Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena atas rahmat, hidayah
dan karuni-Nya sehingga kegiatan dan laporan Rapat Kerja Terpadu Ditjen Perikanan Tangkap
Tahun 2018 Direktorat jenderal perikanan tangkap kementerian kelautan dan perikanan tahun
2018 dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kami selaku peserta Rapat
Kerja Terpadu Ditjen Perikanan Tangkap di Bogor Tahun 2018. Laporan ini dibuat sedapat
mungkin sehingga bisa menjalaskan kegiatan yang telah dilaksanakan, namun kekurangan dan
kelemahan dalam pelaksanaan maupun pelaporan kegiatan ini tampa disengaja atau disadari
oleh kami mungkin saja terjadi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan laporan ini sangat diharapkan agar kedepan kegiatan yang dilaksanakan
dapat lebih baik lagi.
Akhirnya kami harapkan, kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
A. Latar Belakang
TUJUAN
C. PESERTA
Peserta Rapat Kerja Terpadu Ditjen Perikanan Tangkap Tahun 2018 terdiri dari
perwakilan.
1. Ditjen Perikanan Tangkap.
2. Unit Pelaksana Teknis Lingkup Ditjen Perikanan Tangkap
3. Dinas kelautan dan perikanan provinsi
4. Dinas perikanan kab/kota
5. Unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pelabuhan perikanan
6. Penanggung jawab pengelola SKPT/Pelabuhan perikanan perintis
E. CENTATIVE AGENDA
Tentative agenda rapat kerja terpadu ditjen perikanan tangkap tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Pembukaan:
a. Pembukaan dan arahan oleh direktur jenderal perikanan
tangkap
Minggu,
b. Penanyangan video profil kegiatan 2018-04-16
8 April 2018
c. Penandatangan PK (Penatapan kinerja) 2018 antara
direktur jenderal perikanan tangkap dengan eselon II,
Kepala UPT, dan kepala dinas KP Provinsi
Rapat kerja teknis:
a. Paparan bappenas terkait arah pembangunan perikanan
tangkap dalam kebijakan nasional tahun 2019
b. Paparan dirjen anggaran kemenkeu terkait kebijakan
penganggaran tahun 2019
c. Paparan sekretariat jenderal KKP terkait kebijakan dan
program pembangunan kelautan dan perikanan tahun
2019
d. Paparan inspektorat jenderal KKP terkait reviu
pelaksanaan pembangunan 2017, percepatan 2018 dan
upaya peningkatan kinerja 2019
e. Paparan sekretariat jenderal kementrian pekerjaan
umum dan perumahan raknyat terkait program dan
kegiatan kementrian pekerjaan umum dan perumahan
rakyat tahun 2018 dan 2019 dalam mendukung
Senin, pembangunan perikanan tangkap dan kampung nelayan
9 april 2018 f. Paparan sekretariat jenderal kementrian dalam negeri
terkait pembagian kewenangan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota bidang perikanan tangkap sesuai UU
No. 33 tentang pemerintahan daerah
g. Paparan sekretariat jenderal kementrian komunikasi dan
informatika terkait program kegiatan kementrian
komunikasi dan informatikatahun 2018 dan 2019 dalam
mendukung pembangunan bidang perikanan tangkap
h. Paparan sekretariat jenderal kementrian desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi
terkait program dan kegiatan kementrian desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi tahun
2018 dan 2019 dalam memdukung pembangunan
perikanan tangkap dan pemberdanyaan nelayan
i. Paparan direktur pengelolaan kekayaan negara dan
sistem informasi kementrian keuangan terkait
pengelolaan dan proses pelimpahan aset barang milik
negara
j. Paparan setditjen PT dan direktur lingkup DJPT terkait
penjelasan detail kegiatan dan anggaran 2017 serta
perencanaan 2018
Selasa-rabu Rapar teknis yanh terdiri dari 9 pertemuan teknis unit eselon II
(10-11 april 2018) DJPT
Kamis
Rumusan penutupan
(12 april 2018)
Agenda tentative lengkap sebagaimana lampiran 1.
HASIL/ KESIMPULAN
d. Hasil dari spesies prioritas yang telah disepakati akan dibahas lebih lanjut oleh
panel ilmiah di masing-masing WPPNRI sehingga dapat dilakukan pemetaan habitat
dan siklus hidup dari spesies prioritas ikan tersebut.
3. Bantuan Sarana Penangkapan Ikan dan Perbengkelan Nelayan
a. Sebanyak 364 proposal dari 172 Kabupaten/Kota (34 Provinsi) telah mengusulkan
BSPI untuk 522 calon penerima baik koperasi maupun non koperasi (usulan Maret
– Desember 2017);
b. Terhadap usulan tersebut dilaksanakan seleksi awal (seleksi terhadap kelembagaan
koperasi dan usulan bantuan) yang menghasilkan 137 koperasi yang memiliki NIK
(61 sudah bersertifikat dan 76 belum bersertifikat)
c. Sesuai dengan mekanisme penetapan calon penerima bahwa akan dilaksanakan
kunjungan ke lapangan untuk koperasi calon penerima BSPI dengan melakukan
konfirmasi terlebih dahulu dengan Dinas Perikanan Kabupaten/Kota untuk
spesifikasi kapal perikanan, alat penangkapan ikan dan mesin kapal.
d. Kunjungan ke lapangan akan melibatkan Dinas Perikanan Kabupaten/Kota terkait.
e. Hasil kunjungan ke lapangan akan ditindaklanjuti dalam rapat pleno untuk
menetapkan penerima BSPI tahun 2018.
f. Untuk proposal bantuan yang masuk tahun 2018, hanya akan dapat diakomodasi
untuk tahun selanjutnya dengan tetap berdasarkan pada ketentuan yang
tercantum pada Petunjuk Teknis Bantuan Sarana Penangkapan Ikan
4. Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN)
a. Sesuai amanat UU no. 7 tahun 2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan
nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam, KKP telah melaksanakan
program Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) sejak tahun 2016 dengan
realisasi total tahun 2016 dan 2017 sebanyak 909.948 nelayan. Pada tahun 2018
BPAN ditargetkan sebanyak 500.000 nelayan terasuransi.
b. KKP telah bersinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Perusahaan asuransi untuk
melaksanakan program asuransi nelayan mandiri untuk keberlanjutan jaminan
perlindungan asuransi bagi nelayan pasca BPAN atau nelayan yang masa polisnya
sudah habis dan untuk fasilitasi asuransi nelayan /ABK yang bekerja di atas kapal
ukuran lebih dari 10 GT.
c. Target BPAN ditentukan berdasarkan data kartu nelayan yang belum menerima
premi asuransi pada tahun 2016 – 2017 ditambahkan dengan data nelayan yang
belum memiliki kartu nelayan/KUSUKA.
d. Pemerintah daerah memiliki keinginan untuk mengadopsi program BPAN dengan
mengadopsi aturan pusat untuk dijadikan landasan peraturan Gubernur.
5. Kedai Nelayan
a. Kedai Nelayan dengan Konsep “Layarmart” bertujuan untuk memudahkan nelayan
mendapatkan barang kebutuhan melaut dan kebutuhan sehari-hari dengan harga
terjangkau.
b. Toko tersebut rencananya akan dioperasikan oleh koperasi nelayan setempat
bekerjasama dengan mitra investor melalui skema kerjasama social preneunership-
economic sharing kombinasi CSR (dukungan investasi yang produktif dari sosial
perusahaan untuk pemberdayaan nelayan)
c. Pilot project Kedai Nelayan “Layarmart” Tahun 2018 berlokasi di PPN Karangantu
dengan pertimbangan memiliki potensi strategis dalam menjalankan usaha
6. Integrasi Perizinan Pusat dan Daerah
a. Blanko dokumen perizinan diharapkan seragam secara nasional dengan
mencantumkan logo/identitas instansi yang mengeluarkan dokumen tersebut.
b. Pengurusan dokumen perizinan kapal ukuran diatas 30 GT diharapkan dapat
didelegasikan kepada UPT Ditjen Perikanan Tangkap dengan persyaratan yang
sama.
c. Perlu peningkatan aplikasi Sistem Informasi Perizinan Kapal Daerah (SIMKADA)
untuk mengakomodasi beberapa hal yang menjadi kendala dalam penginputan
data kapal dan membutuhkan pendampingan operator di daerah.
7. Penataan Kampung Nelayan
a. Penataan kampung nelayan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
kawasan/lingkungan kampung nelayan yang bersih, sehat dan nyaman serta dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat nelayan dan menumbuhkan kesadaran
dan partisipasi masyarakat nelayan dalam melaksanakan kegiatan penataan di
lingkungan kawasan kampung nelayan.
b. Target lokasi Penataan Kampung Nelayan tahun 2018 ditetapkan sebanyak 10
lokasi dengan sumber pendanaan dari APBN.
c. Fasilitasi penataan kampung nelayan melalui Corporate Social Responsibility (CSR)
dari perusahaan BUMN atau swasta nasional lainnya diharapkan dapat
memfasilitasi target 100 lokasi kampung nelayan lainnya.
d. Kegiatan penataan kampung nelayan akan dilaksanakan dengan swakelola padat
karya berkoordinasi dan bersinergi dengan Kementerian PUPR sebagai induk Dinas
Permukiman dan SDA.
8. Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT)
a. Detail kegiatan 2018 SKPT Ditjen Perikanan Tangkap perlu dimatangkan kembali
dan akan dibahas ulang bersama Direktur Jenderal Perikanan Tangkap yang
rencananya akan dilaksanakan tanggal 19 April 2018 di Jakarta.
b. Rencana Pelindo 4 melakukan investasi di SKPT Merauke diharapkan dapat
direalisasikan di tahun 2018.
c. Rencana pembangunan kapal penangkapan ikan sebanyak 60 unit dan pelatihan
100 nelayan lokal di SKPT Merauke sebagai tindak lanjut arahan Menteri Kelautan
dan Perikanan pada kunjungan kerja di Merauke pada bulan Maret 2018, diminta
agar segera direalisasikan di tahun 2018.
III. PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP TAHUN 2019
1. Pembangunan perikanan tangkap tahun 2019 diarahkan bagi peningkatan
produktivitas dan kesejahteraan stakeholder utama perikanan tangkap yakni nelayan
serta kelestarian sumber daya ikan, dengan menyinergikan seluruh sumber daya baik
itu pemerintah, swasta, dan para pihak lainnya, untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran pembangunan nasional sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-
2019.
2. Pembangunan perikanan tangkap tahun 2019 dilaksanakan untuk mewujudkan tema
RKP 2019 yaitu ”Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”
khususnya mendukung 4 (empat) Prioritas Nasional, yaitu:
a. Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan
pelayanan dasar;
b. Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan
kemaritiman;
c. Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri, dan jasa produktif;
dan
d. Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air.
3. Rancangan indikatif kegiatan utama Ditjen Perikanan Tangkap tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
(2) Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan
(1) Pembangunan TPI Perairan Darat;
(2) Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sebatik.
(3) Kegiatan Pengelolaan Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan
(1) Bantuan kapal perikanan;
(2) Bantuan alat penangkapan ikan;
(3) Bantuan mesin kapal perikanan;
(4) Bengkel maritim;
(5) Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Saumlaki.
(4) Kegiatan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan
(1) Revitalisasi TPI higienis;
(2) Pengembangan pelabuhan perikanan prioritas;
(3) Pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Merauke.
(5) Kegiatan Pengelolaan Perizinan dan Kenelayanan
(1) Penataan kampung/sentra nelayan;
(2) Kedai nelayan;
(3) Bantuan premi asuransi nelayan;
(4) Pengembangan Sentra Kelautan dan PerikananTerpadu (SKPT) Natuna.
4. Dalam rangka penyusunan kegiatan dan alokasi anggaran tahun 2019, Ditjen
Perikanan Tangkap menjaring usulan dari 23 (dua puluh tiga) Satker UPT Pusat lingkup
Ditjen Perikanan Tangkap dan 22 (dua puluh dua) Satker DKP Provinsi, sebagai
berikut:
a. Satker UPT Pusat lingkup Ditjen Perikanan Tangkap
(1) Usulan kegiatan pembangunan fisik, peningkatan prasarana pelabuhan dan
rehabilitasi dengan anggaran sebesar Rp 360.069.891.089,-
(2) Usulan kegiatan pendukung berupa anggaran operasional satker, belanja
pegawai dan anggaran untuk pelaksanaan tugas dan fungsi dengan
anggaran sebesar Rp 284.197.285.935,-
b. Satker DKP Provinsi
(1) Usulan kegiatan pembangunan fisik berupa bantuan kapal perikanan,
bantuan alat penangkapan ikan, TPI higienis, pembangunan Konstruksi
Pelabuhan, serta penataan kampung nelayan melalui alokasi APBN Satker
Pusat sebesar Rp. 108.635.000.000,-;
(2) Usulan kegiatan pembangunan fisik berupa bantuan kapal perikanan,
bantuan alat penangkapan ikan, TPI higienis, pembangunan Konstruksi
Pelabuhan, serta pengadaan rumah ikan melalui alokasi Tugas Perbantuan
(TP) Provinsi sebesar Rp 660.759.168.000. Provinsi yang menyatakan
sanggup melaksanakan dan mengusulkan satker TP sebanyak 18 satker,
yaitu:
a) Kepulauan Riau
b) Bangka Belitung
c) Banten
d) DI Yogyakarta
e) Kalimantan Selatan
f) Kalimantan Tengah
g) Nusa Tenggara Barat
h) Nusa Tenggara Timur
i) Maluku
j) Maluku Utara
k) Sulawesi Utara
l) Sulawesi Barat
m) Sulawesi Selatan
n) Sulawesi Tengah
o) Sulawesi Tenggara
p) Gorontalo
q) Papua
r) Papua Barat
(3) Usulan kegiatan pendukung untuk melaksanakan tugas dan fungsi anggaran
operasional satker, belanja pegawai dan anggaran untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi dengan anggaran sebesar Rp. 34.655.242.000,-.
c. SKPT
(1) SKPT Natuna
Mengusulkan anggaran sebesar Rp 25,27 milyar berupa pendukung
operasional pelabuhan perikanan, pembangunan fasilitas dan pembebasan
lahan docking kapal, sentra kuliner, dermaga apung, pengadaan truk mini
crane, speed boat, prasarana pemasaran hasil perikanan, sarana
penangkapan ikan, rehabilitasi TPI, dan perlengkapan sarana bantuan kapal
perikanan tahun 2017
(2) SKPT Sebatik
Mengusulkan anggaran sebesar Rp 55,07 miliar berupa pendukung
operasional pelabuhan, reklamasi lahan seluas 2.100 m2, pembangunan
trestle, dermaga, menara pengawas, laboratorium pemeriksaan ikan,
tempat ibadah, pengadaan sarana budidaya rumput laut, speed boat, IFM,
container coldstorage mobile, crane mobile, IPAL, penambahan daya listrik,
dan konservasi kepiting bakau.
(3) SKPT Merauke
Mengusulkan anggaran sebesr Rp 88,23 milyar berupa pendukung
operasional pelabuhan perikanan, timbunan lahan, pembangunan dermaga
untuk kapal di bawah 10 GT, revetment, jalan rigid beton, shelter nelayan,
pagar pengaman, dan kios perbekalan.
(4) SKPT Saumlaki
Masih dalam proses penyusunan usulan.
IV. DUKUNGAN LINTAS K/L
1. Kementerian Komunikasi dan Informatika
a. Pengembangan dan pemberdayaan TIK bagi petani dan nelayan melalui program
nasional 1.000.000 petani & nelayan go digital;
b. Program Nelayan Go Online yang mengintegrasikasi informasi aset, keuangan,
kegiatan penangkapan ikan, kegiatan penyimpanan dan pengolahan hasil
tangkapan, serta pemasaran;
2. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
a. Program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (PRUKADES) dibentuk untuk
membuat sebuah klasterisasi pada produk unggulan di suatu wilayah dengan
tujuan menarik minat investor untuk berinvestasi pada pengembangan produk
terkait;
b. Pengembangan BUM Desa sebagai upaya untuk memangkas jalur rente, melalui
pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), sehingga dapat memberikan
kemudahan akses modal dalam bentuk pinjaman ‘lunak’ kepada nelayan; dan
c. Pemanfaatan dana desa dalam pengembangan desa nelayan dan desa lain di
wilayah pesisir.
3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
a. Program pembangunan sejuta rumah untuk rakyat, dimana Kementerian PUPR
akan membangun 10 kawasan nelayan kumuh di seluruh Indonesia untuk
dijadikan proyek percontohan;
b. Program pembangunan sejuta rumah untuk rakyat tersebut terdiri atas: 1)
Pembangunan Rumah Khusus Nelayan; 2) Pembangunan/Penataan Jalan
Akses/Lingungan; 3) Penyediaan Air Bersih; 4) Penyediaan Sanitasi Dasar (MCK
Komunal, TPST 3R); 5) Pembangunan/Penataan Ruang Terbuka Publik;
V. HAL PENTING LAINNYA
1. Percepatan pelaksanaan program/kegiatan tahun 2018 dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan program/kegiatan pada tahun 2018 harus sesuai dengan
perencanaan agar target IKU, fisik dan realisasi keuangan tercapai;
b. Melakukan sosialisasi program/kegiatan pembangunan perikanan tangkap
kepada stakeholder, agar stakeholder mengetahui dan dapat menyampaikan
usulan permintaan bantuan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tujuan dari
program/kegiatan tersebut tepat sasaran;
c. Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengidentifkasi dan
inventarisasi calon penerima bantuan pemerintah;
d. Segera melakukan invetarisir aset bermasalah, yakni: 1) Aset in aktif Pusat yang
dioperasionalkan oleh Satker Daerah segera dilakukan proses hibah; 2)
Melakukan sertifikasi terhadap aset tanah yang belum tersertifikat; dan 3)
Melakukan penghapusan terhadap BMN yang rusak berat;
e. Segera melakukan penyelesaian administrasi maupun pengembalian keuangan ke
kas negara atas hasil temuan BPK-RI.
2. Perencanaan pembangunan perikanan tangkap 2019 dilaksanakan dengan mengikuti
rambu-rambu sebagai berikut:
a. Perencanaan tahun 2019 tetap berprinsip money follow programme dengan
fokus pada kegiatan prioritas yang bersentuhan langsung dengan stakeholder
utama perikanan tangkap yaitu nelayan;
b. Perencanaan kegiatan dan anggaran yang lebih baik dari segi sasaran, manfaat
maupun secara administratif
c. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir RPJM III 2015-2019. Oleh karena itu tahun
2019 diharapkan dapat mencapai target dan tidak terdapat catatan buruk untuk
pemerintahan periode berikutnya;
d. Penguatan kegiatan padat karya yang melibatkan langsung masyarakat dalam
proses pembangunan;
e. Pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang lebih baik dengan penguatan terhadap
monitoring dan evaluasi, sehingga diharapkan pada tahun 2019 tidak ada temuan
aparat pengawas/pemeriksa dan laporan keuangan mendapatkan predikat WTP;
f. Peningkatan peran tenaga fungsional dalam proses pembangunan di instansi
pusat maupun daerah.
3. Daerah diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap pembangunan perikanan
tangkap dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi lokasi dan calon penerima bantuan, penyiapan lahan dan
pengurusan perizinan terhadap kegiatan fisik, melakukan pembinaan terhadap
stakeholder, serta proses penyerahan aset bagi lokasi yang akan menjadi UPT
Pusat;
b. Melakukan pengawalan terhadap distribusi dan evaluasi terhadap pemanfaatan
bantuan pemerintah yang telah diserahterimakan;
c. Melakukan sinergitas antara program/kegiatan Pemerintah Pusat dengan Daerah,
termasuk dalam pengalokasian anggaran (APBD, DAK dan Dana Desa); dan
d. Membantu sosialisasi dan penyebaran informasi kegiatan pembangunan sub
bidang perikanan tangkap kepada para stakeholder di wilayahnya.