Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul : Pembuatan Natrium Clorida (NaCl)


B. Tujuan Percobaan :1) Memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam
NaCl
2) Mengkristalkan dan mempelajari garam NaCl
C. Tinjauan Pustaka
Garam adalah padatan yang berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (NaCl) >80%,
serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium korida,
dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik higroskopis yangberarti
mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur
pada tingkat suhu 801oC. [1]
Garam merupakan sala satu kebutuhan yang merupakan perlemgkapan dari
kebutuhanpangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Kualitas
gaam yang di kelolah secara tradisional secara umum harus di olah kembali untuk di
jadikan garam industri.pembuatan garam dapat di lakukan dengan beberapa kategori
berdasarkan perbedaan kadungan NaCl nya sebagai unsur utama garam. Jenis
garam dapat di bagi dalam beberapa kategori seperti : kategori baik sekali, baik dan
sedang. Di katakan berkisar baik sekali jika mengandung kadar NaCl >95%, baik
kadar NaCl 80-90% tetapi yang di utamakan adalah yang kandungan garamnya di
atas 95%. Sebelum di temukan cara memproduksi garam, manusia memeberikan
rasa asin pada makananya dengan cara di antarnya dengan menggunakan air laut.
Garam mulai di produksi secara masal di perkirakan di lakukan pada melenium
pertama sebelum masehi, pembuatan natrium kolrida (NaCl) di lakukan dengan
beberapa metode seperti dengan menguapkan air laut dengan bantuan sinar
matahari, mendidihkan air yang mengandung garam sehingga terbentuk lapisan
garam.[2]
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa muatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponene kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl-), dan bisa juga berupa senyawa
organik seperti asetat (CH3COO-) dan ion monoatomikseperti fluorida (F-), serta ion
poliatomik seperti sulfat (SO42-). Natrium klorida (NaCl).Kalium klorida yang di kenal
sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmitik yang tinggi, sebagian besar
senyawa alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan tidak mungkin di pakai
untuk uji identifikasi. Untungnya, setiap logam alkali menghasilkan warna nyala dan
karakteristik apabila senyawa alkali di masukan ke dalam api. Energi tertentu nayala
api di serap oleh elektron-elektron dalam atom logam hingga terjadi eksitasi, dan
kembalinya elektron ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas,
sesuai dengan energi transisi elektronik yang untuk bagi dirinya sendiri. Sebagi
contoh warna nyala natrium merupakan hasil emisi foton (energi) ketika elekton
dalam orbital 3p1 (dalam peringkat tereksitasi) kembali ke orbital 3p1 (dalam peringkat
dasar). Hadirnya elektron 3p1 ini berasal dari reaksi pembakaran dalam nayala api
yang di tangkap oleh ion Na+ dalam senyawanya.[3]
Senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai warna bunsen
yang tak cemerlang menjadi lembayung (lila). Nyala kuning yang di hasilkan oleh
natrium dalam jumlah sedikit mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan
memandang nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang biru, sinar-sinar natrium
yang kuning akan di serap sehingga nayala kalium yang lembayng kemerahan jadi
terlihat.[4]
Persentase kehilangan garam ini bergantung pula pada kondisi garam dan
kadar NaCl yang terkandung dalam garam yang di cuci. Sedangkan pencucian
menggunakan larutan garam jenuh dapat meminimalisasi kehilangan garam karena
pada proses ininkristal garam yang di cuci menggunakan larutan garam jenuh,
sehingga hanya pengotor saja yang akan melarut sedangkan kristal garam tidak ikut
larut. Reduksi pengotor yang terdapat dalam kristal umumnya di lakukan dengan
proses pelarutan. Pengendapan, evaporasi dan kristalisasi. Kristal garam di larutkan
dalam air, di lanjutkan dengan penambahan bahan pengendap, seperti NaOH, NaH,
Na2CO3, NaHCO3, dan Na2C2O4. [5]
Untuk mendapatkan pengotor yang kemudian dapat di filtrasi untuk
memisahkan pengotor tersebut dari larutan garam bersinya. Larutan garam bersi ini
kemudian di panaskan hingga membentuk kristal garam yang lebih murni. Pengotor
pada permukaan kristal garam direduksi dengan proses pencucian menggunakan
larutan garam jenuh, sedangkan pengotor di dalam kristal umunya di reduksi dengan
cara rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal kemudian mengkristalkannya
kembali. Bahan baku yang di gunakan berupa garam yang masih segar, sehungga
memungkinkan hilanh garam hanya 1-2%. Reduksi pengotor yang terdapat di dalam
kristal di lakukan dengan metode hydromilling, di mana kristal garam di kecilkan
ukurannnya dan di cuci kembali menggunakan larutan garam jenuh. Pengecilan
ukuran ini berfungsih untuk melepaskan pengotor yang terjebak di dalam kisi kristal.
Proses pemurnian garam dengan hidroekstraksi memanfaatkan sifat kelarutan NaCl
dalam proses ini, pengotor dalam garamlah yang akan di ekstrak keluar
menggunakan pelarut berupa larutan garam muerni (99%). Larutan garam murni
akan melarutkan pengotor dalam kristal garam (NaCl) tidak akan ikut melarut. Proses
pemurnian garam yang mengaplikasikan metode hidroekstraksi adalah proses
SALEX, Proses Ini Dapat Mereduksi Kandungan Zat Pengotor, baik pengotor terlarut
maupun yang tidak larut di permukaan dan di dalam kristal garam, proses ini dapat
menghasilkan garam 99,7-99,8% NaCl.[6]
D. Metode Percobaan
Metode yang dilakukan dalam percobaan ini adalah metode rekristalisasi melalui
penguapan dan pengendapan. Rekristalisasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk memurnikan padatan. Metode rekristalisai dilakukan berdasarkan pada perbedaan
daya larut antara zat yang dimurnikan dengan pengotor dalam suatu pelarut tertentu.
1. Alat dan Bahan
a. Alat

