Anda di halaman 1dari 13

ANALISA RISIKO PROSES PEMBANGUNAN KAPAL BARU 3.

500 LTDW
WHITE PRODUCT OIL TANKER – PERTAMINA
DI PT. DUMAS TANJUNG PERAK SURABAYA

Minto Basuki 1, Binti Chairunnisak 1


1
Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. AR Hakim, No, 100 Surabaya, 60117, telpon 031-594503 ext. 824
Email: mintobasuki@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada
proses bangunan baru pada industri galangan kapal skala kecil. Analisis dilakukan
pada proses bangunan baru 3.500 LTDW White Product Oil Tanker – PERTAMINA
di PT Dumas Tanjung Perak Surabaya (DTPS). Data yang dipakai adalah data
historis selama proses pembangunan Kapal Baru 3.500 LTDW White Product Oil
Tanker - PERTAMINA dengan menggunakan metode statistik. Hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan standar manajemen risiko Australia dan Selandia Baru
(AS/NZS) 4360:2004. Dari hasil analisis, sumber risiko dari proyek Kapal Baru 3.500
LTDW White Product Oil Tanker - PERTAMINA didapatkan 12 sumber risiko, baik
itu internal maupun eksternal yaitu terdiri dari 3 kejadian risiko dari
keterlambatan dalam desain dan perencanaan, 2 kejadian risiko dari
keterlambatan dalam supply material/equipment dan 7 kejadian risiko dari
keterlambatan proses produksi. Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko, maka
sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul
dengan tingkatan risiko sangat tinggi yaitu pekerjaan perbaikan/revisi karena
penyesuaian permintaan dari pemilik kapal dan pihak klasifikasi.

Kata kunci: manajemen risiko, bangunan baru, White Product Oil Tanker.

Abstract: The aims of this research are to find potential risk and rank of risk in
process new building at small scale of shipyard industry. The analysis was in
process new building 3.500 LTDW White Product Oil Tanker - PERTAMINA at PT
Dumas Tanjung Perak Surabaya (DTPS). Historical data in process new building
3.500 LTDW White Product Oil Tanker - PERTAMINA will be to analysis with
statistical method. This results will be compare with risk management standards
Australia and New Zealand (AS / NZS) 4360:2004 code. The analysis of results can
be potential hazards of the new building 3.500 LTDW White Product Oil Tanker -
PERTAMINA project, was found 12 risk sources, both internal and external that is
comprised of 3 events the potential risks of delays in design and planning, 2 events
in the potential risks of delay in supply of materials / equipment and the potential
risks of the 7 events delay the production process. Item revised mater from request
of owner and classification are catastrophic risk the project delay.

Key words: risk management, new building, White Product Oil Tanker

97
PENDAHULUAN kan sebuah proyek besar, risiko yang
dihadapi juga akan semakin besar. Jika hal
Industri perkapalan di Indonesia tersebut tidak diantisipasi dengan baik,
belakangan ini mengalami kelesuan pe- kerugian bahkan mungkin bangkrutnya
sanan kapal baru, terutama perusahaan sebuah perusahaan tak mustahil akan
palayaran swasta yang lebih banyak terwujud (Basuki et al, 2012). Dengan
membeli kapal baru dari galangan luar demikian, diperlukan strategi khusus
negeri (Suryohadiprojo, 2004). Hal ini di- untuk mengantisipasi berbagai risiko yang
sebabkan karena galangan kapal di mungkin terjadi. Hal ini jamak dikenal
Indonesia dalam menyelesaikan pesanan dengan nama manajemen risiko. Seperti
kapal baru masih membutuhkan waktu yang dilakukan oleh PT DUMAS TANJUNG
cukup lama. Selain dari itu perusahaan PERAK SHIPYARD untuk membangun
pelayaran (owner) dan perusahaan ga- sebuah proyek kapal bangunan baru,
langan kapal masih kesulitan untuk diantaranya pembangunan kapal baru
mendapatkan pendanaan disebabkan 3.500 LTDW White Product Oil Tanker –
oleh tingginya tingkat sukubunga per- PERTAMINA.
bankan di Indonesia. (Basuki et al, 2012). Menurut Basuki dan Novendi
Industri galangan kapal di Indonesia ma- (2009), dalam bisnis jasa pembangunan
sih kalah bersaing dengan industri gala- kapal baru terdapat sifat-sifat unik
ngan kapal luar negeri seperti Singapura, sehingga diperlukan sejumlah asumsi
Hongkong, dan Malaysia, apalagi per- untuk memperkirakan data-data dan
saingan dengan negara Korea Selatan dan informasi yang belum tersedia selama
Jepang. Apalagi sekarang dengan ber- proses berjalannya proyek, sejak tahap
kembangnya industri perkapalan di perencanaan sampai pelaksanaan. Asumsi
Vietnam, yang notabene baru ber- dan perkiraan yang digunakan mendu-
kembang akhir-akhir ini, yang sebetulnya kung adanya ketidak pastian ini. Risiko
lebih dahulu dari Indonesia (China yang dihadapi proyek bergantung pada
Knowledge, 2009). asumsi dan perkiraan yang digunakan.
Dari keadaan tersebut, perlu ada- Risiko yang akan dihadapi dalam proyek
nya pengkajian dari segi produktivitas dan lebih berat sehubungan dengan sifat
efisiensi kerja. Untuk mendukung pening- proyek hanya berjalan dalam satu jangka
katan produktivitas pada pembangunan waktu pelaksanaan yang tidak berulang.
kapal baru perlu dikembangkan suatu sis- Sehubungan dengan itu diperlukan ma-
tem yang disesuaikan dengan kondisi najemen risiko untuk melihat risiko-risiko
galangan kapal. Salah satu usaha pe- yang dihadapi dan meninjau pengaruhnya
ningkatan produktivitas galangan kapal terhadap sasaran kegiatan. Selanjutnya
adalah dengan meningkatkan kemampu- akan dapat direncanakan penanganan
an membangun kapal sesuai standar untuk meminimalisasi akibat buruknya
mutu yang ditentukan oleh pihak peme- sehingga dapat mendukung terwujudnya
san. Pesanan kapal dapat dilakukan tepat sasaran kegiatan.
waktu, harga bersaing serta mutu yang Secara garis besar, ada tiga faktor
memadai. yang berpengaruh terhadap proses pem-
Industri galangan kapal adalah salah buatan sebuah kapal, yaitu proses desain,
satu industri pada kelompok yang beri- pengadaan material dan produksi. Apa-
siko tinggi (High Risk). Dalam menjalan- bila ketiga faktor tersebut mengalami

98 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


masalah maka proses pembuatan kapal Metode yang digunakan untuk
akan mengalami kemunduran dalam hal mengumpulkan data dalam hal ini adalah
waktu dan juga akan mengalami penam- dengan terlibat langsung di dalam proyek
bahan biaya. Hal ini jelas tidak diharapkan pembangunan kapal 3.500 LTDW White
oleh galangan pembuat kapal. Untuk me- Product Oil Tanker – PERTAMINA di PT.
ngatasi hal tersebut di atas perlu di- DUMAS, data-data tersebut di peroleh
adakan analisa dengan cara melihat se- dari pengumpulan data-data yang sudah
jauh mana pelaksanaan pembuatan kapal ada dan yang masih dalam proses ber-
tersebut sesuai dengan rencana semula langsungnya proyek tersebut. Peninjauan
yang telah direncanakan. Hal tersebut lapangan dilakukan guna mendapatkan
bertujuan untuk memperkecil kesalahan- hasil nyata proses pembangunan kapal
kesalahan yang terjadi pada saat proses baru sejauh mana dapat berjalan pada
pembangunan yang dapat menurunkan galangan kapal di PT. DUMAS.
kualitas kapal.
Risiko yang tidak tertangani dengan Tahap Identifikasi Risiko
baik akan mengganggu proses pemba- Proses manajemen risiko merupa-
ngunan kapal. Hal tersebut terbukti kan suatu hal yang mutlak, jika kita ingin
dengan adanya kemunduran penyelesa- menghindari kerugian dalam usaha atau
ian pekerjaan dari jadwal yang telah bisnis. Tahap pertama yang harus di-
direncanakan, seperti yang terjadi pada lakukan dalam proses manajemen risiko
proses pembangunan kapal 3.500 LTDW adalah identifikasi risiko. Pada tahap ini,
White Product Oil Tanker – PERTAMINA di kita harus mengumpulkan informasi me-
PT. Dumas. Menurut Basuki (2008), pada ngenai risiko-risiko apa saja yang kira-kira
galangan kapal di Indonesia, belum ada mengancam aktivitas usaha kita. Iden-
pembahasan dan analisa mengenai tifikasi risiko dapat dilakukan dengan per-
manajemen risiko, meski risiko yang tanyaan where, when, why, and how ter-
dihadapi tidak kalah besar dari bidang hadap kejadian-kejadian yang dapat
yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan menghambat atau mempengaruhi penca-
identifikasi dan analisa terhadap risiko- paian tujuan proses operasional. Alat dan
risiko yang terjadi pada proses pem- teknik yang dapat digunakan dalam pe-
bangunan 3.500 LTDW White Product Oil ngidentifikasian risiko antara lain melalui
Tanker – PERTAMINA berapa besar pe- checklist, penilaian berdasarkan penga-
luang risiko yang terjadi, kerugian atau laman, dan dokumen yang sudah ada,
dampak apa yang akan dialami oleh pe- observasi, serta wawancara dan interaksi
rusahaan jika risiko itu terjadi serta tin- langsung dengan proses yang akan
dakan antisipasi yang mungkin dilakukan diidentifikasi risikonya (Basuki dan
oleh perusahaan untuk mengurangi Novendi, 2010).
kerugian atas terjadinya risiko tersebut
dengan pendekatan manajemen risiko. Tahap Analisis Risiko
Tahap analisis risiko dilakukan se-
telah proses identifikasi terhadap risiko
METODE PENELITIAN pada proses operasional pembangunan
kapal 3.500 LTDW White Product Oil
Tahap Studi Literatur dan Pengumpulan Tanker – PERTAMINA dilakukan. Tahapan
Data ini bertujuan untuk memisahkan risiko

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 99


mayor dan risiko minor, menyiapkan data Tahap Mitigasi Risiko
dan mempersiapkan tahap selanjutnya Pada tahap mitigasi akan dilakukan
yaitu melakukan evaluasi dan penanga- penentuan langkah-langkah yang akan di-
nan risiko. Analisis dapat berbentuk lakukan untuk menangani risiko yang te-
kualitatif, semi kuantitatif dan kuantitatif lah teridentifikasi. Beberapa pilihan yang
atau kombinasi dari ketiganya. Dalam dapat dilakukan untuk pengendalian
pelaksanaannya, analisis kualitatif sering risiko menurut standar Australia New
digunakan terlebih dahulu untuk menen- Zealand (AS/NZS) 4360:2004 yaitu: meng-
tukan indikasi dari level risiko secara hindari risiko (avoid), memindahkan ri-
umum kemudian apabila diperlukan maka siko (transfer), mengurangi peluang atau
analisis kuantitatif secara lebih spesifik dampak yang terjadi (mitigate), menahan
dapat dilakukan risiko (retain) serta menerima risiko
(accept).
Tahap Evaluasi Risiko
Pada evaluasi risiko dilakukan per-
bandingan antara level-level risiko yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperkirakan terjadi dengan penetapan
kriteria sebelumnya. Hasil dari evaluasi Identifikasi Hazard/Sumber Risiko
risiko adalah berupa daftar tingkat pri- Sebuah sumber risiko atau hazard
oritas untuk tindakan lebih lanjut. Dalam adalah sesuatu yang secara intrinsik ber-
mengevaluasi risiko juga perlu diper- potensi untuk membahayakan atau mem-
timbangkan tujuan dari organisasi dan ke- bantu terjadinya risiko. Sumber risiko
sempatan yang mungkin muncul. Jika membantu mendiskripsikan akar perma-
risiko ada pada kategori low, maka risiko salahan dari sebuah risiko. Sumber risiko
tersebut mungkin dapat diterima oleh juga mendiskripsikan bagaimana sebuah
perusahaan dan ditangani dengan cara risiko terjadi dan mengarahkan pende-
minimal. Tahap evaluasi ini juga meliputi katan untuk memperlakuan risiko. Tabel 1
pembuatan peta risiko (risk mapping) berikut ini mendiskripsikan sumber risiko.
untuk mengetahui level dari tiap risiko
yang ada.

Tabel 1. Sumber Risiko

Kejadian Risiko Sumber Risiko


Gambar kerja ada revisi
Keterlambatan dalam
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).
design dan perencanaan
Approval drawing dari Owner dan klasifikasi \terlambat
Keterlambatan dalam Proses pembuatan Purchase Order lambat.
Supply material/ equip-
Keterlambatan proses shipment
ment
Keterbatasan lahan galangan untuk pembangunan kapal
Keterlambatan dalam Peralatan (Crane) yang di butuhkan kurang lengkap
proses pekerjaan pro- Penundaan pekerjaan karena material belum datang.
duksi Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi
syarat dari sub-kontraktor.

100 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


Kejadian Risiko Sumber Risiko
Respon Instruksi yang lambat
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian
permintaan dari owner dan pihak klasifikasi
Kesadaran dari SDM untuk menyeleseikan proyek

Tahap Analisis Risiko sekuensi dihitung dari besar kerugian


Analisis risiko didasarkan faktor waktu dalam suatu periode waktu dari
konsekuensi atau akibat, kriteria suatu kejadian tersebut. Terdapat lima
kemungkinan dari berbagai hazard yang pengkategorian consequences menurut
berhasil diidentifikasi. Konsekuensi ada- standar AS/NZS (dalam Basuki dan
lah suatu akibat dari kejadian yang biasa- Setyoko, 2009), seperti pada tabel 2
nya diekpresikan sebagai kerugian dari berikut:
kejadian atau suatu risiko, sehingga kon-

Tabel 2. Kriteria Konsekuensi / Akibat

Indeks Rating Tingkat Akibat /


Keterangan
Akibat Konsekuensi
1 Tidak Berat / Insignificant Waktu terbuang < 10 hari
2 Agak Berat / Minor Waktu terbuang 10 s/d 20 hari
3 Berat / Moderate Waktu terbuang 20 s/d 50 hari
4 Sangat Berat / Major Waktu terbuang 50 s/d 100 hari
5 Malapetaka / Catastrophic Waktu terbuang > 100 hari

Dari data histori kejadian, dapat maka diperoleh faktor tambah konse-
ditentukan besarnya faktor tambah nilai kuensi seperti yang ditunjukkan pada
konsekuensi. Dengan perhitungan mean tabel 3 berikut.
atau rata-rata penundaan tiap kejadian

Tabel 3. Nilai Akibat risiko per peristiwa

Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat (per hari)


Gambar kerja ada revisi 3
Keterlambatan dalam Masalah jenis pekerjaan baru (transfer
7
design dan perenca- of technology).
naan Approval drawing dari Owner dan
5
klasifikasi \terlambat
Keterlambatan dalam Proses pembuatan Purchase Order
1
Supply material atau lambat.
equipment Keterlambatan proses shipment 3

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 101


Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat (per hari)
Keterbatasan lahan galangan untuk
8
pembangunan kapal
Peralatan (Crane) yang di butuhkan
4
kurang lengkap
Penundaan pekerjaan karena material
5
belum datang.
Keterlambatan dalam Kurangnya ketersediaan tenaga kerja
proses pekerjaan yang memenuhi syarat dari sub- 4
produksi. kontraktor.
Respon Instruksi yang lambat 1
Pekerjaan perbaikan/revisi karena
penyesuaian permintaan dari owner 8
dan pihak klasifikasi.
Kesadaran dari SDM untuk
4
menyeleseikan proyek

Jadi, hasil perhitungan probabilitas kurun waktu pengerjaan 21 bulan. Dis-


selama 1 bulan dikalikan dengan angka 21 kripsi kualitatif dari kemungkinan di-
yang mewakili jumlah bulan penelitian rancang untuk menjawab seberapa sering
yang dimulai pada bulan Agustus 2010 terjadinya suatu peristiwa risiko (risk
hingga bulan April 2012. Dari proses pe- event). Tabel 4. berikut ini menunjukkan
ngolahan data di atas didapatkan pro- kriteria asesmen kemungkinan dari suatu
babilitas setiap sumber risiko selama peristiwa risiko.

Tabel 4. Kriteria Kemungkinan

Indeks Rating
Frekuensi Probabilitas
Kemungkinan Kemungkinan
Jarang Terjadi/ Peristiwa/kejadian yang mungkin
1 < 1%
Rare terjadi minimal 1 kali dalam 15 bulan
Kemungkinan
Peristiwa/kejadian yang mungkin
2 Kecil terjadi/ 1% - 4%
terjadi minimal 1 kali dalam 10 bulan
Unlikely
Mungkin Terja- Peristiwa/kejadian yang mungkin
3 5% - 9%
di/Possible terjadi minimal 1 kali dalam 5 bulan
Kemungkinan
Peristiwa/kejadian yang mungkin
4 Besar Terjadi/ 10% - 15%
terjadi minimal 1 kali dalam 1 bulan
Likely
Peristiwa/kejadian yang mungkin
Sering Terjadi/
5 terjadi minimal 1 kali dalam 3 ≥ 16%
Almost Certain
minggu

102 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


Probabilitas atau biasa disebut sering digunakan adalah frekuensi.
sebagai likelihood adalah kemungkinan Karena ada perubahan delivery kapal baru
suatu risiko tersebut akan muncul, bia- dilakukan pada bulan Agustus 2012, maka
sanya digunakan data historis untuk me- perhitungan juga dilakukan sampai
ngestimasi kemungkinan tersebut. Per- Agustus 2012, seperti pada tabel 5 be-
hitungan kemungkinan atau peluang yang rikut:

Tabel 5. Perhitungan Kemungkinan dan Akibat risiko dalam Kurun Waktu Bulan
Agustus 2010 s/d April 2012

Kemungkinan Akibat Akibat


Kejadian Risiko Sumber Risiko
(likelihood) (per hari) Risiko
Gambar kerja ada revisi 42 3 45
Keterlambatan
Masalah jenis pekerjaan baru
dalam design 46 7 53
(transfer of technology).
dan
perencanaan Approval drawing dari Owner
46 5 51
dan klasifikasi \terlambat
Keterlambatan Proses pembuatan Purchase
21 1 22
dalam Supply Order lambat.
material /
Keterlambatan proses shipment 46 3 49
equipment
Keterbatasan lahan galangan
50 8 58
untuk pembangunan kapal
Peralatan (Crane) yang di
46 4 50
butuhkan kurang lengkap
Penundaan pekerjaan karena
50 5 55
material belum datang.
Keterlambatan
Kurangnya ketersediaan tenaga
dalam proses
kerja yang memenuhi syarat 67 4 71
pekerjaan
dari sub-kontraktor.
produksi.
Respon instruksi yang lambat 21 1 22
Pekerjaan perbaikan/revisi
karena penyesuaian permintaan 96 8 104
dari owner dan pihak klasifikasi.
Kesadaran dari SDM untuk
25 4 29
menyeleseikan proyek

Berdasarkan tabel likelihood/ ke- diklasifikasikan berdasarkan pada ke-


mungkinan dan consequences/akibat mungkinan, level kemungkinan dan level
(AS/NZS 4360:2004) yang telah dibahas akibat sebagaimana ditunjukkan pada
pada bagian sebelumnya, maka likelihood tabel 6, 7 dan 8 berikut:
dari risiko yang telah diidentifikasi dapat

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 103


Tabel 6. Perhitungan Persentase Kemungkinan

Kemungkinan % Akibat
Kejadian Risiko Sumber Risiko
(likelihood) Kemungkinan Risiko

Gambar kerja ada revisi 42 5.60 45


Keterlambatan Masalah jenis pekerjaan
dalam design baru (transfer of 46 6.13 53
dan technology).
perencanaan Approval drawing dari
Owner dan klasifikasi 46 6.13 51
\terlambat
Keterlambatan Proses pembuatan
21 2.80 22
dalam Supply Purchase Order lambat.
material/ Keterlambatan proses
46 6.13 49
equipment shipment
Keterbatasan lahan
galangan untuk 50 6.67 58
pembangunan kapal
Peralatan (Crane) yang di
46 6.13 50
butuhkan kurang lengkap
Penundaan pekerjaan
karena material belum 50 6.67 55
datang.
Kurangnya ketersediaan
Keterlambatan tenaga kerja yang
67 8.93 71
dalam proses memenuhi syarat dari
pekerjaan sub-kontraktor.
produksi. Respon Instruksi yang
21 2.80 22
lambat
Pekerjaan
perbaikan/revisi karena
penyesuaian permintaan 96 12.80 104
dari owner dan pihak
klasifikasi.
Kesadaran dari SDM
untuk menyeleseikan 25 3.33 29
proyek

Tabel 7. Level kemungkinan

%
Kejadian Risiko Sumber Risiko Level Indeks
Kemungkinan
Keterlambatan Gambar kerja ada revisi Mungkin
5.60 3
dalam design Terjadi/Possible
dan Masalah jenis pekerjaan Mungkin
6.13 3
perencanaan baru (transfer of technology) Terjadi/Possible

104 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


%
Kejadian Risiko Sumber Risiko Level Indeks
Kemungkinan
Approval drawing dari
Mungkin Terjadi
Owner dan klasifikasi 6.13 3
/ Possible
\terlambat
Keterlambatan proses Mungkin Terjadi
6.13 3
shipment / Possible
Keterbatasan lahan galangan Mungkin Terjadi
6.67 3
untuk pembangunan kapal / Possible
Peralatan (Crane) yang di Mungkin Terjadi
6.13 3
butuhkan kurang lengkap / Possible
Penundaan pekerjaan karena Mungkin Terjadi
6.67 3
material belum datang. / Possible
Kurangnya ketersediaan
Mungkin Terjadi
Keterlambatan tenaga kerja yang memenuhi 8.93
/ Possible
3
dalam proses syarat dari sub-kontraktor.
pekerjaan Kemungkinan
Respon Instruksi yang
produksi. 2.80 Kecil terjadi / 2
lambat
Unlikely
Pekerjaan perbaikan/revisi
Kemungkinan
karena penyesuaian
12.80 Besar Terjadi/ 4
permintaan dari owner dan
Likely
pihak klasifikasi.
Kemungkinan
Kesadaran dari SDM untuk
3.33 Kecil terjadi / 2
menyeleseikan proyek
Unlikely

Tabel 8. Level Akibat

Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat Risiko Level Indeks

Berat /
Gambar kerja ada revisi 45 3
Moderate
Keterlambatan Masalah jenis pekerjaan
Sangat Berat /
dalam design baru (transfer of 53 4
Major
dan technology).
perencanaan Approval drawing dari
Sangat Berat /
Owner dan klasifikasi 51 4
Major
\terlambat
Keterlambatan Proses pembuatan Purchase Berat /
22 3
dalam Supply Order lambat. Moderate
material / Keterlambatan proses Berat /
49 3
equipment shipment Moderate
Keterlambatan Keterbatasan lahan galangan Sangat Berat /
58 4
dalam proses untuk pembangunan kapal Major
pekerjaan Peralatan (Crane) yang di Berat /
50 3
produksi. butuhkan kurang lengkap Moderate

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 105


Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat Risiko Level Indeks

Penundaan pekerjaan karena Sangat Berat /


55 4
material belum datang. Major
Kurangnya ketersediaan
Sangat Berat /
tenaga kerja yang memenuhi 71 4
Major
syarat dari sub-kontraktor.
Respon Instruksi yang Berat /
22 3
lambat Moderate
Pekerjaan perbaikan/revisi
karena penyesuaian Malapetaka /
104 5
permintaan dari owner dan Catastrophic
pihak klasifikasi.
Kesadaran dari SDM untuk Berat /
29 3
menyeleseikan proyek Moderate

Tahap Evaluasi Risiko Indeks Risiko (R)= Indeks Kemungkinan (K) +


Dari tabel level kemungkinan dan Indeks Akibat (Konsekuensi) (A)
akibat tersebut di atas akan diperoleh
tingkatan indeks risiko masing masing per Sehingga akan diperoleh hasil akhir
kejadian, dengan menggunakan rumus indeks Risiko yang akan dipetakan sesuai
yang di peroleh dengan mengkombinasi- dengan peta matrik risiko, berikut adalah
kan rating kemungkinan dan rating akibat peta matrik risiko 5 x 5 bisa dilihat pada
dari suatu peristiwa (risk event). Formula Gambar 1 berikut ini.
berikut ini digunakan untuk mengukur
risiko dari suatu kejadian.

