Oleh:
Priyanka Prima Putri 1940312105
Muhammad Thoriq Alhabib 1940312130
Vania Sufi 1940312132
Resti Yuliana Putri 1940312151
Pereseptor:
dr. Dedy Hendry, Sp.OG K-FER
Penulis
Halaman
Sampul Depan
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Batasan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................5
1.4 Metode Penulisan.........................................................................................5
BAB 4 DISKUSI...................................................................................................47
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................49
3.1 Kesimpulan................................................................................................49
Daftar Pustaka......................................................................................................50
2) Fase Luteal
Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium akan mengalami
perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa reproduksi. Perubahan ini
3) Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superfisial dan media
dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium dipertahankan.
Endometrium yang lepas bersama dengan cairan jaringan dan darah membentuk
koagulum di dalam uterus. Koagulum ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan
cairan, yang tidak berkoagulasi yang dikeluarkan melalui serviks dengan kontraksi
uterus. Jika jumlah darah yang dikeluarkan pada proses ini sangat banyak mungkin
fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita ini mengeluarkan bekuan darah dari
serviks.
b. Lesi Dalam
Adenomiosis difus, mioma uteri, hipertrofi miometrium
Endometriosis
Malformasi arteri vena pada uterus
Tabel 2. Keluhan dan Gejala yang Berhubungan dengan Perdarahan dan Masalah
Kesehatan yang Menjadi Penyebabnya
Keterangan:
3) Penyakit Sistemik
a. Hiperplasia adrenal dan penyakit cushing
b. Koagulopati
c. Penyakit hepar
d. Leukemia dan trombositopenia
4) Supresi Hipotalamik
a. Sindroma polikistik
b. Penyakit tiroid
c. Penyakit ginjal
1) Medikamentosa12,17
Pilihan obat hormon yang bisa digunakan:
a. Estrogen
Terapi oral yang diberikan yaitu dosis estrogen konjugasi dengan
dosis 1,25 mg atau 17β estradiol 2 mg setiap 6 jam selama 24 jam
atau EEK/ estrogen ekuin konjugasi dosis 2,5 mg peroral setiap 4-6
jam. Setelah perdarahan berhenti dilanjutkan dengan pemberian pil
kontrasepsi kombinasi. Efek sampingnya bisa timbul rasa mual
sehingga ditambahkan prometasin 25 mg peroral atau injeksi IM
setiap 4-6 jam.
c. Progestin
Progestin diberikan bila ada kontraindikasi terhadap PKK atau
estrogen. Progestin diberikan selama 14 hari kemudian berhenti
tanpa obat selama 14 hari diulang selama 3 bulan. Beberapa sediaan
kehilangan darah selama menstruasi hingga 50%.18,19 Pil kontrasepsi oral cukup
LAPORAN KASUS
1. Laporan kasus 1
Identitas Pasien
Nama : Ny. RD
Usia : 50 tahun
No. Rekam Medik :
Tgl. Pemeriksaan : 11 Januari 2021
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Anamnesis
Seorang pasien wanita umur 50 tahun datang ke IGD RSUD achmad Mukhtar
Bukittinggi pada tanggal 11 Januari 2021 pukul 15.00 WIB dengan keluhan keluar darah
memanjang dari kemaluan sejak 1 tahun yang lalu, berwarna merah kehitaman dengan
frekuensi ganti duk 3-4 x sehari/hari.
Riwayat Penyakit Sekarang :
keluar darah dari kemaluan sejak 1 tahun yang lalu, berwarna merah kehitaman
dengan frekuensi ganti duk 3-4 x sehari/hari.
Keluar lendir bercampur daah tidak ada
Nyeri abdomen tidak ada.
Riwayat keputihan tidak ada.
Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan ada.
BAB dan BAK dalam batas normal.
Mual muntah ada.
Riwayat menstruasi : menarche 13 tahun, siklus haid teratur 1x sebulan, lama haid
5-7 hari, nyeri haid (-), ganti duh 2-3x/hari sehari.
Riwayat demam tidak ada.
Riwayat trauma tidak ada.
Riwayat Perkawinan :
1 x tahun 1989
Riwayat Kontrasepsi :
Riwayat penggunaan AKDR selama 18 tahun sejak 2002 dihentikan ± 1 th yang
lalu.
Riwayat telat mengeluarkan AKDR (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis cooperatif (CMC)
Vital sign : Tekanan Darah : 169/90mmHg.
Nadi : 91 x/menit.
Nafas : 20 x/menit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
- Hb : 4,5 g/dL
- Leukosit : 6.900 /mm3
A/ : P5A0H5 + PUA ec Susp Ca. Cerviks+ Anemia Berat (Hb :4,5 g/dL)
Anamnesis
Keluhan Utama: Seorang pasien wanita usia 47 tahun kiriman dari poli dengan diagnosis
Adenomiosis Difus pro laparotomi dengan keluhan siklus menstruasi memanjang sejak 4
bulan SMRS.
Riwayat Kontrasepsi :
Riwayat penggunaan spiral selama 5 tahun sejak 1994, spiral selama 7 tahun sejak
2010
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Composmentis cooperatif (CMC)
Vital sign : Tekanan Darah : 120/70mmHg.
Nadi : 86 x/menit.
Nafas : 18 x/menit.
Temperatur : 36,70C.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Hematologi
- Hb : 10,2 g/dL
- Leukosit : 6.500 /mm3
- Hematokrit : 31%
2. USG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium: Darah lengkap, - Laboratorium : Hb : 4,5 g/dL,
urine lengkap, tes kehamilan. Hematokrit : 14,6%
- Radiologi: Memungkinkan -
evaluasi dari kelainan anatomi
uterus dan endometrium.Selain itu, - USG
patologi dari miometrium, serviks, -
tuba, dan ovarium juga dapat
dievaluasi. Modalitas investigasi
ini dapat membantu dalam
diagnosis polip endometrium,
adenomiosis, leiomioma, anomali
uterus, danpenebalan endometrium
yang berhubungan dengan
hiperplasia dan keganasan.
- Biopsi Endometrium
TATALAKSANA - Kontrol KU, VS, dan perdarahan
- Medikamentosa pervaginam
- IVFD RL 20 tpm
- Transfusi PRC 4 unit, 1 unit/hari
- Inj Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
- inj Transamin 3x500 mg (iv)
- Inj Vik K 3x10 mg (iv)
- Pasang Kateter
5.1 Kesimpulan
2. Fraser IS, Critchley HO, Munro MG, Broder M. Can we achieve international
agreement on terminologies and definitions used to describe abnormalities of
menstrual bleeding? Hum. Reprod. 2007 Mar;22(3):635-43.
4. Munro MG, Critchley HOD, Fraser IS; FIGO Menstrual Disorders Committee.
The two FIGO systems for normal and abnormal uterine bleeding symptoms
and classification of causes of abnormal uterine bleeding in the reproductive
years: 2018 revisions. Int J Gynaecol Obstet. 2018 Dec;143(3):393-408
5. Strauss JF III, Lessey BA. The structure, function and evaluation of the female
reproductive tract. Strauss JF III, Barbieri RL, eds. Yen and Jaffe's
Reproductive Endocrinology. 5th ed. Philadelphia, Pa: Saunders-Elsevier; 2004.
Chapter 9.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012.
839–45.
10. Munro MG, Critchley HOD, Fraser IS., FIGO Menstrual Disorders Committee.
The two FIGO systems for normal and abnormal uterine bleeding symptoms
and classification of causes of abnormal uterine bleeding in the reproductive
years: 2018 revisions. Int J Gynaecol Obstet. 2018 Dec;143(3):393-408.
11. Rifki M. Loho M. Wagey F.M.M Profil perdarahan uterus abnormal di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.
Jurnal e-Clinic (eCl).2016. Vol4(1):1-6.
12. Hendarto H. Gangguan Haid/Perdarahan Uterus Abnormal. Dalam: Ilmu
Kandungan Edisi Ketiga. Editor Mochamad Anwar, Ali Baziad, R. Prajitno
Prabowo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011. Halaman
161- 184.
19. Cheong Y. Cameron, IT. Critchley, HOD. Abnormal uterine bleeding. British
Medical Bulletin. 2017;123(1):103-114.