Reproduksi
Pengertian Teknologi
Reproduksi
Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu
tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan
serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu
produk (keturunan).
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan
meliputi inseminasi buatan, perlakuan hormonal, donor
sel telur dan sel sperma, kultur telur dan embrio,
pembekuan sperma dan embrio, GIFT (gamet
intrafallopian transfer), ZIFT (zygote intrafallopian
transfer), IVF (in vitro fertilization), partenogenesis dan
kloning.
Produk Teknologi Reproduksi
1. Bayi Tabung
2. Kloning
3. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)
4. Kultur Jaringan atau sel
5. Organisme Transgenik
6. Hibridisasi (Persilangan)
7. Fusi Protoplasma
Bayi Tabung
Bayi tabung merupakan salah satu produk teknologi
reproduksi yang dihasilkan baik melalui teknik
fertilisasi in vitro maupun kloning. Fertilisasi in
vitro adalah proses pembuahan yang dilakukan
diluar tubuh manusia (di dalam cawan petri),
sedangkan teknik kloning adalah produksi sejumlah
individu yang secara genetik identik melalui proses
seksual apabila melalui fertilisasi dan aseksual
apabila menggunakan sel somatis. Baik pada
fertilisasi in vitro maupun kloning, embrio yang
dihasilkan dititipkan kembali kembali ke dalam
rahim seorang wanita, baik yang ada hubungan
darah maupun yang tidak. Melalui teknologi in
vitro, analisis kromosom dari embrio yang memiliki
resiko kelainan genetik dapat dilakukan sebelum
dikembalikan kedalam rahim.
Kloning
Kloning adalah upaya untuk memproduksi
sejumlah individu yang secara genetik identik.
Metode ini dapat dilakukan melalui proses sexual
dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan
menggunakan sel somatis sebagai sumber gen Pada
kloning seksual, langkah awal yang dilakukan
adalah fertilisasi in vitro. Setelah embrio
terbentuk dan berkembang mencapai 4 sampai 8
sel maka dilakukan splitting (pemotongan dengan
teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau empat
bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat
ditumbuhkan kembali dalam inkubator hingga
berkembang menjadi embrio normal yang memiliki
genetik sama. Setelah mencapai fase blastosis,
embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam
rahim ibu sampai umur 9 bulan.
Berbeda dengan kloning seksual, pada kloning
aseksual, fertilisasi tidak dilakukan
menggunakan sperma, melainkan hanya
sebuah sel telur terfertilisasi semu yang
dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis.
Karenanya, bila pada kloning seksual, genetik
anak berasal dari kedua orang tuanya, maka
pada kloning aseksual, genetik anak sama
dengan genetik penyumbang sel somatis.
Keuntungan dilakukannya
Kloning Embrio dan DNA :
Kloning Embrio dan DNA dapat
membantu sejumlah orang yang memiliki
ciri seperti berikut, yaitu:
Wanita yang tidak subur, sehingga peluang
untuk hamil menjadi lebih besar
Orang tua yang diketahui memiliki
kelainan genetik yang dapat diturunkan
pada anaknya.
Orang tua yang ingin menghasilkan anak
yang memiliki kemampuan/bakat-bakat
tertentu.
Kerugian Kloning: