Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal.

78-87
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E MENGGUNAKAN
LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI SIKAP
ILMIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK HIDROLISIS GARAM KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3
SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2014/2015
1 2* 2
Teguh Pambudi , Sri Mulyani , dan Agung Nugroho C.S
2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, telp: 081548603734, email: mulyanis@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan prestasi belajar pada materi hidrolisis
garam antara siswa yang diberi pembelajaran Learning Cycle 5E menggunakan laboratorium
real dan laboratorium virtual; 2) perbedaan prestasi belajar pada materi hidrolisis garam antara
siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan 3) interaksi antara
penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E menggunakan laboratorium real dan
virtual dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam.
Penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain faktorial 2x2. Sampel diambil dengan
teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yaitu siswa kelas XI MIPA 2 (LC 5E-
Lab.Real) dan siswa kelas XI MIPA 1 (LC 5E-Lab.Virtual). Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, tes, angket, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah Uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1) tidak ada perbedaan prestasi belajar pada materi hidrolisis garam antara siswa yang diberi
pembelajaran Learning Cycle 5E menggunakan laboratorium real dan laboratorium virtual; 2)
tidak ada perbedaan prestasi belajar pada materi hidrolisis garam antara siswa yang memiliki
sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dan 3) tidak ada interaksi antara penggunaan model
pembelajaran Learning Cycle 5E menggunakan laboratorium real dan virtual dengan sikap
ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam.

Kata kunci : Learning Cycle 5E, laboratorium real dan virtual, sikap ilmiah, prestasi belajar,
hidrolisis garam

PENDAHULUAN pengatahuan dan keterampilan. Proses


Pendidikan nasional bertujuan pembelajaran sepenuhnya harus
untuk mengembangkan potensi siswa diarahkan untuk meningkatkan
agar menjadi manusia yang beriman kompetensi-kompetensi tersebut secara
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha menyeluruh dan utuh.
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Prestasi belajar mencerminkan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi pencapaian siswa terhadap kompetensi-
warga negara yang demokratis serta kompetensi tersebut. Indonesia memiliki
bertanggung jawab [1]. Dalam Kurikulum prestasi belajar dibawah rata- rata
2013 perubahan tingkah laku tersebut dibandingkan dengan negara lain
mencakup empat kompetensi yaitu terutama pada bidang sains. Gambaran
kompetensi spiritual, sikap, hasil studi The Trends in International

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 78


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

Mathematics and Science Study berpikir, sikap ilmiah dan keterampilan


(TIMSS) tahun 2007 menunjukkan ilmiah. Hidrolisis garam merupakan
bahwa pada bidang sains, pencapaian materi kimia yang dapat disampaikan
skor sains siswa Indonesia adalah 433 melalui kegiatan ilmiah seperti
yang berada pada posisi ke 35 dari 49 eksperimen. Hidrolisis garam juga
negara peserta. Studi TIMSS pada 2011 berhubungan dengan materi asam basa
juga menunjukkan bahwa rata-rata skor yang sudah diterima siswa sebelumnya.
prestasi sains siswa Indonesia adalah Sehingga penyampaian materi ini akan
sebesar 406, mengalami penurunan dari lebih bermakna jika pembelajaran
skor tahun 2007. Skor prestasi sains dikemas dalam model pembelajaran
tersebut hanya mencapai Low yang melibatkan eksperimen dan
International Benchmark [2]. Dengan pengkaitan konsep.
capaian tersebut, siswa Indonesia hanya Di lapangan pembelajaran kimia
mampu mengenali sejumlah fakta dan sains sebagian besar masih
dasar tetapi belum mampu dilakukan dengan tidak melibatkan
mengkomunikasikan dan mengaitkan partisipasi aktif dari siswa. Fenomena
berbagai topik sains, apalagi yang sering terlihat dalam pembelajaran
menerapkan konsep-konsep yang sains adalah: strategi pembelajaran
kompleks dan abstrak [3]. Sementara itu guru kurang tepat; mengandalkan LKS
gambaran hasil studi Programme for yang dijual penerbit tertentu; sains
International Student Assessment disajikan secara teoritis, belum
(PISA) tahun 2012 memperlihatkan skor menggunakan laboratorium secara
sains yang dicapai siswa Indonesia juga optimal [6]. Di level Sekolah Menengah
masih dibawah rata-rata skor Atas, kimia masih diajarkan dengan
internasional, yakni 382. Pencapaian ini cara tradisional dicirikan dengan adanya
menempatkan Indonesia pada urutan dominasi ceramah serta proses
ke-64 dari 65 negara peserta [4]. pembelajarannya kurang melibatkan
Berdasarkan hasil studi di atas perlu siswa secara aktif [7].
dilakukan usaha untuk meningkatkan Kondisi tersebut juga terjadi di
prestasi sains siswa Indonesia dengan SMA Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan
memperhatikan faktor-faktor yang observasi proses pembelajaran dan
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor- analisis hasil wawancara guru dan
faktor yang mempengaruhi prestasi siswa selama Praktek Pengalaman
belajar meliputi faktor intern dan faktor Lapangan (PPL) pada bulan September
ekstern [5]. Faktor eksternal yaitu - November 2014, pembelajaran kimia
sekolah merupakan tempat siswa yang dilakukan guru masih
menguasai kompetensi-kompetensi menggunakan metode ceramah, tanya
melalui proses pembelajaran. Proses jawab, dan penugasan dibantu dengan
Pembelajaran memiliki komponen – media presentasi. Pembelajaran lebih
komponen salah satunya yaitu model didominasi oleh guru dengan hanya
pembelajaran dan media pembelajaran. memberikan konsep - konsep.
Guru perlu menggunakan model dan Pembelajaran menggunakan metode
media pembelajaran yang memberikan eksperimen di laboratorium paling
kesempatan luas bagi siswa untuk aktif banyak dilakukan dua kali dalam satu
menemukan konsep ilmu. semester. Hal ini tentu berpengaruh
Kimia merupakan bagian dari ilmu terhadap proses, sikap dan
sains yang ditemukan melalui kerja, keterampilan ilmiah siswa.
proses dan sikap ilmiah menggunakan Pembelajaran yang terjadi belum
metode - metode ilmiah. Kegiatan sepenuhnya sesuai dengan Kurikulum
pembelajaran di kelas harusnya 2013.
dilakukan sebagaimana konsep-konsep Sikap ilmiah merupakan faktor
kimia ditemukan. Hal tersebut akan internal yang mempengaruhi prestasi
membuat kimia dapat disampaikan belajar. Siswa dengan sikap ilmiah tinggi
kepada siswa dengan lebih nyata cenderung mempunyai prestasi belajar
sehingga meningkatkan kemampuan yang lebih baik daripada siswa yang

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 79


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

memiliki sikap ilmiah rendah [8-11]. science). Sementara tahap explanation


Dengan sikap ilmiah yang tinggi, siswa memberikan kesempatan bagi siswa
akan antusias, mempunyai rasa ingin untuk mengkomunikasikan apa yang
tahu yang besar dan termotivasi dalam telah dipelajarinya. Pada tahap
pembelajaran kimia. elaboration, siswa mengembangkan
Salah satu cara untuk konsep-konsep yang telah dipelajarinya,
menciptakan pembelajaran kimia yang membuat jalinan dengan konsep terkait
aktif adalah dengan menerapkan model lainnya, kemudian mengaplikasikan
pembelajaran yang sesuai. Salah satu pemahamannya dalam situasi baru.
model pembelajaran tersebut adalah Tahap evaluation baik siswa maupun
Learning Cycle 5E. Siswa yang diajar guru menilai sejauh mana terjadi
menggunakan model pembelajaran pembelajaran dan pemahaman.
Learning Cycle 5E menunjukkan nilai Tahapan dalam model pembelajaran
rata-rata prestasi belajar yang lebih baik Learning Cycle 5E memungkinan
dari pada yang diajar menggunakan terjadinya pembelajaran aktif,
model pembelajaran ekspositori [12]. mengembangkan kemampuan siswa
Selain itu pembelajaran kimia dengan dalam mengkomunikasikan dan
model Learning Cycle 5E juga dapat mengaitkan berbagai topik sains serta
meningkatkan penguasaan konsep dan menerapkan konsep-konsep yang
keterampilan berpikir kritis siswa [13]. kompleks. Sehingga model tersebut
Model pembelajaran Learning dapat digunakan untuk menyelesaikan
Cycle 5E terdiri dari 5 tahap penyajian permasalahan pembelajaran dan
pembelajaran yaitu: 1) engagement prestasi sains yang dijelaskan
(menghubungkan), 2) exploration sebelumnya.
(menyelidiki), 3) explanation Kegiatan inkuiri dalam
(menjelaskan), 4) elaboration pembelajaran sains dapat dilakukan di
(mengembangkan) dan 5) evaluation laboratorium. Dengan perkembangan
(mengevaluasi) [14]. Kegiatan teknologi dan informasi terdapat dua
engagement dilakukan untuk jenis laboratorium yaitu laboratorium
menyiapkan struktur kognitif siswa. real dan virtual [18-19]. Penggunaan
Guru dalam tahap ini berusaha untuk laboratorium virtual tidak lebih efektif
memanggil kembali pengetahuan- dari pada penggunaan laboratorium real
pengetahuan yang sudah ada dalam dilihat dari aspek prestasi belajar dan
struktur kognitif siswa dan kemampuan mengenal peralatan
menghubungkannya dengan konsep laboratorium [18]. Hal ini senada dengan
baru yang akan diajarkan. Jenis penelitian yang menyatakan bahwa
kegiatan ini didasarkan pada advance sebagian besar siswa lebih memilih
organizer. Siswa yang diajar dengan melakukan ekperimen secara langsung
kegiatan advance organizer mempunyai dan tidak berpikir bahwa laboratorium
penguasan konsep lebih baik dari pada virtual dapat menjadi media untuk
siswa yang diajar tanpa kegiatan mendapatkan pengalaman belajar [19].
advance organizer [15]. Selain itu siswa Beberapa penelitian lain menyimpulkan
yang diberi kegiatan advance organizer hal yang bertentangan. Aplikasi
dalam pembelajarannya menunjukkan laboratorium virtual dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia yang lebih baik keberhasilan siswa, siswa akan merasa
daripada yang diajar dengan cara biasa lebih senang, tidak merasa letih dan lebih
[16]. Kegiatan advance organizer juga mudah memahami pelajaran [20].
meningkatkan penyimpanan konsep Laboratorium virtual secara positif juga
dalam struktur kognitif siswa [17]. Tahap mempengaruhi sikap dan motivasi siswa.
exploration dilakukan dengan Selain itu juga memungkinkan siswa untuk
memberikan kesempatan kepada siswa lebih mudah mengenali konsep
untuk membangun pemahamannya pembelajaran [21]. Penggunaan
sendiri. Para siswa melaksanakan laboratorium virtual menjadi hal yang tidak
pembelajaran aktif melalui pengajaran dapat dihindari dari perkembangan zaman
sains berbasis inkuiri (inquiry based- dan teknologi. Perbedaan hasil

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 80


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

penelitian-penelitian sebelumnya A2B2 : Pembelajaran Learning Cycle 5E


menunjukkan manfaat penggunaan menggunakan lab.virtual dengan
laboratorium real dan virtual masih perlu sikap ilmiah siswa yang tinggi.
dikaji keberadaan dan pengaruhnya
Pengumpulan data dilakukan
dalam proses pembelajaran.
dengan menggunakan tes untuk
Berdasarkan uraian di atas peneliti
mengukur prestasi belajar aspek
merasa perlu untuk melakukan
pengetahuan, angket untuk mengukur
penelitian dengan judul: “Pengaruh
prestasi belajar aspek sikap dan sikap
Pembelajaran Kimia dengan Model
ilmiah, wawancara untuk mengukur
Pembelajaran Learning Cycle 5E
prestasi belajar aspek sikap dan
Menggunakan Laboratorium Real dan
observasi untuk mengukur prestasi
Virtual Ditinjau dari Sikap Ilmiah
belajar aspek keterampilan.
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Uji statistik dilakukan pada taraf
Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI
signifikansi 5%. Uji hipotesis yang
MIPA SMA N 3 Surakarta Tahun Ajaran
digunakan dalam penelitian ini
2014/2015”.
menggunakan Uji Mann-Whitney dan
Kruskal-Wallis.
METODE PENELITIAN
Penelitan ini dilaksanakan di SMA HASIL DAN PEMBAHASAN
Negeri 3 Surakarta pada kelas XI MIPA
Deskripsi data hasil penelitian
1 (LC 5E, Lab.Virtual) dan XI MIPA 2 (LC
disajikan sebagai berikut:
5E, Lab.Real) semester genap tahun a. Data Skor Sikap Ilmiah
ajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah
Sikap ilmiah dikategorikan tinggi
eksperimen kuasi dengan Randomized
apabila skor sikap ilmiah ≥ skor rata-rata
Posttest-Only Comparison Group
Design berfaktorial 2×2. Desain sikap ilmiah gabungan dan
penelitian tersaji pada Tabel 1. dikategorikan rendah apabila skor sikap
ilmiah < skor rata-rata sikap ilmiah
Tabel 1. Desain Peneltian faktorial 2×2 gabungan. Data mengenai jumlah siswa
Model Sikap Ilmiah (B) yang termasuk kategori sikap ilmiah
Kelas Pembelajaran Tinggi Rendah tinggi dan rendah tersaji pada Tabel 2.
(A) (B1) (B2)
Eksperi LC 5E, A1B1 A1 B2
men 1 Lab.Real (A1)
Tabel 2. Jumlah Siswa pada Kategori
Eksperi LC 5E, Lab A2B1 A2 B2 Sikap Ilmiah Tinggi dan Sikap
men 2 Virtual (A2) Ilmiah Rendah
Keterangan : Kategori Jumlah Siswa
Sikap LC 5E, LC 5E, Lab
Ilmiah Lab.Real Virtual
A1 : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Tinggi 18 16
menggunakan lab. real.
Rendah 14 14
A2 : Pembelajaran Learning Cycle 5E
menggunakan lab. virtual.
B1 : Sikap ilmiah siswa yang tinggi. Deskripsi data skor sikap ilmiah lebih
B2 : Sikap ilmiah siswa yang rendah. lengkap tersaji pada Tabel 3.
A 1B 1 : Pembelajaran Learning Cycle 5E
menggunakan lab. real dengan Tabel 3. Deskripsi Skor Sikap Ilmiah
sikap ilmiah siswa yang tinggi. Kelas Eksperimen
Aspek LC 5E, LC 5E, Lab
A 1B 2 : Pembelajaran Learning Cycle 5E Lab.Real Virtual
menggunakan lab. real dengan Rata-Rata 133,84 135,03
sikap ilmiah siswa yang rendah. Median 135 135
A 2B 1 : Pembelajaran Learning Cycle 5E Nilai Tertinggi 147 156
menggunakan lab. virtual dengan Nilai Terendah 122 122
sikap ilmiah siswa yang tinggi. Standar 6,299 7,462
Deviasi
Varians 39,864 55,689

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 81


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

b. Data Prestasi Belajar Aspek Sikap c. Data Prestasi Belajar Aspek


Deskripsi data prestasi aspek Pengetahuan
sikap meliputi rata-rata, median, nilai Deskripsi data prestasi aspek
tertinggi, nilai terendah, standar deviasi pengetahuan disajikan pada Tabel 5.
dan varians. Deskripsi data prestasi Tabel 5. Deskripsi Data Aspek
aspek sikap tersaji pada Tabel 4. Tabel Pengetahuan
4. Deskripsi Data Aspek Sikap Kelas Eksperimen
Aspek LC 5E, LC 5E, Lab
Kelas Eksperimen Lab.Real Virtual
Aspek LC 5E, LC 5E, Lab Rata-Rata 3,16 3,30
Lab.Real Virtual Median 3,31 3,59
Rata-Rata 3,125 3.133 Nilai Tertinggi 4,00 4,00
Median 3 3 Nilai Terendah 1,66 1,79
Nilai Tertinggi 4 4 Standar Deviasi 0,613 0,655
Nilai Terendah 3 3 Varians 0,376 0,429
Standar Deviasi 0,336 0,346
Varians 0,113 0,120
Histogram distribusi frekuensi nilai
Histogram distribusi frekuensi nilai aspek pengetahuan untuk kelas-kelas
aspek sikap kelas-kelas eksperimen eksperimen disajikan pada Gambar 5
disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4. dan Gambar 6.

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi


Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Aspek Pengetahuan Kelas
Nilai Aspek Sikap Kelas Eksperimen 1 (LC Eksperimen 1 (LC 5E, Lab.Real)
5E, Lab.Real)

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi


Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Aspek Pengetahuan Kelas Eksperimen
Nilai Aspek Sikap Kelas Eksperimen 2 (LC 2 (LC 5E, Lab.Virtual)
5E, Lab.Virtual)

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 82


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

d. Data Prestasi Belajar Aspek Kesimpulan uji hipotesis


Keterampilan menggunakan Uji Kruskall Wallis tersaji
Deskripsi data prestasi aspek pada Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9.
keterampilan disajikan pada Tabel 6.
a. Hipotesis 1
Tabel 6. Deskripsi Data Aspek H0A: Tidak ada perbedaan prestasi
Keterampilan belajar pada pokok bahasan hidrolisis
Kelas Eksperimen garam antara siswa yang diberi
Aspek LC 5E, LC 5E, Lab pembelajaran Learning Cycle 5E
Lab.Real Virtual menggunakan laboratorium real dan
Rata-Rata 3,81 3,80 laboratorium virtual.
Median 3,78 3,89
H1A: Ada perbedaan prestasi belajar
Nilai Tertinggi 4,00 4,00
pada pokok bahasan hidrolisis garam
Nilai Terendah 3,64 3,39
Standar Deviasi 0,123 0,175
antara siswa yang diberi pembelajaran
Varians 0,015 0,031
Learning Cycle 5E menggunakan
laboratorium real dan laboratorium
virtual.
Histogram distribusi frekuensi nilai Tabel 7. Rangkuman Uji Hipotesis 1
aspek keterampilan untuk kelas-kelas Aspek Signifikansi Keputusan
eksperimen disajikan pada Gambar 7 Uji Acuan
dan Gambar 8. Sikap 0.923 0.050 H0
diterima
Pengetahuan 0.200 0.050 H0
diterima
Keterampilan 0.381 0.050 H0
diterima

Hasil pengujian hipotesis pertama


menunjukkan nilai signifikansi untuk
prestasi belajar aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan masing-
masing adalah 0,923; 0,200 dan 0,381.
Nilai signifikansi yang diperoleh lebih
besar daripada nilai signifikansi
penelitian yaitu 0,050 sehingga H0A
diterima. Hasil tersebut meyimpulkan
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi bahwa tidak ada perbedaan prestasi
Nilai Aspek Pengetahuan Kelas Eksperimen belajar pada pokok bahasan hidrolisis
1 (LC 5E, Lab.Real) garam antara siswa yang diberi
pembelajaran Learning Cycle 5E
menggunakan laboratorium real dan
laboratorium virtual.
Kurikulum 2013 menggunakan
modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung
(indirect instructional). Pembelajaran
tidak langsung terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang
dikondisikan menghasilkan dampak
pengiring (nurturant effect) berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap
yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2.
Pembelajaran tidak langsung terjadi
tanpa adanya interaksi dengan sumber
Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi belajar seperti model dan media
Nilai Aspek Pengetahuan Kelas Eksperimen pembelajaran. Pengembangan nilai dan
2 (LC 5E, Lab.Virtual)

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 83


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

sikap juga membutuhkan waktu yang Pada aspek keterampilan indikator


lama sehingga tidak nampak perubahan yang diukur adalah kemampuan siswa
yang siginifikan jika pengamatan dalam merancang, melakukan,
dilakukan dalam kurun waktu yang mengkomunikasikan dan menyimpulkan
singkat. Selain itu pengembangan nilai hasil percobaan. Penggunaan
dan sikap juga terjadi selama siswa laboratorium real dan virtual membuat
menjalani semua proses pembelajaran pengukuran kompetensi keterampilan
dikelas karena kompetensi sikap harus dilakukan pada aspek-aspek yang
diturunkan dari kompetensi dasar yang dapat difasilitasi menggunakan kedua
sama. Pembelajaran yang dilakukan media tersebut. Didasarkan perbedaan
terjadi pada situasi dan lingkungan yang cara penggunaan dan pengalaman yang
sama. Hal ini bisa menjadi variabel- didapat siswa ketika bereksperimen
variabel luaran yang membuat maka pengukuran setiap indikator
pembentukan sikap siswa menjadi dilakukan pada aspek-aspek yang lebih
sama. Faktor instrumen kemungkinan umum dan tidak mendetail. Sehingga
juga mempengaruhi hasil penelitian nilai keterampilan masing-masing kelas
pada aspek ini. Walaupun secara eksperimen sama secara statistik.
validitas dan reliabilitas instrumen
penilaian sikap tergolong tinggi, jumlah b. Hipotesis 2
butir pernyataan yang tersedia H0B: Tidak ada perbedaan prestasi
kemungkinan terlampau banyak yaitu 52 belajar pada pokok bahasan hidrolisis
butir pernyataan yang harus dibaca dan garam antara siswa yang memiliki sikap
ditanggapi oleh siswa. Hal ini ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah.
berdampak pada kesungguhan siswa H1B: Ada perbedaan prestasi belajar
dalam mengisi angket. Oleh karena itu pada pokok bahasan hidrolisis garam
pembelajaran menggunakan model antara siswa yang memiliki sikap ilmiah
pembelajaran Learning Cycle 5E tinggi dan sikap ilmiah rendah.
berbantuan laboratorium real dan
laboratorium virtual tidak berpengaruh Tabel 8. Rangkuman Uji Hipotesis 2
terhadap prestasi belajar aspek sikap. Aspek Signifikansi Keputusan
Kemudian berkenaan dengan hasil Uji Acuan
penelitian aspek pengetahuan, hal ini Sikap 0.770 0.050 H0
terjadi karena baik laboratorium real diterima
Pengetahuan 0.300 0.050 H0
maupun virtual sama-sama membantu diterima
siswa membangun struktur pengetahuan Keterampilan 0.806 0.050 H0
sehingga penggunaan keduanya diterima
memberikan prestasi belajar yang relatif
sama. Laboratorium real memberikan Hasil pengujian hipotesis kedua
pengalaman nyata bagi siswa melalui menunjukkan nilai signifikansi untuk
penggunaan pikiran dan seluruh prestasi belajar aspek sikap,
inderanya untuk mengamati dan pengetahuan dan keterampilan masing-
menyimpulkan hasil eksperimen. masing adalah 0,770; 0,300 dan 0,806.
Sementara itu laboratorium virtual akan Nilai signifikansi yang diperoleh > nilai
meningkatkan kualitas eksperimen, signifikansi penelitian yaitu 0,05
karena memungkinkan siswa untuk sehingga H0B diterima. Jadi tidak ada
melakukan percobaan berkali-kali untuk perbedaan prestasi belajar pada pokok
memperjelas keraguan yang ada dalam bahasan hidrolisis garam antara siswa
dirinya. Selain itu laboratorium virtual yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran sikap ilmiah rendah. Hal ini dapat
karena siswa lebih sering menggunakan dijelaskan bahwa siswa yang
laboratorium virtual sehingga dikategorikan memiliki sikap ilmiah yang
memperkuat penemuan konsep-konsep. rendah memiliki rata-rata skor sikap
Keduanya akan menciptakan ilmiah yang tidak terpaut jauh dengan
pembelajaran yang bermakna. siswa siswa yang dikategorikan memiliki
sikap ilmiah yang tinggi yaitu masing-

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 84


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

masing 128,46 dan 139,32. Hal ini signifikansi penelitian yaitu 0,05
menunjukkan bahwa pada sehingga H0AB diterima. Jadi
kenyataannya sikap ilmiah siswa yang penggunaan model pembelajaran
dikategorikan memiliki sikap ilmiah yang Learning Cycle 5E menggunakan
rendah maupun memiliki sikap ilmiah laboratorium real dan virtual tidak
tinggi relatif mempunyai kesamaan sikap berinteraksi dengan sikap ilmiah
ilmiah pada diri mereka. Skor sikap terhadap prestasi belajar pada pokok
ilmiah siswa terpusat pada kelas interval bahasan hidrolisis garam.
109-131 dan 132-154. Pada kelas Pembelajaran menggunakan model
interval 109-131, jumlah siswa adalah pembelajaran Learning Cycle 5E
21 atau 33,87% dari jumlah keseluruhan berbantuan laboratorium real dan virtual
siswa dalam penelitian. Sementara itu tidak berdampak secara langsung
pada kelas interval 132-154, jumlah terhadap pembentukan sikap siswa.
siswa adalah 40 atau 64,52 Selain itu proses pembentukan nilai dan
% dari jumlah keseluruhan siswa dalam sikap membutuhkan waktu yang lama dan
penelitian. Hanya 1 siswa yang memiliki terjadi pada semua proses pembelajaran
skor sikap ilmiah pada kelas interval yang dialami siswa. Kemudian
155-177. Pemusatan skor siswa pada pembelajaran menggunakan model
kelas-kelas interval yang berdekatan pembelajaran Learning Cycle 5E
dapat diartikan bahwa terdapat berbantuan laboratorium real dan virtual
kesamaan level skor sikap ilmiah berhubungan dengan sikap ilmiah dalam
diantara sampel penelitian. Oleh karena diri siswa. Namun level sikap ilmiah yang
itu prestasi belajar yang ditunjukkan dimiliki siswa yang digolongan tinggi dan
tidak memiliki perbedaan yang rendah relatif sama. Sehingga sikap ilmiah
signifikan. tidak berinteraksi dengan model
pembelajaran Learning Cycle 5E
c. Hipotesis 3 berbantuan laboratorium real dan virtual
H0AB: Tidak ada interaksi antara model terhadap prestasi sikap siswa.
pembelajaran Learning Cycle 5E Penggunaan laboratorium real dan
menggunakan laboratorium real dan virtual memiliki pengaruh yang positif
virtual dengan sikap ilmiah terhadap terhadap pengetahuan siswa.
prestasi belajar siswa pada pokok Laboratorium real memfasilitasi
bahasan hidrolisis garam. terjadinya belajar penemuan secara
H1AB: Ada interaksi antara model langsung oleh siswa. Pengetahuan yang
pembelajaran Learning Cycle 5E diperoleh dengan belajar penemuan
menggunakan laboratorium real dan menunjukkan beberapa keunggulan
virtual dengan sikap ilmiah terhadap yaitu 1) pengetahuan itu akan bertahan
prestasi belajar siswa pada pokok lama atau lama diingat atau lebih
bahasan hidrolisis garam. mudah diingat bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang dipelajari dengan
Tabel 9. Rangkuman Uji Hipotesis 3 cara-cara lain, 2) hasil belajar
Aspek Signifikansi Keputusan penemuan mempunyai efek transfer
Uji Acuan
H0
yang lebih baik daripada hasil belajar
Sikap 0.453 0.050
diterima lainnya dan 3) belajar penemuan
Pengetahuan 0.141 0.050 H0 meningkatkan penalaran siswa dan
diterima kemampuan berpikir secara bebas.
Keterampilan 0.430 0.050 H0 Sementara itu laboratorium virtual
diterima meningkatkan pembentukan konsep-
konsep karena siswa dapat melakukan
Hasil pengujian hipotesis ketiga percobaan tanpa terbatasi waktu dan
menunjukkan nilai signifikansi untuk tempat. Sikap ilmiah sebagai salah sifat
prestasi belajar aspek sikap, yang harus dimiliki dalam pembelajaran
pengetahuan dan keterampilan masing- ternyata relatif sama antara siswa yang
masing adalah 0,453; 0,141 dan 0,430. dikategorikan tinggi dan rendah. Oleh
Nilai signifikansi yang diperoleh > nilai karena itu tidak ada interaksi antara

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 85


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

sikap ilmiah dengan model [2] Provasnik, S et al. (2012).


pembelajaran Learning Cycle 5E Highlights From TIMSS 2011:
berbantuan laboratorium real dan virtual Mathematics and Science
terhadap prestasi aspek pengetahuan. Achievement of U.S. Fourth and
Pengukuran aspek keterampilan Eighth-Grade Students in an
pengukuran tidak dilakukan ke dalam International Context.
aspek-aspek yang detail karena Massachusetts: Institute of
perbedaan penggunaan dan Education Science.
pengalaman pada laboratorium real dan [3] Darmayanti et all. (2013). Pengaruh
virtual. Selain itu sikap ilmiah yang relatif Model Collaborative Teamwork
sama antara siswa yang memiliki sikap Learning terhadap Keterampilan
ilmiah tinggi dan rendah membuat siswa Proses Sains dan Pemahaman
memiliki keyakinan, perasaan dan Konsep Ditinjau dari Gaya Kognitif.
konatif yang sama terhadap Singaraja: Program Studi
pembelajaran. Oleh karena itu tidak ada Pendidikan Sains, Program Pasca
interaksi antara sikap ilmiah dengan Sarjana Universitas Pendidikan
model pembelajaran Learning Cycle 5E Ganesha.
berbantuan laboratorium real dan virtual [4] Organisation for Economic Co-
terhadap prestasi aspek keterampilan. operation and Develpoment. (2014).
PISA 2012 Results in Focus What
KESIMPULAN 15-year-olds know and what they
Hasil penelitian menunjukkan: 1) can do with what they know. Paris:
tidak ada perbedaan prestasi belajar OECD.
pada materi hidrolisis garam antara [5] Slameto. (2013). Belajar dan Faktor
siswa yang diberi pembelajaran - faktor yang Mempengaruhi.
Learning Cycle 5E menggunakan Jakarta: Rineka Cipta.
laboratorium real dan laboratorium [6] Sari, M. (2013). Problematika
virtual; 2) tidak ada perbedaan prestasi Pembelajaran Sains Ditinjau dari
belajar pada materi hidrolisis garam Problematika Guru. Jurnal Al-Ta’lim,
antara siswa yang memiliki sikap ilmiah 1 (4), 346-356.
tinggi dan sikap ilmiah rendah dan 3) [7] Sri, R (2012). Designed Student-
tidak ada interaksi antara penggunaan Centered Instruction (DSCI): Model
model pembelajaran Learning Cycle 5E PembelajaranBerbasis
menggunakan laboratorium real dan Konstruktivistik, Inkuiri, dan
virtual dengan sikap ilmiah terhadap Kontekstual. Prosiding Seminar
prestasi belajar siswa pada materi Nasional Kimia dan Pendidikan
hidrolisis garam. Kimia IV. Surakarta: Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas
UCAPAN TERIMAKASIH Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan terimakasih [8] Lestari, W. (2012). Pendekatan
kepada Drs.H.Makmur Sugeng M.Pd Contextual Teaching and Learning
selaku Kepala Sekolah Kimia SMA (CTL) dengan Metode Praktikum
Negeri 3 Surakarta atas perkenan ijin yang Dilengkapi dengan Lembar
penelitiannya, Sunarsasi Murti, S.Pd, Kerja Siswa (LKS) dan Diagram
selaku Guru Kimia SMA Negeri 3 Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Siswa
Surakarta atas ijin yang telah diberikan pada Materi Pokok Perubahan
untuk menggunakan kelas yang diajar Materi Kelas VII Semester Genap di
sebagai objek penelitian ini dan siswa MTsN 1 Surakarta Tahun Ajaran 201
kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 Tahun 1 /2012. Jurnal Pendidikan Kimia
Pelajaran 2014/2015. (JPK), 1 (1), 107-116.
[9] Lestari, T. (2009). Pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN Kimia dengan Inkuiri Terbimbing
[1] Undang-Undang Nomor 20 Tahun Melalui Metode Eksperimen dan
2003 tentang Sistem Pendidikan Demonstrasi Ditinjau dari
Nasional. Kemampuan Awal dan Sikap Ilmiah

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 86


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 78-87

Siswa. Tesis. Surakarta: Program Social Science & Interdisciplinary


Studi Pendidikan Sains Research. 2(6), 24-36.
Pascasarjana UNS. [17] Zaman, T, Choudhary, R & Qamar
[10] Anisa, N. (2013). Pengaruh Model A. (2015). Advance organizers Help
Pembelajaran POE dan Sikap to Enhance Learning and Retention.
Ilmiah terhadap Prestasi Belajar International Journal of Humanities
Materi Pokok Asam, Basa dan Social Science and Education. 2(3).
Garam Siswa Kelas VII SMP N 1 45-53.
Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013. [18] Zeynep, T & Ayas, A. (2010). Virtual
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2 laboratory applications in chemistry
(2), 16-23. education. Procedia Social and
[11] Puspitasari. (2011). Pebelajaran Behavioral Sciences. 9, 938–942.
Kimia dengan CTL (Contextual [19] Bílek, M & Skalická, P. (2010).
TeachingandLearning) Combination of Real and Virtual
Menggunakan Media Lingkungan Environment in Early Chemistry
dan Internet Ditinjau dari Sikap Experimental Activities. Socio-
Ilmiah dan Aktivitas Siswa. Tesis. cultural and Human Values in
Surakarta: Program Studi Science and Technology
Pendidikan Sains Pascasarjana Education–XIV. IOSTE Symposium
UNS. Proceedings, Ljubljana : Institute for
[12] Susanti, R. (2012). Pengaruh Innovation and Development of
Penerapan Model Pembelajaran University, s. 185-192.
Learning Cycle 5 Fase (LC 5-E) [20] Limniou, et al. (2007). The
terhadap Hasil Belajar Siswa kelas integration of a viscosity simulator in
XI IPA Materi Termokimia Di SMA a chemistry laboratory. Chemistry
Negeri 2 Malang. Malang: Jurusan Education Research and Practice, 8
Kimia FMIPA Universitas Negeri (2), 220-231.
Malang. [21] Tüysüz & Cengiz. (2010). The Effect
[13] Sulistyowati, N. (2014). of the Virtual Laboratory on
Pembelajaran Kimia dengan Model Students’ Achievement and Attitude
Pembelajaran Learning Cycle 5E in Chemistry. International Online
untuk Meningkatkan Penguasaan Journal of Educational Sciences, 2
Konsep dan Kemampuan Berpikir (1),37-53.
Siswa SMK pada Pokok Bahasan
Termokimia. Prosiding Seminar
Nasional Kimia. Surabaya: Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Negeri
Surabaya.
[14] Warsono & Hariyanto. (2013).
Pembelajaran Aktif. Bandung:
Rosda.
[15] Rachel, A. (2013). Effect of Advance
Organizer on Attainment and
Retention of Student’s Concept of
Gravity in Nigeria. International
Journal of Research Studies in
Educational Technology. 2(1), 81-
90.
[16] Whacanga, S, Arimba, A & Mbugua,
Z. (2013). Effect of Advance
Organizer Teaching Approach on
Secobdary Student’s Achievement
in Chemistry in Maara District,
Kenya. International Journal of

© 2016 Program Studi Pendidikan Kimia 87

Anda mungkin juga menyukai