No Nama Alat Gambar Alat Fungsi Kategori


1. Gelas Kimia Sebagai tempat wadah larutan 1
aquadest, dan larutan garam.

2. Gelas Ukur Untuk mengukur volume 1

3. Cawan petri Wadah saat menimbang garam 1


dan wadah saat melakukan
pengeringan Kristal dalam oven

6. Oven Untuk mengeringkan residu 2


berupa Kristal garam yang
dihasilkan

7. Pesawat keep Sebagai wadah serbuk garam 1


yang akan direaksikan dengan
H2SO4 untuk membuat gas H2

8. Corong Membantu memasukkan asam 1


sulfat kedalam buret dan
pengeluaran serbuk garam
murni dari rangkaian alat keep

9. Statif dan klem Untuk menjepit buret 1


10. Buret Sebagai tempat larutan asam 1
sulfat yang akan di teteskan
kedalam pesawat keep

11. Neraca Analitik Untuk menimbang serbuk 2


garam kotor dan Kristal garam
murni

12. Spatula Untuk mengambil garam yang 1


akan ditimbang

13. Batang Untuk mengaduk larutan garam 1


pengaduk

14. Penyumbat Untuk menutupi lupang pada 1


karet pesawat kepp agar gas H2 yang
terbentuk tidak keluar keudara
b. Bahan

No Nama Sifat Fisik Sifat Kimia Kategori


Bahan
1. Garam - Berbentuk padatan - Larut dalam air Umum
NaCl - Berwarna putih - Larutannya merupakan
- Rasanya asin Elektrolit kuat
2. Asam Sulfat - Cairan berminyak tebal - Mudah larut dalam Khusus
H2SO4 -Berbau (bau tersedak air dingin.
Ketika panas) - Sulfat larut dalam air
- Takber warna Dengan pembebasan banyak
- Titikdidih: 270oC panas.
- Larut dalam etil alcohol.
3. Aquadest - Tidak berbau - Bersifat polar Umum
- Tidak bearasa - Pelarut universal
- Berwarna bening
4. Kertas - Berwarna kuning - Dapat larut secara kimia dalam Umum
Saring pudar pelarut organic, seperti
- Ukuran standar pori (CHCl3) tetra klorometan(CCl4)
0.45 μm. Atau kalium kromat (K2CrO4).

5. Vaselin - sangat lunak - Tidak larut dalam air Khusus


- Bersifat lengket dan licin - Mudah larut dalam benzene
2. Skema Percobaan

Mulai

1. Menimbang sebanyak 180 gram


2. Melarutkan kedalam 500 mL aquades sampai jenuh
3. Menyaring
4. Memasukkan filtrate kedalam gelas kimia
5. Merangkai alat pesawat keep
6. Memasukkan serbuk garam kedalam pesawat keep
7. Memasukkan H2SO4 pekat kedalam corong pisah
8. Meneteskan secara perlahan H2SO4 kedalam pesawat keep
9. Mengamati perubahan yang terjadi
10. Mengalirkan gas H2 melalui selang kedalam gelas kimia yang berisi
larutan garam
11. Menimbang kertas saring kosong
12. Menyaring endapan NaCl murni
13. Mengeringkandalam oven
14. Menimbangkertassaring + endapan

Berat= 0,90 gr

Selesai
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Percobaan
No Perlakuan Pengamatan
1. Menimbang serbuk garam sebanyak 180 - Garam 180 gram
gram - Garam larut, warnanya kuning kecoklatan
2. Melarutkan serbuk garam dengan 500 mL
aquades sampai jenuh
3. Menyaring larutan garam - Filtart : bening
Residu : kuning
4. Merangkai alat pesawat keep
5. Memasukkan serbuk garam kedalam pesawat - Serbuk garam berada di dalam pesawat keep
keep
6. Memasukkan H2SO4 pekat kedalam corong - H2SO4 cokelat terang
pisah
7. Meneteskan H2SO4 tetes demi tetes kedalam -Garam didalam pesawat keep berubah
pesawat keep Menjadi kuning
8 Mengamati perubahan yang terjadi - Terbentuk gas H2 berbentuk gelembung
gas berwarna putih
9. Mengalirkan gas H2 melalui selang kedalam - Terbentuk endapan NaCl murni
gelas kimia yang berisi larutan garam Berwarna putih yang jatuh seperti salju
10.. Menimbang kertas saring kosong - Berat = 2,7701 gram
11. Menyaring endapan NaCl murni - Residu : endapan NaCl murni
Filtrat : larutan garam bening
12. Mengeringkan dalam oven
13. Menimbang kertas saring + kristals - 4,4047 gram

Berat Kristal NaCl murni = (Berat kertas saring + Kristal) - Berat kertas saring kosong
= 4,4047 gram – 2,7701 gram
= 1,6346 gram
Rendemen :
Berat Kristal NaCl
%NaCl murni = Berat Serbuk Garam
x 100%

01,6346 gram
= 180 gran
x 100%
= 0,90 %
2. Pembahasan
Natrium klorida adalah senyawa kimia utama yang terkandung dalam garam
dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, MgSO4, MgCl2.garam dapat di
peroleh dengan tiga cara, yaitu dengan penguapan air laut dengan sinar
matahari, penambangan batuan garam (rock salt) dan dari sumur air garam
(brine). Dalam kasus pemurnian garam NaCl dengan teknikrekristalisasi pelarut
(solven) yang du gunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah
perbedaan kelarutan antara zat yang akan di murnikan dengan kelarutan zat
pencampuran atau pencemarnya.
Pada percobaan pembuatan natrium klorida kali ini bahan atau garam yang di
gunakan adalah garam yang masih mengandung zat pengotor, garam yang
masih dalam bentuk bongkahan-bongkahan ukuran sedang yang kemudian di
timbang sebanyak 180 gram, dan melarutkan serbuk garam ke dalam 500 mL
aquadest sampai jenuh, mengaduk sampai jenuh hingga butiran-butiran garam
tidak larut lagi dan warna larutan garam berwarna kuning kecoklatan yang
menandakan adanya zat pengotor yang terkandung dalam serbuk garam yang
telah di larutkan. Setelah itu menyaring larutan garam menggunakan tisu hingga
di peroleh filtrat yang bening dari larutan garam dan residu yang berwarna
kuning, masih bercampur dengan zat pengotor yang tertahan pada saat
penyaringan, tampak pada Gambar 1. di bawah ini. Dengan reaksi yang di
hasilkan sebagai berikut :
NaCl(s) + H2O(aq) NaOH(aq) + HCl(aq)

(a) (b) (c)

Gambar 1. (a) Pada Saat Penyaringan; (b) Sebelum Penyaringan ;


(c) Setelah Penyaringan (filtrat)

Langka selanjutnya merangkai alat pesawat keep, setelah pesawat keep


selesai terangkai, tampak pada gambar 1.2 di bawah ini. memasukan serbuk
garam kemudian di bentuk, di beri cela/lubang tepat di tengah pesawat keep
guna untuk meneteskan sedikit demi sedikit larutan H2SO4 pekat yang berada
dalam corong pisa,pada rangkaian alat pesawat keep ini harus disumbat dengan
penyumbat yang telah dioleskan dengan vaselin agar saat gas H2 terbentuk tidak
akan keluar dan menyebar keudara. Rangkaian pesawat kepp ini kemudian
disambungkan dengan larutan garam jenuh yang telah bersih dari pengotor
(filtrat) dan garam yang berada dalam pesawat keep menjadi kuning yang
menandakan garam yang berada dalam pesawat keep bereaksi dengan H2SO4.
Kemudian mengamati perubahan yang terjadi, yang menghasilkan gas H2
berbentuk gelembung gas berwarna putih Adapun fungsi dari larutan garam
jenuh adalah untuk mengkondisikan supaya terjadi kesetimbangan antara NaCl
menjadi Na+ dan Cl-. Sehingga menghasilkan reaksi sebagai berikut :
NaCl(s) Na+ (aq)+ Cl-(aq)

Gambar 2. Rangkaian Pesawat Keep

Fungsi penambahan larutan H2SO4 pekat yaitu untuk membantu pembentukan


gas HCl. Kemudian pada saat diamati terbentuk gas HCl, terbentuknya gas HCl
karena pengaruh dari H2SO4 yang bereaksi dengan garam yang terdapat dalam
pesawat keep, gas ini mengalir melalui selang menuju larutan garam jenuh yang
terdapat dalam gelas kimia, terbentuk endapan NaCl murni yang berjatuhan
seperti salju yang mengendap di dalam gelas kimia yang berisi larutan garam
jenuh (filtrat), setelah larutan H2SO4 yang berada dalam corong pisa habis maka
pembentukan NaCl murnipun terhenti, kemudian melakukan penyaringan untuk
memisahkan endapan NaCl murni yang terbentuk dengan larutan garam jenuh.
Kemudian mengeringkan dengan menggunakan oven, setelah kering di angkat
kembali dan menyimpan dalam eksikator berfungsih untuk menstabilkan suhu
setelah di panaskan. Dan di lanjutkan menimbang kristal. dengan berat hasil
2,7442 gram dengan hasil rendemen 0,513% dan pada percobaan kali ini tidak
menghasilkan kristal NaCl murni dalam jumlah yang di harapkan tetapi kristal
yang di hasilkan sangat sedikit, hal ini terjadi memungkinkan adanya kelalain
praktikan dalam setiap perlakuan sehingga tidak menghasilkan kristal NaCl
murni. Reaksi yang di hasilkan sebagai berikut :
2NaCl(s)+ H2SO4(aq) Na2SO4(l)+ 2HCl(g)

F. Penutup
1. kesimpulan
Kristal yang di hasilkan sangan kurang dengan berat hasil 4,4047 gram
dengan hasil rendemen 0,90 % dan pada percobaan kali ini tidak menghasilkan
kristal NaCl murni dalam jumlah yang di harapkan.
2. saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus berhati-hati, teliti dan
hendaknyan praktikan sudah menguasai prosedur yang akan di kerjakan dalam
melakukan praktikum.
Daftar Pustaka

1]. Mark kurlansky, 2002. Salt : A World History. Walker Publishing Company.
2]. Suriani, Irma, 2013, Pembuatan Garam , Chemical , jurnal Chemistry, 1(3)
3]. Sugiarto, 2003. Kkimia Anorganik II. Malang, JICA
4]. Svehla. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Jakarta PT.
Kalman Media Pustaka
5]. Sulistyaningsi, T. Sugiyo, W. Dan Sedyawati, S, M, R, 2010, Pemurnian Garam
Dapur Melalui Metode Kristalisasi Air Laut dengan Bahan Pengikat Pengotor
Na2C2O4, NaHCO3, dan Na2CO3. Jurnal teknologi, 2(1)
6]. Widayat, 2009, Production of Industry Salt with Sedimentation Microfiltration
Process : Optimization of Temperatur and Concentration by Using Surface
Response Methodology, Teknik, 30(1) 11.

Anda mungkin juga menyukai