Anda di halaman 1dari 12

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN OTITIS MEDIA

A. DEFINISI
Infeksi saluran telinga meliputi, infeksi saluran telinga luar (otitis eksternal), saluran telinga
tengah (otitis media), mastoid (mastoiditis), dan telinga bagian dalam (labyrinthitis). Otitis
media, suatu inflamasi telinga tengah berhubungan dengan efusi telinga tengah, yang
merupakan penumpukan cairan di telinga tengah. (Rahajoe, 2012)

Klasifikasi Otitis Media : (Efiaty, 2007)


1. Otitis media akut terjadi karena factor pertahanan tubuh terganggu
2. Otitis media subakut
3. Otitis media kronik terjadi infeksi dengan peforasi membran timpani dan secret yang
keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah. Otitis media akut menjadi otitis media kronik apabila
proses infeksi lebih dari 2 bulan

B. MANIFESTASI KLINIK
1. Otitis Media Akut
Berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah, OMA dapat dibagi atas 5 stadium :
a. Stadium Radang Tuba Eustachi (Salpingitis)
Stadium ini ditandai dengan adanya gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negative di dalam telingan tengah, karena adanya absorbs udara.
Kadang-kadang membran timpani sendiri tampak normal atau berwarna keruh
pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat di deteksi. Dari penderita
sendiri biasanya mengeluh telinga terasa tersumbat (oklusi tuba), gemrebeg (tinnitus
low frequence), kurang dengar, seperti mendengar suara sendiri (otofoni) dan
kadang-kadang penderita merasa pengeng tapi belum ada rasa otalgia.
b. Stadium Hiperemis (Presupurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani
atau seluruh membran seluruh membran timpani. Mukosa cavum timpani mulai
tampak hiperemis atau oedem. Secret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat
eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat. Pada stadium ini penderita merasakan
otalgia karena kulit di membran timpani tampak meregang.
c. Stadium Supurasi
Oedem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial
serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani, menyebabkan membran
timpani menjadi menonjol (bulging) ke arah telinga luar. Pada keadaan ini pasien
tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah
hebat. Pada anak-anak sering disertai kejang dan anak menjadi rewel. Apabila
tekanan eksudat yang purulen di cavum timpani tidak berkurang, maka terjadi
iskemik akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta terjadi trombophlebitis pada vena-
verna kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran
timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan, di
tempat ini akan terjadi rupture, sehingga bila tidak dilakukan incisi membran timpani
(miringitomi) maka kemungkinan besar membran timpani akan rupture dan
discharge keluar ke liang telinga luar. Dengan melakukan miringitomi luka incisi akan
menutup kembali karena belum terjadi perforasi spontan dan belum terjadi nekrosis
pada pembuluh darah.
d. Stadium Perforasi
Stadium ini terjadi apabila terjadi rupture pada membran timpani yang bulging pada
saat stadium supurasi. Lubang tempat rupture (perforasi) tidak mudah menutup
kembali.
e. Stadium Resolusi
Membran timpani yang utuh, bila terjadi kesembuhan maka keadaan membran
timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Sedangkan pada membran timpani
yang utug tapi tidak terjadi kesembuhan, maka akan berlanjut menjadi Glue Ear.
Pada keadaan ini sebaiknya dilakukan incisi pada membran timpani (miringitomi)
untuk mencegah terjadinya perforasi spontan. Pada membran timpani yang
mengalami perforasi, bila terjadi kesembuhan dan tidak menutup maka akan terjadi
Dry Ear (secret berkurang dan akhirnya kering). Sedangkan bila tidak terjadi
kesembuhan maka akan berlanjut menjadi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), di
mana secret akan keluar terus-menerus atau hilang timbul.
2. Otitis Media Subakut
- Efusi 3 minggu – 3 bulan
3. Otitis Media Kronik / Menetap
- Efusi lebih dari 3 bulan

C. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL


1. Hipertermia
2. Nyeri akut b.d proses peradangan ditandai dengan edema (pembengkakan)
3. Resiko cidera b.d disfungsi imun-autoimun (peningkatan produksi cairan serosa)
4. Resiko infeksi b.d respon inflamasi
5. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada penampilan tubuh (secret berbau)
6. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang pengobatan dan tindak lanjut
terapi

D. DISCHARGE PLANING
1. Istirahat yang cukup untuk mengatasi infeksi
2. Tidak dianjurkan mengobati sendiri sebelum konsultasi dengan dokter
3. Liang telingan dapat bersih dengan sendirinya sehingga tidak perlu dibersihkan dengan
katenbuds
4. Hindari memasukan apapun ke telinga
5. Bila kotoran terbentuk berlebih konsultasikan dengan dokter spesialis THT
6. Jagalah telinga tetap kering
7. Hindari penerbangan saat menderita infeksi telinga

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Hipertermia

Definisi :
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
Batasan Karakteristik :
 Konvulsi
 Kulit kemerahan Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
 Kejang
 Takikardi
 Takipnea
 Kulit terasa hangat

Faktor yang berhubungan :


 Anastesia
 Penurunan respirasi
 Dehidrasi
 Pemajanan lingkungan yang panas
 Penyakit
 Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
 Peningkatan laju metabolisme
 Medikasi
 Trauma
 Aktivitas berlebihan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC

 Thermoregulation Fever treatment


- Timbang popok/pembalut jika
Kriteria Hasil : diperlukan
 Suhu tubuh dalam rentang normal - Monitor suhu sesering mungkin
 Nadi dan RR dalam rentang normal - Monitor IWL
 Tidak ada perubahan warna kulit dan - Monitor warna dan suhu kulit
tidak ada pusing - Monitor tekanan darah, nadi dan RR
- Monitor penurunan tingkat kesadaran
- Monitor WBC Hb, dan Hct
- Monitor intake dan output
- Berikan anti piretik
- Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid sponge
- Kolaborasi pemberian cairan intratvena
- Kompres pasien pada iipat paha dan
aksila
- Tingkatkan sirkulasi udara
- Berikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya menggigil

Temperature regulation
- Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
- Monitor TD, nadi, dan RR
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara mencegah
keletihan akibat panas
- Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek
negatif dari kedinginan
- Beritahukan tentang indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan emergency
yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama
dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign

2. Nyeri akut b.d proses peradangan ditandai dengan edema (pembengkakan)

Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa (International Association for The Study of Pain): awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik :
 Perubahan selera makan
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan frekuensi jantung
 Perubahan frekuensi pernafasan
 Laporan isyarat
 Diaforesis
 Perilaku distraksi (mis.,berjalan monda-mandir mencari orang lain dan atau aktivitas
lain, aktivitas yang berulang)
 Mengekspresikan perilaku (mis.,gelisah, merengek, menangis)
 Masker wajah (mis.,mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar
atau tetap pada satu fokus meringis)
 Sikap melindungi area nyeri
 Fokus menyempit (mis.,gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir,
penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
 Indikasi nyeri yang dapat diamati
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Sikap tubuh melindungi
 Dilatasi pupil
 Melaporkan nyeri secara verbal
 Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan :


 Agen cedera (mis.,biologis, zat kimia, fisik, psikologis)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC
Pain Management
 Pain Level - Lakukan pengkajian nyeri secara
 Pain Control komprehensif termasuk lokasi,
 Comfort Level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil : - Observasi reaksi nonverbal dari
 Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu menggunakan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik
teknik nonfarmakologi untuk untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang
nyeri
dengan menggunakan manajemen - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nyeri - Evaluasi bersama pasien dan tim
 Mampu mengenali nyeri (skala, kesehatan lain tentang ketidakefektifan
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) kontrol nyeri masa lampau
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri - Bantu pasien dan keluarga mencari dan
berkurang menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahyaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menemukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik noframkologi
- Berikan analgenik untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi kefektifan Kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang
menajemen nyeri

Analgesic Administration
- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
- Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari Satu
- Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri berat
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala

3. Resiko cidera b.d disfungsi imun-autoimun (peningkatan produksi cairan serosa)

Definisi :
Beresiko mengaiami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan berinteraksi deangan
sumber adaptif dan sumber defensif individu.

