Anda di halaman 1dari 18

Volume Volume Volume Volume ΔA Δt

No
Aseton HCl H2O I2 A1 A2 t1 t2
1 2 5 8 5 0.231 0.131 35 1300
2 4 5 6 5 0.238 0.138 40 658
3 6 5 4 5 0.222 0.122 35 531
4 8 5 2 5 0.218 0.118 35 407
5 5 2 8 5 0.226 0.126 35 1192
6 5 4 6 5 0.226 0.126 35 697
7 5 6 4 5 0.237 0.137 35 477
8 5 8 2 5 0.248 0.148 35 390
9 5 5 8 2 0.096 0.00 35 460
10 5 5 6 4 0.193 0.093 35 481
11 5 5 4 6 0.255 0.155 35 585
12 5 5 2 8 0.327 0.227 40 605

λ T
500 30
510 30.4
520 29.8
530 29
540 28
550 24.6
560 26.6
570 27.4
580 30.2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

Dosen Pembina:

Dr. Sumari, M.Si

Dr. Nazriati, M.Si

Oleh:

Kelompok 6

Andriyani (150332601538)**

Bragas Prakoso (150332607885)


Fernanda Tabetha C. W (150332607596)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

NOVEMBER 2017
PERCOBAAN 7

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

A. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa diharapkan dapat menentukan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam
suasana asam.

B. DASAR TEORI

Laju suatu reaksi aA + bB  cC dapat dinyatakan sebagai - - ataupun

. Laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi yang

dinyakan dalam suatu hukum atau persamaan laju. Persamaan laju reaksi secara
sederhana dapat dituliskan:

r=- = k [A]x [B]y ……………………………. (1)

Dimana x dan y berturut-turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. Secara

pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan - . Penentuan makin teliti jika ∆t

makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi tidak dapat diramalkan
dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melalui eksperimen. Dari
bentuk hukum ini seringkali dapat diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi dapat dituliskan
sebagai berikut:

CH3-CO-CH3(aq) + I2(aq) → CH3-CO-CH3I(aq) + I–(aq) + H+(aq)

Dari percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:


1. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalam
suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi OH-.
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga dalam
larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari 10%
pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung.
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi
tidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yang
sangat tinggi.
4. Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis halogen.

Berdasarkan fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan laju


reaksi, diperoleh persamaan:

= k [A][H+] ………………….. (2)

Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi keseluruhan
masing-masing berorde satu terhadap aseton dan asam tetapi tidak tergantung pada
konsentrasi halogen. Penentuan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam ini
digunakan metode spektrofotometri, dimana laju reaksi diikuti dengan mengukur laju
perubahan konsentrasi iodin dengan spektrofotometer. Absorbansi larutan
diusahakan antara 0,7 hingga 0,2 dengan memilih panjang gelombang yang sesuai.
Dalam mereaksikan reaktan, larutan aseton dicampur terlebih dahulu dengan HCl,
dan kemudian ke dalam campuran ini ditambahkan larutan iodin.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Spectronic 20 Tabung reaksi
Buret Gelas kimia
Labu takar Stopwatch
2. Bahan
Larutan aseton 3M Larutan HCl 0.3M
Larutan I2 0.015M Larutan KI (untuk pengenceran I2)
D. LANGKAH KERJA

