INTI ATOM
KELOMPOK 1
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah–
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “Inti Atom “.
Makalah ini diharapkan dapat lebih membantu pemahaman mengenai mata kuliah yang
bersangkutan dengan judul makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar lebih menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi penulis maupun mahasiswa / mahasiswi yang akan membaca atau
mempelajari tentang makalah saya ini. Dan juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Fisika Inti yaitu bapak Irpandi .
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Energi Ikat Inti
Nukleus atom adalah inti yang berada di pusat, yang terdiri dari satu atau lebih proton
dan juga neutron, dengan pengecualian hanya untuk bentuk hidrogen yang paling ringan.
Tidak ada muatan untuk neutron, namun sesuatu dapat membuat mereka terlepas keluar dari
inti. Selain itu, setiap proton dalam inti bermuatan positif; mereka harus saling menolak satu
sama lain yang kemudian akan mengosongkan inti, tetapi sejumlah energi mencegah hal ini
terjadi.
Menurut definisi, energi yang menjaga semua partikel-partikel ini ada dalam inti
adalah “energi ikat inti”. Sejak Einstein menemukan hubungan matematis yang menyamakan
materi dengan energi – E = mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa dan c adalah
kecepatan cahaya – energi ikat nuklir dapat dihitung dengan relatif mudah.
Massa inti kurang dari massa nukleon individual yang membentuk inti itu. Perbedaan
massa (Δm) antara keduanya adalah setara dengan energi ikat inti.
Δm = Zmp + (A – Z)mn – m nucleus
di mana:
Δm = perbedaan massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
mnucleus = massa inti terbentuk
Z = jumlah proton atau nomor atom
A = jumlah nukleon atau nomor massa
Energi ikat nuklir adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi
nukleon yang terpisah atau ini dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti
terbentuk dari nukleon yang terpisah. Energi ikat adalah sama dengan penurunan energi
potensial nuklir dari nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara dengan
usaha yang dilakukan pada nukleon oleh gaya nuklir. Energi ikat adalah energi yang
berkaitan dengan gaya kuat yang memegang nukleon bersama-sama.
Jika kita mengetahui energi ikat dalam inti, dan jumlah nukleon, kita bisa mencari
energi ikat per nukleon, yang merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk
menghilangkan setiap nukleon.
Fisi nuklir, atau pemisahan inti atom untuk menghasilkan atom yang lebih kecil,
masing-masing memiliki energi ikat sendiri, sangat penting terutama untuk desain dan
pengoperasian pembangkit listrik. Energi ikat atom yang dihasilkan, dikurangi dari energi
ikat atom awal, memberikan hasil bersih yang baik diterapkan secara konstruktif atau
destruktif. Penggunaan konstruktif energi nuklir ini meliputi produksi listrik, hampir
seperlima dari semua tenaga listrik di Amerika Serikat dan lebih dari tiga-perempat dari daya
yang digunakan di Perancis.
2.2 Transmutasi
Telah diketahui bahwa adanya perbedaan antara atom yang satu dengan atom yang
lain semata-mata karena hanya perbedaan jumlah proton dan neutron yang terdapat dalam inti
atom.
Oleh sebab itu jika jumlah proton dan neutron yang menyusun inti dapat kita rubah
akan berubalah pula atom itu menjadi atom yang lain. Merubah atom secara buatan lazim
disebut TRANSMUTASI. Gagasan merubah inti atom secara buatan dirintis oleh Rutherford.
Pada tahun 1959 Rutherford menempatkan preparat radio akyif yang memancarkan
sinaradidalam tabung yang berisi gas niterogen. Setelah selang waktu tertentu, dalam
tabung itu terjadi oksigen dan proton. Rutherford berpendapat ada partikel-
partikel a yang membentur inti atom niterogen sebagai akibat benturan yang amat
dasyat, inti niterogen terbelah menjadi proton dan oksigen.
1P1
2a4 +
7N14 =
8O17
Peristiwa itu dapat dipandang sebagai reaksi inti antara partikel a dengan inti
niterogen. Reaksi ini lazim dituliskan sebagai berikut :
2a4 + 7N14 → 8 017 + 1P1
Dalam reaksi berlaku kekalan massa dan kekekalan muatan.
Jumlah nomor massa dan nomor atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Pada tahun 1937 Chadwick menembaki logam berilium dengan partikel-partikel adari unsur
radioaktif. Hasilnya diperoleh karbon dan partikel netral yang kira-kira sama dengan
proton. Partikel ini disebut neutron.
2a4 + 4Be9 → 6 012 + on1
2.2.1 Tranmutasi oleh partikel-partikel yang dipercepat.
Tranmutasi dengan sinar ayang berasal dari unsur radioaktif tidak membawa hasil
yang memuaskan. Dari sekian banyak partikel-partikel ahanya beberapa yang dapat
mengadakan transmutasi.