Faktor resiko :
 Eksternal
- Biologis (mis.,tingkat imunisasi komunitas, mikroorganisme)
- Zat kimia (mis.,racun, polutan, obat, agenens farmasi, alkohol, nikotin, pengawet,
kosmetik, pewarna)
- Manusia (mis.,agens nosokomial, pola ketegangan, atau faktor koknitif, afektif,
dan psikomotor)
- Cara pemndahan /transpor
- Nutrisi (mis.,desain, struktur, dan pengaturan komunitas, bangunan, dan /atau
peralatan)
 Internal
- Profil darah yang abnormal ( mis leukositosis / leukopenia, gangguan faktor
Koagulasi, trombositopenia, sel sabit, talasemia, penurunan hemoglobin)
- Disfungsi biokimia
- Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)
- Disfungsi efektor
- Disfungsi imun-autoimun
- Disfungsi integratif
- Malnutrisi
- Fisik (mis.,integritas kulit tidak utuh, gangguan mobilitas)
- Psikologis (orientasi afektif)
- Disfungsi sensorik
- Hipoksia jaringan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC

 Risk control Environment Management (Manajemen


lingkungan)
Kriteria Hasil : - Sediakan lingkungan yang aman untuk
 Klien terbebas dari cedera pasien
 Klien mampu menjelaskan - Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
cara/metode untuk mencegah sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
injury/cedera kognitif pasien dan riwayat terdahulu
 Klien mampu menjelaskan factor resiko pasien
- Menghidarkan lingkungan yang
dari lingkungan/perilaku personal
berbahava (misalnya memindahkan
 Mampu memodifikasi gaya hidup untuk
perabotan)
mencegah injury - Memasang side rail tempat tidur
 Menggunakan fasilitas kesehatan yang - Menyediakan tempat tidur yang nyaman
ada dan bersih
 Mampu mengenali perubahan status - Menempatkan saklar lampu ditempat
kesehatan yang mudah dijangkau pasien,
- Membatasi pengunjung
- Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien
- Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
- Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau penguniung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit
4. Resiko infeksi b.d respon inflamasi

Definisi :
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.

Faktor-faktor resiko :
 Penyakit kronis
- Diabetes melitus
- obesitas
 Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjangan patogen
 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
- Gangguan peritalsis
- Kerusakan integritas kulit (pemasangan kateter intervena,prosedur invasif)
- Perubahan sekresi pH
- Penurunan kerja siliaris
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Stasis cairan tubuh
- Trauma jaringan (trauma destruksi jaringan)
 Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
- Penurunan hemoglobin
- Imunosupresi (imunitas didapat tidak adekuat,agen farmaseutikal termasuk
imunosupresan, steroid, antibodi, monoklonal, imunomudulator)
- Supresi respon inflamasi
 Vaksinasi tidak adekuat
 Pemajanan terhadap pathogen
 Lingkungan meningkat
- wabah
 Prosedur invasif
 Malnutrisi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC
Infection Control (Kontrol Infeksi)
 Immune Status - Bersihkan lingkungan setelah dipakasi
 Knowledge : Infection control pasien lain
 Risk Control - Pertahankan teknik isolasi
- Batasi pengunjung bila perlu
Kriteria Hasil : - Instruksikan pada pengunjung untuk
 Klien bebas dari tanda dan gejala mencuci tangan saat berkunjung dan
infeksi setelah berkunjung meninggalkan
 Mendeskripsikan proses penularan pasien.
- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
penyakit, factor yang mempengaruhi
tangan
penularan serta penatalaksanaanya
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
 Menunjukan kemampuan untuk tindakan keperawatan
mencegah timbulnya infeksi - Gunakan baju, sarung tangan sebagai
 Jumlah leukosit dalam batas normal alat pelindung
 Menunjukan perilaku hidup sehat - Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line central dan
dressing sesuai dengan petunjuk umum
- Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
infection protection.
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
- Monitor hitung granulosit, WBC
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap penyakit
menular
- Pertahankan tehnik aspesis pada pasien
yang berisiko
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kulit pada area
epidema
- Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas drainase
- Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
- Dorong masukan nutrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksiskan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif

5. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada penampilan tubuh (secret berbau)

Definisi :
Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu.

Batasan karakteristik :
 Perilaku mengenali tubuh individu
 Perilaku menghindari tubuh individu
 Perilaku memantau tubuh individu
 Respon nonverbal terhadap perubahan aktual pada tubuh (mis.,penampilan, struktur,
fungsi)
 Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis.,penampilan,
struktur, fungsi)
 Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh
individu ( mis.,penampilan, struktur, fungsi)
 Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam penampilan

Objektif :
 Perubahan aktual pada fungsi
 Perubahan aktual pada struktur
 Perilaku mengenali tubuh individu
 Perilaku memantau tubuh individu
 Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan spesial tubuh terhadap
lingkungan
 Perubahan dalam keterlibatan sosial
 Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan
 Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
 Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
 Kehilangan bagian tubuh
 Tidak melihat bagian tubuh
 Tidak menyentuh bagian tubuh
 Trauma pada bagian yg tidak berfungsi
 Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh

Subjektif :
 Perubahan aktual pada fungsi
 Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
 Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
 Penekanana pada kekuatan yang tersisa
 Ketakutan terhadap reaksi orang lain
 Fokus pada penampilan masa lalu
 Perasaan negatif tentang sesuatu
 Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
 Fokus pada perubahan
 Fokus pada kehilangan
 Menolak memverivikasi perubahan actual
 Mengungkapkan perubahan gaya hidup

Faktor yang berhubungan :


 Biofisik, Kognitif
 Budaya, tahap perkembangan
 Penyakit, Cedera
 Perseptual, Psikososial, Spiritual
 Pembedahan, Trauma
 Terapi penyakit

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC
 Body image Body image enhancement
 Self esteem - Kaji secara verbal dan non verbal respon
klien terhadap tubuhnya
Kriteria Hasil : - Monitor frekuensi mengkritik dirinva
 Body image positif - Jelaskan tentang pengobatan,
 Mampu mengidentifikasi kekuatan perawatan, kermajuan dan prognosis
personal penyakit
 Mendiskripsikan secara faktual - Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
perubahan fungsi tubuh
- Identifikasi arti pengurangan melalui
 Mempertahankan interaksi sosial
pemakaian alat bantu
menyusui sepulang kerja atau sekolah - Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil

6. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang pengobatan dan tindak lanjut
terapi

Definisi :
Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Batasan karakteristik :
 Perilaku hiperboia
 Ketidakakuratan mengikuti perintah
 Ketidakakuratan melakukan tes
 Perilaku tidak tepat (mis., histeria, bermusuhan, agitasi, apatis)
 Pengungkapan masalah

Faktor yang berhubungan :


 Keterbatasan kognitif
 Salah intepretasi informasi
 Kurang pajanan
 Kurang minat dalam belajar
 Kurang dapat mengingat
 Tidak familier dengan sumber informasi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
NOC NIC
Teaching : disease Process
 Knowledge : disease process - Berikan penilaian tentang tingkat
 Knowledge : health Behavior pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Kriteria Hasil : - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
 Pasien dan keluarga menyatakan bagaimana hal ini berhubungan dengan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
prognosis dan program pengobatan tepat.
- Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
 Pasien dan keluarga mampu muncul pada penyakit, dengan cara yang
melaksanakan prosedur yang dijelaskan tepat
secara benar - Gambarkan proses penyakit, dengan cara
 Pasien dan keluarga mampu yang tepat
- Identifikasi kemungkinan penyebab,
menjelaskan kembali apa yang
dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim kesehatan - Hindari jaminan yang kosong
lainnya - Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Rujuk pasien pada group atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat

Anda mungkin juga menyukai