PENDAHULUAN
A. Latar belakang
CPR merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi nafas dan atau
sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab ke keadaan normal (Subagjo, dikutip
dalam Ganthikumar, 2016). Pemberian CPR yang adekuat dapat menurunkan
angka kejadian henti jantung dan kematian di rumah sakit, selama diberikan oleh
orang yang terlatih dan tenaga medis yang profesional (Simmes FM & Beitler JR,
dikutip dalam Plagisou et al., 2015).
Kualitas CPR pada tindakan yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan
ditemukan hampir 50% terlalu lama dan terlalu dangkal yaitu kompresi kurang
dari 5 cm dan lebih dari 35% frekuensi kurang dari 80 kali/menit (Fikriana & Al-
Afik, 2016). Kualitas CPR yang kurang sesuai dapat mempengaruhi angka
keberlangsungan hidup.
Hal inilah yang mendasari pemberian CPR dengan high quality agar aliran
darah dari jantung dapat sampai ke otak dan seluruh tubuh secara maksimal.
Pemberian CPR dengan high quality akan meningkatkan keefektifan pelaksanaan
tindakan. Keterampilan dari high quality CPR meliputi pemberian CPR dengan
laju dan kedalaman yang memadai, memberikan rekoil dada yang utuh,
mengurangi interupsi dalam CPR dan menghindari ventilasi yang berlebihan.
CPR juga sangat diperlukan karena Henti jantung merupakan salah satu
keadaan gawat darurat yang dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga harus
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Henti jantung dapat
menyebabkan kurangnya distribusi oksigen di sel tubuh termasuk otak dan dapat
menyebabkan kerusakan sel, jika tidak ditangani dengan tepat. Henti jantung
tidak hanya terjadi diluar rumah sakit, tetapi juga dapat terjadi di rumah sakit.
B. Rumusan masalah
Apakah CPR itu ?
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui semua tentang CPR .
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Resusitasi jantung dan paru (CPR/CardiopulmonaryResuscitation) adalah
teknik penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat,
termasuk serangan jantung atau saat tenggelam, di mana pernapasan atau detak
jantung seseorang berhenti seluruhnya. Ketika jantung berhenti, kekurangan
darah beroksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa
menit. Seseorang mungkin meninggal dalam waktu delapan sampai 10 menit.
2. Tujuan CPR
CPR bertujuan untuk mengembalikan fungsi nafas dan juga sirkulasi agar
oksigen dan darah sampai keseluruh tubuh (Cardiopulmonaryresuscitation, 2017)
5. Komplikasi CPR
Pemberian CPR yang tidak tepat dapat menyebabkan trauma yang serius
kepada pasien diantaranya :
2
a. Trauma pada area dada yang menyebabkan patah tulang sternum atau patah
tulang rusuk. Dimana patah tulang pada area tersebut menjadi komplikasi
tersering setelah diberikan CPR.
b. Trauma Intra-abdominal yang menyebabkan liver laceration, gastric rupture,
splenic laceration akan tetapi trauma pada intra-abdominal ini sangat jarang
terjadi.
c. Terjadi komplikasi akibat ventilasi yang berlebihan seperti meningkatkan
risiko regurgitasi dan Gastric Inflation
3
berikan nafas sebanyak 2 kali. Pemberian nafas buatan dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya :
1. Mouth-to-Mouth Rescue Breathing
Pemberian nafas buatan melalui mulut ke mulut dengan cara,memberikan
satu nafas buatan setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 nafas buatan
permenit.
2. Mouth-to- Barrier Device Breathing
Memberikan nafas buatan melalui mulut ke mulut dengan sebuah alat
penghalang seperti Mouth Mask.
3. Mouth-to-Nose and Mouth-to-Stoma Ventilation
Pemberian nafas buatan melalui hidung dilakukan apabila pemberian
nafas ke mulut korban tidak dapat dilakukan (mengalami luka serius pada
mulut) sedangkan pemberian nafas melalui stoma dilakukan apabila
korban terpasang trakeal stoma.
4. Ventilation With Bag-Mask Device
Penolong dapat memberikan ventilation bag-mask dengan ruang udara
atau oksigen. Bag mask adalah alat yang biasa dipakai petugas kesehatan
untuk memberikan nafas buatan selama CPR.
7. Kualitas CPR
Kualitas CPR adalah kemampuan mempertahankan irama dan kedalaman yang
sesuai standar. Kualitas CPR adalah kunci dari pemberian CPR yang efektif.
Karakteristik dari kualitas CPR antara lain; kedalaman, irama dan rekoil dada.
Kualitas CPR juga bisa ditentukan dari frekuensi dan durasi interupsi. Dalam
pemberian CPR, penolong harus memberikan kompresi dengan kedalaman
minimal 2 inchi atau 5 cm pada orang dewasa.
4
SOP
CPR (Cardio Pulmonary Resucition0)
Pengertian
Cardio Pulmonary Resucition (CPR) adalah tindakan pertolongan pertama untuk
menghindari ancaman kematian yang dilakukan pada pasien henti nafas (apnea)
dan henti jantung (gawat Jantung)
Indikasi
pasien pingsang dengan henti nafas, henti jantung, karena trauma, tenggelam,
tersengat listrik, tersambar petir, asfiksia, ventrikel fibrilasi (VF), ventrikel
takikardi (VT), dll.
Kontra Indikasi
Partur iga (castea) yang membahayakan paru-paru waspada pada trauma kepalah
atau ada jejas di leher.
Tujuan
mempartahankan aliran oksigen ke otak dan perfusi ke jaringan serta
mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru seperti semula.
