Anda di halaman 1dari 23

BAB III

GAMBARAN UMUM PKL KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG,


KOTA SEMARANG

3.1 Kondisi Geografis dan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Pendidikan


Tembalang
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif
Lokasi penelitian berada pada wilayah administrasi Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang. Kota Semarang secara geografis berada pada garis 6º 50’ - 7º 10’ LS
dan garis 109º 50’ - 110º 35’ BT, sedangkan secara administratif Kota Semarang
dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Sebelah Timur : Kabupaten Demak
Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 meter sampai dengan 348
meter di atas garis pantai. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah
kecamatan dan 177 Kelurahan. Kota Semarang dalam rencana tata ruang wilayah
(RTRW) Tahun 2011 – 2031 membagi wilayah kota ke dalam 10 BWK:
a. BWK I, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Semarang Tengah
 Kecamatan Semarang Timur
 Kecamatan Semarang Selatan
b. BWK II, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Gajahmungkur
 Kecamatan Candisari
c. BWK III, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Semarang Barat
 Kecamatan Semarang Utara
d. BWK IV, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Genuk
e. BWK V, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Gayamsari

50
 Kecamatan Pedurungan
f. BWK VI, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Tembalang
g. BWK VII, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Banyumanik
h. BWK VIII, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Gunungpati
i. BWK IX, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Mijen
j. BWK X, wilayahnya meliputi :
 Kecamatan Ngaliyan
 Kecamatan Tugu
Masing-masing BWK yang terdapat di Kota Semarang tersebut memiliki
peran dan fungsi pengembangan tersendiri. BWK yang memiliki fungsi pelayanan
primer untuk pengembangan pendidikan adalah BWK VI (Kecamaran Tembalang).
Oleh karena itu, lokasi penelitian difokuskan pada wilayah Kecamatan Tembalang
dimana pendidikan skala regional-nasional diarahkan di kawasan pendidikan
Tembalang ini. Kawasan pendidikan dalam penelitian ini dibatasi pada wilayah
administrasi Kelurahan Tembalang dan Kelurahan Bulusan. Secara administrasi,
lokasi penelitian memiliki batasan kawasan sebagai berikut:
Sebelah barat : Jalan Tol, Kecamatan Banyumanik
Sebelah timur : Lapangan Drill dan Taktis Kodam IV Diponegoro, kawasan
Sigarbencah, Kelurahan Bulusan
Sebelah selatan : Kelurahan Kramas
Sebelah utara : Jalan Prof. Soedharto, Area Kampus Universitas Diponegoro
(Undip) dan Politeknik Negeri Semarang (Polines), Kelurahan
Tembalang
Adapun letak administratif lokasi penelitian Kajian Penyediaan Ruang Kota
bagi PKL di Kawasan Pendidikan Tembalang dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

51
UNDIP

Kel. Tembalang Kel. Bulusan

Sumber: Revisi RDTR Kota Semarang Tahun 2014 – 2034

GAMBAR 3.1
PETA ADMINISTRASI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG

3.1.2 Kondisi Fisik Alam dan Pemanfaatan Ruang


Kondisi fisik alam kawasan pendidikan Tembalang sebagian besar berupa
lahan terbangun dengan topografi mulai datar hingga landai. Kondisi lahan yang ada
didominasi oleh tanah kering, sedangkan untuk tanah sawah hanya berupa sawah
tadah hujan dengan luasan yang minim. Berdasarkan data BPS tahun 2013, tanah
sawah yang berada di kedua kelurahan di dalam kawasan pendidikan Tembalang
seluas kurang lebih 52,60 Ha dengan sebaran 3,60 Ha di Kelurahan Tembalang dan
49,00 Ha di Kelurahan Bulusan. Lahan sawah terluas berada di Kelurahan Bulusan,
namun berada di daerah sekitar Meteseh (luar kawasan pendidikan yang menjadi
lokasi penelitian).
Kawasan pendidikan Tembalang sebagian besar merupakan lahan terbangun
(lahan kering) dengan berbagai aktivitas/ fungsi di dalamnya. Apabila dilihat dari
data statistik (2013) menunjukkan sebagian besar lahan di Kelurahan Tembalang dan
Bulusan merupakan bangunan dan pekarangan.

52
TABEL III.1
LUASAN TANAH KERING (HA) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG

Pekarangan Tegal/ Ladang/ Luas


No. Kelurahan Lainnya
& Bangunan Kebun Huma Total
1. Tembalang 185,28 76,35 0,00 3,00 264,63
2. Bulusan 120,28 133,67 0,00 1,00 254,95
Jumlah 305,56 210,02 0,00 4,00 519,58
Sumber : Kecamatan Tembalang Dalam Angka, 2016

Persentase Penggunaan Lahan Kering


0% 1%
Pekarangan &
Bangunan
40% Tegal/ Kebun

59% Ladang/ Huma

Lainnya

Sumber : Hasil Olah Data Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2016, 2017
GAMBAR 3.2
PROSENTASE PENGGUNAAN LAHAN KERING DI
KELURAHAN TEMBALANG DAN KELURAHAN BULUSAN

Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dilihat bahwa prosentase terbesar
di kedua kelurahan ini adalah pekarangan dan bangunan (mencapai 59%) dengan
sebaran terluas berada di Kelurahan Tembalang. Selain itu tegal/ kebun juga masih
cukup luas di wilayah ini, namun berada pada daerah kelerengan yang cukup curam
dan di luar kawasan pendidikan Tembalang (kawasan Sigar Bencah, Bulusan).
Penggunaan lahan di kedua kelurahan ini semakin berkembang kearah terbangun
seiring berkembangnya kawasan pendidikan dan peningkatan jumlah penduduk.
Peningkatan jumlah penduduk non alamiah (pendatang) yang sebagian besar adalah
mahasiswa dan pekerja dari luar daerah memiliki andil cukup besar dalam mengisi
ruang kota di kawasan ini. Lahan terbuka dan resapan air semakin berkurang akibat
maraknya pembangunan baik sebagai perumahan, perdagangan jasa, maupun fungsi
lainnya yang lebih produktif.

53
PETA PENGGUNAAN LAHAN BWK VI (KEC. TEMBALANG )

KENAMPAKAN CITRA SATELIT PEMANFAATAN RUANG DI


KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG

Kel. Tembalang Kel. Bulusan

Sumber : Revisi RDTR Kota Semarang Tahun 2014 – 2034 dan Citra Quickbird Kecamatan Tembalang 2012

GAMBAR 3.3
PETA KONDISI PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH STUDI

54
Sumber : Hasil Survei, 2015

GAMBAR 3.4
PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH STUDI

3.1.3 Rencana Pola Ruang BWK VI Berdasarkan Rencana Tata Ruang


Peraturan Daerah Kota Semarang No. 14 Tahun 2014 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 telah mengatur peruntukan ruang
di setiap lahan hingga 20 tahun ke depan. Dalam rencana pola ruang ke depan, BWK
VI diarahkan memiliki fungsi ruang yang lebih bervariatif. Adanya peran
pengembangan sebagai kawasan pendidikan tinggi memotifasi kegiatan-kegiatan
lainnya berkembang di kawasan ini.
Peruntukan ruang yang mendominasi di kawasan ini adalah kawasan
perumahan dan pendidikan, sedangkan untuk fungsi perdagangan dan jasa
berkembang di sepanjang koridor jalan utama penghubung kawasan. Jalan-jalan ini
adalah jalan Tembalang – Meteseh (Jl. Prof.Soedharto, Jl. Banjarsari, Jl. Timoho
Raya), dan jalan Bulusan – Kramas (Jl. Gondang Raya). Sedangkan fungsi lindung
sangat minim dan belum terlihat rencana peruntukan ruang terbuka hijaunya.
Perkembangan peruntukan ruang kedepan diarahkan sesuai dengan rencana pola
ruang yang telah disusun agar meminimalisir adanya penyimpangan penggunaan
lahan. Hal ini penting untuk menjaga kualitas lingkungan agar tetap seimbang dan
berkelanjutan.
Lebih jelasnya berikut peta yang menunjukkan rencana peruntukan ruang di
wilayah Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dalam rencana tata ruang yang telah
disusun.

