Hakekat Genre Sastra Anak
Hakekat Genre Sastra Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tahu bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media pendidikan
dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Hal
ini karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat membangun
kepribadian positif pada anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa.
Topik sastra anak dapat mencakup semua yang dekat dengan dunia anak, kehidupan
manusia, binatang, tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, agama,
dan nila-nilai positif lainnya.
Karakteristik atau ciri-ciri sastra anak dapat dilihat dari beberapa segi, setidaknya
dari dua segi, yaitu :
1. Segi kebahasaan
a. Struktur kalimat
b. Pilihan kata
Satra anak pada umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh
anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.
Sedikit sekali digunakan majas, karena sastra anak lebih banyak mengunakan
kata-kata konkret.
2. Segi kesastraan
Dapat dilihat dari unsur instrinsiknya, terutama pada karya fiksi. Dalam hal ini
ciri itu dilihat dari unsur intrisik utama karya sastra, yaitu:
a. Alur cerita
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut hukum
kausalitas (sebab-akibat).
4
Dilihat dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia, binatang, atau
tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah tangga. Apabila tokoh cerita
berupa manusia, biasanya yang menjadi tokoh utama adalah anak-anak.
Dilihat dari kompleksitas karakter, cerita anak-anak biasanya berisi tokoh yang
berwatak datar. Watak tokoh cerita itu dapat dikenali dengan jelas apakah itu tokoh
baik atau tokoh jahat. Pada cerita anak, jarang dijumpai tokoh yang berwajah
banyak, yaitu tokoh yang memiliki unsur baik dan jahat sekaligus.
c. Tema
Cerita anak biasanya memiliki tema tunggal tanpa subtema. Hal ini terkait
dengan kemampuan anak yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki
karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Genre sastra anak menurut Lukens (2003:14-34)
membagi sastra anak secara rinci namun terjadi ketumpangtindihan disana-sini karena
suatu cerita dapat dimasukkan dalam lebih dari satu subgenre dengan kriteria yang
berbeda. Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam 5
macam, yaitu :
1. Realisme
Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin
saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa memang benar-benar ada dan terjadi.
Peristiwa dan jalinan cerita yang dikisahkan masuk akal , logis.
a. Cerita realisme
yang dihadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur
cerita
b. Realisme Binatang
c. Realisme Historis
Cerita realisme historis mengisahkan peristiwa yan terjadi pada masa lampau.
Contoh : Perang Diponegoro, Perang Paderi, Untung Suropati yang memang
memiliki fakta kesejarahan.
Realisme historis pada hakikatnya memang sejrah, sejarah yang ditulis dengan
memperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan. Untuk menjadi sastra
anak, realisme historis haruslah dikemas dalam dengan cara penuturan dan bahasa
yang sederhana dan lazimnya dilengkapi dengan gambar-gambar.
d. Realisme Olahraga
Cerita tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme
olahraga berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga dan para olahragawan
yang terkenal seperti David Beckam untuk sepakbola, Mohammad Ali untuk tinju,
Susi Susanti untuk bulutangkis. Realisme olahraga dapat dipakai untuk
menanamkan karakter fair play, kejujuran, kedisiplinan, dan lain-lain, untuk
pengembangan diri anak.
6
2. Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima.
Fantas sering juga disebut cerita fantasi -dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat
fantasi yang tidak pernah dikenali siapa penulisnya- mencoba menghadirkan sebuah
dunia lain di samping dunia realitas.
a. Cerita fantasi
Dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang
derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya
sebagian cerita. Contohnya adalah cerita yang mengisahkan manusia biasa dapat
berkawan dengan hantu, jin, atau makhluk halus lainnya seperti sinetron Jin dan Jun
dan Tuyul dan Mbak Yul yang pernah ditayangkan di televisi.
Contoh cerita terkenal misalnya adalah Lord of the Rings (JRR. Tolkien) bahkan
filmnya juga banyak digemari. Latar dapat bervariasi, biasanya masa lampau,
namun sering berbeda dengan latar kehidupan kita..
c. Fiksi Sain
3. Sastra Tradisional
7
Istilah “tradisional” dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk dari cerita yang
telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan
secara turun-menurun secara lisan.
a. Fabel
b. Dongeng Rakyat
Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh misalnya orang tua kepada anaknya
secara lisan dan turun menurun sehingga selalu terdapat variasi penceritaan walau
isinya kurang lebih sama. Dongeng pun hadir terutama karena dimaksudkan untuk
menyampaikan ajaran moral. Tokoh yang dihadirkan bisa sesama manusia, atau
ditambah makhluk lain seperti binatang dan makhluk halus, berkarakter datar,
terbelah antara yang baik dan yang buruk, sesuai dengan ajaran moral yang ingin
disampaikan. Penyelesaiaan hampir selalu membahagiakan, misalnya ditutup
dengan kata-kata semacam “ Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya”. Nada
cerita dapat sentimental, misalnya seperti yang dijumpai pada dongeng Bawang
Merah Bawang Putih dan Cinderella.
c. Mitos
Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai yang telah sekian lama hidup
di masyarakat di suatu kebudayaan.
d. Legenda
e. Epos
4. Puisi
Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat berbagai unsur bahasa
untuk mencapai efek keindahan. Unsur bahasa untuk memperoleh keindaan itu antara
lain dapat dicapai lewat permainan bunyi yang biasanya berupa berbagai bentuk
pengulangan untuk memperoleh efek persajakan dan irama yang melodius. Selain itu,
juga dimanfaatkan adanya berbagai sarana retorika yang lain seperti pemilihan
ketepatan kata, ungkapan, pemajasan, penyiasatan struktur, dan pencitraan. Keterjalinan
secara harmonis di antara berbagai unsur kebahasaan tersebut merupakan cara
memperoleh keindahan dalam puisi. Untuk puisi anak, kesederhanaan bahasa haruslah
9
tetap menjadi perhatian tersendiri, dan kadang-kadang keindahan sebuah puisi justru
terletak pada kesederhanaannya.
5. Nonfiksi
Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan dalam genre sastra anak, hanya
bacaan nonfiksi yang sastra ditulis dengan artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak
akan memperoleh pemahaman dan kesenangan saja yang termasuk dalamnya.
a. Buku informasi
Buku ini memberi informasi, fakta, konsep, hubungan antar fakta, konsep, dan
lain-lain yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau pembaca.
b. Biografi
Merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, tentu saja tidak semua
aspek keghidupan dan peristiwa dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu
yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. Dewasa ini banyak
biografi terkenal yang ditulis ulang yang sengaja dimaksudkan sebagai bacaan sastra
anaka-anak, misalnya mulai dari kehidupan para wali (Wali Songo) di Jawa, sampai
dengan para tokoh dan tokoh ilmuwan seperti Napoleon Bonaparte, Mahatma
Gandhi, Newton, Einstein, dan lain-lain.
Genre pembagian Lukens tersebut cukup rinci, tetapi kesan adanya tumpang tindih
tidak dapat dihindari. Lukens mengemukakan ada genre nonfiksi, tetapi justru tidak ada
genre fiksi, sedang yang ada adalah fantasi.
1. Fiksi
10
Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya karangan ditulis secara prosa, bentuk
uraian dengan kalimat relatif panjang dan format penulisan memenuhi halaman dari
margin kiri ke kanan. Fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada
kebenaran faktual atau sejarah.
Genre fiksi yang dimaksudkan disini dalam pengertian fiksi modern, yaitu yang
menunjuk pada cerita yang ditulis relatif baru, pengarang jelas, dan beredar dalam
bentuk buku atau cetakan lewat media massa seperti koran atau majalah.Termasuk
dalam kategori ini adalah cerita-cerita fantasi, fiksi formula, fiksi sejarah (yang
disebutkan Lukens), serta cerpen.
2. Nonfiksi
Merupakan karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu
yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-bukti empiris. Namun tidak
semua karangan nonfiksi dapat dikategorikan sabagai sastra anak. Dilihat bentuk
bahasanya karya nonfiksi berupa prosa, namun isinya bukan cerita imajinatif.
Contoh: realisme binatang, realisme historis, dan realisme olahraga, serta karya
nonfiksi yang berwujud buku informasi dan biografi.
3. Puisi
Puisi yang dimaksud disini adalah puisi anak modern, yaitu yang menunjuk pada
pengertian puisi yang ditulis dalam waktu kini, ada pengarangnya, dan tersebar lewat
buku atau media massa.
4. Sastra Tradisional
5. Komik
Komik adalah cerita bergambar denga sedikit tulisan, bahkan kadang-kadang ada
gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara sendiri”. Komik
11
sebagai bacaan identik dengan film kartun, dan faktanya berbagai film kartun yang
ditayangkan di televisi sangat digemari oleh anak-anak.
Contoh: komik Doraemon, Kung Fu Boy, Captain Tsubasa, Donald Bebek, One Piece
dan masih banyak lagi.
Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk
dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata
didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya
sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala
wujud dan dimensinya
1. Prosa
Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, tidak
terikat rima dan irama.
Prosa Fiksi
a) Dongeng
Fabel
Sage
Mite/ mitos
Legenda
Dongeng jenaka
b) Hikayat
Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita panjang penuh khayalan.
Hikayat juga dapat diartikan riwayat atau kisah. Hikayat dapat juga berarti kisah
raja-raja, keluarga, dan pembantu-pembantunya.
Contoh: Hikayat 1001 Malam, Bayan Budiman, Hang Tuah, Sejarah Melayu,
Ramayana, Mahabarata, dan lain-lain.
c) Roman
Istialah roman berasal dari Belanda , bila dibandingkan dengan sastra Inggris
dan Amerika tidak dikenal istilah roman, yang dikenal adalah novel. “Roman”
berarti cerita yang ditulis dalam bahasa Romawi (Badudu, 1977:41). Selanjutnya
pengertian roman berkembang menjadi suatu cerita prosa fiksi yang melukiskan
seluruh kehidupan tokoh-tokohnya mulai dari kecil sampai tokoh-tokohnya
meninggal dunia.
13
Roman Bertendens
Roman Sejarah
Roman Detektif
Roman Psikologi
d) Novel
Cerita fiksi yang menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya yang luar biasa yang
menimbulkan pergolakan batin sehingga mengubah perjalanan nasib tokohnya.
e) Cerita Bergambar
Prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya
dengan memvisualisasikan dalam bentuk gambar. Kata lain yang lebih dikenal di
masyarakat untuk prosa fiksi jenis ini adalah “komik”.
f) Cerita Pendek
prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya dalam
bagian dan kurun waktu tertentu. Banyak dijumpai diberbagai media massa.
g) Fiksi Ilmiah
Prosa Nonfiksi
Biografi
15
Otobiografi
Prosa yang melukiskan riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh
pemilik otobiogragi tersebut. Contoh: Pengalaman Masa Kecil (Nur Sutan Iskandar)
Sejarah
Karangan prosa yang menceritakan sejarah suatu kerajaan yang pada umumnya
mengenai silsilah raja dan keturunannya, asal-usul kerajaan (kerapkali bercampur
dengan dengeng).
2. Puisi
Lagu dan tembang dapat pula disebut puisi yang dilagukan. Keindahan bahasa
puisi lagu dicapai lewat permainan bahasa yang antara lain berupa berbagai bentuk
paralelisme struktur dan perulangan, baik perulangan bunyi maupun kata.
Contoh:
BURUNG KAKATUA
ciptaan NN
b. Puisi Naratif
Puisi yang berisi cerita. Puisi “hanyalah” bentuk penyampaian, sedang yang
disampaikan adalah cerita.
Contoh :
PUTRI BANGAU
Konon dahulu di negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mengisahkan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang
c. Puisi Lirik
Puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran. Puisi lirik
adalah puisi curahan hati.
Contoh:
PAPAKU
Ya Tuhan...
Aku mohon kau melindungi
dan menjaga papa selalu.
Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
Mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam papa baru pulang
Saat aku sudah tidur pulas
Ya Tuhan...
Terima kasih Kau beri kami
Papa yang baik hati
(Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran I Yogyakarta, dimuat di Kedaulatan Rakyat
Minggu, 12 Desember 2004, Rublik “ Kawanku, Ka-eR Kecil”)
18
3. Drama
Drama berarti bentuk sastra yang isinya menceritakan tentang hidup dan kehidupan
yang disajikan atau dipertunjukkkan dalam bentuk gerak. Drama bisa diwujudkan
dengan berbagai media: di atas panggung, film, atau televisi. Pada intinya, apa yang
disebut drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialog atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman,
perasaan, dan pikiran anak yang khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh
pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa..
Sastra anak memiliki karakteristik sebagai pembeda dengan sastra dewasa yang
dapat dilihat dari dua segi, yaitu
1. Segi kebahasaan, meliputi: struktur kalimat, pilihan kata, gaya bahasa/ majas
Dalam menentukan jenis ragam sastra anak, ada beberapa pendapat antara lain:
3. Sastra Tradisional
4. Puisi
Pendapat lain, pembagian genre sastar anak berdasarkan analogi pembagian sastra
menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:
Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk
dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata
didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya
sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala
wujud dan dimensinya.
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN