Anda di halaman 1dari 17

Sleep Apnea

Nama Kelompok :

Dea Aprilia
Desta Puji Angraeni
Devi Nuri A
Dina Meicasari
Elisa Oktafia I
Elvira Fitri Y
DEFINISI
Istilah Sleep Apnea berarti berhenti bernafas.
Apnea tidur atau Sleep Apnea adalah gangguan
tidur yang menyebabkan pernafasan seseorang berhenti
sementara selama beberapa kali saat sedang tidur.
Kondisi ini dapat ditandai dengan mengorok saat tidur
dan tetap merasa mengantuk setelah tidur.
ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor dibawah ini dapat meningkatkan resiko
terhadap gangguan tidur yaitu:
 Obesitas atau BB berlebih
 Leher yang besar
 Saluran nafas yang sempit
 Usia
 Jenis kelamin
 Riwayat keluarga
 Merokok
 Menopause pada wanita
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebab, sleep apnea dibagi Derajat beratnya Obstructive Sleep
menjadi 3 yaitu : Apnea dinilai berdasarkan nilai apnea-
 Obstructive Sleep Apnea (OSA), hypopnea indeks (AHI) menggunakan
Terjadi ketika otot dibelakang polisomnografi. Menurut American
tenggorokan terlalu rileks. Academy of Sleep Medicine :
 Central Sleep Apnea (CSA), Terjadi • Mild OSA : AHI of 5-15
saat otak tidak dapat mengirimkan
sinyal dengan baik keotot yang • Moderate OSA : AHI of 15-30
mengontrol pernafasan. • Severe OSA : AHI of more than
 Complex Sleep Apnea, gabungan dari 30
OSA dan CSA
ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO
• Namun pada beberapa orang ada yang
memiliki saluran nafas yang sempit
karena obesitas dan relaksasi otot tidak
sempurna selama tidur. Hal ini dapat
menyebabkan saluran pernafasan
didaerah faring tertutup sehingga udara
tidak dapat mengalir secara normal
kedalam paru-paru.
• Pada saat tidur, otot-otot pada saluran
pernafasan atas termasuk otot faring • Pada Sleep Apnea terjadi 2 periode yaitu :
secara normal menjaga jalan nafas Periode apnea dan Periode hipopnea
tetap terbuka agar udara dapat keluar
masuk saluran pernafasan secara
bebas.
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa gejala umum yang muncul saat penderita sleep apnea
adalah :
1. Saat tidur
• Mendengkur atau mengorok dengan keras
• Berhenti bernafas selama beberapa kali
• Sulit tidur atau insomnia
2. Setelah bangun tidur
• Terbangun dengan mulut yang terasa kering
• Sakit kepala ketika baru bangun tidur
• Merasa mengantuk disiang hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Evaluasi dapat diperoleh dari tanda dan gejala serta
riwayat tidur. Dokter mungkin akan meminta untuk
menjalani tes Sleep Apnea yang disebut dengan
Polysomnogram. Komponen polysomnogram :
• electroencephalography (EEG)
• electrooculography (pergerakan bola mata) (EOG)
• electrocardiography (EKG)
• electromyography (pergerakan rahang bawah dan
kaki) (EMG)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan apnea tidur tergantung pada kondisi pasien
dan tingkat keparahan sleep apnea yaitu :
1. Sleep apnea yang ringan dapat ditangani secara
mandiri,yaitu :
• menurunkan berat badan
• Berhenti merokok
• mengubah posisi tidur.
2. Sleep Apnea yang cukup parah dapat dilakukan tindakan :
• Terapi khusus
• Operasi
KOMPLIKASI
 Neuropsikologis, seperti kantuk berlebihan
pada siang hari, kurang konsentrasi dan daya
ingat,
 Vaskuler, seperti takikardi, hipertensi,
aritmia, blokade jantung, angina
 Metabolik, seperti diabetes, obesitas.
 Genito-urinari, seperti nokturia, enuresis,
impotensi.
 Hematologi, seperti polisitemia.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
 Anamnesi
• Tidur mendengkur (hampir) setiap tidur (habitual
snoring)
• Kegelisahan saat tidur.
• Sianosis atau pucat.
• Rasa mengantuk berlebihan di siang hari
(excessive daytime sleepiness)
• Sering terjadi infeksi saluran napas atas dan otitis
media.
 Pemeriksaan Fisis
• Dalam keadaan bangun secara keseluruhan biasanya normal.
• Penilaian pertumbuhan anak: berat badan,tinggi badan, dan IMT(Indeks
Massa Tubuh). Nilai adanya obesitas atau gagal tumbuh.
• Pernapasan mulut
• Perhatikan adanya septum deviasi atau polip hidung.
• Pemeriksaan daerah mulut dan tenggorok. Perhatikan ukuran lidah,
integritas palatum, daerah orofarings,redudant mukosa palatum,ukuran
tonsil,dan ukuran uvula.
• Paru-paru biasanya normal pada pemeriksaan auskultasi.
• Pemeriksaan jantung dapat memperlihatkan tanda-tanda hipertensi
pulmonal
• Pemeriksaan neurologis harus dilakukan untuk mengevaluasi tonus otot
dan status perkembangan.
• Pada observasi tidur dapat terdengar dengkuran, kesulitan bernapas.
 Pemeriksaan Fisik
• Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu,
konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan lelah
• Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara lambat,
postur tubuh tidak stabil
• Kaji kelelahan fisik, fatique, letargi

 Riwayat Tidur
• Kaji kebiasaan pola tidur klien, bed time ritual (aktivitas untuk
meningkatkan tidur seperti membaca, minum susu dll), kuantitas dan
kualitas tidur, apakah menggunakan obat tidur, kaji lingkungan / ruang tidur
• Kaji dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar
setelah tidur, apa yang terjadi jika kurang tidur
• Gangguan tidur / faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur, kapan
masalah tidur mulai terjadi
 Pemeriksaan Penunjang
• EEG (elektroensefalografi), EOG (elektrookulogram), EMG
(elektromyoraphy)
• Saturasi O2 dan ECG (elektrocardiogram) untuk mengatahui adanya sleep
apnoe

2. Diagnosa Yang Sering Muncul


a. Ganguan pola tidur b/d Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat
(gangguan transport oksigen, gangguan eliminasi, gangguan
metabolisme).
b. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti
nafas saat tidur(sleep apnea) dan keetidak mampuan mengawasi
prilaku.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Diagnosa: Gangguan pola tidur b/d sering terjaga di malam hari,


sekunder akibat (gangguan transport oksigen, gangguan eliminasi,
gangguan metabolisme)
 INTERVENSI :
• Kaji factor – factor yang mempengaruhi masalah tidur
• Berikan posisi yang nyaman pada klien
• Ciptakan ruangan yang tenang dan senyap.
• Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
• Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada
waktu siang dan sore hari.
• Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih
sebelum tidur.
• Kolaborasi pemberian obat pemicu tidur pada klien
b. Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur,
henti napas saat tidur (sleep apnea) dan ketidak mampuan mengawasi prilaku.
 INTERVENSI :
• Kaji factor pemicu terjadinya kecemasan pada klien
• Ukur TTV klien.
• Berikan lingkungan yang suportif
• Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.

c. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.


 INTERVENSI :
• Observasi TTV
• Berikan posisi semi fowler
• Berikan terapi oksigenasi
• Berikan HE pada pasien tentang penyakitnya
4. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
 Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi
keperawatan (rencana tindakan keperawatan) yang telah
diberikan.

5. EVALUASI
 Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai