D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit meningkat
2. Patologi Anatomi
Untuk memeriksa keganasan pada jaringan
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pap smear
Pemeriksaan pap smear juga dapat mendeteksi perubahan sel-sel leher rahim Anda yang
kemungkinan dapat berubah menjadi kanker di masa depan
b. Kolposkopi
Kolposkopi adalah suatu cara yang digunakan oleh dokter dengan menggunakan alat
pembesar khusus untuk melihat vulva, vagina, dan serviks. Jika terlihat adanya masalah
selama kolposkopi, sedikit sampel jaringan akan diambil dari serviks atau dari dalam
pembukaan serviks (endoservikal kanal).
c. Biopsy kerucut
Biopsi kerucut (juga disebut konisasi) adalah biopsi di mana sepotong jaringan yang
berbentuk kerucut besar diambil dari leher rahim dengan menggunakan prosedur eksisi
elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Prosedur biopsi
kerucut dapat digunakan sebagai pengobatan lesi prakanker dan kanker dini.
d. MRI atau CT-Scan abdomen ataupun pelvis
Salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan sistem
rangka dengan resolusi tinggi.
Diagnosa 2: Risiko infeksi dengan faktor resiko proses penyakit kronis (metastase sel kanker)
1. Definisi
Berisiko terhadap invasi organisme patogen
2. Faktor yang berhubungan
a. Penyakit kronis
b. Penekanan sistem imun
c. Ktidakadekuatan imunitas dapatan
d. Pertahan primer tidak adekuat
e. Peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patogen
f. Pengetahuan yang kurang
g. Prosedur invasif
h. Malnutrisi
i. Agens
j. Pecah ketuban
k. Kerusakan jaringan
l. Trauma
F. Perencanaan
Diagnosa 1: Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif
(akibat pendarahan)
Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Tujuan: tidak terjadi perdarahan. Kriteria hasil: setelah dilakukan perawatan selama 1x6 jam
tidak terjadi kekurangan volume cairan
Dengan kriteria hasil:
Keseimbangan elektrolit dan asam basa, keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, dan
status nutrisi: asupan makanan dan cairan yang adekuat.
Intervensi keperawatan dan rasional:
Pengkajian:
a. Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
Rasional: semakin banyak dan sering cairan yang keluar dapat menimbulkan kekurangan
volume cairan tubuh dan warna urine yang pekat menandakan kurang cairan
b. Pantau perdarahan
Rasional: jika darah yang keluar >500cc dikatakan perdarahan
Aktivitas Mandiri:
a. Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung asupan yang diinginkan
sepanjang sif siang, sore dan malam
Rasional: mempertahankan kebutuhan cairan tubuh pasien
b. Ubah posisi pasien trendelenburg atau tinggikan tungkai pasien bila hipotensi, kecuali
dikontraindikasikan
Rasional: mencegah iskemia pada otak
c. Tingkatkan asupan oral, jika perlu
Rasional: mempertahankan kebutuhan cairan tubuh pasien
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Diagnosa 2: Risiko infeksi b/d proses penyakit kronis (metastase sel kanker)
Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x72 jam tidak terjadi infeksi dengan
Kriteria hasil: faktor resiko akan hilang
a. TTV dalam rentang normal
b. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Intervensi keperawatan dan rasional:
a. Kaji tanda / gejala infeksi secara kontinyu pada semua sistem tubuh (misalnya :
pernafasan, pencernaan, genitourinaria)
Rasional: mengetahui tanda-tanda infeksi
b. Pantau perubahan suhu pasien
Rasional: suhu tubuh yang tinggi menandakan adanya infeksi didalam tubuh
c. Pertahankan personal hygiene dengan teknik perawatan aseptik. Hindari / batasi prosedur
invasive
Rasional: personal hygine yang baik mengurangi penyebaran bakteri atau kuman penyakit
Kolaborasi :
a. Awasi hasil laboratorium untuk melihat adanya diferensial atau peningkatan WBC
Rasional: kadar WBC yang tinggi menyatakan adanya infeksi
b. Berikan antibiotik sesuai indikasi
Rasional: antibiotic dapat membunuh bakteri penyebab penyakit
G. Daftar Pustaka
Novel, S., S. (2010). Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV). Jakarta :
Javamedia Network
Priyanto, S., H. (2010). Yes, I Know Everything Abaut Kanker Servik. Yogyakarta: Tiga
Kelana
Bertiani, S. (2009). Cara Cerdas Menghadapi Kanker Servik (Leher Rahim). Yogyakarta
Genius Printika
Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta: Sinar Kejora