Pengkajian 1. pastikan lingkungan di sekitar penolang dalam kondisi aman
2. pindakan korban jika benar-benar diperlukan
3. memastikan kesadaran dari korban atau pasien
Persiapan 1. Papan punggung
Alat 2. Pelindung wajah/lembarab silicon atau sungkup wajah
3. AED (automated external defibrillator), jika ada
Persiapan 1. korban dalam posisi terlentang di alas yang keras, seperti papan punggung, atau
Pasien lantaiA
2. posisi penolong berdiri di sisi korban setinggi thorax
Prosedur Lakukan penilaian awal atau cara mengetahui sadar atau tidaknya korban
dengan cara: pagil korban, tepuk atau giyangkan korban, dan atau berikan
ransangan nyeri
Bila tidak sadar, segrah minta tolong dengan mengaktifkan system gawat
darurat
Memperbaiki posisi koban
5
mengatrur posisi penolong (posisi penolong berdiri di sisi korban setinggi
thorax)
A. (AIRWAY) Jalan Napas
1. buka jalan napas dengan head till-chin lift maneuver dan periksa pernapasan
2. bila ada sumbatan lakukan pembebasan jalan napas dengan teknik cross
finger - finger sweep
o Cros Fingers : penyilangan ibu jari dan telunjuk untuk membuka mulut
pasie.
o Fingers Sweep : sucsiont (bila di RS) sapuan pemmbersihan jalan napas
6
o
2. bila tidak bernapas, berikan napas buatan 2 kali, pastikan dada korban meng
hembus.
3. berikan napas buatan (vebtilasi) 2 kali : tutup hidung, mulut menutupu
mulut, beri 2 kali hembusan.
7
3. bila tidak adad nadi lakukan pijat jantung (kompresi dada).
4. letakan telapak tangan penolong saling bertumpuk dan pararel di setengah
bawah tulang sternum di tengah dada diantara kedua putting.
5. tekan tulang sternum sedalam 1,5-2 inci (4-5 cm) dan berikan dada kembali
ke posisi semula. lakukan tekanan dengan kecepatan 100 kali/menit dengan
frekuensi 30 kali.
8
LATIHAN SOAL
CPR (Cardio Pulmonary Resucition0)
3. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun mengalami henti nafas dan henti jantung di
ruangan unit gawat darurat . Dua orang perawat langsung melakukan tindakan
resusitasi jantung paru (RJP) .
4. Seorang perempuan usia 55 tahun mengalami henti nafas dan henti jantung di
ruangan unit gawat darurat . Perawat langsung melakukan tindakan resusitasi
9
jantung paru (RJP) selama 2 menit , setelah itu perawat mengevakuasi keadaan
pasien ,ternyata denyut nadi dan nafas korban ada.
5. Salah satu kriteria penting untuk mendapatkan kompresi yang berkualiatas pada
resusitasi jantung paru adalah frekuensi kompresi yang dilakukan setidaknnya
sebanyak:
a. 100x/menit
b. 30x/menit
c. 90x/menit
d. 100x/menit
e. 90x/menit
7. Ditemukan korban tenggelam dengan kondisi tidak sadarkan diri dan mengalami
henti nafas dan henti jantung .Tindakan pertama yang dilakukan adalah :
a. Amankan pemberi pertolongan dan korban serta kaji respon klien
b. Call for help
d. Lakukan RJP
e. Tunggu bantuan tim kesehatan yang kompeten
8. Pada RJP untuk orang dewasa menurut AHA (America heart associstion ) 2010
pada 1 penolong adalah:
a. 2:5
b. 2:15
c. 2:30
d. 2:20
e. 2:40
10
tidak dapat dapat ditemukan deyut nadinya. Langkah apa yang akan di lakukan
pada kasus tersebut?
a. Melakukan RJP langsung dilanjutkan dengan pemberian nafas bantuan
b. Menyelimuti pasien agar tidak kedinginn
c. Mengamati pasien sebelum meminta bantuan terdekat
d. Menghangatkan tubuh pasien sambil membaringkannya pada tempat yang
aman
e. Memeriksa nadi ,sambal menghangatkan tubuh pasien dan melakukan RJP
10. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di bawah oleh ibunya ke ruang unit gawat
darurat ,tiba-tiba pasien mengalami henti nafas dan henti jantung . Perawat
memakai pelindung diri ,kemudian mengecek respon pasien dan mengaktifkan
system emergency,manakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan?
a. Mengecek nadi karotis pasien
b. Memberikan bantuan nafas sebanyak 2 kali
c. Melakukan kompresi jantung sebanyak 30 kali
d. Membuka jalan nafas dengan teknik kepala dimiringkan dan dagu diangkat
e. Memasang infuse
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resusitasi jantung dan paru (CPR/CardiopulmonaryResuscitation) adalah teknik
penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat termasuk
serangan jantung atau saat tenggelam, di mana pernapasan atau detak jantung seseorang
berhenti seluruhnya. Ketika jantung berhenti, kekurangan darah beroksigen dapat
menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Seseorang mungkin
meninggal dalam waktu delapan sampai 10 menit. Cpr memiliki tujuan mengembalikan
fungsi nafas dan sirkulasi dalam tubuh dengan indikasi henti nafas dan henti jantung.
B. Saran
Diharapkan agar kita mampu memahami materi ini agar dapat dijadikan sebagai acuan,
agar dapat menjadi referensi tentang CPR dalam dunia keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Costumer/Downloads/843-3338-1-SP%20(2).pdf
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/panduan-melakukan-cpr-resusitasi-jantung-
paru/
https://www.academia.edu/9450256/makalah_rjp
https://www.scribd.com/doc/286416862/Standar-Operasional-Prosedur
13