Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PREEKLAMSI BERAT

A. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)

B. Mekanisme fisiologis
1. Etiologi

Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai
penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta.
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan
penyakit ini.Adapun teori-teori tersebut adalah:
a. Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial
plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal prostasiklin
meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga
timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat
perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%,
hipertensi dan penurunan volume plasma.
b. Peran faktor imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan
I terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta
tidak sempurna.Pada preeklampsia terjadi komplek imun humoral dan
aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan
proteinuria.
c. Peran faktor genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada
anak dari ibu yang menderita preeklampsia.
d. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
e. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu
mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah.
f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam
patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan
oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan
dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar
fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar
fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Anonim,
2007).

iskemia plasenta

Kerusakan Pada Peran faktor Terjadi Peran faktor


imunologis penurunan aliran genetik/
Endotel Vaskuler darah di uterus Preeklampsia
meningkat pada
Sehingga sekresi Terjadi pembentukan anak dari ibu
Iskemik dari
blocking antibodi yang menderita
prostasiklin oleh sel-sel uterus
terhadap antigen preeklampsia.
endoteial plasenta
berkurang plasenta pada
kehamilan I
Kerusakan sel endotel
Sekresi tromboksan oleh
trombosit bertambah Hal ini dapat diikuti
dengan terjadinya
Pelepasan fibronektin
pembentukan
sehingga timbul vasokonstrikso proteinuria/pembentu
generalisata dan sekresi kan protein terlalu Disfungsi dan aktivasi
aldosteron menurun. banyak dalam urin dari endotelial

Akibat perubahan ini


menyebabkan pengurangn
perfusi plasenta sebanyak 50%,
hipertensi dan penurunan volume
plasma
C. Rencana asuhan klien dengan Penyakit
1. Pengkajian
Identitas
Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun,
Jenis kelamin.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit
kepala,
b. Riwayat kesehatan sekarang: terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
c. Riwayat kesehatan sebelumnya: penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
d. Riwayat kehamilan:riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
3. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan eklamsia sebelumnya.
4. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya
menggunakan kontrasepsi
5. Riwayatkesehatan keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.
6. Pemeriksaan fisik: Head To toe
a. Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
b. Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
c. Pemeriksaan Fisik (Persistem)
d. Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang dari
14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas,
krekes mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
c. Sistem cardiovaskuler
1) Inspeksi: apakah Adanya sianosis, kulit pucat,konjungtiva anemis.
2) Palpasi:
Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD,
melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi: biasanyanadi meningkat atau menurun
Leher:apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena
Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami
gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Suhu dingin
3) Auskultasi :untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui
adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin
melemah.
d. System reproduksi
1) Dada
Payudara: Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada
payudara.
2) Genetalia
Inspeksi adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
3) Abdomen
Palpasi: untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema,
periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
e. Sistem integument perkemihan
1) Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium,
(Fungsi ginjal menurun).
2) Oliguria
3) Proteinuria
f. Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
g. Sistem Pencernaan
Palpasi:Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri
atas), anoreksia, mual dan muntah.

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit
menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

E. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1: nyeri akut (00132)
Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan Batasan karakteristik
dan pengalaman emosional yang muncul Subjektif:
secara aktual atau potensial kerusakan - Mengungkapkan secara verbal atau
jaringan atau menggambarkan adanya melaporkan nyeri dengan isyarat
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Objektif:
Internasional): serangan mendadak atau - Posisi untuk mengindari nyeri
pelan intensitasnya dari ringan sampai berat - Perubahan tonus otot dengan rentang lemas
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang sampai tidak bertenaga
dapat diprediksi dan dengan durasi kurang - Respon autonomic misalnya diaphoresis,
dari 6 bulan. perubahan tekanan darah, pernapasan atau
nadi, dilatasi pupil
- Perubaan selera makanPerilaku distraksi
missal, mondar-mandir, mencari orang atau
Faktor yang berhubungan aktifitas lain, aktivitas berulang
Agen-agen penyebab cedera ; biologis, - Perilaku ekspresif missal; gelisah, merintih,
kimia, fisik dan psikologis menangis, kewaspadaan berlebihan, peka
terhadap rangsang, dan menghela napas
panjang
- Wajah topeng; nyeri
- Perilaku menjaga atau sikap melindungi
- Fokus menyempit, missal; gangguan
persepsi waktu, gangguan proses piker,
interaksi menurun.
- Bukti nyeri yang dapat diamati
- Berfokus pada diri sendiri
- Gangguan tidur, missal; mata terlihat layu,
gerakan tidak teratur atau tidak menentu dan
tidak menyeringai
Diagnosa 2 : Kelebihan volume cairan

Definisi Batasan karakteristik


Peningkatan retensi cairan Subjektif
isotonik - Ansietas
- Dispnea atau pendek napas
- Gelisah
Faktor yang berhubungan Objektif
a. Gangguan mekanisme - Suara napas tidak normal
pengaturan - Perubahan elektrolit
b. Asupan cairan yang - Anasarke
berlebihan - Ansietas
c. Asupan natrium yang - Azotemia
berlebihan - Perubahan TD
d. Peningkatan asupan cairan - Perubahan status mental
sekunder akibat - Perubahan pola pernapasan
hiperglikemia, pegobatan, - Penurunan hemoglobin dan hematokrit
dorongan kompulsif untuk - Edema
minum air dan aktivitas - Peningkatan tekanan vena sentral
lainnya - Asupan melebihi haluara
e. Ketidakcukupan protein - Distensi vena jugularis
sekunder akibat penurunan - Oligouria
asupan atau peningkatan - Ortopnea
kehilangan - Efusi pleura
f. Disfungsi ginja, gagal jantung, - Reflex hepatojugularis positif
retensi natrium, imobilisasi, - Perubahan tekanan arteri pulmonal
dan aktivitas lainnya - Ongesti paru
- Gelisah
- Bunyi jantung S3
- Perubahan berat jenis urin
- Kenaikan berat badan dalam periode singkat
F. Perencanaan

NIC NOC
Diagnosa 1: nyeri akut (00132)
NOC
- Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1. tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. selalu

Indikator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan

- Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:


1. sangat berat
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
- Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
- Mempertahankan nyeri pada .atau kurang (dengan skala 0-10)
- Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- Mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor tersebut
- Melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
- Melaporkan pola tidur yang baik
NIC
a. Pemberian analgetik
Rasional: Menggunakan agen-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan
nyeri
b. Manajemen Medikasi
Rasional: Memfasilitasi penggunaan obat resep, atau obat bebas secara aman dan efektif
c. Manajemen Nyeri
Rasional: Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien
d. Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien (patient controlled analgetik (PCA)
Rasional: Memudahkan pengendalian pemberian dan pengaturan analgetik oleh pasien.
e. Manajemen sedasi
Rasional: Memberikan sedatif, memantau respons pasien, dan memberikan dukungan
fisiologi yang dibutuhkan selama prosedur diagnostik atau terapeutik.
NIC NOC
Diagnosa 2: Kelebihan volume cairan
NOC

- Kelebihan volume cairan dapat dikurangi, yang dibuktikan oleh Keseimbangan elektrolit dan
asam basa, keseimbangan cairan, fungsi ginjal yang adekuat
- Keseimbangan cairan tidak akan terganggu/kelebihan yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut:
1. gangguan eksterm
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada gangguan

Indikator 1 2 3 4 5
Keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
Berat badan stabil
Berat jenis urin dalam batas norma
Suara napas tambahan
Stress, distensi vena leher, dan edema perifer

Pasien akan:
- Menyatakan secara verbal pemahaman tentang pembatasan cairan dan diet
- Menyatakan secara verbal pemahaman tentang obat yang diprogramkan
- Mempertahankan tanda vital dalam batas normal
- Tidak mengalami pendek napas
- Hematokrit dalam batas normal

NIC
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
a. Pemantuan elektrolit
Rasional: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan elektrolit
b. Manajemen cairan
Rasional: Meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan
yang abnormal atau diluar harapan
c. Pemantauan cairan:
Rasional: Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan.
d. Manajemen caioran /elektrolit
Rasional: Mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar cairan dan/atau elektrolit
e. Manajemen hipervolemia
Rasional: Menurunkan volume cairan intrasel atau ekstrasel dan mencegah komplikasi pada
pasien yang mengalami kelebihan volume cairan
f. Manajemen eliminasi urine
Rasional: Mempertahankan pola eliminasi urine yang optimal.
G. DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso. 2006. Panduan Diagnosis Keperawatan Nanda 2005-2006. Primamedika,


Jakarta
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC, Jakarta.
Gopar adul, pdf.Preeklampsi, 12 mey 2012, diakses tanggal 27 juni 2013 dari,
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP

Banjarmasin Novenber 2017

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(.................................................) (..............................................)

Anda mungkin juga menyukai