6 7 8 9 10
5 Sangat Sangat
RATING TINGKAT KEMUNGKINAN

Moderat (M) Tinggi (T) Tinggi (T) Tinggi (E) Tinggi (E)
5 6 7 8 9
4 Rendah (R) Moderat Tinggi (T) Tinggi (T) Sangat
(M) Tinggi (E)
3 4 5 6 7 8
Rendah (R) Rendah (R) Moderat (M) Tinggi (T) Tinggi (T)
3 4 5 6 7
2 Sangat
Rendah (S) Rendah (R) Rendah (R) Moderat (M) Tinggi (T)
2 3 4 5 6
1 Sangat Sangat
Rendah (S) Rendah (S) Rendah (R) Rendah (R) Moderat (M)
1 2 3 4 5
RATING TINGKAT AKIBAT / KONSEKUENSI

Gambar 1. Peta Matrik Risiko 5 x 5

106 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


Tabel 9. Indeks Akhir Risiko

Indeks Indeks Rating


Kejadian Risiko Sumber Risiko Hasil
Kemungkinan Akibat Risiko
Gambar kerja ada Moderat
3 3 6
revisi (M)
Masalah jenis
Keterlambatan
pekerjaan baru
dalam design 3 4 Tinggi (T) 7
(transfer of
dan
technology).
perencanaan
Approval drawing dari
Owner dan klasifikasi 3 4 Tinggi (T) 7
\terlambat
Proses pembuatan
Keterlambatan
Purchase Order 2 3 Rendah (R) 5
dalam Supply
lambat.
material /
Keterlambatan proses Moderat
equipment 3 3 6
shipment (M)
Keterbatasan lahan
galangan untuk 3 4 Tinggi (T) 7
pembangunan kapal
Peralatan (Crane) yang
Moderat
di butuhkan kurang 3 3 6
(M)
lengkap
Penundaan pekerjaan
karena material belum 3 4 Tinggi (T) 7
datang.
Kurangnya
ketersediaan tenaga
`Keterlambatan
kerja yang memenuhi 3 4 Tinggi (T) 7
dalam proses
syarat dari sub-
pekerjaan
kontraktor.
produksi.
Respon Instruksi yang
2 3 Rendah (R) 5
lambat
Pekerjaan
perbaikan/revisi
karena penyesuaian Sangat
4 5 9
permintaan dari Tinggi (E)
owner dan pihak
klasifikasi.
Kesadaran dari SDM
untuk menyelesaikan 2 3 Rendah (R) 5
proyek

Tahap Mitigasi Risiko mempunyai indeks dalam kategori tinggi,


Berdasarkan tabel indek akhir risiko, yaitu: (i) masalah jenis pekerjaan baru
ditemukan bahwa 5 sumber risiko (transfer of technology), (ii) approval

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 107


drawing dari owner dan klasifikasi/ter- ngat tinggi harus dilakukan mitigasi,
lambat, (iii) Keterbatasan lahan galangan sehingga dampak yang diakibatkan bisa
untuk pembangunan kapal, (iv) diminimalkan. Prosedur mitigasi bisa
penundaan pekerjaan karena material dilakukan dengan menghindari risiko (a-
belum datang, (v) kurangnya ketersediaan void), memindahkan risiko (transfer),
tenaga kerja yang memenuhi syarat dari mengurangi peluang atau dampak yang
sub-kontraktor. Ada 1 sumber risiko yang terjadi (mitigate), menahan risiko (retain)
masuk kategori sangat tinggi, yaitu serta menerima risiko (accept). Proses
pekerjaan perbaikan/revisi karena penye- mitigasi dilakukan seperti pada Tabel 10
suaian permintaan dari owner dan pihak berikut:
klasifikasi. Kategori risiko tinggi dan sa-

Tabel 10. Mitigasi Risiko

Risiko Kategori Mitigasi Risiko


Risiko
Masalah jenis pekerjaan baru Tinggi Pemahaman aturan klasifikasi yang baru.
(transfer of technology) Up date aturan baru.
Antisipasi perkembangan teknologi baru
Koordinasi dengan bagian desain/divisi
teknologi.
Mendatangkan tenaga ahli.
Approval drawing dari Owner dan Tinggi Peningkatan kemampuan SDM dalam
klasifikasi/terlambat bidang desain.
Koordinasi dengan pihak terkait.
Keterbatasan lahan galangan Tinggi Penerimaan order sesuai kemampuan dan
untuk pembangunan kapal kapasitas galangan.
Kerjasama dengan pihak galangan lain.
Rencana pengembangan galangan.
Penundaan pekerjaan karena Tinggi Order yang tepat
material belum datang Spek material lengkap
Suplier material
Kunci kontrak pekerjaan
Local content ditingkatkan
Metode pengiriman
Sertifikasi material
Kurangnya ketersediaan tenaga Tinggi Pemilihan subkontraktor
kerja yang memenuhi syarat dari Kejelasan pekerjaan
sub-kontraktor QA dan QC proses produksi
Standar kualitas
Pembatasan subkontraktor
Pekerjaan perbaikan/revisi Sangat Up date aturan terbaru.
karena penyesuaian permintaan Tinggi Koordinasi dengan pihak terkait.
dari owner dan pihak klasifikasi Kejelasan kontrak pembangunan kapal.

108 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 18, No. 2, Agustus 2012


SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN

Berdasarkan hasil pada pembaha- Basuki, M., 2008, Studi Pengembangan


san, dapat ditarik simpulan sebagai Model Manajemen Risiko Usaha
berikut: Bangunan Kapal Baru pada Industri
Risiko utama pembangunan kapal Galangan Kapal, Tesis tidak
baru 3.500 LTDW White Product Oil dipublikasikan, Program Pasca
Tanker-Pertamina adalah masalah deli- Sarjana, Fakultas Teknologi
very time. Proses identifikasi meng- Kelautan, ITS, Surabaya.
hasilkan 3 (tiga) kejadian risiko yaitu risiko Basuki, M. dan Setyoko, T., 2009, Risiko
keterlambatan design dan perencanaan, Operasional Pada Proses
risiko keterlambatan dalam supply Pembangunan Kapal FPB 38 Dengan
material, dan risiko keterlambatan proses Material Aluminium di PT. PAL
pekerjaan produksi. Indonesia, Prosiding Seminar
Sumber risiko dari proyek kapal Nasional Teknologi Kelautan
3.500 LTDW White Product Oil Tanker – (SENTA) 2009, FTK, ITS.
Pertamina adalah 12 sumber risiko, baik Basuki, M., dan Novendi, I, 2010, Analisa
itu internal maupun external yaitu terdiri Risiko Operasional Pada Proses
dari 3 kejadian risiko dari keterlambatan Konversi Workboat Menjadi Supply
dalam design dan perencanaan, 2 ke- Vessel Kapal MV. Sam Prosper I di
jadian risiko dari keterlambatan dalam PT. Dok dan Perkapalan Surabaya,
supply material/equipment dan 7 ke- Prosiding SENTA 2010, FTK, ITS.
jadian risiko dari keterlambatan proses Basuki, M., Manfaat, D., Nugroho, S., dan
pekerjaan produksi. Dinariyana, AAB., 2012,
Berdasarkan hasil analisa tingkat Improvement of The process of
risiko, maka sumber risiko yang memer- Business of Shipbuilding Industry,
lukan penanganan utama adalah risiko Journal of Economics, Business, &
yang muncul dengan tingkatan risiko Accountancy,Ventura Perbanas,
sangat tinggi yaitu pekerjaan perbai- Volume 15, No. 2, August 2012.
kan/revisi karena penyesuaian permin- Suryohadiprojo, A, 2004, Prospek
taan dari owner dan pihak klasifikasi. Pengembangan Industri Galangan
Proses mitigasi risiko perlu Kapal, Majalah BKI, Jakarta.
dilakukan, khususnya risiko yang masuk ________, 2004, RISK MANAGEMENT,
kategori tinggi dan sangat tinggi, sehingga The Standards Australia and New
keterlambatan penyelesaian proyek bisa Zealand, AS/NZS 4360:2004.
dilakukan tepat waktu dan peluang ________, 2009, Industri Galangan Kapal
terkena penalty semakin kecil. Cina Menunjukan Sinyal Pemulihan,
ChinaKnowledge.

Minto B, Binti C: Analisa Resiko Proses Pembangunan Kapal Baru 109

Anda mungkin juga menyukai