Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh

Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin


(Pangasius pangasius)

Almunady T. Panagan, Heni Yohandini, dan Mila Wulandari


Jurusan kimia, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh Omega-3 dan
Omega-6 pada minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan menggunakan metode
kromatografi gas. Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif
dan analisa kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan
untuk menganalisa senyawa-senyawa organic.

Kromatografi adalah metoda fisika untuk pemisahan komponen-komponen yang


terdistribusi antara dua fasa. Pemisahan dengan kromatografi didasarkan pada perbedaan
kesetimbangan komponen-komponen campuran di antara fasa stasioner dan fasa gerak. Fasa
stasioner adalah fasa yang menahan cuplikan secara selektif, dan fasa gerak berupa zat alir
yang mengalir lambat membawa cuplikan menembus fasa stasioner. Fasa stasioner dapat
berupa zat padat atau cairan, dan fasa geraknya dapat berupa cairan atau gas. Fasa gerak pada
kromatografi gas biasanya adalah gas helium, hydrogen atau nitrogen. Pemilihan gas
pengemban bergantung terutama pada karakteristik detector.

Kadar Omega-3 yang diperoleh dari minyak ikan patin yaitu berkisar antara 1,16-
12,44(%W/W) dan kadar Omega-6 berkisaran antara 12,278-15,961(%W/W). Dari kadar
Omega-3 dan dari kadar Omega-6 yang diperoleh dari penelitian ini, ikan patin dapat
digunakan sebagai sumber Omega-3 dan Omega-6 alternatif. Dalam penelitian ini juga
dilakukan karakterisasi minyak ikan patin yang meliputi kadar minyak, bilangan asam,
bilangan penyabunan, dan bilangan peroksida dengan metode Badan Standarisasi Nasional.
Dari hasil penelitian pada ikan patin dengan berat 650-879 gram diperoleh kadar minyak rata-
rata 3,827(%W/W), bilangan asam berkisar antara 3,667-19,521 mgKOH/gr, bilangan
penyabunan berkisar antara91,319-192,656 mg KOH/gr, dan bilangan peroksida berkisar antara
0,778-17,78 mek/kg.

Kelompok :
1. Alfiyah Aziz (J310160107)
2. Evi Febriyanti (J310160108)
3. Natiqa Aliya Azmi (J310160109)
4. Dwi Novita Ratna Sari (J310160110)

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh


Omega-3, Omega-6 dan Karakterisasi Minyak Ikan Patin
(Pangasius pangasius)

Pada jurnal tersebut dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh
Omega-3 dan Omega-6 pada minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan menggunakan
metode kromatografi gas. Setelah dilakukan penelitian di dalam ikan patin mengandung asam
lemak. Dimana asam lemak merupakan asam karbosilat yang memiliki panjang karbon yang
bervariasi, dan tidak memiliki rantai cabang. Berdasarkan kejenuhannya, asam lemak
dikelompokkan atas asam-asam lemak jenuh dan asam-asam lemak tak jenuh. Asam lemak
jenuh merupakan asam yang memiliki satu. Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua
ikatan atom karbon rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Asam lemak tak jenuh,
yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya.

Didalam ikan patin ini mengandung jenis asam lemak tak jenuh, dimana asam lemak
tak jenuh ada yang memiliki ikatan rangkap, MUFA (mono unsaturated fatty acid) dan PUFA
(poly unsaturated fatty acid). PUFA dan MUFA merupakan asam lemak esensial karena tidak
diproduksi di dalam tubuh manusia, namun sangat dibutuhkan, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Asam lemak yang ditemukan pada ikan fatin ini adalah asam lemak omega-3
dan omega-6 Perbedaan sendiri terletak pada posisi ikatan ganda pertama pada rantai karbon.
Sesuai namanya, ikatan ganda pertama yang dimiliki asam lemak omega-3 berada pada posisi
ke-3 dari ujung rantai. Begitu juga dengan asam lemak Omega-6 memiliki ikatan ganda
pertamanya pada posisi ke-6.

Anda mungkin juga menyukai