Anda di halaman 1dari 26

Telaah Kurikulum dan Buku Teks

“Sifat Koligatif Larutan”

Kelompok IV
Fazrur Rahman Katili
Ervista Kau
Noor Azizah Safitry
Sri Sumanti Tohopi

Universitas Negeri Gorontalo


Fakultas Matematika dan IPA
Jurusan Kimia
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Konsentrasi
Konsentrasi merupakan cara untuk
menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu
larutan atau menyatakan perbandingan antara
banyaknya zat terlarut dengan banyaknya pelarut
dalam larutan.
1. Molaritas (M)
2. Molalitas (m)
3. Fraksi mol (X)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Molaritas
(M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

atau atau

Keterangan:
M = Molaritas (M)
V = Volume larutan (L)
g = Massa zat terlarut (g)
Mr = Massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram (kg)
pelarut. Molalitas dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :

atau atau
atau

Keterangan:
m = molalitas (m)
p = massa pelarut (g)
g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Fraksi Mol
(X)
Fraksi mol suatu komponen larutan merupakan perbandingan
antara banyaknya mol komponen tersebut dengan total mol semua
komponen yang ada. Misalnya suatu campuran terdiri atas komponen
zat terlarut dan zat pelarut.
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


1. Penurunan tekanan uap (∆P)
Penurunan tekanan uap ini tergantung pada konsentrasi zat terlarut sukar menguap yang
ditambahkan. Semakin besar konsentrasi zat terlarut sukar menguap yang ditambahkan, semakin
besar pula penurunan tekanan uap yang teramati.
Selisih antara tekanan uap pelarut murni dengan tekanan uap larutan disebut
penurunan tekanan uap (ΔP). Besarnya ΔP ditentukan dengan rumus:

∆P= Po – P

Tekanan uap larutan (P) dirumuskan sebagai berikut:

P= Xp – Po

Keterangan :

∆P= penurunan tekanan uap (cmHg)


Po = tekanan uap pelarut murni (cmHg)
P= tekanan uap larutan (cmHg)
Xp= fraksi mol pelarut
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

2. Penurunan Titik Beku (ΔTf)


Keberadaan partikel-partikel zat terlarut menghalangi proses pengaturan molekul-molekul
dalam pembetukan susunan kristal padat sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
mencapai susunan kristal padat dari fase cairnya.
Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut diberi simbol dengan
ΔTf, ΔTf sebanding dengan molalitas (m) zat terlarut sebagaimana dituliskan dalam
rumusan berikut:
atau
∆Tf = m x Kf

Keterangan :

m = molalitas zat terlarut (m)


g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
p = massa pelarut (g)
Kf = tetapan pemurnian titik beku molal (˚C/m)
∆Tf = penurunan titik beku larutan (˚C)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

3. Kenaikan Titik Didih (ΔTb)


Adanya zat terlarut yang sukar menguap atau nonvolatil didalam pelarut
mengakibatkan tekanan uap larutan turun dan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik
didih pelarutnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni
dinamakan kenaikkan titik didih (Δ), yang besarnya dapat ditentukan dari persamaan :

Kenaikkan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 g
zat pelarut mempunyai harga tetap dan dinamakan dengan kenaikkan titik didih molal (Kb).
∆Tb = m x Kb
∆Tb = x x Kb
Larutan 1 m mempunyai kenaikka titik didih (∆Tb) sebesar Kb, larutan 2 m
mempunyai kenaikkan titik didih sebesar 2 x Kb. Atau

Keterangan :
∆Tb = kenaikkan titik didih larutan (˚C)
g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
p = massa pelarut (g)
Kb = tetapan kenaikkan titik didih molal (˚C/m)
m = molalitas (m)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

4. Tekanan Osmotik (π)


Proses perpindahan partikel pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang
lebih pekat atau dari pelarut murni kesuatu larutan disebut osmosis. Peristiwa osmosis
mengakibatkan naiknya permukaan larutan pekat sehingga tekanan membesar dan pada
gilirannya akan memperlambat laju osmotik.
Hubungan antara tekanan osmotik dengan konsentrasi larutan diperoleh dari
persamaan gas ideal yang dikemukakan oleh Van’t Hoff:

atau

Keterangan :
л = tekanan osmotik (atm)
V = volume pelarut yang berisi 1 mol zat
terlarut (L)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = Temperatur absolut (K)
Catatan :

Apabila 0,0821 L atm/mol K digunakan sebagai harga R


danvolume dinyatakan dalam L, maka л mempunyai satuan atm.
Persamaan diatas dapat disusun dalam bentuk lain yang
menghubungkan tekanan osmotik dengan molaritas yaitu :
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

1. Penurunan tekanan uap (∆P)

Keterangan :

i = faktor Van’t Hoff


P˚ = tekanan pelarut murni (cmHg)
ΔP = penurunan tekanan uap (cmHg)
nt = mol zat terlarut (mol)
np = mol zat pelarut (mol)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

2. Penurunan Titik Beku (∆Tf)

atau

Keterangan :

p = massa pelarut (g)


g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (˚C/m)
i = faktor Van’t Hoff
Δ = penurunan titik beku (˚C)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

3. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)

atau

Keterangan :

p = massa pelarut (g)


g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut (g/mol)
Kb = tetapan penurunan titik beku molal (˚C/m)
i = faktor Van’t Hoff
Δ = penurunan titik beku (˚C)
Sifat Koligatif Larutan, Kel.IV

4. Tekanan Osmotik (π)

atau

Keterangan :

л = tekanan osmotik (atm)


M = molaritas (mol/L)
R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = temperatur absolut (K)
i = faktor Van’t Hoff
Syukran … “Terima Kasih”

Anda mungkin juga menyukai