Hal ini disebabkab karena partikel ayang mendekati inti atom yang mengalami gaya
tolak, sehingga hanya partikelayang kecepatannya besar yang dapat sampai pada inti.
Transmutasi akan lebih berhasil bila digunakan partikel-partikel yang kecepatan cukup tinggi.
Untuk itu diciptakan alat yang dapat mempercepat partikel bermuatan yang disebut
Cyclotron.
Pada tahun 1932 Coekroft dan Walton melaporkan hasil reaksi inti dengan proton.
1H1 + 3Li7 → 2He4 + 2He4
Pada reaksi inti tersebut jumlah energi sebelum reaksi adalah:
energi massa proton = 1,007825 sma
energi massa litium = 7,016005 sma
energi kinetik proton
150 keV = 0,000160 sma + 7,016005 sma
jumlah = 8,023990 sma
Jumlah energi sesudah energi :
energi massa helium 2x4,0026=8,0052 sma
ada selisih sebesar 8,023990-8,0052=0,01879 sma
=17,4939 MeV
Ketika diukur energi kinetik kedua atom He diperoleh sebesar 17,0 MeV
Suatu persesuaian yang cukup baik.
2.2.2 Transmutasi dengan detron yang dipercepat.
13A27 + 1H2 → 12Mg25 + 2He4
2.2.3 Transmutasi dengan netron.
Netron merupakan partikel netral, sangat baik untuk mengadakan transmutasi, sebab
hanya mengalami gaya tolak yang kecil ketika menghampiri inti.
7N14 + 0n1 → 5B11 + 2He4
Netron yang dipakai untuk transmutasi diprodusir dalam reaktor atom.
Dengan netron tersebut dapat diperoleh berbagai macam radio isotop.
11 Na23 + 0n1 → 11Na24
Natrium yang diperoleh adalah isotop radioaktif.
Dengan memancarkan sinar b, isotop natrium berubah menjadi magnesium yang stabil.
Salah satu kegunaan radioisotop yaitu sebagai perunut atau pendeteksi, karena
perpindahannya dapat diiukuti berdasarkan sinar radiasi yang dipancarkan. Berikut ini
beberapa bidang yang menggunakan unsur radioaktif sebagai perunut :
1. Bidang Kimia
Dalam bidang kimia, radioaktif digunakan pada penentuan gugus –OH yang membentuk air
pada reaksi esterifikasi. Gugus –OH pada gugus karboksilat akan berikatan dengan atom H
pada alkohol yang diketahui dengan bantuan radioisotop O-18 sebagai zat perunut.
Radioisotop I-131, digunakan sebagai perunut dalam reaksi kesetimbangan kimia dinamis.
Selain itu, radioaktif digunakan sebagai perunut untuk mempelajari mekanisme fotosintesis.
Dalam proses fotosintesis, tanaman menggunakan klorofil dalam daun untuk menyerap energi
matahari yang digunakan untuk mengubah karbon dioksoda (CO 2) dan air (H2O) menjadi
karbohidrat (C6H12O6). Proses perubahan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan
radioisotop C-14 yang terdapat pada CO2 dan radioisotop O-18 pada H2O sebagai perunut.
2. Bidang Kedokteran
Apabila seseorang yang menderita penyakit dalam atau memiliki kelainan di dalam
tubuhnya, tetapi belum diketahui jenis dan letak penyakitnya, maka digunakanlah radioisotop
(unsur radioaktif) sebagai pendiagnosa. Diagnosis dilakukan dengan cara menyuntikkan
radioisotop kedalam tubuh ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah vena, sehingga
radioisotop akan mengalir bersama darah dan berkumpul pada bagian tubuh pasien yang
sakit. Dengan menggunakan alat detektor, maka bagian yang sakit pada tubuh dapat
ditemukan.
Radioisotop (unsur radioaktif) yang dapat digunakan sebagai perunut diagnosis antara lain :
Radioisotop Fungsi
Na-23 Mendeteksi penyakit penyumbatan darah
pada pembuluh darah
P-32 Mendeteksi letak tumor otak
I-131 Mengetahui penyakit hipertiroidi
Ca-47 Menentukan penyakit pada tulang dan darah
Fe-59 Mengetahui peredaran besi dalam darah
Tc-99 Melihat rangka internal organ tubuh
H-3 Menghitung volume cairan dalam tubuh
Tl-201 Mendeteksi penyakit jantung dan pembuluh
darah
Xe-133 Mendeteksi penyakit paru-paru
Sr-85 Mendeteksi penyakit pada tulang
Sr-75 Mendeteksi penyakit pada pankreas
3. Bidang Hidrologi
Hidrologi merupakan (Wiyono : 2007) ilmu yang mempelajari tentang air bawah
tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya (termasuk hubungannya dengan makhluk
hidup). Kegunaan radioisotop dalam bidang hidrologi adalah mengukur kecepatan aliran air
sungai, air tanah, dan minyak bumi dalam pipa serta mendeteksi kebocoran pipa dalam tanah.
Teknik pemanfaatan dalam hidrologi memanfaatkan kelarutan zat radio aktif pada air atau
minyak bumi.
Untuk mengukur kecepatan aliran air sungai, ditaburkan senyawa bertanda (senyawa
yang mengandung radioisotop) yang larut dalam air, misalnya, NaCl dengan isotop Na-24 di
bagian hulu sungai. Di arah hilir sungai, dipasang detektor yang akan menunjukkan kapan
radioisotop mencapai tempat itu. Dengan demikian, waktu yang diperlukan air untuk
menempuh jarak itu dapat diukur. Teknik ini juga dapat dilakukan untuk mengukur kecepatan
air tanahm dan minyak bumi dalam pipa.
Untuk menyelidiki kebocoran pipa air dibawah tanah, dimasukkan sedikit radioisotop
natrium dalam bentuk natrium karbonat yang larut dalam air ke dalam aliran air dalam pipa.
Setelah itu, dengan sebuah detektor intensitas radiasi diatas tanah yang melalui pipa tersebut
diperiksa. Jika ditemukan tempat yang memiliki intensitas radiasi lebih daripada normal,
dapat dicurigai di tempat itu ada kebocoran. Tanpa radioisotop, pekerjaan ini hanya dapat
dilakukan dengan menggali semua tanah di atas pipa.
4. Bidang Pertanian
Kadar dan kuantitas penyerapan besi oleh tumbuhan dapat diketahui dengan
mencampurkan fosforus yang bersifat radioaktif dalam besi, setelah beberapa waktu,
tumbuhan diuji dengen detektor Geiger-Muller. Selain itu, senyawa radioaktif P-32 juga
dapat digunakan untuk menyelidiki penempatan pupuk yang baik, apakah di permukaan atau
di dalam tanah, dan umur tanaman pada saat pemupukkan yang tepat, serta jarak
pemupukkannya dari tanaman. Untuk menyelidiki efektivitas pemupukan pada tanaman,
dapat digunakan unsur radioaktif N-15.
Untuk menentukan pemakaian jumlah pupuk optimum. Berapa jumlah senyawa fosfat
yang harus ditambahkan kedalam tanah dan jumlah senyawa fosfat yang digunakan tanaman.
Dengan menambahkan ammonium fosfat berlabel P-32 yang memiliki aktivitas tertentu,
selanjutnya dilakukan pengukuran aktivitasnya pada akar, daun, batang atau bagian tanaman
lainnya. Total fosfor yang dibutuhkan tanaman ditentukan melalui analisis kimia dan
penambahan pupuk ditentukan oleh keraktifan yang terukur. Selisih kedua pengukuran itu,
merupakan fosfor yasng terdapat dalam tanah. Berdasarkan dari hasil penelitian (Sunarya :
2012) terbukti bahwa hasil panen jauh lebih melimpah apabila penambahan pupuk fosfat
dilakukan pada saat benih disemai atau pada saat 60% pertumbuhan akar
5. Bidang Industri
Dalam industri, pemakaian perunut (pendeteksi) juga banyak digunakan. Jalannya
suatu katalis (zat yang mempercepat laju pembentukan produk) di pabrik kimia dapat dapat
diikuti dengan menggabungkan perunut radioaktif pada katalis, sebaga contoh Ir-192 pada
katalis Pt-Ir. Dengan mengikuti kereaktifan Ir-192 kita dapat menentukan kecepatan
pengangkutan katalis tersebut dan ke arah mana dari pabrik.
Selain itu, radioaktif dapat digunakan untuk menguji kualitas barang, yaitu apakah
barang baik ataukah berlubang-lubang. Contohnya, beton dan lembaran besi. Jika pada salah
satu sisi lembaran diletakkan zat radioaktif dan pada sisi yang lain dipasang alat pelacak
(detektor) dan lembaran itu bergerak perlahan-lahan. Bila intensitas sinar tidak sama, berarti
kualitas lembaran tersebut tidak baik atau berlubang-lubang.
