Anda di halaman 1dari 68

NCP SISTEM PERNAFASAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Intoleransi Aktivitas NOC NIC
Toleransi Terhadap Aktivitas Peningkatan Tidur
Kriteria Hasil :  Tentukan pola tidur/aktivitas pasien.
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas.  Perkirakan tidur/siklus bangun pasien di dalam
2. Frekuensi nadi ketika beraktivitas. perawatan perencanaan.
3. Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas.  Tentukan efek dari obat (yang dikonsumsi)
4. Kemudahan bernapas ketika beraktivitas.
5. Tekanan darah sistolik ketika pasien terhadap pola tidur.
 Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam
beraktivitas.
6. Tekanan darah diastolik ketika tidur.
 Monitor pola tidur pasien, dan catat kondisi
beraktivitas.
7. Warna kulit. fisik (misalnya, apnea tidur, sumbatan jalan
8. Kecepatan berjalan. napas, nyeri/ketidaknyamanan, dan frekuensi
9. Jarak berjalan.
10. Kekuatan tubuh bagian atas. buang air kecil) dan atau kondisi psikologis
11. Kekuatan tubuh bagian bawah. (misalnya, ketakutan dan kecemasan) keadaan
yang mengganggu tidur.
 Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur.
 Sesuaikan lingkungan (misalnya, cahaya,
keheningan, kebisingan, suhu, kasur, dan
tempat tidur) untuk meningkatkan tidur.
 Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
untuk memfasilitasi perpindahan dari terjaga
menuju tidur.
 Bantu untuk menghilangkan situasi stress
sebelum tidur.
 Monitor makanan sebelum tidur dan intake
minuman yang dapat
memfasilitasi/mengganggu tidur.
 Anjurkan pasien untuk menghindari makanan
sebelum tidur dan minuman yang mengganggu
tidur.
 Bantu pasien untuk membatasi tidur siang
dengan menyediakan aktivitas yang
meningkatkan kondisi terjaga, dengan tepat.
 Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi
oto autogenik atau bentuk non-farmakologi
lainnya untuk memancing tidur.
 Mulai/terapkan langkah-langkah kenyamanan
seperti pijat, pemberian posisi, dan sentuhan
afektif.
 Bantu meningkatkan jumlah jam tidur, jika
diperlukan.
 Anjurkan untuk tidur siang di siang hari, jika
diindikasikan untuk memenuhi jam tidur.
 Sesuaikan jadwal pemberian obat untuk
mendukung tidur/siklus bangun pasien.
 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi pasien.
 Atur rangsangan lingkungan untuk
mempertahankan siklus siang-malam yang
normal.
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga
mengenai teknik untuk meningkatkan tidur.

Diagnosa NOC NIC

Ketidakefektifan bersihan jalan napas Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 1. Stabilisasi dan membuka jalan napas:
jam diharapkan masalah ketidakefektifan o Posisikan pasien dan kepala sesuai
bersihan jalan napas dapat teratasi dengan dengan kebutuhan
o Suction mulut dan orofaring
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: o Monitor adanya sesak napas,
mengorok saat tube oro/nasofaring
 Batuk yang tidak efektif 1. Frekuensi napas normal terpasang pada tempatnya
 Dispnea 2. Irama napas normal o Bantu pemasangan tube endotrakeal
 Gelisah 3. Kedalaman inspirasi dengan mengumpulkan peralatan
 Kesulitan verbalisasi 4. Kemampuan untuk mengeluarkan secret intubasi dan peralatan darurat yang
 Mata terbuka lebar 5. Ansietas dibutuhkan, atur posisi pasien, berikan
 Ortopenea 6. Ketakutan pengobatan sesuai resep, dan monitor
 Penurunan bunyi napas 7. Tersedak pasien akan adanya komplikasi saat
 Perubahan frekuensi napas 8. Suara napas tambahan pemasangan
 Perubahan pola napas 9. Tidak ada pernapasan cuping hidung o Jelaskan pada pasien dan keluarga
 Sianosis 10. Tidak ada penggunaan otot bantu napas tentang prosedur intubasi
 Sputum dalam jumlah yang berlebihan 11. Pasien tidak mendesah saat bernapas o Berikan oksigen 100% selama 3-5
 Suara napas tambahan 12. Dispnea saat istirahat menit sesuai yang dibutuhkan
 Tidak ada batuk 13. Dispnea dengan aktivitas ringan o Auskultasi dada setelah intubasi
14. Batuk
o Observasi kesimetrisan pergerakan
15. Akumulasi sputum
dinding dada
16. Respirasi agonal
Faktor yang berhubungan: o Monitor status pernapasan sesuai
kebutuhan
Lingkungan 2. Pengisapan lendir pada jalan napas:
o Tentukan perlunya suction
 Perokok mulut/trakea
 Perokok pasif o Auskultasi suara napas sebelum dan
 Terpajan asap setelah tindakan suction
Obstruksi jalan napas o Instruksikan kepada pasien untuk
menarik napas dalam sebelum
 Adanya jalan napas buatan dilakukan suction nasotracheal dan
 Benda asing dalam jalan napas gunakan oksigen sesuai kebutuhan
 Eksudat dalam alveoli o Gunakan alat steril setiap tindakan
 Hyperplasia pada dinding bronkus suction trakea
 Mukus berlebihan o Monitor adanya nyeri
 Penyakit paru obstruksi kronis o Monitor status oksigenasi pasien
 Sekresi yang tertahan o Lakukan fisioterapi dada minimal 2
 Spasme jalan napas jam setelah makan
Fisiologis o Monitor status respirasi dan kardiologi
o Gunakan bantal untuk menopang
 Asma
posisi pasien
 Disfungsi neuromuskular o Anjurkan untuk batuk selama dan
 Infeksi setelah tindakan
 Jalan napas alergi o Monitor jumlah dan karakteristik
sputum
o Sedot sputum
3. Terapi oksigen:
o Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
o Batasi (aktivitas) merokok
o Pertahanan kepatenan jalan napas
o Siapkan peralatan oksigen dan berikan
melalui system humidifier
o Berikan oksigen tambahan seperti
yang diperintahkan
o Monitor aliran oksigen
o Monitor posisi perangkat (alat)
pemberian oksigen
o Monitor efektifitas terapi oksigen
o Amati tanda-tanda hipoventilasi
induksi oksigen
o Pantau adanya tanda-tanda keracunan
oksigen dan kejadian atelektasis

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Gangguan pertukaran gas NOC NIC


berhubungan dengan Status pernafasan: Pertukaran Gas 1. Manajemen asam basa
a. Pertahankan kepatenan jalan napas.
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Kriteria Hasil b. Posisikan klien untuk mendapatkan
dan perubahan membrane alveolar-
fentilasi yang ade kuat (misalnya
kapiler ditandai dengan 1. Tekanan parsial oksigen di darah
membuka jalan napas dan menaikan
arteri (PaO2)
□ Diaforesia posisi kepala di tempat tidur).
2. Tekanan parsial CO2 di darah arteri
c. Monitor kecenderungan PH arteri,
(PaCO2)
□ Dyspnea PaCO2, dan HCO3 dalam rangka
3. PH arteri
4. Saturasi oksigen mempertimbangkan jenis
□ Gangguan penglihatan
□ Gas darah arteri abnormal 5. Tidal karbondioksida akhir ketidakseimbangan yang terjadi
6. Hasil rontgen dada
□Gelisah (misalnya repiratorik atau metabolik)
7. Keseimbangan ventilasi dan perfusi
8. Dyspnea saat istirahat dan kompensasi mekanisme fisiologi
□Hiperkapnia 9. Dyspnea saat aktivitas ringan
yang terjadi.
10. Perasaan kurang istirahat
d. Monitor gas darah arteri (ABGs),
□Hipoksemia 11. Sianosis
12. Mengantuk lever serum serta urin elektrolit.
□Hipoksia
13. Gangguan kesadaran e. Monitor pola pernapasan.
f. Monitor penentuan pengangkutan
□Iritabilitas
oksigen ke jaringan (misalnya, PaO2
□Konfus level hemoglobin dan kardiak output)
g. Monitor status hemodinamik
□Napas cuping hidung meliputi level CVP, MAP, PAP, dan
□Penurunan karbondiosida PCWP jika tersedia
□ Pola pernapasan abnormal (misal., h. Monitor kehilangan asam
i. Menutor status neurologi
kecepatan, irama, kedalam) j. Berikan terapi oksigen dengan tepat
□Sakit kepala saat bangun 2. Monitor asam basa
a. Ambil specimen untukpemeriksaan
□Sianosis
laboratorium keseimbangan asam
□Somnolen basa (misalnya analisa gas darah,
urine, dan serum)
□Takikardia b. Catat apakah nilai CO2 menunjukan

□Warna kulit abnormal (missal., asidosis respiratorik, alkalosis

pucat, kehitaman) respiratorik atau normal


Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)

Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan asuhan Penghisapan lendir pada jalan nafas
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 jam
 Lakukan tindakan pencegahan umum
 Ansietas  Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan,
 Cedera medulla spinalis kaca mata, dan masker) sesuai dengan
 Derformitas diding dada NOC : kebutuhan
 Deformitas tulang  Tentukan perlunya suction mulut atau trakea
 Disfungsi neuromuscular  Status pernafasan : ventilasi  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
 Gangguan musculoskeletal tindakan suction
 Gangguan neurologis ( EEG,trauma  Informasikan kepada pasien dan keluarga
Kriteria Hasil
kepala, dan gangguan kejang) tentang pentingnya tindakan suction
 Hiperventilasi  Frekuensi pernafasan  Aspirasi nasopharynx dengan kanul suction
 Imaturitas neurologis  Irama pernafasan sesuai dengan kebutuhan
 Keletihan  Kedalaman inspirasi  Instruksikan kepada pasien untuk menarik nafas
 Keletihan otot pernafasan  Suara perkusi nafas dalam sebelum dilakukan suction nasotrakeal
 Nyeri  Kapasitas vital dan gunakan oksigen sesuai kebutuhan
 Obesitas  Hasil rontgen dada  Gunakan alat steril setiap tindakan sucion trakea
 Posisi tubuh ynag menghambat  Volume tidal  Instruksikan kepada napas untuk mengambil
ekspansi paru  Pengenbangan dinding dada tidak napas pelan dan dalam selama kanul suction
 Sindrom hipoventilasi simetris masuk melalui jalur nasotrakeal
 Gangguan suara saat auskultasi  Gunakan angka terendah pada dinding suction
 Gangguan ekspirasi yang diperlukan untuk membuang sekresi
(misalnya, 80-120 mmHg untuk pasien dewasa)
 Monitor status oksigenasi pasien (nilai SaO3 atau
SvO3), status neurologis (misalnya, status
mental, tekanan intra kranial, tekanan perfusi
serebral dan status hemodinamik (misalnya,
nilai MAP dan irama jantung) segera
sebelumnya selama dan setelah suction)
 Berdasarkan durasi setiap suction trakea buang
sekret dan [cek] respon pasien terhadap suction
 Bersihkan areal sekitar stroma trakea setelah
menyelesaikan suction trakea sebagaimana
mestinya
 Hentikan suction trakea dan sediakan oksigen
tambahan jika pasien pernah mengalami
bradikardi, peningkatan ektopi, ventrikel dan
atau desaturasi
 Instruksikan pasien dan atau keluarga untuk
melakukan suction sebagaimana mestinya
Bantuan ventilasi

 Pertahankan kepatenan jalan nafas


 Posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea
 Posisikan untuk memfasilitasi pencocokan
ventilasi atau perfusi dengan tepat
 Bantu dalam hal perubahan posisi dengan sering
dan tepat
 Posisikan meminimalkan upaya bernapas
(misalnya, mengangkat kepala tempat tidur, dan
memberikan over bed table bagi pasien untuk
bersandar
 Anjurkan pernapasan lambat yang dalam,
berbalik, dan batuk.
 Bantu dengan menggunakan dorongan
spirometer, yang sesuai
 Auskultasi suara nafas, catat area-area
penurunan atau tidak adanya ventilasi, dan
adanya suara tambahan
 Monitor kelelahan otot pernafasan
 Mulai dan pertahankan oksigen tambahan seperti
yang ditentukan
 Kelola pemberian obat nyeri yang tepat untuk
mencegah hipoventilasi
 Monitor pernafasan dan status oksigenasi
 Ajarkan teknik pernafasan dengan
mengerucutkan bibir dengan tepat
 Ajarkan teknik pernapasan dengan tepat
 Inisiasi program kekuatan otot atau pelatihan
daya tahan pernafasan dengan tepat
NCP SISTEM
KARDIOVASKULER

Diagnosa NOC NIC

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Asam Basa
selama ...x... jam, perfusi jaringan
Batasan Karakteristik: □ mempertahankan keefektifan jalan nafas
perifer pasien menjadi efektif dengan
klien dengan menggunakan nasal kanul
□ Bruit Femoral kriteria hasil:
atau masker oksigen
□ Edema
NOC: □ memposisikan klien untuk mendapatkan
□ Indeks ankle-brakhial <0,90
ventilasi yang adekuat dengan
□ Kelambatan penyembuhan luka perifer Perfusi Jaringan : Perifer
memberikan posisi semi fowler pada
□ Klaudikasi intermiten
□ Pengisian Kapiler jari pasien
□ Nyeri ekstremitas □ Pengisian Kapiler jari kaki
□ mempertahankan kestabilan akses selang
□ Paresthesia □ Suhu kulit ujung kaki dan intravena dengan terapi diuretik
□ Pemendekan jarak bebas nyeri yang tanagn □ memonitor kencenderungan PH arteri
□ Kekuatan denyut nadi karotis
ditempuh dalam uji berjalan 6 menit PaCo2 dan HCo3 dengan pemeriksaan
(kanan)
□ Pemendekan jarak total yang ditempuh Analisa Gas Darah (AGD)
□ Kekuatan denyut nadi karotis
dalam uji berjalan 6 menit (400-700m □ mengobservasi pola pernafasan dengan
(kiri)
pada orang dewasa) □ Kekuatan denyut nadi melihat retraksi dada dan abdomen klien
□ Penurunan nadi perifer brachialis (kanan) □ berikan pasien terapi yang mengandung
□ Kekuatan denyut nadi
□ Perubahan fungsi motorik HCO3 dengan dosis yang tepat
brachialis (kiri)
□ Perubahan karakteristik kulit (mis. □ mengatasi demam klien dengan
□ Denyut femoralis (kanan)
Warna, elastisitas, rambut, kelembapan, □ Denyut femoralis (kiri) memberikan obat oral parasetamol dan
□ Kekuatan denyut pedal (kanan)
kuku, sensasi, suhu) intravena
□ Kekuatan denyut pedal (kiri)
□ Perubahan tekanan darah di ekstremitas □ Tekanan darah diastolik dalam □ memberikan pengobatan nyeri pada klien
□ Tidak ada nadi perifer batas normal sesuai dengan takaran yang tepat
□ Tekanan darah sistolik dalam
□ Waktu pengisian kapiler > 3 detik □ memberikan terapi oksigen pada klien
batas normal
□ Warna kulit pucat saat elevasi melalui nasal kanul atau masker oksigen
□ Nilai rata-rata tekanan darah
□ Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit □ Bruit diujung kaki dan tanagn dengan tepat
□ MAP dalam batas normal
setelah tungkai diturunkan Monitoring Asam Basa
□ Nadi teraba kuat
Faktor yang Berhubungan: □ Tidak terjadi udeme pada
□ mengambil spesimen AGD, Urine, dan
perifer.
□ Diabetes Melitus □ Nyeri diujung kaki dan tangan serum untuk Pemeriksaan Laboratorium
□ Gaya hidup kurang gerak yang terlokalisasi keseimbangan asam basa
□ Hipertensi □ Nekrosis □ menganalisa hasil pemeriksaan
□ Mati rasa
□ Kurang pengetahuan tentang factor □ Tingling laboratorium AGD, serum, dan urine
□ Muka tidak lagi pucat
pemberat (mis. Merokok, gaya hidup pada pasien yang mengalami kondisi
□ Tidak terjadi keram otot
monoton, trauma, obesitas, asupan □ Kerusakan integritas kulit dengan effect yang lambat pada nilai Ph
□ Rubor
garam, imobilitas) <7,35
□ parastesial
□ Kurang pengetahuan tentang proses □ monitor tanda dan gejala kekurangan
penyakit (mis. Diabetes, HCo3 yang ditandai dengan pernafasan
hiperlipidemia) kusmaul, kelemahan, disorientasi, sakit
□ Merokok kepala, anoreksia, koma, PH urine <6
□ Tinggikan anggota badan yang terkena 20
derajat atau lebih dari jantung
□ Monitor tanda dan gejala kelebihan HCo3
dan alkalosis metabolik ditandai dengan
mati rasa, kesemutan pada ekstremitas,
hipertonus otot,brakikardi, kekakuan, pH
urine >9
□ Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif,
terutama latihan ekstremitas bawah,
selama istirahat.
□ Monitor tanda dan gejala turunnya nilai
PaCo2 dan alkalosis respiratori yang
ditandai dengan sering mendesah,
menguap, kejang, parastesia, kedutan,
kesemutan, mati rasa, pandangan kabur,
dan pusing
□ Monitor tanda dan gejala kelebihan
PaCo2 dan asidosis respiratori ditandai
dengan tremor pada tangan, bingung,
perasaan mengantuk sampai dengan
koma, sakit kepala, respon verbal lambat,
mual muntah, ekstremitas berkeringat dan
hangat

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

(NOC) (NIC)

Ketidakefektifan Pola Nafas Setelah dilakukan tindakan NIC


keperawatan ..x.. jam diharapkan pola
Oxygen Therapy
nafas pasien teratur dengan kriteria :
Batasan Karakteristik: □ Bersihkan mulut, hidung dan secret
NOC :
trakea dengan tepat
□ Bradipnea □ Batasi aktivitas merokok klien
□ Dispnea Respiratory status : Ventilation
□ Pertahankan jalan nafas yang paten
□ Fase ekspirasi memanjang □ Siapkan peralatan oksigenasi dan
□ Ortopnea □ Respirasi dalam batas normal
□ Penggunaan otot bantu pernafasan berikan melalui system humidifier
(dewasa: 16-20x/menit) □ Monitor aliran oksigen
□ Penggunaan posisi tiga-titik
□ Irama pernafasan teratur □ Monitor respirasi dan status O2
□ Peningkatan diameter anterior-
posterior □ Kedalaman pernafasan normal □ Pertahankan posisi pasien semi fowler
□ Penurunan kapasitas vital □ Suara perkusi dada normal □ Pastikan penggantian masker oksigen
□ Penurunan tekanan ekspirasi
(sonor) atau canul nasul setiap kali perangkat
□ Penurunan tekanan inspirasi
□ Retraksi otot dada
□ Penurunan ventilasi semenit diganti
□ Tidak terdapat orthopnea
□ Pernafasan bibir □ Monitor keefektifan terapi oksigen yang
□ Taktil fremitus normal antara dada
□ Pernafasan cuping hidung
telah diberikan
□ Perubahan ekskursi dada kiri dan dada kanan
□ Observasi adanya tanda tanda
□ Pola nafas abnormal □ Ekspansi dada simetris
□ Takipnea □ Tidak terdapat akumulasi sputum hipoventilasi induksi oksigen
□ Tidak terdapat penggunaan otot □ Monitor tingkat kecemasan pasien yang
Faktor yang berhubungan:
bantu napas kemungkinan diberikan terapi O2
□ Ansietas □ Atur dan ajarkan pasien mengenai
□ Cedera medulla spinalis penggunaan perangkat oksigen yang
□ Deformitas dinding dada
□ Deformitas tulang memudahkan mobilitas
□ Disfungsi neuromuscular □ Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain
□ Gangguan muskuloskletal mengenai penggunaan oksigen
□ Gangguan neurologis (missal
tambahan selama kegiatan dan/atau
elektroensefalogram positif, trauma
tidur
kepala, gangguan kejang)
□ Hiperventilasi
□ Imaturitas neurologis
□ Keletihan Monitor Pernafasan
□ Keletihan otot pernafasan
□ Nyeri
□ Obesitas □ Monitor kecepatan, irama,
□ Posisi tubuh yang menghambat kedalaman, dan kesulitan bernapas
ekspansi paru □ Catat pergerakan dada, catat
□ Sindrom hiperventilasi ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas dan retraksi pada
otot supraclaviculas dan intercosta
□ Monitor suara napas tambahan
seperti ngorok atau mengi
□ Monitor pola napas (misalnya:
bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul, pernapasan
1:1, apneustik, respirasi biot, pola
ataxic)
□ Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
□ Monitor keluhan sesak napas pasien,
termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk
sesak napas tersebut.
□ Posisikan pasien miring ke samping
sesuai indikasi untuk mencegah
aspirasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

Kelebihan Volume Cairan Setelah diberikan asuhan


keperawatan Fluid Management
□ Timbang berat badan setiap hari dan
selama …..x…. jam diharapkan masalah
Batasan Karakteristik monitor status pasien
kekurangan volume cairan dapat teratasi
□ Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
□ Ada bunyi jantung S3 dengan kriteria hasil :
output
□ Anasarka □ Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
NOC: Keseimbangan cairan □ Monitor hasil laboratorium yang sesuai
□ Ansietas
Kriteria hasil: dengan retensi cairan (peningkatan BUN,
□ Asupan melebihi haluaran
 Tekanan darah penurunan hematokrit, peningkatan
□ Azotemia
osmolaritas urin)
□ Bunyi nafas tambahan  Denyut nadi radial
□ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah
□ Dispnea  Tekanan arteri rata-rata dan nadi)
□ Dispnea nocturnal paroksismal □ Berikan deuretik, furosemide yang
 Tekanan vena sentral
□ Distensi vena jugularis diresepkan
 Tekanan baji paru-paru
□ Edema
Fluid Monitoring
□ Efusi pleura  Denyut perifer
□ Gangguan pola nafas  Keseimbangan intake dan output □ Monitor tanda dan gejala asites
□ Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan
□ Gangguan tekanan darah dalam 24 jam
status pernapasan
□ Gelisah  Berat badan stabil
□ Hepatomegali
□ Ketidakseimbangan elektrolit  Turgor kulit
□ Kongesti pulmonal  Kelembaban membran mukosa
□ Oliguria
 Serum elektrolit
□ Ortopnea
 Hematokrit
□ Penambahan berat badan dalam waktu
sangat singkat  Berat jenis urine
□ Peningkatan tekanan vena sentral  Hipotensi ortostatik
□ Penurunan hematocrit  Suara nafas adventif
□ Penurunan hemoglobin
 Asites
□ Perubahan berat jenis urine
 Distensi vena leher
□ Perubahan status mental
□ Perubahan tekanan arteri pulmonal  Edema perifer
□ Refleks hepatojugularis positif  Bola mata cekun dan lembek
Faktor berhubungan  Konfusi

□ Gangguan mekanisme regulasi  Kehausan


□ Kelebihan asupan cairan  Keram otot
□ Kelebihan asupan natrium
pusing
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)

Penuruna curah jantung berhubungan Tujuan : 1. Managemen asam basa


a. Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan perubahan afterload, penurunan
1. Keefektifan pompa jantung b. Posisikan klien untuk mendapatkan
frekuensi jantung, perubahan irama 2. Status sirkulasi ventilasi yang adekuat (mis., membuka
jantung, perubahan kontraktilitas, Kriteria Hasil :
jalan nafas dan menaikkan posisi kepala
perubahan preload, perubahan volume
ditempat tidur)
1. Keefektifan pompa jantung
sekuncup c. Monitor kecenderungan Ph arteri, PaCO2
a. Tekanan darah sistol normal
b. Tekanan darah diastole normal dan HCO3 dalam rangka
c. Denyut jantung apical normal
mempertimbangkan jenis
d. Denyut nadi perifer normal
e. Tekanan vena sentral normal ketidakseimbangan yang terjadi (mis.,
f. Keeimbangan intake dan output
respiratorik atau metabolic) dan
dalam 24 jam
kompensasi mekanisme fisiologis yang
2. Status sirkulasi
a. Tekanan darah sistol normal terjadi (mis., kompensasi paru atau ginjal
b. Tekanan darah diastole normal
dan penyangga fisiologis)
c. Tekanan nadi normal
d. Pertahankan pemeriksaan berkala terhadap
d. Saturasi oksigen normal
e. Tekanan vena sentral normal pH arteri dan plasma elektrolit untuk
f. Tekanan darah rata-rata normal
membuat perencanaan perawatan yang
g. PaO2 (Tekanan parsial oksigen
akurat
dalam darah arteri) normal
e. Ambil specimen yang diinstruksikan untuk
h. PaCO2 (Tekanan parsial
mendapatkan analisa keseimbangan asam
karbondioksida) normal
basa (mis., analisa gas darah, urine, dan
serum)
f. Monitor pengelolaan yang mencampur
asam-basa (mis., alkalosis respiratorik dan
metabolic asidoseis primer)
g. Monitor pola pernafasan
h. Menitor penentuan pengangkutan oksigen
ke jaringan (mis., rendahnya PaO2 SaO2
level hemoglobin dan kardia output) jika
tersedia
i. Monitor adanya gejala kegagalan
pernapasan misalnya rendahnya PaO2 dan
meningkatnya level PaCO2 dan kelelahan
otot pernapasan
j. Monitor intake dan output
k. Monitor kehilangan asam (mis., muntah
pengeluaran nasogastric, diare, dan
diuresis) dengan cara yang tepat
l. Monitor neurologi (mis., tingkat kesadaran
dengan tepat
m. Berikan pengobatan nyeri dengan tepat
n. Berikan terapi oksigen dengan tepat

2. Perawatan jantung
a. Pastikan tingkat aktifitas pasein yang tidak
membahayakan curah jantung atau
mempropokasi serangan jantung
b. Dorong adanya peningkatan aktifitas
bertahap ketika kondisi pasien sudah sudah
ditstabilkan (mis,. Dorong aktifitas yang
lebih ringan atau waktu yang lebih singkat
dengan waktu istirahat yang seing dalam
melakukan aktifitas)
c. Evaluasi episode nyeri dada (intensitas,
lokasi, durasi, dan factor yang memicu
serta meringankan nyeri dada)
d. Lakukan penilaian kompreensif pada
sirkulasi perifer (mis., cek nadi perifer,
edema, pengisian ulang kapiler, warna dan
suhu ekstrimitas) secara rutin sesuai
kebijakan agen
e. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
f. Monitor disritmia jantung, termasuk
gangguan ritme dan konduksi jantung
g. Catat tanda dan gejala penuruna curah
jantung
h. Monitor keseimbangan cairan (intake dan
outpun serta berat badan harian)
i. Monitor sesak nafas, kelelahan, takipnea
dan orthupenea
j. Evaluasi perubahan tekanan darah
k. Sediakan terapi antiaritmia sesuai
kebijakan unit (mis., obat antiaritmia,
kardioversi atau defirbrilasi) sebagaimana
mestinya

NCP SISTEM
PERSYARAFAN
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Edema Serebral
perfusi jaringan otak keperawatan selama ... x ... jam □ Monitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, keluhan

diharapkan tidak terjadi peningkatan pusing,pingsan


□ Monitor status neurolgi dengan ketat dan bandingkan
Faktor resiko : tekanan intracranial dengan kriteria
dengan nilai normal
□ Agen farmaseutikal hasil : □ Monitor tanda-tanda vital
□ Aterosklerosis aortic NOC : □ Monitor karakteristik cairan serebrospinal : warna,
□ Baru terjadi infark
Perfusi Jaringan : Serebral kejernihan, konsistensi
miokardium □ Monitor TIK dan CPP
□ Diseksi arteri □ Tekanan darah sistolik dan
□ Embolisme diastolic normal □ Analisa pola TIK
□ Endokarditis infektif □ Sakit kepala menurun atau hilang □ Monitor status pernapasan : frekwensi, irama, kedalaman
□ Fibrilasi atrium □ MAPdalam batas normal
pernapasan
□ Hiperkolesterolemia □ Tidak gelisah
□ Kurangi stimulus dalam lingkungan pasien
□ Hipertensi □ Tidak mengalami muntah
□ Berikan sedasi, sesuai kebutuhan
□ Kardiomiopati dilatasi □ Tidak mengalami penurunan
□ Catat perubahan pasien dalam respon terhadap stimulus
□ Katup prostetik mekanis
kesadaran □ Berikan anti kejang sesuai kebutuhan
□ Koagulasi intravascular
□ Tidak demam □ Hindari fleksi leher, atau fleksi ekstrem pada lutut/panggul
diseminata □ Tidak mengalami agitasi □ Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau lebih
□ Koagulopati (misalnya, □ Hindari PEEP
□ Berikan agen paralisis, sesuai kebutuhan
anemia sel sabit )
□ Batasi cairan
□ Masa protrombin
□ Hindari cairan IV hipotonik
abnormal □ Batasi suction kurang dari 15 detik
□ Masa tromboplastin □ Monitor nilai-nilai laboratorium : osmolalitas serum dan
parsial abnormal urin, natrium, kalium
□ Miksoma atrium □ Monitor indeks tekanan volume
□ Neoplasma otak □ Lakukan latihan ROM pasif
□ Penyalahgunaan zat □ Monitor intake dan output
□ Sekmen ventrikel kiri □ Pertahankan suhu normal
□ Berikan deuretik osmotic atau active loop
akinetik
□ Sindrom sicksinus
Monitor Tekanan Intrakranial (TIK)
□ Strenosis carotid
□ Berikan informasi kepada pasien dan keluarga/orang
□ Strenosis mitral
□ Terapi trombolitik penting lainnya
□ Tumor otak ( misal, □ Rekam pembacaan tekanan TIK
□ Monitor kualitas dan karakteristik gelombang TIK
gangguan
□ Monitor tekanan aliran darah otak
serebrovaskular, penyakit □ Monitor status neurologis
neurologis, -`trauma , □ Ambil sampel pengeluaran CSF
□ Monitor suhu dan jumlah WBC
tumor )
□ Monitor pasien TIK dan reaksi perawatan neurologis serta
rangsang lingkungan
□ Jaga posisi ruang koleksi CSF, seperti yang diperintahkan
□ Periksa pasien terkait ada tidaknya gejala kaku kuduk
□ Petahankan sterilisasi system pemantauan
□ Monitor tekanan selang untuk gelembung udara, puing –
puing, atau darah beku
□ Monitor intake dan output
□ Berikan antibiotic
□ Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi netral ,
hindari fleksi pinggang yang berlebihan.
□ Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan
perfusi serebral
□ Monitor efek rangasangan lingkungan pada TIK
□ Monitor jumlah nilai, dan karakteristik pengeluaran cairan
serebrospinal (CSF)
□ Berikan agen farmakologis untuk mempertahankan TIK
dalam jangkuan tertentu
□ Berutahu dokter untuk peningkatan TIK yang tidak
bereaksi sesuai peraturan perawat

Tujuan dan kriteria hasil Interverensi


NO Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
Hambatan komunikasi verbal Setelah dilakukan tindakan keperawatan Komunikasi
selama ....X.... jam diharapkan hambatan  Buat tujuan interaksi
Batasan karakteristik : komunikasi verbal pada pasien dalam  Tunjukan ketertarikan kepada klien
 Gunakan pertanyaan maupun pernyataan
 Defisist penglihatan total batas normal dengan kriteria hasil :
 Defisit visual parsial yang mendorong klien untuk
NOC:
 Disorientasi orang mengekspresikan perasaan, pikiran
 Disorientasi ruang Komunikasi
 Disorientasi waktu kekhawtiran
 Menggunakan bahasa tertulis
 Dispnea  Fokus penuh kepada interaksi yang terjalin
 Menggunakan bahasa lisan
 Gagap  Menggunakan foto dan gambar dengan menekan perasaan menghakimi,
 Kesulitan dalam kehadiran tertentu  Menggunakan bahasa isyarat
bias, asumsi maupun menggunakan
 Kesulitan memahami komunikasi  Menggunakan bahasa no verbal
 Kesulitan mempertahankan komnikasi  Mengenali pesan yang diterima pendapat personal serta distraksi –
 Kesulitan mengekspresikan pikiran  Interpretasi akurat terhadap pesan distraksi lainnya
secara verbal (mis., afasia, disfasia, yang diterima  Tunjukan kesadaran dan rasa sensitif
apraksia,disleksia)  Mengarahkan pesan pada penerima terhadap emosi yang ditujukkan klien
 Kesulitan menggunakan ekspresi yang tepat  Gunakkan prilaku non verbal untuk
wajah  Pertukaran pesan yang akurat dengan memvasilitasi komunikasi (misalnya :
 Kesulitan menyusun kalimat orang lain menyadari postur tubuh ketika berdiri
 Kesulitan menyusun kata kata (mis.,
dalam membalas pesan nonverbal )
afonia, dislalia, disartia) Komunikasi penerimaan :
 Ketidakmampuan bicara dalam bahasa dengarekan isi pesan maupun perasaan
 Intervertasi bahasa tertuis
pemberi asuhan  Interpretasi bahasa lisan yang tidak terungkap selama percakapan
 Ketidak mampuan menggunakan  Interpretasi foto dan gambar  Sadari kata-kata yang harus dihindari,
 Intepretasi bahasa insyarat sama halnya dengan menghindari pesan
ekspresi wajah
 Interpretasi bahsa non verbal
 Ketidaktetapan verbalisasi
 Menolak bicara  Mengenali pesan yang di terima nonverbal bersamaan dengan bahasa
 Pelo
verbal yang mengiringinya
 Sulit bicara
 Sadari tempo suara, volume, kecepatan
 Sulit menggungkapkan kata-kata
 Tidak ada kontak mata maupun tekanan suara
 Tidak berbicara  Indentivikasi tema yang dominan
 Tidak dapat bernicara  Pertimbangkan arti pesan yang
ditunjukkan melalui perilaku,
Faktor yang Berhubungan :
pengalamaman sebelunnya dan situasi
 Detak orofaring
saat ini
 Gangguan emosi
 Berespon segera sehingga menunjukan
 Gangguan fisiologis (mis,, tumor otak,
pemahaan terhadap pesan yang diterima
penurunan sirkulasi ke otak, sistem
(dari pasien)
muskuloskeletal melemah)
 Klarifikasi pesan yang diterima dengan
 Gangguan perkembangan
 Gangguan persepsi menggunakan pertanyaan maupun
 Gangguan psikotik memberikan umpan balik
 Gangguan konsep diri  Verivikasi pemahaman mengenai pesan –
 Gangguan sistem saraf pusat
pesan yang disampaikan dengan
menggunakkan pertanyaaan maupun
memberikan timpal balik
 Gunakan interaksi berkala untuk
mengeksporasi arti dari prilaku klien
 Hindari penghalang dalam mendengar
dalam mendengar aktif (misalnya ,.
mengurangi perasaan yang terlibat,
menawarkan solusi , melakukan interupsi,
membicarakan diri sendiri dan pendekatan
yang terlalu dini )
 Gunakan teknik diam /mendengarkan
dalam rangka mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaan, pikiran dan
kekhwatiran

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Tirah Baring
selama ….. x …. jam diharapkan  Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring
Batasan Karakteristik : hambatan mobilitas fisik pada pasein  Tempatkan matras atau kasur terapeutik dengan

 Dispnea setelah dapat berkurang dengan kriteria hasil : cara yang tepat
 Posisikan sesuai body alignment yang tepat
beraktivitas NOC :  Hindari menggunakan kain linen kasur yang
 Gangguan sikap berjalan Ambulasi
 Gerakan lambat teksturnya kasar
 Gerakan spastic  Tidak terganggu untuk menopang  Jaga kain linen kasur tetap bersih, kering, dan
 Gerakan tidak berat badan bebas kerutan
terkoordinasi  Tidak terganggu untuk berjalan  Aplikasikan papan untuk kaki di tempat tidur
 Instabilitas postur dengan langkah yang efektif (pasien)
 Kesulitan membolak – blik  Tidak terganggu untuk berjalan  Gunakan alat di tempat tidur yang melindungi
posisi dengan pelan pasien
 Kerterbatasan rentang  Tidak terganggu untuk berjalan  Aplikasikan alat untuk mencegah footdrop
 Tinggikan teralis tempat tidur, dengan cara yang
gerak dengan kecepatan sedang
 Ketidaknyamanan  Tidak terganggu untuk berjalan tepat
 Melakukan aktivitas lain  Letakkan alat untuk memposisikan tempat tidur
dengan cepat
sebagai pengganti  Tidak terganggu untuk berjalan dalam jangkauan yang mudah
 Letakkan lampu panggilan berada dalam
pergerakan (misal menaiki tangga
 Tidak terganggu untuk berjalan jangkauan (pasien)
meningkatkan perhatian
 Letakkan meja di samping tempat tidur berada
menuruni tangga
pada aktivitas orang lain,
 Tidak terganggu untuk berjalan dalam jangkauan pasien
mengendalikan perilaku,  Tempelkan trapeze (segi tiga) di tempat tidur,
menanjak
fokus pada aktivitas  Tidak terganggu untuk berjalan dengan cara yang tepat
sebelum sakit)  Balikkan (pasien), sesuai dengan kondisi kulit
menurun
 Penurunan kemampuan  Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi
 Tidak terganggu untuk berjalan
melakukan keterampilan paling tidak setiap 2 jam, sesuai dengan jadwal
dalam jarak yang dekat (< 1 blok/20
motorik halus yang spesifik
meter)
 Penurunan keterampilan  Monitor kondisi kulit (pasien)
 Tidak terganggu untuk berjalan
 Ajarkan latihan di tempat tidur, dengan cara yang
melakukan motorik kasar dalam jarak yang sedang (> 1 blok <
 Penurunan waktu reaksi tepat
5 blok)  Fasilitasi penggiliran kecil dari berat badan
 Tremor akibat bergerak
 Tidak terganggu untuk berjalan  Bantu menjaga kebersihan (misalnya dengan
Faktor yang Berhubungan : dalam jarak yang jauh (5 blok atau menggunakan deodorant atau parfum)
 Agens farmaseutikal  Aplikasikan aktivitas sehari – hari
lebih)
 Ansietas  Berikan stoking antiemboli
 Tidak terganggu untuk berjalan
 Depresi  Monitor komplikasi dari tirah baring (misalnya
 Disuse mengelilingi kamar kehilangan tonus otot, nyeri punggung,
 Fisik tidak bugar  Tidak terganggu untuk berjalan
konstipasi, peningkatan stress, depresi,
 Gangguan fungsi kognitif
mengelilingi rumah
 Gangguan metabolism kebingungan, perubahan siklus tidur, infeksi
 Tidak terganggu untuk
 Gangguan musculoskeletal saluran kemih, kesulitan dalam berkemih,
 Gangguan neuromuscular menyesuaikan dengan perbedaan
 Gangguan pneumonia)
tekstur permukaan/lantai
sensoriperseptual  Tidak terganggu untuk berjalan
 Gaya hidup kurang gerak Peningkatan Mekanika Tubuh
mengelilingi rintangan
 Indeks massa tubuh diatas  Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
persentil ke-75 sesuai usia Ambulasi kursi roda menggunakan postur (tubuh) yang benar
 Intoleran aktivitas  Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam
 Kaku sendi  Tidak terganggu untuk perpindahan
 Keenganan memulai mengembangkan peningkatan mekanika tubuh,
ke dan dari kursi roda
pergerakan  Tidak terganggu untuk menjalankan sesuai indikasi
 Kepercayaan budayab  Kaji pemahaman pasien mengenai mekanika
kursi roda dengan aman
tentang aktivitas yang  Tidak terganggu untuk menjalankan tubuh dan latihan (misalnya mendemonstrasikan

tepat kursi roda dalam jarak dekat kembali teknik melakukan aktivitas/latihan yang
 Kerusakan integritas  Tidak terganggu untuk menjalankan benar)
struktur tulang kursi roda dalam jarak sedang  Informasikan pada pasien tentang struktur dan
 Keterlambatan  Tidak terganggu untuk menjalankan fungsi tulang belakang dan postur yang optimal
perkembangan kursi roda dalam jarak jauh untuk bergerak dan menggunakan tubuh
 Kontraktur  Tidak terganggu untuk menjalankan  Edukasi pasien tentang pentingnya postur
 Kurang dukungan kursi roda melewati pembatas lantai (tubuh) yang benar untuk mencegah kelelahan,
lingkungan (missal fisik  Tidak terganggu untuk menjalankan
ketegangan atau injuri
kursi roda melewati pintu keluar
atau social) masuk  Edukasi pasien mengenai bagaimana
 Kurang pengetahuan  Tidak terganggu untuk menjalankan
menggunakan postur (tubuh) dan mekanika
tentang nilai aktivitas fisik kursi roda melewati jalan yang
tubuh untuk mencegah injuri saat melakukan
 Malnutrisi
landai/menurun
 Nyeri berbagai aktivitas
 Penurunan kekuatan otot  Kaji kesadaran pasien tentang abnormalitas
 Penurunan kekuatan Pergerakan
muskuloskeletalnya dan efek yang mungkin
pengendali otot  Keseimbangan tidak terganggu
timbul pada jaringan otot dan postur
 Penurunan ketahanan  Koordinasi tidak terganggu
 Edukasi penggunaan matras/tempat duduk atau
 Cara berjalan tidak terganggu
tubuh  Gerakan otot tidak terganggu bantal yang lembut, jika diindikasikan
 Penurunan massa otot  Gerakan sendi tidak terganggu  Instruksikan untuk menghindari tidur dengan
 Program pembatasan  Kinerja pengaturan tubuh tidak
posisi tengkurap
gerak terganggu  Bantu untuk mendemonstrasikan posisi tidur
 Kinerja transfer tidak terganggu
yang tepat
 Berlari tidak terganggu
 Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi
 Melompat tidak terganggu
 Merangkak tidak terganggu yang sama dalam jangka waktu yang lama
 Berjalan tidak terganggu  Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki
 Bergerak dengan mudah tidak
terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai
terganggu berjalan dari posisi berdiri
 Gunakan prinsip mekainak tubuh ketika
menangani pasien dan memindahkan peralatan
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasikan
latihan postur (tubuh) yang sesuai
 Bantu pasien untuk memilih aktivitas pemanasan
sebelum memulai latihan atau memulai
pekerjaan yang tidak dilakukan secara rutin
sebelumnya
 Bantu pasien melakukan latihan fleksi untuk
memfasilitasi mobilisasi punggung sesuai indikasi
 Edukasi pasein/keluarga tentang frekuensi dan
jumlah pengulangan dari setiap latihan
 Monitor perbaikan postur (tubuh)/mekanika
tubuh pasein
 Berikan informasi tentang kemungkinan posisi
penyebab nyeri otot atau sendi

Terapi Latihan : Ambulasi


 Beri pasein pakaian yang tidak mengekang
 Bantu pasein untuk menggunakan alas kaki yang
memfasilitasi pasein untuk berjalan dan
mencegah cedera
 Sediakan tempat tidur berketinggian rendah,
yang sesuai
 Tempatkan saklar posisi tempat tidur di tempat
yang mudah dijangkau
 Dorong untuk duduk di temppat tidur, di samping
tempat tidur (“menjuntai”), atau di kursi,
sebagaimana yang dapat ditoleransi (pasein)
 Bantu pasein untuk duduk di sisi tempat tidur
untuk memfasilitasi penyesuain sikap tubuh
 Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai
rencana ambulasi, sesuai kebutuhan
 Instruksikan ketersediaan perangkat pendukung,
jika sesuai
 Instruksikan pasien untuk memposisikan diri
sepanjang proses pemindahan
 Gunakan sabuk [untuk] berjalan (gait belt) untuk
membantu perpindahan dan ambulasi, sesuai
kebutuhan
 Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai
kebutuhan
 Berikan kartu penanda di kepala tempat tidur
untuk memfasilitasi belajar berpindah
 Terapkan/sediakan alat bantu (tongkat,
walker/kursi roda) untuk ambulasi, jika pasein
tidak stabil
 Bantu pasein dengan ambulasi awal dan jika
diperlukan
 Instruksikan pasein/care giver mengenai
pemindahan dan teknik ambulasi yang aman
 Monitor penggunaan kruk pasein atau alat bantu
berjalan lainnya
 Bantu pasein untuk berdiri dan ambulasi dengan
jarak tertentu dan dengan jumlah staf tertentu
 Bantu pasein untuk membangun pecapaian yang
realistis unuk ambulasi jarak
 Dorong ambulasi independen dalam batas aman
 Dorong pasein untuk “bangkit sebanyak dan
sesering yang diinginkan” (up ad lib), jika sesuai

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Penurunan kapasitas adaptif Setelah dilakukan asuhan Monitor Neurologi
intracranial keperawatan selama … x … jam  Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan dan
diharapkan pasien memenuhi reaktivitas
Batasan Karakteristik : kriteria hasil :  Monitor tingkat kesadaran
 Monitor kecendrungan skala koma Glasgow
 Bentuk gelombang tekanan NOC :  Monitor ingatan saat ini, rentang perhatian, ingatan
intracranial (TIK) menunjukkan Status Neurologi : Kesadaran
di masa lalu, suasana perasaan, afek dan perilaku
amplitude yang tinggi  Buka mata terhadap stimulus  Monitor tanda-tanda vital: suhu tekanan darah,
 Kenaikan bentuk gelombang tidal eksternal tidak terganggu denyut nadi, dan respirasi
wave intracranial pressure (P2TIK)  Orientasi kognitif tidak  Monitor status pernapasan: nilai ABG, tingkat

 Peningkatan tekanan intracranial terganggu oksimetris, kedalaman, pola, laju/tingkat, dan usaha
 Komunikasi yang tepat dengan
(TIK) lebih dari 10 mmHg secara (bernafas)
situasi  Monitor parameter hemodinamik invasive, yang
berulang selama lebih dari 5 menit  Mematuhan perintah
sesuai
setelah adanya berbagai stimuli  Respon motor untuk stimulasi  Monitor ICP dan CPP
eksternal  Monitor reflex kornea
berbahaya tidak terganggu
 Monitor reflex batuk dan muntah
 Peningkatan tekanan intracranial  Hadir untuk rangsangan
 Monitor bentuk otot, gerakan motoric, gaya
(TIK) tidak proporsional setelah lingkungan tidak teganggu
berjalan, dan proprioception
 Aktifitas kejang tidak ada
terjadi stimulus  Monitor pronator drif
 Fleksi abnormal tidak ada
 Monitor kekuatan tegangan
 Tekanan intracranial (TIK) dasar  Ekstensi abnormal tidak ada
 Monitor terhadap adanya tremor
 Stupor tidak ada
lebih dari 10 mmHg  Monitor kesimetrisan wajah
 Tidak sadarkan diri tidak ada
 Uji response tekanan volume yang  Monitor tonjolan lidah
 Delirium tidak ada
 Monitor respon cara berjalan
beragam (Volume : rasio tekanan  Koma tidak ada
 Monitor EOMs dan karakteristik tatapan mata
2, indeks volume tekanan < 10)  Monitor gangguan visual: diplopia, distagmus,
penyempitan lapangan pandang, penglihatan kabur,
Faktor yang Berhubungan : dan ketajaman visual
 Cedera otak (mis., kerusakan  Catat keluhan sakit kepala
 Monitor karakteristik berbicara: kelancaran, adanya
serebrovaskuler, penyakit
aphasia, atau kesulitan menemukan kata
neurologi, trauma, tumor)  Monitor respon terhadap stimuli: verbal, taktil, dan
 Hipotensi sistemik disertai
(respon) bahaya
hipertensi intracranial  Monitor perbedaan terhadap tajam/tumpul atau
 Peningkatan tekanan intracranial
panas/dingin
(TIK) secara kontinu 10-15 mmHg  Monitor paresthesia: mati rasa dan kesemutan
 Penurunan perfusi serebral kurang  Monitor indra penciuman
dari 50-60 mmHg  Monitor pola berkeringat
 Monitor respon Babinski
 Monitor respon cushing
 Monitor balutan drynasekraniotomi/ laminectomy
 Monitor respon terhadap obat
 Konsultasikan dengan rekan kerja untuk
mengkonfirmasi data
 Identifikasi pola yang muncul dalam data
 Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, yang
sesuai
 Hindari kegiatan yang bisa meningkatkan tekanan
intracranial
 Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan
yang bisa meningkatkan tekanan intracranial
 Beritahu dokter mengenai perubahan kondisi pasien
 Mulailah melakukan tindakan pencegahan sesuai
peraturan, jika perlu

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


NO Diagnosa Keperawatan
( NOC ) ( NIC )
Risiko Disfungsi Neurovaskular Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengaturan posisi : neurologis
perifer selama …. x …. jam diharapkan tidak ada  Imobilisasi atau topang bagian tubuh yang
risiko disfungsi neurovascular perifer dengan terganggu dengan tepat
Faktor Risiko : criteria hasil :  Berikan tempat tidur yang tepat ( tidak terlalu

 Cedera Luka Bakar NOC : keras dan tidak terlalu empuk )


 Fraktur  Jangan berikan tekanan pada bagian tubuh yang
Pergerakan sendi
 Imobilisasi terganggu
 Kompresi Mekanik ( Mis.,  Pergelangan tangan ( kiri dan kanan )
 Lindungi bagian tubuh yang terganggu
torniket, gips, brace, balutan, dalam batas normal  Lengkapi pasien dengn alarm peringatan sesuai
 Siku ( kanan dan kiri ) dalam batas
verban, restrein ) dengan fungsi motorik ( misalnya : tekanan
 Obstruksi Vaskular normal
rendah, control suara)
 Pembedahan Ortopedik  Jari ( kanan dan kiri ) dalam batas normal
 Pasang penyangga di bawah jari – jari
 Trauma  Bahu ( kanan dan kiri ) dalam batas
 Instruksikan pasien postur tubuh dan
normal
pergerakan yang tepat saat melakukan aktivitas-
 Pergelangan kaki ( kanan dan kiri ) dalam
aktivitas.
batas normal
 Panggul ( kanan dan kiri ) dalam batas
normal Monitor Neurologi
 Lutut ( kanan dan kiri )dalam batas  Monitor tingkat kesadaran
normal  Monitor tanda – tanda vital ( suhu, TD, denyut
nadi, dan respirasi )
Status Neurologi  Monitor status pernapasan
 Monitor bentuk otot, gerakan motorik dan gaya
 Kesadaran tidak terganggu
 Tekanan darah dalam batas normal berjalan
 Tidak ada aktivitas kejang  Catat keluhan sakit kepala
 Pola bernapas tidak terganggu  Beritahu dokter mengenai perubahan kondisi
 Fungsi sensorik dan motorik cranial tidak pasien
terganggu  Beri jarak kegiatan keperawatan yang diperlukan
 Pola gerakan mata tidak terganggu yang bisa meningkatkan intracranial
 Komunikasi yang tepat dengan situasi  Monitor karakteristik berbicara :
tidak terganggu Kelancaran, adanya aphasia atau kesulitan
 Tidak ada sakit kepala menemukan kata – kata
 Tekanan intracranial tidak terganggu
NO Diagnosa Keperawtan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Intoleran aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Aktivitas
selama ... x ... jam diharapkan intoleran  Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi
Batasan Karakteristik : aktivitas pasien berkurang atau hilang melalui aktivitas spesifik
 Dispnea setelah beraktivitas dengan kriteria hasil :  Berkolaborasi dengan ahli terapis fisik, okupasi dan
 Keletihan NOC terapis rekreasional dalam perencanaan dan
 Ketidaknyamanan setelah Toleransi terhadap aktivitas pemantauan program aktivitas, jika memang diperlukan
beraktivitas  Frekuensi nadi ketika beraktivitas  Bantu klien untuk memilih aktivitas dan pencapaian
 Perubahan elektrokardiogram tidak terganggu tujuan melalui aktivitas yang konsisten dengan
(EKG)  Frekuensi pernapasan ketika kemampuan fisik, fisiologis dan sosial
 Respons frekuensi jantung beraktivitas tidk terganggu  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
abnormal terhadap aktivitas  Tekanan darah diastolik ketika diinginkan
 Respons tekanan darah beraktivitas tidak terganggu  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
abnormal terhadap aktivitas  Tekanan diastolik ketika beraktivitas bermakna
tidak terganggu  Instrusikan pasien dan keluarga untuk melaksanakan
Faktor Berhubungan :  Kekuatan tubuh bagian atas tidak aktivitas yang diinginkan maupun yang telah
 Gaya hidup kurang gerak terganggu diresepkan
 Imobilitas  Kekuatan tubuh bagian bawah tidak  Fasilitasi aktivitas pengganti pada saat klien memiliki
 Ketidakseimbangan antara terganggu keterbatasan waktu, energi, maupun pergerakan dengan
suplai dan kebutuhan oksigeen Energi Psikomotor cara berkonsultasi kepada terapis fisik, okupasi dan

 Tirah baring  Menunjukkan tingkat energi yang terapis rekreasi


stabil  Bantu dengan aktivitas fisik teratur
 Menunjukkan kemampuan untuk  Ciptakan lingkungan yang aman untuk dapat
menyelesaikan tugas sehari-hari melakukan pergerakan otot secara berkala sesuai
dengan indikasi

Terapi Latihan : Mobilisasi Sendi


 Tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya
terhadap fungsi sendi
 Kolaborasikan dengan ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan menerapkan sebuah program
latihan
 Monitor lokasi dan kecenderungan adanya nyeri dan
ketidaknyamanan selam pergerakan/aktivitas
 Bantu pasien mendapatkan posisi tubuh yang optimal
untuk pergerakan sendi pasif maupun aktif
 Dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur
dan terencana
 Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan
bantuan, sesuai indikasi
 Instruksikan pasien/keluarga cara melakukan latihan
ROM pasif, ROM dengan bantuan atau ROM aktif
 Dukung pasien untuk melihat gerakan tubuh sebelum
memulai latihan
 Dukung pasien untuk duduk di tempat tidur, di samping
tempat tidur atau kursi, sesuai toleransi
 Tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan
 Sediakan dukungan positif dalam melakukan latihan
sendi

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)


Resiko Kerusakan Integritas Kulit Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pengecekan Kulit
selama .... x .... jam diharapkan tidak □ Periksa kulit dan selaput lendir terkait

Faktor Resiko terjadi kerusakan integritas kulit dengan dengan adanya kemerahan, kehangatan

Eksternal : kriteria hasil : ekstrem, edema atau drainase


□ Amati warna, kehangatan, bengkak,
□ Cedera kimiawi kulit (mis luka bakar, NOC :
pulsasi, tekstur, edema, dan ulserasi pada
kapsaisin, metilen klorida, agens Integritas Jaringan : Kulit dan
extremitas
Membran Mukosa
mustard) □ Suhu kulit tidak terganggu □ Periksa kondisi luka oprasi dengan tepat
□ Ekskresi □ Sensasi tidak terganggu □ Gunakan alat pengkajian untuk
□ Faktor mekanik (mis daya gesek, □ Elastisitas tidak terganggu
mengidentifikasi pasien yang berisiko
□ Hidrasi tidak terganggu
tekanan, imobilitas fisik)
□ Tidak berkeringat mengalami kerusakan kulit
□ Hipertermia
□ Tekstur tidak terganggu □ Monitor warna dan suhu kulit
□ Hipotermia
□ Ketebalan tidak terganggu □ Monitor kulit dan selapu lemdir terhadap
□ Kelembapan
□ Perfusi jaringan tidak terganggu
□ Lembap area perubahan warna, memar dan pecah
□ Pertumbuhan rambut pada kulit tidak
□ Sekresi □ Monitor kulit untuk adanya ruam dan
□ Terapi radiasi terganggu
lecet
□ Usia ekstrem □ Integritas kulit tidak terganggu
□ Monitor kulit untuk adanya kekeringan
□ Pigmentasi abnormal tidak ada
□ Lesi pada kulit tidak ada yang berlebihan dan kelembaban
Internal :
□ Lesi mukosa membran tidak ada □ Monitor sumber tekanan dan gesekan
□ Agens farmaseutikal □ Jaringan parut tidak ada □ Monitor infeksi, terutama di dareah
□ Faktor psikogenik □ Kanker kulit tidak ada
edema
□ Gangguan metabolisme □ Pengelupasan kulit tidak ada
□ Periksa pakian yang selalu ketat
□ Gangguan pigmentasi □ Penebalan kulit tidak ada
□ Dokumentasikan perubahan membran
□ Gangguan sensasi (akibat cedera □ Eritema tidak ada
□ Wajah tidak pucat mukosa
medula spinalis, diabetes militus, dll)
□ Nekrosis tidak ada □ Lakukan langkah-langkah untuk mencegah
□ Gangguan sirkulasi
□ Pengerasan kulit tidak ada
□ Gangguan turgor kulit kerusakan lebih lanjut
□ Abrasi kornea tidak ada
□ Imunodefisiensi □ Ajarkan anggota keluarga atau pemberi
□ Nutrisi tidak adekuat
asuhan mengenai tanda-tanda kerudakan
□ Perubahan hormonal
□ Tekanan pada tonjolan tulang kulit dengan tepat

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Kerusakan memori Setelah dilakukan tindakan Latihan Memori
keperawatan ..x.. jam diharapkan □ Diskusikan dengan pasien/keluarga yang mengalami

Batasan Karakteristik : kerusakan memori pada pasien dapat masalah ingatan


□ Stimulasi ingatan dengan cara mengulangi pemikiran
□ Ketidakmampuan melakukan berkurang dengan kriteria hasil :
pasien yang terakhir diekspresikan, dengan cara yang
keterampilan yang telah NOC :
tepat
dipelajari sebelumnya Memori
□ Kenangkan kembali mengenai pengalaman pasien,
□ Ketidakmampuan □ Mengingat informasi baru saja
dengan cara yang tepat
mempelajari informasi baru terjadi secara akurat □ Implementasikan teknik mengingat yang tepat, misalnya
□ Ketidakmampuan □ Mengingat informasi yang terbaru
visual emagery, alat yang membantu ingatan, permainan
mempelajari ketrampilan baru secara akurat
ingatan, tanda-tanda ingatan, teknik asosiasi, membuat
□ Mengingat informasi yang sudah
□ Ketidakmampuan mengingat dafar menggunakan, menggunakan papan nama, atau
lama secara akurat
informasi factual
mengulang informasi
□ Ketidakmampuan mengingat □ Bantu dalam tugas-tugas yang bisa dibantu, misalnya
perilaku tertentu yang pernah mempraktikan mempraktikan pembelajaran dan
dilakukan mengulangi secara verbal dan memberikan informasi
□ Ketidakmampuan mengingat dengan gambar, dengan cara yang tepat
peristiwa □ Beri latian orientasi, misalnya pasien berlatih mengenai
□ Ketidakmampuan menyimpan informasi yang pribadi dan tanggal, dengan cara tepat
□ Berikan kesempatan untuk berkonsentrasi, misalnya
informasi baru
□ Lupa melakukan perilaku bermain kartu dengan pasangan, dengan cara tepat
□ Berikan kesempatan untuk menggunakan ingatan
pada waktu yang telah
dijadwalkan kejadian yang baru saja terjadi, misalnya menanyakan
□ Mudah lupa pada pasien tamasya yang baru saja dilakukan, dengan
cara yang tepat
Faktor yang berhubungan : □ Berikan petunjuk pembelajaran yang baru, misalnya

□ Anemia mencari lokasi gambaran geografi dalam peta, dengan


□ Distraksi lingkungan cara yang tepat
□ Gangguan neurologis (mis., □ Sediakan pengingat dengan menggunkan gambar,
elektroensefalogram [EEG] dengan cara yang tepat
positif, trauma kepala, □ Buatlah struktur yang mengajarkan metode sesuai

gangguan kejang) dengan informasi yang diorganisir oleh pasien


□ Gangguan volume cairan □ Rujuk pada terapi okupasi, dengan cara yang tepat
□ Hipoksia □ Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam program
□ Ketidakseimbangan elektrolit kelompok latihan mengingat, dengan cara yang tepat
penurunan curah jantung □ Monitor perilaku pasien selama terapi
□ Identifikasi dan koreksi kesalahan orientasi pasien
□ Monitor perubahan-perubahan dalam latihan mengingat

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


NO Diagnosa Keperawaatn
(NOC) (NIC)
Defisit Perawatan Diri : Mandi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Memandikan
selama ... x ... jam diharapkan mampu □ Bantu memandikan pasien dengan menggunakan

Batasan Karakteristik : melakukan aktivitas perawatan diri atau kursi untuk mandi, bak tempat mandi, mandi dengan

□ Ketidakmampuan membasuh mandi untuk diri sendiri dengan kriteria berdiri, dengan menggunakan cara yang tepat atau
tubuh hasil: sesuai dengan keinginan pasien
□ Ketidakmampuan mengakses NOC : □ Cuci rambut sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
kamar mandi Perawatan Diri : Mandi □ Mandi dengan air yang mempunyai suhu yang

□ Ketidakmampuan mengambil □ Mendapatkan air mandi tidak nyaman


□ Bantu dalam hal perawatan perineal jika memang
perlengkapan mandi terganggu
□ Masuk dan keluar dari kamar mandi diperlukan
□ Ketidakmampuan mengatur air □ Bantu dalam hal kebersihan (misalnya deodorant,
mandi tidak terganggu
□ Mandi di bak mandi tidak terganggu parfum)
□ Ketidakmampuan mengeringkan □ Mencuci badan bagian atas / bawah □ Berikan fasilitas merendeam kaki sesuai dengan
tubuh kebutuhan
tidak terganggu
□ Ketidakmampuan menjangkau □ Mengeringkan badan tidak terganggu □ Berikan lubrikan dank rim pada area kulit yang kering
□ Mandi dengan bersiram □ Tawarkan mencuci tangan setelah eliminasi dan
sumber air
□ Mencuci wajah makan
□ Berikan bedak kering pada lipatan kulit yang dalam
Faktor yang berhubungan : Perawatan Diri : Kebersihan □ Monitor kondisi kulit saat mandi
□ Membersihkan area perineum □ Monitor fungsi kemampuan saat mandi
□ Ansietas □ Menggunakan pembalut
□ Gangguan fungsi kognitif □ Mempertahankan kebersihan mulut Bantuan perawatan diri : Mandi
□ Gangguan muskuluskeletal □ Mengeramas rambut □ Pertimbangkan budaya pasien saat mempromosikan
□ Gangguan neuromuscular □ Mencuci tangan
□ Gangguan persepsi □ Membersihkan telinga aktivitas perawatan diri
□ Kelemahan □ Mempertahankan kebersihan tubuh □ Pertimbangkan usia pasien saat melakukan aktivitas
□ Kendala lingkungan □ Mempertahankan penampilan yang □ Tentukan jumlah dan tipe terkait dengan bantuan
□ Ketidakmampuan merasakan
rapi yang diperlukan
bagian tubuh □ Menyisir rambut □ Sediakan lingkungan yang terapeutik dengan
□ Ketidakmampuan merasakan
memastikan kehangatan, suasana rileks, privasi, dan
hubungan special
pengalaman pribadi
□ Nyeri
□ Fasilitasi pasien mandi dan menggosok gigi dengan
□ Penurunan motivasi tepat
□ Monitor intergritas kulit pasien
□ Jaga kebersihan
□ Berikan bantuan sampai pasien benar – benar
mampu merawat diri secara mandiri
NCP SISTEM
GASTROINTESTINAL
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Disfungsi motilitas gastrointestinal Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC Label: Bowel Management
Batasan Karakteristik: ..x.. jam diharapkan mampu □ Catat tanggal buang air besar
□ Akselerasi pengosongan lambung mempertahankan motilitas terakhir
□ Diare gastrointestinal dengan kriteria : □ Monitor buang air besar
□ Distensi abdomen NOC Label: Bowel Elimination termasuk frekuensi, konsistensi,
□ Feses kering, keras □ Pola eliminasi tidak terganggu bentuk, volume, dan warna,
□ Control gerakan usus tidak
□ Kesulitan mengeluarkan feses dengan cara yang tepat
terganggu
□ Kram abdomen □ Monitor bising usus
□ Warna feses tidak terganggu
□ Mual □ Jumlah feses untuk diet tidak □ Lapor peningkatan frekuensi
□ Muntah terganggu dan/atau bising usus bernada
□ Feses lembut dan berbentuk
□ Nyeri abdomen tinggi
□ Kemudahan BAB tidak
□ Peningkatan residu lambung □ Lapor berkurangnya bising usus
terganggu
□ Perubahan bising usus □ Tekanan sfingter tidak terganggu □ Monitor adanya tanda dan gejala
□ Otot untuk mengeluarkan feses
□ Regurgitasi diare, konstipasi, dan impaksi
tidak terganggu
□ Residu lambung berwarna empedu □ Masukkan supositoria rektal
□ Pengeluaran feses tanpa bantuan
□ Tidak flatus □ Suara bising usus sesuai dengan kebutuhan
□ Tidak ada lemak dalam feses
□ Mendorong penurunuan
□ Tidak ada darah dalam feses
Factor yang berhubungan □ Tidak ada mucus dalam feses makanan pembentuk gas, yang
□ Tidak ada konstipasi
□ Ansietas sesuai
□ Tidak ada diare
□ Gaya kurang gerak □ Tidak ada nyeri pada saat BAB □ Dapatkan guaiac untuk
□ Imobilitas [melancarkan] feses, dengan
Noc Label: gastrointestinal function
□ Intoleransi makanan □ Toleransi [terhadap makanan] cara yang tepat
□ Malnutrisi tidak terganggu
□ Nafsu makanan tidak terganggu
□ Memakan kontaminan (mis., radioaktif, NIC Label: Gastrointestinal
□ Waktu pengosongan lambung
makanan, air) Intubation
tidak terganggu
□ Pemberian makanan enteral □ Frekuensi BAB tidak terganggu □ Pilih jenis dan ukuran selang
□ Warna feses tidak terganggu
□ Penuaan nasogastric dengan
□ Konsistensi feses tidak
□ Prematuritas mempertimbangkan penggunaan
terganggu
□ Program pengobatan □ Jumlah feses tidak terganggu dan rasionalisasi dilakukannya
□ Bising usus tidak terganggu
penyisispan
□ Warna cairan lambung tidak
□ Jelaskan kepada pasien dan
terganggu
□ Jumlah residu cairan lambung keluarga mengenai alasan
ketika aspirasi tidak terganggu menggunakan selang
□ pH cairan lambung tidak
gastrointestinal
terganggu
□ Masukkan selang sesuai dengan
□ Serum albumin tidak terganggu
□ Hematokrit tidak terganggu protocol institusi
□ Glukosa darah tidak terganggu
□ Berikan pasien segelas air atau
□ Tidak ada distensi perut
□ Tidak ada mual kepingan es untuk menelan
□ Tidak ada muntah
selama penyisipan [dilakukan]
□ Tidak ada Konstipasi
□ Tidak ada diare □ Posisikan pasien di sisi kanan
untuk memfasilitasi pergerakan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare
Batasan Karakteristik : selama …x… jam diharapkan pasien  Tentukan riwayat diare
 ada dorongan untuk defekasi mampu : selang ke [arah] duodenum
 Ambil tinja untuk pemeriksaan
 bising usus hiperaktif Kontinensi usus □ Berikan
kultur dan sensitifitas obat-obatan yang dapat
bila diare
 defekasi feses cair >3 dalam  Mengnenali keinginan untuk berlanjut meningkatkan peristaltic usus
2jam defekasi □ Tentukan penempatan selang
 Evaluasi profil pengobatan
 kram  Mempertahankan pola pengeluaran feses yang
terhadap adanya efek benar dengan mengamati
samping
 nyeri abdomen yang bisa diprediksi pada gastrointestinaltanda dan gejala [selang] masuk
 Mempertahankan kontrol pengeluaran ke trakea, memeriksa warna
 Ajari pasien cara penggunaan
Factor yang berhubungan : feses obat antidiare secaradan/atau
tepat tingat pH aspirasi,
fisiologis :  Mengeluarkan feses paling tidak 3 kali  Instruksikan pasien memeriksa
atau rongga mulut,
 inflamasi gastrointestinal per hari dan/atau mencatat penempatan
anggota keluarga untuk
 iritasi gastrointestinal  Tekanan sfingter memadai untuk film x-ray, jika diperlukan
mencatat warna, volume,
 kram mengontrol buang air besar frekuensi, dan konsistensi tinja
 malabsorpsi  Persarafan sfingter fungsional  Evaluasi kandungan nutrisi dari
 parasit  Merespon keinginan untuk BAB secara makanan yang sudah
tepat waktu dikonsumsi sebelumnya
psikologis :  Tiba di toilet antara dorongan untuk BAB  Berikan makanan dalam porsi
dan waktu untuk mengeluarkan feses kecil dan lebih sering serta
 ansietas  Menjaga lingkungan yang bebas tingkatkan porsi secara
 tingkat stress tinggi hambatan untuk eliminasi mandiri bertahap
 Minum cairan secara adekuat  Anjurkan pasien untuk
situasional :  Mengonsumsi serat dengan jumlah mencoba menghindari makanan
adekuat yang mengandung laktosa
 makan melalui selang  Menggambarkan hubungan asupan  Identifikasi faktor yang bisa
 melakukan perjalanan makanan dengan konsistensi feses menyebabkan diare (misalnya
 pemaparan pada kontaminan  Memantau jumlah dan konsistensi feses medikasi, bakteri, dan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management


Batasan Karakteristik : keperawatan ...x...... jam diharapkan  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
 Bukti nyeri dengan menggunakan nyeri akut dapat berkurang dengan meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
standar daftar periksa nyeri untuk criteria : frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
pasien yang tidak dapat NOC : nyeri dan factor pencetus
mengungkapkannya (mis., 1. Pain Level  Pastikan perwatan analgesic bagi pasien
Neonatal Infant Pain Scale, Pain Kriteria Hasil : dilakukan dengan pemantauan yang ketat
Assessment Checklist for Senior  Beristirahat dengan  Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
with Limited Ability to nyaman/tidak gelisah mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
Communicate)  Tidak tampak ekspresi wajah penerimaan pasien terhadap nyeri
 Diaphoresis
kesakitan  Gali bersama pasien dan keluarga mengenai
 Dilatasi pupil
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata  Frekuensi dalam batas normal factor-faktor yang dapat menurunkan atau
kurang bercahaya, tampak kacau, (dewasa : 16-24 x/menit) memperberat nyeri
gerakan mata berpencar atau tetap  Tekanan darah normal (dewasa  Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
pada satu fokus, meringis) : 120/80mmHg) penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
 Fokus menyempit (mis., persepsi NOC : dirasakan, dan antisipasi dari
waktu, proses berpikir, interaksi 2. Pain control ketidaknyamanan akibat prosedur
dengan orang dan lingkungan) Kriteria Hasil :  Kendalikan factor lingkungan yang dapat
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas  Melaporkan perubahan mempengaruhi respon pasien terhadap
menggunakan standar skala nyeri terhadap gejala nyeri pada ketidaknyamanan (mis., suhu
(mis., skala Wong-Baker FACES, professional kesehatan ruangan,pencahayaan dan suara bising)
skala analog visual, skala penilaian  Mengenali apa yang terkait  Kurangi atau eliminasifaktor-faktor yang
numeric) dengan gejala nyeri dapat mencetus atau meningkatkan nyeri
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
 Menggunakan tindakan (mis., ketakutan, kelelahan, keadaan
dengan menggunakan standar
pengurangan (nyeri) tanpa monoton, dan kurang pengetahuan)
instrument nyeri (mis., McGill
analgesic  Pilih dan implementasikan tindakan yang
Pain Questionnaire, Brife Pain
beragam (mis., farmakologi, nonfarmakologi,
Inventory
interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan
 Laporan tentang perilaku
nyeri sesuai kebutuhan
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
 Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
anggota keluarga, pemberi asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis., menangani nyerinya dengan tepat
gelisah, merengek, menangis,  Ajarkan penggunaan teknik non farmaklogi
waspada) (seperti,biofeedback,TENS,
 Perilaku distraksi hypnosiss,relaksasi,bimbingan antisipasi,
 Perubahan pada parameter
terapi musik, terapi bermain, terapi aktivitas,
fisiologis (mis., tekanan darah,
akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan,
frekuensi jantung, frekuensi
sebelum, sesudah dan jika memungkinkan
pernapasan, saturasi oksigen, dan
ketika melakukan aktivitas yang
end-tidal karbon dioksida (CO2))
 Perubahan posisi untuk menimbulkan nyeri sebelum nyeri terjadi atau

menghindari nyeri meningkat, dan bersamaan dengan tindakan


 Perubahan selera makan penurun rasa nyeri lainnya)
 Putus asa
 Sikap melindungi area nyeri  Kolaborasi dengan pasien keluarga dan tim
 Sikap tubuh melindungi kesehatan lainnya untuk memilih dan
Faktor yang berhubungan :
 Agens cedera biologis (mis., mengimplementasikan tindakan penurun
infeksi, iskemia, neoplasma) nyeri nonfarmakologi sesuai kebutuhan
 Agens cedera fisik (mis., abses,  Berikan individu penurun nyeri yang optimal
amputasi, luka bakar, terpotong, dengan peresepan analgesic
mengangkat berat, prosedur  Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
bedah, trauma, olahraga membantu penurunan nyeri
berlebihan)
 Agens cedera kimiawi (mis., luka
Analgesic Administration
bakar, kapsaisin, metilen klorida,
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
agens mustard)
keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
 Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis
dan frekuensi obat analgesic yang diresepkan
 Cek adanya riwayat alergi obat
 Pilih rute IV dibandingkan IM untuk
pemberian analgesic secara teratur melalui
injeksi jika diperlukan
 Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pada pemberian dosis
pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda
yang tidak biasanya
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management


Batasan Karakteristik : keperawatan ...x...... jam diharapkan  Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
 Bukti nyeri dengan menggunakan nyeri akut dapat berkurang dengan meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
standar daftar periksa nyeri untuk criteria : frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
pasien yang tidak dapat NOC : nyeri dan factor pencetus
mengungkapkannya (mis., 3. Pain Level  Pastikan perwatan analgesic bagi pasien
Neonatal Infant Pain Scale, Pain Kriteria Hasil : dilakukan dengan pemantauan yang ketat
Assessment Checklist for Senior  Beristirahat dengan  Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
with Limited Ability to nyaman/tidak gelisah mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
Communicate)  Tidak tampak ekspresi wajah penerimaan pasien terhadap nyeri
 Diaphoresis
kesakitan  Gali bersama pasien dan keluarga mengenai
 Dilatasi pupil
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata  Frekuensi dalam batas normal factor-faktor yang dapat menurunkan atau
kurang bercahaya, tampak kacau, (dewasa : 16-24 x/menit) memperberat nyeri
gerakan mata berpencar atau tetap  Tekanan darah normal (dewasa  Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
pada satu fokus, meringis) : 120/80mmHg) penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
 Fokus menyempit (mis., persepsi NOC : dirasakan, dan antisipasi dari
waktu, proses berpikir, interaksi 4. Pain control ketidaknyamanan akibat prosedur
dengan orang dan lingkungan) Kriteria Hasil :  Kendalikan factor lingkungan yang dapat
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas  Melaporkan perubahan mempengaruhi respon pasien terhadap
menggunakan standar skala nyeri terhadap gejala nyeri pada ketidaknyamanan (mis., suhu
(mis., skala Wong-Baker FACES, professional kesehatan ruangan,pencahayaan dan suara bising)
skala analog visual, skala penilaian  Mengenali apa yang terkait  Kurangi atau eliminasifaktor-faktor yang
numeric) dengan gejala nyeri dapat mencetus atau meningkatkan nyeri
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
 Menggunakan tindakan (mis., ketakutan, kelelahan, keadaan
dengan menggunakan standar
pengurangan (nyeri) tanpa monoton, dan kurang pengetahuan)
instrument nyeri (mis., McGill
analgesic  Pilih dan implementasikan tindakan yang
Pain Questionnaire, Brife Pain
beragam (mis., farmakologi, nonfarmakologi,
Inventory
interpersonal) untuk memfasilitasi penurunan
 Laporan tentang perilaku
nyeri sesuai kebutuhan
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
 Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
anggota keluarga, pemberi asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis., menangani nyerinya dengan tepat
gelisah, merengek, menangis,  Ajarkan penggunaan teknik non farmaklogi
waspada) (seperti,biofeedback,TENS,
 Perilaku distraksi hypnosiss,relaksasi,bimbingan antisipasi,
 Perubahan pada parameter
terapi musik, terapi bermain, terapi aktivitas,
fisiologis (mis., tekanan darah,
akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan,
frekuensi jantung, frekuensi
sebelum, sesudah dan jika memungkinkan
pernapasan, saturasi oksigen, dan
ketika melakukan aktivitas yang
end-tidal karbon dioksida (CO2))
 Perubahan posisi untuk menimbulkan nyeri sebelum nyeri terjadi atau

menghindari nyeri meningkat, dan bersamaan dengan tindakan


 Perubahan selera makan penurun rasa nyeri lainnya)
 Putus asa
 Sikap melindungi area nyeri  Kolaborasi dengan pasien keluarga dan tim
 Sikap tubuh melindungi kesehatan lainnya untuk memilih dan
Faktor yang berhubungan :
 Agens cedera biologis (mis., mengimplementasikan tindakan penurun
infeksi, iskemia, neoplasma) nyeri nonfarmakologi sesuai kebutuhan
 Agens cedera fisik (mis., abses,  Berikan individu penurun nyeri yang optimal
amputasi, luka bakar, terpotong, dengan peresepan analgesic
mengangkat berat, prosedur  Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
bedah, trauma, olahraga membantu penurunan nyeri
berlebihan)
 Agens cedera kimiawi (mis., luka
Analgesic Administration
bakar, kapsaisin, metilen klorida,
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
agens mustard)
keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
 Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis
dan frekuensi obat analgesic yang diresepkan
 Cek adanya riwayat alergi obat
 Pilih rute IV dibandingkan IM untuk
pemberian analgesic secara teratur melalui
injeksi jika diperlukan
 Monitor tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pada pemberian dosis
pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda
yang tidak biasanya

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
1 Gangguan Menelan Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Pencegahan Aspirasi
□ Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk,
Batasan Karakteristik : jam diharapkan mampu mempertahankan
gag refleks, kemampuan menelan
Tahap Perama : Oral kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
□ Pertahankan kepaenan jalan nafas
□ Abnormalitas pada fase oral pada NOC : □ Minimalisir penggunaan obat-obatan yang
pemeriksaan menelan Status Menelan diketahui memperlambat pengosongan
□ Batuk sebelum menelan □ Mempertahankan makanan dimulut lambung dengan tepat
□ Menangani sekresi mulut □ Monitor kebutuhan perawatan terhadap
□ Bibir tidak menutup rapat
□ Produksi ludah
saluran cerna
□ Bolus masuk terlalu tepat □ Kemampuan mengunyah
□ Posisikan kepala pasien tegak lurus,
□ Penantaran secara bolus ke
□ Kerja lidah tidak efektif pada
samadengan atau lebih tinggi dari 300-900
hipopharing diatur waktunya dengan
pembentukan bolus
(pemberian makan dengan NGT) atau
reflek menelan
□ Ketidakmampuan membersihkan
□ Kemampuan untuk membersihkan sejauh mungkin
rongga mulut □ Jaga kepala tempat tidur ditinggikan 30-45
rongga mulut
□ Makanan jatuh dari mulut □ Pembentukan bolus sesuai pada menit setelah pemberian makan
□ Jaga peralatan suksion tetap tersedia
□ Makanan terdorong keluar dari waktunya
□ Pantau cara makan atau bantu jika
□ Jumlah menelan sesuai dengan ukuran
mulut
diperlukan
atau tekstur bolus
□ Makanan terkumpul di sulkus □ Beri makanan dalam jumlah sedikit
□ Durasi makan dengan respek pada
□ Periksa posisi NGT atau selang gastronomi
lateral
jumlah yang dikonsumsi
sebelum pemberian makan
□ Mengunyah tidak efisien □ Reflek menelan sesuai dengan
□ Periksa residu pada selang atau
□ Muntah sebelum menelan waktunya
gastrostomi sebelum pemberian makan
□ Mempertahankan posisi kepala dan
□ Pembentukan bolus terlalu lambat □ Jangan beri makan jika residu terlalu
batang tubuh netral
□ Refluks nasal banyak (mis., lebih besar drai 250cc pada
□ Penerimaan makanan
□ Tersedak sebelum menelan □ Mempelajari temuan [akan] menelan selang makanan atau lebih besar 100cc
□ Peruahan kualitas suara
Tahap Kedua : Faring pada selang PEG)
□ Tersedak
□ Hindari pemberian cairan atau penggunaan
□ Abnormalitas fase faring pada □ Batuk
□ Muntah zat yang kental
pemeriksaan menelan
□ Peningkatan usaha menelan □ Potong makanan menjadi potongan-
□ Batuk □ Refluks lambung
potongan kecil
□ Tidak nyaman dengan menelan
□ Deman dengan etiologi tidak jelas □ Haluskan obat-obatan dalam bentuk pil
□ Gangguan posisi kepala seelum pemberian
Terapi Menelan
□ Infeksi paru berulang
□ Jelaskan rasionalislatihan menelan ini
□ Keterlambatan berulang
kepada pasien atau keluarga
□ Ketidakadekuatan elevasi laring □ Bantu pasien untuk duduk tegak (sebisa
□ Menelan berulang mungkin mendekati 900) untuk
□ Menolak makanan makan/latihan makan
□ Bantu pasien untuk memposisikan kepala
□ Muntah
fleksi menhadap kedepan sebagai
□ Refluks nasal
persiapan menelan (dagu dilipa).
□ Suara seperti kumur
□ Bantu pasien untuk berada pada posisi
□ Tersedak
duduk selama 30 menit setelah makan
Tahap Ketiga : Esofagus
selesai
□ Abnormalitas fase esofagus pada □ Instruksikan pasien untuk membuka dan
pemeriksaan menelan menutup mulut terkait dengan persiapan
□ Bangun malam hari memanipulasi makanan
□ Inruksikan pasien untuk tidak bicara
□ Batuk malam hari
selama makan, jika diperlukan
□ Bruksisme
□ Hematemesis □ Ajari pasien untuk mengucapkan kata
□ Hiperekstensi kepala “ahs” untuk meningkatkan elevasi langit-
□ Kegelisahan yang tidak jelas langit halus, jika memungkinkan
□ Hindari penggunaan sedotan untuk
seputar waktu makan
minuman
□ Kesulitan menelan
□ Monitor pergerakan lidah pasien selama
□ Manalan berulang
makan
□ Menolak makanan □ Periksa mulut apakah ada sisa makanan
□ Muntah yang berkumpul di satu tempat setelah
□ Muntah dibantal makan
□ Instruksikan keluarga/pemberi perawatan
□ Nyeri epigastrik
bagaimana cara memposisikan ,
□ Nyeri uluhati
memberimakan dan memonitor pasien
Faktor yang berhubungan :
Defisit Kongingetal :
□ Abnormalitas jalan nafas atas
□ Gagal bertumbuh
□ Gangguan dengan hipotonia
signifikan
□ Gangguan neuromuskular
□ Gangguan perilaku mencidrai diri
□ Gangguan pernapasan
□ Malnutrisi energi-protein
□ Masalah perilaku makan
□ Obstruksi mekanis
□ Penyakit jantung kongingetal
□ Riwayat makan dengan slang
Masalah Neurologis :
□ Abnormalitas laring
□ Abnormalitas orofaring
□ Akalasia
□ Anomali jalan nafas atas atas
□ Cedera otak
□ Defek anatomik yang didapat
□ Dafek laring
□ Defek nasal
□ Defek rongga nasofaring
□ Defek trakea
□ Gangguan neurolois
□ Trauma

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi:
kebutuhan tubuh. selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan  Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
memenuhi kebutuhan metabolik. yaitu sebagai berikut:  Identifikasi adanya alergi atau intoleransi

Batasan Karakteristik: Status Asupan Nutrisi : makanan yang dimiliki pasien.


 Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
 Berat badan 20% atau lebih dibawah  Asupan kalori adekuat
mengkonsumsi makan (misalnya, bersih,
 Asupan protein adekuat
rentang berat badan ideal
 Asupan lemak adekuat berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang
 Bising usus hiperaktif
 Asupan karbohidrat adekuat
 Cepat kenyang setelah makan menyengat).
 Asupan serat adekuat
 Diare  Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
 Asupan vitamin adekuat
 Gangguan sensasi rasa  Asupan mineral adekuat tegak di kursi, jika memungkinkan.
 Kehilangan rambut berlebihan  Asupan zat besi adekuat  Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
 Kelemahan otot untuk menelan  Asupan kalsium adekuat favorit pasien, sementara pasien berada di
 Kesalahan persepsi  Asupan natrium adekuat
 Ketidakmampuan memakan makanan rumah sakit atau fasilitas perawatan, yang
 Kram abdomen sesuai.
 Kurang informasi  Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
 Kurang minat pada makanan
dan kenaikan berat badan.
 Nyeri abdomen
 Penurunan berat badan dengan asupan Manajemen Saluran Cerna:
makanan tidak adekuat  Catat tanggal buang air besar terakhir.
 Sariawan rongga mulut  Monitor buang air besar termasuk konsistensi,
Faktor yang berhubungan: bentuk, volume, dan warna, dengan cara yang
 Faktor biologis tepat.
 Faktor ekonomi  Monitor bising usus.
 Gangguan psikososial  Instruksikan pasien mengenai makanan tinggi
 Ketidakmampuan makan serat, dengan cara yang tepat.
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrient
 Kurang asupan makanan
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi:
kebutuhan tubuh. selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan  Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
memenuhi kebutuhan metabolik. yaitu sebagai berikut:  Identifikasi adanya alergi atau intoleransi

Batasan Karakteristik: Status Asupan Nutrisi : makanan yang dimiliki pasien.


 Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
 Berat badan 20% atau lebih dibawah  Asupan kalori adekuat
mengkonsumsi makan (misalnya, bersih,
 Asupan protein adekuat
rentang berat badan ideal
 Asupan lemak adekuat berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang
 Bising usus hiperaktif
 Asupan karbohidrat adekuat
 Cepat kenyang setelah makan menyengat).
 Asupan serat adekuat
 Diare  Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
 Asupan vitamin adekuat
 Gangguan sensasi rasa
 Asupan mineral adekuat tegak di kursi, jika memungkinkan.
 Kehilangan rambut berlebihan
 Asupan zat besi adekuat  Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
 Kelemahan otot untuk menelan
 Asupan kalsium adekuat favorit pasien, sementara pasien berada di
 Kesalahan persepsi
 Ketidakmampuan memakan makanan  Asupan natrium adekuat
rumah sakit atau fasilitas perawatan, yang
 Kram abdomen
 Kurang informasi sesuai.
 Kurang minat pada makanan  Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
 Nyeri abdomen dan kenaikan berat badan.
 Penurunan berat badan dengan asupan
makanan tidak adekuat Manajemen Saluran Cerna:
 Sariawan rongga mulut
 Catat tanggal buang air besar terakhir.
Faktor yang berhubungan:  Monitor buang air besar termasuk konsistensi,
 Faktor biologis bentuk, volume, dan warna, dengan cara yang
 Faktor ekonomi tepat.
 Gangguan psikososial  Monitor bising usus.
 Ketidakmampuan makan  Instruksikan pasien mengenai makanan tinggi
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Ketidakmampuan mengabsorpsi serat, dengan cara yang tepat.
nutrient
 Kurang asupan makanan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :


Batasan Karakteristik selama ….x…..jam diharapkan: 1. Manajemen Saluran Cerna
a. Catat tanggal buang air besar terakhir
 Adanya feses lunak, seperti pasta di dalam NOC
b. Monitor buang air besar termasuk
rectum 1. Eliminasi Usus
 Anoreksia frekuensi, konsistensi, bentuk,
 Bising usus hiperaktif Kriteria hasil : volume, dan warna, dengan cara
 Bising usus hipoaktif
 Borborigmi  Pola eliminasi normal yang tepat
 Darah merah pada feses  Gerakan usus terkontrol c. Monitor bisisng usus
 Distensi Abdomen  Warna feses normal d. Lapor peningkatan frekuensi dan
 Feses cair  Feses lembut dan berbentuk atau bising usus bernada tinggi
 Feses keras dan berbentuk  Kemudahan BAB e. Lapor berkurangnya bising usus
 Keletihan umum  Tekanan sfingter f. Monior tanda dan gejala konstipasi
 Massa abdomen yang dapat di raba  Otot untuk mengeluarkan feses g. Evaluasi inkontinensia fekal
 Massa rektal yang dapat diraba  Pengeluaran feses tanpa bantuan
seperlunya
 Mengejan pada saat defekasi  Suara bising usus normal h. Catat masalah BAB yang sudah ada
 Mual
 Muntah sebelumnya BAB rutin , dan
 Nyeri abdomen penggunaan laksatif
 Nyeri pada saat defekasi i. Ajarkan pasien mengenai makanan
 Nyeri tekan abdomen dengan teraba makanan tertentu yang membantu
resistensi otot mendukung keteraturan (aktivitas )
 Nyeri tekan abdomen tanpa teraba
usus
resistensi otot j. Anjurkan anggota pasien atau
 Penampilan tidak khas pada lansia (mis,
keluarga untuk mencetat warna,
perubahan pada status menta,inkontinensia
volume, frekuensi, dan konsistensi
urinarius,jatuh yang tidak jelas
tinja
penyebabnya,peningkatan suhu tubuh) k. Masukkan supositoria rektal, sesuai
 Peningkatan tekanan abdomen
 Penurunan frekuensi dengan kebutuhan
l. Memulai program latihan sauran
 Penurunan volume feses
 Perkusi abdomen pekak cerna, dengan cara yang tepat
 Perubahan pada pola defekasi m. Mendorong penurunan asupan
 Rasa tekanan rektal makanan pembentuk gas, yang sesuai
 Sakit kepala n. Instruksikan pasien mengenai
 Sering flaktus
 Tidak dapat makan makanan tinggi serat, dengan cara
 Tidak dapat megeluarkan feses yang tepat
o. Beri cairan hangat setelah makan,
Faktor yang berhubungan
Fungsional dengan cara yang tepat
p. Evaluasi profil medikasi terkait
 Kebiasaan defekasi tidak teratur
 Kebiasaan menekan dorongan defekasi dengan efek samping-efek samping
 Kelemahan otot abdomen gastrointestinal
 Ketidakadekuatan toileting
 Perubahan lingkungan saat ini
 Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari
yang dianjurkan menurut usia dan jenis
kelamin

Mekanis
 Abses rektal
 Fisura anak rektal
 Gangguan neurologis (mis, EEG positif,
trauma kepala,gangguan kejang)
 Hemoroid
 Kehamilan
 Ketidakseimbangan elektrolit
 Obesitas
 Obstruksi pasca-bedah
 Pembesaran prostat
 Penyakit Hirschsprung
 Prolapse rektal
 Rektokel
 Striktur anak rektal
 Tumor
 Ulkus rektal

Farmakologis
 Agens farmaseutikal
 Penyalahgunaan laksatif

Fisiologis
 Asupan cairan tidak cukup
 Asupan serat tidak cukup
 Dehidrasi
 Kebiasaan makan buruk
 Ketidakadekuatan gigi geligi
 Ketidakadekuatan hygiene oral
 Penurunan motilitas traktus
gastrointestinal
 Perubahan kebiasaan makan (mis.,
makanan,waktu makan)

Anda mungkin juga menyukai