Anda di halaman 1dari 125

trdomrnltnmlthtnten

'. . ftilfiilrfit|m[t[fiffidiffuntalr
Kata Pengantar

Rumah sakit (RS) sebagaisalahsatusararapelayanankeseharanbagi


masyarakat,menghasilkanI im bah/bahanb uangan dari kegiaranp.l"y, n
kesehatanyang dilakukannya. Limbah yang dihasilk"., ol.h rumah sakit "-,
memiliki kekhususantersendiriyaitu limbah medis karena memerlukan
penanganan khusus.
Limbah medis yang dihasilkandari seluruh kegiatanpelayananmedis
dapat berupa limbah medis padat, cair dan gas,yang dalam penanganannya
memerlukan suaru taralaksanadan teknologi pengelolaankhusus. Hal ini
dikarenakan limbah medis rumah sakir mengandung bahan-bahan yang
bersifat infeksius dan radioaktif, yang dapat mencemari lingkungai
sekitarnyadan berbahayabagikesehatanmanusia(tergolongtimbah 83).
Sistempengelolaanlimbah medisrumah sakitini menjadi lebih penting
Iagi, dikarenakan meningkatnya prevalensiberbagaijenis penyakit menular
yang a.rgkakesakitandan kematiannyatinggi sepertiHIV/AIDS, avian influ-
enza,dan lainnya. Penderitapenyakit-penyakirinfelai ini u.mumnyadirawat
di rumah sakir.Khususunruk perawatanpasienHIV/AIDS, pemerintahtelah
menetapkan75 rumah sakit rujukan ODHA di seluruh Indonesia.Hal ini
memerlukan perhatian khusustidak hanyadari segiperawaranpenderitarrya,
nalnun dari segipenangananlimbah medisyangdihasilkannya,sehinggatingkar
penularanakibatpenangananIimbah yangkurangmemadaidapatditurunkan.
Untukpelaksanaan pengelolaanlimbah padat dan cair di rumah sakit
dibutuhkan suatu pedoman, maka disusunlah buku ini. Buku pedoman
PenatalaksanaanLimbah Padat dan cair di Rumah Sakit ini, yang
diharapkan bermanfaatsebagaisalahsatu acuan dala,mpengelolaanlimbah
di Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

Tim Penvusun

PedomanLimbah Padardan Cair


Tim Penyusun

]. Dr. Ratna Rosira,MPHM (DirekturBinaYanmedSpesialistik)


2. Dr. Luwiharsih,MSc (KepalaSekpokjaHIV/AIDS)
3. Drg. Rarit Gernpari, MARS (BinaPelayananMedik Dasar)
4. Ir. H. Farouk Mansyur (PSPPK)
5. Ir. Sukirman (PSPPK)
6. Ir. Moh. Nasir, MSi (RS Persahabatan)
7. Drs. Sunardi,MSi (MIPA - UI)
8. Iwan Nefawan, BSc (P2PL)
9- Drs. \farmo SuCraiatBSc,MKes (BBTKr,)
10.'$Tidodo (BBTKLIPM Jakarta)
I l. Henny Damayanti,SPsi (SekpokjaHIV/AIDS)
12. dr. Rudy Rusli (SekpokjaHIV/AIDS)
13. Sri lVahy.uni (SekpokjaHIV/AIDS)
I 4. Febrindah\}Zidiastuti (SekpokjaHIV/AIDS)

Daftar Kontributor

l. Dra. Yanri (Dit. Bina PenunjangMeciik)


2. Thomas Patria (PSPPK)
3. Sumarsono (BPLJH DKI Jakarta)
4. 'S(/'awanKurniawan (BPLHD DKI Jakarta)

Pedoman Limbah Padat dan Cair


5. Budi Setiawan,DKM (RS.Sardj
ito, Jogjakarta)
6. Dini Wardiani,SKM, MKes (SudinkesJakarta Pusat)
7. Dr. Titi P. (SudinkesJakartaBarat)
B. Dr. Joice Tirmbelaka,MARs (SudinkesJakarta TimurT
9. Alaidin (SudinkesJakarraSelaran)
10.Artiningsih (SudinyaakesJakarta Timur)
I l. Ketut Astiti,SKM (RSPI Sulianti Suroso)
12. Titik Vahyudijati (RS. Dr.Soeromo,Surabaya)
13. Veronica (RS. Dr.Soetomo, Surabaya)
14. Atiek Ananrtati (FHI)
15. JeanneUktolseja (P2ML)
16. ZslQraMaharani (RSCM)
17. Agus Suyanto (Sekpokja HIV/AIDS)

Pedoman Limbah Padatdan Cair


Daftar Isi

Kata Pengantar
Daf t ar K on tri b u to r .......................2
Daf t ar I s i .............. ........................4
BAB i. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................ .......................8
1.2. Tirjuan ..............9
1.2.1.TirjuanlJmum ...........9
I.2.2. Tujuan Khusus.......
1.3. Manfaat
10
1.4. RuangLingkup ................10
1.5 Pengertian ...... l0
1.6. DasarHukum .................. 12
BAB II. LIMBAH PADAT DAN CAIR DI RUMAH SAKIT ...........14
2.1. JenisLimbah dan asallimbah .............
14
2.2. KarakteristikLimbah ........ 17
2.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah .........17
2.3.1.Limbah lv{edisPadat......... .........t7
2.3.2.Limbah Cair........... ..................20
2.4 Thta LaL<sana Limbah ........2l
2.4.1.Limbah lledis Padat......... .........Zt
2.4.2.Limbah Cair........... ..................28
BAB III. PENATALAKSANAAN PENGOLAFIAN LIMBAH......... 31
3.1. TeknologiPengolahan Limbah Medis Padat.............................
3l
3.1.1 lnsinerasi(Pengabuan)......... ......34
3.1.2 DesorpsiPana^s ........46
3.1.3.Otoklaf ..... .............50
3. 1.4 PengolahanLimbah Medis secra Kimia .........................
54

PedomanLimbah Pa&t dan Cair


3.1.5.RadiasiGelombangElektromagnetik.............................. 55
3"1.6. Keunrungandan Kerugian dari Masing-masing
TeknologiPengolahan Limbah PadarMedis ................... 57
3.2. TeknologiPengolahan Limbah Cair ........... ...........59
3.2.1.TirjuanPengolahan LimbahCair ........... .......j9
3.2.2.JenisPengolahanLimbah Cair........... ...........59
3.2.3.PengolahanLimbah Cair SecaraFisik-Kimia.................. 65
3.2.4. PengolahanLimbah Cair SecaraBiclogi .......70
3.2.5.Pengolahan Lumpur .........-........94
3.2.6. PertimbanganPemilihanJenis
PengolahanLimbah Cair di RS ............. .......g6
3.2.8.ProgramMinimisasiLimbah Cair RS ...........99
BAB W. PEMELIHARAAN FASILITAS PENGOIAHAN LIMBAH ..
PADAT DAN CAIR ...... 106
4.1. Tirjuan ..........106
4.2. Pengeniandan JenisPemeliharaan ..... 106
4.3. FasilitasPengolahan Limbah Padat......... ..............107
4.4. Fasilitas Pengelolaan
Limbah Cair ........... .............110
4.5. Monitoring dan Evaluasi................ ... 115
BAB V KESEH,{IAN DAN KESETAMATAN KERJA PETUGAS .. 119
5.1. Prinsip-prinsip............. ... l l9
5.2. Perlindungan Perugas...... ...................
120
Daftar Pustaka ......... tZ4

Pedoman Limbah Pedatdan Cair


Da-ftar Thbel

Thbel 1: Model Sterilisasiuntuk Limbah


yang DimanFaatkan Kembali ........ lB
Tabel2: Jenis'S?.adah dan Label Limbah Medis Padat
SesuaiKategorinya ..... 19
Thbel 3: Prediksi anraraTipe RS dan KapasirasMesin
PengolahLimbah Padat......... ....-..32
Thbel 4: Macam Gknologi PengolahanLimbah PadatMedis...........33
Tabel 5: PerbandinganJenis Insineraror dan
Kemampuan dalam PengolahanLimbah ......-..43
Tabel 6: Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing
TeknologiPengolahan Limbah Padar.......... ..... 58
Tabel 7: Efisiensi PengolahanBerdasarkanUnit Operasi cian
lJnit ProsesPengolahan LimbahCair ...........
......................
64
Thbel 8: Jenis Rak/Para-parayang Dibersihkan
Secara MekanisMaupun Manual....... ..............66
Tabel 9: PenggunaanProsesPengolahanBiologi unruk Limbah Cur ... 72
Tabel 10: Baku Mutu Limbah Cair bagi KegiatanRumah Sakir ........ 98
Thbel 11: Kegiatan dan FrekuensiPengoperasian dan
Pemeliharaan FasilitasPengelolaan
Limbah Padat......... .... 107
Tabel 12: Kegiatan dan FrekuensiPengoperasian dan
PemeliharaanFasilitasPengelolaan Limbah Cair...............I 1 I

PcdomanLimbah Padatdan Cait


Daftar Gambar

Gambar 1: AsaILimbah dalam RumahSakit.......... ........ 15


Gambar 2: JenisLimbah dalamRumah Sakit.......... ....... 16
Gambar 3: Alur Penatalaksanaan Limbah Rumah Sakit ................... 30
Gambar 4: AIur Pengolahan Limbah padatdi Rumah Sakir............. 32
Gambar 5: Rumus Molekul Diolain dan Furan .............35
Gambar 6: Kurva Suhu pembentukanDioksin...... .........36
Gambar 7: SkemaPeralatanScrubber.... ...... 39
Gambar 8: Insinerator RuanganTir"gg"l (A) bentuk (B)
Bentuk Thbung
Gambar9: Insineraror Multi Ruang................ ............... 42
Gambar 10: Insineratordenganpemb"ka.yang Berpurar.............
..... 43
Gambar 11: SistemDesorpsipanaspengolahLimbah
...... 4g
Gambar 12: Otoklaf Uap panasuntuk ii-U"h padatlv{ediu..............
51
Gambar l3:JerujilPara-para(bar screen)
....... 67
Gambar 14: Grir Separator(unruk memisahkanpengoror
pasirpadalimbah) .....................68
-
Gambar l5: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair
SistemLumpur Aktif .......... .......79
Cambar 16: Conroh Desa_in Unit pengolafianLimbah Cair
SisremLumpur Aktif .......... .......7g
Gambar 17: Diagrrm ProsespengorahanLimbah cair sistem
RBC... g3
. Gambar 18: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair
denganAerasiKontak ................g6
-
Gambar 19: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair
SisremAnAerob Biofilter - Up Flota, ............g0
Gambar 20: Diagram ProsespengolahanLimbah Cair
SistemAnAerob-Aerob............ ...................."94
Gambar 21: StrarcgiPengelolaan Limbah Cair........... .... f 00
Gambar 22:Bagan Alir MinimisasiLimbah ...................I02
Gambar 23: Nat dan PakaianpelindungDiri...........
.... . L2l

Pedoman Limbah Padat dan Cair


BAB I
PENDAHULUAN

1..1. Latar Belakang


Dalam pemberian pelayanankesehatankepada masyarakar,institusi
Rumah Sakit (RS) secaralangsungmenghasilkanlimbah. Sumber dari
limbah tersebutantaralain dari pelayananmedis (Rawat Inap, Rawat JaJan/
Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurar, Haemodialisa, Kamar Jenazah
dan Bedah Sentral). Dari penun.iangmedis (Dapur Pusar, Binatu,
Laboratorium Klinik, LaboratoriumPatologiAnatomi dan Radiologi.)dan
dari pericantoransertafasilitassosial(Perkantorandan administrasi, asrama
pegawai, Rumah Dinas dan Kafetaria)dan lainJain. Limbah Rumah Sakit
adalah buangan hasil prosesyang berbentuk padat, cair, dan gas dimana
sebagianlimbah tersebutmerupakanlimbah B 3 yang mengandungmikro
organismepatogen, bersifatinfeksiusdan radioaktif. Limbah tersebut
sebagiandapatdimanFaarkan ulangdenganteknologi rerrenrudan sebagian
lainnya sudah tidak dapardimanFaatkan kembali (PP No 18 tahun 1999).
Dengandemikian yangdimaksuddenganlimbah rumah sakit adalahsemua
limbah yang dihasilkanoleh seluruhkegiatanRumah Sakir.
Jenis limbah Rumah Sakit bermacam-macarn, yaitu lirnbah padar
non mcdis, limbah paciatmedis,limbah cairdan limbah gas.Limbahlimbah
tersebut terdiri dari limbah yang infeksius, non -infelaius dan radioaktif.
Limbah infeksrus dan non infeksius akan diolah meirurut pedoman baku
yangada,oleh pihak rumah sakit, sedangkanuntuk pengolahan radioaktif
menjadi kewenanganBatan, sedangkanpedoman penyimpanan semenrara
sudah ada dari Bina Saranadan prasana.Limbah 83 yangtidak dapat diolah
harus ada tempat penyimpanan sementaradi rumah sakit untuk kemudian
dikirim untuk pengolahan akhir kc instansi/lembagapengolahan limbah
rumah sakit yang telah memiliki sertifikasi/rekomendasi.

Pedoman Limbah Padatdan Cair


Dalam rangka pelaksanaanPeraturanPemerintah nomor 27 tahun
1999 tentang amdal, bahwa setiap usahaatau kegiaranpada dasarnya
menimbulkan dampak terhadaplingkungan hidup, sehinggadi perlukan
Iangkah pengendalian dampak negatif sedini mungkin. Kemudian sesuai
dengan keputusanMenteri KesehatanRI nomor 286 tahun 1990, tentang
keharusankegiatan dibidang kesehatanwajib membuat amdal, maka perlu
dilakukan pengelolaanlimbah RS secaramemadai.Manajemenpengelolaan
limbah merupakan salah saru upaya pengendalian infeksi nosokomial di
RS yang di tujukan untuk mencegahterjadinyapenyebaraninfeksi sekaligus
melindungi pasien, petugas, dan pengunjung serta masyarakatdi sekitar
Rumah Sakit.
Berdasarkanhasil mon ito ringke 25 RS ruj ukan ODHA yang tersebar
di 13 Provinsi didapatkan bahwa hanyabeberapaRS sajayang mempunyai
saranadan prasaranapenatalaksanaan pengelolaanlimbah padatdan limbah
cair yang memadai. Sehubungan dengan permasalahandi atas, maka
direktorat pelayananmedik memfasilitasipedomanpenatalaksanaan limbah
padat dan limbah cair di RS unruk memberi u/awasantentang teknologi
pengolahan limbah padat dan cair.
Setiap Rumah Sakit mempunyai kondisi lingkungan, kemampuan
finansial dan sumberdtye menusia yang berbeda, sehingga dalam
menentukan teknologi pengolah limbah mana yang sesuaiuntuk suatu
RS, sangatbcrganrung pada hal-hal tersebut.Atas dasarpemikiran itu maka
perlu di berikan banyak pilihan teknologi pcngolahlimbah dimana masing-
masing RS dapat menentukan sendiri teknologi mana yang akan dipilih
sesuaidengan kondisi RS itu sendiri.
Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman PelaksanaanUp"y" Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan
KeputusanMenteri KesehatanRepublik IndonesiaNom or 1204 tahun 2004
tentang Pcrsy-aratan KesehatanLingkungan Rumah Sakit, dengan melihat
latar belakangdiatas, perlu suatu pedoman ddam menatalaksanapengolahan

PedomanLimbah Padatdan Cair


lirnbah padat dan cair di rumah sakit.

1.2. Tujuan
1.2.1.fujuan Umum
sebagaipedoman dalam penatalaksanaan
pengolahan limbah padat
dan limbah cair di rumah sakir

l.2.2.Tujuan Khusus
l. Menjadi pedoman dalam pengelolaanlimbah padat dan cair RS
di seluruh Indonesia.
2- Meningkatkan pengetahuantentangteknologi dan pemeliharaan
pengolahanlimbah padat dan cair di RS.
3. Meningkatkan pengetahuan bagi manajemen RS da-lam
pengambilan keputusan pada pemilihan teknologi pengolahan
limbah padar dan cair
4. Meningkarkan pengetahuanmengenaikesehatandan keselamatan
kerja bagi perugaspengelolalimbah

1.3. Manfaat
Pedoman penatalaksanaanlimbah padat dan cair dibuar sebagai
tuntunan bagi pihak rurnah sakit dalam mengelola limbah medis paJat
dan cair, dan dapat bermanFaatuntuk pelai<sanaan
tugas berkaitan dengan
lingkup kerja dalam rangka peningkatan muru pelayananyang aman bagi
manusia dan lingkungan.

1.4. Ruang Lird-p


Lingkup pedoman pengelolaanlimbah padat dan cair meliputi
teknologi, pemdiharaan, pengawasandan tatalaksanapengolahan limbah
padat dan cair rumah sakit pada umumnya. Pedomanini hanya membahas
limbah medis saja,sedangkanlimbah norr medis dalam pedoman ini tidak

PedomanLimbah Padatdan Cair


dibahas secarakhusus karena tidak membahayakan. Limbah radioaktif,
karenasifat-sifatnyayang khasdalam pedomanini tidak dibahassamasekali.

1.5. Pengertian
1. Limbah rumah sakit adalahsemualimbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit
yang berbentuk padat sebagaiakibat kegiatan rurnah sakit yang
terdiri dari limbah rnedis padat dan non medis.
3. Limbah medis padatadalahlimbah padatyang terdiri dari limbah
infeksius,limbah patologi, limbah benda t4"*, limbah farmasi,
limbah sitotoksis,limbah kimiawi, limbah radioaktifi,limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
4. Limbah padat non medis adalahlimbah padat yang dihasilkan
dari kegiatandi rumah sakit di luar medisyang berasaldari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat dirnanfaatkan
kembali apabilaada teknologinya.
5. Lirnbah cair adalahsemuaair buangan termasukrinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme,bahan kimia beracun dan
radioaktifserta darah yang berbahayabagi kesehatan.
6. Limbah gasadalahsemualimbah yang berbenuk gasyang berasal
dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesidan pembuatan obat
sitotoksik.
7. Limbah infeksiusadalahlimbah yang terkontaminasi organisme
patogenyang tidak secararutin adadi lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan.
8. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasaldari pembiakan

t2 PedomanUmbah Pa&t dan Cair


/A\
I"V"J
\:rZ
dan stock bahan sangarinFeksius,otopsi, organ binatang
percobaandan bahanlain yang telah diinokulasi, rerinfeksi atau
kontak dengan bahan yang sangarinfeksius.
9. Limbah sitotoksisadalahlimbah dari bahanyang terkontaminasi
dari persiapandan pemberianobat sitotoksik unruk kemorerapi
kanker yang mempunya-ikema-mpuanunruk membunuh atau
menghambatpertumbuhansel hidup.
10. Limbah 83 adalahlimbah yang mengandung Bahan Berbahaya
dan Beracun bagi kesehatanmanusia dan lingkungan.
11. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit
untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce),menggunakankembali limbah (re-
use) dan daur ulang limbah (recyctz)
12. MSDS (Mateial SafetyData SheetllLembarDara keselamatan
Bahan (LDKB) merupakankumpulan data keselamarandan
petunjuk dalam penggunaanbahan-bahan kimia berbahaya.
Pembuatan LDKB dimaksudkan sebagaiinFormasi acuan bagi
para pekerja dan supervisoryang menangani langsrrngdan
mengelola bahan kimia berbahayadalam industri maupun
laboraroriumkimia
13. spongioform encephalopathies adalah penyakit infeksi yang
disebabkanoleh prion menyerangSSP,dan menyebabkan
gangguan neurologis yang berat
14. Kapsulisasiadalah pengemasanseqra rapat menyerupai kapsul
obat.
15. Rotary klin merupakan pembakar berbentuk silinder yang
berputar.
16. Agen antineoplastik adalah agenlzat yang digunakan untuk
menghambat perrumbuhan kanker/neoplasma
17. Insenerasi pirolitik adalah pembakaran yang mengakibatkan
reaksi penguraian.

Pedoman Umbah Padardan Cair


1.6. Dasar Hukum
l. Undang-undangNomor 23'lahun 1992 tentangKesehatan;
2. Undang-undang Nomor 23 Thhun 1997 rcntane Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. PeraturanPemerintahNomor 40ll99l tentangPenanggulangan
Penyakit Menular;
4. Peraturan Pemerintah Nomor l8ll999 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 85 vThhun 1999 tentangPengelolaanLimbah Berbahaya
dan Beracun;
5. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Irmbaran Negara Nomor 59
Thhun 1999, TambahanLembaranNegaraNomor 3838)
6. Peraturan Pemerintah No.74 Thhun 2001 'lentang Pengelolaan
Bahan Berbahayadan Beracun
7. PeraturanPemerintahNo.82 Thhun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan PengendalianPencemaranAir (Lembaran
Negara Thhun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4l5l)
8. KeputusanMenteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor 875l
Men.Kes/SK/VlIIi200 I TentangPenyusunanUpaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya PemantauanLingkungan Hidup
Kegiatan Bidang Kesehatan)
9. Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 876l
Men.Kes/SIg'r'III/200 I Tentang Pedoman Teknis Andisis
Dampak KesehatanLingkungan;
10. Keputusan Menteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor 1204i
Menkes/SK/X .| 2004 Tenttng PersyaratanKesehatanLingkungan
Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58/
Men.LH/l211995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit

r4 PedomanLimbah Padatdm Cair


12. KeputusanMenteri NegaraLingkungan Hidup Nomor g6l
Merr.LH/ l0lZO0Z Tentang pedoman pelaksanaanUpaya
PengelolaanLingkungan Hidup dan Upaya pemantiuan
Lingkungan Hidup
tl KepurusanMenteri NegaraLingkungan Hidup Nomor l l2l
Men.LH/7/2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
r 4 . Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45l
Men.LH/412005 Tentang pedoman penyusunan Laporan
PelaksanaanRencana PengelolaanLingkungan Hidup (RKL)
dan RencanaPemantauanLingkungan Hidup (RpL).

Pedoman Limbah Padardan Cair


l5
BAB II
LIMBAH PADAT DAN CAIR RUMAH SAKIT

2.1. Jenis dan asallimbah


Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (3tr4 maupun gas
yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius,
bahan kimia beracun dan sebagianbersifat radioaktif. Untuk limbah
yang berbentuk pasta atau gel kadang agak sulit menggolongkan jenis
limbah ini sebagailimbah padat atau cair. Untuk limbah yang berbentuk
pasta(gel, cream)contohnya salepatau oli bekas.Untuk rnemudahkan
pengolahannya(insinerasiatau desorpsipanas) maka jenis limbah ini
sebaiknyadicampur dengan serbuk gergaji atau pasir dengan jumlah
yang cukup sehinggasetelahdicampur (diaduk) secaramerata maka
iimbah ini dapat digolongkansebagailimbah padat. Selanjutnyauntuk
pengolahannyadapat dilakukan di Instalasi Pengolah Limbah Padat
iIPLP)
fual limbah antaralain dari Unit pelayananmedis, meliputi : Rawat
Inap, Rawat Jalan/ Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurat,
Haemodialisa,Kamar Jenazahdan BedahSentral.Unit penunjang medis
meliputi : Dapur Pusat,Binatu , Laboratorium Klinik, Laboratorittm
Patologi anatomi dan Radiologi. Sedangkan Unit penunjang non medis
meliputi : Perkantoran dan administrasi, Asiama pegawai, Ruinah Dinas
dan Kafetaria.

lu PedomanLimbah Pa&t dan Catr


Aral limbeh RS

.3il;;L\,

. Rawat Inap o Laboratorium . Logistik


r Rawat lalan o Ra<Jiologi ' Laundry
. Rav,rat Darurat e Farmasi Rekamedis
'
. Rawat Intensif . Dapur Gizi . sarana dan prasarana
. Haemodialisa . ste r ilisa si fi si k
. Kamar Jenazah . Anestesi ' !:armasi
r Bedah sentraln . Kanrar ODerasi ' Mekanikal + Elektrikal
Kesekcrtariatan
. Kesehatan Lingkungan
Gambarl. Asal limbah dalam rumah sakit.

Berdasarkanbentuk fisiknya ma-kalimbah rumah sakit dapat dibedakan


menjadi 3 jenis,yaitu limbah padat,limbah cairdan limbah gas.Unruk limbah
padat, dibedakanmenjadi limbah padatmedisdan limbah padat non medis.

2.l.l.I-imbah padat rumah sakit


Limbah padat rumah sakit adalahsemua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagaiakibar kegiatan rumah sakit yang rerdiri
dari limbah medis padat dan non medis
1. Limbah non medis pa&t adalahlimbah padat yang dihesilkan
dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasaldari dapur,
perkantoran, taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada teknologinya.
2. Limbah medispadatadalahlimbah padaryang rerdiri dari limbah
infelaius, limbah patologi, limbah benda t"J"-, limbah 6rmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.

Pedoman Limbah Pa&r dan Cair IT


J, Limbah infeksius adalah limbah yang terkonta-minasi organisme
patogen yang tidak secararutin ada di lingkungan dan organisme
te rs c b u t d a l a m j u ml a h d an vi rul ensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan.
4. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan
dan stoch(sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang
1
percobaan dan bahan lain yang relah diinokul'si, terinfelsi atau
a
kontak dengan bahan yang sangat infeksius. j

2.1.2. Limbah cair rumah sakit


Limbah cair rumah sakit adalah semuaair buangan termasuk tinja
I
il

yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan 4


t
mengandung mikro-organisme,bahankimia beracun dan radio aktif I
sertadarah yang berbahryabagikesehatan. 1

;
]EIIIS LIMBAH RS

LIMBAiJ PADAT

semua limbahcalr Semu.rlimbahyang


:::l --,
I LIMBAH pADrr I
termasr.ikCan :
. WC/ Toilet
berben[rk Gas
termasukhasil
I r'tEprs I pembakar6np6da
. Laundry
. Lhbah Dapur . . Inslnerator
Limbah lnbksirrs , Dapur
. Umbah . . Dapur
Lfnbah Patologl
Perkantoran . Generatcr
. UmbahAnEnomi
. Umbah Taman . Anastesl
o Benda T6Jam
g. flalanlan . Obat Sitotoksis
. Umbah Farmasl
. umbah sitotoksls
. LtmbEhKimla
r Umbah Radlo Akttf
. Limbah mengandung
Log6m Berdt

Gambar 2. Jenis limbah dalam rumah sakit.

PedomanLimbah Padardan Cair


2.2 Karakteristik Limbah
Limbah rumah sakit bisa mengandungbermacam _
macam
mikro.organisme, rerganrungpada jenis rumah sikir, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelumdibuang dan jenis saranayangada.
LimbJ padat
rumah sakit terdiri dari limbah padatnon rnedisian limbah
padat medis.
Limbah padat non medis dibuang ke lokasipembuanganakhir
iang dikelola
oleh pemerinrah daerah (pemda) atau badan rain seluai d.rg;
peraruran
perundangan yang berlaku, dan untuk limba,hpadat medis ,Jb"gai
tempar
penampungan semenraraharus diolah dengan Instalasi pengolah
rimbah
Padat (IPLP) selambat-lambamya24 jam.
Limbah cair rumah sakir menurut sumbe rlkegiatan
yang
menghasilkanlimbah cair dapat dibagi menjadi 3 (tiga) keloipok,
yakni;
pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan fasiliras
sosial
Adapun parameterlimbah cair yangperrudiolah adalahBoD,
coD, TSS,
NH, bebas,suhu, pH dan pOn , sesuaidengan persyaratan
Baku Mutu
Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit, k.p,r,rro., Menteri Negara
fi-!S
Lingkungan Hidup No : Kep.58/MENLH/t21t995.

2.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah

2.3.1. Limbah Medis padat


2.3.1.1. MinimisasiLimbah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan redulsi limbah
dimulai dari sumber.
2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi
pengguna:rnbahankimia yang berbahayadan beracun.
3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengeroraanstok
bahan kimia dan farmasi.
4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan
Iimbah medih mulai dari pengumpularr,p.ng*gk,rt*,
dan pemusnahan harus melalui sertifikasi d"ri pihak
yang berwenang(KLH dan Departemen perhubungan)

Pedoman Limbah Padardan Cair


l9
2.3.1"2. Pemilahan, Pewadahan' Pemanfaatan Kembali dan
Daur Ulang
1) Pemilahanlimbah harus dilakukan mulai dari sumber
yang menghasilkanlimbah'
2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus
dipisahkan dari limbah Yang tidak dimanfaatkan
kembali.
3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu
wadah tanPa memperhatikan terkontaminasi atau
tidaknya. \ir"d"h tersebut harus anti bocor, anti tusuk
dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang
tidak berkepentingantidak dapat membukanya'Jarum-
dan syri.ngesharus dipisahkan sehingga tida'k dapat
digunakan kembali.
4l f-i-U"lt medis padat yang akan dimanfaatkan kembali
harus melalui prosessterilisasisesuaiThbel 1' Untuk
menguji efektifitassterilisasipanas harus dilakukan tes
Bacillusstearothermophilus dan unruk sterilisasikimia
harus dilakukantes BacillussuL'tilis'

Tabel l. Metode SterilisasiUnruk Limbah yang.Dimanhatkan


Kembali
* ----\f"kt"-K";;"k
Metode Sterilisasi S"h"
. Sterilisasidenganpanas

"Poupinel" l7O"C 60 menit

- Srcrilisasibasahdalam otoklaf lzl'C 30 menit


. Stcrilisasidenganbahankimia
- fthfene oxide (gas) 50"C- 60'C 3-8 jam
Gluaraldehyde (cair) - 30 menit

PedomanUmbah Pa&r dan Carr


20
5) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk
dimanfaatkan kembali. Apabila rumah sakit tidak
mempunyai jarum yang sekdi pakai ldisposabl.),limbah
jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah
mela.lui proses salah sau metode sterilisasi pada Tabel l.

Thbei 2. Jenis'W'adahdan Label Limbah Medis PadatSesuai


Kategorinya
No Kategori 'Warna Lambang Keterangan
kontainer/

Radioaktif Merah - Kantong boks timbal


4rr
dengan simbol radioaldf
Sangat Kuning -, - Kantong plastik kuat,
Infelsius 6b anti bocor, atau
kontainer yang dapat
disterilisasi dengan
otoklaf
Limbah Kuning - Plastik kuat dan anti
infeksiu-s, bocor atau kontainer
patologi dan
anatomi
Sitotoksis Ungu - Kontainer plastik kuat
dan anti bocor
5 Limbah Coklat - Kanong plasdk atau
kimia dan kontainer
farmasi

7) Pewadahanlimbah medis padat harus memenuhi


persyaratandenganpenggunaanwadah dan label sepefti
pada Thbel 2.

PedomanUmbah Padatdan Cair


8) Daur ulang tidak bisadilakukan oleh rumah sakit kecuali
untuk pemulihanperakyangdihasilkandari prosesfilm
sinar X.
9) Limbah sitotoksisdikumpulkan dalam wadah yang kuat,
anti bocor, dan diberi label bertuliskan "Limbah
Sitotoksis".

2.3.1.3. Pengumpulan, Penganglirrtan, dan Penyimpanan


Limbah Media Padat di Linglcungan Rumah Sakit
1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan
penghasil limbah menggunakantroli khusus yang
tertutuP.
2) Penyimpananlimbah medis padat harus sesuaiiklim
tropis yaitu padamusim hujan paling lama 48 jam dan
musim kemaraupaling lama 24 jam.

2.3.1.4. Pengumpulan, Pengemasandan Pengangkutan


ke Luar Rumah Sakit
1) Pengelolaharus mengumpulkan dan mengemaspada
tempat yang kuat.
2) Pengangkutanlimbah ke luar rumah sakit menggunakan
kendaraan khusus.

2.3.1.5. Pengolahan dan Pemusnahan


l) Limbah medis padat tidak diperbolehkan dibuang
langsungke tempat pembuanganakhir limbah domestik
sebelum aman bagi kesehatan.
2) Care dan teknologi pengolahan atau pemusnahan
limbah medis padat disesrraikandengan kemampuan
rumah sakit dan jenis limbah medis padat yang ada.

PedomanLimbah Padatdan Cair


2.3.3. Limbah Cair
Kualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang
ke badanair ataulingkunganharusmemenuhipersl'araran
baku mutu efluen sesuaiKeputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor Kep-5B/MENLH/ 12/ I 995 arauperaruran
daerahs€rempar.

2.4. Tata,l.aksana Limbah


2.4.1. Limbah Medis Padat
2.4.1.1. MinimisasiLimbah
1) Menyeleksi bahan-bahanyang kurang menghasilkan
limbah sebelummembelinya.
2) Iv{enggunakansedikit mungkin bahan-bahankimia.
3) Mengutamakan metode pembersihansecarafisik daripada
secarakimiawi.
4) Mencegahbahan-bahanyang dapat menjadi lirnbah seperti
dala-mkegiatan perawarandan kebersihan.
5) Memonitor alur penggunaanbahan kimia dari bahan
baku sampai menjadi limbah bahan berbahayadan
beracun.
6) Memesanbahan-bahansesuaikebutuhan.
7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal
untuk menghindari kadduarsa.
8) Menghabiskan bahan dari setiapkemasan(isi dari kemasan
tersebut harus habis di pergunakan sebelum kemasannya
di buang)
9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat
diantar oleh distributor.

Pedoman Limbah Padat dan Cair 23


2.4,1.2. Pemilahan, Pewadahan,PernanFaatan Kembali dan Daur
Ulang
1) Diiakukan pemilahanjenis lirnbah medis padat mulai dari
sumberyangterdiri dari limbah infeksius,limbahpatologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
iimbah kimiawi, limbah radioaktii limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berar
yang tinggi.
2) Tempat pewadahanlimbah medis padat:
a) Terbuat dari bahanyang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya, misalnya fi berglass.
b) Di setiapsumberpenghasillimbah medis harus tersedia
tempat pewadahanyang terpisahdengan limbah padat
non-medis.
c) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari
apabila 213 6agan telah terisi limbah.
d) Untuk benda-bendatajamhendaknyadita-mpungpada
tempat khusus (safefybox) seperti botol atau karton
yang aman.
e) Tempat pewadahanlimbah medis padat infelsius dan
sitotoksik yang tidak langsungkontak dengan limbah
hartts segeradibersihkandengan larutan disinfektan
apabila akan dipergunalan kembali, sedangkan unruk
kantong plastikyang telahdipakai dan kontak langsung
dengan limbah tersebuttidak boleh digunakan lagi.
3) Bahan atau dat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah
melalui sterilisasimeliputi pisau bedah (scapel),jarum
hipodermik, syringes,botol gelas,dan kontainer.
4) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelah
melalui sterilisasiadalah radionukleida y telah diatur
^g

Pedoman Limbah Padat dan Cair


tahan lama untuk radioterapiseperri pins, needles,arau
seeds.
5) Apabila steriiisasiyang dilakukan adalahsterilisasidengan
ethylene oxide, maka tangki reaktor harus dikeringkan
sebelumdilakukan injeksi ethyleneoxide. Oleh karena gas
tersebutsangarberbahayamaka sterilisasiharus dilakukan
oleh petugasyang terlatih. Sedangkansrerilisasidengan
glutaraldehydelebih aman dalam pengoperasiannyatetapi
kurang efektif secaramikrobiologi.
6) Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus
pencemaranspongioform encephalopathies

2.4.r.3.Tempat Penampungan Seinentara


1) Bagi rumah sakit yang mempunyai Instalasi Pengolah
Limbah Padat (IPLP) di lingkungannya harus mengolah
limbahnya selambat-lambatnya24 jam.
?) Bagi rumah sakit yang ddak mempunyai InstalasiPengolah
Limbah Padat(IPLP), maka limbah medispadatnyaharus
dimusnahkan melalui kerjasamadengan rumah sakit lain
atau pihak lain yang mempunyai InstalasiPengolahLimbah
Padat (IPLP) untuk dilakukan pemusnahanselambat-
lambatnya 24 jam apabiladisimpan pada suhu ruang.

2.4.r.4.Tiansportasi
1 ) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke
kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer
yang kuat dan terturup.
2) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan
manusia maupun binatang.
3) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan
alat pelindung diri yang terdiri:

PedomanLimbah Padatdan Cair 25


ti

d
,a
:i:

s
a) Topi/helm;
b) Masker; €
c) Pelindung mata; g

d) Pakaianpanjang (coverall):
e)
f)
g)
Apron untuk indusrri;
Pelindung kaki/sepatu boot; dan
Sarungtangankhusus(disposableglovesatau heavyduty
f,
gloves').

2.4.1.5. Pengolahan,Pemusnahandan PembuanganAkhir Limbah


Padat
1) Limbah Infeksius dan BendaTaiam
a) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan
persediaanagen infeksius dari laboratorium harus
disterilisasidenganpengolahanpanasdan basahseperti
dalam autoclafsedini mungkin. Untuk limbah infeksius
yang lain cukup dengan caradisinfelsi.
b) Benda tajam harus diolah dengan Instalasi Pengolah
fl
I
i
E
Limbah Padat(IPLP) bila memungkinkan, dan dapat
diolah bersamadengan limbah infeksius lainnya.
Kapsulisasijuga cocok untuk benda tajam.
c) Setelah insinerasi atau disinfeksi, residunya dapat
dibuang ke tempat pembuangan83 atau dibuang ke
Izndfll jika residunyasudah aman.
2) Limbah Farmasi
a) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat di olal, dengan
insinerator pirolitik (pyrolytic incinerator), rotary kiln,
desorpsipanasatau dikubur secaraarnan,sanitary knd-
f.ll, dibuangke saranaair limbah atau insinerasi.Tetapi
dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas
pengolahanyang khusus sepertirotary kiln, kapsulisasi
dalam drum logam, dan inersisasi.

26 PedomanLimbah Padatdan Cait


b) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus
dikembalikankepadadistributor,sedangkanbila dalam
jumlah sedikitdan tidak memungkinkandikembalikan,
supayadimusnahkanmelalui insineratorpada suhu di
atas1.000 "C ataudengandesorpsitermal dengansuhu
600"c
3) Limbah Sitotoksis
a) l,imbah sitotoksissangat berbahayadan tidak boleh
dibuang dengan penimbunan (kndftD atau ke saluran
limbah umum.
b) Pembuanganyang dianjurkan adalah dikembalikan ke
perusahaanpenghasil atau distriburornya, insinerasi
pada suhu tinggi, dan degradasikimia. Bahan yang
belum dipakai dan kemasannyamasih urr.rhkar.rrl
kadaluarsaharus dikembalikan ke distributor apabila
tidak ada InstalasiPengolahLimbah padat (Ipl-pj, dan
diberi keteranganbahwaobat tersebutsudahkedaluarsa
atau tidak lagi dipakai.
c) Insinerasipadasuhu tinggi sekitar 1.200"C dibutuhkan
untuk menghancurkan semua bahan sirotoksik.
Insinerasipada suhu rendah dapat nrenghasiikanuap
sitotoksik yang berbahayake udara.
d) Insineratorpirolirikdengaa2 (dua) rungku pembakaran
pada suhu 1.200"C denganminimum waktu tinggal2
dedk atau suhu 1.000.C dengan waktu tirgg"l 5 Jetik
di tungku kedua sangat cocok untuk b"ha" ini dan
dilengkapi dengan penyaring debu.
e) Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan
pembersih gas. Insinerasijuga memungkinkan dengan
rorary kiln yang didesain untuk dekomposisi panas
limbah kimiawi yang beroperasidengan baik pada suhu
di atas850.C.

PedomanLimbah Padatdan Cair a1


:i

,'{
.d

-q

f) Insinerator dengan satu tungku atau pembakaran


d
3

terbuka tidak tepat untuk pembuangan limbah .,*


J
sitotoksis.
g) Metode degradasikimia yang mengubah senyawa
sitotoksik meniadi senyawatidak beracun dapat
digunakantidak hanyauntuk residuobat tapi juga untuk €
pencucian tempat urin, tumpahan dan pakaian
pelindung.
h) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi
oleh kalium permanganat (KMnOn) atau asam sulfat
(H2SO4),penghilangannitrogen denganasambromida
(HBr), atau redul<sidengan nikel dan aluminium'
i) Insinerasi mauPun degradasikimia tidak merupakan
solusi yang semPurnauntuk pengolahanlirnbah,
{
tumpahan ataucairanbiologisyang terkontaminasiagen
antinoeplastik. Oleh karena itu, rumah sakit harus
{
berhati-hati dalam menanganiobat sitotoksik'
j) Apabila cara insinerasimaupun degrada-si kimia tidak
dapat
tersedia,kapsulisasiatauinersisasi dipenimbangkan
sebagaic^ra y ng dapat diPilih.
+) Limbah Bahan Kimiawi
a) PembuanganLimbah Kimia Biasa
Limbah kimia biasayang tidak bisa didaur ulang seperti
gula, asam amino, dan garam tertentu dapat dibuang
ke saluran air kotor' Namun demikian, pembuangan
tersebutharusmemenuhi pirsyaratankonsentrasibahan
pencemar yang ada sepertibahan melayang,suhu, dan
pH.
b) PembuanganLimbah KimiaBerbahayaDalamlumlah Kecil
Limbah bahan berbahayadalam jumlah kecil seperti
residu yang terdapat dalam kemasansebaiknya dibuang

28 Pedoman Limbah Padat dan Cait


denganinsinerasipirolitik, kapsulisasi,atau ditimbun
(kndftt).
c) Pembuangan limbah kimia berbahayadalamjumlah besar
Tidak ada cara pembuanganyang a.mandan sekaligus
murah untuk limbah berbahaya.pembuanganrry"l.bih
ditenrukan kepadasifat bahayayang dikirdung oleh
limbah tersebut.Limbah rertenru yang bisa dib"k",
sepertibanyakbahanpelarut dapat diinsinerasi.Namun
bahan pelarut dalam jumlah besar seperri pelarut
halogenidayang mengandung klorin florin oid"k
"r.,.
boleh diinsinerasikecuali insineratornya dilengkapi
dengan alat pembersihS"r.
d) Cara lain adalahdengan mengembalikan bahan kimia
berbahayatersebut ke distriburornya yang akan
menanganinya dengan aman, atau dikirim ke negara
lain yang mempunyai peralatan yang cocok r'rntr.rk
mengolahnya.Beberapahal yang perlu diperhatikan
dalam penangananlimbah kimia terbah.ya,
. Limbah berbahaya yang
komposisinya berbeda
harus dipisahkan untuk menghindari reaksi kimra
yang tidak diinginkan.
. Limbah kimia berbahaya
dalam iumlah besartidak
boleh ditimbun karena d"p"t m.rr.emari air tanah.
. Limbah kimia disinfektan
dalam jumlah besar tidak
boleh dikapsulisasikarena sifatnya yang korosif dan
mudah terbakar.
. Limbah padat bahan
kimia berbahaya cara
-terlebih
pembuangannya harus dikonsultasikan
kepadainstansiyang berwenang.
t'ahulu
5)
a) Umbah dengankandungan mercuri atau kadmium tidak

Pedoman Umbah Padat dan Cair


29
boleh dibakar atau diinsinerasi karena berisiko
mencemari udara dengan uap beracun dan tidak boleh
dibuang ke landfili karenaoapat mencemariair tanah.
b) Cara yang disarankan adalah dikirirn ke negara yang
mempunyai fasilitaspengolahlimbah dengankandungan
logam berat dnggi. Bila tidak memungkinkan, limbah
dibuang ke tempat penyimpananyang aman (sesuaibaku
mutu limbah 82 dari KLH) sebegaipembuanganakhir
unnrk limbah industri yang berbahaya" C-an lain yang
paling sederhanaadalah dengan kapsulisasikemudian
dilanjutkan dengan landfill hanya dalam jumlah kecil
dapat dibuang denganlimbah biasa.
6) Kontainer Bertel&nan
a) Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer
bertekananadaiahdengandaur ulang atau penggurraan
kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapat
dikembdikan ke distributor untuk pengisian ulang gas.
Agen halogenidadaiam benruk cair dan dikemasdalam
botol harus diperlakukan sebagailimbah bahan kimia
berbahayaunruk pembuangannya.
b) Cara pembuanganyang tidak diperbolehkan adalah
'pembaicaran
atau insinerasikarenadapat meledak.
. Kontainer yan1 masih utuh
Kontainer-kontainer yang harus dikembdikan ke
penjudnya addah:
- Thbung atausilinder nitrogen oksidayang biasanya
disatukan dengan peralatananestesi.
- Tabung atau silinder etilen oksid^yang biasanya
disatukan dengan peralatansterilisasi
: Tabung bemekananuntuk gaslain sepertioksigen,
nitrogcn, karbon dioksida, udara bertekanan.
siklopropana, hidrogen, gaselpiji, dan asetilin.

30 PedomanLimbah Padatdm Carr


' . Kontainer yang sudah rusak
Kontainer yang rusak tidak dapat diisi ulang harus
dihancurkan setelahdikosongkan kemudian baru
dibuang ke landfill.
Kalengaerosolkecil harusdikumpulkan dan dibuang
bersamadengan limbah biasadrlam kantongplastik
hitam dan tidak unruk dibakar atau diinsinerasi.
Limbah ini tidak boleh dimasukkan ke dalam
kantong kuning karena akan dikirim ke lnstalasi
PengolahLimbah Padat (IPLP). Kaleng aerosol
dalam jumlah banyak sebaiknya dikembalikan ke
peniualnya atau ke instalasidaur ulang bila ada.

2.4.2. Limbah Medi.sCair


a- Limbah medis cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang
sesuaidengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, ,rolum",
dan prosedur penanganandan penyimpanannya.
b. saluranpembuanganlimbah harusmenggunakansisremsaruran
rerrurup' kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar,
serta terpisahdengansaluranair huian.
c' Rumah sakit harus memiliki instalasipengolahanlimbah cair
sendiri atau bersama-sarna seanrakolektif dengan bangunan di
sekitarnyayang memenuhi persyaratanreknis, apabilabelum ada
atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
d- Perlu dipasangdat pengukur debitlimbah cair untukLengetahui
debit harian limbah yang dihasilkan.
e. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan
saluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengin gritt.
f. Air limbah yang berasal dari laboratorium h".,rr dior"h di
Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai
IPAL harus dikelola sesuaiketentuan yang beriaku melalui
kerjasamadengan pihak tain atau pihak yang berwenang.

Pedoman Limbah Padat den Cair


:€
r*
q
g. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (ffiuent) =
dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 ::;
.'a
bulan sekali uji petik sesuaidengan ketentuan yang berlaku.
h. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung
atau terkena zat radioaktif, pengeiolaannya dilakukan sesuai
ketentuan BAfAN.
i. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai
dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oieh rumah sakir
yang bersangkutan.

Untuk memudahkan pemahaman penatalaksanaan limbah rumah


sakit dapat dilihat alur pengelolaan limbah rumah sakit seperti pada gambar
2 dibawah ini.

'Lrr{BAtt Rs

Limboh coir
IPLG
( Ins tdl .r l Pengol .h
Limbah Gds)

IPLP
( Ir6t ltti Peooohh
Umbrh Padrt)l

Gambar 3. Alur penatalalcsanaanlimbah rumah sakit.

32 Pedomen Limbah Padat dan Cair


BAB III
PENATALAKSANAAN PENGOI-A,HAN LIMBAH

3.1. Teknologi PengolahanLimbah Medis Padat

Limbah medispadatadalahlimbah padat yang bersifatinfeksius,


sangat infeksius atau sirotoksis. Limbah medis padat sebelum
ditempatkan dipenampungansementaraharus diolah dengan Instalasi
Pengolah Limbah Padat (IPLP) selambat-lambatnya24 jarn. perlu
penangananyang c€paragarsifat infeksiusdari limbah tersebut tidak
menyebar ke lingkungan. Maka pemilihan reknologi IpLp dan
Kapasitas pengolahannya, merupakan faktor yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilansuatu rumah sakit mengelola
limbahnya.
Untuk menghitung kapasitasIPLP yang diperlukan suaru rumah
sakit belum ada rumusan yang tepat, karena ridak ada data yang clapat
dijadikan acuanunruk menenrukanjumlah limbah yang dihasilkanrumah
sakit di Indonesia.Jumlah limbah medis suatu rumah sakit tidak hanya
bergantung dari jumlah tempat tidurnya saja, tetapi juga sangar
dipengaruhi oleh jumlah pasien dan jenis penyakit yang dideritanya.
Didalam rabel 3 dibawah ini termuat perhitu'gan sederhanarenrang
kapasitas IPLP yang diperlukan oleh rumah sakit pada berbagai kelas.
Perhitungan kapasitasIPLP hanya berdasarkanpada jumlah tempat tidur
di dalam suetu rumah sakit dan mengabaikan jumlah pasien dan
kondisinya. Dalam tabel tersebut diasumsikan I tempat tidur didalam
suatu rumah sakit n:enghasilkan limbah padat rata-rata sebanyak 250
gram perhari , maka predilai untuk masing-masing kelas rumah sakit
dan kapasitasmesin pengolah limbah padat yang diperlukan dihitung
dengan asumsi 6 jr- kerja dalam sehari.

Pedoman Limbah Padatdan Cair 33


Thbel 3. Prediksi antaratipe RS dan kapasitasmesin pengolahlimbah padat
ii,p. RS li"rhh ,.mfr*idrt Jr"rlrh Ltt"brh I'"d"t-K"p*'t,* M.rtn futiar*,Li-
KelasA > 400 > 100kg / hari 16,7kgljam
KelasB 300- 400 75 - 100 kg / hari r2,5- 16,7kgtjan 1
KelasC < 300 <75 kg I hari < 12,5kgljam
g
Pengolahanlirnbah medis padat pada prinsipnya ialah menghilangkan .:
sifatinfeksiusdan meminimisasinya.Agar prosespengolahanlimbah medisdapat :!
*
cepat dan efuien maka limbah medis tersebutharus sudah dipilah-pilah dari I
sumbemya dengan menggunalxanwarna kantong yang berb€dadan disetiap I
kantong diberi peringaan dan lambangnya-Diperlukan suatu disiplin tinggi _4
.l
dan kemauanyang sunguh-sunguh dari selunrh i4aran pengelolamrrrah sakit :e
{*
untuk mewujudlan suatu nunah sakit yang benih &bas dari tumpuican limbah t
medis maupun non medis. Padagambar/r dibawahini tendapatalur pemilahan .=
a
lirnbah padat didalam rumah sakit, denganmemahami alur pemilahan limbah
padat ini maka pengelolaanlimbah madat menjadi lebih cepatdan efuien.

LIMBAH PAOAT RS

RADIO
AKT IF

Gambar 4. Alur pengolahan limbah padat di rumah sakit

34 Pcdoman Umbah Padat dan C,arr


Limbah padatmedisdapatdiolah denganbeberapacara,pengolahan
_
ini bertujuan untuk menghilangkansifatinfeksiusd"., p"tog..,
iari limbah
sertarneminimisasinyasehinggadapatdibuangke tempatpenimbunan
atau
landfill dengan mudah dan aman. Banyaktersediat.t""togi
pengorahan
limbah padat medis, dala-mTabel4 memuarjenis teknologi r".r"
macam
limbah padat medis yang dapat diolah.

Tabel 4. Macam telcnologipengolahanlimbah padat medis

TEKNOLOGI Limbah Limbah Limbah Limbah Limbah Lim


infeksius sangar patologi sitotoksis kimia radio
infel<sius anacomi dan aktif
farmasi
INSINEMSI
DESORPSIPANAS
OTOKI.AF UAP
PANAS
PENGOI"{HAN /2
KIMIA
}IICRO\rAVE /2

FREKUENSIRADIO
RADIASI GAMMA {2

Keterangan:
/ : Teknologi dapar untuk mengoiahlimbah
tersebut
/t : Teknologi insinerasi dan desorpsipanas
tidak dapar mengubah bahan yang
bersifar radio aktif menjadi tidak radio akti[, unruk bahan kimia dan farmasi
yang beracun reknologi ini belum rentu dapat menghirangkan/mengubah
sifat-sifarracunnya.
r'2 : Teknologi ini trdak disarankanuncuk mengolah
limbah medis yang berupa
porongan-poronganbagian tubuh kecuali porongan-potongantubuh tersebut
dihancurkan lebih dulu (digiling/diporong) agarukurannyamenjadi lebih kecil.

PedomanLimbah Padatdan Cair


35
.:|
,ij
-;
,-s
:g
€:,..
3.1.1 Insinerasi (Pengabuan) :r:

3"1.1.1UraianUmum
Insinerasi adalah suaru prosesdi mana limbah padat medis dibakar
denganoksigendari udara-dan diubah menjadi gashasil pembakaranserta
residu yang berupa abu. Gas hasil pembakarandibuang seqrralangsungke
udaraaraudiproseslebih dulu melaluisuatualatpengendalianpolusi udara.
Residu (abu) yang ddak dapat dibakar selanjurnyadipindahkan dari tempat
pembakaranke tempat pembuanganyang disebur landfill. Insinerasisangat
mengurangi volume dan berat limbah medis padat yang jumlahnya besar
hingga tinggal kira-kira kurang dari 5 o/o nya sert. dap"t menghilangkan
mikroba di dalam sisalimbah.
Banyak senyawaankimia sangat beracurr terbenruk pada proses
pembakaranlimbah medis yang tidak terkontrol, apalagijika limbah medis
yang dibakar adalahlimbah medisyang heterogen.campuran material yang
beragammenyebabkan adanyatemperaturbakar dan suhu penguapanyang
berbedauntuk tiap material, sehinggahampir tidak mungkin terjadi
pembakaran sempurna untuk semuamaterial limbah medis. pembakaran
tidak sempurnainilah yang kemudian akan menghasilkanemisi seperricar-
bon monoksida dan yang paling berbahayaialah terbentuknya seiryawa
dioh-sin dan furan.

;GD:::qp::
9l0t

654
tliorin *-'l'etrachlorxlibrnzo(pfdiorin
1..1.7J1

C:I

]-rran ]-1.7,8-'l ctrachlorudihenzofuran


Gambar 5. Rumus molekul Diolain dan Furan.

36 Pcdoman Limbah Padatdan Cair


Dioksin dan furanadalahsekelompoksenyawa kimia (rebih dai75 va'an
yang dibedakanoleh posisidan jumlah atom krornya)
iang tidak berwarna
dan tidal<berbautetapisangatberacundan merupakan
p.^il., timburnyaser,
selkanker (karsinogen).pelqaruh dioksinpadamanusi"
t r"h banyakmenjadi
perbincangandalam dua dekadeterakhirlni, karena
sampai,r , irri dioksin
merupakan senyawa paling beracunyang pernah dir.,,'i.,.r,
manusia. Dari
seluruhgolongansenyawadiolain y*.tg prli"g beracun
-disingka iarah senyawa 2,3,7,8-
Tetra- c hloro-D i benm-para-D i oxin atau t z, 3, 7,a- TCi D yang oreh
Badan KesehatanDunia (\7Ho) diberi nirai tingr€t bahaya
ncun (TEF!Toxic
EquiuabncyFacton) adatah1 Gatu)dan ini nilai yang paring tinggi
dibandingkan dengan strychnine(racun tikus) -.r,rl"k*hanya ttiood
dan sianida
(banyak digunakan untuk meracuniikan) yang
hanya r/150.000. pengaruh
racun dari dioxin sangarmengerikan karena d"p"a *.r,y.babkan
kerusakan
organ sequa luas seperti gagg"* fungsi hati, j"rrurg,
: paru, ginjal sera
fungsi metabolismedan menyebabkank.Jus;k-
T:"FTgg"
kekebalanrubuh. Padapercobaanterhadapti.,".rt g di ;d" sistem
laborarorium,diolsin
menunjukkan karsinogenik(p..ry.b"b r.-r...1, teratogenik(penyebab
Slbukti
kelahiran cacat)dan mutagenik(penyebabkerusakan
g"netiki_
2.500,oo0

2
o ?,000,0@
t*
()
alj
z-? t,500.000

f'{
o 1.000.000
6t
IJ
o
ctl
a

1t0 t00 Kn g|o lr0 l|oo 450 500 irro


TEilPERATURE("C)
Gambar6. IGtnresuhupembentukan
Diolain.

Pedoman Limbah Padat dan Cair


37
li
.E
-:
Baik dioksin mauPun furan tidak mempunyai nilai komersial,
s€n1ra1y""n ini terbentuk secaratidak sengajakarena akibat aktifitas
,t
marlusia,misalnyapadapembakaransampahatattproduk sampingpada
pembuatan pestisida seperti Pentachlorophenol (PCP). Pada proses *
pembakaran sampah, terutama jika sampah yang dibakar adalah 4il

campuranmaterialorganik yang kompleks(lignin, kayu, kertas,plastik,
dan lainnya) dengan senyawaanyang mengandungatom Klor misalnya:
garam dapur /natrium klorida, asam klorida' senyawaanorganik yang
mengandung klor, plastik/PVC, dll. Campuran material tersebut jika
dibakar padasuhu antara25|"Csampai dengan600'C sangatberpotensi
terbentuk dioksin, apalagi jika pembakarannyatidak sempurna,
kekuranganoksigen dan pemanasannyatidak merata. Dioksin sebagian
besar (98olo)terbentuk di fty ash (abu hasil pembakaran) dan bukan di
asapnya.Tetapi jika suhu pembakarannyalebih besardari 1200"C maka
dioksin akan hancur terurai membentuk karbon dioksida (COr), air
(HrO) dan asam klorida (HCl).
Perlu dicermati bahwa persyaratansuhu pembakaranlimbah medis
q
.it

pada insineratorharusdiatas1200 "C, yangdimaksudoleh persyaratanini .;;


adalah suhu gas buang hasil pembakarannyadan bukan suhu titik api
pembakaran.Seringterjadi padaperalataninsineratorternyatatermometer
pengukursuhu di tempatkansedemikianrupasehingg^yanlterukur adalah
titik api pembakarnyadan bukan suhu gas buang hasil pembakaran.
Tentunya ini sangatironis, karenapembentukandiolain ada didalam gas
buang hasil pernbakaran terutarna di dalam fb-*h (abu terbang). Suhu
tinggi ini harus tetap dapat dipertahankan ketika material baru limbah
medis padat dimasukkan ke ddam insinerator. Biasanyaketika diberikan
input baru limbah medis padat, maka suhu insinerator akan turun drastis,
jika terjadi flukruasi suhu maka insinerator tersebut merupakan penghasil
dioksin.
Pada beberapa insinerator ada yang sudah dilengkapi dengan
sistemsirkulasithermal, suhu operasidapatdinaikkan hingga lebih besar

PedomanLimbah Padatdan Carr


dari 1200'C, namun berarti diperlukan biaya operasionalyang jauh
lebih besar,karena bahan bakar yang diperlukan juga lebih banyak.
Disamping hal tersebutperalataninsineratornyajuga sangat mahal
karena bahan konstruksi logam harustahan panasdan karat pada operasi
temperatur ringgi. Isolasi thcrmal dengan batu-tahan api juga sangar
sulit perawatannyakarena mudah pecah pada fluktuasi remperatur dan
getaran.
Selaindioksin dan furan, insineratorjuga merupakansumberurama
pencemarlogam berat misalnya,raksa(Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd),
arsen(As),kromium(Cr). Padasuhu insinerasiyang sangattinggi logam
berat tersebur menjadi mudah sekali menguap, membentuk senyawa
oksida yang sifat racunnya ddak kalah berbahaya.Misalnya logam raksa,
merupakan racon yang sangatkuat menggangusistemsaraf,panca indera
dan menurunkan kecerdasan, demikian pula pengaruhlogam-logamberat
Iain pada umumrlya. Padaprosespembakaranjuga ticiakdapatdihindarkan
terbentuknya oksida nitrogen (NO,) dan oksida sulfur (SO.), yang jika
banyak terdapatdiudara dan bercampurdenganhujan maka airnya akan
bersifatasam.Hujan asamini dapatmenyebabkankorosif padabangunan/
gedung , ranah menjadi tandus dan gatal-gataljika rerkena kulit,
sedangkangasnyasendiri dapat menyebabkankerusakanpada sistern
pernafasan.
Limbah yang semulabegitu besarvolurnenya,serelahmengalami
insinerasijumlahnya hanyatinggalseonggokabu. Bukan berarri limbah
tersebut musnah, yang terjadi sebenarnyapada proses pembakaran
adalah mengubah limbah menjadi gas hasil pembakaran dan partikel-
partikel abu yang kemudian dipidahkan atau disebarkan ke udara.
Maka pada insinerator mutlak diperlukan alat pemroses atau
pengendali pencemaran udara agar insinerator tidak disebut sebagai
alat penyebar racun ke udara.

Pedoman Limbah Padatdan Cair 39


3.1.1.2 ParameterOperasional

3.1.1.2.1. ParamererTbmpatpembakaran
Beberapaparameter mempengaruhi efisiensi pengabuan limbah
,
yang berupa bahanorganik, mencakupremperarur,pengurangantekanan
Qtresyuredrop) , keburuhan oksigen, karakteristit ti-u"rt, kecepatan
pembakaran dan konsumsi bahan bakar atau energi yang diperlik"n.
Pressure drop adalahselisihtekanandiluar dan didalam t,r"rrg p.-bakaran,
jtl<apressuredrop tingg,i berarti prosespembakaran k.k,.rring*n oksigen,
hd ini merupakan indikasi terjadinya p.or., pembakaran tidlk sempurna
dimana pada prosesini banyak dihasilkan gas karbon monoksida (co)
dan dioftsin. Temperatur danpressuredrop sebagaisuatu indikaror proses
pembakaran secararutin harus diawasi. Selain hal tersebur paramerer
seperti karbon monoksida dan sifar taktembus cahayadari emisi udara
(opasitas)harus diawasi unruk informasi tambahan bagi operator
dalam
memelihara sisremperalataninsinerator.
Parameter untuk operasi alat pengendalian polusi udara juga
harus diawasi' diantaranya ialah pressuredrop, kecipat.n alir"r,, pft
dan temperarur cairan scrubbes, kebersihanfilter dll. Scrubberadalah
suatu alat pencuci asap yang berbentuk tabung dan didalamnya
terdapat alat penyemprot air. Asap dari hasil pemtakaraan dialirkan
dari bawah ke dalam suaru ruangan, dari bagian atas ruangan
disemprotkan cairan yang bersifar basa. Gas hasir pembakaran yang
bersifat asamkarena mengandung HCl, so, dan No^ dinetralkan oleh
larutan basa sehingga asap menjadi berrih. Disamping gas hasil
pembakaran scrubberjuga dapat menangkappartikurat-pariikulat hasil
pembakaran.

40 Pedoman Limbah Padardan Cair


ALJ Udara bersih

FllterUdara

Perryemprotair

Kisi-kisi
sarrng lebah

Gas hasll
pembakaran

Kontrol
Kontrol pH
kekeruhan

3ambar7. SkemaperalatanScrubber

3.1.1.2.2 Karakreristiklimbah
Sifat-sifat kimia dan fisika dari limbah medis sangar beragam.
Limbah medis yang dibuang oleh rumah sakit selaluberubah-ubahsifat
dan jumlahnya seriapsaat,hd ini akansangatmenyulitkan ketika dilakukan
pengabuan.Jika kondisi limbahnya sangarbasahbanyak mengandung air
maka diperlukan bahan bakar yang jumlahnya sangarbesarhanya untuk
menguapkan atrnya dan ini merupakan pemborosan biaya. sifat limbah
yang sangatheterogenmenyebabkanfluktuasi temperaruryang sangatbesar
ketika dilakukan pembakaran hd ini menyebabkanpecahnya batu rahan
api penyekat dinding ruang pembakarsehinggaalat insinerator juga cepar
rusak.

Pedoman Limbah Pa&t darr Cair 4l


Bahan yang bersifatradioakrif bageimanapunjuga sangat beresiko
jika dilakukan pengabuankarenasifat radioaktifnyaakantetaptida-kberubah.
Demikian juga jika yang diabukan ba-hankimia yurg sangarberacun perlu
dilakukan pemantauanrerusmenerusunruk mengamatiapakahsifat racun .ji

dari bahan tersebutdapar hilang ketika dilakukan pengabuan,logam-logam +i


ts:t
:.+
berat sifat racunnyatidak berubahwalaupun relah berubah rnenjadi abu.
$
a
3.1-1.2.3.Abu sisapembakaran
Pembakaranlimbah pada insinerator selalu menghasilkan abu, abu
s
ini secara berkala harus dibersihkan dari ruang pembakaran. Untuk
membersihkan abu dari dalam ruang pembakaranmaka incenerator harus
dipadamkan dan didinginkan, prosesini memerlukan waktu sekitar 8 jam
fl
#
sebeluminceneratordapat dioperasikanlagi. Perludibuat suatujadual yang
ketat agar proses pembakaran limbah tidak rerganggu,kecuali jika
inceneratornyabekerjasecaraotomarispenuhsehinggaabu sisapembakaraa
dapat terbuang dengan sendirinya.
€'a:
.1
3.1.L.3lenis Insinerator
Adar'beberapajenisinsineratoryangdapardigunakanuntuk nrengolah
limbah medis, diantaranyaialah :

3.1.1.3.1 Insineratorruanganrunggal.
Insineratorjenis ini merupakaninsineratoryang paling sederhana,
bentuknya seperti oven kue yang diberi cerobong asap. Ruang bakarnya
berbentuk datar sehinggalimbah yang beradadibagian dasarcenderung ddak
terbakar dan perluwaktu yangcukup lama agarseluruh limbah habis terbakar..
Pembakaran yang dihasilkan cenderung tidak sempurna karena kurangnya
pamasokan oksigen.Jika pasokanolaigen dari udara ditambahkan, mal<a
temperatur pembakaranakan turun secaradrastisdan diperlukan waktu yang
cukup lama unnrk menstabillan lagi temperaturn,ya.Pemakaianinsinerator
jenis ini untuk membakarlimbah medis sebaiknyadihindarkan.

42 Pedoman Limbah Padat dan Carr


@
Ccrobongarep *

Rumg
brku Lobang udua
Oinding bal!
trhrn apl
Alas pcmbaku

RuuO rbu

(A)

Gambar 8. Insinerator ruangan runggal (A) bentuk kotak (B) bentuk hbung

3-1.1.3'2Insineraror multi ruang (Mutti chamber)denganudara yang


dikendalikan
Insinerator multi ruang denganudarayang dikendalikan mempunyai
dua tempat pembakaranyang terpisah.Ruangpembakaranpertama (pri-r,
chamber)merupakanremparmemasukkanlimbah med.is,iiruangan inilah
pembakara' dimulai. Jumlah udara yang masuk dalam ruangan ini
dikendalikan sehinggajumlahnya kurang dari yang dibutuhkan secara
stokiometris. Pe.mbakaranlimbah di ruang pertama ini terjadi dalam tiga
pertama penguapancairan yang terdapardalam il-U"lr. Kedua,
lalrapan,
bahan-bahan yang mudah menguap akan diuapkan dan dimasukkan ke
ruang pembakaran kedua (sehunderchamber).Tahap ketiga, karbon yang
merupakan sisa pembakaran limbah dalam .u"ng p.mb"karan perrama
mulai dibakar.
Ruang pembakaran kedua menerima masukan semua gas hasil
pembakaran tak sempurna dari ruang pembakar pertama. Dalam ruang
pembakarankedua semuagasyang dapatterbakar,dibakar dalam temperarur
yang tinggi dengan jumlah udara yang berlebihan, sehingga diharapkan
semua gas terbakar dengan sempurna. Insinerator multi ruang siring

PedomanLimbah Padatdan Cair


43
:i:!

I
:*
*
t.1

ia
-.r=l

dirancang dan digunakan secarakhusus untuk membakar limbah medis 1#


yang kadar cairannya tinggi arau sebagianbesar limbah berupa cairan.
Lobang tempat memasukkan limbah yang akan dibakar diletakkan lebih
tinggi dari pada tempat pembakaran,hal ini dimaksudkan untuk mencegah
agar cairan yang dibakar ddak meleleh arau tumpah keluar dari tempat
pembakaran.Jika hanya digunakan satu buah alat pembakar (burner) sqa
maka panas yang dihasilk-antidak cukup, biasanyaperlu ditambahkan
pembakar ta-mbahanuntuk membancumenguapkancairan yang jumlahnya
sangat besar rersebut.

Cerobong asap

Ruang

Gambar 9. Insinerator multi ruang.

3.I.l.3.3Insinerator dengantemparpembakaryang berputar (RotdryKiln)


Insinerator dengan tempat pembakaryang berputar mempunyai dua
ruang pembakaran.Ruangpembakarpertama(primer) berupa suatusilinder
yang berputar, sedangkanruang pembakarkedua (sekunder)berupa silinder
atau kotak yang tetap tidak dapat berputar. Limbah dimasukkan ke dalam
ruang pembakar yang pertama dan dibakar dengan sejumlah oksigen dari
udara, setelah volume limbahnya berkurang dilanjutkan pembakaran di
ruang pembakar yang kedua-

44 Pedoman Limbah Padatdan Cair


. Karena pembakarnya berputar maka limbah yang dibakar mengala-mi
pengadukan sehingga pemt'akaran terjadi secara merara diseluruh bagian
limbah. Insinerator jenis ini harganya mahal karena sistem mekaniknya
cukup rumit"

K ilen Cerobong
Ternpatpembakar
yang berputar //asap
Tempat r"\^ \
Lj d2\
memasukkan
limbah

Gambar 10. Insinerator denganpembakaryang beipurar.

Dari kctiga jenis insineraror tersebut jika diperbandingkan dalam


hal harga, kemampuan dalam pengolahan limbah serra da-mpak pencemaran
yang dihasilkan dapat dilihat dalam Thbel 5 berikut ini.

Tabel 5. Perbandinganjenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahan


limbah
'Jenis
H-g" Kapasitaspengolahan Kemampuan pembakaran
insinerator
Ruangan Medium Kecil (tidak dapat dibuar Pembakaranddak merata sebab
tunggal dengan kapasitasbesar, limbah dirumpuk, bagianbawah
s e ma k i n b e s a r j u m l a h sering tidak rerbakar.Sangat
limbahnya pembakarannyapotensialpenghasilgaspencemar
semakinti&k merata) udara

Pedoman Limbah Padatdan Cair 4)


s
':

@
,in
-s
'i€

+#
,i :

Thbel 5. Perbandingan jenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahan


limbah (Lanjutan)

Jenis Harga Kapasiras


pengolahan Kemampuanpembakaran
insinerator
Multi Mahal Dapat dir anc ang s e s u a i Jika keburuhan oksigen unruk
ruang kapasitasyang dibutuhkan. pembakarannyadiatur dengan
baikmakakualitaspembakarannya
cukup baik Sangptcocok unnrk
timbah yang kadar airnya dnggi.
Pembakar Sangat Dapat dirancang sesuai Pembakaranyang dihasilkan
berputar mahal kapasitasyang diburuhkan. sangatbaik merara diseluruh
Pembakarandapat dilaku- bagianlimbahkarenalimbahyang
kan secaraterus rnenerus dibakar mengalamipengadukan
(kontinyu) (diputar). Perlu perawaranyang
teliti agarsistemmekanik yang

3.1.I -4 Pemeliharaan Insinerator


Pemeliharaanpada insinerator terurarnapada rempar penrbakaran
dan alat pengendali polusi udara. pemelihara". y".,g- baik akan #
memperpanjanghidup komponenremparpembakaran,m€ngurangipolusi *
dan mengurangi biayaperbaikansebabpekerjaanperbaikanliayanyamahal. $
.c
r!
Ruang pembakar selalu bekerjapada suhu ringgi maka komponen_
komponen yang terbuat dari logam akan cepatrusak atau karatan terkena
asaphasil pembakaran yang bersifatasam.Jika ruang pembakaran dilapisi
batu tahan api, maka fluktuasi suhu pembakarandan p.**rrkk"r, rimbah
cair dimana ruang pembakaran masih bersuhutinggi dapat menyebabkan
batu tahan api pecah.
Jika insinerator dilengkapi denganscnrbbermaka pH cairan scrub-
ber harus selalu dikontrol jika pHnya rendah (asarn)maka komponen-
komponen scrubberyang terbuat dari logam akancepatrusakrerkenakarat.

46 PedornanLimbah Padat dan Cair


Demikianjugafilter debuyangterdapatdalamscrubber,
jika filter jarang
dibersihkanpenl'umbaran
pa.r"firtermenyebabkan
rli* i.-cu"'g- g".
hasil pembakaran tergaaggu cian prosespembakaranjuga^terhambat.

3.1.1.5 Keunggulantrnsinerator
K"r.rggulan digunakan insineratorsebagaipengorah
. . - limbah rerutarna
adalahsusurnyavolumelimbah setelahdilakuian
p..ig"bu".,, dari sejumlah
besar.volumelimbah padat dapat menjadi abu yangjumrahnya
hanyasedikit
sekali.

3.1.1.6 KekuranganInsineraror
Kekurangan insinerator sebagaipengolah limbah
1) Insinerator bekerja pada suhu tin-ggi maka
peralatannyacepat
menjadi rusak karena karatan aan ha ini menyebabkan
biaya
perawaranjuga tinggi.
2) Gas-gas hasil pembakarannya dapat
mencemari udara,
menggunakan insinerator sarnasaja dengan mengubah
rimbah
padat menjadi gasdan menyebarka.,.y" k. ,.d".".1i"ka
limbahny,a
mengandung unsur_unsuryang berbahayadan
beracun maka
asapdan abunya harus seraludiawasi dan dikendalikan
karena
bisa saja justru bahan-bahan beracun tersebut
disebarkan
kemana-mana.
3) Biaya operasionalnyabesar terurama bahan
bakar yang
digunakan unluk mencapai suhu tinggi, Cemikian juga
biay;
bahan-bahan kimia yang digun"k* u"t"k sistem
iengendali
pencemaran udaranya (scrubber, absorber, filter
dan lain_
lainnya).
4) Harganya relatif mahar dibandingkan sistem
pengolah rimbah
padat yang lain,- apalagrjika insinerarornya dilenfkrpi
dengan
sistem pengendali pencemaran udara maka harganyl
,"r,g".
mahal. "L"r,

PedomanUmbah Padatdan Cair


1"I.1.7. Faktor resiko bagi pengelola Insinerator
Lingkungan tempat pengolahan limbah medis n'risalnyalingkungan
tempat beroperasinya insinerator rnerupakan daerah yang berbahayapekerja
yang berada di daerah tersebut potensial untuk terkena bahan kimia
berbahaya, terinfeksi penyakit atau terbakar, terkena soda cairan scrubber
ketika rnelakukan perawatan scrubber, terkena bahaya beracun dari senyawa
organik dan logam berat dari partikulat asapnya, orang yang bere.siko pal-
ing besar terutama adalah operator dan teknisi yang merawat peralatan
tersebut. Ketika sedang dilakukan pembersihan filter sebaiknya diberikan
"Hypoventilation" yaitu dengan mengali rkan ol<sigensecaraperlahan kepada
para teknisi yang sedang bekerja untuk mengurangi resiko terhisapnya
partikulat*partikulat yang mengandung bahan yang berbahaya dan beracun
tersebut. Resiko yang lain ialah terkena bagian insinerator yang bergerak
misalnya sabuk penggerak (belt), srlinder hidrolik, lengan pengumpan atau
poros ban berjalan (conueyor).
Potensi ttrjadinya infeksi/peradangan dari bakteri pathogin yang
terdapat dalam limbah medis dan kemungl.jnan terjadinya ledakan atau
kobaran api karena adanya bahan yang muciah meledak atau terbakar y^ng
terdapat dalam limbah medis merupakan dua resiko yang selalu dihadapi
jika menggunakan teknologi incinerator untuk mengolah limbah medis.

3.1.2 Desorpsi Panas

3.1.2.1Uraian Umum
Desorpsi adalah lawan kata dari adsorpsi(penyerapan),pada proses
adsorpsidihasilkan panassebaliknyapadaprosesdesorpsidiperlukan panas,
tetapi jika proses desorpsi dilakukan pada tekanan rendah, maka panas
yang diperlukan alsn jauh lebih rendah.
Dalam desorpsipmas, peristiwayang terjadi addah prosesfisika jadi
bukan realsi kimia seperti pada prosespemba.karandimana terjadi reaksi
oksidasi. Karena tidak terjadi realsi kimia maka pada proses ini tidak

48 PedomanLimbah Padat dan Cair


dihasilkan gas-gaspencemarudara, misarnyaoksida nitogen
atau oksida
sulfur penyebabhujan asamdan karbon monoksidayrrg
blrn..rn. Dioksin
Gelrawl kimia penye.babkanker) dalam prosesd.*rp!r panas juga tidak
terbenruk, karenadioksin hanya t .b..,t,ri p"d" p.oro
pembakaranpada
suhu sekitar300 - 600'c. Desorpsipanassangareiektif untuk
memisahkan
bahan-bahan organik dan anorgarrik y"rrg mudah menguap
misalnya:
minyak, pestisidadan beberapalogam kadmium, air raksa
r..,* ,ro' logam
misal arsen,sulfur dan klor. Material yang terah terdesorpsi,
beradadalam
bentuk uapnya akan lebih mudah ,rn.,rk dikumpulkan^ kembari
dengan
cara didinginkan, uap akan rerkondensasisehingia tcrkurnpul
dan tidak
rersebarkemana-manasehinggatidak mencemari udara.
Dengan sisrem desorpsipanasmareriaryang berbahayadan mudah
menguap dipisahkan lebih dulu sehinggalebih mudah ,r.rt,-rk
ditangani,
entah akan dibuang atau dimanfaatkan-tmbali. Sedangkanbahan-bahan
organik yang sukar menguap akan te.urai (terkarbonisJi) menladi
arang.
AI*g yang dihasilkan dalam prosesini berupa serbuk ar.ng'd..,
perL,
dilakukan uji laboratorium untuk me.,yimp,rlkan bahwa ,J.b.rk
,.".rg
tersebutbersifattoksik arau non roksik. Selanjutnyajika serbuk
ara,'gnya
bersifatnon toksik makaarangrersebuta-manuntuk dimanFaatkan,
misJny.
dicetak menjadi bahan bakaryang bernamabriket arang.

3.t . 2 . 2
Padaprosesdesorpsipanas,material limbah dip".rrrk"r, pada
suhu
sekitar 300'c diddam suatusilinder yangberputardengankondisi tekanan
udara vang rendah. melakukan pemutaran fiengadukan) maka
lengan
Pemanasan menjadi efisien karena panasmenyebar secara kesemua
bagian material limbah dan prosesdesoqpsidapat berlangsung
-.r","secaralebih
cepat.. Dalam hd pemanasanini, rimbah tiaak aiuat<a,f*rrgl,rrrg dengan
tetapi hanya dialiri udara panas sambir dilakukan"pengadukl.
f)r{a-api
Padakondisi normd, tekanan udara I atmosfer,proses p.rrg.r."i"r, limbah
organik menjadi karbon (karbonisasi)terjadi prd".,rh,r refi,"r 400 - 600

Pedoman Limbah Padat dan Cair


49
'c, tetapi jika karbonisasidilakukan dalarn kondisi tekanan udara lebih
kecil dari I atmosfer,penguraianlimbah organik dapat terjadi pada suhu
sekitar20a - 400 'c. selanraprosespemanasan awal,materiallimbah yang
mudah menguap akan keluar dari limbah.
uap ini jika didinginkan berubahbennrk menjadicairanyang setelah,
melaluibeberapatahappemisahan,cairanini dapatdimanfaatkanunrukbahani
bakar atau bahan pengawet. sisa material padat akan terkarbonisasimembentuk
serbuk arang. Sedangkanlimbah plastik pada prosesini tidak mengalami
perubahan,plastik hanya akan melelehdan menggumpalmenjadi
plasdk, yang mudah dipisahkan dari serbuk arang dengan cara pengalakan.
Bola-bolaplastik ini masih dapat didaur-rl*g lebih lanjut unnrk keperluan
lain.
Lama prosses pengolahan limbah dengan cara ini sangar berganrung
dengan karakter limbah yang diolah, jika limbahnya banyak mengandung
air maka perlu waktu yang iebih lama dibandingkan limbah yang kering.
Sebagai ga-mbaran kasar, unruk sampel padat dengan 6erar 25 kg dengan
kadar air'25 o/o dapat diproses dalam *'aktu I jam dengan konsumsi bahan
bakar solar sekitar 2,8 lirer/iam.
C erobongasap

BanberJalan
Pengumpan
limhah

Unit dsorpsi panas gak

["";ffi'":ln :,:?ilff"n
Gamb.ar 11. Sistem desorpsipanaspengolahlimbah

50 PedomanLimbah Padardan Cair


3.1.2.3 ParameterOperasional
Keberhasilanpengolahanlimbah dengandesorpsipanasberganrung
pada suhu, wakru dan rendahnyarekananudara craram1n..g* d"rorpJ
panas'Rendahnyatekananudaradalam ruangandesorpsip*", ,.r.r,rp"L""
faktor penting karenasangarmembanrudalamh"l p"ng,rr"ian bahanlimbah
terhadap suhu yang diperlukan" semakin rendah ,.k*r,"., udara dalam
desorpsipanas maka suhu yang diperlukan untuk menguraikan
:uangan
bahan limbah semakin rendah sehinggakonsumsi pemakaian bahan bakar
alat menjadi semakin sedikit dan biaya operasionJ alat dapat ditekan.

3.I.2,4 Keunggulanteknologi desorpsipanas


Desorpsipanasberoperasipadasuhu rendah sekitar 300 .c, sehingga
.
harga peralaranmenjadi relatif murah karena ridak diperlukl batu rahan
api. Peralatanmenjadi iebih awet, ridak mudah rusak dan karatan. Biaya
perawatan dan operasionaluntuk bahan bakar lebih rendah ya-itu sekitar
20o/o apabila dibandingkan dengan pengolahan limbah dengan sistem
pernbakaran(insinerasi)yang beroperasipada suhu sekitar 1200.c. Tidak
menghasilkanbahangaspencemarberbahaya sepertioksidanitrogen,oksida
sulfur dan rerutamatidak terbentukdioksin , karenadalam sirtem desorpsi
panascidak rerjadi reaksipembakaran.
Serbuk karbon hasil prosesini masih dapar diolah menjadi briket
aranguntuk keperluanmemasakatauindusrrikecil yangmemerlukanarang
untuk prosespemanasanatau pengolahanyang memerlukan parras.Limbah
plasik masih tetap utuh tidak terbakarsehinggakemungkinan masih dapat
dldaurulang. cairan hasil kondensasiuap jika dilakukan pemisahan dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar cair.

3.1.2.5 Kekurangan teknologi desorpsipanas


Kekurangan dari teknologi ini adalah pengurangan vorume bahan
Iimbah yang relatif kecil. Dari kira-kira I meter kubik bahan limbah medis
padat setelahdilakukan pengolahandengancaradesoqpsipanastersisaserbuk
karbon kira-kira 0,1 meter kubik atau I0 o/o-

PedomanLimbah Padatdan Cair <l


'Walaupun
dalam sistemdesorpsipanasdikatakan bebaspolusi tetapi
mengingatsifat limbah medisyangsangatberagam,makauntuk menjamin
keamanan lingkungan, lebih baik dalam sistem ini tetap ditambahkan
perdatan pendukung misalnya filter atau scraberyang berfungsi untuk
menyaring emisi udara dan debu (fly asb) yang dihasilkan oleh proses
desorpsipanas.

3.1.2.6. Faktor resikobagi pengeloladesorpsipanas


Desorpsi panas memiliki unit-unit yaitu pembakar, penampung
arang, kondensat, scrubber dan cerobong asap. Flasil sisa desorpsi panas
terutama adalah debu dan sisa pembakaranyang terdapat pada bagian
penampung arangdan cerobong asap. Bagrpengeloladesorpsipanas,risiko
yang mungkin didapat adalah terpapar dengan debu dan sisa hasil
pembakaran limbah berupa karbon yang bila terhirup dapat mengganggu
sistem pernafasan.

3.1.3 Otoklaf

3.I.3.1(JraianUmum
Pengolahanlimbah dengan teknologi Otoklaf dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
Otoklaf Uap Panas(SteamAutoclaue)dan Otoklaf Udara Panx (Dry
Heat Autoclaue) . Pada Otoklaf Uap Panaspenghancuran jasad renik
dilakukan dengankombinasi uap, panasdan tekanan. Uap air dalam otoklaf
uap panas dihasilkan dari suatu wadah dari logam yang dipanaskan sebagai
penghasil uap panas.Tekanan, waktu dan temperatur uap air dapat diatur
sesuaikeperluan, pemanasanbiasanyadilakukan pada temperatur 121 oC
(250 'F) selama20 - 30 menit *au 132 "C (27O "F) selama3 - 10 menit
untuk rnemastikaninaktifnya bakteri, jamur, virus, mycobacieria,dan spora
bakteri. Sedangkan pada Otoklaf Udara Panas penghancuran jasad renik
dilakukan dengan udara kering atau gasCO, yang dipanaskan hingga suhu
160 - 180 'C (320 - 356 "F) selama60-120 menit.

PedomanLimbah Padardan Cair


. K edua pr o s e s i n i te l a h l a m a d i g u n akan untuk mensteri l kan
peralatan medis di rumah sakit selama bertahun-tahun. Otoklaf Udara
Fanas (Dry IIeat Autoclaue) hanya sesuai untuk rnensterilkan bahan
yang terbuat dari logam, gelas/kerarnik atau material lain yang tahan
panas dan tidak mengandung air, sedangkan untuk mengolah limbah
rn e dis hany a O to k l a f U a p Pa n a s (S te a m A utocl aue) yang dapat
digunakan.
Limbah padat medis yang diolah dengan Otoklaf Uap Panas boleh
mengandung bahan yang pathogin bersama-sama dengan peralatan atau
instrumen medis. Limbah medis boleh mengandung suatu organisma
dengan konsentrasi tinggi dalam suatu campuran yang kompleks, dengan
demikian otoklaf uap panas merupakan suatu teknologi pengolahan
limbah medis yang efektif. Otoklaf uap panas sangat cocok untuk
mengolah limbah medis yang masih dapat didaur ulang, misalnya botol
plastik bekas infus, selang karet atau plastik, bekas peralatan suntik , botol
gelas dan lain-lainnya.

Limbahditempatkan
dalamkontainerkhusus

Gambar 12. Otoklaf uap panasunnrk limbah padat medic

Pedoman Umbah Padatdan Cair 53


3. 1.3.2 ParameterOperasional
Faktor yang mempengaruhikeberhasilandala-motoklaf uap panas
mengolahlimbah medis adalahremperarurinternal limbah, penetrasiuap
air ke dalam limbah, dan wakru pengolahan.Faktor ini meliputi:
1) Temperaturdan tekananyang dicapaioleh otoklaf.
Steamotoklaf biasabekerjapadasuhu lZ!'C arau 132 "C, pada
sutruini uap air mempunyaitekanandan suhu yang cukup besar
untuk penetrasi ke dalam inti limbah padar sehinggaproses
pemhancuran jasad renik efektie
2) Ukuran limbah.
Ukuran limbah sangarmempengaruhihasil pengolahandengan
otoklaf uap panas rerurama kerebalan materi limbahnya,
misalnya potongan tubuh atau limbah patologi anatomi. Jika
limbahnya tebal maka sulit bagi uap air untuk penetrasike dalarn
pusat limbah, sehinggalimbah perlu dipotong-porong agar
ukurannya lebih kecil.
3) Penetrasiuap air ke dalam limbah
Penetrasiuap air ke dalampusarlimbah sangatdipengaruhioleh
kara-kterdan bentuk (ketebalan)limbah. Limbah yangcenderung
kedap air atau terbungkus oleh bahan yang kedap air (plastik)
akan menyulitkan penetrasiuap air kepusatlimbah.
4) Pengemasanlimbah yang akan diolah.
Kantong yang digunakan untuk mengemaslimbah tidak boleh
terturup samasekali sehinggatidak ada celah bagi uap air untuk
penetrasi ke dalam isi kantong. Kantong-kanrong yang berisi
limbah harus dilobangi sebelum kantong limbah dimasukkan
ke dalam otoklaf.
5) Orientasi limbah di dalam otoklaf
Posisi limbah didalam mesin otoklaf harus diatur sedemikian
rupa sehinggatidak ada limbah yang terjepit dan terturup rapar
sehinggamengganggupenetrasiuap air kcdalam pusat limbah.

54 PedomanLimbah Padardan Cair


3.1.3.3 KarateristikLimbah
Tidak semuajenis limbah medis dapat diolah dengan otoklaf uap
panas,porongan-porongan rubuh ataubinatangtidak dapatdi olah dengan
sistem ini sebabrerlalu rebal sehinggapenetrasiuap air tidak sampai ke
pusat limbah tersebut.Demikian juga limbah yang bersifatradio aktif dan
bahan kimia beracun dan bcrbahayatidak dapat di olah dengan otoklaf
uaP Panas.

3.I.3.4 Uap Air SisaProsesOtoklaf


Uap air sisa proses Otoklaf bukan merupakan uap air yang telah
digunakan untuk prosespenghancuran,walaupun demikian aicanlebih baik
jika sisauap a-irini bersama-sama denganhasil kondensasicairan limbah
dialirkan ke unit pengolahanlimbah cair untuk dilakukan pengolahan.
Limbah padat setelahprosespengolahandengan otoklaf uap panas masih
dapat dimanfaatkan kembali jika memang limbah tersebut masih
bermanfaat, karena dalam prosesini hanya terjadi penghancuran tcrhadap
semua jenis jasad renik, termasukspora hasil bakteri sedangkanlimbah
padatnya sendiri relatif masih tetap utuh tidak berubah sehinggaotoklaf
uap panasbanyak digunakanuntuk mensterilkanperalatanmedis.

3.1.3.5. KeunggulanOtoklaf Uap Panas


Keunggulan oroldaf uap panasrerurarra adalahmasih rrluhnya ma-
terial yang telahdiolah dengancaraini, bolehdikaakan hampir tidak rerjadi
perubahan fisik samasekaliterhadaplimbah medisyang telah diolah dengan
teknologi ini. Jadi untuk limbah medis yang masih dapat di daur ulang
maka cara ini sangatmenguntungkan.

3.1.3.6. KekuranganOtoklaf Uap Panas


Kekurangan cara mengolahlimbah medis dengan otoklaf uap panas
terutama adalah tidak rerjadi penguranganvolume sama sekali terhadap
lirnbah medis yang diolah dengan teknologi ini. Tidak semuajenis limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair ))


@
medis dapat diolah denganotoklaf uap panas,jika yang diolah adalahlimbah
yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, misalnya sisa makanan, kain
*rt+!
perban yang terkenadarah ataupotongan tubuh hasiloperasimakahasilnya
akan tetap sama seperti sebelum dilakukan pengolahan sehinggaakan
menimbulkan efek psikologis.

3.1.3.7. Faktor resikobagi pengelolaotoklaf


Semua steam autoclavesmemerlukan operator yang secaramanual
menangani pemasukkandan pengeluaranlirnbah yang akan dan telah diolah
dengan steamautockves.Yang perlu diperhatikan adalahpenggunakansarung
tangan dan maskerketika memasukkandan mengeluarkanbarang dari dalam
steamautoclaues,kebanyakan operator melakukan semuanyadengan tangan
telanjang sehinggaberesikoterkena bahan infelsius tnelalui penetrasikulit
atau tertusuk benda-bendatajam (misaljarum suntik). Jika tangan operator
tercemar limbah rumah medis penularan penyakit dapat melalui selaput
lendir. Jik mtg* opera,tortak terlindungi dapat pula tersengatpanasjika
kontak dengan dinding atau pintu steamautoklaf yang masih panas.

3.1.4 Pengolahan Limbah Medis SecaraKimia

3.1.4.I Uraian Umum


Pengolahanlimbah medis denganbahan kimia misalnya denganza;t
antimikroba dapat dilakukan hanyadenganbahankimia saja atau ko mbinasi
antara sistem mekanik dengan bahan kimia- Sistem mekanik yang biasa
digunakan misalnya pemotong, pemukul, penggerus dan lain-lainya.
Efektivitas pengolahan teigantung pada karakteristik bahan kimia,
konsentrasi bahan aktif, waktu kontak dengan limbah dan karakteristik
limbah yang diolah.
Pada umumnya bahan kimia yang digunakan sebagai pengolah
limbah hanyalah bersifat sebagaipembunuh mikroorganisma dan tidak
menghancurkan limbah medis itu sendiri, sedangkanpemotongan atau
penggerusanbersifat membanru penetrasibahan kimia ke dalam limbah

56 Pcdoman Limbah Padat dan Cair


/A
("N1./
\<i9l
yang-diolah. Yang perlu diwaspadaiialahkemungkinan mikroo rganis
m anya
kebal terhadap bahan kimia yang digunakan secararerus menerus
dalam
jangka wakru vang lama.

3 .r.4 .2
Kcunggulan bahan kimia sebagaipengolah limbah rerurama adalah
masih utuhnya material yang telah diolah dengancara ini, boleh dikatakan
hampir tidak terjadi perubahan fisik sama s&ali rerhadap limbah medis
yang telah diolah dengan reknologi ini kecuali jika limbah med.isnya
mengdami pemotongan atau penggerusan.Jadi untuk limbah medis yang
masih dapat di daur ulang maka cara ini sangatmenguntungkan.

3.1.4.3
Kekurangan cara mengolah limbah medis dengan bahan kimia
terutama adalah tidak terjadi penguranganvolume sama sekali terhadap
ljm?ah,medis yang diolah dengan teknologi ini. Biaya y*r,g h"r.r,
dikeluarkan untuk membeli bahanl.imia secararurin cukup b.r* d*., y..rg
sangatmenjadi masalahadalahpembuanganlimbah dari hasil pengolahan
medis denganbahan kimia itu sendiri. pada umumnya sifat-sifat
fimbah
bahan kimianya yang mungkin berbahayadan beracun masih rerdapatpada
limbah hasil pengolahanlimbah medis.

3.r.4.4.
Jika pengolahan limbah medis menggunakan sistcm kimia atau
' mekanik untuk menonaktifkan mikroba, pekerjayang raemasukkanlimbah
kedalam peralatan pengolahlimbah beresikor.rken. bahan yang infeksius.
Demikian pula ketika limbah rersebut ditransporrasikan, kemungkinan
terjadinya penularan levrat udara sangarmemungkinkan. Resiko terinfeksi
melalui udara araupenetrasimelalui kulir ketika rerjadikontak antarapekerja
dengan limbah medis.Terhirup udarayang telah mengandung bakteri p"rog.t
ketika memL'uka kanrung limbah medis arau kontak dengan b"n Le4J"tt
(conuqnr) atau wadah tempat m€masukkanlimbah (serokan)sangatmungkin

Pedoman Limbah Padardan Cair


57
terjadi. HaI ini juga kemungkinan dapatterjadipadapekerjayang melakukan
pemeliharaandan reparasiperalatanpengolahlimbah secarakiinia.

3.1.5 Radiasi Gelombang Elektromagnetik

3.L5.1Uraian ljmum
Pengolahanlimbah medisdenganradiasigerombangelektro magnetik
pada limbah medis secaraprinsip samadenganmemberikan p".,", t.rt"d"p
limbah medis sehingga mikro organisma menjadi tidak aktifi ,.d*gloi
sgbagaisumber panasnyaadalahgelombangelektromaknetik. Radiasi
i*g
digunakan dapat berupa frekwensigelombangm il<ro(microuaze),frelcwenJ
radio gelombang pendek (shornuaueradiofequencies)arau radiasi sinar
garnma. Perbedaan penggunaan frekwensi gelombang mikro, frekwensi
radio atau radiasisinar gamma rerletakpada energihasil radiasinya.Sinar
garnma mempunyai energiya'g sangarbesarsehinggapenetrasike dalam
Iimbah dan daya rusaknyalebih besardibandingkan pad" gelombangmikro
atau radio gelombangpendek.

3.1.5.2. Karakteristiklimbah
Pengolahandenganradiasigelombangelektromaknetiksangatcocok
untuk limbah organik yang jumlahnya kecil retapi me.,jand,rng
mikroorganisma yang sangar parogen misalnya sisa-sisaprep"..i biologi
sisamakanan dari pasienyang berpenyakitmenular arau darah,porongan
,{"h hasiloperasipada orangyang berpenvfit sangatmenular. c.lo-blg
elektromaknetik tidak dapat digunakan jika material limbahnya b.rupl
logam, bahan logam dapat memantulkan gelombangelektromagnetik dan
sangat fatal jika mengenai operatornya.
Limbah yang akan diolah dengan teknologi ini harus dipilah-pilah
lebih dulu untuk memisahkan limbah organik dan limbah ro, org*ik y"
terutarna logam.
Limbah medis yang akan diradiasi ditempatkan dalam suatu
kontainer khusus limbah kemudian sumber raciiasi diarahkan pada

PedomanLimbah Padatdan Cair


permukaanataslimbah, setelahdiradiasidan organismepatogennyamari
limbah dapat di tumpuk di tempat penimbunan unruk jangka waktu
tertentu sebelumdibuang ke landfll.

Keunggulan radiasi gelombang elekrro maknetik rerurarna adalah


masih utuhnya marerialyang telahdiolah dengancaraini, boleh dikatakan
hampir ddak terjadi perubahan fisik sama sekali terhadap limbah medis
yang telah diolah denganteknologi ini. Jadi untuk limbah medisyang masih
dapat di daur ulang maka caraini sangatmenguntungkan.

3 .r.5 .3 .
Kekurangan cara mengolah limbah medis dengan

sekaliterhadaplimbah medisyangdiolah denganteknologi ini. Tidak sernua


jenis limbah medisdapatdiolah denganteknologiini terutamalimbah logam.
Investasiawal pembelianalamyasangarmahal terurar'a untuk sinar gamma
dan diburuhkan seorarrgoperaroryang ahli dalam mengoparasikaperaiatan
jenis ini. Biayaoperasionaldan perawarannya juga mahal karenadiperlukan
tenagayangahli dan terampil.Jika terjadikerusakan,unruk mencaripenggand
bagiankomponen yang rusak,sangarsulit didapatkandi Indonesia.

3.1.5.4.Faktorresikobagipengelolalimbahdengangelombangelektromagnetik
Pengolahandengan microwavemungkin,tidak memerlukan cara
manual untuk memlsukkan limbah kedalam alat tetapi para pekerja op-
microwave dapat rerinfelai ketika kontak dengan pisau pemotong
:ralor
limbah yang digunakan untuk memperkecilukuran limbah yang akan diolah
dengan microwave. Luka bakar mungkin dapat terjadi pada operator jika
tersentuh pada bagian penyuntik uap panas (steaminjecmr) atau rerkena
bocoran uap dari microwave. Disarankan untuk dilakukan dekontaminasi
jika alat microwave akan dilakukan pemeliharaanatau reparasi.

PedomanLimbah Padatdan Cair


59
3.1.6. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing teknologi
pengolahan limbah padat medis
Pemahamanterhadapberagamnyateknologisistempengolahanlimbah
padat sangatdiperlukan, sehinggakedka kita harus mengambil kebijakan
untuk menentukan pilihan, kita sudah mempunyai gambaran yang jelas
tentang resiko terhadap pilihan yang diambil. Banyak faktor yang dapat
digunakanunruk menilai sistempengolahanlimbah manayang harusdipilih,
faktor tersebutdiantaranyaialah teknologi, harga,pelayananPurna jual dan
tersedianyasuku cadangyang menjamin umur dari sistem yang dipilih dan
faktor-faktor lain yang diantaranya dapat dilihat dalam Tabel 6 dibawah ini.

Tabel6. Kelebihandan kekurangan teknologipengolahan


dari masing-masing
limbahpadat.
TEKNOLOGI Biaya Biaya Biaya Minimisasi Resiko
lnvestasi OperasionalPerawatan volume pencemaran
limbah lingkungan
INSINEMSI lr4ahal Mahal Mahal Banyak Tinggi'
DESORPSI Sedang Murah Murah Sedang Rendah
PANAS
STEAM Mahal Murah Murah Tetap Rendah
AUTOCIAVE
PENGOLAHAN Murah Mahal Murah -fetap Tinggi2
KIMTA
MICRO\flAVE Mahal Mahal Mahal Tetap Rendah
FREKUENSIMDIO Mahal Mahal Mahat Tetap Rendah
MDIASI GAMMA Mahal Mahal Mahal TbtaP BesaC

l. Emisi gashasil pembakarannyamengandung SO, dan NO, penyebab


hujan asam,gr" CO dan logam-logamberat yang sangatberacun serta
Dioksin yang dapat menyebabkan kanker, jika insineratornya tidak
dilengkapi dengan sistem pengendali Pencemaranudara.

Pedoman Limbah Padat dan Cair


2 . Sisa bahan kimia yang tidak ikut bereaksi dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan jika tidak dikeloia dengan seksama.
3. Limbah yang telah mengalami perlakukan dengan
racliasi gamma
kemungkinan dapat menjadi bersifat radioaktifl

Thbel 6 diatasbukan merupakanfaktor mutrak yang dapat digunakan


untuk acuan penenruan pilihan, tetapi hanya g"-b"."r, krr",
yang penentuan pilihan, sebab -.r,rp"k"i
faktor_faktor lain yang
-membantu
berhubungan de'gan geografis,finansial dan tersedianya rcnagaoperaror
dilapangan sangarmenentukan pengambilan keputusan.
Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitias pengolahan limbah
padat disarankan untuk bekerjasamadengan institusi p."!ohh"n limbah
padat yang mempunyai ijin operasises,railengan k t r,.,rJ. yang berlaku

3.2. Teknologi Pengolahan Limbah Cair

3.2.I. Tirjuan Pengolahan


Prinsip dasar pengolaha' limbah cair adalah menghirangkanarau
mengurangi kontaminan yang terdapatdi ddam limbah cair sehinggahasil
olahan limbah dapat dimar'faatkan kembali atau tidak menBganggu
lingkungan apabila dibuang ke ranah atau ke badan air penerima. secara
spesifik pengolahan limbah cair berujuan untuk:

a. Mengurangi jumlah padatan tersuspensi


b. Mengurangi j""rl"h padatan rerapung
c. Mengurangi juml"h bahan organik
d. Menghilangkan mikroorganisme patogen
e. Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahayadan beracun
f. Mengurangi unsur nutrisi (N dan p) yang berlebihan

Pedoman Limbah Padatdan Cair


g. Mengurangi unsurlain yangdianggapdapat menimbulkan dampak
negatif terhadapekosistem

3.2.2- Jenis Pengolahan Limbah Cair

3.2.2.1. Pengolahan menurut ringkatperlakuan


Dalam terminologi pengolahanmakadikenalururan penge!
pengolahan; pengohhan pertama, pengokhan kedua dan pengolahan
Pengolahanpeftama atau "pimary trea*nen/' dimaksudkan sebagaip;
fisik. Pengolahan kedua "secondarytreAtment" dimaksudkan seb
pengolahan dengan menggunakanproseskimia atau biologis.
pengolahan ketiga atau " tertiary treatmenf' pengolahan dengan
ketiga kombinasi terseburdiatas. lJnit proseslanjutan (aduanced
biasanyadigunakan unruk mengolah limbah yang mempunyai su
khususyang tidak dapar diolah denganpengolahantahap kedua.

Menurut Qasirr' (1985), pengolahanlimbah cair menurur tingkat


perlakuannya addah sebagaiberikut :

I. Pre- Tieatm ent (Pra -Pengelolaan)


Merupakan prosespendahuluanyang berlangsungdan dilakukan
untuk menghilangkanbenda-bendakasar/sampahdalam limbah
cair yangberukuran besardan rnudah terlihat oleh mata. Sampah
tersebut antara lain kayu, plastik, sisakain, pasir dan lain-lain.
Pada tahap ini digunakan filter yang disebut bar scteenuntuk
menyaring semuasampahtersebut.Untuk meningkatkan kualitas
Iirnbah air, barsaeen dapat disusun2-3 lapis bersamaan.
2, Primary Treatment (Pengelolaan Primer)
Merupakan prosesyang berlanpung sec:rrafisik. pada tahap ini
padatan dibiarkan mengendapatau terapung untuk kemudian
dipisahkan. Pengolahanini pada umumnya mampu mereduksi

62 I'edoman Limbah Padat dan Cair


kadar BoD sebanyak25'30o/odan kadar suspended
sotid (SS)
sebanyak50-600/o
3. Secondary Tieatrnent (pengelohan Sehunder)
Pada rahap in-i umumnya terjadi prosesbiologis yang
mampu
mereduksikadar BoD sebanyakg}-9oo/odank;da;
str.b"ny.k
50-600/o.Unit-unir pengolahanyang terdapatdalam ,..o'd"ry
rrearment meliputi Actiuated Sludge,AeratedLagoon,
Srqorri_
ing Reactor,_AerobicDigestion process,Ti,ichling Flttrr,
noutng
Biological Contactor,Rotating Filter dan pach Eed Reactor.
4. Tertiary fieatrnent (pengeLlaan Tersier)
Merupakan suaru pengolahantersendiri untuk memperoleh
s/udgedaripimarry dansecondary neatment.Dengan pengolahan
ini maka bahan-bahanpelarut yang tetap tinggJ setelah
proses
primer dan sekunderdapat dihilangkan
5. Advance Tieatment (pengelolaanTingkat Lanjut)
Merupakan pengolahanlebih lanjut rrr,*k
kadar
senyawa-senyawa kimia rertenru. Biasanya-.r,ghilangkan
digunakan untuk
pengolahanlimbah cair industri yang lebih ,p.rifik.

3.2.2.2. Pengolahanmenurut sifatnya

Pengolahanlimbah cair menurut sifatnyaadarahsebagai


berikuc

l. Satuan proses fisik


. Merupakan prosesy:rng digunakan dalam pengolahanlimbah
cair
dengan menggunakah gaya fisika atau mekanika fisik. Saruan
operasi ini digunakan untuk menghilangkan zzt padatkasar
dan
terapungdalam limbah cair.unit-unit pengorahannya antararain:
a. Bar screen
Berfungsi unruk menyaring benda-bendakasar yang
mengambangmaupun tersuspensi yang tidak adakait*"p

Pcdoman Limbah Padardan Cair


63
didalam prosespengolahanlimbah cair. Selainitw barscreen
juga berfungsimelindungi peralatan mekanis dalam
bangunanpengolahandan menghindari terjadi oya cloging
dalam saluranpembawa-
b. Comminutor
Berfiungsiuntuk memecah, memotong dan meng-
hancurkan kotoran/sampah yang lolos dari bar screen
sehinggaukurannya menjadi kecil dan tidak mengganggu
prosespengolahanlimbah cair.
c. Grit chamber
Berfungsiuntuk menangkapsejumlah pasir/grit yang
terdapatdalamlimbah cair.Prosesyang terjadi samadengan
sedimentasi,tetapi nilai Td (wakru endap) lebih kecil dan
memerlukan aliran yang tenang.
d. Aiat ukur debit
Berfungsi untuk mengukur dan memonitor debit yang
mengalir.Alat ukur ini adadua macam,yaitu ParshallFlume
dan Prop or t i onaI lVei r.
e. Equalization tank
Berfungsiuntuk meredam variasi laju aliran sehingga
menjadi konstan
Primary sedimentation
Berfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yang
terdapatddam limbah cair dengancruamengendapkannya
secua gravitasi.

2. Satuan proseskimia
Merupakan metode pengolahanuntuk menghilangkan atau
merubah kontaminan dengan qrra penarnbahan bahan kimia
atau terjadinya reaksikimia. Satuanprosesini digunakan untuk
menghilangkan partikel tersuspensidan koloid. Unit-unit
pengolahannyaantara lain presipitasikimia dan desinfel,rsi.

64 Pcdoman Limbah Pe&t dan Carr


3. Satuan proses biologi
Merupakan prosesdalam pengolahanlimbah cair dengan
memanfaarkan aktivitas biologi/mikroorganisme untuk
menghilangkan kontaminan dan senyawaorganik merugikan
dalam limbah cair.

Ada 4 macun pengolahanbiologis, yaitu:


a. Aerobic suspendcd-groutb treatruent:
I) Actiuated sludge
2) Aerated lagoon
3) Sequencingbatch reactor
4) Aerobic digestionprocess
b. Anobic atuched-groutth tTeatmentprocess:
I) Tiichlingfiher
2) Rotating fber
3) Rotating biohgical contactor
4) Pack bed reactor
c. Anaerobic nrpended-grouth treatment:
1) Anaerobic digestion
2) Anaerobic contactprocess
S) Up-fu* anaerobicsludgeblznhet
d. Ananobic attached-groutth treatment process:
I) Anaerobicflter process
2) Expandzd bedprocess

Setiap tahap pengolahan limbah maka dihasilkan lumpur yang


harus diolah secarakhusus untuk memisahkan padatan dari air untuk
kemudian airnya dapat dibuang atau dipergunakan kembali. Padatan
yang dihasilkan apabila mempunyai unsur hara dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk, namun untuk limbah infeksius maka padaean yang
dihasilkan harus dibakar.

Pedoman Limbah Pa&t dan Cair 65


3.2.2.3. Kriteria Penerapan Tbknologi Pengolahan Limbah Cair
Penjelasan diaras digunakan unruk memilih/prose.s berdasarkan
tingkat penyisihan pengolahan (oh remoual) dari sistem pengolahan yang
direncanakan, sesuai dengan perhirungan penyisihan total yang diinginkai
(Moersidik,1999). Secara teknis kriteria yang digunakan adalah :
a. Tingkat pengolahan yang dinyarakan dalam %o pengurangan
BOD, COD, SS -sertaorganik N dan P cukup tinggi.
b. Stabilitas unit proses rerutarna terhadap beban kejut (shochhad_
inp dan bahan toksik
c. Sistem sederhana dengan tahapan proses sedikit mungkin,l
mudah dioperasikan narnun fleksibel terhadap pengembangan.
d. lJmur teknis unit ddak menghasilkan produk sampingan yang
- membahayakan atau berdampak negatif.
Berdasarkan acuan dari literatur maupun penelirian yang telah
dilakukan di Inconesia maka jenis operasidan prosesmenghasilkan efisiensi
pengolahan sepemi disajikan pada Thbel 7.

TabelT. Efisiensi PengolahanBerdasarkanUnit Operasi dan Unit proses


PengolahanLimbah Cair.

o/o Penghilangan
Unit Pengolahan
BOD COD SS ORG-N
Primary T|eatment 30-40 30-40 50-65
Chcmical Processes 60-80 80-90 80-90 10-20
Coagwk ti on-fl ocuIat i on
Biological procettes
a. Aoiuated slidgc 80-95 80-95 LO-25 15-50
b. Orydation ditch 80-95 80-95 ro-25 15-50
c. Tiikling filter 65-80 60-80 60-85 15-50
d. RBC 80-95 80-95 80-95 15-50

66 PedomanLimbah Padatdan Cair


3.2.2.4.P.dotr"r D"l"- P...t"p"n Tbkrologi P".gohh"n li-b"h c"i.
rumah sakit
Beberapahal yang dijadikan pedomandi dalam pemilihanreknologi
pengolahan limbah cair rumah sakit :
1. Didnjau dari konsenrrasirata-rataBOD menunjukan renrang
bebanlimbah domestik,namun apabiladitinjau dari sebarannya
maka bebanpuncak ada pada kategorilimbah industri dengan
beban medium.
2. Ditinjau dari konsentrasirara-raraCOD, kecualiunruk laundy
dan dapur menunjukanrenrangbebanlimbah domestik. Beban
puncak pengolah dari data sebaran konsentrasi COD
menunjukan dngkat bebanringgi denganCCD > 1500 mg/l
3. Fraksi terbiodegradasidari limbah organik selain dari limbah
dapur umumnya sangatrendah (BOD/COD rasio< 0.5).
4. Segregasilimbahberdasarkanasalsumbernyadilaksanakanunruk
memisahkan limbah klinis dan non klinis, selain untuk
mendapatkankondisi optimum sebelumpengolahanbersama
dilaftsanakan.
5. Penangananeffluen dari sisrempengolahanlimbah cair rumah
sakitharusselalumelaluiprosesdesinfeksiuntuk menapisbakteri
patogen pada air sebelumdibuang ke badan air penerima.

3.2.3. Pengolahan Limbah Cair SecaraFisik-Kimia


Pengolahanlimbah rumah sakit rerdiri antaralain berdasarkanproses
fisik dan proseskirnia.
a. Proses Fisik
Prosesfisik merupakan prosespemisahan antara cairan dan
padatan dengan cara pengendapan dan penyaringan
b. Proses Kimia
ProsesKimia merupakan prosespengikatan unsur-unsur kimia
yang ddak dikehendaki dan tidak dapat terpisah dalam proses
fisik dengan cara membubuhkan bahan kimia sebagaikoagulan,

Pedoman Limbah Padardan Cair


l. Pengolahan Pendahuluan (I-\e Tieatment)
Pengolahanpendahuluandilakukan rerutama unruk
meringankan prosesselanjutnyadala.mrangka-ianpengolahan,
yaitu agar benda - benda kasar tidak masuk ke instalasi.
Pengolahanini menggunakanprosesFrika, yaitu perbedaanberat 'iE":t*
i.jF1 i
:7::. , I
jenis, gaya grafitasi,pencampuranmekanis, dsb.
Pengolahanpendahuluan bertujuan anrara lain untuk :
- Menyaring benda- benda kasar.
- Memisahkan minyak / lemak yang terdapat dalam limbah.
- Menangkap pasir
- Meratakan konsentrasi / kualitas dan aliran / kuantitas
limbah cair yang akan diolah
Pengolahanpendahuluan untuk menghilangkan benda-benda
kasar. Prosesyang digunakan dengan melewatkan air limbah
melalui para-paraatau saringankasar !€in:;,:j
;.,:i.:::
?. Jeruji/Para-para (Bar scteen)
Para-parayangdipergunakandapat berupa para-pa;rayant ''t {;
ri
dibersihkan denganpembersihmekanisatau pembersihansecara .+
j
manual.
,i

Thbel 8. Jenis Ralc/Para-para


yang dibersihkansecaramekanis maupun
manual.

Bagian-bagiannya Pembersihansecara Pembersihan


manual Mekanis
Ukuran Jeruji .
kbar (mm) 5-r5 5-r5
Dalam (mm) 25-27 25-27
Jarakbersih antarajeruji (mm) 25-50 15-75
Kemiringan dari aras(derajat) 30-45 0-30
Kecepatan yang diharapkan (m/d&) 0,3-0,6 0,6-l

68 PedomanLimbah Padatdan Cair


P a ra -p a ra y a n g d i b e rs i h k a n secara manual bi asanya
dilet a k k a n s e b e l u m a l i ra n a i r l i mbah mencapai pusar
pemompaan dan sebelum bangunan / instalasi pengolahan air
limbah. Karena dibersihkan secaramanual, maka kelemahan cara
ini adalah harus tersediatenagakhusus untuk mengawasi apakah
rak tersebut sudah penuh dengan kotoran yang menyangkut
atau belum. Jeruji di desain berbentuk bulat diameter + I0 mm
atau plat yang dipotong memanjang dengan bahan logam tahan
karat dengan lebar antar kisi para-para maksimal 150 mm. Bak
saringan sebaiknya dapat dijangkau tangan operator untuk
memudahkan pembersihan sampah. Untuk menjaga saringan
ini dipergunakan pelat 6qa yang berlulrang di atas jeruji.
Untuk menjaga agar hasil penyaringan dapat terkumpul
s€cara baik kecepatan aliran hendaknya diperlarnbat. Agar aliran
air dapat diperlambat dapar dibuar dasar saluran yang datar dan
bertambah lebar pada daerah penyaringan

Gambar 13. Jeruji/Para-para(Bar sctem)

PedomanLimbah Padatdan Cair 69


b. Bak PenangkapPasir
Bak penangkappasirmerupakancarapengendapandengan
mengatur kecepatanaliran.Keceparanaliran diatur berkisar0,3
m/detik dan partikel yang haius dapar mengendapdi sekitar
salurankeluar bak penangkappasir.Bak ini direncanakanuntuk
mengendapkansemua btrtiran,dan butiran yang ditangkap
berukuran diameter0,15-0,21mm.
Panjang bak dipengaruhi oleh kedala-manyang ada serta
kecepatan,sedangkanlebar bak ditentukan oleh rata-rata aliran
dan banyaknya bak yang dibuat. Aliran pada bak ini sebaiknya
dibuat memutar pada daerahmasuk dan keluar.
..a ,4
fn:.
,;lf,;
5;
:;_

Gambar 14. Grit Separator (untuk memisahkan pengotor pasir pada limbah)

2. Pengolahan Pertama (Piitnary Ti,eatnent)


Pengolahanpertarna berguna untuk mengrrrangi benda-benda
atau pertikel-partikel padat dan terdiri dari unit pengendapan
dengan prosessedimentasi.

Pengolahanpertama dapat berupa:


- Pengendapandengan kondisi sangattenang (sedimentasi)
- Penambahanbahan kimia untuk menetralkan limbah

PedomanLimbah Padat dan Cair


Prosesnetralisasilimbah adalahprosesyang dilakukan unruk
membuar derajat keasamanair limbah yang terlalu asamarau
terlalu basamenjadi netral (biasanyaberkisarantarapH 7 * 9).
Prosesnetralisasidapat dilakukan dengan mengatur pH dengan
rnenambahkansenyawaasamarau basa(misalnya: NaOH)
Proses sedimentasi adalah pemisahan suspensisecaragrafitasi
ke dalam komponen padatan dan cairan. Sedimentasi
diburuhkan untuk mengurangibebanpadainstalasipengolahan
sekunder (biologicat) akibat beban padatan sudah terkurangi,
sehinggaproseslanjutannya dapat berjalan lebih optimal.

3. Pengolahan Kimia
Pengolahanse....a kimia berguna untuk mengikat unsur-unsur
kimia dalam limbah cair yang ridak dikehendaki dan untuk
mengendapkanzat padat rersuspensi.

Pengolahankimia dapat berupa:


- Koagulasi dengan mena,mbahanbahan koagulan
- Flokulasi dengan menambahbahan flokulan
- Desinfeksi dengan menambah bahan desinfektan

Pengolahankimia dilakukan padaunit koagulasidan unir flokulasi


Unit Koagulasi : belguna unruk mencampurkan bahan
kimia dengan air buangan sehingga
merara dan terbentuk flok inti dengan
cara pengadukan cepat. Unit koagulasi
biasanya di temparkan sebelum proses
biologi
Unit Flokulasi : bergunauntuk memberi kesempatanflok
inti membesar dengan cara pengad.ukan
Iambat.Unit flokulasi biasanya di
tempatkan

PedomanLimbeh Padat dan Cair


7l
b e rg una untuk membunuh bakteri ,
m e n g urangi atau membunuh mi kro_
oganisme parhogen yang ada di dalarn air
limbah. Unit disinfeksi ditempatkan pada
akhir pengolahan limbah cair.

KebutuhanKaporit yangakandigunakandapatdihirung denganrumus:

Contoh:
i. Kebutuhan kaporir untuk debit 20 m3/hari dengan konsentrasi
yang diinginkan dalam prosesadalahr0 mg/L, dan dibuat dari
kaporit dengan kadar 650/o,maka kebutuhan kaporit adalah:
Kebutuhan kaporit = 20.000 ltr/hari x l0 mg/Ltr x I
65troo
= 307,7 grlhari
2. Kebutuhan kaporit untuk debir 20 mj/hari dengan konsentrasi
yang diinginkan dalam prosesadalahl0 mg/L, dan dibuar dari
kaporit dengan kadar 95o/o,maka kebutuhan kaporit adalah:
Keburuhan kaporit = fQ.000 ltr/hari x l0 mg/Ltr x :
I
95/r00
= 210.5 grlhari

a)
Pedoman Limbah Padat dan Cair
3.2.4. Pengolahan Limbah Cair SecaraBiologi
Dasardari pengolahanbiologi adalahmengurangiataumenghilangkan
pencemar organik yang terdapat dalam limbah cair dengan banruan
mikroorganisme khususnya bakreri. Dalam aktivitasnya miliroorganisme
memerlukansumberrenaga,karbon dan zat anorganikuntuk vitamin seperti
nitrogen, sulfur, kalsium, fosfor dan karbon diolaida. Semua air buangan
dapat diolah secarabiologi (biodzgrddabtz),Se6ag^rpengolahan ,.k.rrJ..,
pengolahanbiologi dipandang sebagaipengolahanyttg pai"g murah dan
efisien.

3.2.4.1. JenisPengolahanBiologi
Pengolahansecarabiologi dapat dibedakanmenjadi dua jenis, yaitu :
?- Reaktor pert.mbuhan tersuspensi (suspendcd grotatb reactor)
Pada prosespengolahanini, mikroorganisme yang berperan
rerhadapkonversi kaadungan organik serta kandu.rgan l"i.rrrya
menjadi biosolid dan gas, terdapat dalam keadaan rersuspensi
cairan.
b. Reaktor pernrmbuhan melekat (Attached grouttb reactor)
Adalah prosespengolahandimana mikroorganisme yang
berperan terhadapkonversi kandungan tersebut diatas, merekat
padamediasaringsepertibatu, kerikil, keramik maupun plastik.
Prosespengolahanini dikenal juga sebagai
fxed-ftm process.

pengolahanbiologi limbah cair diidentifikasikan sebagaiproses


_ Jenis
, aerobik, anoksik, anaerobik dan kombinasi dari ketiga proses tersebut.
Dalam proses rersebut dibedakan lagi menurut keadaan populasi
mikroorganismenya' yutu suspendedgroutth ystern (sistem pertumbuhan
bakteri tersuspensi) dan attached grotutb s-lstem(sistem
fertumbuhan
bakteri melekat). Jenis pengolahan biologi limbah cair tersebur disajikan
pada (Thbel 9).

PedomanLimbah Padatdan Cair


73
Tabel 9. PenggunaanProsesPengolahanBiologi untuk limbah cair.

Tip. Jenis Kegunaan /Proses


A-EROBIC
PROCESS:
Suspended
growth Activated sludgeprocess:
Conventiond (plug flow)
Continuous-fiow srirred-rank
Sequencingbatch reactor
Pure orygen
CarbonaceousBOD
removal (nitrificadon)
Modified aeration
Contact sabilization
Extended aeration
Oxidation dich

Suspendedgrowtll nurrification Nutrification


Aerated lagoon Carbonaceous BOD
removal(nitrification)
Aerobic digesdon
. Coventional air
Pure orygen Scabiiization,carboneous
BOD removal
Thermophilic
High-rare aerobicalgalpon& CarbcnaceousBOD renroval

Atachcd growth Trickling filrers


Low rate CarbonaceousBOD
removal (nirificadon)
High rate CarbonaceousBOD removal
CarbonaceousBOD removal

74 PedomanLimbah Padatdan Cair


Thbel 9. PenggunaanProsespengolahanBiologi untuk limbah cair. (taniutan)

Romting biologicalconracrors Carbonaceous BOD


removal (nitrificadon)
Packed-bedreacrors Nutrification
Combined processtickling fiker - activatedsludge Carbonaceous BOD
removal (nirification)
Acdvatedsludge- rickling filrer Carbonaceous BOD
removal (nirrificadon)

ANO)OC
PROCESS:
Suspended
growrh Suspended-growth
denitrification Denitrificarion
Atachedgrowrh Fixed-film denitrificarion Denitrificarion

ANAER.OBIC
PROCESS:
Suspended
growrh Anaerobicdigestion: Sabilization,Carbonaceous
BOD removal
Smndardrare,singlestage
High rare,singlesrage
Anaerobicconractprocess Carbonaceous
BOD removal

Aaached growth Anerobic filter CarbonaceousBOD


removd, Srabilization
(denitrification)
Anaerobic lagoon (ponds) CarbonaceousBOD
removal (Srabilization)

PedomanLimbah Padatdan Cair


75
;i4

ii

:=
:1t
Thbel 9. PenggunaanProsesPengolahanBiologi untuk limbah cair. (tanjutan)

AEROBIC /
ANOXIC OR
ANAEROBIC
PROCESS
Suspended
solid Singlescage nicrificarion- Carbonaceous
denitrification BOD removal,
nitrification
Biological phosphorusremoval Denitrification,
phosphateremoval
Attached growth Nitrifi cation-denitrification Nitrification,
denitrification
Land treatment
Slow rate
Rapid infilration Carbonaceous BOD
removal(nitrificacion,
Overlandflow Denitrification)
Combined process Facultativelagoon(ponds) Carbonaceous BOD removal

Maluration or tertiaryponds CarbonaceousBOD


removal(bactaerial,
Decay,nitrification)
Anaerobic-facultativelagoon CarbonaceousBOD removal
Anaerobic-6cultative
aerobic lagoon Qarbonaceous BOD removal
On-sicesystems Septic tankJeachfields Tieatment and disposalof
wastewaterfrom
Sepdk tank-mounds Individual residenceand
aotherbuilding in
Sepdk mnk-wapotranspiration Areasnot servedwith sewers

1
76 PedomanLimbah Padatdan Cair

I
I
3.2.4.2. Persyaratandan Faktor Yang Mempengaruhi PengolahanAir
Limbah SecaraBiologi
Untuk mencapaikinerjayangba,ik,makametodepengolahanlimbah
cair secarabiologi harusmemenuhiketenruansebaga-i berikut:
a. Konsentrasimikroorgani.smeyang tinggi dalam reaktor
b. Kontak yang cukup anrara influen limbah cair dengan
mikroorganisme
c. Kondisi yang sesuaiuntuk bereaksidenganmikroorganisme
d. Kemudahan pemisahanmikroorganisme dari effluen
Kondisi lingkungan sangarmempengaruhikinerja prosespengolahan
secarabiologi, terurama pada prosesbioiogi aerob. Fakror-faktor yang
mempengaruhi secaradominan adalahsebagaiberikut :
a. Kadar oksigen terlarut
b. pH air buangan
c. Kandungan nutrien
d. Kondisi penibebanan(organik maupun hidraulik)
e. Senyawa-senyawa beracun (inhibitor)

3.2.4.3. PengolahanLimbah Cair secaraAerob


Salahsatu contoh prosesaerobyang dikenal adalahreaktor biologis
tipe film (Fixed Film Aerobic). Reaktor ini banyak dipergunakan karena
mempunyai banyak kelebihandibanding reaktor yang tidak menggunakan
media (suspendedgrouth).
Kelebihan utama dari sistem ini ialah mikroorganisme yang
menernpelpada media tidak tergusur/terbuangakibat beban hidraulik yang
terlalu tinggi, sehinggapemeliharannyamenjadi mudah.
Ada bermacam-macalnreaktor aerob dengan tipe pertumbuhan
melekat (attached growth). Beberapa yang rerkenal adalah tichling flter
dan rotating biological contactrr. Reaktor dengan ripe fxed-flrn aerobic
termasuk salah satu reaktor aerob dengan tipe pertumbuhan rnelekat.
Beberapaprosespengolahanlimbah cair aerob yang banyak di gunakan di
rumah sakit adalah :

PedomanLimbah Padatdan Cair


Proses lumpur aki| (actiuated sludg)
Pengolahanlimbah cair denganproseslumpur aktif di rumah
sakii, umumnya rerdiri dari unir prosesdan unit operasiyang
terdiri dari :
- Saringan kasar
- Bak pengendapawal
- Bak Aerasi
- Bak Pengendapakhir
- Bak klorinasi
- Bak smbilisasilumpur
Sebelum limbah cair rumah sakit rnasuk ke sistem
pengolahan ini, sebaiknyadilakukan prerrearment terhadap
limbah cair bersumber dari dapur dan laundry. Limbah dapur
perlu dilengkapi bak penangkaplemak (grrasetrap) danlimbah
cair laundry perlu dinetralkantingkatpH nyasehinggamencapai
kisaran 6,5 - 8,5. Saringan kasar (bar screen)berlJngsi u.r*k
menyaring padatan kasarberupa sampah-samprhy*g rerbawa
aliran limbah cair dari sumber. padatankasaryang masuk ke
prosespengolahanair limbah dapat menggangguoptimalisasi
proses,sehinggaperlu dilakukan penghilangan.padatankasar
ini secaraperiodik harus diangkat oleh petugassecaramanual
untuk dibuang ke rempat penampungansampah, biasanya
pengangkaransampah dilakukan setiap I kalil2 hari.
Bak pengendapan awal berfungsi untuk memisahkan
padalan yang tidak dikehendaki, sepertipasir dan lumpur padat
untuk ootimalisasi proses.Pengendapanawal bisa juga unruk
mengendapkan padatan tersuspensi(suspendzdsolid), namun
efesien penghilangannya masih rendah berkisar 3040o/o bak.
bakpengendalanawal ini, maka bebanpengolahanpada
P:"g""
balc selanjutnya yaitu bak ekualisasi dan blk l..ari dapat i
I
dikurangi. Limbah cair dari bak pengendapan awal ini ,.."." I
ouerJhut selanjutnya masuk ke bak ekualisasi. I
I
I
I
,
PedomanLimbah Padatdan Cair :
Kegunaanbak ekualisasidalam sistem ini adalah untuk
mengarur debit yang akan masuk bak aerasi,merarakan
konsentrasiseny?waorganik, terutarna
Prosesyang terjadi dalambak aerasiadalahprosesbiologi yarrg
bekerja dengan memanfaarkanpertumbuhan mikro_..g;ir-;
secararersuspensi(swpen,/cd grotuthsystem)daLamlimbah cair unnrk
mendekomposisimateri organik khususnya,dalam badanlimbah
cair. Untuk keberlanpungan prosesaerasi,dilakukan suplai udara
untuk menransfer oksigenke dalam limbah cair dengan bantuan
mesin blower (aaaar) dengantenagalistrik yang be.lnjsung selama
24 jarn. Unnrk mencapaitransferoksigeny"r,g pada
bak aerasidipasang difrateryang dihubu{k""-"Lri-Il,
d.r,g"r, pip"
{asar
dari mesin blower. Diffrser ini akan memecah yrrrg-dir,rpi"i
menjadi ukuran kecil-kecilberbentuk bubbte. "a"."
Hasil prosesini
terbennrkflok-flok biologi (biofu) yangterbe'tuk dari sisapadaan
yang ddak rerprosesdan mikro-organisme.Semakin baik proses
aerasi,semakin banyak terbentuk biofloc yang berarti semakin
rnencapaikinerja pengolahanlimbah cair yang diinginkan.Bioflok
yang terbennrkselanjutnyasecara ouerfow akandiendapkandi bak
pengendapanakhir.
Padabak pengendapanakhir ini, bioflok yang rerbentuk
secaragravitasi akan mengendapke dasar bak yang efesiensi
pengendapannyatergantung dari waktu endap (fudriuiic reten_
tion time)- Akibatnya akan terjadi pemisahanantara rimbah cair
yang sudah jernih dengan padatan yang eda. padatan yang
mengendap ini sering dikenal dengan lumpur aktif (actiuate-d
t yTgmengandung konsenrat mikroorganisme. Lumpur
?d.S?,
aktif ini selanjutnyadikembdikan denganmenggunak* poip"
atau air lift pump unruk di kembalikan ke bak aerasisebagai
r:tarn sludge,biasanya berkisar 60026,sedang sisanya d"p"t
dibuang kalau dianggap aman sebagai taastesludge.

Pcdoman Limbah Padat dan Cair


79
Air yang sudah bening dipisahkan dengandialirkan ke bak
klorinasiuntuk dilakukanprosespembunuhanmikro-organisme.
Karena air limbah hasil olahan dalam sisremini diperkirakan
masih mengandung bakteri pathogen. Bahan klorinasi yang
sering digunakan adalahkaporit/hipoklorit. Contoh bagal alir
prosesdan desainpengolahansistemlumpur aktifdisajikanpada
gambar 11.
Keunggulanproseslumpur aktif ini adalahdapat mengolah
limbah cair dengan beban BOD yang besar sehingga dengan ,i,it :
tidak memerlukan tempar yang besar.Prosesini cocok digunakan ":, t,t
'.i* ,
untuk mengolahlimbah cair dala-mjumlah besarsepertirumah
sakit. Sedangbeberapakelemahannya antarala"inkemungkinan
dapat terjadinya bulking pada lumpur akrifnya, terjadi buih, :' j:

'ri.j
serta jumlah lumpur vang dihasilkan cukup besar.

ii
- - - f .:[;

Bak Slnblblei
L!n|put

Gambar 15. Diagram ProsesPengolahanLimbah Cait Sistem Lumpur Aktif

PedomanLimbah Padat dan Cair

I
Q*-*

Bak Baf, Std* Bak


Pengendap Lumpur Kbtisi

Gambar16. ContohDesainUnit Pengolahan


LimbahCair SistemLumpurAktif

b. Proses realdor biologis ptft^r (Rotating Biological Contactor)


Prosesawal pengolahanlimbah cair denga reaktir biologis putar
ini samasepertipengolahanlumpur aktif diatas,sedangrangkaian
unit operasida unit prosesnya, yaitu terdiri dari :

Saringan kasar
Bak pengendapanawal
Bak kontak bilogis putar Rotating Biological Contactor
(RBC)
Bak Pengendandapanakhir
Bak clorinasi
Bak stabilisasilumpur

Pengolahanlimbah cair sistem ini merupakan teknologi


pengolahan limbah cair dengan sistem pertumbuhan
milnoorganisme melekat (anachedgrowth rystem). Prinsip kerja

Pedoman Limbah Padatdan Cair


E
pengolahan ini limbah cair dengan reaktor biologi putar ini
adalahlimbah catry angmengandu ng mareri organik (pencemar)
dikontakkan dengan lapisan mikroorganisme (bicrobialfilm)
yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor.
Tfiapan prosesawal dimulai dengan megalirkan limbah
cair melalui saringan kasar (bar steen), kemudian diendapkan
dalam bak pengendapawal untuk mengurangi beban olah pada
'Waktu endap dalam bak
prosesselanjumya. pengendal awal ini
2-4 jam. Lurnpur yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke
bak pengering lumpur untuk di stabilisasi.
Air limbah dari bak pengendal awal dialirkan ke bak-
reaktor biologis putrr (RotatingBiohgical Contactor)yang berisi
piringan (disk) yang berjajar dengan putaran merlggunakan
motor sebagaiporosnya.Padabak inilah prosesbiologi untuk
menguraikanbahan-bahanorganikdari limbah cair berlangsung
dengan lama waktu endap minimal 2,5 jam. Pertumbuhan rig-'
::?
mikroorganisme dalam bak ini ditandai dengan tumbuhnya bio-
film yang melekat pada permukaan piringan. piringan (disk)
dapat tersusundari bahanpolimer atau plastik yang ringan dan
disusun secaraberjalarpada suatu poros sehinggamembentuk
suatu modul atau paket, selanjutnyamodul tersebut diputar
seclra berlahandalamkeadaantercelupsebagianke dalam limbah
cair yang mengalir secarakontinyu ke dalam reaktor tersebut.
Dengan carasepertiini mikroorganisme misalnya bakteri,
alga, protozoa, fungi dan lainnya tumbuh melekat peda
permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu
lapisan yang terdiri dari mikroorganisme yang disebut biofilm
(lapisan biologis). Mikroorganisme ini akan menguraikan /
mendekomposisi senyawaorganik yang ada dalam limbah cair
serta mengatnbil oksigen yang larut dalam air atau dari udara
untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa
organik dalam limbah cair akan dapat berkurang.

82 PedomanLimbah Padatdan Cair


Padasaatbiofilm yang saratdengan miliroorganisme yang
melekat pada media yang berupapiringan tipis tersebuttercelup
ke dalarn limbah cair, maka mikroorganismeakan mengura,ikan
senyawaorganik yang komplek menjadi lebih sederhana.
Kemudian padasaatpiringan denganbiofilm berputarpadaposisi
diatas permukaan (udara bebas),maka mikroorganisme akan
menyerapoksigendi udarabebassebagaienergi.Kondisi ini akan
terus berulangsehinggamikrorganismemelakukan metabolisme
untuk melakukan pembelahanuntuk memperbanyak diri.
Peningkatan populasi mikroorganisme ini akan semakin
menguntungkan bagi peningaktankinerja IPAL sistemRBC ini.
Padasaatrerrentulapisanbiofilm ini akan semakinrebal,namun
dengan:adanyag ya beratyang ada,lapisanrersebutakan luruh/
jatuh dan terbawaluapan (ouerflaut) limbah cair.
Prosesselanjutnyalimbah cair hasilolahanreaktorbiologis
putar ini dialirkan ke bak pengendap akhir, unruk dilakukan
pemisahan padatan (bioflok) dengan cairan limbah secara
gravitasidenganwaktu endap+ 3 jam. Dibanding proseslumpur
aktif, lumpur yang dihasilkandari reaktor ini lebih mudah
mengendap,karena ukurannya lebih besardan lebih berat.
Lumpur ini selanjutnyadipompakanke bak pengeringlumpur
unruk diprosesstabilisasilebih lanjur.
Air dari bak pengendap akhir ini selanjutnya dilakukan
prosespembunuhan mikroorganismemelalui kontak dengan
bahan desinfektan seperti kaporit dalam bak klorinasi dengan
waktu endap + 0,5 jam. Bagan alir prosesdan contoh desain
sistem ini disajikan pada gambar 13.

Keunggulan pengolahan limbah cair dengan sistem RBC ini


adalah :
- Pengoperasianalat dan perawatannyamudah

Pedoman Limbah Padat dan Cair 83


Untuk kapasitaskecil/paket, dibandingkan dengan proses
lumpur aktif konsumsienergilebih rendah
Dapat dipasangbeberapatahap (multi stag), sehinggatahan
terhaCapfluktuasi beban pengolahan
Reakti nutrifikasi lebih mudah terjadi, sehinggaefesiensi
penghilanganammonium lebih besar
Tidak terjadi bulkingataubuih (foam)sepertipadalumpur
aktif.

Sedangkelemahannyaadalah :
- Pengonrrolanjumlah mikroorganismesulit dilakukaa
- Sensitif terhadap perubahan remperarur
::ett.
- Kadang-kadangkonsentrasiBOD air olahan masih tinggi
3::
- Dapat menimbulkan perrumbuhan cacing rambut, serta
kadang-kadangdmbul bau yang kurang sedap.

E r<Pbyrs^r{FAsrS
6{< P€r.6Fi0aP AWA

8AXrCtLO€nSl

8A|(P€l'rGEfi]r'rc
tu[4arR
FW

Gambar 17. Diagram ProsesPengolahanLimbah Cair Sistem RBC

84 Pedoman Limbah Padat dan Cair


c. ProsesAerasi Kontak
Prosesaerasikontak merupakanmodel pengolahandengan
sistem dari pengembanganprosespengoiahan limbah cair
lumpur aktif (actiaatedsladge).Yang membedakan sistem ini
addah adanya penggunaanbiofilter (media) pada bak proses
biologi tempat berlangsungnya prosesmenghilangansenyawa
organik berupa bak anolaik dan bak aerasi . Sehinggaadanya
konrak aerasidengan biofiler ini maka disebut prosesaerasi
kontak.
Prosesawal pengolahanlimbah cair denga aerasi kontak
ini sama seperti pengolahanlainnya, sedang rangkaian unit
operasi da unit prosesnya,yaitu terdiri dari :
- Saringan kasar
- Bak pengendapanawal
- Bak kontak anoksik
- Bak kontak aerasidenganbiofilter
- Bak Pengcndandapanakhir
- Bak ldorinasi
- Bak stabilisasilumpur
Seperti prosespengolahanlimbah cair lainnya, tahapan
proses awal dimulai dengan mengalirkan limbah cair melalui
saringan kasar (bar screen),kemudian diendapkandalam bak
pengendap awal untuk mengurangi beban olah pada proses
'Waktu
selanjutnya. endap dalam bak pengendal awal ni 2-4
jam. Lumpur yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke bak
pengering lumpur untuk distabilisasi.
Limbah cair dari bak pengendapan awal sebelum
dimasukkan ke bak aerasikontak, di lakukan prosesbiologi dulu
dalam bak kontak anoksik (anoxic chamber)unruk dilakukan
kontak pada biofilter yang dipasangdidalamnya.Dalam biofilter
ini akan tumbuh bakteriyangbersifatfakultatif (aeraob-anaerob),
untuk melakukan penguraian senyawaorganik dalam limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair


g
t
cair. Proseskontak limbah cair rerhadapbiofilter ini dilakukan
secaraup flotu denganmengalirkanlimbah ca_irdari bawah ke
atas.Biofilter ini bisaterbuardari bahanplastik atau krikil/batu
split. Dalam biofilter inilah mikroorganismeakan tumbuh
:si
membentuk biofilm untuk mengurangibeban organik dalam
Iimbah cair. ;-i.l
Limbah cair yang sudahterkurangi bebannya,kemudian
di olah lagi dalam bak aerasiyang dilengkapi biofilter. Bahan
biofilter ini sama dengan bak anoksik. Prosesbiologi dalam
bak ini dilakukan oleh mikroorganismeaerob dengan dibantu
suplai oksigen dari mesin blower yang di pecah membentuk
bubble(gelembung-gelembung kecil) denganbantuan diffuser.
Hasil prosesini adalah rumbuhnya biofilm mikroorganisme
pada permukaan biofilter (attachedgrotath system).Kontak
limbah cair,oksigen(udara)denganbiofilter ini diakukan secara
rneratadengan melakukanpengadukanmenggunakantiupan
udara mesin blower. Mikroorganisme aerob ini akan
menguraikan senyawaorganik dalam limbah cair melalui
kontak dalam biofilter, sehinggabeban organik iimbah cair
akan semakin kecil.
Prosesselanjutnyalimbah cair hasil olahan kontak aerasi
ini dialirkan ke bak pengendapakhir, unruk dilakukan
pemisahanpadatan (bioflok) dengan cairan limbah secara
gravitasidengan waktu endap + 3 jam. Lumpur ini selanjutnya
dipompa-kanke bak pengeringlumpur untuk diprosesstabilisasi
lebih lanjur
Air dari bak pengenalakhir ini selanjutnyadilakukan proses
pembunuhan mikroorganisme melalui kontak dengan bahan
desinfektan seperri kaporit dalam bak klorinasi dengan waktu
endap + 0,5 jam. Baganalir prosesdan conroh desainsistem ini
disajikan pada gambar

86 PedomanLimbah Fadat dan Cair


Keunggulan proseskontak aerasiini adalah :
- Lahan yang dibutuhkan relatif lebih kecil.
- Pengelolaanyasangaimudah
- Biaya operasionalrendah
- Dibandingkan dengan lumpur aktif, lumpur yang
dihasilkan relatif lebih sedikit
- Dapat menghilangkannitrogen dan phospor yang dapat
menyebabkan eutrofikasi pertumbuhan yang tidak
terkendali pada tanaman air (gulma)
- Suplai udara untuk aerasilebih sedikit
- Dapat digunakan untuk limbah cair dengan beban BOD
yang cukup besar

Kelemahannya yangscring diperolah adalah :


- Dalam prosesdiperlukanbahantambahar,berupa biofilter
- Biaya invetasi relatif lebih besar
- Padakeadaanjenuh denganbiofilm yang sudah tebal, maka
biofilter harus dibersihkanagar bekerjaopdmum.

Pornpa
DautLumput

Alhir
BakPe;gendrp
Anteroh
8ai Kontakot r Khlorinxi
f-
Salutm
AirLimbah
AirOtahan
l

:
hmpr Airlimbah i
BakPcnanqung ff^Yfrl---
A.ir(inlah i \-/,"/i
8lm:t

Gambar 18. Diagram ProsesPengolahan Limbah Cair Dengan Aerasi l6ntak

Pedoman Limbah Padat dan Cair


e
3.2.4.4. PengolahanLimbah Cair secaraAnAerob
Pengolahanlimbah cair anaerobkonvensional yang sudah lama
dikenal umum adalah sepdk tank. Pengolahanlimbah cair dengan
septik tank banyakmemiliki kelemahandari aspeklingkungan, karena
dengan konstruksi tangki seprik yang dibagi menjadi 2 ruangan
denganwakru endap + l-3jam tidak mampu menurunkan senyawa
organik secarasignifikan. Sehinggauntuk pengolahan limbah cair
dengan septik rank tidak direkomendasikan,meskipun biaya
investasinyarelatif lebih murah.
Sistem pengolahan limbah cair secaraanaerob seiring dengan
perkembanganteknologi telah dikembangkanoleh para ahli dengan
berbagaijenis modifikasi. Salahsatu modifikasi yang dikenal adalah
prcses anerob dengan proses Biofber " (Jp FIou,". €
Prosespengolahanlimbah cair dengan biofilter upflow ini terdiri dari
2 bak pengendapyang dilengkapidenganbiofilter atau media berupa
plastik, keriki atau batu splir dll. Penguraiansenyawaorganik ddam
limbah cair dilakukan oleh bakteri fakultatif dan anaerob.
Prosesawal pengolahanlimbah cair denganbioflter "up Flo#' ini sanra
seperti pengolahanlainnya,sedangrangkaianunit operasida unit
prosesnya,yaitu terdiri dari :

Saringan kasar
Bak pengendapan 1
Bak pengendapan2
Bak anaerob biofilter 1
Bak anaerob biofilter 2
Bak anaerob biofilter 3
Bak anaerob biofilter 4
Bak Pengendandapanakhir
Bak clorinasi
Bak stabilisasilumpur

PedomanLimbah Padat dan Cair


Seperti pros€spengolahanlimbah cair lainnya, tahapanprosesawal
dimulai dengan mengalirkan limbah cair melalui saringankasar (bar
screen),kemuciian diendapkandalam bak pengendapI dan 2 yang
berfungsi sebagaisludgedigestion(pengurailumpur) unilk mengurangi
bebanolah padaprosesselanjutnya.Vakru endapdalam bak pengendap
mencapai 1-3 hari. Efek produk bak penampung 1 dan 2 adalahlumpur
endap (sludge)danlumpur apung(sarm).Lumpur endapyangdihasilkan
nantinya akan dipompa ke bak pengeringlumpur untuk distabilisasi,
sedanglumpur apung yang dihasilkan diangkat secaraperiodik unnrk
dibuang, biasanyadibakar dengaainsinerator.
Limbah cair dari bak pengendapini selanjutnyadi alirkan ke bak
biofilter "up flow" dengan beberapatahap proses. Biofilter ini
mempunyai fungsi selainsebagaitempat tumbuhnya mikroorganisme
yang membentuk film untu,kmefirpercepat prosespenguraiansenyawa
organik juga berfungsisebagaipenyaringuntuk padatantersuspensi
termasuk bakteri E. Coli.
Prosesup flou adalah cara pengaliran limbah cair Cari bawah keatas
mengikuti tekanan air akibat debit limbah cair yang terus menerus
memasukisistem. Limbah cair dari bak pengendapdiatas,akan masuk
ke bak biofilter up flow unruk melakukanprosespenguraiansenyawa
organik denganmemanfaatkanbakteri anaerob.Dalam bak ini dipasang
biofilter berupa media tersusundari plastik,atau kerikil atau batu split
dll. Bakteri anaerobyang tumbuh membentuk biofilm denganpopulasi
yang dnggi di permukaan media ini akan secua cepat menguraikan
senyawaorganik dalam limbah cair.Denganbeberapatahappenyaringan
secarakonmk upflow denganmediaini, secarabertahapsenyawaorganik
ddarn limbah cair (surfactant) akan diuraikan pula secarabertahap,
sehinggahasil akhir akandiperolehlimbah cairyanglebih beningdengan
bebanorganik kecil. Makin luasbidangkontak makacfesiensipenurunan
konsentrasisenyawaorganik (BOD) makin besar.Selainmenghilangkan
BOD, sistem ini mampu pula mengurangi kandungan padatan
tersuspensi(suspendedsolid) dan total nitrogen dan phospor. Desain

PedomanLimbah Padatdan Cair


fi
teknis waktu endap dalam bak biofilter up flow ini adarah 6-9 jam.
Prosesselanju rnyalimbah cairhasilolahanini dialirkan ke bak pengendap
akhir, untuk dilakukan pemisahansisa-sisa padaan y".,g r',rrih tl.b"*"
dengan ca-iranlimbah secaragravitasidengan wakru ..,d"p + 3 jatn.
Lumpur ini selanjutnyadipompakanke bak pengeringlumpur untuk
diprosesstabilisasilebih lanjut.
Air dari bak pengenapakhir ini selanjurnyadilakukan proses
pembunuhan mikroorganismemelaluikontak denganbahandeslnfektan
sepertikaporit dalamhak klorinasidenganwaktu endap+ 0,5 jam. Bagan
alir prosesdan contoh desainsistemini disajikanpaJa gambar 15
=ttF
;t

Beberapakriteria reknis yang perlu diperhatian adalah :


- Konstruksi tahan rekananbebandan tahan asam
'Waktu
- tinggd total di sarankanatas3 hari
- Dasar bak dapat dibuar horizontalataudengankemiringan terrenru
untuk memudahkan pengurasanlumpur
- Pengurasanlumpr dilakukanminimd setiap2-3 tahun
- Tinggi biofilter (lapisanmedia) I - 1,5 meter

Keunrungan sisrem ini adalah:


- Prosesnyasangarsederhana
- Tidak diperlukan mesinbloweryangmemerlukanbiayaoperasional
dan pemeliharaan yang relatif tinggi
- Tidak menggunakan bahan-bahankimia

Adapun kelemahannyaadalah:
- Memerlukan lahan yang cukup luas
- Hanya diterapkan untuk limbah cair dengandebit yang terlalu besar
- Menghasilkan gas pembusukan(metan dan sulfida) y"ng d"p"t
mengganggu estetika
- Dihasilkan scam (endapanrerapung)yang harus dibersihkan dari
sistem.

90 Pedoman Lirnbah Padar dan Cair


4r Llrnbai
l.lii:+;

J E,fii:-.{N: €i-:rii:r rv

BiofUEI

Gambar19. Diagram ProsesPengolahan LimbahCair SistemAnAerobBiofilter


" IJp Fhw"

3.2.4.5. PengolahanLimbah Cair secaraGabungan Aerob-1^rr.Aerob


Sistem pengolahan limbah cair gabungan antara prosesaerob dan
anaerob merupakan prosespengolahandengan mengkombinasikan
kedua prosesuntuk tujuan optimalisasiprosesdenganmemanfaatkan
aktivitas bakteri anaerobdan anaerobdalam limbah cair. Pengkondisian
lingkungan aerob dalam sistem ini menggunakan suplai oksigen
bersumber mesin blower.
Mengingat sistem ini memerlukan waktu endap (retentiontime) yang
panjang, maka implikasinya pada keburuhan luas lahan yang semakin
luas,yang seringkali menjadi kendalateknis pada pembangunan IPAL
terutarna di rumah sakit di perkoraan.Uncuk iru, penggunaanbiofilter
(media) pertumbuhan bakreri dalam sistem ini merupakan alternati{:
terbaik untuk menfasati luas lahan, karena luas permukaan biofiker
dapat meningkatkan populasi bakteri yang jauh lebih banyak dalam
bentuk biohgic flm, sehingga kebutuhan luas kontak permukaan
dalam sistem ini dapat diperkecil, yang berarti luas lahan yang

PedomanLimbah Padat dan Cair 9l


dibutuhkanpun menjadi kecil.
Prosesawal pengolahanlimbah cair dengangabunganprosesaerobik
cian anae'obik ini terdiri dari rangkaianunit operasidan unir proses
sebagaiberikut :

- Saringan kasar
- Bak pengendapanawal
- Bak anaerobbiofilter 1
- Bak anaerobbiofilter 2
- Bak aerob biofilter I
- Bak aerob biofilter 2
- Bak Pengendandapanakhir
- Bak klorinasi -
- Bak stabilisasilumpur

Seperti prosespengolahanlimbah cair lainnya, tahapan prosesawal


dimulai dengan mengalirkaa limbah cair rnelalui saringan kasar(bar
screen),kemudian diendapkan dalam bak pengendap awal yang
berfungsi sebagai sludge digestion (pengurai lumpur) unruk
mengurangi beban olah pada prosesselanjutnya.'W'aktuenciapdalam
bak pengendapawal ini l-3 jam. Efek produk bak penampung awal
ini adalah lumpur endap (sludge)dan lumur apung (scum). Lumpur
endap yang dihasilkan nantinya akan dipompa ke bak pengering
lumpur unruk distabilisasi,sedanglumpur apung yang dihasilkan
*
diangkat secaraperiodik untuk dibuang, biasanyadibakar dengan in- g

cinerator. €
,t'ir
Limbah cair dari bak pengendap ini selanjutnya di alirkan ke bak ii
E
anaerob biofilter dengan sistem aliran'upflota" dengan2 (dua) tahap !
&
proses.Penggunaanbakteri anaerobdalam proscspengolatranini dapat

menurunkan secaraoptimal limbah cair dengankandungan COD yang r
I
3
tinggi. Untuk dirumah sakit, biasanyalimbah cair denganCOD tinggi d
fi
$
?
fl
q
Pedoman Limbah Padat dan Cair

g
I
ini bersumber dari limbah cair laundry laboratorium dan kamar operasi.
Uraian selanjutnya prosesini samasepertipengolahan limbah cair srstem
anaerob biofilter up flou seperti dijelaskan diatas.
Selanjutnya, limbah cair hasil olahan proses anaerob ini memasuki
bak aerob yang dilengkapi biofilter untuk dilakukan proses biologis
lanjutan terhadap senyawa organik yang masih tersisa dari proses
s ebelum ny a . P e n g g u n a a n b i o fi l te r i ni sangar efekti f untuk
mempertahankan populasi bakteri secarastabil dalam bak aerob, karena
dengan biofilter, sistem akan tahan terhadap shock loading rerurarna
terhadap masuknya bahan toksik, pH tinggi dan debit limbah cair
yang dnggi secara tiba-tiba ke dalam sisrem, karena populasi bakteri
tetap dapat dipertahankan dalam sistem dengan terbetuknya bioflm
yang menempel pada permtrkaannya. Proses selanjurnya sama seperri
penjelasan proses limbah cair aerasi kontak (contact aeration) diaras.
Proses selanjutnya limbah cair hasil olahan proses aerob ini dialirkan
ke bak pengendap akhir, untuk dilakukan pemisahan padatan (bioflok)
dengan cairan limbah secara gravirasi dengan waktu endap + 3 jam.
B iof lc k ber b e n tu k l u mp u r i n i s e l a n j utnya di pompakan ke bak
pengering lumpur untuk diproses stabilisasilebih lanjut. Bagan alir
proses dan contoh desain sistem ini disajikan pada gambar 16.
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan proses pengolahan limbah
cair gabungan sistem anaerob dan aerob ini adalah :

Penggunaanfilter berfungsi media tumbuhnya mikroorganisme


dan sebagaisebagaipenyaringbiologi untuk padatan tersuspensi
termasuk bakteri E. Coli, sehingga keceparan partikel dapat
dikendalikan, dengan kecenderunagnmengendap ke dasarbak
Efesiensi biofilter terganrung pada luas kontak antara limbah
cair dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
biofilter
Sistemini selaindapat mcngurangi konsentrasiBOD dan COD,

Pedoman Limbah Padatdan Cair 93


juga dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi (SS),
detergen (MBAS), ammonium dan phospor
Efisiensi penghilangan phospor dalam sistenr akan lebih besar
bila dibandingkan dengan proses anaeron saja atau aerob saja
Keunggulan sistem ini adalah prosesnyasederhana, operasinya
m u d a h d a n ta n p a m e n g gunakan bahan ki mi a dan dapat
mengolahan limbah cair dengan beban organik tinggi, dapat
menghilangkan nitrogen dan phospor, suplai olsigen relatif kecil
dan lumpur yang dihasilkan relatif sedikit serta tahan terhadap : r:it

shock loading '!4.


:r
Sedang kerugiannya, memerlukan biaya investasi yang relatif
Iebih mahd, akan menghasilkan 6au methan dan sulfida pada
bak anaerob.

AIR OI, AHAN

BAxPEN6ENOAP ZONAANAEROa zoNaAERos SAKPEN€eNL|aP


A*AL AXt{lR
AERAToR

Gambar20. Diagam ProsesPengolahanLimbah Cair SistemAnaerob-Aerob

94 PedomanUmbah Padatdan Cait


3.2.5. Pengolahanlumpur
Prosespengolahanfisik-kimia dan biologi pada limbah cair
rumah sakit, akan dihasilkan lumpur (studge)dan agregaryang
berupa endapan suspendedsolid. Pada pengolahan biologi,
lumpur yang terbenruk berupa bioflok hasil aktivitas
mikroorganismedalam limbah cair. Lumpur dan agregatini bisa
mengandung bahan cemaran, rergantung dari jenis limbah
cairnya. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan lanjutan, agar
prosespenanganannyatidak menimbulkan pencemaran tanah
dan lingkungan.

Beberapalangkah untuk mengolah lumpur dan agregatjni adalah :

a.. Bak pengering lumpur (SludgeDrying Bed)


Berupa bak yang rersusunatas media-media saring seperri
kerikil, pasir dan ijuk. Media ini disusun secaraberurutan
dari bawah bak mulai dari ijuk, kerikil dan pasir dengan
ketebalan berimbang tergantung pada keringgian dinding
bak. Prosespengeringandilakuan dengan cara memindahkan
lumpur dari bak sedimenrasidan presedimentasidengan
pompa (sentrifugalpump) dan disebarkan diatas media bak
pengering lumpur. Pada lumpur yang terhampar di
permukaan media bak ini, maka kandungan air akan
terpisahkan secara gravitasi, rurun ke dasar bak, dan
selanjutnya dengan pipa yang rerpasang air hasil saringan
rersebutdikembalikan lagi ke bak IPAL (Aerasi). Sementara
dengan bantuan pans matahari, lumpur yang terhampar tadi
akan mengering membentuk cake (lapisan lumpur kering).
Cake ini selanjutnya dilakukan pengolahan dengan cara
dilakukan pembakaran denga incinerator, atau dengan cara
lain dapat di buang ke TPA sampah dan dijadikan media

PedomanLimbah Padatdan Cair 95


ta n a m b i l a d i p a s ti k a n tidak mengandung l ogam berat
(ma te ri B 3 ).

b. Bak staLrilisasilumpur (Sludge Stabilization)


Berupa bak yang berfungsiuntuk nrenampungsludgecair dari
sumber (IPAL) yang dipindahkan menggunak"., po-p"
(sentrifugalpump). Prcsessrabilisasidi lakukan d..gr. ."..
memberikan suplai udara (oksigen)menggunakanmesin blower
ke dalam badaa lumpur secaramerara. pemberian oksigen ini
akan menciptakan proses penguraian senyawa org*.rik d"r,
anorga,niksehinggastruktur materi lumpur akan lebih stabil,
dalam arri aman untuk dibuang ke lingkungan. Biasanyadi
daerah perkotaan, lumpurini disedot keluar RS menggunakan
truk tinja.

Mesin pengering lumpur.


Pengering lumpur ini berupamesin pressyang secaramekanik
menggu'akan energilistrik. lv{erodeini memerlukan investasi
tinggi dan pengoperasiandan pemeliharaansecarakhusus.
Proseskerjanya,lumpur cair dimasukkanke dalam mesin press
ini menggunakanpompa. Padamesin ini, lumpur cair akan
dipress secara mekanik, sehingga kandungan airnya
terpisahkan,sementaralumpur akan mengeringmembentuk
cake. Cake ini di proses lanjut dengan
lembakaran
menggunakan incinerator atau dapat dibuang ke TpA arau
di ajdikan media tanam apabiladipastikan tidak mengandung
materi berbahaya (materi B3).

il

g
f
g
PedomanLimbah Padatdan Cair

E
@
\<riz
3,2.6. Pertimbangan Pemilihan Jenis Pengolahan Limbah Cair RS
Dengan di rumuskannyaberbagaijenis pengolahanlimbah cair di
atasdengan berbagaikelebihandan kekuranganddam prosesdan
maka untuk memilih jenis pengolahan
operasional/pemeliharaanya,
limbah cur yang tepat sesua-ikebutuhan rumah sakit, maka dapat
dirumuskan pertimbangan-pertimbangan sebagaiberikut :

Ketersediaan lahan
Apabila rumah sakit terbataspenyediaan lahan yang akan
dibangun IPAL, makasebaiknyajenis IPAI yang dipasangadalah
IPAL dengan pengolahansecaraaerobik. Luas lahan yang
dibutuhkan biasanyaberl.isar2 m2 lahan per I m3 linrbah cair
per hari yang akan diolah. Di Perkotaan,IPAI dapat dibangun
di bawah lahan parkir atau tarnan. Untuk lokasi IFAL di bawah
laha parkir, maka struktur dinding dan pondasi IPAL harus
mampu mengimbangibeban berat mal<simalkendaraanyang
parkir diatasnya.
Untuk rumah sakitdi daerah,yang bisanyamemiliki lahanyang
cukup luas. sebaiknyamenggunakanIPAI dengan sistem an
aerobik atau gabungan aerobik dan aerobik. Karena dengan
waktu endaplebih dari 2hari,jenis IPAL ini memerlukanlahan
yang sangatluas, kisarannya4 m2 lahan per 1 m3 limbah cair
per hari yang akan diolah. Kelebihan IPAL jenis ini adalah tidak
memerlukan peralatan mekanikal dan elektrikal , sehingga
mudah dasi segi pengoperasiandan pemeliharaannya.

Ketersediaan operator
Ketersediaanoperator diperlukan untuk mengimbangi
penggunaan rnesin mekanikal dan elektrikal seperti pompa,
mesin blower, panel lisrrik dll. Operaror bertugas unruk
melakukan operasional dan pemeliharaan operator. Untuk

Pedoman Limbah Padat dan Cair 97


rumah sakit yang memilih jenis IPAI dengan sistem aerobik,
maka penyediaan operator merupakan kewajiban, sehinggaIPAL
akan beroperasi secaraberkelanjutan.

Ketersediaan bahan dan suku cadang


Ketersediaan bahan dan suku cadang terganrung pada lokasi
rumah sakit. Rumah sakit di daerah terpencil atau didaerah
yang jauh dari perkotaan, biasanya akan mengalami kesuliran .:.
bahan dan suku cadang peralaran mekanikal dan elektrikal ,*
ari'.t
IPAL apabila mengalami kerusakan. Sehingga di daerah 6:
.'ii4.ri
:iF::
terpencil disarankan IPAL yang akan dibangun menggunakan
sistem anaerobik. Lain halnya untuk daerah perkotaan, dengan
kemudahan untuk mendapatkan bahan dan suku cadang IPAI,
:-;..
maka kerusakan peralaran mekanikal dan elektrikal IPAI yang
terjadi akan mudah diarasi.

3.2.7. Bal<u Mutu Limbah Cair RS


Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1997 rentang
PengelolaanLingkungan Hidup, baku muru lingkungan hidup
didefinisikan sebagaiukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang aCa atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggangkeberadaannyadalam suatusumber daya
tertentu sebagaiunsur lingkungan hidup.
Terkait dengan kegiatan rumah sakit, Menreri Negara
Lingkungan Hidup (MenLH) telah mengeluarkan baku mutu
limbah cair kegiatan rumah sakit dengan keputusannyaNomor:
Kep-058/MENLH/12l1995. Dalam keputusan ini Baku Muru
Limbah Cair Rumah Sakit didefinisikan sebagaiba-tasmaksimum
limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari
suatu kegiatan rumah sakit. Baku mutu rersebut disajikan pada
Thbel berikut.

PedomanUmbah Padatdan Cair


ft
B
Thbel l0 . Baku Mutu Limbah Cair Bagi lGgiatan Rumah Sakit

Parameter Kadar Maksimum


FISIKA:
- Suhu 30 "C
KIMIA:
-pH 6_9
- BOD5 30 mg/l
- COD 80 mg/l
. TSS 30 mg/l
- NH3 bebas 0.1mg/l
-PO4 2 mgll
MIKROBIOLOGIK:
- MPN
- Kumangolongan
Koli/100ml 10.000
RADIOAKTTVITAS:
t2ft
7x 1O' zB q/L
- 3ts 2x 1O' ?B q/L
asCa
- 3x 1O'zBq/L
- r Cr
t
7x 1O'?Bq/L
67Ga
- lx 1O' ?B q/L
tsSr
- 4x 1O' ?B q/L
_ ilrsn 3x 1O' ?B q/L
t25r
1x 10'?Bq/L
tS tI
7x lO'?Bq/L
re2Jr
- lx 10'zBq/L
_ 20rf'I lx 10' ?B q/L

Pedoman Limbah Pa&t dan Cair 99


3.2.8. Program minimisasi limbah cair RS

3.2.8.1. Strategi Pengelolaanlimbah rumah sakit


Dengal perkembanganreknologipengolahanlimbah cair rumah sakit
yang semakin meningkar, maka berbagai kelebihan sistem yang
ditawarkan pada dasarnyamerupakan penyelesaianscsaaryang
merupakanjawaban dari pendekatanpenangananlimbah dengan
end ofpipe treatment.
...::
Victoria - EPA ( 1993 ) telah menetapkan beberapaelemen penring .ja;j

dalam rangka pengelolaanlimbah rumah sakit, yaitu antara lain .:.F


denganminimisasi limbah dan segregasi Limbah.
Sehubungandengan pengelolaanlimbah rersebur,Holmes (1981)
merumuskan strategi penangananlimbah cair seperti disajikan pada
Gambar berikur.

PrioritasTinggi Reduksi Limbah Cair


P ada S umber

DaurUlangdan DaurPakai

PrioritasRendah

Gambar 21. Strategi PengelolaanLimbah Cair

PedomanLimbah Padatdan Cair


3.2.8.2. Pendekatan Pengelolaan Limbah Cair
Berkenaan dengan pengelolaan limbah, terdapat 2 cara pendekatan,
yaitu:
1. P end e k a ta n s e c a ra ' tra d i s i o n a l ' arau di sebut pul a dengan
pengelolaan secara end of pipe treatment. Melalui pendekaran
ini, limbah yang telah dihasilkan kemudian diolah hingga
memenuhi standar yang berlaku. Jadi pendekatan ini lebih
cenderung kepada upaya pengendalian pencemaran (pollu-
t ion c o n tro fi . P e n d e k a ta n i n i seri ngkal i ti dak dapat
menyelesaikan masalah pencemaran dan pada prinsipnya
hany a b e ru p a y a u n tu k m e n g u bah dan memi ndahkan
pencemar dari saru media ke media lain. Artinya, pendekatan
- ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan
masalah. Akibatnya, pendekaran ini secara lingkungan tidak
menguntungkan.
2. Pendekatan secara terpadu, yaitu melalui upaya minimisasi
limbah. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi limbah yang
har us d i o l a h d i te m p a t p e n g e l o l aan l i mbah maupun yang
dibuang ke lingkungan, dengan jalan mengurangi jumlah linibah
yang dihasilkan oleh suatu prosesproduksi pada sumbernyadanl
atau dengan jalan memanfaatkan-nya kembali.
Berbagai istilah dan terminologi digunakan dala-mupaya pelaksanaan
pendekatan minimisasi limbah, namun pada prinsipnya memiliki
pengertian dan metode yang sama (Freeman, 1988). US-EPA
menggunakan istilah'Pencegahan Pencemaran' (Pollution Preamtion).
Selain itu, ada pula istilah 'Reduksi Limbah' (Vl'aste Reduction),
'Teknologi Bersih' (Clean Technohgl dan di sektor industri dikenal
istila-h'Produksi Bersih (Clean Production).

Adapun bagan alir prinsip minimisasi limbah pada sebuah Droses


kegiatan disajikan pada Gambar berikut.

PedomanLimbah Padatdan Cair l 0!


Gambar 22. Bagan Alir Minimisasi Limbah

3.2.8.3. Manfaat Penerapan Minimisasi Limbah Cair


Definisi konsep Minimisasi Limbah yang digunakan di Indonesia
(Bapedal, 1992) adelahsebagaiberikut:
Minimisasi limbah (unte minimization) adalah uparyamengurangi
volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkar bahaya limbah yang
berasaldari prosesproduksi, dengan jalan redulai pada sumbernya
dan atau pemanfaatan limbah.

PedomanLimbah Padatdan Cair


Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction) adalah upaya
mengurangi volume, konsenrrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya
limbah yang akan menyebar di lingkungan, secaraprevendf langsung
pada surnber pencemar.
Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi,
toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di
Iingkungan, dengan cara memanfaatkannya melalui care-cara
penggunaan kembali (reuse), daur ulang (rerycle), serta perolehan
kembali (recouery). Untuk kasus di rumah sakir, limbah cair hasil
olahan uang telah memenuhi syarar dapat digunakan untuk
penyiraman ta.rlan, penyiraman kendaraan (ambulance), pencucian
linen kotor (membersihkan kotoran di awal proses pencucian), rua-
ter cooling dan lainnya.
Dalam k a i ta n n y a d e n g a n p e n g e l o laan l i mbah rumah saki t,
pendekatan minimisasi limbah rnemiliki berbagai keuntungan
(Topleni994), yaitu:

a. Mengurangi porensi bahaya limbah dalam kaitannya dengan


kesehatan manusia dan lingkungan dengan cara meminimisasi
limbah berbahaya dan beracun.
b. Penggunaan sumber daya secara rasional dan efisien.
c. Mengurangi biaya pengolahan limbah serempar (on- sit)
d. Mengurangi biaya transporr dan pengolahan limbah terpusar
(offs;te)
e. Menguran-giresiko terjadinya kecelakaankerja.

Keuntungan lain dari penerapanminimisasilimbah (Roekmijaa,l997)


adalah :
e. Penggunaansumberdayaalam yang efektif dan efisien
b. Efisiensi produksi meningkar
c. Mencegah atau mengurangi terbentuknya limbah dan bahan
Pencemar umumnya

Pedoman Umbah Padatdan Cair 103


d. Mencegaharau menguraflgiberpindahn)'apencemaranrarmedia
e Mengurangiterjadinyaresikokeseharan manusiadanlingkungan
f. Mendorong dikembangkannyadan dilalaanakannyateknologi
bersih dan produk akrab lingkungan
g. Mengurangi biaya penraaranhukum
h. Mengurangi atau menghindar dari 6iaya pembersihan
lingkungan
Meningkatkan daya saing dipasar internasional
Pendekatanpengaruranbersifat flelsibel dan sukarela

Dalam dunia bisnisrermasukrumah sakit, strategiproduksi bersih/


penerapanminimisasi limbah dilaksanakandalam pengembangan
bisnisnya (Bratasida, 1996), karena : -

a. M e n i n g k a tk a n
d a y a s a i n g dan kegi atan usahanya dapar
berkelanjutan, mengingat semakin besarnya peranan lingkungan
hidup dalam kebijakan perdagangan internasional
b. D e n g a n m e m p e rri mb a n g kan aspek i i ngkungan dan seti ap
kegiatanprosesproduksi secaraberkesinambungan,maka
perusahaanmemperolehkeuntunganekonornisdengan adanya
peningkatanefbktifitasdan efesiensidisegalaaspek
c. Berartidenganmenjdankanproduksibersih/minimisasilimbah
perusahaandapar menurunkan biaya produksi dan biaya
pengolahan limbah serta sekaligusmengurangi terjadinya
kerusakan dan pencemaranlingkungan
d. Strategiproduksi bersihini juga merupakan metode kunci untuk
mengharmoniskan kepentingan ekonomi dan pemeliharaan
lingkungan

PedomanLimbah Padatdan Cair


BAB TV
@
PEMELIFIARAAN FASILITAS PENGOI-AHAN
LIMBAH PADAT DAN CAIR

4.1 Ti.rjuan

Dalam sistem pengelolaan limbah secarautuh banyak menggunakan


peralatan, rerurama peralatan mekanikal dan elektrikal. penggunaan
peralatan tersebut perlu memperhatikan kinerja yang konsisten dalam
menunjang kerersediaan pengelolaan secaraterus menerus sesuai kebutuhan.
untuk itu, diperlukan adanya pengoperxian dan pemeliharaan yang baik
agar tujuan dari upaya pengelolaan limbah dapat tercapai. Adapun tujuan
dari terselenggar'.nya pengoperasian <ian pemeliharaan yang baik adalah
sebagai berikut:
. lJnruk memperpanjang usia kegunaan peralatan pengelolaan limbah
yang ada.

' Untuk menjamin ketersediaan optimal peralatan pengelolaan limbah


yang dipasang, sehir,ggadapar mencapai efektivitas dan efisiensi yang
optimal.

' Ljntuk menjamin kesiapan pengoperasian peralatan pengelolaan


limbah dalam rangka mcnjaga kesinambungan pelayanan rumah
sakit.

' lJntuk menjamin kesehatan dan keselamaran petugas pengelolaan


limbah.

4.2 Pengertian dan Jenis Pemeliharaan


Pemeliharaan adalah suatu kombinasi tindakan yang ciilakukan
untuk menjaga peralatan atau memperbaiki hingga kondisinya dapat

Pedoman Limbah Padatdan Cair l 0t


diterima. Pemeliharaandapat dibedakan menjadi
dua jenis, yakni
Pemeliharaanrerencanadan pemeriharaantak
rerencana.pemeliharaan
terencanadapat dibedakan pura menjadi pemeriharaan
pencegahandan
pemeliharaan korektif. sedangkan pemeliharaar
t"k t....rcana berupa
pemeliharaandarurat.
Pemeliharaanpencegahanadarahpemeliharaan
yang dirakukan
denganpemikiran ke masadepan,p..rg..,d"li"n
dan p..."i"."r, sesuai
dengan rencana yang telah ait"t -,_,k".,,.U.t.,_.,y",
meliputl
pemeriksaan (termasuk penyetelan dan pelumasan)'
tanpa harus
menghentikankegiatandan pengganriankomponen
minor (pekerjaan
yang berasaldari pem..iks"an) yang perru menghentikan
ll_"qt"tt
I(egtatan.
Pemeliharaan.korektif addah pemeliharaanyang
dirakukan untuk
nremperbaiki suatu bagian (termasuk penyerelan
d"r, ,Ip"r"ri) yang telah
terhenri untuk memenuhi ,,r"t,, ko.,disi
Tang dapar diterima, meliputi
reparasinrinor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
dan overhaul atau
perbaikan menyeluruh yang rerencrna.

4.3 Fasilitas Pengolahan Limbah padat


Pengelolaan lim^bah padat pada setiap tahapnya
menggunakan
berbagai peralatan/ fasilitas y"r,g h"..r, iij"g"
p.r,gop.r*sian dan
pemeliharaanagar tercapaitujuan pengeloraannyasecara
opdmal. Tahapan
yang dimaksud adalah pemilahan dan pengumpulan,
p.rg".gk.r*rr,
penyimpanan sementaradan pengorahan.Berikut i"i
aig",'f"r6,' kegiatan
jl frfuelsi pengoperasiandan femeriharaan terhadap"fasilitaspengeloraan
limbah padat rumah sakit.

r06 PedomanUmbah Padatdan Cair


Thbel11.
KEGI{TAN DAN FRTKUENSIPENGOPERASI,AN DAN
PEMELIH AITT{u{N
FASILITASPENGELOIAAN LIMBAH PADAT

NO KEGIATAN FREKUENSI
M2MB38T Sp
Pemilahan & Pengumpulan
'Wadah
Limbah Padar
a) Pembersihan X
b) Pendisinfeksian X
Pengangkutan
Gerobak/troli
a) PembersihanX
b) PedisinFek
ian
c) Pemeriksaanroda X
d) Pembersihan roda X
e) Pernberianoli X
Penampurgan Sementara
TemparPenampungan Semenrara
a) Pembersihan
b) Pendisinfeksian
c) Pemeriksaankebocoran X
d) Pemeriksaanfungsitutup X
Pengolahan
1 Insinerator
a) Pemerilsaan& pembenihan abu X
b) Pembersihanlubang abu X
c) PemeriksaanopacitTmonitor X
d) Pemeriksaanoksigenmonitor X
e) Pemcriksaa.r:hermocoupic X
f) Pemerilsaan ruang bakar X
g) Pembersihanruang bakar X

Pedoman Umbah Padat dan Cair


@
Vr/
Tabel ll. (I^anjutan)
KEGIATANDAN FREKUENSIPENGOPERASIAN
DAN
PEMELIHARMN FASILITASPENGELOI,AAN
LIN{BAH PAD,{T
h) Pemeriksaa;G;Gi.
i) Penambahan air
j) Pemeriksaankran air
k) Pemeriksaan
fungsi burner X
I) Pemeriksaan
fungsi blower X
m) Pemeriksaandinding
n) Pemeriksaanfungsi scrubber X
o) Pembersihanscrubber
X
p) Pemeriksaan cerobong
X
q) Pemeriksaanlevelsolar X
r) Penambahan solar
x
2 Desolpsi panas
a) Pemeriksaandan pembersihan karbon X
b) Pembersihan lubanginlec X
c) Pemeriksaanrhermocouple X
d) Pemeriksaanruang desorpsi
X
e) Pembersihan ruangdesorpsi
X
i) Pemeriksaan fungsiburner X
j) Pemeriksaanfungsi pompa vakum
X
l) Pemeriksaanfungsi scrubber
X
Q Pemerilsaanlevel air padascrubber X
X
g) Penambahanair padascrubber
X
h) Pemeriksaan kran air padascrubber X
m) Pemeriksaancerobong
X
n) Pemeriksaanlevelsolar X
o) Penambahansolai
X
3 Steam Otoklaf
a) Pemeriksaansteammonitor

1 08
PedomanLimbah Padat dm Cair
Tibel ll. (Lanjutan)
KEGIAIAN DAN FREKUENSIPENGOPERASIANDAN
PEMELIHARAAN FASILITASPENGELOLAANLIM BAH PADAT

b) Penambahanaliran steam Y
c) Pemeriksaanfungsi vacuum X
d) Pemeriksaanruang proses X
e) Pembersihanruang proses X
F) Pemeriksaanpipa sream X
g) Pemeriksaanlevel air X
h) Penambahan air X
i) Pemeriksaanfungsi schredder X
j) Pemerilsaanpisau schredder X
k) Pembersihan pisauschredder X
l) Pemeriksaankontrol suhu X
m) Pemeriksaankontrol tekanan X
4 Microwave
a) Pemeriksaanpengaturwaktu
b) Pemerilsaanmicrowavegenerator X
d) Pemeriksaanruangproses X
e) Pembersihanruangproses
f) Pemeriksaanpipa pembuangan
cairan X
i) Pemeriksaanmonitor suhu X
f) Pemeriksaanmonitor rekanan X

Keterangan:
H : Harian M: Mingguan
2M : Dua mingguan B: Bulanan
38 : Tiga Bulanan T: Thhunan
Sp : Spesifik(Accidential'1

PedomanUmbah Padatdan Cair


4.4 Fasilitas PengelolaanLimbah Cair
Pengelolaanlimbah cair merupakan kegiaran
penanganan pada
sumber,penyalurandan peng^olahan. Kegiarana.i fr.n pJnfperrsian
dan pemeliharaanterhad"p frrilir", pe.ierolaan "r,si
rimbah ..iiaigtu"rt *
sebagaiberikut.

KEGrdraN
o^ r"r#K'ri ?r*"oormsrAN
DAN
PEMFI TFTARAAN
FASILITASPENGELOI.AANLIMBAH CAIR

NO KEGI,{IAN FREKUENSI
M2MB38T Sp
a. Penangananp"dniurnb..
l) AIar saniter
a) Pembersihanalarsanirer X
b) Pemeriksaanfungsi X
b. Penyaluran
l) Saluran
a) Pembersihansaluran
X
b) Pemeriksaanfungsi Y
c) Pemeriksaanaliran X
2) Bak konrol
a) Pembersihan
X
b) Pemerilsaan fungsi
3) Bak Penangkaplcmak
a) Pembersihanbak
X
b) Pemeriksaanlemak
X
4) Bak Pengangkat
a) Pembersihanbak
X
b) Pemeril.rsaanfungsi X
5) Pompa Pengangkat
a) Pembersihan
X

PedomanLimbafi Padatdan Cair


Iabel 12. (Lanjutan)
KEGI TAN DAN FREKUENSIPENGOPERASTAN DAN
PEMELIHARAAN FASILITAS PENGELOLAANLIMBAH CAIR

b) Pemerilaaanfungsi
c) Pemeriksaanoli/gemuk
d) Pemerilcsaanipenggancian
oli X
e) Penambahan/penggantiangemuk X
d) Pemeriksaankebisingan X
e) Pemerilsaangetaran X
6) Screen
a) PembersihanX
b) Pemeriksaankondisi
7\ Grit Chambei
a) Pembersihandinding bak X
b) Pengangkatanlimbah padat X
8) Comminutor
a) PemeriksaanFungsi
b) Pemeriksaan
oli 6c gemuk X
c) Penambahan/penggantian oli X
d) Penambahan/penggantian gemuk X
e) Pemeriksaanalat p€motong X
F) Pembersihanalat pemotong X
e) SedimentasiAw"aI
a) Pembenihan limbah padat
b) Pemeriksaanalat mekanik X
c) Pemeriksaanlevel lumpur X
d) Pemeriksaanmotor elektrik X
e) Pemeriksaanlevel oli X
f) Penambahan/penggantian
oli X
g) Penambahan/penggantian
gemuk X
h) Pemeriksaanfisik bak X

Pedoman Umbah Padat dan Cair


Thbel12.(Lanjutan)
KEGTATANDAN FREKUENSIPENGOPERASIAN DAN
PEMELIFIARAANFASILITASPENGELOL{AN LIMBAH CAIR

i) Pembersihanfisik bak
j) Pemeriksaandan pembersihan weir X
h) Pemeriksaanefluen box
i) Pemerilsaanmoror elekrrikal X
j) Pemeriksaanleveloli/gemuk X
k) Penambahan/pengganrian oli X
l) Penambahan/pengganrian gemuk ]t
m) Pembuangan lemak
n) Pemeriksaanpengumpulanlumpur X
L3) Disinfeksi
a) Pemeriksaanpompa injeksi X
b) Pemeriksaanoli&gemuk pompa
c) Pemeriksaanlevel disinfekran X
d) Penambahan disinfekran X
e) Pemeriksaanaliran disinfekran X
F) Pemeriksaanaliran kontrol dosis X
14) Bak pengeringlumpur
a) Pemeriksaan levellumpur
b) Pengambilanlumpur .)t
c) Pemeriksaanaliran air
d) Pengangkaranlumpur X
15) Pengukurdebir limbah cair
16) PerawaranFilcer (pasir dan karbon akriF)
Keterangpn:
H : Harian M: Mingguan
2M : Dua mingguan B: Bulanan
38 : Tiga Bulanan t: Thhunan
Sp : Spesifik ( Accidzntiat )

tt2 PedomanUmbah Padatdan Cair


A
("v.J
\E/
4.5 Monitoring dan Evaluasi

4.5.1. Monitoring
Pemantauan (Monitoring) adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk memantau kinerja suatu sistemyang sedangberlangsung. Pemantauan
kinerja suatu sistem ada yang perlu dilakukan secara terus-menerus
(kontinyu) tetapi ada jugayanghanya perlu dilakukan secaraberkala dalam
periode waktu tertentu misalnya: mingguan, bulanan bahkan mungkin
tahunan. Hal ini sangat bergantung pada seberapabesar pengaruh bagian
tersebut terhadap kinerja seluruh bagian sistem itu sendiri. Pada bagian-
bagian yang sangat penting perlu dilakukan pemantauan secara terus-
menerus tetapi pada bagian sistem yang kurang penting dapat dilakukan
secaraberkala. Jika pada sistem diterapkan sistem auiomatisasi, maka fungsi
pemantauan yang terus menerus dapat dikurangi atau diubah menjadi
pemantauan berkala, bahkan mungkin dapat dihilangkan sama sekali karena
pemantauannya telah dilakukan oleh sistem itu sendiri.
Dalam sistem pengolahan limbah, monitoring perlu dilakukan
terhadap peralatan pengolah limbah (aspek teknis) dan limL,ah yang akan
diolah maupun limbah yang telah diolah (aspek non teknis). Pemantauan
aspek teknis telah tercantum dalam tabel IV. I untuk limbah padat dan
tabel IV.2 untuk limbah cair. Sedangkan aspek non teknis adalah param-
eter-parameter baku mutu yang disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing sistem pengolah limbah bergantung pada jenis limbah dan metode
pengolahannya.

a. Limbah Padat
Pemantauan pengolahan limbah padat dilakukan terhadap aspek
teknis IPLP dan aspek non teknis terhadap limbah padat J'ang akan diolah
dan hasil olahannya. Pemantauan aspek teknis IPLP sangat bergantung
pada metode yang dipilih untuk mengolah lirnbah padat tersebut seperti
yang tercantum ddam tabel IV.1. Sedangkan pemantauan terhadap limbah

Pedoman Limbah Padatdan Cair l13


yang akan diolah perlu dilakukan sebabtidak semua jenis limbah padat
dapat langsung diolah dengan metode yang digunakan, misalnya perlu
penyesuaianukuran dengan cara dipotong , karena ukuran limbah harus
dapat masuk ke dalam ruangansistempengolahlimbah.
Tujuan pe'golahan limbah padat rnedisadalah menghilangkansiFat
infeksiusnya,yaitu dengan cara menghancurkanbakteri-bakreri yang ada
didalamnya. untuk melihar keberhasilansistempengolahanlimbah padat
medis perlu dilakukan pemanrauanterhadapsifat infelaius terhadaplimbah
yang telah diolah, yaitu denganqua memantaukeberadaanbakreri rerrentu
yang dapat dijadikan acuan. Bakteri yang biasa digunakan sebagaiacuan
dalam pengolahanlimbah padarmedisadalahSporadari B.stearothennophihs
ATCC I29Bo dan B.sabtilis (glob;gOArcc 9372, sporadari kedua bakreri
ini dapat bertahan hidup_padasuhu tinggi melebihi daya tahan dari bakteri
jenis lain yang lebih patogen. Pemantauandapat dilakukan pada abu dan
asaphasil insinerasiatau limbah yang telah mengalamipengolahandengan
metode lain yang bukan insirrerasi.Sporakeduabakteri ini telah dijual secara
komersiai dan dapar cibeli jika <iiperlukansebagaibakteri pembanding.
Selain sifat infeksiusnyaperlu dipantau aspekrerhadappencemaran
Iingkungan, unruk maksud ini dapat digunakanacuan-acuarlya-ngtelah
ditetapkan oleh pihak yang kompeten,yaitu acuan yanB disusun oleh
KLH misalnya : PeraruranPemerintahNomor r9lrggg jo peraruran
Pemerintah Nomor 85 v Tahun 1999 tentang pengelolaanLimbah
Berbahayadan Beracun, dan KeputusanMenreri Lingkungan Hidup No :
KEP-13/MENLH/3/1995 rentangBaku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.

b. Limbah Cair
Monitoring penanganan limbah cair dilakukan terhadap aspek
teknis IPAL dan aspek kualitas air limbah. Aspek teknis IpAL yang
dilaporkan meliputi kegiatan-kegiataa yang sudah dijelaskan pada tabel
M2. Sedangaspek kualitas limbah cair yangdimonitor meliputi :

PedomanUmbah Pa&r dan Cair


Monitoring Berkala :
Monitoring yang dimaksud adalah melakukan pengabilan
sampel/contohlimbah cair pada inlet dan oudet IPAL untuk
dilakukan pemeriksaandi laboratorium lingkungan (misal
BTKL, LabKesdan lainnya).Monitoring berkalaini dilakukan
secaraberkaladengan frekuensiminimal I kali setiap 3bulan,
denganpararneteryarrgdiperiksasesuaidenganSK menlH No.
Kep-58/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi kegiatan Rumah Sakit, atau mengikuti baku mutu limbah
cair sesuaiperaturandaerahyang berlaku.

Monitoring rutin (swa pantau) :


Monitoring yang dimal<sudadalah melakukan pengukuran
lapangan(in situ) setiaphari pada ktralitasair limbah denganpa-
rarneterpH, suhu, DissoluedOxygen(DO), KMnO4 dan TSS.

4.5.2. Evaluasi

a. Limbah Padat
Hasil analisislaboratorium terhadappemantauanhasil pengolahan
limbah perlu dilakukan evaluasiuntuk memberikan penilaian terhadap
kinerja sistem.Jika hasilnyamenunjukkan ketidak sesuaiandengan nilai
baku mutu yang disepakatimaka perlu dilakukan perubahanatau perbaikan
pada sistempengolah limbah sehinggakinerjanya meningkat sesuaidengan
yang diharapkan.Jika hasil evaluasimenunjukkan nilai penyimpanganyang
sedemikian besar mungkin perlu dilakukan pemeriksaanyang tiliti (ouer-
haul) terhadap sistem seclra keseluruhan.

b. Limbah Cair
Hasi! analisis iimbah cair yang diperoleh dari laboratorium
lingkungan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kinerja IPAL

Pedoman Limbah Padardan Cair


@
sekaligus untuk mengukur pentaatan air limbah hasil olahan terhadap baku
mutu yang berlaku. Untuk mengetahui tingkat pentaatan terhadap baku
mutll, maka setiap paralneter air limbah hasil pemeriksaan laboratorium,
konsentrasinya dibandingkan dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.
Apabila konsentrasi seluruh parameter limbah cair berada di bawah baku
mutu limbah cair, maka IPAL di nilai memiliki kinerja olah yang baik, dan
sebaliknya. Sementara hasil pengukuran moniroring rutin digunakan sebagai
peringatan dini (early uarning) terhadap kinerja olah IPAL. Apabila di
ketahui hasil pernerilsaan harian (swa pantau) melebihi standar, maka perlu
segera di lakukan upaya perbaikan agar tidak mengganggu sistem secara
keseluruhan.
Atas hasil analisis pemeriksaan limbah cair rumah sakit ini, maka
perlu dilakukan penyusunan laporan, baik secarainternal terhadap direksi/
manaiemen RS maupun secaraeksternal terhadap instansi terkait, sePerti
Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup/Bapedalda dil.
Sistem pelaporan akan dilaksanakan secara periodik/berkala yang
berisi kondisi kualitas dan kuantitas lingkungan Rumah Sakit selama tahap
operasi beserta kegiatan rumah sakit yang terkait dengan lingkungan. Vaktu
pelaporan disesuaikan dengan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Pelaporan ditujukan kepada Kepala Dinas KesehatanPropinsi sebagai
instansi pembina dengan tembusan kepada Kepala BPLHD dan Kepala
Suku Dinas Kesehatan setempat.
Seluruh informasi kegiatan pengawasan dan pemeliharaan harus
disimpan secara rapi dan teratur sebagai bahan rencana tindak lanjut. Selain
itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan analisis kinerja dan barang
bukti dalam proses penataax regulasi.
Seluruh informasi kegiatan pengawasan dan pemeliharaan harus
disimpan secara rapi dan teratur sebagai bahan rencana tindak lanjut. Selain
itu, data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan analisis kinerja dan barang
bukti dalam proses penaatan regulasi.

l16 PedomanLimbah Padatdan Cair


BAB V
KESEFIAIAN DAN KESEI..AMATAN IGRJA PETUGAS
PENGELOIA LIMBAH

5.1 Prinsip- prinsip


Pengelolaanlimbah rumah sakit harus menyertakan upaya
perlindungan dan pemantauan kesehatandan keselamatankerja bagi
petugas rumatr sakit, baik yang berhubungan langsung maupun tidak
langsungdenganlimbah secaramenyeluruhdan terus menerus.Beberapa
aspekyang perlu dicakup dalam upaya ini meliputi:
. Pelatihan yang tepat untuk petugas(pelatihan K3 dan instrunentasi
penangananlimbah padat dan cair )
. Penyediaanperdatan dan pakaianunruk perlindungan petugas
. Pembuatan program kesehatan
. Dilakukan pemeriksaankesehatan bagi petugaskhusus minimal 1
tahun satu kali (medicalChecbUp) yairu pemeriksaandarah lengkap,
HBsAg.
. Pemberianimunisasihepatitisbila diperlukan
. Penang2rr?.n MSDS (Material Safe,rData
pascapajanansesuaidengan
Sheet)
Pelatihan bagi petugassangatpenring agar mereka mengeuhui dan
memahami risiko potensid yang berasaldari limbah, sehinggaPetugas
akan sangatmengerti perlunyaperalatandan pakaianpelindung. Demikian
pula dengan imunisasi yang tenilnya sangatbermanfaat bagi pencegahan
penularan penyakit, khususnyayang disebabkanoleh virus hepatitis B.
Petugasrumah sakit yang memiliki risiko dampak limbah antara [ain
petugas keperawatan, kebersihan,laboratorium, operator dan teknisi
pemeliharaan perdatan pengolah limbah.

PedomanLimbah Padatdan Cair tt7


/"-:\,

tw.)
\r,/
5.2 Perlindungan Petugas
Pemilahan, transporrasi,penanganandan pembuanganlimbah
rumah sakit mencakup penangananterhadapmarcri yang beroorensi
membahayakanmanusia.oleh sebabitu, perlindunganuntuk mencegah
cederasangatpenting unruk semuaperugasya.g berisiko. petugasyang
bertanggungjawab dalam pengelolaanlimbah harus memastikanbahwa
semua risiko sudah teridentifikasidan perlindunganyang cepartelah
tersedia.

AIar Pelindung diri :

Jenis alat pelindung yang dipakai-sangatterganrungkepadabesarnya


risiko yang berkaitan dengan limbah rumah sakir. Berikut ini perincian
alat pelindung yang perlu disediakanbagi perugaspengumpulan arau
penangananlimbah:
. Helm, denganarau ranpapenurup wajah,penggunaannyaterganrung
pada jenis kegiatannya.
' Masker wajah, yang diiengkapidenganfilter untuk mengabsorbsigas.
. Pelindung mara (t&ry gogle), penggunaannyarerganrungpada jenis
kegiatan.
' ouerall (coverall, seperti pakaian bengkel),wajib sesuaiperundangan.
' Sarung tangax sekali pakai (bagi saf medis) atau sarung rangan untuk
tugasberat (bagi tenagapenangananlimbah), wajib sesuaiperundangan.
. Celemek kedap air unruk rumah sakit, wajib sesuaiperundangan.
' Pelindung kaki dan/atau sepatuboot unruk rumah sakir, wajib sesuai
perundangan.

Di bawah ini pakaian pelindung untuk ransportasi limbah rumah


sakit yang direkomendasikan.

PcdomanLimbah Padatdan Cair


Gambar 23. Nat dan pakaianpelindung diri

PedomanLimbah Padatdan Cair l 19


Higiene Perorangan :
Higiene perorangan
yg.t pendng untuk menurunkan risiko yang
muncul akibat penangananlimbah .,r-"f,
sakir. Fasilirascuci ta
dilengkapid.ng.r, sabunharusdisediakan
bagisemua,.#f iil;
berhubunganlangsung maupun tidak langsungdenganlimbah.

Imunisasi
Infeksi oleh virus. hepatitis B dilaporkan
telah menyerang perugas
dan pengolahlimbah, ,.hinggape.ru dirakukan
IT*":* p-;; imunisasi.
Selaini,', semuapetugasp€nangananlimbah
perlu diimunil*i ,.."r*.

PelaksanaanPengelolaan
Seluruh kegiatan pengelolaanyang digambarkan
dalam pedoman
ini merupakan upayap.ng.nd"li* .irit
o"y"ng harus dilakukan secarabaik
dan benar' Beberapaperar,s"na"np.ng"lol""r
yang perlu mendapatkan
perhatian meliputi:
limbah (taas.te
segregation),
yakni memilah beberapajenis
lnl*"t
dalam*ad.ah_*"dah
;; ;;;;;
*ll'::la,_cermar
berbeda fe menggambarkan
dan khusus da-n
;",
risiko yang berkaitan
dengan seriapkemasanlimbahnia.
Pengemasanyang sesuai
pachaging), yakni mencegah
,\apTripriate
ti:o,1rym.linJ""!i-p.r,,g,,a-jr."","iJ;;l;;;T.
I:l*1f limlih (taaste
;d,rltf,ntiinr melarui
l*TllU*t yang jelas,
pelabelan fe;ilJ;""
jenis dan sumber limbah lebih
mudah dikenali. -.-,rngki.k"r,
*TP",.O."ampungan yang limbah yang
sesuai(appropiate udstestor-
age)' yakni membatasi akseshanyai"d"*o.*g
y*g L..k pentingan,
menjaga agar tidak menjadi sarang ,..*gg"
ir' b]rr*r'r; p;;g:r".,
dan mencegah konraminasi r.-ki."rrrfr
Tiansportasi yang sesuai"r." (al,propriite tranrportation), yakni
mengurangi risiko yang dihadapi petugas
yang terpajan limbah.

PedomanLimbah Padatdar Cair


Tindakan Khusus Dalam Kejadian Tirmpahan Zat betbahaya
Bila terjadi tumpahan cakan zar berbahaya,khususnyabila terjadi
percikan, petugasyang membersihkanharus menggunakanalat pelindung
mata, masker,sarung rangandan overall. Respirator (masker gas) sangat
dibutuhkan jika kegiatan yang dilakukan sangat berbahaya, misalnya
kegiatan yang melibatkan debu toksik, pembersihanresidu insinerator atau
pencucian aiat terkontaminasi.
Residu harus dikumpulkan semuanya dengan menggunakan
peralatan tangan (misalnyasekop),kemudian dimasukkan ke ddam wadah
yang aman. Tetesan merkuri metalik yang tumpah harus segera
dikumpulkan. Jika bocoranatau tumpahan mengandung materi infelcsius,
lantai harus dibersihkandan didisinfeksi setelahsemualimbah terkumpul.
Dalam mengantisipasikejadian cedera dan pajana^ zat y^ng
berbahayadiperlukan adanyaprogram penanganandan disosialisasikan
kepadaseluruhpetugasrumah sakit.Programdibuat denganmengarrdung
unsur-unsursebagaiberikut:
. Melakukan tindakan P3K (PertolonganPertama Pada Kecelakaan)
segera,seperdmembersihkanluka dan kulir, membilas mata dengan
air bersih, dan sebagainya.
. Segeramelaporkankejadianyang terjadi pada petugasyang ditunjuk
khusus bertanggungjawab. (Menyimpan segalasesuatuyang terkait
dengan kejadian,menjelaskansecaraterinci sumber nya'untuk
mengidenrifikasi masalahkesehatanyang mungkin terjadi.
. Melakukan surveilanskesehatan.
' Melakukan pemeriksaandarah atau pemeriksaanlain yang dianjurkan.
. Melakukan pencatatankejadian.
. Investigasi kejadian, mengidentifikasi dan menerapkan tindakan
perbaikan untuk mencegahkejadian di masayang akan datang.

Pedoman Limbah Padardan Cair


DAFTAR PUSTAKA

l. GUIDANCE FOR EVALUATING MEDICAI \'ASTE


TREATMENT
TECHNOLOGIES. Final Report, preparedby: office
of Solid waste u.S.
EnvironmenralProtectionAgenry.\Tashington,D.C
20460. January1993
2. chlorinated Dioxin and Furan Formation, Conrrol and
Moniroring pre-
sentedar II ccR Meeriing Researchriiangre park September 17, 1997 Dr.
Brian Gullett EpA (9r9) 54r_rfia
@ O..
Randy SeekerEER Corporation (7|4) g59-ggj I RSeeker@comp,rr.ru...o-
Incineration and Dioxins Review of Formation processes
A consurrancy
funded by Environmenr Australia Deparrment of the
Environmenr and
Herimge Preparedby Environmentar and Saferyseriices @
commonwealth
ofAusrralia 1999
4. ResearchDevelopment and Design of a simpre Sorid waste
Incineraror
DepartmenrFor InternarionalDevelopmentUK projecr to
be implemented
by InrermediateTechnology ConsultanmLimited schumacher
centre for
Technologyand Developmenr, Bourron Hall, Bourton-on-Dunsmore,
Rugby
cv23 9QZ uK Inregratedskills Limired l0 Broadbenr
Close, 2o-22
Highgate High Street,London, N6 jJW.
5. operating Experience of a Dry scrubber/Baghouseat the Shulin '$?'asre-to-
Enerry Incineration Plent , Liang chia chang.w. L. Gore
& Associares (Far
East)Ltd. (Thiwan Branch) 4t}r Flooa No. 136 Secrion
3, Nanking Fast Road,
Thipei, Thiwan, Republic of China ; Keith Fritsky
; John R. Darrow; \( L.
Gore &Associares,Inc. l100 trwisville Road,po. Box l100,
Erkton, M"rj-
land21922-1100, u.s.A. @ copyrighr 200r ]J(4L. Gore
& Associates,Inc.
6. Thermal Desorption Technolory Tieatment oFobsolete pesticides
Folrowed
by Integrated Revitalisation Edward Somius THERMAL
DEsoRprIoN
TECHNOLOGY GROUP LLC. of North AmericaTERRA HUMANA
Clean Technolory Engineering Ltci. of Hungary

Pcdoman Limbah Padatdm Cair


/rfd\
\"M'
.{jY

a
TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE LO\T
TEMPERA-
TURE THERMAL TREATMENT OF NON-HAZARDOUS
SOILS
CONTA.I.IINATED VT{TH PETROLEIJMI COAL TAR/ GAS
PII.NT
\TASTES -Final-May 29, 1996 preparedby The InterstareTechnorogy
and
Regulatorycooperation Low tmperature Thermal Desorption Task
Group
TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE THERMAL DESORP.
TION OF SOLID MEDIA CONTAMINATED \NTH HAZARDOUS
CHLORINATED ORGINICS -FINAL-September 18, 1997 prepared
by
The InterstateTechnolog;rand Reguratorycooperacion \zork Group
Low
Temperature.Thermal Desorption \ffork Team
o TECHNICAL GUIDELINES FOR ON-SITE THERMAL DESORP.
TION OF SOLID MEDIA AND LO\r LEVEL MIXED \VASTE
CON-
TAlv{I NATED'srITH MERCURY AN D/oR FTAZARDO us c H Lo zu-
NATED ORGANICS -FINAI- Sepcember 2, r99B preparedbyThe Inter-
stateTechnologyand Regulatorycooperation vork Group Low Tempera-
ture Thermal Desorprion'Work Team
10. THERMAL DESORPTION rsDs prEarer: Dr. Karhleen Miezi. Indiana
Universiqvof PennsylvaniaNational Environrnenral Educarion and riain,
ing cenrer (IUP-NEETC) Gordon Hall, 301 Easr'walkIndiana,pA
1570i>
I l. TECHNICAL REQUIREMENTS FOR ON-SITE LO\f TEMPERA.
TURE THERMAL TREATMENT OF NON-HAZARDOUS
SOILS
CONTAMINATED \flTH PETROLEUM/ COALTAR/ GAS PLANT
\TASTES - Final- May 29, 1996 preparedby The InrersrateTechnology
and Regularory cooperation Low TemperacureThermal Desorption
Task
Group.
t2. Thermal Desorption FederalRemediationTechnologiesRoundtable,
uSA.
hmp://www.frtr.gov Published:October I 997
1 3 . Badan Pengkajiandan PenerapanDampak Lingkungan. 1999. pelayanan
Informasi Elektrcnik Untuk paket Teknologi pengolahanAir. Direktorar
Teknologi Lingkungkungan. Bpp!
Jakarra.

Pedoman Limbah Padatdan Cair


14. Depertemin Kesehaan.t999. PedomanSanitasiRumah sakir Di Indone-
sia. Ditjen PPM dan PL. Jakarta.
t5. Djajadiningrat A. T 1998. PerencanaanPengolahanAir Buangan. Modul
Kuliah Universitas Sahid. Jakarra.
16. McKane, larry and Kandel Judy. 1996. Micobiologi Essentialsand Applica-
tions. McGraw-Hill Book Company. New York.
L /. Metcalf & Eddy. 1991. 'WastewarerEngineering Treatment, Disposal and
Reuse.3'd ed. McGraw-Hill, Inc., New York.
18. Moersidik, SS. 1993. PenangananLimbah Rumah Sakit SebagaiUpaya
Mcngurangi Beban PencemaranLingkungan, Seminar Limbah Rumah Sakit,
PPST dan FT Universitas Indonesia.Jakarta.
19. Qasim S.R1985. 'Wasre'W'ater
TiearmenrPlanc,Pianning, Design and Op-
eration. CBS College Publishing.America.
'20. Sugiharto. 1987. Dasar-dasa-rPengelolaanAir Limbah. Penerbit Uni',.ersiras
Indonesia, Jakarta.
21. Tchobanoglous.G.l99l . VasrewarerEngineering: Treatment,Disposd and
Reuse(Metcalf & Eddy, Inc.3 rd, revised).McGraw-Hill.Inc. NewYork
22. Badan Pengkajiancian PenerapanDampak Lingkungan. 1999. Pelayanan
Informasi Elektronik Untuk Paket Teknologi Pengolahan Air. Direkrorat
Teknologi Lingkungan. BPPI Jakarra.
23. McKane, Larry and KancielJudy. 1996.Micobiologi Essentialsand Applica-
tions. McGraw-Hill Book Company. New York.
24. Metcalf & Eddy. 1991. WasrewarerEngineering Ti.eatment, Disposal and
Reuse.3 ^ded. McGraw-Hill, Inc., New York.
25. Moersidik, SS. 1993. PenangananLimbah Rumah Sakir SebagaiUpaya
Mengurangi Beban PencemaranLingkungan, Seminar Limba,\ Rumah Sakit.
PPST dan FT Universitas Indonesia.Jakarra.
26. Qasim S.R1985. Vasre'WarerTiearmentPlant, Planning, Design and Op-
eration. CBS College Publishing. America.

t24 Pcdoman Limbah Padat dan Cair


)7 Tchobanoglous'G'199l 'wastewaterEngineering
- : Tieatment,Disposaland
Reuse(Metcalf S<EddX Inc. 3 rd, revised).McGraw_Hill.Inc.
Ne,,vyork.
28. PengelolaanAman Limbah LayananKesehatan,
editor: A. pruss,E. Girourr,
P Rushbrock; Alih Bahasa:Munaya Fauziah,
Mulia Sugiarti, Ela iaeiasari;
Ediror edisi BahasaIndonesia:palupi Vidyasruri;
Jakarra;EGC, 200j.
)ct Reinhardt, PeterA. and Judirh G. Gorrion; Infectious
and Medical \Vasre
Management;Chelsea,Lewis publishers,Inc; 1991.
30. Cameron, \Tilliam & Frank L. cross operadon
Jr, & Maintenance of Sew-
ageTieatment Plants,'.lechnomicpublishing
Co.,
l976,.W.estport
3 r. corder A.s.' Alih BahasaKusnul Hadi, Teknik
Mana.iemen pemeliharaan,
Penerbit Erlangga, 1992, Jakara
32. l.andrum, VJ. & R.G. Banrorr, Medical \7aste Managemenr
and Disposal,
Noyes Data Corporation,-I 991, New
Jersey.
33. Q.im, Syed R, Vasrewarer Tieatmenc plants, planning,
Design and Op_
eration, CBS Collegepublishing, 19g5, Newyork.

Pedoman Limbah Padat dan Cair


125

Anda mungkin juga menyukai