Anda di halaman 1dari 46

Highlights of Guidelines Update

for CPR AHA 2015

Oleh :
Bambang Sutikno
Introduction :

Evidence Cardiac Arrest di luar rumah sakit yang kemudian


dilakukan CPR oleh orang yg ada di tempat kejadian atau
orang awam adalah antara 14%-45% (Swor et. al, 1995 dan
Wik et. al, 1994)

Inisiatif CPR lebih sering dilakukan oleh orang awam di


tempat kejadian meskipun profesional kesehatan
bertanggung jawab dan juga melakukan upaya resusitasi
prehospital (Swor et. al, 1995)
Efektivitas CPR oleh orang awam diperkirakan hanya
setengah yang dipraktekkan dengan benar
(Hoeyweghen et.al,1993 dan Gallagher et.al, 1995)

Padahal inisiasi awal CPR oleh orang awam sangat


menentukan dan dapat meningkatkan angka
survival serta memberikan efek jangka panjang
yang baik pada penyembuhan neurologis (Stiell
et.al, 2003 dan Rea et.al, 2010)

Pelatihan yang lebih baik dengan teknik yang lebih


praktis dan sederhana diperlukan bagi orang awam
dalam merespon cardiac arrest.
Sudden Cardiac Arrest
Resusitasi cardiopulmonary (CPR) merupakan
prosedur darurat yang dilakukan sebagai upaya
manual untuk memelihara fungsi otak secara utuh
sampai dilakukan tindakan lebih lanjut dengan
mengembalikan sirkulasi darah dan pernapasan
spontan pada kasus cardiopulmonary arrest

Merupakan usaha yg dilakukan u/ mengembalikan fungsi


pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas
(respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada
orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab
yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila
kedua fungsi tersebut bekerja kembali (Rudi, 2008).
• KEBERHASILAN CPR DITENTUKAN
CPR OLEH :

early arrest recognition


Early CPR
Early Defibrillation
Expert ALS
Post Resuscitation Care
The International Liaison Committee
on Resuscitation (ILCOR)
§ Dibentuk pada tahun 1992 untuk memberikan kesempatan
bagi organisasi-organisasi utama dalam resusitasi untuk
bekerja sama dalam membuat protokol CPR
(Cardiopulmonary Resuscitation) dan ECC(Emergency
Cardiovascular Care).

§ ILCOR menghasilkan Pedoman Internasional CPR pertama


pada tahun 2000, dan protokol direvisi pada tahun 2005
dan 2008.

§ Siklus revisi standar untuk resusitasi adalah 5 tahunan,


berikutnya dijadwalkan ILCOR pada tahun 2015. Selama
kurun waktu diantaranya ILCOR melakukan evaluasi
evidence dari organisasi anggotanya.
http://www.ilcor.org/en/home/
ILCOR is composed of :

(AHA) (HSFC) (RCSA)

(IAHF).

(ERC)
(ANZCR)
(RCA)
AHA GUIDELINES 2010
Selama 50 tahun terakhir, American Heart Association
menggunakan urutan A-B-C
(Airway, Breathing, and chest Compressions)

18 Oktober 2010

A-B-C dirubah menjadi C-A-B


(Chest Compressions, open the Airway, and give 2 rescue Breaths)

Sedang dilakukan review oleh tim taskforce ILCOR


untuk dipublikasikan tahun 2015
— Sequence A-B-C — Sequence C-A-B

— Open airway à Assess — 30 Compressions first à


breathing (look-listen- open airway à 2
feel) àcompression breathing

— Compress at a rate of — compress at a rate of at


about 100/min. least 100/min.

— Depth of compression § Depth of compression at


approximately 1.5 to 2 least 2 inches (5 cm).
inches (approximately 4
to 5 cm).
EVIDENCE BASED
PICO Framework
§ P : Patiens cardiac arrest (adult pre- hospital)
§ I : Guidelines resuscitation AHA 2015
§ C : Guidelines resuscitation ILCOR 2005
§ O : Resuscitation Evaluation

§ Evaluasi Tingkat Keberhasilannya


Bystander-initiated chest compressiononly CPR is
better than standard CPR in out-of-hospital cardiac
arrest
(Cabrini, et al. 2010)

§ systematic review dan meta-analysis dari 3 studi


randomized controlled trial pada total 3737 pasien
cardiac arrest di luar RS

§ Dibandingkan dengan CPR standard, pemberian


kompresi dada saja dapat meningkatkan
kelangsungan hidup pasien serta menguntungkan
secara neurologis
Knowledge translation in emergency medical
services: A qualitative survey of barriers to
guideline implementation
( Bigham, et al. 2010)

§ Multicenter survey di 178 lembaga layanan


darurat medis (EMS agencies)
§ Hambatan yang ditemukan dalam penerapan
guideliness tahun 2005 meliputi :
Penundaan instruksi (40%)

Penundaan defibrilator (38%)

Penundaan pengambilan keputusan (38%)


The cardiac literature 2010
(Mattu, Bond, Tewelde, Brady. 2011)
§ Sistematik review dari 9 penelitian

Sebagian besar pasien dewasa yang selamat dari cardiac


arrest merupakan pasien VT, dan terbaik diberikan
kompresi dada dari pada pengelolaan jalan napas

Airway management menyebabkan penundaan inisiasi


kompresi dada yang benar

CPR dengan CAB lebih efektif

Prosedur look,listen and feel tidak dilakukan lagi karena


memakan banyak waktu dan terkadang memberi hasil
yang salah.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
By changing the sequence to C-A-B, chest compressions will be
initiated sooner and the delay in ventilation should be minimal (ie,
only the time required to deliver the first cycle of 30 chest
compressions, or approximately 18 seconds)
Breathing is briefly checked as part of a check for cardiac arrest; after
the first set of chest compressions, the airway is opened, and the
rescuer delivers 2 breaths
The number of chest compressions delivered per minute (at leas 100x/sec) during
CPR is an important determinant of return Recovery spontaneous circulation
(ROSC) and survival with good neurologic function. An inadequate compression
rate or frequent interruptions (or both) will reduce the total number of
compressions delivered per minute
Rescuers often do not compress the chest enough despite
recommendations to “push hard.” In addition, the available science
suggests that compressions of at least 2 inches are more effective
than compressions of 1.5 inches
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (2)

§ Pada kasus cardiac arrest di luar RS tidak ada


perbedaan signifikan mengenai survival rate dan
perbaikan status neurologis baik pada CPR dengan
teknik konvensional maupun kompresi dada saja
walaupun ada kecenderungan lebih baik pada
kompresi dada saja

§ Pemberian bantuan pernapasan dinilai dapat


mempersulit tindakan-tindakan yang seharusnya
dapat dilakukan dengan sederhana bagi orang
awam
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (3)

§ Maka dapat direkomendasikan :


best practical on resuscitation (early CPR)
pada cardiac arrest di luar rumah sakit oleh
orang awam di tempat kejadian (terutama
yang tidak terlatih) adalah teknik kompresi
dada saja

§ Guidelines konvensional dapat digunakan


oleh orang yang lebih berpengalaman dan
terlatih
“Hands off time = Time
without Chest Compression

•Reduce Survival
Alasan perubahan adalah

Henti jantung terjadi sebagian besar pada dewasa. Angka


keberhasilan tertinggi adalah henti jantung dan VF / VT. Pada
pasien tersebut elemen RJP yang paling penting adalah chest
compression & early defibrillation.

Pada A-B-C terdahulu chest compression seringkali tertunda


karena proses airway. Dengan mengganti langkah menjadi C-A-
B maka kompresi dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi
hanya sedikit tertunda satu siklus kompresi dada (30 kali kompresi
dada secara ideal dilakukan sekitar 18 detik).
CPR IN THREE SIMPLE STEPS
1. CALL 1
§ Check the victim for unresponsiveness
§ If the person is not responsive and not breathing or not breathing normally.
§ Call 118 and return to the victim.
§ In most locations the emergency dispatcher can assist you with CPR instructions.

2. PUMP
§ If the victim is still not breathing normally, coughing or moving, 2
begin chest compressions.
§ Push down in the center of the chest ± 2 inches-30 times.
§ Pump hard and fast at the rate of at least 100/minute,
faster than once per second.

3. BLOW
§ Tilt the head back and lift the chin. 3
§ Pinch nose and cover the mouth with yours and blow until
you see the chest rise.
§ Give 2 breaths . Each breath should take 1 second.
§ CONTINUE WITH 30 PUMPS AND 2 BREATHS UNTIL HELP ARRIVES

NOTE:
§ This ratio is the same for one-person & two-person CPR.

Anda mungkin juga menyukai