2.5.2 Penggunaan Radioaktif Sebagai Sumber Radiasi
Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop pada umumnya memiliki daya tembus
lebih besar dari pada daya tembus cahaya tampak. Daya tembus cahaya bergantung pada tiga
faktor yaitu sejenis radiasi, energi radiasi dan bahan yang dilalui oleh radiasi. Radiasi
radioisotop dapat menimbulkan pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh negatif
yaitu terhambatnya pertumbuhan tanaman. Adapun pengaruh positif dari radiasi yaitu
perubahan energi radiasi menjadi energi listrik yang dimanfaatkan untuk PLTN (Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir). Berikut ini adalah beberapa penggunaan radioisotop sebagai sumber
radiasi :
1. Bidang kedokteran
Salah satu penggunaan radioaktif sebagai sumber radiasi dalam bidang kedokteran
adalah sterilisasi radiasi. Radiasi menggunakan unur Co-60 dan Cs-137 dalam dosis tertentu
dapat mematikan mikroorganisme, sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat
kedokteran. Sterilisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu :
a. Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b. Sterilisasi radiasi tidak menimbulkan residu (endapan atau ampas) bahan kimia.
c. Karena dikemas dahulu baru disterilkan, maka alat tersebut tidak mungkin akan
tercemar bakteri lagi sampai kemasan dibuka. Berbeda dengan cara konvensional,
yaitu disterilkan dahulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
Selain itu, berbagai jenis tumor atau kanker dapat pula diterapi menggunakan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker, dapat dirusak oleh radiasi, tetapi sel kanker
atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor
dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
Radioisotop yang digunakan untuk terapi kanker adalah Co-60, suatu pemancar gama. Dan
dengan sinar beta dari P-32 telah digunakan untuk menyembuhkan penyakit polycythemia
(penyakit akibat berlebhnya jumlah sel darah merah).
2. Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian radiasi radioaktif dapat digunakan untuk pemberantasan
hama, pemuliaan tanaman dan penyimpanan makanan. Radiasi dapat mengakibatkan efek
biologis, misalnya kemandulan pada serangga jantan. Sifat ini digunakan untuk memberantas
hama. Di laboratorium (Purba : 2006), dibiakkan hama dalam jumlah banyak, lalu diradiasi,
sehingga yang jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang
hama. Diharapkan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan hama mandul yang
dilepas. Telur dari hasil perkawinan tersebut tidak akan menetas. Demikian populasi hama
akan berkurang. Kendala dari teknik ini adalah serangga (hama) yang dilepaskan harus cukup
banyak, sehingga lebih banyak perkawinan antara hama betina dan hama jantan yang sudah
dimandulkan. Oleh karena perkawinan dengan jantan setempat (yang tidak diradiasi) juga
tetap ada, maka hama tidak habis tetapi hanya jumlahnya saja yang berkurang.
Pemuliaan tanaman atau pembentukkan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi (Purba : 2006) , bibit pada padi diberi dosisi
yang bervariasi, dari dosis kecil yang tidak membawa pengaruh, hingga dosis tersebasar yang
mematikan (biji tidak tumbuh). Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan
ditanam berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya. Selanjutnya akan dipilih varietas
yang dikehendaki, misalnya yang tanah hama, berbulir banyak dan berumur pendek.
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jik simpan lama
akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi,
sebelum bahan tersebut disimpan diberi radiasi dengan dosis tertentu, sehingga tidak akan
bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama. Radiasiunur Cs-137 dan Co-60juga
digunakan untuk mensterilkan bahan makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau
jamur. Selain itu Co-60 dan Cs-137 dapat digunakan untuk merusak enzim yang membuat
kentang berwarna coklat ketika diolah.
3. Bidang Industri
Salah satu kegunaan zat radioaktif sebagai sumber radiasi dalam bidang industri
adalah mengontrol ketebalan bahan. Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas,
film atau lepengan logm (seperti aluminium foil) dapat dikontrol menggunakan radiasi.
Prinsipnya adalah intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang
dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal,
maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisma alat akan
mengatur penekanan lebih kuat, sehingga ketebalan dapat dipertahankan. Sedangkan dalam
sector radiografi, pada pemotretan bagian dalam suatu benda, digunakan radiasi yang
memiliki daya tembus besar seperti sinar X dan sinar gama. Untuk bahan yang lebih tebal,
misalnya baja dengan ketebalan 4 cm digunakan radioisotop Co-60, sedangkan untuk bahan
dengan ketebalan 1 cm digunakan radioisotop Ir-92.
Selain itu, zat radioaktif sebagai sumber radiasi dalam bidang industri berguna dalam
pengawetan makanan. Sebenarnya radiasi telah banyak digunakan untuk mengawetkan
bahan seperti kayu, barang-barang seni dan makanan. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu
tekstil karena mengubah stuktur serat, sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman, sehingga
dapat disimpan lebih lama.
1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat diperoleh
dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera positron
(teknik imaging)
2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan
angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau
bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera
gamma atau kamera positron.
3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine dsb)
yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan
pada detektor radiasi (teknik non-imaging).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
Akhadi,M., (1997). Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: penerbit Rineka
Sutresna, N., (2008). Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XII. Bandung : Grafindo Media
Pratama.
2011. http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/radioisotop.pdf