Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN TB PARU
RELAPS DI RUANG MAWAR RSUD KARANGASEM
TANGGAL 1 NOVEMBER s/d 4 NOVEMBER 2016

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANAK AGUNG AYU SINTYA DEVI MAHARANI


NIM : P07120015074

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
TAHUN 2016/2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN TB PARU
RELAPS DI RUANG MAWAR RSUD KARANGASEM
TANGGAL 1 NOVEMBER s/d 4 NOVEMBER 2016

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 November 2016 pada pukul 16.00
Wita, di Ruang Mawar RSUD Karangasem. Data pasien diperoleh melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan rekam medik pasien.
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Penjual ikan hias
Status perkawinan : .Menikah
Agama : .Hindu
Suku : Bali
Alamat : .Tanah Aji, Abang, Karangasem
Tanggal masuk : 20 Oktober 2016
Tanggal pengkajian : 1 November 2016
No registrasi : 084426
Sumber informasi : Pasien dan cacatan medik pasien

PENANGGUNG
Nama : Tn. K
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Tanah Aji, Abang, Karangasem
No hp : 087762437276
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung pasien

2. RIWAYAT KELUARGA
 Genogram (kalau perlu) : Tidak terkaji
 Keterangan genogram

3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluh batuk bercampur darah.
 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini
Pasien datang ke IRD RSUD Karangasem pada tanggal 20 Oktober
2016 pukul 23.30 Wita dengan keluhan batuk berdahak bercampur
darah, kondisi pasien lemah. Setelah dilakukan pemeriksaan yang
meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, dan cek laboratorium,
dengan hasil TD : 110/60 mmHg, Nadi : 90x/menit, Respirasi :
20x/menit, Suhu : 360 C, CRT : < 2 detik, turgor kulit baik,dan
GCS : 15 ( E: 4, V:5, M:6). Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter
mendiagnosa pasien Susp. TB Paru Relaps, dan disarankan agar
pasien dirawat inap di Ruang Mawar RSUD Karangasem, dengan
therapy yang diberikan di IRD yaitu :
a. IVFD NS : 16 tetes/menit
b. Therapy oksigen : 4 liter/menit
c. Cefoperazone Sulbactam : 2x1 gr
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan bahwa pasien dan keluarga sudah berupaya
rutin mengkonsumsi obat-obatan TB Paru dan sering kontrol ke
puskesmas, namun karena kondisi pasien yang tidak dapat
ditangani di puskesmas maka keluarga membawa pasien untuk
menjalani pengobatan di rumah sakit.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
 Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa dulu pasien pernah mengalami sakit
yang sama, yaitu sekitar 6 bulan yang lalu.
 Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa pasien dulu pernah dirawat di tempat
yang sama dengan saat ini yaitu diruang mawar dan dengan penyait
yang sama yaitu TB Paru.
 Alergi
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi terhadap
apapun, baik makanan, obat-obatan, maupun udara atau debu.
 Kebiasaan :(merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan
kesehatan)
Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki kebiasaan merokok,
minum-minuman beralkohol seperti tuak atau arak, dan sering
mengkonsumsi kopi setiap harinya.

c. Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami sakit
seperti pasien, dan dalam keluarga pasien tidak terdapat penyakit
keturunan seperti Diabetes mellitus, Hipertensi, dan lain-lain.

4. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan bahwa pasien menganggap batuk yang dialami
selama ini hanya batuk biasa, sehingga pasien tidak segera
memeriksakannya ke rumah sakit. Namun, setelah batuk berdahak
yang di keluarkan pasien bercampur darah pasien baru menyadari
bahwa sakit yang dialami pasien semakin parah. Pasien percaya bahwa
sakit yang dialaminya meupakan penyakit medis, dan tidak ada unsur
lainnya.
b. Pola Nutrisi/metabolic
Makan :
Sebelum sakit pasien makan 3x sehari, dengan menu nasi lembek
beserta lauk pauknya dan habis satu porsi. Saat sakit pasien hanya
makan 2x sehari dan hanya menghabiskan setengah porsi makannya.
Sebelum masuk rumah sakit berat badan pasien 56 kg dan setelah sakit
berat badan pasien 50 kg. pasien mengatakan nafsu makannya
berkurang.
Minum :
Sebelum sakit pasien minum sebanyak 8-10 gelas sehari atau
sebanding dengan 2000 ml air. Sedangkan saat sakit pasien tampak
sedikit minum dengan jumlah 3 gelas atau sebanding dengan 600 ml.
c. Pola eliminasi
Perkemihan : Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan
BAK 5x sehari, tidak ada kesulitan BAK,
konsistensi urine warna kuning pekat dan bau
khas, pasien BAK ditoilet.
Pencernaan : Sebelum sakit dan saat sakit pasien BAB 1x sehari
dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak
ada kesulitan BAB, pasien BAB di toilet.
Integumen : Sebelum sakit pasien mengatakan jarang
berkeringat terutama dimalam hari. Sedangkan
saat sakit pasien mengatakan sering berkeringat
pada malam hari, turgor kulit tidak elastis dan
kulit kering.

d. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilisasi di tempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi ROM 

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain


dan alat, 4: tergantung total.

e. Okigenasi
Sebelum sakit pasien mengatakan bahwa tidak merasa sesak baik saat
beraktifitas maupun istirahat. Sedangkan saat sakit pasien mengatakan
merasa sesak terutama saat batuk serta sedikit susah dalam
mengeluarkan dahak karena lengket. Pasien menggunakan oksigen
dengan kanula nasal dengan kecepatan 3 liter/menit.
f. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien beristirahat dengan baik, tidur siang 12.00-
14.00 wita, tidur malam 20.00-06.30 wita, tidak
pernah menggunakan obat tidur.
Saat dikaji : Pasien tidur siang pukul 13.00-14.00 wita, tidur
malam 21.00-03.00 wita, pasien sering terbangun
sekali-kali jika batuk.
g. Pola kognitif-perseptual
Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya, kesadaran
compos mentis, merespon terhadap rangsangan nyeri, pendengaran
baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah, dapat berinteraksi dengan
orang lain.
h. Pola persepsi diri/konsep diri
Identitas : Pasien berjenis kelamin laki-laki dan senang
dengan identitasnya sebagai laki-laki.
Harga diri : Pasien merasa bahwa ia berharga bagi anggota
keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.
Ideal diri : Pasien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai
penjual ikan hias karena sakit.
Gambaran diri : Pasien merasa ia adalah seorang anggota
masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang
baik.
Peran : Pasien bekerja sebagai penjual ikan hias yang
rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi
anggota keluarganya.
i. Pola seksual dan reproduksi
Pasien sudah menikah, mempunyai 3 orang anak, istri masih hidup.
Pasien tidak lagi melakukan hubungan seksual karena keadaan yang
sedang sakit.
j. Pola peran-hubungan
Hubungan pasien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.
Pasien bekerja sebagai seorang penjual ikan hias, pasien sudah
menikah. Pasien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain.
k. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim
medis tentang kondisi penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan
tanda-tanda pasien menyerahkan kesembuhannya pada Tuhan Yang
Maha Esa dan tim medis, N : 60x/ mnt, R : 26x/ mnt, ekspresi wajah
tampak tenang karena pasien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam
mengatasi masalah pasien sering meminta bantuan orang lain.
l. Pola keyakinan-nilai
Pasien beragama Hindu, pasien percaya dan yakin pada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis
GCS : verbal : 5 Psikomotor : 6 Mata : 4
Bentuk tubuh : Kurus
Postur tubuh : Tinggi
BB sebelum sakit : 56 kg
BB saat sakit : 50 kg
Tinggi badan : 175 cm
Keadaan kulit : Kering, turgor tidak elastis
Kebersihan kulit : Bersih

b. Keadaan Fisik (Head to toe)


1) Kepala dan leher
- Kepala
Inspeksi :Warna rambut hitam, kebersihan terjaga,
bentuk kepala oval.
Palpasi :Nyeri tekan tidak ada.
- Mata
Inspeksi :Sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis,
pupil isokor.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
- Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, sekret ada
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
- Mulut
Inspeksi : Bibir tampak kering, gigi tidak berlubang,
mukosa kering, bau mulut tidak ada.
- Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
lymfoid.
Palpasi : Nadi carotis teraba
2) Dada
 Paru
Frekwensi nafas : Tidak teratur
Kualitas : Normal
Suara nafas : Ronchi
Batuk : Ada
Sumbatan jalan nafas : Ada
 Jantung
Nadi : 60 x/ menit
Kekuatan : Kuat
Irama : Teratur
3) Payudara dan ketiak
Payudara simetris, tidak terdapat lesi, pembengkakan atau luka
terbuka. Ketiak bersih, dan ditumbuhi rambut.

4) Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, tidak ada lesi dan perdarahan.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada dan tidak ada massa.
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal yaitu 12x/menit
5) Genetalia
Tidak terkaji, pasien tidak mau mengungkapkannya.
6) Integumen
Turgor kulit tidak elastis, tidak ada lesi atau luka, tidak ada perdarahan
dan warna kulit sawo matang.
7) Ekremitas
 Atas
Akral hangat, kuku kurang bersih, tidak ada oedem, CRT < 2
detik, kekuatan otot 5 (kekuatan otot penuh), tidak ada sianosis,
jari lengkap, tangan kanan terpasang infuse NS 20 tetes/menit.
 Bawah
Akral hangat, kuku kurang bersih, tidak ada oedem, CRT < 2
detik,kekuatan otot 5 (kekuatan otot penuh), tidak ada sianosis,
jari lengkap.
8) Pemeriksaan neurologis
 Status mental dan emosi
Tidak terkaji.
 Pengkajian saraf kranial
Tidak terkaji.
 Pemeriksaan Reflek
Tidak terkaji.
c. Gejala kardinal
TD : 100/60 mmHg
N : 60x/menit
S : 360 C
RR : 26x/menit

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan yaitu pemeriksaan Darah
Lengkap
Tanggal : 1 November 2016
TEST RESULT UNIT REFERENCE
WBC 5,23 10^3/uL 4,10-10,90
LYMPH# 1,42 10^3/Ul 1,00-3,70
MONO# 0,45 10^3/uL 0,00-0,70
EO# 0,25 10^3/uL 0,00-0,40
BASO# 0,01 10^3/uL 0,00-0,10
NEUT# 3,10 10^3/uL 1,50-7,00
LYMPH% 27,2 [%] 20,0-50,0
MONO% 8,6 [%] 0,0-14,0
EO% 4,8 [%] 0,0-6,0
BASO% 0,2 [%] 0,0-1,0
NEUT% 59,2 [%] 37,0-72,0
RBC 4,34 10^6/uL 4,00-5,20
HGB 10,7 g/dL 12,0-16,0
HCT 34,4 [%] 36,0-46,0
MCV 79,3 fL 80,0-100,0
MCH 24,7 g 20,0-34,0
MCHC 31,1 g/dL 31,0-36,0
RDW-SD 43,0 fL 37,0-54,0
RDW-CV 15,5 [%] 11,6-14,8
PLT 479 10^3/uL 150-450
MPV 8,6 fL 9,0-13,1
PCT 0,41 [%] 0,17-0,35
PDW 9,4 fL 9,0-17,0
PLCR 14,5 [%] 13,0-45

b. Pemeriksaan Radiologi
Tidak ada pemeriksaan radiologi
c. Hasil Konsultasi
Tidak ada konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya
d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
Tidak ada pemeriksaan diagnostik lain
e. Diagnosa medis diruangan dan therapy
Diagnosa medis pasien Susp. TB Paru Relaps, dengan therapy yang
diberikan di ruangan yaitu :
a. IVFD NS : 16 tetes/menit
b. Cefoperazone Sulbactam injeksi : 2x1 gr
c. Asam Tranexamat injeksi : 3x1 Ampul
d. Vit.K injeksi : 3x1 Ampul
e. Codein tablet : 3x20 mg

B. ANALISA DATA
NO Hari/tanggal Data fokus Standar Normal Masalah
Keperawatan
1. Selasa, 1 DS : Pasien mengeluh a. Pasien tidak Ketidakefektifan
November sesak, batuk-batuk sesak, batuk bersihan jalan nafas
2016 berdahak bercampur pasien
darah. berkurang, dan
sputum pasien
DO : Pasien terlihat tidak bercampur
lemas, gelisah, pasien dengan darah.
terlihat sesak dengan b. Pasien tidak
frekuensi nafas lemas dan
26x/menit dan batuk- gelisah,
batuk. Sputum pasien frekuensi nafas
tampak kental. pasien dalam
rentang normal
yaitu 16-
24x/menit, dan
sputum pasien
tidak kental.
2. DS: Pasien mengeluh a. Nafsu makan Ketidakseimbangan
nafsu makannya pasien baik nutrisi : kurang dari
berkurang dan pasien b. Pasien mampu kebutuhan tubuh
merasa mengalami menghabiskan
penurunan berat satu porsi
badan makannya
c. Mukosa bibir
DO: Pasien tampak pasien lembab
lemas, mukosa bibir d. Tidak terjadi
kering, pasien tampak penurunan
hanya menghabiskan berat badan
setengah porsi dari
porsi yang disediakan,
dengan berat badan
sebelum sakit 56 kg
dan berat badan saat
ini 50 kg.
ANALISA MASALAH :
Dx. 1
P : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
E : Adanya sekret pada saluran pernapasan
S : Pasien mengeluh sesak, batuk-batuk dan pasien tampak lemas dan
gelisah
Proses terjadinya : Bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan karena
sekret yang terlalu kental sehingga pasien tidak mampu
untuk mengeluarkan atau membersihkan sekret yang
terdapat disaluran nafasnya sehingga menimbulkan obstruksi
saluran pernapasan yang menyebabkan pasien mengalami
sesak napas.
Akibatnya : Apabila tidak diberikan asuhan keperawatan, hal ini dapat
mengganggu kesehatan pasien, pasien akan tetap sesak,
batuk tidak hilang dan kondisi pasien akan semakin
memburuk.

Dx.2
P : Ketidakseimbangan nutrisi : kurag dari kebutuhan tubuh
E : Ketidakadekuatan asupan nutrisi
S : Pasien mengeluh lemas, nafsu nmakan menurun, dan pasien tampak
hanya menghabiskan setengah dari porsi makannya, membran mukosa
pasien kering, serta BB pasien mengalami penurunan
Prose terjadinya : Ketidakseimbangan nuterisi kurang dari kebutuhan tubuh
disebabkan karena ketidakadekuatan asupan nutrisi yang di
tandai dengan nafsu makan menurun, karena nafsu makan
menurun/berkurang maka intake nutrisi menjadi tidak
adekuat yang menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Akibatnya : Apabila tidak diberikan asuhan keperawatan, hal ini dapat
mengganggu kesehatan pasien, pasien akan lemas, tidak
bertenaga dan pasien akan mengalami penyakit saluran
pencernaan maupun penyakit kekurangan nutrisi.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)
No Tgl Dx Keperawatan TTd
Dx Muncul
1. 1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
November berhubungan dengan produksi sputum
2016 yang kental ditandai dengan adanya
suara napas tambahan ronchi,
perubahan frekuensi napas, Batuk
tidak efektif,sputum dalam jumlah
berlebih, dan gelisah

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan asupan nutrisi
ditandai dengan berat badan menurun,
membran mukosa pucat, dan
anoreksia.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana
Tujuan dan Intervensi Rasional
NO Hari/tanggal No
kriteria hasil
Dx.
1. Selasa, 1 1 Setelah diberikan 1. Kaji fungsi 1. Penurunan
November asuhan pernafasan fungsi nafas
2016 keperawatan seperti bunyi, dapat
selama 3x24jam kecepatan dan menunjukkan
diharapkan irama setiap ketidakmampuan
bersihan jalan hari untuk
nafas kembali 2. Observasi membersihkan
efektif dengan tanda-tanda jalan nafas.
kriteria hasil : vital 2. Penyimpangan
a. Batuk 3. Atur posisi normal TTV
berlendir pasien dengan menunjukkan
berkurang posisi semi perubahan status
atau hilang fowler setiap pasien.
b. Sekret kali pasien
encer merasa sesak 3. Posisi membantu
c. Tanda- nafas ekspansi paru
tanda vital 4. Ajarkan dan menurunkan
dalam teknik nafas upaya
batas dalam dan pernafasan.
normal batuk efektif 4. Memaksimalkan
d. Ronchi -/- 5. Anjurkan ventilasi dan
e. Frekuensi pasien untuk meningkatkan
pernafasan gunakan gerakan sekret ke
12- teknik batuk dalam jalan nafas
20x/menit efektif setiap besar sebagai
ingin batuk mudah
6. Anjurkan dikeluarkan
pasien untuk 5. Melatih pasien
meningkatkan untuk dapat
asupan cairan belajar
sedikitnya mengatasi batuk
2.500 ml/ hari yang dialaminya.
7. Kolaborasi 6. Pemasukan
beri obat cairan yang
sesuai banyak
instruksi membantu
dokter mengencerkan
sekret.
7. Beri obat dengan
teratur
mempercepat
proses
penyembuhan
2. 2. Setelah diberikan 1. Catat nutrisi 1. Berguna dalam
asuhan pasien, BB, mendefinisikan
keperawatan turgor kulit, derajat masalah
selama 3x24jam adanya dan pilihan
diharapkan riwayat mual intervensi yang
adanya muntah atau tepat.
peningkatan tidak.
nutrisi dengan 2. Awasi 2. Berguna
kriteria hasil : masukan mengukur
a. Adanya makanan dan keefektifan
peningkatan cairan. nutrisi dan
BB dukungan
3. Awasi
b. Tidak ada cairan.
pengeluaran
tanda
urine,
malnutrisi 3. Memaksimalka
keringat
c. Pasien tidak n masukan
timbang BB
mual nutrisi sebagai
setiap hari.
kebutuhan
energi
4. Anjurkan
pasien makan 4. Memberikan
dalam porsi bantuan dalam
sedikit tapi perencanaan
sering dengan diit dengan
makanan nutrisi yang
TKTP. adekuat

5. Kolaborasi
ahli gizi
komposisi
diit

E. IMPLEMENTASI
No Respon Pasien
Hari/Tgl Jam Tindakan Keperawata TTD
Dx
Rabu, 2 14.00 1, 1. Mengkaji fungsi pernafasan Saat dilakukan pengkajian
November Wita 2 seperti bunyi, kecepatan dan terdapat suara napas
2016 irama setiap hari sekaligus tambahan yaitu ronchi,
masalah nutrisi pasien frekuensi napas 26x/menit
dan irama nafas tidak
teratur. Pasien mengatakan
tidak nafsu makan dan
pasien tampak hanya
menghabiskan setengah
porsi dari porsi yang telah
disediakan.

14.30 2. Observasi tanda-tanda vital TD : 100/60 mmHg


Wita N : 60 x/menit
S : 360 C
RR : 26 x/menit

15.00 3. Mengobservasi KU pasien Pasien tampak lemas,


Wita gelisah

4. Kolaborasikan pemberian Pasien mengatakan merasa


terapi oksigen 2liter/menit lebih baik saat di pasangi
oksigen

16.00 5. Mengatur posisi pasien Pasien mengatakan saat


Wita dengan posisi semi fowler diposisikan semifowler
setiap kali pasien merasa pasien merasa lebih
sesak nafas dan ketika nyaman
pasien akan makan

6. Mengajarkan pasien teknik Pasien mengatakan lebih


nafas dalam dan batuk relaks saat diajarkan teknik
efektif setiap ingin batuk nafas dalam dan batuk
efektif. Pasien tampak
mampu mengikuti instruksi
dari perawat.

7. Menganjurkan pasien untuk Pasien mengatakan akan


18.00 gunakan teknik batuk mencoba menggunakan
Wita efektif setiap batuk teknik batuk efektif saat
mengeluarkan sputum

8. Memberikan HE tentang Pasien tampak memahami


pentingnya asupan nutrisi penjelasan dari perawat
untuk pasien

9. Menganjurkan pasien untuk Pasien mengatakan tidak


meningkatkan asupan cairan kuat minum sebanyak yang
sedikitnya 2.500 ml/ hari dianjurkan perawat

10. Mengobservasi makan dan Pasien tampak


minum pasien menghabiskan setengah
porsi dari makanan yang
telah disediakan

11. Menganjurkan makan dalam


Pasien tampak mengerti
porsi sedikit
dengan penjelasan perawat
tapi sering dengan makanan
TKTP.
12. Mengkolaborasi beri obat
sesuai instruksi dokter Pendelegasian pemberian
obat yaitu
- Cefoperazone sulbactam
- Codein
- Vit. K
1. Observasi tanda-tanda vital
Kamis, 3 14.00 1, TD : 100/60 mmHg
November Wita 2 N : 60 x/menit
2016 S : 360 C
RR : 26 x/menit
2. Mengobservasi KU pasien
Pasien tampak lemas, dan
pasien tidak gelisah lagi
3. Mengatur posisi pasien
15.00 dengan posisi semi fowler Pasien merasa lebih
Wita setiap kali pasien merasa nyaman jika posisi tidurnya
sesak nafas dan ketika semifowler dan
pasien akan makan memudahkan pasien untuk
makan
4. Melatih teknik nafas dalam
dan batuk efektif pada Pasien tampak mampu
pasien mengikuti instruksi perawat
dan pasien dapat
melakukannya secara
mandiri
5. Menganjurkan pasien untuk
16.30 gunakan teknik batuk Pasien mampu menerapkan
Wita efektif setiap batuk teknik batuk efektif saat
pasien akan mengeluarkan
dahak
6. Menganjurkan pasien untuk
17.00 meningkatkan asupan cairan Pasien mengatakan sejak
Wita sedikitnya 2.500 ml/ hari pagi telah minum 6 gelas
air putih
7. Mengobservasi makan dan
18.00 minum pasien Pasien tampak
Wita menghabiskan dua per tiga
porsi dari porsi yang
disediakan
8. Mengkolaborasi beri obat
sesuai instruksi dokter
Pendelegasian pemberian
obat yaitu
- Cefoperazone sulbactam
- Codein
- Vit. K

Anda mungkin juga menyukai