Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tugas Pokok dan Fungsi Pendamping Desa

Perbedaan mendasar model pendampingan paska ditetapkannya UU Desa adalah ada tuntutan
terhadap para Pendamping Desa untuk mampu melakukan transformasi sosial dengan mengubah
secara mendasar pendekatan “kontrol dan mobilisasi” pemerintah terhadap desa” menjadi pendekatan
“pemberdayaan masyarakat desa”. Masyarakat desa dan pemerintah desa sebagai satu kesatuan self
governing community diberdayakan untuk mampu hadir sebagai komunitas mandiri. Dengan
demikian, desa-desa didorong menjadi subyek penggerak pembangunan Indonesia dari pinggiran,
sehingga mampu merealisasikan salah satu agenda strategis prioritas Pemerintahan Jokowi-JK
yaitu

“MembangunIndonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-Daerah dan Desa dalam


Kerangka Negara Kesatuan”.

Tugas Pokok Pendamping Desa

Tugas pokok Pendamping Desa yang utama adalah mengawal implementasi UU Desa dengan
memperkuat proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa.

1. Fungsi Pendamping Desa

Pendamping Desa dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi:

 fasilitasi penetapan dan pengelolaan kewenangan lokal berskala desa dan


kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul
 fasilitasi penyusunan dan penetapan peraturan desa yang disusun secara
partisipatif dan demokratis
 fasilitasi pengembangan kapasitas para pemimpin desa untuk mewujudkan
kepemimpinan desa yang visioner, demokratis dan berpihak kepada
kepentingan masyarakat desa
 fasilitasi demokratisasi desa
 fasilitasi kaderisasi desa
 fasilitasi pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa
 fasilitasi pembentukan dan pengembangan pusat kemasyarakatan
[community center] di desa dan/atau antar desa
 fasilitasi ketahanan masyarakat desa melalui penguatan kewarganegaraan,
serta pelatihan dan advokasi hukum
 fasilitasi desa mandiri yang berdaya sebagai subyek pembangunan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan desa yang
dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel

 fasilitasi kegiatan membangun desa yang dilaksanakan oleh supradesa


secara partisipatif, transparan dan akuntabel
 fasilitasi pembentukan dan pemngembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa)
 fasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak ketiga
 fasilitasi pembentukan serta pengembangan jaringan sosial dan kemitraan

Rincian Tugas, Kerangka Kerja, dan Output Pendampingan Desa

Pendampingan Desa yang secara khusus dibiayai oleh Pemerintah pada tahun anggaran 2015 dan
ditempatkan di wilayah kabupaten/kota adalah pendamping Desa dan pendamping Teknis.

Pendamping Desa berkedudukan di kecamatan dan dapat ditempatkan di ibukota kecamatan, desa
dan/atau antar desa. Pendamping Desa dapat berkualifikasi sarjana dan berkualifikasi lulusan sekolah
menengah atas (SMA) atau yang sederajat. Pendamping Desa berkualifikasi lulusan SMA disebut
dengan istilah Pendamping Lokal Desa (PL Desa) seluruhnya berkompetensi pemberdayaan
masyarakat.
Pendamping Desa berkualifikasi sarjana yang selanjutnya disebut dengan istilah Pendamping Desa
dibagi menjadi dua jenis kompetensi pendampingan yaitu kompentensi pemberdayaan masyarakat
desa dan kompetensi teknik sipil. Selanjutnya, Pendamping Desa berkualifikasi sarjana disebut
dengan istilah Pendamping Desa.

Pendamping Teknis berkedudukan di kabupaten/kota. Pendamping Teknis berkualifikasi sarjana dan


dibagi menjadi empat jenis kompetensi pendampingan yaitu: kompentensi pemberdayaan masyarakat
desa, manajemen keuangan, teknik sipil, dan usaha kredit mikro. Pendamping Teknis di
kabupaten/kota selanjutnya disebut dengan istilah Pendamping Teknis Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Pendamping Teknis Infrastruktur Desa, Pendamping Teknis Keuangan Desa, Pendamping
Teknis Usaha Ekonomi Desa.

Rincian tugas, kerangka kerja dan output pendamping desa dan pendamping teknis adalah sebagai
berikut:

1. Pendamping Lokal Desa

No Tugas Pokok Langkah Kerja Output Kerja


melakukan fasilitasi * fasilitasi penyusunan RPJMDesa * * tersusunnya RPJMDesa *
a) perencanaan pembangunan fasilitasi penyusunan RKP Desa * tersusunnya RKP Desa *
dan keuangan desa fasilitasi penyusunan APBDesa tersusunnya APBDesa
* adanya rencana kerja
pelaksa-naan kegiatan
pembangunan desa *
adanya swakelola
* fasilitasi tahapan persiapan
melakukan fasilitasi pembangunan desa *
pelaksanaan kegiatan * fasilitasi
b) pelaksanaan pembangunan adanya pendayagunaan
tahapan pelaksanaan kegiatan
desa sumberdaya lokal * adanya
pembangunan desa
swadaya masyarakat desa *
adanya penanganan
pengaduan dan masalah
secara mandiri
* fasilitasi pemdes dan pelaksana
* adanya tata kelola
kegiatan untuk mengembangkan tata
melakukan fasilitasi pembiayaan pembangunan
kelola pembiayaan pembangunan
pengelolaan keuangan desa desa yang baik dan dapat
secara baik dan dapat diper-
dalam rangka dipertanggung jawabkan *
c) tanggungjawabkan * fasilitasi
pembangunan desa dan adanya pendayagunaan
pelaksana kegiatan untuk mengelola
pemberdayaan masyarakat dana apbd desa oleh
dana apbdesa dalam rangka
desa pelaksana kegiatan secara
pembangunan dan pemberdayaan
transparan dan akuntabel
masyarakat desa
melakukan fasilitasi
* fasilitasi proses evaluasi * adanya pertang-
d) evaluasi pelaksanaan
pelaksanaan gungjawaban pelaksanaan
pembangunan desa

Konsep Pendampingan Desa


Intisari Pendampingan Desa adalah memfasilitasi dan mendampingi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyaraktan
desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Fasilitasi dapat dilakukan dengan cara-cara yang kreatif
dengan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa beserta seluruh
aturan pelaksanaannya.
Masyarakat desa difasilitasi belajar untuk mampu mengelola kegiatan pembangunan secara mandiri.
Berbagai pelatihan dan beragam kegiatan pengembangan kapasitas diberikan oleh pendamping
mayarakat desa kepada masyarakat. Pengembangan kapasitas di desa dikelola langsung oleh
masyarakat sebagai bagian proses belajar sosial.
Dalam bangunan kerangka pikir pemberdayaan masyarakat Desa, penerapan UU Desa ini harus
dikawal oleh pendamping Desa yang bertugas mengajarkan aturan legal kepada masyarakat desa.
Pendampingan dan pelatihan dari pendamping Desa kepada masyarakat desa ini diharapkan
mempercepat proses internalisasi UU Desa sebagai sebuah proses pembiasaaan sosial dalam diri
masyarakat desa. Selain itu, pendamping Desa juga bertugas mendampingi warga desa meningkatkan
daya tawar dalam mengakses sumberdaya yang dibutuhkan rakyat desa sehingga program dan
kegiatan pembangunan mampu dikelola masyarakat desa itu sendiri.
Pendamping Desa bukan pengelola proyek pembangunan di desa. Kerja Pendampingan Desa
difokuskan pada upaya memberdayakan masyarakat desa melalui proses belajar sosial. Dengan
demikian, pendamping desa tidak dibebani dengan tugas-tugas pengelolaan administrasi keuangan
dan pembangunan desa yang berdasarkan UU Desa sudah menjadi tugas dan tanggungjawab
pemerintah desa.
Kerja Pendampingan Desa bukanlah melakukan kontrol dan “mobilisasi partisipasi” terhadap warga
desa dalam rangka menjalankan prosedur-prosedur kerja yang serba dirancang dari kepentingan luar
desa. Kerja pendampingan lebih tepat dimaknai sebagai proses fasilitasi terhadap warga desa agar
berdaya dalam memperkuat desanya sebagai komunitas yang memiliki pemerintahannya sendiri (self
governing community). Gambaran self governing community tercermin dari definisi desa dalam UU
Desa yaitu bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan desa untuk mengatur dan mengurus, yang adalah aktualisasi dari kedudukan desa
sebagai self governing community, berdasarkan Pasal 5 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
meliputi: kewenangan berdasarkan hak asal usul; dan kewenangan lokal berskala Desa.

Kewenangan desa dikelola dalam tata pemerintahan desa yang demokratis dengan bertumpu pada
empat komponen utama yaitu: musyawarah desa, pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Rakyat
(BPD) dan masyarakat desa. Pemerintahan desa merupakan “bejana kuasa rakyat”, sehingga
kewenangan desa sejatinya menjadi kewenangan rakyat yang ditopang oleh adanya kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan dalam bingkai pengarusutamaan perdamaian dan keadilan
sosial.
Hal penting yang harus dicermati dalam Tata Kelola Desa yang Demokratis adalah disebutkannya
dalam Pasal 54 UU Desa bahwa Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti
oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Hal yang bersifat strategis yang dimusyawarahkan di dalam musyawarah desa meliputi: penataan
Desa; perencanaan Desa; kerja sama Desa; rencana investasi yang masuk ke Desa; pembentukan
BUM Desa; penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan kejadian luar biasa. Musyawarah Desa ini
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan diikuti oleh Pemerintah Desa dan unsur
masyarakat yaitu antara lain: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan;
perwakilan kelompok tani; kelompok nelayan; kelompok perajin; kelompok perempuan; dan
kelompok masyarakat miskin.
Dalam rangka mewujudkan desa sebagai self governing community, fokus kerja Pendampingan Desa
diarahkan pada proses kaderisasi masyarakat desa. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah sebuah
bagian dari proses transformasi sosial yang digerakkan oleh kader-kader desa yaitu warga desa yang
dengan kebebasannya memilih untuk secara sukarela terlibat menjadi penggerak pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat di desanya. Kader desa adalah orang kunci yang mengorganisir dan
memimpin rakyat desa bergerak menuju pencapaian cita-cita. Kader Desa hadir sebagai pemimpin
Desa, para penggerak pembangunan Desa, tokoh-tokoh masyarakat, pengelola organisasi
kemasyarakatan yang ada di desa, kader-kader perempuan, maupun para pemuda yang yang akan
menjadi generasi penerus di desanya. Pendamping Desa memfasilitasi d an mendampingi warga desa
untuk bersama-sama merekrut, melatih dan membentuk kader-kader desa.

Anda mungkin juga menyukai