55
Sumber : Revisi RDTR Kota Semarang Tahun 2014 – 2034
GAMBAR 3.5
PETA RENCANA POLA RUANG BWK VI (KECAMATAN TEMBALANG)

3.2 Karakteristik PKL di Kawasan Pendidikan Tembalang


3.2.1 Jumlah dan Lokasi PKL
PKL di kawasan pendidikan Tembalang merupakan bagian dari struktur
perekonomian di Kota Semarang Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa
Tengah menjadi salah satu kota yang menjadi pusat urbanit sehingga banyak
penduduk desa yang hijrah ke kota ini untuk mencari nafkah demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Penyediaan lapangan kerja formal yang membutuhkan tingkat
pendidikan dan keterampilan tertentu namun para migran tidak mampu mengakses
banyak penduduk yang akhirnya bekerja pada sektor informal, diantaranya sebagai
PKL. Berdasarkan data Dinas Pasar Kota Semarang Tahun 2012 (dalam
Brotosunaryo, dkk, 2013) diketahui bahwa jumlah PKL di kota ini mencapai 9.998
unit PKL dengan persebaran sebagai berikut:

56
TABEL III.2
SEBARAN PKL DI KOTA SEMARANG TAHUN 2012

No. Kecamatan Jumlah PKL


1. Pedurungan 493
2. Tembalang 139
3. Banyumanik 317
4. Semarang Tengah 2.723
5. Semarang Utara 1.509
6. Semarang Timur 2.075
7. Semarang Selatan 1.066
8. Semarang Barat 1.676
Jumlah 9.998
Sumber : Dinas Pasar Kota Semarang dalam Brotosunaryo, dkk, 2013

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa Kecamatan Tembalang


memiliki jumlah PKL terendah diantara kecamatan lainnya. Namun, apabila dilihat
adanya kawasan pendidikan tinggi di Tembalang mampu mengenerate banyak PKL
yang dapat melebihi jumlah tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Brotosunaryo, dkk (2013), PKL di Kota Semarang dapat dibagi dalam 7 jenis
barang dagangan, yaitu makanan, sandang, perlengkapan rumah tangga, mainan
anak, perlengkapan sekolah, elektronik, dan perlengkapan mobil/ motor. PKL-PKL
ini menggunakan berbagai jenis sarana berdagang, seperti tenda, gerobak, atau
dengan memanfaatkan lahan di pinggir jalan. Kawasan Tembalang yang merupakan
kawasan pendidikan tinggi banyak berkembang berbagai jenis PKL dengan berbagai
komoditas guna melayani kebutuhan penduduk baik penduduk asal/ asli maupun para
pendatang.
PKL di kawasan pendidikan Tembalang yang menjadi fokus dalam penelitian
ini tersebar hampir di sepanjang jalan, bahkan hingga di dalam permukiman. PKL
kini menyebar ke arah timur kawasan Tembalang, yaitu hingga ke daerah Timoho,
Gondang, dan Bulusan. Adapun beberapa jalan yang dimanfaatkan PKL untuk
berjualan di wilayah studi antara lain:
 Jalan Prof. Soedharto
 Jalan Sirajuddin
 Jalan Jatimulyo
 Jalan Banjarsari
 Jalan Timoho Raya/ Bulusan
 Jalan Gondang Raya

57
Jumlah PKL di lokasi studi berdasarkan kajian pada tahun 2008, jumlah PKL
di lokasi studi sebanyak 104 unit dengan sebaran 50 PKL di Jl. Prof. Soedharto, 13
PKL di Jl. Jatimulyo, 15 PKL di Jl. Sirajuddin, dan 26 PKL di Jl. Banjarsari
(Sulistianto, 2008). Pada kondisi saat ini, jumlah PKL semakin meningkat dan
berkembang ke daerah timur seperti Gondang, Timoho, dan Bulusan. Berdasarkan
hasil survei (2016), jumlah PKL di lokasi studi kawasan pendidikan Tembalang
mencapai 234 unit, dengan sebaran sebagai berikut:

TABEL III.3
JUMLAH PKL DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TAHUN 2016

No. Jalan Jumlah PKL


1. Jl. Prof. Soedharto 63
2. Jl. Sirajuddin 45
3. Jl. Jatimulyo 16
4. Jl. Banjarsari 60
5. Jl. Timoho Raya/ Bulusan 30
6. Jl. Gondang Raya 20
Jumlah 234
Sumber : Hasil Survei, 2016

