Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL MINGGU 5 BLOK 2.

TERMINOLOGI

1. Diare : kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB)
yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya
2. Distensi : penggelembungan atau pembesaran, biasanya mengacu pada perut
3. CEA : protein yang dihasilkan oleh epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran
cerna orang dewasa. Pemeriksaan CEA ini bertujuan untuk mengetahui adanya kanker usus besar, khususnya
ardenocarcinoma.
4. Kolonoskopi : prosedur pemeriksaan yang melibatkan pemasukan alat berbentuk pipa ke dalam usus besar
untuk menentukan ada tidaknya polip atau pertumbuhan yang mengarah pada munculnya kanker.
5. Adenokarsinoma : jenis kanker yang terbentuk di kelenjar penghasil mukus di seluruh tubuh
6. Kolostomi : pembuatan sebuah lubang di dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Lubang ini dikenal
dengan nama stoma dan terhubung ke alat serta kantong kolostomi. Bisa bersifat sementara, tapi bisa juga
bersifat permanen.

BRAINSTORMING

1. Mengapa tuan saikum ,70th mengalami keluhan diare yang tidak sembuh sejak dua bulan yang lalu, yang
kadang-kadang disertai darah?
Bapak tsb mengalami diare kronik : karena diare tsb telah berlangsung selama > 14 hari.
Diare kronik yang saat ini tengah menjadi perhatian adalah tumor ganas di saluran cerna bagian bawah.
Disebut juga kanker kolon atau kanker usus besar. Salah satu penyebab berak darah yang paling ditakuti
adalah yang disebabkan oleh kanker usus ini. Awalnya, darah di dalam tinja tidak terlihat dan hanya dapat
dideteksi dari pemeriksaan laboratorium. Namun seiring meningkatnya stadium kanker, darah menjadi jelas
terlihat pada tinja penderita. Darah biasanya berwarna merah cerah atau dapat pula gelap dan kehitaman.
Awalnya, penderita tidak merasakan nyeri ketika buang air besar. Biasanya, gejala kanker usus lainnya sudah
muncul lebih jelas dibandingkan BAB berdarahnya. Gejalanya adalah diare berulang, disertai darah dan
lendir serta berlangsung lama. Juga, disertai penurunan berat badan. Sebagian kecil bergejala sulit BAB.
Penyebabnya antara lain diet kurang serat.

Diare kronik juga bisa disebabkan oleh tumor yang memproduksi zat yang menyebabkan usus bergerak lebih cepat.
Akibatnya, makanan tidak bisa terserap dengan baik. Tumor ini relatif jarang. Untuk memastikan apa penyebab diare
kronik, serta apa langlah penanganan selanjutnya, Dadang menegaskan perlunya pemeriksaan endoskopi saluran
cerna. Ini merupakan pemeriksaan yang paling penting untuk dilakukan, di samping pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya.

Penyebab lain diare kronik :

 Ibs
 Ibd
 Infeksi
 Kelainan endokrin
 Alergi makan atau sesnditifitas thdp makanan
 Mengkonsumsi obat obatan
Gejala tumor kolon yang mirip dengan penyakit :

 Divertikulitis : Terutama divertikulitis yang terjadi di daerah sigmoid / colon descendens, dimana pada colon
dan divertikulitis sama-sama ditemukan feces yang bercampur dengan darah dan lendir.

 Colitis Ulcerativa : Pada colitis ulcerativa juga ditemukan feces yang berdarah dan berlendir, tenesmus,
mules dan nyeri perut. Tetapi pada C.U terdapat diare sedangkan pada tumor kolon biasanya feces
berbentuk kecil-kecil seperti kotoran kambing.

 Appendicitis Infiltrat : Pada appendicitis infiltrat terasa nyeri dan panas yang mirip dengan tumor caecum
stadium lanjut (tumor caecum pada stadium awal bersifat mobile).

 Haemoroid : Pada haemoroid, feces juga bercampur darah namun pada haemoroid darah keluar sesudah
feces keluar baru kemudian bercampur. Sedangkan pada tumor colon darah keluar bersamaan dengan feces.

 Tumor Ovarium : Pada tumor ovarium dan tumor colon kiri sama-sama sering ditemukan gangguan
konstipasi. Pada tumor ovarium, juga didapati pembesaran abdomen namun tumor ini tidak menyebabkan
keluarnya darah bersama feces. Selain itu tumor ovarium menyebabkan gangguan pada miksi berupa
peningkatan frekuensi di mana hal ini tidak dijumpai pada tumor colon.

2. Apakah ada hubungan usia, jenis kelamin, dengan keluhan tsb ?


Faktor resiko orang yang menderita kanker kolon bisa terjadi pada semua orang tetapi, 90 persen
penderitanya adalah orang-orang lansia di atas 60 tahun. Sekitar lima persen dari pria dan wanita di Amerika
akan mengalami kanker kolon dalam waktu hidupnya dan sebanyak 30 persen beresiko kematian akibat
kanker tersebut.
 Usia adalah faktor nomor satu untuk kanker usus dengan 81 persen kasus timbul pada orang – orang yang
berusia diatas 45 tahun. Selain itu, lebih dari 65 persen kanker akan timbul pada orang yang berada pada
rentang usia 65-84 tahun. Usia juga merupakan salah satu faktor resiko yang menjadi penyebab kanker
usus halus.
3. Bagaimana interpretasi dari hasil anamnesis diketahui bahwa ia juga mengeluh ada benjolan di perut kanan
bawah sejak satu minggu ini, badan letih, berat badan turun 10 kg dalam tiga bulan ini?
Nyeri pada bagian perut kanan bawah : masalah pada bagian organ sebelah kanan, appendiks, kolon ascenden,
saekum

Kanker usus besar bisa dikenali dengan gejala-gejalanya.

Beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita


kanker usus besar meliputi:.

 Adanya darah pada kotoran (feses) atau


bahkan pendarahan di anus.
 Berubahnya tekstur kepadatan kotoran, baik
bertambah keras hingga akhirnya menjadi
konstipasi ataupun bertambah cair (diare).
 Menurunnya berat badan.
 Tubuh terasa lelah.
 Nyeri atau kram pada bagian perut.
 Perut kembung.
 Meningkatnya frekuensi buang air besar atau
diare.
 Konstipasi.
 Nafsu makan menurun
Tidak semua gejala tersebut akan dirasakan oleh penderita. Sebagian ada yang sering buang air besar disertai darah
pada kotorannya, sebagian lainnya tidak disertai darah. Namun mereka sama-sama merasakan nyeri di bagian perut.
Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala kanker usus besar, terutama jika mengalami diare bergantian
dengan konstipasi selama lebih dari tiga minggu. Harap waspada juga jika usia Anda telah mencapai 50 tahun ke atas
dan merasakan gejala-gejala tersebut.

Gejala Polip Usus

Umumnya polip usus tidak menimbulkan gejala. Namun pada beberapa kasus, pasien mengeluh adanya:

 Berdarah saat buang air besar. Merupakan gejala paling umum, namun tidak spesifik untuk polip usus.
Kondisi lain seperti ambeien (hemorrhoid) dan kanker usus besar dapat menyebabkan gejala yang sama.
 Berubahnya jadwal buang air besar. Menderita konstipasi atau diare selama seminggu atau lebih mungkin
menandakan adanya polip usus berukuran besar. Namun banyak juga kondisi lain yang dapat menimbulkan
gejala serupa.
 Warna tinja berubah, karena bercampur dengan darah. Namun perubahan warna tinja ini juga bisa karena
sebab lain, seperti obat-obatan tertentu, makanan, dan suplemen.
 Nyeri, mual, atau muntah. Polip berukuran besar dapat menyumbat sebagian usus, sehingga penderita akan
mengalami mual, muntah, atau nyeri kram perut.
 Anemia defisiensi besi. Zat besi dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin dalam darah, sehingga
darah dapat mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Perdarahan kronis akibat polip usus akan
menyebabkan zat besi dalam tubuh banyak terpakai untuk pembentukan darah baru terus menerus

4. Mengapa pasien tsb sudah berobat ke mantri dan diberi obat diare namun tidak terdapat perubahan ?
Karena pengobatan yang diberikan pada penderita kanker usus pada umumnya adalah:
Kemoterapi, yang bertujuan untuk menyusutkan sel kanker, mengurangi gejala yang dialami penderita dan
memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi diberikan dengan bentuk tablet atau infus atau
penggabungan keduanya. Pada terapi kemoterapi akan terjadi beberapa efek samping dari kemoterapi,
seperti:
Rasa mual yang hebat
Muntah-muntah
Kelelahan
Timbulnya sariawan
Diare
Kerontokan rambut
Radioterapi, yang fungsinya sama dengan kemoterapi namun pda radioterapi diberikan dengan pancaran
radiasi. efek samping yang dpat timbul adalah:
Timbulnya mual
Kelelahan
Diare
Sering buang air kecil
Kulit di sekitar panggul atau anus menjadi gatal
Operasi, yang biasanya dilakukan pada stadium awal kanker.
5. Apakah ada hubungan kurang suka makan sayur dan buah, sering merokok dan jarang berolahraga dengan
keluhan tsb ?

Mutasi genetik dapat menyebabkan sel membelah diri secara abnormal. Pada usus besar, pertumbuhan sel tidak
normal inilah yang menjadi penyebab terbentuknya polip usus. Semakin aktif pertumbuhan sel dan semakin besar
ukuran polip, maka semakin besar pula risikonya menjadi ganas. Aktivitas fisik kurang,Obesitas, Overweight,Alkohol,
Merokok merupakan faktor resiko dari tumor kolon.

Kanker terjadi ketika terjadi mutasi genetik, di mana sel-sel DNA di area tubuh tertentu tumbuh secara tidak
terkendali dan bersifat merusak. Pada penyakit kanker usus besar, pertumbuhan abnormal sel tersebut bermula
pada lapisan usus bagian dalam, kemudian menjalar dan menghancurkan sel-sel lain di dekatnya, atau bahkan hingga
ke beberapa area tubuh lainnya.
Mutasi genetik pada kanker usus besar ini diduga bersifat keturunan. Artinya, seseorang yang memiliki anggota
keluarga dengan kanker usus besar akan lebih berisiko untuk menderita penyakit ini. Terdapat dua jenis kanker usus
besar yang bersifat keturunan, yakni:

Hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC). Kelainan ini dikenal juga dengan nama sindrom Lynch.
Seseorang dengan sindrom Lynch akan berisiko tinggi mengidap kanker usus besar sebelum usia 50 tahun.
Familial adenomatous polyposis (FAP). FAP merupakan penyakit langka yang menyebabkan munculnya ribuan
benjolan kecil (polip) pada dinding usus besar dan rektum. Seseorang dengan FAP berisiko berkali-kali lipat untuk
menderita kanker usus besar sebelum usia 40 tahun.

Meski penyebabnya tidak diketahui, beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit kanker usus besar:

 Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan


 Kekurangan serat.
 Mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok.
 Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
 Berusia di atas 50 tahun.
 Menderita penyakit gangguan pencernaan, salah satunya adalah kolitis ulseratif atau radang kronis di usus
besar.
 Menderita diabetes.
 Kurang berolahraga.
 Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita kanker usus besar.
 Menderita familial adenomatous polyposis (FAP), yaitu gangguan genetika yang menyebabkan tumbuhnya
gumpalan-gumpalan sel atau polip di dalam usus besar

6. Bagaimana interpretasi Dari pemeriksaan fisik, dokter mendapatkan KU lemah, gizi kurang, dan vital sign
dalam batas normal?
Ku lemah dan gizi kurang itu terjadi akibat diare kronik yang berlangsung selama 2 bulan dan mengeluarkan
darah (menyebabkan anemia) sehingga tidak ada nutrisi yang masuk di pasien.
7. Bagaimana interpretasi dr pemeriksaan abdomen didapatkan tidak ada distensi, perut supel, namun teraba
massa di kuadran kanan bawah kenyal padat, terfiksir dengan nyeri tekan minimal?
Pada dinding abdomen tidak didapatkan adanya distensi berarti bahwa tidak adanya zat (gas atau cairan)
menumpuk di dalam perut yang menyebapkan perut atau pinggang mengembung. Perut supel artinya tidak
ada kelainan karena dinding perut yang normal teraba supel (lemas).
Teraba massa di kuadran kanan bawah kenyal padat, terfiksir dengan nyeri tekan minimal mengindikasikan
adanya tumor ganas di daerah kanan bawah (ileum, appendix, kolon)
8. Mengapa dokter tersebut melakukan pemeriksaan colok dubur ?
Untuk menegakkan diagnose adanya tumor pada kolon, karena jika terdapat massa pada colok dubur
kemungkinan tumor kolon (+) dan juga karena distribusi kanker kolon paling besar iitu berada di daerah
rectum
9. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8 gr/dL dan CEA 20mg/dl ?
 Hb 8 gr/dl : pasien mengalami anemia, yang dicurigai karena darah yang keluar bersama feses
(hematoskezia)
 Tes immunologi CEA (carcino embryonic antigen) : CEA merupakan petanda tumor (tumor marker).
Petanda tumor sendiri adalah molekul protein berupa antigen, enzim, hormon, protein, dsb yang
dalam keadaan normal tidak atau hanya sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. CEA merupakan
petanda tumor pada kanker mamma dan kanker kolorektal. Penyaringan pasien kanker kolorektal
dengan menggunakan tes CEA, tidak direkombinasikan oleh karena CEA umumnya muncul setelah
tumor membesar dan telah menyebar. CEA tidak spesifik untuk kanker kolon dan CEA dapat muncul
pada perokok meski tidak menderita kanker.
10. Bagaimana interpretasi dari hasil USG didapatkan nodul metastasis di hati, dan hasil kolonoskopi biopsi
menyatakan suatu adenocarcinoma?
 Pertumbuhan dan Penyebaran
Kebanyakan penderita dengan metastase karsinoma kolorektal juga mempunyai metastase ke hepar.
Melalui vena mesentarial, vena kolika atau vena mesenterika inferior dan vena porta sel-sel tumor
akhirnya sampai ke hepar. Aliran limfe berjalan melalui saluran limfe di mesenterium, yang berada di
sepanjang arteri dan vena. Di dalam mesenterium kebanyakan metastase kelenjar limfe terdapat di
sepanjang aorta. Penyebaran dapat juga terjadi di dalam rongga peritoneum, karena sel-sel tumor, yang
tumbuh menembus sampai di serosa, terlepas dan melekat pada peritoneum dan bertumbuh lanjut.
 Hasil biopsy adenocarsinoma : Jenis kanker yang terbentuk di kelenjar penghasil mukus di seluruh
tubuh.
11. Bagaimana prognosis dari penyakit ini ?
Prognosis dari karsinoma kolorektal tergantung dari stadium saat diagnosis karsinoma kolorektal ditegakkan.
Berikut merupakan pembagian prognosis dari karsinoma kolorektal berdasarkan klasifikasi dari Duke’s :

Klasifikasi DUKE’S Tingkat invasi Keterlibatan limfonodi Prognosis


Duke’s A Terbatas pada mukosa Tidak ada Angka harapan hidup 5 tahun >90%
Duke’s B1 Sampai stratum muscularis propia Tidak didapatkan invasi limfonodi Angka harapan hidup 5 tahun
70-85%
Duke’s B2 Menembus stratum muscularis propia Tidak didapatkan invasi limfonodi Angka harapan hidup 5
tahun 55-65%
Duke’s C1 Sampai stratum muscularis propia Terdapat invasi pada limfonodi terdekat Angka harapan hidup 5
tahun 45-55%
Duke’s C2 Menembus stratum muscularis propia Terdapat invasi pada limfonodi jauh Angka harapan hidup 5
tahun 20-30%
Duke’s D Metastase jauh Tidak dapat dipakai Angka harapan hidup 5 tahun <1>

Anda mungkin juga menyukai