Sampel
 Ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang maksimumnya (sekitar 530 nm)
dengan mengukur absorbansilarutan I2 sebagai fungsi λ.
 Ditentukan jumlah masing-masing pereaksi dimana untuk satu kelompok
percobaan hanya ada satu pereaksi yang konsentrasinya dalam campuran
bervariasi. Dengan demikian ada 12 percobaan. Volume campuran dibuat 25-
40 mL. Pada percobaan 1-4 dibuat volume aseton bervariasi. Percobaan 5-8
dibuat HCl bervarias dan pada percobaan 9-12 dibuat volume I2 bervariasi.
 Dibuat tabel dan disesuaikan volume untuk semua percobaan sama, dengan
cara menambahkan aquades ke dalam campuran.
 Dicampurkan aseton, asam dan aquades sesuai dengan tabel dan dimasukkan
dalam gelas kimia 50 mL.
 Ditambahkan larutan iodium dalam tabung reaksi dan dituangkan ke dalam
gelas kimia berisi campuran tersebut. Dijalankan stopwatch pada saat mulai
pencampuran.
 Diaduk segera dan ditiangkan campuran ke dalam sel untuk diukur
absorbansinya secepat mungkin (kurang lebih 1 menit) pada panjang
gelombang yang sesuai.
 Dicatat absorbansi dan waktu pada stopwatch sebagai (A 1 dan t1). (dbiarkan
kuvet tetap di dalam spektrofotometer dan stopwatch tetap berjalan).
 Dilakukan pengamatan absorbansi dan waktu berikutnya pada saat absorbansi
pada spektrofotometer berkurang 0,1. Pada saat itu dihentikam stpwatch dan
dicatat sebagai (A2 dan t2).
 Diulangi langkah 5-8 untuk variasi konsentrasi aseton, asam, dan iodium sesuai
dengan tabel yang dibuat

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN

 Penentuan orde reaksi tiap larutan


Nilai perubahan Absorbansi sebanding atau berbanding lurus dengan perubahan
konsentrasi, hal ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer, yaitu sebagai berikut,
sehingga laju reaksi yaitu,
Dalam grafik absorbansi (sumbu y) versus waktu (sumbu x), r merupakan slope dalam
persamaan garis, y = ax + b; r = a.
Dari percobaan dilakukan kalibrasi untuk menentukan Panjang gelombang maksimum
larutan iodin sehingga diperoleh data sebagai berikut:

λ (nm) %T A
500 30 3.33
510 30.4 3.29
520 29.8 3.36
530 29 3.45
540 28 3.57
550 24.6 4.07
560 26.6 3.76
570 27.4 3.65
580 30.2 3.31

Dari data di atas dapat diambil data absorbansi tertinggi pada panjang gelombang 550
nm, sehingga dapat diukur absorbansi dan dicatat waktunya.

Volume Volume Volume Volume ΔA Δt


No r
Aseton HCl H2O I2 A1 A2 t1 t2
1 2 5 8 5 0.231 0.131 35 1300 0.79×10-4
2 4 5 6 5 0.238 0.138 40 658 1.62×10-4
3 6 5 4 5 0.222 0.122 35 531 2.02×10-4
4 8 5 2 5 0.218 0.118 35 407 2.69×10-4
5 5 2 8 5 0.226 0.126 35 1192 0.86×10-4
6 5 4 6 5 0.226 0.126 35 697 1.51×10-4
7 5 6 4 5 0.237 0.137 35 477 2.26×10-4
8 5 8 2 5 0.248 0.148 35 390 2.82×10-4
9 5 5 8 2 0.096 0.00 35 460 2.26×10-4
10 5 5 6 4 0.193 0.093 35 481 2.24×10-4
11 5 5 4 6 0.255 0.155 35 585 1.82×10-4
12 5 5 2 8 0.327 0.227 40 605 1.77×10-4

Dari data absorbansi dan nilai waktu kita dapat menghitung masing-masing laju reaksi

dengan persamaan r = - . Nilai r dapat dilihat pada tabel. Berikut merupakan

perhitungan konsentrasi dari masing-masing larutan dengan volume variasi

a. Perhitungan Konsentrasi Aseton


[Aseton]0 = 3 M
1. Penambahan aseton 2 mL

2. Penambahan aseton 4 mL

[Aseton] = 0.6 M
3. Penambahan aseton 6 mL

[Aseton] = 0.9 M
4. Penambahan aseton 8 mL

[Aseton] = 1.2 M
Dari perhitungan di atas dapat diperoleh data sebagai berikut:

Volume aseton [aseton] ln [aseton] r ln r


2 0.3 -1.20390 0.79×10-4 -9.44606
4 0.6 -0.51082 1.62×10-4 -8.72791
6 0.9 -0.10536 2.02×10-4 -8.50724
8 1.2 0.18232 2.69×10-4 -8.22079

Dari data tersebut dapat digambarkan grafik.

Berdasarkan persamaan garis tersebut didapatkan persamaan linear:

y = 0.865x - 8.371

y = bx - a

r = k[aseton]b

ln r = ln k + b ln [aseton]
dimana nilai b = 0.865 yang merupakan orde dan nilai a = -8.371 merupakan nilai ln k.
Jadi, nilai orde dapat dibulatkan menjadi 1 dan nilai anti ln k = 2.31408×10-4 sehingga
dapat dituliskan persamaan laju reaksi r = k[aseton]1.

b. Perhitungan Konsentrasi HCl


[HCl]0 = 0.3 M
1. Penambahan HCl 2 mL

2. Penambahan HCl 4 mL

3. Penambahan HCl 6 mL

4. Penambahan HCl 8 mL

Volume HCl [HCl] ln [HCl] r ln r


2 0.03 -3.50655 0.86×10-4 -9.35652
4 0.06 -2.81341 1.51×10-4 -8.79823
6 0.09 -2.40794 2.26×10-4 -8.39498
8 0.12 -2.12026 2.82×10-4 -8.17360

Berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan linear:


y = 0.8632x - 6.3399

y = bx - a

r = k[HCl]b

ln r = ln k + b ln HCl]

dimana nilai b = 0.8632 yang merupakan orde dan nilai a = -6.3399 merupakan nilai ln
k. Jadi, nilai orde dapat dibulatkan menjadi 1 dan nilai anti ln k = 1.76448×10-3
sehingga dapat dituliskan persamaan laju reaksi r = k[HCl]1.

c. Perhitungan Konsentrasi I2
[I2]0 = 0.015 M
1. Penambahan I2 2 mL
2. Penambahan I2 4 mL

3. Penambahan I2 6 mL

4. Penambahan I2 8 mL

Volume I2 [I2] ln [I2] r ln r


2 0.0015 -6.50229 2.26×10-4 -8.39498
4 0.0030 -5.80914 2.24×10-4 -8.40386
6 0.0045 -5.40368 1.82×10-4 -8.61150
8 0.0060 -5.11599 1.77×10-4 -8.63941
Berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan linear:
y = -0.1933x - 9.6158

y = bx - a

r = k[HCl]b

ln r = ln k + b ln HCl]

dimana nilai b = -0.1933 yang merupakan orde dan nilai a = -9.6158 merupakan nilai
ln k. Jadi, nilai orde dapat dibulatkan menjadi 0 dan nilai anti ln k = 6.66670×10-5
sehingga dapat dituliskan persamaan laju reaksi r = k[I2]0.

d. Penentuan nilai k (konstanta laju reaksi)


Dari percobaan didapatkan data yang akan dibuat persamaan garis lurusnya. Dimana
salah satunya yaitu penentuan orde dan nilai k. sehingga nilai k masing masing larutan
dapat dihitung sebagai krata-rata.

krata-rata =

krata-rata =
krata-rata =

krata-rata = 23.05251 10-4

F. PEMBAHASAN

Pada percobaan kinetika halogenasi aseton dengan katalis asam ini bertujuan untuk
menentukan laju reaksi iodisasi aseton dengan katalis asam. Pada percobaan ini
digunakan variasi volume pereaksi aseton, HCl, I2, dan H2O digunakan untuk menyamakan
volume dalam campuran sehingga dapat diketahui pengaruh pereaksi-pereaksi tersebut terhadap
laju reaksi halogenasi di dalam campuran. Percobaan ini merupakan reaksi iodinasi aseton
karena menggunakan senyawa halogen yaitu iodin. Pada percobaan ini reaksi dikatalisis oleh
asam atau oleh ion H+ di dalam asam. Bertambahnya konsentrasi ion H+ pada larutan asam dan
bertambahnya konsentrasi ion OH- dalam larutan basa dapat mempercepat reaksi. Yang
membedakan antara katalis asam dengan basa adalah pada mekanisme reaksinya saja, pada asam
akan terjadi protonasi sedangkan pada basa akan terjadi deprotonasi. Penentuan kinetika reaksi
pada iodinasi aseton dapat diamati dengan berkurangnya konsetrasi iodin. Penggunaan asam
dalam percobaan kinetika reaksi iodinasi aseton ini, yakni asam klorida.

