Anda di halaman 1dari 1

PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT ETANOL-AIR air = (2 :1), rendam selama 6 jam pertama sambil

TERHADAP KADAR SENYAWA FENOLAT TOTAL DAN diaduk, diamkan 18 jam. (Tingginya kadar air yang
DAYA ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN SIRSAK terdapat pada Ekstrak, mengebabkan sedikit air yang
(Annona muricata L.) menguap).
Pendahuluan Pemanfaatan daun sirsak sebagai obat C. Karakterisasi Ekstrak Kental (Depkes, 2011)
tradisional harus didukung dengan adanya berbagai 1. (Organoleptis). Parameter organoleptik ekstrak
penelitian. Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak seperti bentuk, warna, bau, dan rasa. Tujuan dari
tumbuhan obat adalah konsentrasi pelarut yang parameter organoleptik ini adalah untuk pengenalan
digunakan untuk ekstraksi (Gaedcke et al., 2003). awal yang sederhana seobyektif mungkin.
Pelarut yang dapat digunakan untuk membuat 2. (Penetapan Kadar Air) Dengan metode destilasi
ekstrak daun sirsak adalah campuran etanol dan air menggunakan toluen.
(Badan POM, 2004). 3. (Penetapan Kadar Abu Total). Hasil menunjukkan
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menentukan bahwa rata-rata kadar abu total ketiga perbandingan
perbandingan etanol dan air yang cocok untuk campuran pelarut etanol : air tersebut berbeda nyata
mendapatkan ekstrak yang bermutu baik. dan perbandingan campuran pelarut etanol-air
A. Karakterisasi Simplisia Spesifik dan Non- spesifik memiliki pengaruh terhadap kadar abu total ekstrak
(Depkes, 2011) kental daun sirsak.
1. (Penetapan Kadar Air) Dengan metode destilasi 4. (Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam). Hasil
menggunakan toluene. menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kadar
2. (Penetapan Susut Pengeringan). 1 gram simplisia abu tidak larut asam terhadap ketiga perbandingan
masukkan dalam botol timbang dangkal bertutup campuran pelarut etanol : air ekstrak daun sirsak.
yang telah dipanaskan pada suhu 105 oC selama 30
menit dan telah ditara, ratakan dengan cara D. Penentuan Kandungan Fenolat Total
menggoyangkan botol. Masukkan dalam oven, buka (Pourmorad, 2006; Kassim, 2011)
tutup botol, panaskan 100 Oc-105 oC, timbang dan Larutan ekstrak dipipet 0,5 mL, tambahkan 5 mL
ulangi pemanasan sampai didapat berat kostan. Folin-Ciocalteau, tambahkan 4 mL larutan natrium
(Susut pengeringan serbuk simplisia daun sirsak karbonat 1 M, tambahkan campuran aquadest-
nilainya kecil karena mengandung zat yang mudah metanol (1:1), lalu homogenkan, diamkan 15 menit.
menguap atau hilang saat dipanaskan, seperti minyak Kemudian ukur dengan panjang gelombang 756,5
atsiri). nm. Lakukan 3 kali pengulangan pada larutan ekstrak.
3. (Penetapan Kadar Abu Total). 2 gr simplisia, (Semakin tinggi kepolaran larutan maka senyawa
masukkan ke dalam krus porselen yang telah fenolat akan semakin banyak terlarut, ini disebabkan
dipijarkan dan ditara, pijarkan hingga arang habis, karena senyawa fenolat memiliki kelarutan yang baik
dinginkan dan timbang kembali. Ulangi pemijaran dalam air).
dan penimbangan hingga bobot tetap. Kadar abu
total dihitung terhadap berat ekstrak dan dinyatakan E. Penentuan Aktifitas Antioksidan dengan Metode
dalam % b/b. (Kadar abu total menunjukkan DPPH (Molyneux, 2004; Meilandri, 2012)
keseluruhan dari kandungan mineral baik internal Larutan ekstrak dipipet 0,5; 1; 1,5 ; 2; dan 2,5 mL,
maupun eksternal, di sini ekstrak dipanaskan hingga encerkan dengan metanol : air (1:1) hingga diperoleh
senyawa organik menguap sampai tinggal unsur konsentrasi 50, 100, 150, 200, dan 250 g/mL.
anorganik saja). Masing-masing konsentrasi dipipet 1 mL larutan
4. (Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam). Abu saat sampel lalu masukkan kedalam tabung reaksi,
penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml tambahkan 1 ml larutan DPPH 100 g/mL,
asam klorida P, cuci dengan air panas, pijar hingga tambahkan 2 mL metanol. Campuran dihomogenkan,
bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam asam diamkan selama 30 menit ditempat gelap. Serapan
dihitung terhadap berat simplisia, dinyatakan dalam larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada
% b/b. (Kadar abu yang tidak larut asam panjang gelombang 515,5 nm dengan pembanding
menunjukkan pengotoran yang berasal dari luar asam galat.
seperti pasir dan silikat). Untuk pengujian daya antioksidan digunakan metode
5. (Penetapan Kadar Sari Larut Etanol). 5 gr simplisa DPPH. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil
dimaserasi dengan 100 ml etanol selama 24 jam, pada suhu kamar dan cepat teroksidasi karena udara
gunakan labu bersumbat sambil dikocok 6 jam, lalu dan cahaya.
diamkan. Disaring cepat, 20 ml filtrat diuapkan dalam
cawan dangkal diatas penangas air hingga kering, KESIMPULAN Hasi penelitian ini membuktikan
panaskan 105 oC hingga bobot tetap. (Metode bahwa perbandingan campuran pelarut etanol 96 % :
penentuan kadar sari digunakan untuk menentukan air (1:1) memberikan kadar senyawa fenolat lebih
jumlah senyawa aktif yang terekstraksi dalam pelarut baik dibandingkan dengan pelarut etanol 96 % saja
dari sejumlah simplisia). atau campuran pelarut etanol 96 % - air (2:1). Pelarut
6. (Penetapan Kadar Sari Larut Air). etanol 96 % saja memberikan aktivitas antioxidan
yang lebih tinggi dibandingkan campuran pelarutan
B. Ekstraksi Serbuk Simplisia (Depkes, 2011) etanol 96 % air 1:1 atau 2:1.
Rajang daun sirsak 150 g, bagian serbuk daun sirsak
dimasukkan ke dalam maserator, tambahkan 10
bagian pelarut. Pelarut yang digunakan adalah etanol
96% : air (1:0), etanol 96% : air = (1 : 1), etanol 96% :

Anda mungkin juga menyukai