Anda di halaman 1dari 34

Dalil Mengaji

1. Inna Haadzaal ‘Ilma Diinun Fandhuruu ‘Amman Ta’khudzuuna Diinakum


Yang artinya: “Sesungguhnya ilmu adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kamu
mengambil agamamu”. (HR. Muslim, juz 1 hal 11).

2. Fa’lam Annahuu Laa Ilaaha Illaallooh(u)


Yang artinya : “ Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak dan wajib
disembah dengan sebenar-benarnya) selain Alloh…”(QS. Muhammad, No. Surat : 47,
Ayat: 19).

3. Tholabul ‘Ilmi Fariidhotun ‘Alaa Kulli Muslim(in)


Yang Artinya : “Mencari ilmu itu (hukumnya) wajib bagi setiap orang Islam”.
(HR. Ibnu Majah Juz 1 Hal 81).

4. Wa Laa Taqfu Maa Laisa Laka Bihii ‘Ilm(un)


Yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti/mengerjakan apa yang kamu tidak
mempunyai ilmu pengetahuan tentangnya…dst”.(QS. Al-Isroo’, No. Surat: 17, Ayat: 36).

5. Al-‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amal(i)


Yang artinya: “Ilmu diperlukan sebelum berbicara dan beramal”.
(HR. Bukhori Juz 1 hal 25).

6. Al-‘Ilmu Tsalaatsatun Wa Maa Siwaa Dzaalika Fahuwa Fadhlun: Aayatun Muhkamatun,


Au Sunnatun Qoo-imatun, Au Fariidhotun ‘Aadilatun
Yang artinya: “Ilmu itu ada tiga, dan yang selain itu hanya lebihan saja (mak: Ilmu
Bantu), (adapun ketiga ilmu itu adalah: 1. Ayat yang menghukumi, yakni Al-Qur’an, dan
2. Sunnah yang tegak, yakni Al-Hadits, dan 3. Iilmu faro’idh (tata cara membagi harta
pusaka/waris) yang adil”. (HR. Abi Daud, No. Hadits: 2499).

7. Taroktu fiikum Amroini Lantadhilluu Maa Tamssaktum Bihimaa Kitaabillaahi Wasunnatin


Nabiyyih(i) Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam
Yang artinya: “Telah aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat
selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitab Alloh (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-
Nya (Al-Hadits)”. (HR. Maalik Fii Muatho’).

8. Fa-in Tanaaza’tum fii Sya-in Farudduuhu Ilalloohi Warrosuuli Inkuntum Tu’minuuna


Billaahi Walyaumil Aakhir(i)
Yang artinya: “Maka jika kamu berselisih faham/berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Qur’an) dan Rosul (Al-Hadits), jika kamu
beriman dengan Alloh dan hari akhir”. (QS. An-Nisaa’, No. Surat: 4, Ayat: 59).

9. Man ‘Amila ‘Amalan Laisa ‘Alaihi Amrunaa Fahuwa Rodd(un)


Yang artinya: “Barangsiapa mengamalkan pada suatu amalan yang tidak ada (dasar)
perkara (ajaran) kami atasnya, maka amalan tersebut ditolak”. (HR. Bukhori)

Aisyah Dwi Rahmawati


10. Laa Yazaalun Naasi Bikhoirin Maa Baqiyal Awwalu Hatta Yata’allamal Akhir(u), Fa-idzaa
Halakal Awwalu Qobla Ayyata’allamal Akhiru Halakan Naas(i)
Yang artinya: “Manusia akan selalu dalam keadaan baik selama orang awal (generasi
tua/ulama’ sepuh) masih tetap ada/hidup sehingga orang akhir (generasi muda) mau
belajar (pada generasi tua tersebut), kalau orang awal telah mati sementara orang akhir
belum belajar (padanya) maka (saat itulah manusia) rusak”. (HR. Thobrooni, No. Hadits
929).

11. Yaa Ayyuhan Naas(u), Innamal ‘Ilmu Bitta’allum(i), Walfiqhu Bittafaqquhi


Yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya ilmu bisa didapat dengan cara belajar,
sedangkan kepahaman bisa didapat dengan cara berusaha paham”. (HR. Thobrooni).

12. Halaka Ummatii ‘Alaa Yaday Ughoilimatis Sufahaa-in


Yang artinya: “Umatku rusak ditangan pemuda yang bodoh”. (mak: generasi muda yang
tidak memahami perkara dosa-fahala, halal-harom, manfa’at-madhorot, mahrom dan
bukan mahrom, baik-buruk, dll. Menuruti hawa nafsu). (HR. Bukhori).

13. Al-Kayyisu Man Daana Nafsahu Wa ‘Amila Limaa Ba’dal Maut(i), Wal ‘Aajizu Man Atba’a
Nafsahu Hawaahaa Watamanna ‘Alallooh(i)
Yang artinya: “Orang yang cerdas, ialah orang yang mengoreksi dirinya dan
mengamalkan apa-apa untuk setelahnya mati, sedang orang yang lemah/bodoh ialah
orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Alloh”.
(HR. Tirmidzi Juz 4 Hal 638).

14. Asyaddun Naasi Hasrotan Yaumal Qiyaamati Rojulun Amkanahu Tholabul ‘Ilmi
Fiddunyaa Falam Yathlubhu
Yang artinya: “Pada hari Kiamat kelak, manusia yang paling menyesal adalah seseorang
yang mungkin sekali (mempunyai kesempatan) untuk mencari ilmu di dunia tapi ia tidak
mau mencarinya”. (HR. Thobroni).

15. Innallooha Yubghidhu Kulla Ja’dhzoriyyin Jawwaadhzin Sakhkhoobin Fil Aswaaqi Jiifatin
Billaili Himaarin Bin Nahaar(i)
Yang artinya: “Sesungguhnya Alloh murka kepada setiap orang yang keras hati lagi kasar,
tukang bertengkar di pasar, membangkai di malam hari (tidur saja tidak mau sholat
sunnah dan berdo’a), di siang hari seperti himar / kuda (suka pergi kemana-mana lalai
ibadah), pandai di bidang duniawi, bodoh dalam urusan akherat”. (HR. Baihaqi).

16. Innahu Layastaghfiru Lil’alimi Man Fis Samaawaati Wa Man Fil Ardhi Hattal Hitaani Fil
Maa-i
Yang artinya: “Bahwasannya orang yang di langit (malaikat) dan orang yang di bumi
(orang-orang iman) sehingga ikan-ikan di lautan memintakan ampunan bagi orang
‘alim/berilmu”. (HR. Ibnu Majah juz 1 hal 87).

Aisyah Dwi Rahmawati


17. Idzaj Tama’al ‘Aalimu Wal ‘Aabidu ‘Alash Shiroothi, Qiila Lil ‘Aabid(i), “Udkhulil Jannata
Watana’am Bi’ibaadatik(a), Waqiila Lil ‘Aalimi Qif Hunaa Fasyfa’ Liman Ahbabta Fa-
innaka LaaTasyfa’u Li-ahadin Illaa Syuffi’ta Faqooma Maqoomal Anbiyaa-i
Yang artinya: “Ketika orang yang berilmu dan orang yang ahli beribadah telah berkumpul
di atas jembatan shirothol mustaqiim, maka dikatakan pada orang yang ahli beribadah
“Masuklah kamu ke surga dan nikmatilah (hasil) beribadahmu”, dan dikatakan pada
orang yang ahli ilmu “Berhentilah disitu, lalu memberilah syafa’at pada orang yang kamu
senangi! Sesungguhnya, kamu tidak mensyafa’ati seseorang kecuali pasti kamu akan
disyafa’ati (artinya: setiap orang yang disyafa’atinya pasti tertolong) terus ia berdiri pada
tempat berdirinya para nabi”.

18. Yarfa’illaahul Ladziina Aamanuu Minkum Wal Ladziina Uutul ‘Ilma Darojaat(in),
Walloohu Bimaa Ta’maluuna Khobiir(un)
Yang artinya: “Niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu sekalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Alloh Maha waspada terhadap apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadilah, No. Surat:
58, Ayat: 11).

19. Tholabul ‘Ilmi Afdholu ‘Indalloohi Minash Sholaati Wash-shiyaami Wal Hajji Wal Jihaadi
Fii Sabiilillaah(i)
Yang artinya: “Di sisi Alloh, menuntut ilmu lebih utama ketimbang sholat, puasa dan haji
serta jihad/berjuang di jalan Alloh”. (HR. Ad-Dailami)

Aisyah Dwi Rahmawati


Dalil Bersyukur dan Niat karena Alloh
Dalil Bersykur :

1. Wa-idz Ta-adzdzana Robbukum La-in Syakartum La-aziidannakum Wala-in


Kafartum Inna ‘Adzaabii Lasyadiid(un)

Yang artinya: “Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu mengumumkan; “Niscaya jika
kamu sekalian bersyukur, pasti Kami (Alloh) akan menambah (nikmat) kepada
kamu sekalian, dan jika kamu sekalian kufur/mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya adzab-Ku sangat berat”. (QS. Ibrohim, ayat: 7).

2. Walaa Yardhoo Li-‘ibaadihil Kufro Wa-in Tasykuruu Yardhohu Lakum

Yang artinya: “Dan (Alloh) tidak ridho kepada hamba-Nya yang kufur dan jika
kamu sekalian bersyukur, niscaya Dia ridho pada kesyukuran kamu sekalian itu”.
(QS. Az-Zumar, ayat: 7)

3. Waman Lam Yasykurin Naasa Lam Yasykurillaah(a)

Yang artinya: “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak
bersyukur kepada Alloh”. (HR. Ahmad).

Dalil Niat Karena Alloh:

1. Yarjuuna Rohmatahuu Wayakhoofuuna ‘Adzaabah(uu)

Yang artinya: “Mereka mengharapkan rohmat-Nya dan takut pada adzab/siksa-


Nya’. (QS. Al-Isro’, ayat: 57).

2. Wamaa Li-ahadin ‘Indahuu Min Ni’matin Tujzaa Illabtighoo-a Wajhi Robbihil A’laa

Yang artinya: “Dan tidak ada bagi seorangpun yang telah memberikan nikmat akan
di balas di sisinya kecuali dia memberikannya itu semata-mata karena mencari
keridhoan Tuhannya yang Maha tinggi”. (QS. Al-Lail, No Surat: 92, Ayat 19-20)

Dalil Mengamal

Aisyah Dwi Rahmawati


1. Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Limaa Taquuluuna Maa Laa Taf’aluun(a),
Kaburo Maqtan ‘Indalloohi An Taquuluu Maa Laa Taf’aluun(a)

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? Sangat besar dosanya di sisi Alloh apabila kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. Ash-Shoff, No. Surat: 61, Ayat: 3).

2. Walikullin Darojaatun Mimmaa ‘Amiluu Wa Maa Robbuka Bighoofilin ‘Ammaa


Ya’maluun(a)

Yang artinya: “Dan masing-masing orang akan memperoleh derajat-derajat (tingkatan


surga sesuai) dengan apa yang diamalkan/kerjakannya, dan Tuhanmu tidak akan pernah
lupa dari apa yang mereka kerjakan”. (QS. Al-An’am, No. Surat: 6, Ayat: 132 atau
Surat Al-Ahqoof, No. Surat: 46, Ayat: 19).

3. Man Qoro-al Qur’aana Wa ’Amila Bimaa Fiihi Ulbisaa Waalidaahu Taajan


Yaumal Qiyaamah, Dhou-uhu Ahsanu Min Dhou-isy Syamsi Fii Buyuutid
Dunyaa Laukaanat Fiikum Famaa Dhzonnukum Billadzii ‘Amila Bihaadzaa

Artinya: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di


dalamnya (isinya), maka pada hari kiamat akan dipakaikan pada kedua orang tuanya
Mahkota. Sinarnya lebih bagus ketimbang sinar matahari yang menyinari rumah-rumah
di dunia. Seandainya Mahkota itu berada di kalangan kamu sekalian, lalu bagaimana
menurut persangkaan kamu sekalian dengan orang yang mengamalkannya?”. (Tentu
lebih baik daripada itu). (HR. Abu Daud).

4. Fathuubaa Lilghurobaa-il Ladziina Yumassikuuna Bikitaabillaahi Hiina Yutroku


Waya’maluuna Bisunnatii Hiina Tuthfaa

Yang artinya: “Maka sangat beruntung bagi orang yang dianggap asing, yaitu orang-
orang yang berpedoman pada kitab Alloh (Al-Qur’an) ketika (kitab Alloh itu)
ditinggalkan, dan mereka yang mengamalkan sunnahku (Al-Hadits) ketika (Al-Hadits
itu) dipadamkan”.(HR. Ibnu Wahbin).

5. Watilkal Jannatul Latii Uuritstumuuhaa Bimaa Kuntum Ta’maluun(a)

Yang artinya: “Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal
yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf, No. Surat: 43, Ayat: 72).

6. Man ‘Amila Shoolihan Falinafsih(ii), Wa Man Asaa-a Fa’alaihaa Wa Maa


Robbuka Bidhzollaamil Lil’abid(i)

Aisyah Dwi Rahmawati


Yang artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang sholih/baik, maka (pahalanya
bermanfa’at) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan amal yang jelek, maka
(dosanya akan memberatkan) pada dirinya sendiri; Dan sekali-kali Tuhanmu
(Muhammad) tidak akan menganiaya pada hamba-hamba-Nya”. (QS. Fushshilat, No.
Surat: 41, Ayat: 46).

7. Innal Ladziina Aamanuu Wa ‘Amilush Shoolihaati Lahum Jannatun Tajrii


Mintahtihal Anhaar(u), Dzaalikal Fauzul Kabiir(u)

Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal


yang sholih maka mereka akan memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; Itulah keberuntungan yang besar”. (QS. Al-Buruuj, No. Surat: 85, Ayat: 11).

8. Innallooha Laa Yandhzuru Ilaa Shuwarikum Wa Amwaalikum Walaakin


Yandhzuru Ilaa Quluubikum Wa A’maalikum

Yang artinya: “Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat pada rupa kamu sekalian dan
harta kamu sekalian, tapi Alloh akan melihat pada hati kamu sekalian dan amal-amal
kamu sekalian”. (HR. Muslim Juz 8 Hal 11).

9. Idzaa Ahsana Ahadukum Islaamahu Fakullu Hasanatin Ya’maluhaa Tuktabu


Lahu Bi’asyri Amtsaalihaa Ilaa Sab’imi-ati Dhi’fin

Yang artinya: “Ketika salah satu kamu sekalian Islamnya bagus maka untuk setiap satu
kebaikan yang ia amalkan akan ditulis baginya dengan sepuluh semisal amal tersebut
sampai dengan tujuh ratus lipat, sedangkan setiap kejelekan yang ia amalkan akan
ditulis baginya dengan yang setara itu”. (HR. Bukhori)

10. Alladzii Kholaqol Mauta Wal Hayaata Liyabluwakum Ayyukum Ahsanu


‘Amalaa(n), Wahuwal ‘Aziizul Ghofuur(u)

Yang artinya: “(Alloh ialah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”. (QS. Al-Mulk, No. Surat: 67, Ayat: 2).

11. I’mal Lidunyaaka Ka-annaka Ta’iisyu Abadaa(n), Wa’mal Li-aakhirotika Ka-


annaka Tamuutu Ghodaa(n)

Yang artinya: “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu akan hidup
selamanya, dan beramallah kamu untuk kepentingan akhirotmu seakan-akan kamu akan
mati besok”. (HR. Ibnu ‘Asaakir).

Dalil Membela

Aisyah Dwi Rahmawati


1. Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu Hal Adullukum ‘Alaa Tijaarotin Tunjiikum Min ‘Adzaabin
Aliim(in), Tu’minuuna Billaahi Wa Rosuulihii Wa Tujaahiduuna Fii Sabiilillaahi Bi-
amwaalikum Wa-anfusikum, Dzaalikum Khoirul Lakum Inkuntum Ta’lamuun(a), Yaghfir
Lakum Dzunuubakum Wayudkhilkum Jannaatin Tajrii Min Tahtihal Anhaar(u),
Wamasaakina Thoyyibatan Fii Jannaati ‘And(in), Dzaalikal Fauzul ‘Adhziim(u), Wa-ukhroo
Tuhibbuunahaa Nashrun Minalloohi Wafathun Qoriib(un), Wabasy-syiril Mu’miniin(a)

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan (dagangan) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang
pedih/menyakitkan? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. Niscaya Alloh akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke
dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan
kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘adn (yaitu surga yang kekal). Itulah
keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)
pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang beriman”. (QS. Shoff, No: 61, Ayat: 10, 11, 12,
13).

2. Innal Ladziina Aamanuu Wal Ladziina Haajaruu Wa Jaahaaduu Fii Sabiilillaah(i), Ulaa-ika
Yarjuuna Rohmatalloohi Walloohu Ghofuurur Rohiim(un)

Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah


dan berjihad di jalan Alloh, mereka itu mengharapkan rahmat Alloh, dan Alloh Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: Al-Baqoroh, No. Surat: 2, Ayat 218).

3. Infiruu Khifaafan Watsiqoolan Wajaahiduu Bi-amwaalikum Wa-anfusikum Fii


Sabiilillaah(i), Dzaalikum Khoirul Lakum Inkuntum Ta’lamuun(a)

Yang artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat,
dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Alloh. Yang demikian itu adalah
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (QS: At-Taubah, No. Surat: 9, Ayat: 41).

4. Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Intanshurullooha Yanshurkum Wayutsabbit


Aqdaamakum

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Alloh,
niscaya Alloh juga akan menolong kamu sekalian dan menetapkan kedua telapak kaki
(pendirian/keimanan) kamu sekalian”. (QS: Muhammad, No. Surat: 47, Ayat: 7).

5. Jaahiduu Bi-aidiikum Wa-alsinatikum Wa-amwaalikum

Yang artinya: “Membelalah kamu dengan tangan kamu, dan lisan kamu, dan harta
kamu”. (Nasaa’i, juz: 6, hal: 10).

Aisyah Dwi Rahmawati


6. Idzaa Matal Insaan(u), Inqotho’a ‘Anhu ‘Amaluhu Illaa Min Tsalaati Asy-yaa’(a), Min
Shodaqotin Jaariyah, Au ‘Ilmin Yuntafa’u Bih(i), Au Waladin Shoolihin Yad’uu Lah(u)

Yang artinya: “Ketika manusia mati maka putuslah amalnya kecuali dari tiga perkara,
yaitu; 1). Shodaqoh jariyah, 2). Ilmu yang bermanfa’at, 3). Anak yang sholih yang
mendo’akannya”. (HR. Abu Daud dari Abi Huroiroh).

Memakai Lisan :

1. Waadilhum Billatii Hiya Ahsan(u)

Yang artinya: “Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl, No. Surat:
16, Ayat: 125).

2. Waman Kaana Yu’minu Billaahi Wal Yaumil Aakhir(i), Falyaqul Khoiron Au Liyashmut

Yang artinya: “Dan barang siapa yang beriman dengan Alloh dan hari akhir maka
hendaklah ia berkata yang baik atau supaya diam”. (HR. Bukhori Juz 8 hal 13).

Memakai Harta :

1. Anna Rosuulalloohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallama Qool(a), “Ahabbul Bilaadi Ilalloohi


Masaajiduhaa, Wa Abghodhul Bilaadi Ilalloohi Aswaaquhaa

Yang artinya: Sesungguhnya Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda:


“Kampung yang paling disenangi Alloh adalah kampung yang banyak masjidnya,
sedang kampung yang dibenci Alloh adalah kampung yang banyak pasarnya”. (HR.
Tirmidzi).

2. Amaro Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam(a) Bibinaa-il Masaajidi Fid-duuri Wa


Antunadh-dhofa Watuthoyyaba

Yang artinya: “Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan untuk


membangun masjid-masjid di desa-desa dan supaya dibersihkan (dipelihara
kesuciannya) dan diberi wangi-wangian”. (HR. Tirmidzi).

3. Man Banaa Masjidan Yudzkarulloohu Fiihi Banalloohu ‘Azza Wajalla Lahu Baitan Fil
Jannah

Yang artinya: “Barang siapa yang membangun masjid di dalamnya selalu disebut (asma)
Alloh, maka Alloh Yang Maha Mulia lagi Maha Agung membangunkan sebuah rumah
baginya di surga”. (HR. Nasaa’i)

4. Man Banaa Masjidan Lillaahi Kamafhashi Qothootin Au Ashghoro Banalloohu Lahu


Baitan Fil Jannah

Aisyah Dwi Rahmawati


Yang artinya: “Barang siapa yang membangun masjid karena Alloh walau pun kecil
seperti sarang burung atau lebih kecil lagi dari itu, maka Alloh akan membangunkan
rumah baginya di dalam surga”. (HR. Ibnu Majah Juz 1 hal 244).

5. Alladziina Yabkholuuna Waya’muruunan Naasa Bil Bukhli Wayaktumuuna Maa


Aataahumulloohu Min Fadhlihii Wa-a’tadnaa Lilkaafiriina ‘Adzaabam Muhiinaa

Yang artinya: “(Orang yang sombong lagi membanggakan diri, yaitu) orang-orang yang
kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan keutamaan / karunia
Alloh yang telah diberikan Alloh kepada mereka. Dan Kami (Alloh) telah menyediakan
untuk orang-orang kafir [mak: kafir terhadap nikmat Alloh, ialah karena kikir, dan
menyuruh orang lain berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Alloh, berarti tidak
mensyukuri nikmat Alloh] siksa yang menghinakan”.(QS. An-Nisaa’, No. Surat: 4, Ayat:
37).

6. Khoshlataani Laa Tajtami’aani Fii Mu’mini, Al-Bukhlu Wa Su-ul Khuluq(i)

Yang artinya: “Ada dua sifat, keduanya tidak pantas menyatu di dalam diri orang iman,
yaitu pelit dan akhlak yang jelek”. (HR. Tirmidzi).

7. Laa Yadkhulul Jannata Khibbu Walaa Mannaanun Walaa Bakhiilun

Yang artinya: “Tidak bisa masuk surga; orang yang suka berbuat kerusakan, orang yang
suka mengungkit-ungkit apa yang telah ia berikan, orang yang bakhil / pelit”.(HR.
Tirmidzi). (HR. Tirmidzi).

8. Maa Naqoshot Shodaqotun Min Maal(i)

Yang artinya: “Shodaqoh itu tidak mengurangi harta”. (HR. Tirmidzi).

9. Wa Maa Tuqoddimuu Li-anfusikum Min Khoirin Tajiduuhu ‘Indallooh(i), Huwa Khoiron


Wa A’dhzoma Ajroo(n)

Yang artinya: “Dan apa saja dari kebaikan yang telah kamu dahulukan untuk diri kamu,
maka kamu akan menjumpainya disisi Alloh, itu lebih baik dan lebih besar
fahalanya”. (QS. Al-Muzzammil, No. Surat: 73, Ayat: 20).

Dalil Sambung

Aisyah Dwi Rahmawati


1. Innamal Mu’minuunal Ladziina Aamanuu Billaahi Warosuulih(i), Wa-
idzaa Kaanuu Ma’ahu ‘Alaa Amrin Jaami’in Lam Yadzhabuu Hattaa
Yasta’dzzinuuh(u), Innal Ladziina Yasta’dzinuunaka Ulaa-ikal Ladziina
Yu’minuuna Billaahi Wa Rosuulih(i), Fa-idzasta’dzanuuka Liba’dhi
Sya’nihim Fa’dzan Liman Syi’ta Minhum Wastaghfir Lahumullooh(a).
Innallooha Ghofuuror Rohiim(un)

Yang artinya: “Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang


yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama
Rosululloh dalam ‘Amrin Jaami’in’ (sambung berjama’ah; sesuatu urusan yang
memerlukan pertemuan), mereka tidak meninggalkan (Rosululloh) sebelum meminta
idzin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta idzin kepadamu
(Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya,
maka apabila mereka meminta idzin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah idzin
kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS. An-Nuur, No. Surat: 24, Ayat: 62).

2. Wa’tashimuu Bihablillaahi Jamii’an Wa Laa Tafarroquu

Yang artinya: “Dan berpegang-teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Alloh
dengan jama’ah, dan janganlah kamu sekalian firqoh”. (QS. Ali ‘Imron, No. Surat: 3,
Ayat: 103).

3. Wayadulloohi ‘Alal Jamaa’ah, Waman Syadda Syadda Ilan Naar(i)

Yang artinya: “Dan tangan (pertolongan) Alloh atas Al-Jama’ah, dan barangsiapa yang
membelot, maka ia membelot ke neraka”. (HR. Tirmidzi)

4. Fa-innahu Man Khoroja Minal Jamaa’ati Qiida Syibrin Faqod Khola’a


Ribqotal Islaami Min Unuqih(i), Il-laa Ay-Yurooji’a

Yang artinya: “Maka sesungguhnya saja, barangsiapa yang keluar dari Al-Jama’ah
kira-kira satu jengkal, maka sungguh tali Islamnya telah lepas dari lehernya kecuali jika
ia kembali lagi”. (HR. Abu Daud).

5. Fa-innahu Man Faroqol Jamaa’ata Syibrin Famaata Il-laa Maata


Miitatan Jaahiliyyah

Yang artinya: “Maka sesungguhnya saja, barangsiapa yang memisahi Al- Jama’ah satu
jengkal saja, lalu ia mati, maka ia mati dengan kematian jahiliyah”. (HR. Bukhori).

6. Wa Laa Takuunuu Kal Ladziina Tafarroquu Wakhtalafuu Mimba’di Maa


Jaa-ahumul Bayyinaat(u), Wa Ulaa-ika Lahum “Adzaabun ‘Adhziim(un)

Aisyah Dwi Rahmawati


Yang artinya: “Dan janganlah kamu jadi seperti orang-orang yang telah Firqoh (pecah-
belah) dan berselisih (berbeda paham) sesudah datang keterangan yang jelas (Al-
Qur’an) kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat”. (QS. Ali Imron, No.Surat: 3, Ayat: 105).

7. ‘An ‘Umaribnil Khoth-thob Rodhiyalloohu ‘Anhu Annan Nabiyya


Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam(a): “…’Alaikum Bil Jamaa’ah, Wa
Iyyaakum Wal Firqoh, Fa-innasy Syaithoona Ma’al Waahid(i), Wahuwa
Minal Itsnaini Ab’ad(u), Man Arooda Buhbuuhatal Jannati Falyalzamil
Jamaa’ah

Yang artinya: “Dari Umar bin Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu, sesungguhnya Nabi
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Kamu sekalian menetapilah pada Al-Jama’ah,
dan takutlah kamu sekalian pada Al-Firqoh, maka sesungguhnya syetan bersama satu
orang dan syetan itu akan menjauh dari dua orang, dan barangsiapa yang ingin berada
di tengah-tengah surga maka hendaklah dia menetapi Al-Jama’ah”. (HR. Tirmidzi juz 3
hal 207).

8. Alaa Inna Man Qoblakum Min Ahlil Kitaab(i), Iftaroquu ‘Alaa Tsintaini
Wasab’iina Millatan, Wa-inna Haadzihil Millata Sataftariqu ‘Alaa
Tsalaatsin Wasab’iina Tsintaani Wasab’uuna Fin Naar(i), Wawaahidatun
Fil Jannati Wahiyal Jamaa’ah

Yang artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya orang sebelum kalian yaitu dari ahli kitab
pecah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama (Islam) ini akan pecah menjadi 73,
dan yang 72 di dalam neraka dan satu di dalam surga, sedang yang satu itu adalah Al-
Jama’ah”. (HR. Sunan Abu Daud).

9. Wataftariqu Ummatii ‘Alaa Tsalaatsin Wasab’iina Millatan Kulluhum Fin


Naari Illaa Millatan Waahidatan, Qoluu Waman Hiya Yaa
Rosuulallooh(i)? Qool(a), “Maa Anaa ‘Alaihi Wa Ash-haabii

Yang artinya: “Dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, mereka semua masuk
di dalam neraka, kecuali hanya satu golongan (yang tidak masuk neraka). Mereka
(sahabat) berkata: “Dan siapakah yang satu golongan itu, ya Rosulalloh? Rosululloh,
bersabda: “yaitu (golongan) yang mengerjakan apa yang saya kerjakan dan yang
dikerjakan oleh sahabat-sahabat saya”. (HR. Tirmidzi, No. Hadits: 2565).

10. Man ‘Amila Lillaahi Fil Jamaa’ati Fa-ashooba Qobilalloohu Minh(u),


Wa In Akhtho-a Ghofa Lah(u), Waman ‘Amila Yabtaghil Firqota Fa-

Aisyah Dwi Rahmawati


ashooba Lam Yataqobbalillaahu Minh(u), Wa In Akhtho-a Falyatabawwa’
Maq’adahu Minan Naar(i)

Yang artinya: “Barangsiapa yang beramal dalam Jama’ah, lalu benar, maka Alloh
menerimanya, dan jika salah, Alloh mengampuninya. Dan barangsiapa yang beramal
mencari yang Firqoh, lalu benar, maka Alloh tidak akan menerimanya, dan jika salah,
maka hendaklah ia bertempat duduk pada tempat duduknya dari api (mak: di
neraka)”. (HR. Thobrooni).

11. Talzamu Jamaa’atal Muslimiina Wa Imaamahum, Qultu Fa-il Lam


Yakul Lahum Jamaa’atun Wa Laa Imaamun, Qool(a) Fa’tazil Tilkal
Firoqo Kullahaa Walau Anta’adh-dhu Bi-ashli Syajarotin Hattaa
Yudrikakal Mautu Wa Anta ‘Alaa Dzaalik(a)

Yang artinya: “Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Menetapilah kamu


(Hudaifah bin Yaman) pada jamaah muslimin dan imam mereka (artinya: carilah Islam
yang berbentuk jama’ah dan yang mempunyai imam sebagai pemimpinya), aku
(Hudaifah bin Yaman), berkata: “(Bagaimana) jika tidak ada jama’ah dan imam
mereka? Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Uzlah-lah (Pisahilah) segala
bentuk firqoh-firqoh (ada 72 firqoh Islam), sekalipun kamu hanya makan akar / umbi
pohon sehingga maut menjemput kamu sementara kamu atas keadaan demikian”. (HR.
Bukhori, Kitabul Fitan)

Dalil Keto’atan

Aisyah Dwi Rahmawati


1. Wamaa Kaana Limu’minin Walaa Mu’minatin Idzaa Qodholloohu Warosuuluhuu
Amron Ayyakuuna Lahumul Hiyarotu Min Amrihim, Wamay Ya’shillaaha
Warosuulahuu Faqod Dholla Dholaalam Mubiinaa(n)

Yang artinya: “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula
pantas) bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang
urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzaab, No. Surat: 33, Ayat:
36).

2. Ta’at Kepada Alloh, Rosul, Ulil Amri (Amir/Imam). Sebagaimana dapat kita lihat
firman Alloh Ta’alaa dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisaa’, No. Surat: 4, Ayat: 59, yang
berbunyi: “Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu Athii’ullooha Wa Athii’ur Rosuula Wa
Ulil Amri Minkum”

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman ta’atilah Alloh dan Rosul serta Ulil
Amri (Amir) dari (golongan) kamu sekalian”.

3. Ta’at Kepada Alloh, Rosul, Imam. Di dalam Hadits Shohih Bukhori, Rosuululloohi
Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Wa‘alaikum Bithoo’atillaahi Wathoo’ati
Rosuulihi Wathoo’ati A-immatikum”

Yang artinya: “Dan wajib bagi kamu sekalian menta’ati Alloh, dan menta’ati Rosul-
Nya, dan menta’ati Imam-Imam kamu sekalian”.

4. Ta’at Kepada Imam selama perintahnya tidak maksiat. Di dalam Hadits Riwayat
Baihaqi, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Thoo’atul Imaami
Haqqu ‘Alal Mar-il Muslimin Maalam Ya’mur Bima’shiyatillaah(i), Fa-idzaa Amaro
Bima’shiyatillaahi Falaa Sam’a Lahu Walaa Thoo’ah”

Yang artinya: “Taat kepada imam itu merupakan hak orang muslim selama Imam
tidak memerintahkan menentang/mendurhakai Alloh, maka ketika Imam
memerintahkan menentang/mendurhakai Alloh maka jangan mendengarkan dan
taat kepadanya”.

5. Tidak boleh ta’at dalam urusan maksiat. Didalam Hadits Shohih Muslim Juz 6 hal 15,
Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Laa Thoo’ata Fii
Ma’shiyatillaah(i), Innamaath Thoo’atu Fil Ma’ruuf(i)”

Yang artinya: “Tidak ada taat dalam urusan menentang/mendurhakai Alloh,


sesungguhnya taat itu dalam hal kebaikan”.

6. Ta’at dalam keadaan apapun. Didalam Hadits Shohih Muslim, Rosuululloohi


Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: Alaikas Sam’u Wath Thoo’atu Fii ‘Usrika
Wayusrika Wamansyathika Wamakrohika Wa-atsarotin ‘Alaik(a)

Aisyah Dwi Rahmawati


Yang artinya: “Wajib bagimu; mendengarkan dan ta’at dalam hal baik itu sulit,
mudah, sedang semangat, sedang merasa enggan, pilih kasih terhadapmu”.

7. Tidak boleh ta’at kepada orang yang mendurhakai Alloh. Didalam Hadits Ibnu
Majah, juz 2 hal 956, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Laa
Thoo’ata Liman ‘Ashollooh(a)”

Yang artinya: “Jangan ta’at pada orang yang mendurhakai Alloh”.

8. Tidak boleh ta’at kepada orang yang tidak ta’at pada Alloh. Didalam Hadits Musnad
Ahmad, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Laa Thoo’ata Liman
Lam Yuthi’illaah(a)”

Yang artinya: “Jangan ta’at pada orang yang tidak ta’at pada Alloh”.

9. Tho’at, yaitu tunduk dan patuh sepenuhnya terhadap nash-nash syar’i. Tunduk dan
patuh secara totalitas, baik secara lahiriyah, yaitu dengan mematuhi hukum-hukum
beserta konsekuensinya maupun secara bathiniyah, yaitu dengan hati yang ikhlash
karena Alloh penuh kerelaan dalam melaksanakan ketoatan tersebut. Dan
ketho’atan bathin inilah yang membedakan antara orang iman sejati dan orang-
orang munafik, walaupun secara dhzohir / lahiriyah di dunia ini mereka dihukumi
sama. Sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisaa’, No. Surat: 4,
Ayat: 65, yang berbunyi: “Falaa Warobbika Laa Yu’minuuna Hattaa Yuhakkimuuka
Fiimaa Syajaro Bainahum Tsumma Laa Yajiduu Fii Anfusihim Harojam Mimmaa
Qodhoita Wayusallimuu Tasliimaa(n)”

Yang artinya: “Maka demi Tuhanmu (Muhammad), mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim terhadap perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”.

10. Innahu Laa Islaama Illaa Bijamaa’atin Walaa Jamaa’ata Illaa Bi-imaarotin Walaa
Imaarota Illaa Bithoo’atih

Yang artinya: “Bahwasannya tidak Islam kecuali jama’ah, dan tidak jama’ah kecuali
berimam, tidak berimam kecuali dengan tho’at”. (HR. Daromi).

Bab Pakaian

Aisyah Dwi Rahmawati


From situs LDII.Ulama LDII kembali menegaskan syarat-syarat pakaian wanita yang benar
sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah SAW dalam Al-Quran dan Al- Hadist.

1. Menutup semua anggota badan kecuali WAJAH dan TELAPAK TANGAN


2. Pakaian tidak dijadikan sebagai perhiasan yang menarik perhatian orang lain.

‫صاَإرإهلن مويِمبحفم ب‬
َ‫ظمن فههرومجههلن مومل يِهببإديِمن إزيِنمتمههلن إإلل مما‬ ‫ضمن إمبن أمبب م‬ ‫ض ب‬ ‫موقهبل لإبلهمبؤإممناَ إ‬
‫ت يِمبغ ه‬
31 ‫ضإرببمن بإهخهمإرإهلن معملىَ هجهيوبإإهلن…َّ سورة النور‬ ‫ظمهممر إمبنمهاَ موبليم ب‬
Katakanlah pada kaum mukmin perempuan agar memejamkan pandangannya dan menjaga
farjinya dan tidak menampakkan perhiasannya (aurat atau perhiasan) kecuali apa-apa yang
tampak darinya dan supaya menutupkan kerudungnya atas dadanyaَّ…Surat An-Nur ayat 31

‫ظهممر‬‫س مول يِهببإديِمن إزيِنمتمههلن إإلل مماَ م‬


‫ش معبن مسإعيإد ببإن هجبمبيسر معإن اببإن معلباَ س‬ ‫مومقاَمل ابلمبعمم إ‬
‫طاَسء موإعبكإرممةم مومسإعيإد ببإن‬‫ي معإن اببإن هعمممر مومع م‬ ‫ موهرإو م‬.‫ موبجههمهاَ مومكفلبيمهاَ موابلمخاَتمهم‬:‫إمبنهاَ مقاَمل‬
‫ك *تفسير ابن‬ ‫ك موإإببمراإهيمم النلمخإعيي مومغبيإرإهبم نمبحهو مذلإ م‬ ‫هجبمبيسر موأمإبي اللشبعمثاَإء موال ل‬
‫ضلحاَ إ‬
‫كثير‬
Al-’Amash meriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibni Abbas: dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali apa-apa yang nampak darinya, Ibnu Abas menegaskan: wajah dan
telapak tangan dan cincinnyaَّ…[Tafsir Ibnu Katsir]

‫ك مونإمساَإء ابلهمبؤإمإنيمن يِهبدإنيمن معلمبيإهلن إمبن مجملإبيبإإهلن مذلإ م‬


‫ك‬ ‫ميِاَ أمييِمهاَ النلبإيي قهبل إلمبزمواإج م‬
‫ك موبممناَتإ م‬
59 ‫(* سورة الحزاب‬59) َ‫اه مغهفومرا مرإحيمما‬ ‫أمبدمنىَ أمبن يِهبعمربفمن فممل يِهبؤمذبيِمن مومكاَمن ل‬
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan
mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

1173 – ‫ٌ معبن‬،‫ محلدثممناَ هملماَمم‬:‫صسم مقاَمل‬ ‫ محلدثممناَ معبمهرو ببهن معاَ إ‬:‫محلدثممناَ هممحلمهد ببهن بملشاَسر مقاَمل‬
‫صللىَ ل‬
‫اه معلمبيإه‬ ‫ٌ معبن معببإد ل إ‬،‫ص‬
‫ٌ معإن النلبإيي م‬،‫ا‬ ‫ٌ معبن أمإبي المبحمو إ‬،‫ق‬ ‫ٌ معبن همموير س‬،‫قممتاَمدمة‬
‫ث محمسمن‬ ‫ »هممذا محإديِ م‬: ُ«‫طاَهن‬
‫ت ابستمبشمرفممهاَ اللشبي م‬‫ٌ فمإ إمذا مخمرمج ب‬،‫ »الممبرأمةه معبومرمة‬:‫ٌ مقاَمل‬،‫مومسللمم‬
‫ صحيح‬: [‫ب«ُ__________]حكم اللباَني‬ ‫صإحيمح مغإريِ م‬ ‫م‬
Rasulullah SAW bersabda,”Perempuan itu aurat, ketika keluar setan menganggap mulya”.

Keterangan: Seorang wanita ketika keluar di tempat umum, setan menghembuskan perasaan
cantik dan berharga sehingga menarik laki-laki untuk menggoda.

4117 – ‫ٌ معبن‬،‫ٌ معبن أمإبيإه‬،‫ٌ معبن أمإبي بمبكإر ببإن مناَفإسع‬،‫ك‬ ‫ٌ معبن مماَلإ س‬،‫اإ ببهن ممبسلممممة‬ ‫محلدثممناَ معببهد ل‬
‫ٌ أملن أهلم مسلمممةم مزبومج النلبإيي م‬،‫ٌ أمنلمهاَ أمبخبممربتهه‬،‫ت أمإبي هعبمبيسد‬
ٌ،‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‬ ‫صفإيلةم بإبن إ‬
‫م‬

Aisyah Dwi Rahmawati


‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم إحيمن مذمكمر ا ب إلمزامر‪ ٌ،‬مفاَبلممبرأمةه ميِاَ مرهسومل ل‬
‫اإ؟ِهَّلل مقاَمل‪:‬‬ ‫اإ م‬ ‫ت لإمرهسوإل ل‬‫مقاَلم ب‬
‫ف معبنمهاَ‪ ٌ،‬مقاَمل‪» :‬فمإذمرامعاَ مل تمإزيِهد معلمبيإه«ُ‬ ‫ت أهيم مسلمممةم إإمذا يِمبنمكإش ه‬
‫»تهبرإخي إشببمرا«ُ ‪ ٌ،‬مقاَلم ب‬
‫رواه ابوداود كتاَب الباَس )صحيح(‬
‫)‪َّ…sesungguhnya Uma Salamah istri Nabi bertanya pada Rasulillah SAW saat (Nabi‬‬
‫)‪menasehatkan masalah pakaian, bagaimanakahpakaian wanita ya Rasulalloh? (Nabi‬‬
‫‪bersabda,”Turunkanlah satu jengkal”. Umu Salamah menjawab.”Kalau segitu masih terbuka‬‬
‫‪dari nya” (Nabi) menambahkan kalau begitu tambahkan satu lengan, tidak akan menambah‬‬
‫]‪lagi kalian”.[Riwayat Abu Dawud Kitabu Libas No. Hadist 4117‬‬

‫‪3. Pakaian tidak transparan‬‬

‫ضإل ابلمحلرانإيي‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬محلدثممناَ ‪4104 -‬‬ ‫طاَإكيي‪ ٌ،‬موهممؤلمهل ببهن ابلفم ب‬ ‫ب ابلمبن م‬ ‫ب ببهن مكبع س‬ ‫محلدثممناَ يِمبعهقو ه‬
‫ك‪ :‬معبن‬ ‫ابلموإليهد‪ ٌ،‬معبن مسإعيإد ببإن بمإشيسر‪ ٌ،‬معبن قممتاَمدمة‪ ٌ،‬معبن مخاَلإسد‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬يِمبعهقو ه‬
‫ب اببهن هدمربيِ س‬
‫صللىَ اه‬ ‫اإ م‬ ‫ت معملىَ مرهسوإل ل‬ ‫ت أمإبي بمبكسر‪ ٌ،‬مدمخلم ب‬ ‫اه معبنمهاَ‪ ٌ،‬أملن أمبسمماَمء بإبن م‬ ‫ضمي ل‬ ‫معاَئإمشةم مر إ‬
‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‪ٌ،‬‬ ‫اإ م‬ ‫ض معبنمهاَ مرهسوهل ل‬ ‫ق‪ ٌ،‬فمأ مبعمر م‬ ‫ب إرمقاَ م‬ ‫معلمبيإه مومسللمم مومعلمبيمهاَ ثإمياَ م‬
‫صلهبح أمبن يِهمرىَ إمبنمهاَ إإلل هممذا‬‫ض لمبم تم ب‬ ‫ت ابلممإحي م‬ ‫مومقاَمل‪» :‬ميِاَ أمبسمماَهء‪ ٌ،‬إإلن ابلممبرأمةم إإمذا بملممغ إ‬
‫موهممذا«ُ موأممشاَمر إإملىَ موبجإهإه رواه‪...‬رواه__________]حكم اللباَني[ ‪ :‬صحيح‬
‫‪Aisah Radhiyallohu anha meriwayatkan bahwa Asma’ binta Abu Bakar masuk melewati‬‬
‫‪Rasulillahi SAW dan dan I (Asma’) mengenakan pakaian yang transparan maka Rasulullahi‬‬
‫‪SAW berpaling darinya dan bersabda,”Wahai Asma’ sesungguhnya seorang perempuan ketika‬‬
‫‪telah sampai haid (baligh) tidak pantas jika diperlihatkan darinya kecuali ini dan ini, dan nabi‬‬
‫‪istarah pada wajah dan telapak tangannya.‬‬

‫‪4. Tidak ketat dan tidak menonjolkan bentuk tubuhnya.‬‬

‫محلدثممناَ أمهبو معاَإمسر‪ ٌ،‬محلدثممناَ هزهمبيمر يِمبعإني اببمن هممحلمسد‪ ٌ،‬معبن معببإد اإ يِمبعإني اببمن – ‪21786‬‬
‫هممحلمإد ببإن معإقيسل‪ ٌ،‬معإن اببإن أهمساَممةم ببإن مزبيِسد‪ ٌ،‬أملن أممباَهه أهمساَمممة‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬مكمساَإني مرهسوهل اإ‬
‫ت إملماَ أمبهمدامهاَ إدبحيمةه ابلمكبلبإيي‪ ٌ،‬فممكمسبوتهمهاَ ابممرأمإتي‪ٌ،‬‬ ‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم قهببإطيلةم مكإثيفمةم مكاَنم ب‬
‫م‬
‫س ابلقهببإطيلةم؟ِهَّلل ” قهبل ه‬
‫ت‪ :‬ميِاَ‬ ‫ك لمبم تمبلبم إ‬
‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‪ ” :‬مماَ لم م‬ ‫فممقاَمل إلي مرهسوهل اإ م‬
‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‪ ” :‬همبرمهاَ‬ ‫ا‪ ٌ،‬مكمسبوتهمهاَ ابممرأمإتي‪ .‬فممقاَمل إلي مرهسوهل اإ م‬ ‫مرهسومل إ‬
‫ظاَإممهاَ “* مسند أحمد‬ ‫ف محبجمم إع م‬ ‫ص م‬ ‫ف أمبن تم إ‬ ‫فمبلتمبجمعبل تمبحتممهاَ إغمللممة‪ ٌ،‬إإيني أممخاَ ه‬
‫‪َّ… sesungguhnya ayah Ibnu Asamah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memberinya‬‬
‫”‪hadiah pakaian “Kubtiyah” yang tebalyang merupakan hadiyah dari raja “Dihyah Al-Kalbi‬‬
‫‪maka ayah memakaikan pakaian tersebut pada istriku. Maka Rasulullah SAW bertanya‬‬
‫‪kepadaku,”Mengapa engkau tidak memakai pakaian “Kubtiyah” ?” Aku menjawab,” Wahai‬‬
‫‪Rasulullah, saya memakaikan paain tersebut pada istriku. Maka Rasulullah SAW bersabda‬‬
‫‪padaku: “Perintahlah istrimu untuk menambahkan di bawahnya rangkapan, sesungguhnya‬‬
‫”‪aku (Nabi) kuatir jika terlihat ukuran tulangnya (bentuk tubuhnya).‬‬

‫‪Aisyah Dwi Rahmawati‬‬


‫‪5. Pakaian tidak berbau wangi atau parfum‬‬

‫ب‪ – 5126‬أمبخبممرمناَ إإبسممإعيهل ببهن ممبسهعوسد‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬محلدثممناَ مخاَلإمد‪ٌ،‬‬ ‫طي إ‬‫مماَ يِهبكمرهه إللنيمساَإء إممن ال ي‬
‫ي مقاَمل‪ :‬مقاَمل‬ ‫س‪ ٌ،‬معبن ابلمبشمعإر ي‬ ‫ت موههمو اببهن إعمماَمرمة‪ ٌ،‬معبن هغنمبيإم ببإن قمبي س‬ ‫مقاَمل‪ :‬محلدثممناَ مثاَبإ م‬
‫ت معملىَ قمبوسم لإيمإجهدوا إمبن‬ ‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‪» :‬أمييِمماَ ابممرأمسة ابستمبعطممر ب‬
‫ت فممملر ب‬ ‫اإ م‬ ‫مرهسوهل ل‬
‫إريِإحمهاَ فمإهمي مزانإيممة«ُ__________]حكم اللباَني[ حسن‬
‫‪“Rasulullah SAW berabda: Manakah perempuan yang memakai parfum maka lewat pada‬‬
‫‪kaum agar mencium baunya maka ia sudah berzina”.Keterangan: Seorang wanita yang‬‬
‫‪sengaja memakai parfum dan bergaul dalam suatu kaum dengan niat sengaja memamerkan‬‬
‫‪baunya maka hukumnya sama dengan dia berzina.‬‬

‫‪6. Tidak mengenakan pakaian pria‬‬

‫ب‪ ٌ،‬محلدثممناَ أمهبو معاَإمسر‪ ٌ،‬معبن هسلمبيمماَمن ببإن بإملسل‪ ٌ،‬معبن – ‪4098‬‬ ‫محلدثممناَ هزهمبيهر ببهن محبر س‬
‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‬ ‫هسهمبيسل‪ ٌ،‬معبن أمإبيإه‪ ٌ،‬معبن أمإبي ههمربيِمرمة‪ ٌ،‬مقاَمل‪» :‬لممعمن مرهسوهل ل‬
‫اإ م‬
‫س لإببمسةم اللرهجإل«ُ__________]حكم‬ ‫س لإببمسةم ابلممبرأمإة‪ ٌ،‬موابلممبرأمةم تمبلبم ه‬
‫اللرهجمل يِمبلبم ه‬
‫اللباَني[ ‪ :‬صحيح‬
‫‪“Rasulullah SAW melaknati laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang‬‬
‫”‪memakai pakaian laki-laki.‬‬

‫‪7. Tidak mengikuti tren pakaian orang kafir‬‬

‫ضإر‪ ٌ،‬محلدثممناَ معببهد اللربحممإن ببهن – ‪4031‬‬ ‫محلدثممناَ هعبثمماَهن ببهن أمإبي مشبيبممة‪ ٌ،‬محلدثممناَ أمهبو النل ب‬
‫ب ابلهجمرإشيي‪ ٌ،‬معإن اببإن هعمممر‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬مقاَمل‬
‫ت‪ ٌ،‬محلدثممناَ محلساَهن ببهن معإطيلمة‪ ٌ،‬معبن أمإبي همإني س‬ ‫مثاَبإ س‬
‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‪» :‬ممبن تممشبلهم بإقمبوسم فمههمو إمبنههبم«ُ__________]حكم‬ ‫اإ م‬ ‫مرهسوهل ل‬
‫اللباَني[ ‪ :‬حسن صحيح‬
‫‪“Rasulullah SAW bersabda.”Barangsiapa berpakaian seperti suatu kaum maka ia masuk‬‬
‫‪dalam golongan kaum tersebut”.‬‬

‫محلدثممناَ هممحلمهد ببهن ابلهمثملنىَ‪ ٌ،‬محلدثممناَ هممعاَهذ ببهن إهمشاَسم‪ ٌ،‬محلدثمإني أمإبي‪ ٌ،‬معبن )‪27 – (2077‬‬
‫ث‪ ٌ،‬أملن اببمن ممبعمدامن‪ ٌ،‬أمبخبممرهه‪ ٌ،‬أملن هجبمبيمر ببمن‬
‫يِمبحميىَ‪ ٌ،‬محلدثمإني هممحلمهد ببهن إإببمراإهيمم ببإن ابلمحاَإر إ‬
‫صللىَ‬‫ص‪ ٌ،‬أمبخبممرهه‪ ٌ،‬مقاَمل‪ :‬مرمأىَ مرهسوهل اإ م‬ ‫نهفمبيسر‪ ٌ،‬أمبخبممرهه‪ ٌ،‬أملن معببمد اإ ببمن معبمإرو ببإن ابلمعاَ إ‬
‫ب ابلهكلفاَإر فممل‬ ‫اه معلمبيإه مومسللمم معلم ل‬
‫ي ثمبوبمبيإن هممع ب‬
‫صفممربيِإن‪ ٌ،‬فممقاَمل‪» :‬إإلن همإذإه إمبن ثإمياَ إ‬
‫تمبلبمبسمهاَ«ُ ‪]__________ٌ،‬شرح محمد فؤاد عبد الباَقي[]ش )معصفريِن( أي‬
‫مصبوغين بعصفر والعصفر صبغ أصفر اللون[‬

‫‪Aisyah Dwi Rahmawati‬‬


Abdullah bin Amri bin A’sh meriwayatkan bahwa Rasululloh SAW melihat padaku
berpakaian kuning-kuning, beliau bersabda bersabda: “Sesungguhnya ini bagian dari pakai
orang kafir maka jangan memakainya”.

8. Tidak mengenakan pakaian untuk menjadi terkenal

3606 – ‫ محلدثممناَ يِمإزيِهد‬:‫ٌ مقاَمل‬،‫ك ابلمواإسإطلياَإن‬ ‫ٌ موهممحلمهد ببهن معببإد ابلمملإ إ‬،‫محلدثممناَ هممحلمهد ببهن هعمباَمدمة‬
‫ٌ معإن اببإن‬،‫ٌ معبن هممهاَإجسر‬،‫ٌ معبن هعبثمماَمن ببإن أمإبي هزبرمعمة‬،‫ك‬ ‫ أمبنبمأ ممناَ مشإريِ م‬:‫ببهن مهاَهرومن مقاَمل‬
‫ب هشبهمرسة أمبلبممسهه ل‬
‫اه يِمبومم‬ ‫ »ممبن لمبإ م‬:‫صللىَ اه معلمبيإه مومسللمم‬
‫س ثمبو م‬ ‫اإ م‬ ‫ مقاَمل مرهسوهل ل‬:‫هعمممر مقاَمل‬
‫ب مممذللسة‬‫__________»ابلقإمياَممإة ثمبو م‬
Rasululloh SAW bersabda,”Barangsiapa mengenakan pakaian dengan niat ingin terkenal
maka Allah memberinya pakaian hina pada hari kiamat kemudian membara dalam neraka”.

PR 13 dan Keutamaannya

Aisyah Dwi Rahmawati


1. Laa Ilaaha Illalloohu Wahdahu Laa Syariika Lah(u), Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa
Huwa ‘Alaa Kulli Sya-ing Qodiir(un).

Artinya: Tidak ada Tuhan kecuali Alloh Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
kerajaan, dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang


membaca do’a ini, 100 X dalam sehari, maka (pahalanya), seperti memerdekakan 10
orang budak, ditulis 100 kebaikan, dihapus 100 kejelekannya, dijaga dari syetan pada
hari itu sejak pagi hari sampai sore hari, dan tidak ada yang lebih afdhol dari orang
tersebut kecuali orang yang lebih banyak lagi membacanya”. (HR. Bukhori).

2. Sube’haanalloohi Wabihamdih(i).

Artinya: Maha Suci Alloh dan dengan memuji-Nya.

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang


membaca kalimat ini 100 X dalam sehari, maka dosa-dosanya dihapus meskipun
banyaknya seperti buih lautan (HR. Bukhori).

3. Sube’haanalloohil ‘Adhziim(i),Sube’haanalloohi Wabihamdih(i).

Artinya: Maha Suci Alloh Yang Maha Agung, Maha Suci Alloh dan dengan memuji-Nya.

Keutamaannya: Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Dua kalimat ini, adalah
dua kalimat yang sangat disenangi Alloh Yang Maha Pengasih, diucapkannya ringan, tapi
bisa memberatkan timbangan amal. (HR. Bukhori).

4. Laa Ilaaha Illallooh(u), Walloohu Akbar(u), Walaa Haula Walaa Quwwata Illaa
Billaah(i)

Artinya: Tidak ada Tuhan kecuali Alloh, dan Alloh Maha Besar, dan tidak ada upadaya
dan kekuatan kecuali dengan Alloh.

Keutamaannya: Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Tidak ada seseorang di


atas bumi yang membaca kalimat ini kecuali dosanya dihapus meskipun banyaknya
seperti buih lautan”. (HR. Tirmidzi).

5. Astaghfirulloohalladzii Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyal Qoyyuuma Wa Atuubu Ilaih(i).

Artinya: Aku mohon ampun kepada Alloh, Yang tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup
lagi Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang


membaca kalimat ini, dosanya dihapus sekalipun (dosa yang disebabkan karena) dia lari
dari perang”. (HR. Abu Daud).

Aisyah Dwi Rahmawati


6. Rodhiitu Billaahi Robbaa, Wabil Islaami Diinaa, Wabi Muhammadding Shollalloohu
‘Alaihi Wasallama Rosuulaa.

Artinya: Aku ridho/senang dengan Alloh sebagai Tuhan, dan dengan Islam sebagai
agama, dan dengan Muhammad Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam sebagai rosul/utusan.

Keutamaannya: Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang


membaca kalimat ini, maka dia wajib masuk surga”. (HR. Abu Daud).

7. Sube’haanakalloohumma Wabi Hamdik(a), Asyhadu Allaa Ilaaha Illaa Anta,


Astaghfiruka Wa Atuubu Ilaik(a)

Artinya: Maha Suci Engkau, ya Alloh, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan kecuali Engkau, aku mohon ampunan kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-
Mu.

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang


duduk, ditempat duduknya itu dia banyak lahan (ucapan atau perbuatan yang percuma)
lantas dia membaca do’a ini sebelum berdiri dari tempat duduknya, maka dosa-dosa
yang terjadi selama dia duduk ditempat tersebut, diampuni semua”. (HR. Tirmidzi).

8. Robbighfirlii Watube’ ‘Alayya Innaka Antat Tawwaabur Rohiim(u).

Artinya: Ya Tuhanku, ampunilah aku, dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau


adalah Dzat yang menerima taubat lagi Maha Penyayang.

Keutamaannya: Ibnu Umar, berkata: “Sesungguhnya kami pernah menghitung sekali


Nabi Muhammad Shollalloohu Alaihi Wasallam, duduk, selalu membaca do’a ini
sebanyak 100 X (HR. Abu Daud).

9. Bismillaahil Ladzii Laa Yadhurru Ma’asmihi Syai-ung Fil-ardhi Walaa Fis Samaa-‘(i),
Wahuwas Samii-‘ul ‘Aliim(u).

Artinya: Dengan nama Alloh, yaitu Yang bersama nama-Nya, maka tidak ada sesuatu di
dalam bumi dan tidak ada sesuatu di dalam langit yang dapat membinasakan. Dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Keutamaannya: Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Manakala seorang


hamba setiap pagi hari dan sore hari membaca do’a ini, maka ia tidak akan bisa
dimudhorot/dibinasakan oleh sesuatu”. (HR. Tirmidzi).

10. Alloohumma Anta Robbii Laa Ilaaha Illaa Anta, Kholaqo’tanii Wa Ana ‘Abe’duka Wa
Ana ‘Alaa ‘Ahdika Wawa’dika Mastatho’tu, A’uudzu Bika Ming Syarri Maa Shona’tu Wa
Abuu-u Ilaika Bini’matika ‘Alayya Wa A’tarifu Bidzuunubii Farghfir Lii Dzunuubii Innahu
Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Anta.

Aisyah Dwi Rahmawati


Artinya: Ya Alloh, Engkau Tuhanku, Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, yang telah
menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku menetapi janji-Mu dan janji-Mu
selama aku masih mampu. Aku berlindung dengan-Mu dari kejelekan yang telah aku
perbuat, dan aku kembali kepada-Mu sebab nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui
dengan dosa-dosaku, maka mengampunilah padaku terhadap dosa-dosaku. Bahwa tidak
ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Keutamaannya: Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “Manakala pada sore hari
seseorang membaca kalimat ini, ternyata sebelum pagi hari ia mati, maka ia wajib
masuk surga. Dan Manakala pada pagi hari seseorang membaca kalimat ini, ternyata
sebelum sore hari ia mati, maka ia wajib masuk surga”. (HR. Tirmidzi).

11. Laa Ilaaha Illalloohul ‘Aliyyul Haliim(u), Laa Ilaaha Illaalloohu Robbul ‘Arsyil
‘Adhziim(i), Laa Ilaaha Illaalloohu Robbus Samaawaati Wal Ardh(i), Warobbul ‘Arsyil
Kariim(i).

Artinya: Tidak ada Tuhan kecuali Alloh Yang Maha Tinggi lagi Maha Aris, Tidak ada Tuhan
kecuali Alloh, yaitu Tuhannya Arsy yang agung, tidak ada Tuhan kecuali Alloh, yaitu
Tuhannya beberapa langit dan bumi dan Tuhannya Arsy yang mulia.

Keutamaannya: Ibnu Abbas, berkata: “Sesungguhnya ketika Nabi Shollalloohu Alaihi


Wasallam, sedang susah, beliau membaca kalimat ini”. (HR. Tirmidzi).

12. Sube’haanallooh(i) (dibaca 100 X), Al-hamdulillaah(i) (dibaca 100 X), Laa Ilaaha
Illallooh(u) (dibaca 100 X), Alloohu Akbar(u) (dibaca 100 X)

Artinya: Maha Suci Alloh, segala puji bagi Alloh, tidak ada Tuhan kecuali Alloh, Alloh
Maha Besar.

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda:

a. “Barangsiapa, pada waktu pagi hari membaca Tasbih 100 X, dan pada waktu sore
harinya ia membaca Tasbih 100 X, maka pahalanya adalah seperti orang yang
menunaikan ibadah haji sebanyak 100 X”.

b. “Barangsiapa, pada waktu pagi hari membaca Tahmid 100 X, dan sore harinya ia
membaca Tahmid lagi 100 X, maka pahalanya adalah seperti menyerahkan !00 ekor
kuda ke fii Sabiilillaahi (jalan/agama Alloh)”.

c. “Barangsiapa, pada waktu pagi hari membaca Tahlil 100 X, dan sore harinya membaca
Tahlil lagi 100 X, maka pahalanya adalah seperti memerdekakan 100 orang budak dari
keturunan Nabi Isma’il”.

d. “Barangsiapa, pada waktu pagi hari membaca Tabir 100 X, dan sore harinya membaca
Takbir lagi 100 X, maka sudah tidak ada yang lebih pol lagi dari orang tersebut kecuali
orang yang membaca Takbirnya lebih banyak lagi daripada orang tadi” (HR. Tirmidzi).

Aisyah Dwi Rahmawati


13. Al-hamdulillaahil Ladzii ‘Aafaanii Mimmaabe’talaaka Bihi Wafadh Dholanii ‘Alaa
Katsiirim Mimman Kholaqo Tafdhiilaa(n).

Artinya: Segala puji bagi Alloh, yaitu Yang telah menyehatkanku dari apa yang
menimpamu, dan telah mengutamakan diriku dari kebanyakan makhluk yang engkau
ciptakan.

Keutamaannya: Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda: “ Barangsiapa yang


melihat orang lain yang sedang mendapatkan cobaan, kemudian ia membaca kalimat
ini, maka ia tidak akan pernah dicoba dengan cobaan seperti yang sedang menimpa
orang tersebut”. (HR. Tirmidzi).

Urutan Do’a 1/3 Malam

‫وروتان دعاء سفرتيكا مالما‬

‫ نو س‬.‫شبيءء قنادبيسر‬
1 ‫سببنحانن اا‬ ‫شار بينك لْنهس لْنهس بالْسمبلَسك نوسهنو نعلَنى سكلل ن‬
‫لناالْنهن االل ا نوبحندهس لن ن‬

‫و نابلْنحبمسد الا نولن االْنهن االل اس نواس انبكبنسر نولن نحبونل نولن قسلوةن االل ابا لا‬.

Aisyah Dwi Rahmawati


‫ستنبغفاسر ن‬
‫ا‪2 .‬‬ ‫ستنبغفاسر ان‪َ-‬هلل ان ب‬
‫ستنبغفاسران‪َ-‬هلل ان ب‬
‫ان ب‬

‫ي لن االْنهن االل سهنو ابلْنحيي ابلْقنييبوسما نوانتسبو س‬


‫ب االْنبياه‪3 .‬‬ ‫ستنبغفاسر ان الْلاذ ب‬
‫ان ب‬
‫ب الْلراحبيسم‬ ‫ب ابغفابرلْابي نوتنبب نعلَنلي اانلنك انبن ن‬
‫ت الْتللو س‬ ‫‪.‬نر ل‬

‫نرلبنا ن ابغفابرلْنننا سذنسبو بنننا نواا ب‬


‫سنرافنننا افى انبمرننا نوثنبلبت انبقندا نمننا نوابن س‬
‫صبرننا نعنلَى ابلْقنبواما ابلْنكافااريانن‪4 .‬‬

‫نربلننا ظنلَنبمننا انبنفس ن‬


‫سننا نواابن لْلبم تنبغفابرلْنننا نوتنبرنحبمننا لْنننسكبوننلن امنن ابلْنخا ا‬
‫ساربينن‪5 .‬‬

‫ب‪6 .‬‬
‫سا ا‬ ‫ب ابغفابرالْى نولْانوالْاند ل‬
‫ي نولْابلَسمبؤامنابينن ينبونما ينقسبوسما ابلْاح ن‬ ‫نر ل‬

‫نرببننا ابغفابرلْنننا ن او ا البخنواناننا الْلاذبينن ن‬


‫سبنقسبونن ابابا البينماان نولن تنبجنعبل فاى قسلَسبو باننا ‪7‬‬

‫‪.‬اغلبل لْالَلاذبينن آنمنسبوا نربلننا اانلنك نرسؤ س‬


‫ف لراحبيمم‬

‫ممباجا اسماءالْحسنى ****‪**** 8 .‬‬

‫ت نعنلَى آال ااببنراهبينم نونبااربك نعنلَى ‪9‬‬ ‫صللَى نعنلَى سمنحلمءد نونعنلَى آال سمنحلمءد نكنما ن‬
‫صلَنبي ن‬ ‫نالْيلَسهلم ن‬
‫‪.‬سمنحلمءد نونعنلَى آال سمنحلمءد نكنما بننربكنتا نعنلَى آال ااببنرااهبينم افى ابلْنعلَنامنن اانلنك نحامبيسد نماجبيمد‬

‫كموديان ممباجا دعاء‪َ-‬هلل دعاء منوروت كبوتوهان ماسيع‪َ-‬هلل ماسيع ‪10‬‬

‫‪Doa Waktu Dhuha‬‬


‫‪ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI‬‬
‫‪FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA‬‬
‫‪HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU,‬‬
‫‪BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA‬‬
‫‪QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.‬‬

‫‪Aisyah Dwi Rahmawati‬‬


Artinya: Ya.. ALLOH.., apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila
berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-
hambaMu yang soleh”.

Beberapa Waktu Mustajabah


Dari Abu Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:

‫ب مماَ يِمهكوهن ابلمعببهد إمبن مربيإه موههمو مساَإجمد فمأ مبكثإهروا اليدمعاَمء‬
‫أمبقمر ه‬

“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Robbnya adalah ketika dia
dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim: 1/350)

Dari Anas bin Malik rodhiallohu anhu dia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:

‫اليدمعاَهء مل يِهمريد بمبيمن ابلممذاإن موا ب إلمقاَممإة‬

“Doa di antara azan dan iqomah tidak akan ditolak.” (HR. At-Tirmizi: 1/415 dan 5/577, Abu
Daud: 1/144. Al-Albani : Shohih)

Dari Sahl bin Sa’ad rodhiallohu anhu dia berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:

‫س إحيمن يِهبلإحهم بمبع ه‬ ‫ب‬


‫ضههبم بمبع م‬
َ‫ضا‬ ‫ثإبنمتاَإن مل تهمرلداإن أمبو قمللمماَ تهمرلداإن اليدمعاَهء إعبنمد النيمداإء موإعبنمد ابلبمأ إ‬

“Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika
terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang.” (HR. Abu Daud: 3/21. Al-Albani
: Shohih)

Dari Abu Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:

‫ث الللبيإل ابلإخهر‬
‫ك موتممعاَملىَ هكلل لمبيلمسة إإملىَ اللسمماَإء اليدبنمياَ إحيمن يِمببمقىَ ثهله ه‬
‫يِمبنإزهل مريبمناَ تممباَمر م‬

‫ب لمهه موممبن يِمبسأ ملهإني فمأ هبعإطيمهه موممبن يِمبستمبغفإهرإني فمأ مبغفإمر لمهه‬
‫فميمهقوهل ممبن يِمبدهعوإني فمأ مبستمإجي م‬

“Robb kita Tabaroka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika sudah tersisa
sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan
mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa
yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” (HR. Al-Bukhori no.
1145 dan Muslim no. 758)

Aisyah Dwi Rahmawati


Dari Jabir rodhiallohu anhu dia berkata: Aku mendengar Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda:

َ‫ام مخبيمرا إمبن أمبمإر اليدبنميا‬


‫إإلن إفي الللبيإل لممساَمعةم مل يِهموافإقهمهاَ مرهجمل همبسلإمم يِمبسأ مهل ل‬

‫ك هكلل لمبيلمسة‬ ‫موابلإخمرإة إإلل أمبع م‬


‫طاَهه إإليِاَهه مومذلإ م‬

“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang muslimpun yang
meminta kebaikan kepada Alloh ada waktu itu -baik kebaikan dunia maupun akhirot, kecuali
Alloh akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu ada pada setiap malam.” (HR.
Muslim: 1/521)

Dari Abu Huroiroh rodhiallohu anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam membicarakan
tentang hari jum’at, beliau bersabda,

‫ٌ يِمبسأ مهل ل‬، َ‫صيلى‬


َ‫ام تممعاَملىَ مشبيمئا‬ ‫ٌ موبهمو مقاَئإمم يِه م‬، ‫إفيإه مساَمعةم لم يِهموافإقهمهاَ معببمد همبسلإمم‬

‫إإلل أمبع م‬
‫طاَهه إإليِاَهه‬

“Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa
yang ia minta” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu
tersebut. (HR. Bukhori no. 935 dan Muslim no. 852)

SUDAKAH HARI INI???

 Asmaul Husna

Aisyah Dwi Rahmawati


 Deres Al-Quran

 Dzikir

 Doa Pagi Sore

 Doa Asad

 Doa Malam

 Sholat Dhuha

 Sholat Sunah sblm Rowatib

 Sholat Tasbih

 Sholat Malam
Kerjakan karna ALLAH...

Yakinlah pertolongan ALLAH itu hak atas orang iman...

Semoga Allah paring Manfaat, Aman, Slamet, Lancar dan Barokah...

Amiiin..

Aisyah Dwi Rahmawati

Aisyah Dwi Rahmawati


KATAKAN :
AKU SEHAT!!!!!
AKU SHOLIH!!!!!
AKU SUKSES!!!!
MAN JADDA WA
JADDA

Aisyah Dwi Rahmawati


Aisyah Dwi Rahmawati

Aisyah Dwi Rahmawati


WUJUDKAN DIRIMU :
ALIM
AKHKLAKUL KARIMAH
MANDIRI
FAQIH
PRESTASI

IBU....IBU....IBU....BAPAK
MEREKA SELALU MENDOAKANMU DAN ENGKAU
MEMBUTUHKAN DOA MEREKA, MAKA SAMPAI
MATI HORMATI, SAYANGI DAN DEDIKASIKAN
DIRIMU HANYA UNTUK BERBAKTI KEPADA
MEREKA

4 TALI KEIMANAN

Aisyah Dwi Rahmawati


Bagi kita yang sudah diberi hidayah bisa menetapi Agama Islam yang benar supaya dijaga
jangan sampai lepas. Supaya tidak lepas hidayah ini supaya selalu diramut, dijaga dan di ikat dengan
4 (empat) tali keimanan , yaitu :

1. Bersyukur

2. Mengagungkan

3. Mempersungguh

4. Berdoa

Adapun yang di maksud berdoa disini iyalah mohon kepada Allah supaya kita ditetapkan
dalam keimanan sampai tutuk pol ajal mati kita masing-masing dan mati sewaktu-waktu berhasil
masuk surga selamat dari neraka. Sabda Rosullullah dalam hadist Tirmidzi, yang artinya : “Tidak ada
seorangpun anak cucu adam kecuali hatinya ada diantara dua jari dari beberapa jarinya Allah. Maka
barangsiapa yang dikehendaki Allah, Allah menetapkan hatinya (dalam keimanan) dan barang siapa
yang dikehendaki Allah menyimpang, maka Allah menyimpangkan hatinya (dari keimanan)” Dan
kenyataannya keimanan seseorang itu kadang-kadang bertambah, kadang-kadang berkurang.

Tambahnya keimanan ditandai dengan tambahnya kethoatan dan ketertiban ibadahnya dan
kurangnya keimanan ditandai dengan adanya pelanggaran-pelanggaran, kemaksiata-kemaksiatan
akhirnya Allah menyimpangkan hatinya sehingga keluar dari keimanan dan mati sewaktu-waktu
masuk kedalam neraka. Untuk itu kita harus selalu berdoa kepada Allah dengan doa minta tetapnya
keimanan, Doa minta tetapnya keimanan : “Robbana la tuzigh qullubanaa ba’daidz hadaitana wahab
lanaa minlandnka rohmatan innaka antal wahhabu” (Surat Ali Imron ayat 8) artinya : “Ya Tuhan,
jangan menyimpangkan engkau pada hati kami setelah menunjukkan engkau dan memberi
kerohmatan pada kami, sesungguhnya engkau Allah dzat yang maha memberi”.

Dan supaya difahami bahwa berdoa itu adalah suatu kewajiban ibadah yang harus diamalkan
berdasarkan firman Allah dalam Surat Ghofir ayat 60 yang artinya : “Dan Tuhanmu telah berfirman,
berdoalah kamu kepadaku niscaya aku kabulkan doamu, sesungguhnya orang-orang yang sombong
dari ibadah kep[adaku (orang yang tidak mau berdoa) mereka akan masuk kedalam neraka jahannam
dalam keadaan hina. Dan sabda Rosullullah dalam hadist Bukhori yang artinya “sesungguhnya berdoa
itu adalah ibadah”. Dan dalam hadist lain juga disebutkan “Berdoalah kamu kepada Allah dengan
keyakinan bahwa doa kalian dikabulkan dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa
dari hati yang lupa lagi lahan (tidak yakin / tidak khusyu).

Supaya diketahui cara Allah mengabulkan doa itu ada 3 macam, yaitu : 1. Allah langsung
memberi apa yang di minta. 2. Allah menyimpan/menunda apa yang diminta dan memberikannya
nanti di akherat. 3. Allah mengganti dengan yang lain yang lebih baik. Sabda Rosullulah yang
diriwayatkan oleh Ahmad yang artinya : “Tidak ada seorang muslim yang berdoa dengan suatu doa
yang tidak disertai perbuatan dosa dan memutus hubungan famili, kecuali Allah akan memberi
kepada orang itu salah satu tiga perkara, yaitu : “Adakalannya Allah akan mengabulkan doanya
dengan segera, adakalannya Allah menyimpan doa itu untuk diakherat dan adakalannya Allah
memalingkan darinya kejelekan yang sebanding dengan doanya”. Para shohabat berkata : “kalau
begitu saya akan memperbanyak berdoa, nabi menjawab silahkan, Allah tidak kewalahan
mengabulkan doa”. Menetapilah kamu sekalian dengan sholat malam sebab sesungguhnya sholat
malam itu kebiasaan orang-orang sholih sebelum kamu dan sesungguhnya sholat malam itubisa lebih
mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghilangkan kejelekan-kejelekan dan
menolak penyakit dari tubuh.

Maka dari itu kita supaya menerampilkan dirinya mempernayak berdoa kepada Allah
terutama pada waktu-waktu yang mustajab, seperti 1/3 malam yang akhir, setelah sholat wajib,

Aisyah Dwi Rahmawati


antara adzan dan qomat, saat mustajab di hari jumat, sesudah membaca alqur’an, di waktu
bepergian, waktu dianiaya dan bagi yang sudah diqodr oleh Allah punya anak supaya memperbanyak
doa yang baik-baik untuk anaknya karena doa orang tua terhadap anaknya mustajab. Kalau orang
bisa terampil atau rutin berdoa 1/3 malam dan sholat malam Allah pasti memberikan kefadholan-
kefadholan, keyonian-keyonian, keberkahan melebihi dari orang-orang yang tidak ahli doa malam.
Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba Allah yang selalu berdoa kepada Allah.

6 THOBIAT LUHUR

1. Rukun

Kita mengatakan rukun berarti :


• Tidak punya unek-unek jelek, drengki serei, Iri hati kepada sesama warga.
• Saling mengasihi, Bantu – Membantu dalam kebaikan, Tolong – Menolong, Kuat –
Memperkuat dan saling Mendo’akan yang baik. Berdasarkan dalil dalam Al Qur’an:

۲ ‫ …َّ لولتلعاَلوانوا لعللىَ اللببرِر لوالتتلقلوىَ … اليأة * سورة الماَئدة أيأة‬: َ‫لولقاَلل اا لتلعاَللى‬

“Alloh yang maha luhur berfirman : Dan Tolong – Menolonglah kalian semua atas Kebaikan dan
Taqwa. [QS. Al Maidah Ayat 2]”

• Kalau bertemu sesama warga di usahakan dengan wajah yang ceria (Sumeh/Ajrih).
Berdasarkan sabda Nabi dalam hadist Shohih Al Buqori :

‫صتلىَ اا لعللليأبه لولسلتلم لتلرىَ اللاملؤبمبنليألن‬ ‫لحتدلثلناَ ألابلو انلعليأمم لحتدلثلناَ لزلكبرتيأاَاء لعلن لعاَبممر لقاَلل لسبملعاتاه ليأقالوال لسبملع ا‬
‫ت الننلعلماَلن لبلن لببشليأمر ليأقالوال لقاَلل لراسلوال ب‬
‫ا ل‬
‫ضووا لتلدالعىَ للاه لساَبئار لجلسبدبه بباَلتسلهبر لواللاحتمىَ * رواه صحيأح البخاَري‬ ‫طبفبهلم لكلملثبل الللجلسبد إبلذا الشلتلكىَ اع ل‬ ‫بفلي لتلرااحبمبهلم لولتلوارِدبهلم لولتلعاَ ا‬

“Nabi bersabda: Angkau (Nukman bin basyir) melihat orang-orang iman di dalam saling
menyayanginya mereka, saling menyenanginya mereka, dan saling mengasihinya mereka, sebagai
mana satu tubuh, ketika satu anggota badannya sakit maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit
dengan tidak bisa tidur dan demam. [HR. Shohih Al Bukhori]”

Kerukunan bila di pandang dari sisi lain yaitu:

1. Menerampilkan bicara yang baik.


2. Berwatak yang jujur bisa percaya dan di percaya.

3. Banyak Shabarnya, Keporo ngalah, dan rebutan ngalah.

4. Tidak merusak sesama warga baik dirinya, harta bendanya, hak asasinya maupun
kehormatannya.

5. Saling memperhatikan dan saling menjaga perasaan.

Aisyah Dwi Rahmawati


2. Kompak

Dalam semua kegiatan harus di kerjakan dengan giat, senang dan gembira.

“HOLOBIS KUNTUL BARIS, SAK IYEK SAK EKO PROYO”

Berdasarkan Sabda Nabi dalam Sunan At Tirmidzi :

َ‫ا لببن ألببلي ابلرلدلة لعلن لجرِدبه ألببلي ابلرلدلة لعلن ألببلي امولسى‬ ‫حمد لقاَلالوا لحتدلثلناَ ألابلو أ الساَلملة لعلن ابلرليأبد لببن لعلببد ب‬
‫لحتدلثلناَ الللحلسان لبان لعلبيي الللختلال لغليألر لوا ب‬
‫ضاَ * رواه سنن الترمذي‬ ‫ضاه لبلع و‬ ‫صتلىَ اا لعللليأبه لولسلتلم اللاملؤبمان لبللاملؤبمبن لكاَللابلنليأاَبن ليأ ا‬
‫شند لبلع ا‬ ‫ا ل‬ ‫ي لقاَلل لقاَلل لراسلوال ب‬ ِ‫لالللشلعبر ر‬

“Dari Abi Musa Al Asy’ari berkata: Nabi bersabda: Orang Iman terhadap Orang Iman yang lain Sebagai
mana bangunan yang saling memperkuat antara satu dengan yang lainnya. [HR. Sunan At Tirmidzi]”

3. Kerjasama yang baik

Kerjasama yang baik bukan berarti atau tidak sama dengan sama-sama kerja yang baik, kalau
sama-sama kerja yang baik berarti ada berbagai kegiatan yang di kerjakan secara bersamaan
dan kalau Kerjasama yang baik itu berarti satu kegiatan di kerjakan secara bersama- sama dan
focus dalam penyelesaiannya.
Dalam hal ini sangatlah diperlukan rasa saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan,
tidak saling menjegal, tidak saling ngentai / gembosi, tidak saling menjatuhkan, tidak saling
merugikan dan tidak saling memfitnah. Firman Alloh Dalam Al Qur’an :

۲ ‫ …َّ لولتلعاَلوانوا لعللىَ اللببرِر لوالتتلقلوىَ لولل لتلعاَلوانوا لعللىَ اللبلثبم لواللاعلدلوابن … اليأة * سورة الماَئداة أيأة‬: َ‫لولقاَلل اا لتلعاَللى‬

“Alloh berfirman: Dan Tolong – Menolonglah kalian atas kebaikan dan Taqwa, Dan janganlah kalian
Tolong – Menolong atas dosa dan permusuhan. [QS. Al Maidah Ayat 2]”

Termasuk lagi di dalam kerja sama yang baik haruslah saling peduli, saling memperkuat,
saling mendukung, dan saling melancarkan dalam kegiatan apapun. Termasuk juga dalam
menjaga keutuhannya kalau ada kabar berita, isu – isu, yang menjelekkan antar sesame
warga, adu domba, dan profokasi, Maka supaya melaksanakan “Tabayun” pandai – pandai
menyaring berita, apakah berita itu benar ataukah fitnah, jangan langsung mudah percaya,
langsung menerima mentah – mentah, apalagi langsung menanggapi dan menyiarluaskan,
Sehingga membuat resah, bingung, geger, bahkan mengarah pada perpecahan. Dan ingatlah
Firman Alloh dalam Al Quran dan Sabda Nabi dalam Al Hadist :

٦ ‫صبباحلوا لعللىَ لماَ لفلعللاتلم لناَبدبمليألن * سورة الحجرات أيأة‬ ‫ليأاَ ألنيألهاَ التبذليألن آللمانلوا إبلن لجاَلءاكلم لفاَبسقق ببلنلبإم لفلتلبتيأانلوا أللن ات ب‬
‫صليأابلوا لقلووماَ ببلجلهاَللمة لفات ل‬

“Wahai orang –orang yang beriman, seandainya datang pada kamu sekalian orang fasek membawa
berita, Maka mencarilah kejelasan (tentang kebenaran berita itu) agar kamu sekalian tidak
melakukan tindakan pada suatu Qoum dengan kebodohan, Maka kamu sekalian menjadi orang –
orang yang menyesal atas perbuatan kamu sekalian. [QS. Al Hujurot Ayat 6]”

‫ب لببن لعلببد الترلحلمبن لعلن‬ ‫شلعلباة لعلن اخلبليأ ب‬‫ص لقاَلل لحتدلثلناَ ا‬ ‫شلعلباة ح لولحتدلثلناَ املحتماد لبان اللاحلسليأبن لحتدلثلناَ لعلبني لبان لحلف م‬
‫ص لبان اعلملر لحتدلثلناَ ا‬
‫لحتدلثلناَ لحلف ا‬
‫ا‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ل‬
* ‫صلىَ اا لعلليأبه لولسللم لقاَلل لكلفىَ بباَللملربء إبثوماَ ألن ايألحرِدث ببكرِل لماَ لسبملع‬‫ت‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫صمم لقاَلل إلبان احلسليأمن بفلي لحبدليأبثبه لعلن أببلي اهلرليألرلة أتن النببتي ل‬ ‫ص لببن لعاَ ب‬ ‫لحلف ب‬
‫رواه سنن أبو داود‬

Aisyah Dwi Rahmawati


“Dari Abu Hurairoh berkata: Nabi bersabda: Cukup bagi seseorang berdosa kalau dia bercerita
dengan setiap yang di dengarnya. [HR. Sunan Abu Daud]”

‫شلعلباة لعلن اخلبليأ ب‬


‫ب لببن لعلببد‬ ‫ي لحتدلثلناَ ألببلي ح لولحتدلثلناَ املحتماد لبان اللاملثتنىَ لحتدلثلناَ لعلباد الترلحلمبن لبان لملهبد ي‬
‫ي لقاَلل لحتدلثلناَ ا‬ ‫ا لبان املعاَمذ الللعلنلببر ن‬
‫لولحتدلثلناَ اعلبليأاد ب‬
‫ث بباكرِل لماَ لسبملع * رواه صحيأح مسلم في‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬ ‫ت‬
‫صلىَ اا لعللليأبه لولسللم لكلفىَ بباَللملربء لكبذوباَ ألن ايألحرِد ل‬ ‫ا ل‬ ‫صمم لقاَلل لقاَلل لراسلوال ب‬ ‫ص لببن لعاَ ب‬ ‫الترلحلمبن لعلن لحلف ب‬
‫المقدمة‬

“Nabi bersabda: Cukup bagi seseorang berdusta kalau dia bercerita dengan setiap yang di dengarnya.
[HR. Shihi Muslim]”

4. Jujur ‫صدِّدقق‬
‫ال ص‬

Dikatakan jujur berarti harus bisa berkata yang baik, apa adanya, tidak berdusta, dan tidak
menipu. Berdasarkan dalil :

‫ليأاَ ألنيألهاَ التبذليألن آللمانلوا اتتقالوا ل‬


‫ا لواكلوانلوا لملع ال ت‬
١١٩ ‫صاَبدبقليألن * سورة التوبة‬

“Alloh yang maha luhur berfirman : Wahai orang – orang yang beriman beraqwalah kepada Alloh dan
jadilah kalian bersama – sama orang yang benar (jujur). [QS. At Taubah Ayat 119]”

‫ش لعلن‬ ‫ب لحتدلثلناَ ألابلو املعاَبوليألة لحتدلثلناَ لالللعلم ا‬ ‫ش ح لولحتدلثلناَ ألابلو اكلرليأ م‬ ‫ا لببن انلمليأمر لحتدلثلناَ ألابلو املعاَبوليألة لولوبكليأقع لقاَلل لحتدلثلناَ اللللعلم ا‬
‫لحتدلثلناَ املحتماد لبان لعلببد ب‬
‫صلدلق ليألهبدلي إبللىَ اللببرِر لوإبتن اللببتر ليألهبدلي إبللىَ الللجتنبة لولماَ ليألزاال‬ ِ‫صلدبق لفإبتن ال ر‬ِ‫صتلىَ اا لعللليأبه لولسلتلم لعللليأاكلم بباَل ر‬ ‫ا ل‬ ‫ا لقاَلل لقاَلل لراسلوال ب‬ ‫لشبقليأمق لعلن لعلببد ب‬
‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬
َ‫ب ليألهبدلي إبللىَ الفاجلوبر لوإبتن الفاجلولر ليألهبدلي إبللىَ التناَبر لولما‬ ‫ل‬
‫ب لفإبتن اللكبذ ل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫صرِدليأقاَ لوإبتيأاَكلم لواللكبذ ل‬
‫ا ب‬‫ب بعنلد ب‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫صلدلق لحتتىَ ايأكلت ل‬ ِ‫صاداق لوليألتلحترىَ ال ر‬
‫التراجال ليأ ل‬
‫ا كذاباَ * رواه صحيأح مسلم‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ب بعنلد ب‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ت‬
‫ب لحتىَ ايأكت ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ب لوليأتلحترىَ الكبذ ل‬‫ل‬ ‫ل‬
‫ليأزاال التراجال ليأكبذ ا‬ ‫ل‬

“Nabi bersabda: tetapilah kejujuran, Maka sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada perbuatan
baik dan sesungguhnya perbuatan baik itu menunjukkan pada Surga dan tidak henti-henti seorang
laki-laki berbuat jujur dan sungguh-sungguh berusaha jujur sehingga di tulis di sisi Alloh sebagai
orang yang Ahli jujur, Dan Kamu sekalian jauhilah dusta, Maka sesungguhnya dusta menunjukkan
pada kedurhakaan dan sesungguhnya kedurhakaan menunjukkan pada Neraka, Dan tidak henti-
hentinya seorang laki-laki berbuat dusta dan mempersungguh berbuat dusta sehingga di tulis di sisi
Alloh sebagai orang yang Ahli dusta. [HR. Shohih Muslim]”

5. Amanah ‫االننمننقة‬

Amanah berati berate bisa di percaya dan bisa menjaga kepercayaan tersebut, tidak
berkhiyanat (Tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan hak kepada yang berhak
menerima. Berdasarkan Firman Alloh dalam Al Quran dan Sabda Nabi dalam Al Hadits :

‫ا ليأألاماراكلم أللن اتلؤندلوا لالللماَلناَ ب‬


٥٨ ‫ت إبللىَ أللهلبلهاَ … اليأة * سورة النساَء أيأة‬ ‫ إبتن ل‬: َ‫لقاَلل اا لتلعاَللى‬

“Alloh berfirman: Sesungguhnya Alloh memerintahkan kamu sekalian untuk mendatangkan Amanah
pada yang pemiliknya. [QS. An Nisak Ayat 58]”

‫ضاَ لفللايألؤرِد التبذلي الؤاتبملن أللماَلنلتاه لوللليأتتبق ل‬


۲٨۳ ‫ا لرتباه … اليأة * سورة البقرة‬ ‫ …َّ لفإبلن ألبملن لبلع ا‬: َ‫لقاَلل اا لتلعاَللى‬
‫ضاكلم لبلع و‬

“Alloh berfirman: Maka jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
di percayai itu menyampaikan amanahnya dan hendaklah dia bertaqwa kepada Alloh sebagai
Tuhannya.[QS. Al Baqoroh Ayat 283]”

Aisyah Dwi Rahmawati


‫صليأمن لعلن ألببلي ل‬
‫صاَلبمح لعلن‬ ‫س لعلن ألببلي اح ل‬ ‫لحتدلثلناَ املحتماد لبان الللعللبء لوأللحلماد لبان إبلبلرابهليألم لقاَلل لحتدلثلناَ لطللاق لبان لغتناَمم لعلن لشبرليأمك لقاَلل إلبان الللعللبء لولقليأ ق‬
‫ك * رواه سنن أبو داود‬ ‫ك لولل لتاخلن لملن لخاَلن ل‬ ‫صتلىَ اا لعللليأبه لولسلتلم ألرِد لالللماَلنلة إبللىَ لملن الئلتلملن ل‬ ‫ألببلي اهلرليألرلة لقاَلل لقاَلل لراسلوال ب‬
‫ا ل‬

“Dari Abu Hurairoh berkata: Nabi bersabda: Sampaikanlah amanah kepada orang yang memberi
kepercayaan kepadamu dan janganlah mengkhiyanati orang yang mengkhiyanatimu. [HR. Sunan At
Tirmidzi]”

6. Mujhid Muzhid ‫االقماجدِّهقد االقمازدِّهقد‬

Mujhid berarti Nyambut gawe mempeng (kerja giat bersemangat) berhasil dan kurup.
Muzhid berarti tirakat banter, hidup hemat, gemi, setiti ati-ati tidak boros bisa mengukur
antara kemauan dan kemampuan. Berdasarkan Sabda Nabi dalam Al Hadits :

… ‫لقاَلل لقلد أللفلللح اللاملزبهد … الحديأث * رواه أحمد‬

“Nabi bersabda: Sungguh beruntung orang yang hidup hemat bekerja keras. [HR. Ahmad]”

Aisyah Dwi Rahmawati

Anda mungkin juga menyukai