Mekanisme reaksi iodinasi aseton dengan katalis asam adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Aseton bereaksi dengan asam (HCl)

Tahap 2 : Penambahan aquades pada campuran

Tahap 3 : Penambahan I2 pada campuran


Langkah pertama pada percobaan ini adalah mengukur panjang gelombang
maksimum pada absorbansi tertinggi dengan menggunakan spektrofotometer dan didapatkan
panjang gelombang 550 nm. Kemudian menyiapkan larutan-larutan sesuai
dengan tabel yang dibuat dengan variasi volume mulai dari aseton, HCl,
iodin dan kemudian aquades untuk membuat semua campuran volumenya sama. Sesuai
dengan tabel dan volume pereaksi-pereaksi yang disiapkan, aseton, HCl, dan aquades
dicampurkan terlebih dahulu dan kemudian ditambahkan iodin ke dalam
larutan campuran bersamaan dengan stopwatch mulai dijalankan sambil campuran sedikit
diaduk. Kemudian dengan cepat larutan tersebut dimasukkan ke dalam sel dan
diukur absorbansinya. Waktu untuk proses pencampuran dan memasukkan sampel
ke dalam spektrofotometer harus dibuat sama untuk semua larutan yaitu 35 detik. Kemudian
diukur absorbansi pertama dan waktu untuk sampel yang masuk ke spektrofotometer sebagai A 1
dan waktu waku sebagai t1. Selanjutnya stopwatch tetap di jalankan sampai absorbansi turun 0,1
dan dicatat absorbansi sebagai A2 dan waktu sebagai t2. Untuk percobaan berikutnya dilakukan
perlakuan yang sama dengan mencampurkan volume variasi dari masing-masing pereaksi.
Setelah pengamatan kita dapat menghitung laju reaksinya dimana dapat dituliskan sebagai
berikut:

r=-

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa absorbansi zat akan berkurang seiring bertambahnya
waktu. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi antara aseton dengan I 2 yang semula berwarna kuning
kecoklatan menghasilkan hasil reaksi yang bening. Semakin memudarnya warna akan
menunjukkan penurunan absorbansi karena larutan semakin tidak menyerap panjang gelombang.
1. Penambahan Aseton 3 M
Berdasarkan percobaan dengan penambahan volume aseton yang berbeda (2, 4, 6, dan 8
mL) dapat diketahui bahwa semakin banyak volume aseton yang ditambahkan maka
laju reaksi semakin cepat. Hal ini dapat dilihat pada data bahwa waktu yang dibutuhkan
agar absorbansi turun 0.1 dari absorbansi awal pada penambahan volume aseton kecil ke
aseton yang volumenya tinggi semakin berkurang waktunya artinya laju semakin cepat.
Hal tersebut sesuai dengan dasar teori dimana semakin banyak reaktan (aseton) maka
laju reaksi akan semakin cepat. Dari percobaan ini didapatkan nilai orde reaksi aseton
yaitu 1 sehingga dapat diuliskan sebagai persamaan r = k[Aseton]1.
2. Penambahan HCl 0.3 M
Berdasarkan percobaan dengan penambahan volume HCl yang berbeda (2, 4, 6, dan 8
mL) dapat diketahui bahwa semakin banyak volume HCl yang ditambahkan maka
laju reaksi semakin cepat. Hal ini dapat dilihat pada data bahwa waktu yang dibutuhkan
agar absorbansi turun menjadi 0.1 dari penambahan volume HCl kecil ke HCl yang
volumenya tinggi semakin berkurang waktunya artinya laju semakin cepat. Hal tersebut
sesuai dengan dasar teori dimana semakin banyak konsentrasi H + (suasana asam) dalam
campuran maka laju reaksi akan semakin cepat. Pada percobaan ini didapatkan nilai orde
reaksi HCl yaitu 1 sehingga dapat diuliskan sebagai persamaan r = k[HCl]1.
3. Penambahan I2 0.015 M
Berdasarkan percobaan dengan penambahan volume I2 yang berbeda (2, 4, 6, dan 8 mL)
dapat diketahui bahwa semakin banyak volume I2 di dalam campuran maka tidak
akan berpengaruh terhadap laju reaksi. Hal ini dapat dilihat pada data bahwa waktu yang
dibutuhkan agar absorbansi turun menjadi 0.1 dari penambahan volume I2 kecil ke I2
yang volumenya tinggi tidak berbeda jauh artinya laju reaksi dari penambahan jumlah
halogen tidak berpengaruh pada laju reaksi atau laju reaksi relative sama/tetap. Hal
tersebut sesuai dengan dasar teori dimana konsentrasi halogen pada halogenasi tidak
mempengaruhi laju reaksi. Pada percobaan ini laju reaksi tetap sehingga didapatkan nilai
orde reaksi I2 yaitu 0, dapat diuliskan sebagai persamaan r = k[I2]0.

Persamaan laju reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam yaitu sebagai berikut:

Penentuan orde reaksi dari aseton, HCl, I2, didapatkan dari gradient kurva antara waktu dan
absorbansi. Sedangkan nilai k didapatkan dari menghitung anti ln k rata-rata. Nilai krata-rata:

sehingga dapat dituliskan persamaan laju pada percobaan ini:


G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dapat disimpulkan bahwa:
1. Persamaan laju reaksi halogenasi aseton berdasarkan percobaan yaitu:

2. Orde reaksi total pada percobaan ini yaitu 2,


3. Semakin banyak volume HCl yang ditambahkan maka semakin cepat reaksi yang terjadi
begitu pula dengan penambahan aseton,
4. Penambahan volume I2 di dalam campuran tidak berpengaruh terhadap cepat
lambatnya laju reaksi laju reaksi atau reaksi cenderung tetap.

H. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press.

Castelan, G.W. 1983. Physical Chemistry. 3 rd edition. Amsterdam: Addison Wesley


Publishing Company.

Day, R.A. Jr and Underwood, A.L. 1986. Kimia Analisis Quantitatif. Jakarta: Erlangga.

Giltom, Eiffel Ostan Jeski. 2012. Kinetika Aseton dengan Katalisator Asam .online,
(http://eiffelgultom.blogspot.co.id/2012/10/kinetika-aseton-dengan-katalisator-
asam.html) diakses pada 12 November 2017.

Lidler, Keith, J., dan Meisler, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The
Benjamin/Cuming Publishing Company, Inc.

Angel. 2011. Kinetika Halogenasi Aseton Dengan Katalisator Asam. Online,


(http://smileangel-chemistry.blogspot.co.id/2011/04/kinetika-halogenasi-aseton-
dengan.html), diakses pada 12 November 2017.

I. JAWABAN PERTANYAAN
1. Langkah-langkah penurunan rumus:
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, yaitu
Nilai perubahan Absorbansi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi,

sehingga laju reaksi yaitu . Dalam grafik Absorbansi versus waktu,

, sehingga r merupakan slope dalam persamaan garisnya


1. Penentuan Orde Reaksi
Penentuan Orde reaksi Aseton
Untuk konsentrasi Asam dan Iodin tetap, diperoleh persamaan garis:

Penentuan Orde reaksi HCl


Untuk konsentrasi Aseton dan Iodin tetap, diperoleh persamaan garis :

Penentuan Orde reaksi I2


Untuk konsentrasi Aseton dan Asam tetap, diperoleh persamaan garis:

Penentuan nilai k

2. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi dapat ditentukan dengan cara titrasi
volumetri. Terangkan cara tersebut.
a. Menentukan konsentrasi mula-mula, konsentrasi larutan yang bereaksi dengan
selang waktu dan konsentrasi sisa larutan. Sehingga diperoleh konsentrasi larutan
yang bereaksi dengan selang waktu, dimana nilai x didapatkan pada konsentrasi
larutan yang bereaksi.
- Harga (a−x) yang nantinya dipergunakan untuk membuat grafik hubungan
antara (sebagai ordinat) terhadap waktu (sebagai absis) dengan Persamaan laju
reaksi k= x.t/a( a − x ).

J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai