Anda di halaman 1dari 7

Draft 17-11-2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PERCEPATAN SWASEMBADA GARAM NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka percepatan Swasembada Garam Nasional guna meningkatkan


ketahanan pangan, kesejahteraan petambak garam, penyerapan tenaga kerja
dan devisa negara dengan ini menginstruksikan:

Kepada:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman;


2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
4. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
5. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Menteri Keuangan;
7. Menteri Dalam Negeri;
8. Menteri Perindustrian;
9. Menteri Perdagangan;
10. Menteri Agraria dan Tata Ruang;
11. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
12. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
13. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
14. Menteri Kelautan dan Perikanan;
15. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
16. Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
17. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
18. Badan Pengawas Obat dan Makanan:
19. Jaksa Agung;
20. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
21. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
22. Kepala Badan Pusat Statistik;
23. Para Gubernur; dan
24. Para Bupati/Walikota.
Untuk:

PERTAMA:

Mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan


terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
Kementerian/Lembaga untuk melakukan percepatan Swasembada Garam
Nasional, melalui:

a. Penyusunan rencana aksi percepatan Swasembada Garam Nasional;


b. Efisiensi pelayanan perizinan usaha pergaraman dan iklim usaha yg
kondusif;
c. Penataan pengelolaan lahan tambak garam, melalui integrasi,
intensifikasi dan ekstensifikasi lahan; Penyediaan sarana dan
prasarana dasar dan pendukung Swasembada Garam Nasional;
d. Peningkatan jumlah dan kompetensi sumber daya petambak garam,
inovasi ilmu pengetahuan, dan teknologi penggaraman;
e. Penyediaan dukungan terhadap sistem logistik garam nasional guna
menjamin ketersediaan stok garam dalam negeri;
f. Peningkatan produktivitas dan kualitas garam nasional;
g. Perwujudan harga garam yang layak bagi pelaku usaha
h. Penguatan daya saing produk garam;
i. Penyediaan akses permodalan, teknologi, pasar dan asuransi usaha
garam.

KEDUA:

1. Menteri Kelautan dan Perikanan melakukan:


a. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang mendorong
percepatan swasembada garam nasional;
b. Penyusunan roadmap swasembada garam nasional;
c. Penyusunan master plan kawasan sentra garam nasional sebagai
proyek strategis nasional;
d. Efisiensi pelayanan perizinan pengelolaan produksi garam;
e. Penataan pengelolaan lahan tambak garam melalui integrasi,
intensifikasi, dan ekstentisifikasi;
f. Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana produksi di
kawasan sentra garam nasional dengan mendorong investor dalam
dan luar negeri melalui kerjasama antar sektor;
g. Peningkatan produktivitas dan kualitas garam nasional untuk
mendukung ketersediaan garam bahan baku dan bahan penolong
industri;
h. Mendorong percepatan penerapan sistem jaminan mutu, keamanan
produk, dan nilai tambah;
i. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Produksi dan Pengolahan Garam;
j. Pembangunan Gudang Garam Nasional (GGN);
k. Pembinaan teknologi, sistem mutu dan pengawasan produksi;
l. Penyediaan data produksi garam nasional;
m. Fasilitasi asuransi usaha garam rakyat;
n. Penyediaan permodalan usaha garam melalui Lembaga Penyediaan
Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan perencanaan
program Swasembada Garam Nasional.
3. Menteri Perindustrian melakukan:
a. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang mendorong
percepatan swasembada garam nasional;
b. Pengembangan kawasan Sentra Garam Nasional melalui
pembangunan industri pangan dan non pangan yang menggunakan
garam sebagai bahan baku atau sebagai bahan penolong;
c. Efisiensi pelayanan perizinan usaha pengolahan garam;
d. Penguatan daya saing produk garam melalui inovasi teknologi tepat
guna dan kompetensi sumberdaya manusia;
e. Penyediaan data tentang kebutuhan dan spesifikasi garam industri.

4. Menteri Perdagangan melakukan:


a. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang mendorong
Percepatan Swasembada Garam Nasional;
b. Efisiensi pelayanan perizinan usaha perdagangan garam;
c. Penyusunan SNI gudang garam nasional;
d. Penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas garam;
e. Bersama dengan K/L dan BUMN terkait menetapkan Harga Pokok
Pemerintah (HPP);
f. Penyediaan data ekspor impor garam.

5. Menteri Keuangan melakukan:


a. Dukungan Penganggaran untuk pengembangan usaha pergaraman
nasional;
b. Kebijakan perpajakan yang mendukung iklim usaha pergaraman
nasional.

6. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan:


a. Pembangunan sarana dan prasarana dasar dan pendukung untuk
pengembangan kawasan Sentra Garam Nasional;
b. Penataan saluran primer dan sekunder untuk mendukung produksi
garam nasional.

7. Menteri Badan Usaha Milik Negara melakukan:


a. Penyerapan dan pengaman ketersediaan produksi garam nasional;
b. Sinergi antar BUMN untuk percepatan swasembada garam nasional;
c. Fasilitasi dalam pembangunan Gudang Garam Nasional (GGN);
d. Kerjasama pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG);
e. Dukungan peningkatan kapasitas sdm petambak garam, teknologi
dan pasar;
f. Pembangunan pabrik garam industri.

8. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


melakukan:
a. Percepatan pembentukan kelembagaan usaha garam di tingkat desa
dalam bentuk badan usaha milik desa;
b. Sinergi dengan K/L terkait untuk pengembangan desa-desa yang
memiliki potensi garam guna mendukung percepatan swasembada
garam nasional.

9. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melakukan:


a. Percepatan pembentukan badan hukum dan pembinaan
kelembagaan koperasi garam di kawasan Sentra Garam Nasional;
b. Fasilitasi akses modal dan pasar untuk usaha pergaraman.

10. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan:


a. Pengembangan riset dan inovasi pergaraman;
b. Pengembangan science and technopark garam sebagai wahana
teaching industry pelaku usaha pergaraman.

11. Menteri Dalam Negeri melakukan:


a. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang mendorong
Percepatan swasembada garam nasional;
b. Koordinasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota untuk dukungan
pemetaan lokasi dan pengadaan lahan kawasan Sentra Garam
Nasional;
c. Percepatan penyusunan Perda Rencana Zonasi wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP3-K) untuk kepastian hukum kawasan
pemanfaatan garam;
d. Efisiensi pelayanan perizinan prinsip, lokasi, mendirikan bangunan
dan gangguan untuk usaha pergaraman.

12. Menteri Agraria dan Tata Ruang melakukan:


a. Inventarisasi tanah yang terindikasi terlantar dan memiliki potensi
untuk usaha pergaraman;
b. Percepatan Sertifikasi tanah (Prona) untuk tambak garam rakyat.

13. Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan:


a. koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan
instansi pemerintah pusat dan daerah;
b. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan
Obat dan Makanan.

14. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melakukan:


a. Pengkajian dan penerapan teknologi produksi garam;
b. Memberikan dukungan dan supervisi teknologi pergaraman kepada
Kementerian/Lembaga mupun industri serta pemerintah daerah
untuk peningkatan produktivitas lahan dan kualitas garam.
15. Jaksa Agung memberikan dukungan dalam pengawasan tata niaga
garam nasional;
16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan dukungan
dalam pengawasan tata niaga garam nasional;

17. Panglima Tentara Nasional Indonesia memberikan dukungan dalam


pengawasan tata niaga garam nasional;

18. Kepala Badan Pusat Statistik melakukan kompilasi data dasar dan data
sektoral garam, serta pengolahan dan publikasi data statisik garam
nasional.

19. Para Gubernur:

a. Menyusun Peraturan Gubernur mengenai Percepatan Swasembada


Garam Nasional;

b. Mengoptimalkan peran dan fungsi SKPD dalam mempercepat dan


memfasilitasi pembangunan dan pengembangan komoditas
pergaraman dan mempermudah pelayanan investasi perizinan dan
kegiatan usaha lainnya;

c. Mengalokasikan biaya pelaksanaan percepatan dan memfasilitasi


pembangunan dan pengembangan komoditas pergaraman;

d. Melaporkan hasil pelaksanaan mempercepat dan memfasilitasi


pembangunan dan pengembangan komoditas pergaraman di
wilayahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
20. Para Bupati:

a. Menyusun Peraturan Bupati mengenai Percepatan Swasembada


Garam Nasional;

b. Mengoptimalkan peran dan fungsi SKPD dalam mempercepat


dan memfasilitasi pembangunan dan pengembangan komoditas
pergaraman dan mempermudah pelayanan investasi perizinan
dan kegiatan usaha lainnya;

c. Mengalokasikan biaya pelaksanaan percepatan dan


memfasilitasi pembangunan dan pengembangan komoditas
pergaraman;

d. Melaporkan hasil pelaksanaan mempercepat dan memfasilitasi


pembangunan dan pengembangan komoditas pergaraman di
wilayahnya kepada Gubernur.

KETIGA :

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman:

e. Mengkoordinasikan dan mengnyinergikan kebijakan pelaksanaan dan


pengawasan kegiatan percepatan Swasembada Garam Nasional
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dan Diktum KEDUA.
dan
f. Mengkoordinasikan penyusunan peraturan presiden untuk rencana aksi
percepatan swasembada garam nasional.

KEEMPAT:

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman setelah berkoordinasi dengan


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordiantor Bidang
Politik Hukum dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyampaikan laporan
pelaksanaan Instruksi Presiden ini paling sedikit sekali dalam 6 (enam) bulan
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Presiden.
KELIMA :

Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab sesuai


dengan Rencana Aksi terlampir.

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

Anda mungkin juga menyukai