. Kebutuhan :
a. Informasi hasil pemeriksaan
b. Pola kegiatan
c. Pola istirahat
d. Persiapan persalinan
e. Kunjungan Ulang
5.1.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Pada pasien ini tidak ditemukan dx atau dan masalah potensial
A. Subjektif
1.Biodata
Pasien INC berbeda dengan pasien ANC, pasien datang jam
05.50 wib tanggal 26 april 2019 telah dilakukan anamnesa Pada
kasus ini nama ibu Ny. Y umur ibu 30 tahun, agama islam, suku
minang, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat
bangun raya, kabupaten pasaman timur dan nama suami Tn. H
umur 31 tahun, agama islam, suku minang, pendidikan SMP,
pekerjaan Wiraswasta.
Kehamilan dapat dipengaruhi faktor umur, berdasarkan
usia muda yang dianggap beresiko bagi kehamilan dibawah 20
tahun dan diatas 35 tahun. Sedangkan pada usia dibawah 20 tahun
alat-alat reproduksi belum matang dan Akan beresiko seperti
anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran,
prematuritas. Usia diatas 35 tahun dianggap untuk menghentikan
kehamilan, karena pada usia terlalu tua sistem reproduksi sudah
mengalami penuaan (Furwasyih, 2016)
Sementara pada kasus Ny. “Y” menyatakan usianya 30
tahun, dimana usia 30 tahun tidak berisiko pada ibu.
2. Keluhaan utama
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan
telah ada
Menurut jurnal “jurnal ilmiah mahasiswa universitas
muhammadiyah ponorogo health science journal” Ibu mengalami
nyeri kontraksi dan rasa cemas selama kala I berlangsung. Nyeri
merupakan perasaan subjektif yang ditimbulkan oleh perubahan-
perubahan fungsi organ tubuh yang turut menentukan lancarnya
kelahiran bayi dari jalan lahir, nyeri ini disebabkan disebabkan karena
adanya kontraksi otot- otot rahim pada persalinan dengan frekuensi
mula-mula masih jarang dan tidak teratur misal setiap 20-30 menit,
kemudian menjadi lebih sering menjelang akhir kala I. (Indriani
Candra Dewi, 2019)
B. Objektif
Pukul 06.30 wib dilakukan pemeriksaan kepada Ny.Y dengan
hasil pemeriksaan yang diperoleh dalam batas normal tidak ditemukan
adanya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu keadaan umum ibu
baik dan TTV dalam batas normal. Pada kasus Ny. “Y” Head to Toe
dalam batas normal dan pembesaran perut ibu sesuai dengan usia
kehamilan, keadaan janin baik. Pada kasus Ny. Y pemeriksaan dalam
pertama kali dilakukan pada pukul 06.00 WIB dengan pembukaan
lengkap 5 cm, pada pemeriksaan dalam yang kedua jam 10.00
pembkaan ibu lengkap jam 10.00 WIB dengan tanda dan gejala kala II,
kala II pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan his mengendan mendorong janin keluar hingga lahir. Tanda –
tanda kala II seperti rektum tertekan, ibu merasakan hendak meneran,
kelihatan anus membuka, perenium menonjol dan menipis, vulva
membuka menurut (Furwasyih, 2016) tidak dilakukan pemeriksaan
dalam ulang karena kepala sudah terlihat 5-6 cm di depan vulva.
3. Pada kala IV
A. Subjektif
Tanggal 26 april 2019 pukul 17.00 WIB dilakukan
pemeriksaan Pada Ny.Y umur 30 tahun, agama islam, suku
bangsa minang, pendidikan SMA, pekerjaan IRT, alamat bangun
raya, Kabupeten Pasaman Timur. Pada kasus Ny. “Y” kunjungan
satu ibu mengalami mules pada perut .
Dikutip dalam “jurnal ilmiah mahasiswa universitas
muhammadiyah ponorogo health science journal” Menurut
Varney (2007: 102), mules-mules pada perut disebabkan karena
kontraksi rahim dan relaksasi yang terus menerus menerus
biasanya berlangsung selama 2-4 hari post partum. Gangguan ini
lebih banyak terjadi pada wanita dengan paritas yang banyak
(multipara) dan wanita menyusui. Cara efektif yang digunakan
untuk mengurangi mules pada perut adalah dengan
mengosongkan kandung kemih yang penuh yang menyebabkan
kontraksi uterus tidak optimal. (Indriani Candra Dewi, 2019)
Periode postpartum adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kadungan kembali
seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlansung 6
minggu (Furwasyih, 2016) Selama masa pemulihaan tersebut
berlansung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara
fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologi (Sulistyawati, 2009) . Pada kunjungan kedua ibu
mengatakan ASI kurang lancar, di dalam teori perawatan
payudara dilakukan untuk mempelancar pengeluaran ASI
(Furwasyih, 2016).
2. Kunjungan nifas 2
Menginformaasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan umum ibu baik. Menjelaskan teknik menyusui yang benar
yaitu dengan cara minum air sebelum menyusui posisikan bayi
sejajar dengan perut telapak tangan berada dibokong bayi. Mulut
bayi menyuntun areola mamae ibu jari seharusnya masuk ke mulut.
Belum menyusui oleskan air susu ibu ke puting susu ibu supaya
tidak lecet. Menyusui bayi bergantian kiri dan kanan sekurang-
kurang 15 menit . Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Mengajurkan ibu untuk meminum tablet Fe yang diberikan kepada
ibu 1 sehari, menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang
mengandung gizi seperti ikan laut, daging sapi, tahu, tempe.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
tanpa memberikan susu formula atau makanan lainnya.
Memberikan konseling kepada ibu tentang alat-alat kontrasepsi
manfaat atau keuntungan dan kerugiannya. Mengajurkan ibu untuk
datang kunjungan ulang.
5.3.7 EVALUASI
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan