“Hahahaaa, makanlah sepuasmu karena sebentar lagi kamu akan aku makan” teriak anak
singa.
Ayam kaget, dia sedikit gugup karena dia sendirian kali ini. Namun dia teringat pesan
kudanil untuk selalu tenang menghadapi sesuatu.
“Apa mau mu, singa kecil” ucap ayam.
“Yang aku mau?, kamu lucu sekali ayam, ya tentu saja aku mau memakan kamu karena
aku sangat lapar sekali. Kamu ketakutan ya?. Hahahahaha.” kata singa.
“Takut!!.. Buat apa aku takut. Kamu hanya singa kecil yang masih belajar makan” ejek
ayam.
“Kurang ajar kamu ayam, kamu telah menghinaku, rasakan ini” teriak singa.
Tiba-tiba anak singa itu menerkam ayam, ternyata ayam menghindar, singa itu
melakukan yang kedua kali, ayam pun tetap bisa menghindar. Anak singa itu tampak
kesal dan marah.
“Ternyata cuma segitu saja kemampuanmu hai singa kecil” ucap ayam.
“Asal kamu tahu, ayam. Aku lah yang paling jago menerkam dibanding anak-anak singa
lainnya di hutan ini.” kata singa.
“Haaahh, paling jago?..Tidak salah aku mendengarnya” ejek ayam.
“Kemampuan seperti itu kamu bilang yang paling jago, hahahahaa..Sombong sekali
kamu singa kecil” tambah ayam.
“Ayahku raja hutan, aku tak takut pada siapapun” kata singa.
“Kamu tidak perlu menyombongkan ayahmu, pasti ayahmu sedih melihat anaknya seperti
ini” jawab ayam.
Anak singa itu sombong sekali, tiba-tiba ayam punya ide untuk memberi pelajaran anak
singa itu.
“Aku akan membuat dia malu dengan sifat sombongnya” gumam ayam.
Singa kecil itu meraum kemudian berlari kearah ayam, ia kembali mencoba menerkam
ayam, kali ini ayam hanya terdiam tidak langsung menghindar, setelah terkaman singa
kecil itu dekat, ayam langsung terbang ke ranting pohon, singa kecil itu pun kepalanya
terbentur pohon besar.
“Hahahaaa.. Rasakan itu singa kecil” ejek ayam.
“Aduh, kepalaku sekait sekali. Tolong ayah, tolong.” teriak singa.
Dari kejauhan, ada seekor singa besar berlari, ternyata itu adalah si raja hutan ayah singa
kecil itu. Melihat anaknya kesakitan, raja hutan marah.
“Siapa yang berani berbuat ini kepada anakku!!..” teriak raja hutan.
“Anakmu seperti itu karena perbuatannya sendiri, ia ingin memakanku, aku hanya
menghindar menyelamatkan diri” jelas ayam.
“Aku tak terima anakku kesakitan seperti ini, aku akan membalasmu, ayam. Aku akan
memakanmu sekarang juga.” ucap raja hutan.
Ayam sangat ketakutan, karena singa besar si raja hutan itu cukup lihai, ia bisa memanjat
pohon, jika raja hutan itu menyerangnya, ia tidak bisa apa-apa. Sementara itu, kuda nil
sedang asyik mandi di sungai, ia tak tahu kalau ayam sedang dalam bahaya.
“Tolong, tolong, tolong aku..” teriak ayam.
Mendengar suara minta tolong, kuda nil kaget. Ia langsung berlari menuju arah suara itu.
Betapa kagetnya kuda nil ternyata sahabatnya sedang dalam bahaya.
“Apa yang terjadi, ayam?” tanya kuda nil.
“Raja hutan ingin memakanku, karena anaknya kesakitan terbentur pohon sewaktu ingin
menerkamku” jawab ayam.
“Kuda nil, jangan ikut campur urusanku” raja hutan menyela.
“Begitu juga kamu singa, jangan ikut campur urusanku” jawab kuda nil.
“Dia anakku, maka sudah sepantasnya aku membela dan melindungnya” ucap raja hutan.
“Ayam juga sahabatku, maka sudah sepatutnya aku melindunginya dari bahaya” ucap
kuda nil.
Raja hutan adu mulut dengan kuda nil, raja hutan berpikir dua kali bila harus berhadapan
dengan kuda nil, selain tubuhnya besar, kulitnya pun sangat keras. Ia tak mampu
menerkam apalagi menggigit kuda nil.
“Aku tidak takut walau kamu raja hutan, selama benar aku akan menghadapimu” tantang
kuda nil.
“Lebih baik, didiklah anakmu. Kesombongannya yang membuat dia seperti itu”
imbuhnya.
Akhirnya raja hutan pulang, ia memarahi anaknya karena telah melakukan perbuatan
yang memalukan. Sementara ayam lega ia akhirnya selamat, ayam angat berterima kasih
sama kuda nil karena telah menyelamatkannya.
3. Kata-kata yang sering digunakan sebagai pembuka adalah kata pada zaman
dahulu,pada suatu hari,waktu itu,al kisah, ketiika itu, dll.
Buktinya:
Kata pembuka yang sering digunakan : Pada suatu hari
Bukti : Pada suatu hari, datanglah seekor anak singa yang dang kelaparan.
4. Umumnya tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat akan berakhir
sengsara.
Buktinya :
Tokoh baik akan berakhir bahagia :
Buktinya : Sementara ayam lega, ia akhirnya selamat, ayam sangat
berterima kasih kepada Kuda Nil karena telah menyelamatkannya.
Tokoh jahat akan berakhir sengasara :
Buktinya : Singa kecil meraum kemudian berlari ke arah ayam. Ia kembali
mencoba menekam ayam, kali ini ayam hanya terdiam tidak langsung
menghindar. Setelah terkaman singa kecil itu dekat, ayam langsung terbang
ke ranting pohon. Singa kecil itu pun kepalanya terbentur pohon besar.
Akhirnya raja hutan pulang ia memarahi karena telah melakukan perbuatan
yang memalukan.
5. Menunjukan penggambaran moral / nilai moral dan karakter manusia serta kritik
tentang kehidupan di dalam ceritanya.
Buktinya:
Nilai moral : “ Beranilah karena benar dan takutlah karena salah.
Kesombongan merupakan akar dari penyakit yang suatu saat bias
menghancurkan.”
Karakter : “ Kurang ajar kamu ayam, kamu telah menghinaku, rasakan ini.”
Karakter pada tokoh tersebut adalah sikap yang tidak ingin direndahkan
yang sama pada karakter pada umumnya.
Kritik tentang kehidupan : “Lebih baik didiklah anakmu, kesombongannya
yang membuat dia seperti itu.”
Kalimat tersebut kritik tentang kehidupan.