58
Sumber: Hasil Survei Penyusun, 2016

GAMBAR 3.6
PETA LOKASI PKL DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG

56
3.2.2 Status Kependudukan
Kawasan pendidikan Tembalang adalah kawasan dengan jumlah penduduk
pendatang yang besar karena adanya daya tarik kawasan pendidikan tinggi. PKL
yang terdapat di kawasan ini juga sebagian besar bukan warga setempat, melainkan
penduduk sementara yang sengaja berinformal. Berdasarkan hasil pengolahan dari 70
responden, 71% merupakan penduduk bukan warga asli Tembalang, sedangkan 29%
adalah penduduk asli setempat. Hal ini mengindikasikan banyaknya permintaan akan
PKL oleh konsumen sehingga menarik masyarakat di luar kawasan untuk melakukan
kegiatan informal (PKL) di kawasan ini.

Persentase PKL Berdasarkan Status Kependudukan

29%

Asli
Sementara
71%

Sumber: Hasil Pengolahan, 2017


GAMBAR 3.7
PERSENTASE PKL BERDASARKAN STATUS KEPENDUDUKANNYA

Apabila dilihat dari masing-masing lokasi pengamatan, hampir di semua


lokasi sebagian besar adalah PKL dengan status bukan penduduk setempat. PKL di
Jl. Gondang Raya saja yang memiliki persentase sama, yaitu 50% penduduk asli
setempat dan 50% nya penduduk sementara. Persebaran ini mengindikasikan kelas
jalan dan peruntukan ruang di sekitar lokasi PKL, dimana Jl. Gondang Raya
sekitarnya adalah permukiman sehingga penduduk asli juga tertarik untuk
berinformal, sedangkan peruntukan ruang pada jalan lainnya adalah komersial.

56
Persebaran PKL Berdasarkan Lokasi dan Status Kependudukannya

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Jl. Prof. Jl. Sirajuddin Jl. Jatimulyo Jl. Banjarsari Jl. Timoho - Jl. Gondang
Soedharto Bulusan Raya
Raya

Asli Sementara

Sumber: Hasil Pengolahan, 2017


GAMBAR 3.8
PERSEBARAN PKL BERDASARKAN LOKASI DAN STATUS
KEPENDUDUKANNYA

3.2.3 Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan PKL di kawasan pendidikan Tembalang didominasi oleh
lulusan SMA/ SMK/ sederajat sebanyak 40%, kemudian 31% lulusan SMP/
sederajat, 20% lulusan SD, 4 % tidak tamat SD, 3% lulusan sarjana, dan 2% lulusan
akademi D-III. Tingkat pendidikan PKL sudah cukup baik, yaitu sebagian besar
sudah tamat pendidikan wajib 9 tahun, meskipun jumlah PKL dengan pendidikan
tinggi rendah dan sekitar 65% PKL tidak mendapatkan pendidikan dasar 9 tahun.

D III SI Tidak Tamat SD

2% 3% 4%
SD

20%
SMA/ SMK

40%

SMP

31%

Sumber: Hasil Pengolahan, 2017


GAMBAR 3.9
PERSENTASE JUMLAH PKL BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKANNYA

57
3.2.4 Tempat Usaha
PKL pada umumnya menempati ruang-ruang publik dengan tingkat lalu
lalang pengguna jalan yang cukup tinggi. Begitu pula dengan PKL di kawasan
Tembalang ini yang cenderung berlokasi di sepanjang jalan utama kawasan. Tempat
usaha yang digunakan juga menggunakan bagian jalan yang sebenarnya memiliki
fungsi utama sebagai ruang pejalan kaki dan keamanan. Namun, pada kenyataannya
ruang tersebut dimanfaatkan oleh PKL dan tidak memberikan ruang yang berpihak
pada pejalan kaki, bahkan mengganggu arus lalu lintas pengguna jalan lainnya.

2%
4%
3% 7%
7% Bahu Jalan
Trotoar
Pinggir Jalan
Emperan Rumah
77%
Emperan Toko
Tempat Parkir

Sumber: Hasil Pengolahan, 2017


GAMBAR 3.10
PERSENTASE TEMPAT USAHA PKL

Diagram di atas menunjukkan bahwa 77% PKL menggunakan bahu jalan


untuk menjajakan barang/ jasanya, sedangkan sebagian kecil lainnya menggunakan
trotoar, pinggir jalan, tempat parkir, dan emperan rumah ataupun toko. Pemilihan
bahu jalan sebagai tempat usaha ini dilakukan di lokasi-lokasi jalan yang dikaji. Hal
ini mengindikasikan perlu adanya penataan PKL pada ruang jalan sehingga tidak
mengganggu aktivitas lainnya.

58
Pertigaan Jl. Jatimulyo/ Jembatan Sirajuddin- PKL memanfaatkan bahu jalan di sepanjang pinggir jalan dari
Banjarsari, PKL memanfaatkan trotoar Banjarsari ke arah Meteseh

Gerobak-gerobak menutupi bangunan formal yang ada (Toko Gerobak-gerobak PKL di depan minimarket
Annida) di Jl. Sirajuddin (indomart Sirajuddin)

Sumber: Hasil Survei Penyusun, 2017

GAMBAR 3.11
TEMPAT BERJUALAN PKL

3.2.5 Waktu dan Sarana Berjualan PKL


PKL-PKL yang terdapat di kawasan pendidikan Tembalang memiliki jam
operasional yang variatif, mulai dari pagi hingga malam hari. PKL ada yang mulai
berjualan pagi hari seperti PKL sayuran di Jl. Adipati Unus dan Jl. Sirajuddin,
kuliner makanan/ sarapan menyebar di hampir sepanjang koridor jalan. Sedangkan
jasa dan kuliner buah-buahan mulai beroperasi sekitar pulul 09.00, dan pada lokasi
larangan di Jl. Prof.Soedharto (deretan dengan halte BRT) mulai banyak beroperasi
sekitar pukul 11.00 (siang hari) hingga malam hari.
Meskipun waktu berjualan PKL banyak yang tidak dilakukan sepanjang hari,
namun banyak sarana berjualan yang diletakkan di tempat berdagang (pinggir jalan/
atas trotoar) sepanjang hari. Sarana berdagang ini dapat mengganggu estetika
kawasan maupun aksesibilitas penduduk sekitar. Adapun sarana yang digunakan
PKL antara lain berupa kios, warung/ tenda, gerobak, gelaran, sepeda motor, dan

59
mobil. Perbedaan waktu berjualan antar PKL dan sarana berdagang ini dapat menjadi
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam penyediaan ruang bagi PKL.

Sarana berdagang gerobak yang diletakkan di atas PKL buah-buahan menggunakan sarana mobil dan
trotoar sepanjang hari di Jl. Banjarsari dasaran meja mulai pukul 09.00 di Jl. Bulusan Raya

PKL kuliner/ makanan rata-rata berjualan dengan gerobak dan/ atau tenda dari sore hingga malam hari, sebagai
contoh gambar kanan di Jl. Banjarsari, dan gambar kiri di Jl. Sirajuddin

Sumber: Hasil Survei Penyusun, 2017

GAMBAR 3.12
WAKTU DAN SARANA YANG DIGUNAKAN BERJUALAN PKL

3.2.6 Jenis Dagangan PKL


PKL-PKL yang terdapat di kawasan pendidikan Tembalang selain memiliki
jam operasional yang variatif, juga memiliki karakter jenis dagangan yang beraneka
ragam. Berdasarkan pengelompokan jenis dagangannya, PKL yang ada di kawasan
ini terdiri atas 4 jenis PKL, yaitu PKL makanan siap saji (prepared food), makanan
mentah/ setengah jadi (unprocessed and semiprocessed food), PKL bukan makanan
(non food), dan PKL jasa (services).
Adapun jumlah untuk masing-masing jenis dagangan di tiap koridor jalan
diidentifikasi sebagai berikut:

60
TABEL III.4
SEBARAN PKL BERDASARKAN JENIS DAGANGAN DAN LOKASI BERJUALAN
DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TAHUN 2016

Jalan Unprocessed
Prepared and Non
No. Services Jumlah
Jenis Food Semiprocessed Food
Dagangan Food
1. Jl. Prof. Soedharto 47 1 10 5 63
2. Jl. Sirajuddin 37 3 3 2 45
3. Jl. Jatimulyo 12 0 0 4 16
4. Jl. Banjarsari 43 2 7 8 60
5. Jl. Timoho Raya 22 3 4 1 30
6. Jl. Gondang Raya 17 0 2 1 20
Jumlah 178 9 26 21 234
Sumber : Hasil Survei, 2016

3.2.7 Pola Persebaran dan Pelayanan PKL


PKL di wilayah studi tersebar di sepanjang koridor jalan (linear) dengan
pelayanan ada yang menetap, semi menetap, dan keliling. PKL yang ada pada
umumnya mengelompok dengan PKL yang memiliki dagangan sejenis, misalnya
kuliner siang hari mengelompok di Jl.Prof.Soedharto (seberang Kampus Polines),
jenis jasa mengelompok di Jl. Jatimulyo (depan Masjid Diponegoro/ MPD), dan
buah-buahan mengelompok di Jl. Bulusan Raya arah ke Meteseh. Selain itu juga
terdapat beberapa jenis PKL yang melakukan usahanya jauh dari lokasi PKL lain.

PKL kuliner/ makanan rata-rata berkumpul dengan PKL bukan makanan tersebar dan sebagian tidak
PKL sejenis, seperti di Jl. Prof. Soedharto berkumpul dengan PKL lain, seperti di bawah tol

Sumber: Hasil Survei Penyusun, 2017

GAMBAR 3.13
PELAYANAN PKL DALAM BERJUALAN

3.2.8 Luas Lapak/ Ruang Berdagang


PKL di kawasan pendidikan Tembalang rata-rata menggunakan gerobak
sebagai sarana berdagangnya. Luasan lapak yang digunakan masing-masing PKL
variatif mulai dari kurang dari 1 m2 seperti untuk pedagang jajanan dengan gerobak

61
dorong kecil, atau di sepeda. Ukuran tempat berdagang rata-rata antara 1 – 2 m2, dan
yang paling luas lebih dari 4 m2 yang rata-rata digunakan untuk kuliner/ makanan.

TABEL III.5
LUASAN LAPAK BERJUALAN PKL DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG
TAHUN 2016
Jenis Dimensi Sarana
Jenis PKL Dagangan Jumlah
Sarana <1 m 2
1-2m 2
2 - 3 m2 3-4 m2 > 4 m2
Prepared Food kuliner gelaran/alas 4 4
gerobak 33 9 21 3
jongkok /
1 1 1
meja
kios 4 1 1 1
motor 3 2
warung
9 1 4 3 1
tenda
Unprocessed and buah-buahan kios 1 1
Semiprocessed
Food sayuran mobil 1 1
Non Food pulsa dan gerobak 1 2
aksesoris
kios 1
mobil 1 1
warung
1
tenda
kios rokok,
2 1 1
bensin kios
Services jasa gelaran/alas 1 1
gerobak 1 1
kios 2 1 1
mobil 1 1
warung
3 1 2
tenda
Jumlah 70 9 38 10 7 4

3.3 Karakteristik Konsumen/ Pengguna PKL di Kawasan Pendidikan


Tembalang
Masyarakat pengguna PKL/ konsumen di kawasan pendidikan Tembalang
pada umumnya adalah mereka yang tinggal/ beraktivitas di sekitar kawasan.
Karakteristik konsumen PKL secara umum di wilayah studi sebagaimana berikut.

3.3.1 Konsumen PKL Berdasarkan Usia


Konsumen PKL memiliki karakter usia yang beragam, dari anak-anak hingga
usia tua. Dominasi konsumen PKL di kawasan pendidikan Tembalang adalah

62
masyarakat dengan usia 20-24 tahun (sebanyak 45%) dan 15-19 tahun (sebanyak
17%). Berikut diagram yang menunjukkan kelompok usia konsumen PKL.

45-49 50-54 55-59 60-64


40-44 4% 2% 3% 1%
35-39 5% 15-19
7% 17%

30-34
9%

20-24
45%

25-29
7%

Sumber: Pengolahan Data, 2017

GAMBAR 3.14
PERSENTASE KONSUMEN PKL BERDASARKAN USIA

Dilihat dari dominasi usianya di atas, pengguna PKL sebagian besar adalah
pelajar dan mahasiswa. 56% adalah mereka dengan tingkat pendidikan SMU dan
35% adalah sarjana/akademi. Kondisi ini relevan mengingat kawasan Tembalang
merupakan kawasan pendidikan dengan pusat pendidikan adalah UNDIP dan
POLINES yang sebagian besar merupakan penduduk pendatang. Selain itu,
pengguna PKL lainnya adalah pelajar SD dan SLTP.

3.3.2 Konsumen PKL Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Konsumen PKL di kawasan pendidikan Tembalang rata-rata adalah lulusan
SMU sebanyak 56% dan lulusan akademi/ sarjana sebanyak 35%, sedangkan
sebagian kecil lainnya lulusan di bawahnya. Kondisi ini sesuai dengan kondisi
kawasan yang merupakan kawasan pendidikan tinggi yang banyak didatangi
mahasiswa lulusan SMU/ sederajat.

63
Tdk sekolah SD SLTP
1% 1% 7%
Sarjana /
Akademi
35%

SMU
56%

Sumber: Pengolahan Data, 2017


GAMBAR 3.15
TINGKAT PENDIDIKAN KONSUMEN DI KAWASAN TEMBALANG

3.3.3 Konsumen PKL Berdasarkan Mata Pencaharian


Konsumen PKL di kawasan pendidikan Tembalang 51% masih sebagai
mahasiswa. Hal ini terkait dengan karakteristik lokasi penelitian berada di kawasan
pendidikan. Selain mahasiswa, pengguna PKL lainnya di wilayah penelitian
berprofesi sebagai swasta (17%), wiraswasta (14%), PNS (8%), dan beberapa pekerja
lain seperti bidan, buruh, radiografer, penjaga masjid serta pelajar. Hal ini berarti
keberadaan PKL di wilayah penelitian memiliki peran penting yaitu memudahkan
pengguna dalam memenuhi kebutuhannya.

Buruh Pelajar Honorer Bidan Radiografer Penjaga


0% 3% 1% 1% 1% Masjid
Swasta IRT0%
17% 3%
PNS
8%

Mahasiswa Wiraswasta
51% 14%

Pensiunan
1%

Sumber: Pengolahan Data, 2017


GAMBAR 3.16
MATA PENCAHARIAN KONSUMEN DI KAWASAN TEMBALANG

64
3.4 Permasalahan Ruang PKL Kawasan Pendidikan Tembalang
Berdasarkan hasil identifikasi, dapat dilihat bahwasanya PKL di kawasan
pendidikan Tembalang memiliki jenis dagangan dan tempat usaha yang variatif.
Lokasi yang digunakan untuk berdagang cenderung berada di koridor jalan utama
kawasan, baik di pinggir jalan, ruang publik, maupun menginduk pada bangunan
formal yang ada. Kondisi ini membuat terjadinya konflik antar aktivitas, dan
ketiadaan ruang parkir mengakibatkan badan jalan semakin menyempit akibat
aktivitas PKL.
Adapun beberapa permasalahan ruang PKL di kawasan pendidikan
Tembalang antara lain:
a. PKL berada pada ruang publik seperti pinggir jalan dan trotoar mengakibatkan
hak pengguna jalan terabaikan.
b. Beberapa PKL berada di emperan pertokoan dengan kondisi yang kurang tertata
di sepanjang koridor jalan sehingga membuat fungsi/ akses ke bangunan formal
itu sendiri menjadi tidak optimal.
c. Belum adanya ruang publik khusus PKL yang dapat menampung jumlah PKL
yang semakin meningkat.
Aktivitas PKL di beberapa ruas jalan telah mengalami penggusuran seperti
yang terdapat di sebrang Polines (Jl. Prof. Soedharto) karena menempati lokasi yang
tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini
masih terdapat banyak pedagang kaki lima yang menempati ruang di jalan tersebut.

Sumber : Hasil Survei, 2016


GAMBAR 3.17
RAMBU LARANGAN BERJUALAN PKL DI JL. PROF. SOEDHARTO

65
Aktivitas PKL menyebabkan hambatan samping/ mengganggu aksesibilitas

Sumber : Hasil Survei, 2016


GAMBAR 3.18
AKTIVITAS PKL PADA LOKASI YANG TELAH MENGALAMI PENGGUSURAN
DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG (JL. PROF. SOEDHARTO)

66
Table of Contents
3.1 Kondisi Geografis dan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Pendidikan Tembalang . 50
3.1.1 Letak Geografis dan Administratif..................................................................... 50
3.1.2 Kondisi Fisik Alam dan Pemanfaatan Ruang .................................................... 52
3.1.3 Rencana Pola Ruang BWK VI Berdasarkan Rencana Tata Ruang .................... 55
3.2 Karakteristik PKL di Kawasan Pendidikan Tembalang......................................... 56
3.2.1 Jumlah dan Lokasi PKL ..................................................................................... 56
3.2.2 Status Kependudukan......................................................................................... 56
3.2.3 Tingkat Pendidikan ............................................................................................ 57
3.2.4 Tempat Usaha .................................................................................................... 58
3.2.5 Waktu dan Sarana Berjualan PKL ..................................................................... 59
3.2.6 Jenis Dagangan PKL .......................................................................................... 60
3.2.7 Pola Persebaran dan Pelayanan PKL ................................................................. 61
3.3 Karakteristik Konsumen/ Pengguna PKL di Kawasan Pendidikan Tembalang .... 62
3.3.1 Konsumen PKL Berdasarkan Usia..................................................................... 62
3.3.2 Konsumen PKL Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................ 63
3.3.3 Konsumen PKL Berdasarkan Mata Pencaharian ............................................... 64
3.4 Permasalahan Ruang PKL Kawasan Pendidikan Tembalang ................................ 65

GAMBAR 3.1 PETA ADMINISTRASI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG ...... 52


GAMBAR 3.2 PROSENTASE PENGGUNAAN LAHAN KERING DI KELURAHAN
TEMBALANG DAN KELURAHAN BULUSAN ............................................................... 53
GAMBAR 3.3 PETA KONDISI PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH STUDI .......... 54
GAMBAR 3.4 PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH STUDI .................................... 55
GAMBAR 3.5 PETA RENCANA POLA RUANG BWK VI (KECAMATAN
TEMBALANG) ..................................................................................................................... 56
GAMBAR 3.8 PETA LOKASI PKL DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG ....... 56
GAMBAR 3.7 PERSENTASE PKL BERDASARKAN STATUS KEPENDUDUKANNYA
............................................................................................................................................... 56
GAMBAR 3.8 PERSEBARAN PKL BERDASARKAN LOKASI DAN STATUS
KEPENDUDUKANNYA ...................................................................................................... 57
GAMBAR 3.9 PERSENTASE JUMLAH PKL BERDASARKAN TINGKAT
PENDIDIKANNYA .............................................................................................................. 57
GAMBAR 3.10 PERSENTASE TEMPAT USAHA PKL .................................................... 58
GAMBAR 3.11 TEMPAT BERJUALAN PKL .................................................................... 59
GAMBAR 3.12 WAKTU DAN SARANA YANG DIGUNAKAN BERJUALAN PKL .... 60
GAMBAR 3.13 PELAYANAN PKL DALAM BERJUALAN ............................................ 61
GAMBAR 3.14 PERSENTASE KONSUMEN PKL BERDASARKAN USIA .............. 63

67
GAMBAR 3.15 TINGKAT PENDIDIKAN KONSUMEN DI KAWASAN
TEMBALANG ..................................................................................................................... 64
GAMBAR 3.16 MATA PENCAHARIAN KONSUMEN DI KAWASAN
TEMBALANG ..................................................................................................................... 64
GAMBAR 3.17 RAMBU LARANGAN BERJUALAN PKL DI JL. PROF. SOEDHARTO
............................................................................................................................................... 65
GAMBAR 3.18 AKTIVITAS PKL PADA LOKASI YANG TELAH MENGALAMI
PENGGUSURAN DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG (JL. PROF.
SOEDHARTO) ...................................................................................................................... 66

TABEL III.1 LUASAN TANAH KERING (HA) DI KAWASAN PENDIDIKAN


TEMBALANG ...................................................................................................................... 53
TABEL III.5 SEBARAN PKL DI KOTA SEMARANG TAHUN 2012 .............................. 57
TABEL III.6 JUMLAH PKL DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TAHUN 2016
............................................................................................................................................... 58
TABEL III.7 SEBARAN PKL BERDASARKAN JENIS DAGANGAN DAN LOKASI
BERJUALAN DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TAHUN 2016 .................. 61

68

Anda mungkin juga menyukai