Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MILITUS

1. Pokok Bahasan : Diabetes militus


2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian diabetes
b. Klasifikasi diabetes militus
c. Tanda dan gejala diabetes militus
d. Penyebab diabetes militus
e. Faktor Resiko
f. Makanan yang pantang dan diperbolehkan
g. Upaya pencegahan diabetes militus
h. Upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki
3. Sasaran : masayarakat
4. Waktu : dari 08.00 s/d 08.50 wita
5. Tempat : Br. Dukuh sari
6. Hari/tanggal : 21 September 2016
7. Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum /TIU
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan kelompok masyarakat dapat mengetahui
tentang penyakit diabetes militus dimulai dari pengertian , klasifikasi,tanda gejala dan
pengobatan.
b. Tujuan Instruksional Khusus/TIK
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 50 menit diharapkan kelompok masyarakat
mampu menjelaskan :
a. Menjelaskan Pengertian diabetes militus
b. Meyebutkan Klasifikasi diabetes militus
c. Menyebutkan Tanda dan gejala diabetes militus
d. Menyebutkan Penyebab diabetes militus
e. Menyebutkan faktor resiko diabetes militus
f. Menyebutkan Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

1
g. Menyebutkan Upaya pencegahan diabetes militus
h. Menjelaskan upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki
8. Kegiatan
No Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
1 Pendahuluan 5 menit a. Penyuluh Memberi a. Menjawab
salam salam
b. Penyuluh b. Menjawab
memperkenalkan pertanyaan
anggota penyuluh c. Mendengarkan
c. Penyuluh dan
menjelaskan maksud memperhatikan
dan tujuan d. Mendengarkan
d. Penyuluh Memberi dan
pre test memperhatikan
2 Penyajian 25 a. Menjelaskan a. Mendengarkan
menit pengertian diabetes dengan
militus seksama
b. Menjelaskan tentang
klasifikasi diabetes
militus
c. Menjelaskan tanda
dan gejala diabetes
militus
d. Menjelaskan
penyebab diabetes
militus
e. Menjelaskan faktor
resiko diabetes
militus

2
f. Menjelaskan tentang
makanan yang
diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan
g. Menjelaskan upaya
pencegahan diabetes
militus
h. Menjelaskan upaya
pencegahan
komplikasi diabetes
pada kaki
3 Evaluasi 15 a. Tanya jawab a. Partisipasi aktif
menit b. Menanyakan kembali
c. Post test
4 Penutup 5 menit a. Meminta/memberi a. Memberikan
pesan dan kesan pesan dan
b. Memberi salam kesan
b. Menjawab
salam

9. Metode : Ceramah, demonstrasi dan Tanya jawab


10. Media : brosur, power point
11. Alat dan bahan : kursi, meja, 1 sound, cuk roll, 2 mic, koran
12. Materi : Terlampir I
13. Evaluasi :
a. Struktur
Satuan acara penyuluhan ini sudah direncanakan dari 3 minggu yang lalu, sudah
disusun sejak 2 minggu yang lalu, media yang digunakan sudah disiapkan 2
minggu lalu diantaranya brosur, power point, dan bahan-bahan untuk
demonstrasi.

3
b. Proses
Dari 70 undangan yang disebar hanya 60 orang saja yang dapat menghadiri
undangan ini
c. Hasil
Dari 60 undangan yang menghadiri penyuluhan 83% yang sudah mengerti, 8 %
yang belum mengerti, dan 9% meninggalkan tempat saat penyuluhan
berlangsung.

14. Daftar Pustaka


American Diabetes Association(ADA).2013.Diagnosis and Classification of Diabetes
Militus.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Diabetes Militus . Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Kemenkes RI .2013. Riset kesehatan dasar .Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2013. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Militus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI

4
Lampiran 1

MATERI DIABETES MILITUS

A. Pengertian
Menurut International Diabetes Federation (IDF), DM adalah penyakit kronis yang
digambarkan sebagai keadaan kadar glukosa darah yang meningkat (hiperglikemia) yang
berhubungan dengan kematian. Penyakit ini muncul ketika sel- sel beta di pankreas gagal
menghasilkan hormon insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang dihasilkan secara efektif. Seseorang dapat dikatakan DM bila didiagnosis dengan
kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar glukosa darah
sewaktu (plasma vena) atau acak ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa darah puasa (plasma vena)
Antara 110-126 mg/dl, tes gula darah 2 jam setelah makan (post pradial) bernilai 140-
200 mg/dl
B. Klasifikasi Diabetes Militus
1. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin (DMTI/IDDM/Tipe 1)
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh
kekurangan hormone insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM). Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak, dan
remaja. Pada umumnya, diabetes tipe 1 pertama kali didiagnosis pada orang yang
berumur dibawah 40 tahun, tetapi adakalanya penyakit ini terjadi pada orang yang
berumur di atas 40 tahun. Diabetes tipe 1 merupakan kondisi autoimun yang
menyebabkan kerusakan sel β pankreas sehingga menimbulkan defisiensi insulin
absolut. Pada DM tipe 1 merupakan gangguan poligenik dengan peran faktor genetik
sebesar 30%. Sebagian besar individu dengan IDDM biasanya dengan berat badan
normal atau di bawah normal. Gejala klasik IDDM yang tidak diobati adalah poliuria
(peningkatan pengeluaran urine), polidipsia (peningkatan cairan yang masuk),
polifagia (peningkatan makanan yang masuk), dan kehilangan berat badan.Sampai saat
ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat diobati dengan pemberian terapi insulin yang
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet, dan
faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diabetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

5
darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah terutama pada anak-anak atau
balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan
mudah terserang berbagai penyakit.

2. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI/NIDDM/Tipe 2)


Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan gangguan insulin yang berbeda dengan diabetes
tipe 1. Kasus diabetes tipe 2 terdapat lebih dari 90% kasus di seluruh dunia
dibandingkan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 2 disebut juga maturity onset biasanya
menyerang orang berusia sekitar 40 tahun dimana hormon insulin dalam tubuh tidak
dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti
kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya
sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Obesitas sering dikaitkan dengan penyakit
ini. Sekitar 80% pasien diabetes tipe 2 mengalami obesitas karena obesitas berkaitan
dengan resistensi insulin.Penyakit diabetes tipe 2 ini dapat dikendalikan dengan diet,
olah raga, atau obat antidiabetes.
3. Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan
normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal
mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM, kegemukan,
dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia,
ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM
mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang pertumbuhan bayi dan
makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu tersebut meningkat
risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.
4. Diabetes tipe lain
Diabetes Tipe Lain, Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat
kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit
Cushing’s , akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin),

6
penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma
genetik
(Down’s, Klinefelter’s).

C. Tanda dan Gejala Diabetes Militus


Manifestasi klinis diabetes mellitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik
defisiensi insulin. Pasien-pasien dengan defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa darahnya yang normal setelah makan karbohidrat.
Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka
timbullah glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia).
Karena glukosa hilang bersama urine maka pasien mengalami penurunan berat
badan. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai
akibat kehilangan kalori. Pasien akan mengeluh lelah dan mengantuk. Disamping
itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat
lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun, dan luka sukar sembuh.
D. Penyebab Diabetes Militus
1. Faktor Genetik
Penderita diabetes militus tipe 1 mewarisi kecenderungan genetic kearah
diabetes militus tipe kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki
tipe HLA (human leucocyt antigen) tertentu. Risiko meningkat 20 kali pada
individu yang memiliki tipe HLA DR3 atau DR4
2. Faktor imunologi
Respon abdormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara beraksi jaringan tersebut sebagai jaringan asing
3. Faktor lingkungan
Virus/toksin tertentu memacu proses yang dapat menimbulkan distruksi sel beta
E. Faktor Resiko Diabetes Militus
1. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh

7
untuk seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetic
sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari
penyakit diabetes melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki
pola hidup dan pola makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup
insya Allah Anda akan terhindar dari penyakit yang mengerikan ini.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi
terhadap hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak
untuk menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk
memproduksi insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini
menjadi kelelahan dan akhirnya rusak. Segera hindari makan makanan yang
tinggi kalori
3. Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai
mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah
mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap
hormon insulin.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang
mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti
jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur
minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
5. Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan
sifatnya sangat komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah
terserang penyakit diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas
dengan tidak menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab
bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah tubuh Anda. Efek jangka panjang
rokok sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai sekali kalau agama
sangat membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya
ketimbang manfaatnya.

8
6. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi Manakan berkolesterol tinggi
juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk seseorang mudah
terserang penyakit diabetes melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak
lebih dari 300mg per hari.
7. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam
tubuh termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu setres bisa memacu
sel-sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit
kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten
terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam
keadaan serius. Banyak-banyaklah untuk selalu bertawakkal kepada Allah
dalam setiap menghadapi masalah hidup. Bergantunglah hanya kepada Allah
dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran tenang dan beban terasa ringan.
8. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu
banyak konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu
untuk seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan
dalam meningkatkan resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes mellitus
9. Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu
keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel
tubuh menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya
kembali normal selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun
demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan
punya potensi diabetes melitus.
10. Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk
terserang diabetes melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia
jauh lebih tinggi dibanding di benua lainnya. Bahkan diperkirakan lebih 60%
penderita berasal dari Asia.

9
F. Makanan yang dipantang dan diperbolehkan
Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet
harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus menurut
kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

Jenis Diet Energi (kal) Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g)
I 1100 172 43 30
II 1300 192 45 35
III 1500 235 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5
V 1900 299 60 48
VI 2100 319 62 53
VII 2300 369 73 59
VIII 2500 396 80 62

Keterangan :

- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi
- Jenis diet VI s/d VIII deberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile
diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.

Interval makanan penderita Diabetes Mellitus

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula
darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila
berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes

10
mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak
terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah stabil, perlu pengaturan jadwal makan
yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20%), siang (30%),
sore (25%) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-masing (10-15%).

Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kalori :

Jenis Makanan Berat (gr) URT


Makan Pagi
Nasi / penukar 100 1 gls
Lauk hewani 50 1 ptg
Lauk nabati 25 ½ ptg
Sayuran A 100 1 gls
Buah 0 0 ptg
Minyak 10 1 sdm
Gula 0 0 sdm
Jam 10.00
Buah 100 1 ptg
Makan Siang
Nasi/ penukar 200 1 ½ gls
Lauk hewani 50 1 ptg
Lauk nabati 50 1 ptg
Sayuran B 100 1 gls
Buah 100 1 ptg
Minyak 10 1 sdm
Gula 0 0 sdm
Jam 16.00
Buah 100 1 ptg
Makan Malam
Nasi/ penukar 150 1 gls
Lauk hewani 50 1 ptg
Lauk nabati 25 ½ gls
Sayuran B 100 1 gls
Buah 100 1 ptg
Minyak 10 1 sdm
Gula 0 0 sdm

Keterangan :

- Gls : Gelas
- Sdm : Sendok Makan
- Ptg : Potong

11
- Sdg : Sedang

Nilai Gizi :

- Energi : 1912 kkal


- Protein : 60 g (12,5% energy total)
- Lemak : 48 g (22,5% energy total)
- Karbohidrat : 299 g (62,5 % energy total )
- Kolesterol : 303 mg
- Serat : 37 g

Jenis Makanan yang dikonsumsi oleh penderita DM diklasifikasikan sebagai berikut :


a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
1. Manisan Buah
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es Krim

b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI ;


1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan

12
c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :
1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Bayam
5. Kacang Panjang
6. Pepaya
7. Jeruk
8. Pisang
9. Labu Siam

G. Upaya Pencegahan Diabetes Mellitus


Diantara penyakit degenaratif, DM termasuk salah satu penyakit yang sangat
potensial untuk dapat dicegah. Jumlah penderita DM tiap tahun semakin meningkat
(prevalensinya menunjukkan peningkatan per tahun) dan besarnya biaya
pengobatan serta perawatan penderita DM, terutama akibat-akibat yang
ditimbulkannya. Jika telah terjadi komplikasi, usaha untuk menyembuhkan
keadaan tersebut ke arah normal sangat sulit, kerusakan yang terjadi umumnya akan
menetap, maka upaya pencegahan sangat bermanfaat baik dari segi ekonomi
maupun terhadap kesehatan masyarakat.Perawatan kesehatan preventif untuk
penyakit DM bisa dengan pencegahan primordial, pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tersier.
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu pencegahan kepada orang-orang yang masih sehat
agar tidak memiliki faktor risiko untuk terjadinya DM. Pencegahan primordial
ditujukan kepada masyarakat yang sehat untuk berperilaku positif mendukung
kesehatan umum dan upaya menghindarkan diri dari risiko DM. Misalnya,
berperilaku hidup sehat, tidak merokok, memakan makanan yang bergizi dan
seimbang, diet, membatasi diri dengan makanan tertentu ataupun kegiatan
jasmani yang memadai.

13
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orang-orang yang
termasuk kelompok risiko tinggi, yakni mereka yang belum menderita tetapi
berpotensi untuk menderita DM. Pada pencegahan primer ini harus mengenal
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya DM dan upaya untuk
mengeliminasi/ menghilangkan faktor-faktor tersebut.Usaha pencegahan
primer ini dilakukan secara menyeluruh pada masyarakat tetapi diutamakan dan
ditekankan untuk dilaksanakan dengan baik pada mereka yang berisiko tinggi
yang berpotensi menderita DM. Tindakan yang perlu dilakukan untuk usaha
pencegahan primer ini meliputi penyuluhan mengenai perlunya pengaturan
gaya hidup sehat sedini mungkin dengan memberikan pedoman, yaitu
mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang seperti
meningkatkan konsumsi sayuran dan buah, membatasi makanan tinggi lemak
dan karbohidrat sederhana, dan mempertahankan berat badan normal sesuai
dengan umur dan tinggi badan. Selain itu yang dapat dilakukan adalah
melakukan kegiatan jasmani yang cukup dan sesuai dengan umur dan
kemampuan.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yaitu mencegah agar tidak terjadi komplikasi walaupun
sudah terjadi penyakit. Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan dan
menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi dini dan memberikan
pengobatan sejak awal. Pengobatan sejak awal harus segera dilakukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi menahun. Edukasi mengenai
diabetes mellitus dan pengelolaannya akan meningkatkan kepatuhan pasien
untuk berobat.

H. UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES PADA KAKI (DIABETES


FOOT)
Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai
adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat ber- manifestasikan sebagai ulkus,
infeksi dan gangren dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip Andarwanti,

14
2009). Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu
tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan rehabilitasi meliputi
program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian kondisi metabolik, debridemen
luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna, tindakan bedah rehabilitatif dan
rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu
diabetes dan senam kaki.
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau
bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Perawat sebagai salah satu tim
kesehatan, selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat
berperan dalam membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai
dengan penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana &
Atikah, 2010).
Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah di
kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah
gerakan sendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki penderita diabetes dapat
terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes (Anneahira,
2011).

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan senam kaki terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:

1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan, cek status


respiratori (dispnea atau nyeri dada), serta mengkaji status emosi responden (suasana
hati/mood, motivasi).
2. Memberikan penyuluhan tentang :Pengertian senam kaki ,Tujuan senam kaki, Manfaat
senam kaki, Indikasi dan kontraindikasi senam kaki, Langkah-langkah pelaksanaan senam
kaki
3. Pelatihan dan pelaksanaan senam kaki :Mengajarkan senam kaki sesuai dengan standar
operasional prosedur, Senam kaki dilakukan dengan menggunakan alat berupa kursi untuk
tempat duduk responden dan Koran bekas , Senam kaki dilaksanakan selama 30-45 menit,

15
4. Mengukur kembali sirkulasi darah sesudah melakukan senam kaki (post test) dengan
menggunakan tensimeter dan vascular doppler di lengan dan kaki hingga diperoleh tekanan
sistolik lengan dan kaki.
Dari kegiatan tersebut disusun rancangan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dan dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan
kegiatan.
a. Untuk mengukur aspek kognitif :
1. Penderita DM mengetahui tujuan dilakukannya senam kaki
2. Penderita DM mengetahui manfaat senam kaki
3. Penderita DM mengetahui cara melaksanakan senam kaki.
b. Untuk mengukur aspek afektif :
1. Penderita DM menyatakan senang mendapatkan pelatihan tentang senam kaki
2. Penderita DM menyatakan mau dan tertarik untuk mempelajari senam kaki.
3. Penderita DM menyatakan mau dan akan melaksanakan senam kaki 3 kali dalam
seminggu
4. Penderita DM menyadari pentingnya melaksanakan senam kaki untuk mencegah
komplikasi DM pada kaki.
c. Untuk mengukur aspek psikomotor/tindakan :
1. Penderita DM mampu berdiskusi perihal pelaksanaan senam kaki
2. Penderita DM antusias, perhatian dan aktif selama kegiatan pelatihan senam kaki
3. Penderita DM mampu melakukan senam kaki secara mandiri

Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga
memperkuat otot-otot kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain
itu, senam kaki juga dapat meningkatkan kekuatan pada otot paha, betis, dan juga
mengatasi keterbatasan dalam pergerakan sendi. tujuan dilakukannya senam kaki diabetes
adalah, Memperbaiki sirkulasi darah, Memperkuat otot-otot kecil, Mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki, Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha , Mengatasi keterbatasan
gerak.

16
Langkah-langkah senam kaki :

1. Pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

Pasien duduk diatas kursi

2. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas

17
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian
sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki diangkat

4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Ujung kaki diangkat ke atas

5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

18
Jari-jari kaki di lantai

6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

7. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung
jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.

19
8. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki
ke depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
9. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara
dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.
10. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah
kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah
kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobek kan kertas pada bagian kertas yang utuh.
4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

Senam kaki dapat membantu memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan memperkuat otot-
otot kecil kaki pada pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot

20
LAM[IRAN II

EVALUASI TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

a. Pertanyaan
a. Apakah itu diabetes militus ?
b. Apa saja klasifikasi diabetes militus ?
c. Apa saja tanda dan gejala diabetes militus ?
d. Apa penyebab diabetes militus ?
e. Apa faktor resiko diabetes militus
f. Apa saja makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk diabetes
militus ?
g. Apa saja upaya pencegahan diabetes militus ?
h. Bagaimana upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki ?
b. Jawaban
a. Klien mengerti tentang pengertian diabetes militus
DM adalah penyakit kronis yang digambarkan sebagai keadaan kadar glukosa darah yang
meningkat (hiperglikemia) yang berhubungan dengan kematian.

b. Klien mengetahui tentang klasifikasi diabetes militus


Klasifikasi diabetes militus terbagi menjadi dua yaitu Diabetes Mellitus Tergantung Insulin
(DMTI/IDDM/Tipe 1), dan Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin
(DMTTI/NIDDM/Tipe 2)

c. Klien mengetahui tentang tanda dan gejala diabetes militus


Tanda dan gejala dari diabetes militus adalah lemas kesemutan pada jari tangan dan kaki,
cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun, dan luka sukar sembuh.
meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Rasa lapar
yang semakin besar (polifagia), dan sering merasa lelah dan mengantuk

21
d. Klien mengetahui tentang penyebab diabetes militus
Penyebab diabetes militus terdiri dari faktor genetic, imunologi dan lingkungan

e. Klien mengetahui mengenai faktor resiko diabetes militus


Faktor risiko dari penyakit diabetes militus adalah riwayat keluarga, kegemukan, merokok,
usia, kurang aktivitas, merokok, mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi,stress
berkepanjangan, hipertensi, kehamilan, ras.

f. Klien mengetahui tentang diet diabetes militus


Diet untuk diabetes militus adalah kol, tomat, kangkung, kacang panjang, papaya, jeruk
labu dan pisang, untuk makanan yang boleh tetapi dibatasi adalah nasi, singkong,roti, telur,
tempe, tahu, kacang hijau sedangkan makanan yang tidak diperbolehkan adalah gula pasir,
manisan buah, madu, dll.

g. Klien mengetahui mengetai upaya pencegahan diabetes militus


Upaya pencegahan diabetes militus dapat dilakukan dengan pencegahan primodial,
pencegahan primer dan sekunder

h. Klien mengetahui bagaimana upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki


Upaya pencegahan komplikasi diabetes pada kaki dapat dilakukan dengan senam kaki yang
sangat bermanfaat untuk memperlancar sirkulasi darah , memperbaiki sirkulasi darah,
memperkuat otot sendi.

22

Anda mungkin juga menyukai