Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita tahu bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media pendidikan
dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Hal
ini karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat membangun
kepribadian positif pada anak.

Berkenaan dengan manfaat tersebut, maka kita harus mampu membedakan,


memilih sastra yang cocok dan layak dikonsumsi oleh anak-anak dengan rambu-rambu
kita harus memahami apa itu sastra anak. Oleh karena itu, dengan makalah ini
diharapkan pembaca dapat lebih memahami sastra anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah sebenarnya hakikat sastra anak?

2. Bagaimana karakteristik sastra anak?

3. Apa saja jenis ragam sastra anak?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui hakikat sastra anak

2. Untuk mengetahui karakteristik sastra anak

3. Untuk mengetahui jenis ragam sastra anak


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Sastra Anak


Sastra anak dapat didefinisikan dengan memperhatikan definisi sastra secara umum
dan sastra bagaimana yang sesuai untuk anak. Mengenai hal ini ada beberapa
pandangan, yaitu antara lain:
Pertama, ada pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang sengaja memang
ditujukan untuk anak-anak. Misal buku atau majalah anak-anak. Contohnya Bobo,
Mentari, dan lain-lain.
Kedua, ada pula yang berpandangan bahwa sastra anak berisi tentang cerita anak.
Isi cerita yang dimaksud adalah cerita yang menggambarkan pengalaman, pemahaman,
dsan perasaan anak. (Huck, et al., 1987:5).
Ketiga, sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh anak-anak. Pandangan ini
memang cukup beralasan karena hanya anak-anak yang benar-benar dapat
mengekspresikan pengalaman, perasaan dan pemikirannya dengan jujur dan akurat.
Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa orang dewasa dapat menulis sastra anak.
Beberapa nama tersebut adalah Anton Hilman, Laila S, dan juga J.K Rowling penulis
novel laris Harry Potter.
Keempat, ada juga yang pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang berisi
nilai-nilai moral atau pendidikan yang bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan
kepribadannya menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pandangan
ini merupakan pandangan yang paling “longgar” dalam membatasi apa itu sastra anak.
Oleh karena itu Stewig (1980) misalnya, memandang bahwa sastra orang dewasa pun
dapat digunakan sebagai “sastra anak” apabila mengandung nilai-nilai moral yang
positif bagi anak. Contohnya adalah cerita rakyat yang pada umumnya berisi cerita
tentang orang atau binatang yang diturunkan dari mulut ke mulut dan merupakan karya
kolektif masyarakat masa lalu ini mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat bagi
generasi muda, termasuk anak-anak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya imajinatif
dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan , dan pikiran anak yang khusus
3

ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa.
Topik sastra anak dapat mencakup semua yang dekat dengan dunia anak, kehidupan
manusia, binatang, tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, agama,
dan nila-nilai positif lainnya.

B. Karakteristik Sastra Anak

Karakteristik atau ciri-ciri sastra anak dapat dilihat dari beberapa segi, setidaknya
dari dua segi, yaitu :

1. Segi kebahasaan

a. Struktur kalimat

Cerita anak biasanya menggunakan kalimat sederhana, dapat berupa kalimat


tunggal, kalimat berita, kalimat tanya, atau kaliamt perintah sederhana.

b. Pilihan kata

Satra anak pada umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh
anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.

c. Gaya bahasa/ majas

Sedikit sekali digunakan majas, karena sastra anak lebih banyak mengunakan
kata-kata konkret.

2. Segi kesastraan

Dapat dilihat dari unsur instrinsiknya, terutama pada karya fiksi. Dalam hal ini
ciri itu dilihat dari unsur intrisik utama karya sastra, yaitu:

a. Alur cerita

Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut hukum
kausalitas (sebab-akibat).
4

b. Karakter/ tokoh cerita

Dilihat dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia, binatang, atau
tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah tangga. Apabila tokoh cerita
berupa manusia, biasanya yang menjadi tokoh utama adalah anak-anak.

Dilihat dari kompleksitas karakter, cerita anak-anak biasanya berisi tokoh yang
berwatak datar. Watak tokoh cerita itu dapat dikenali dengan jelas apakah itu tokoh
baik atau tokoh jahat. Pada cerita anak, jarang dijumpai tokoh yang berwajah
banyak, yaitu tokoh yang memiliki unsur baik dan jahat sekaligus.

c. Tema

Cerita anak biasanya memiliki tema tunggal tanpa subtema. Hal ini terkait
dengan kemampuan anak yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.

C. Jenis Ragam Sastra Anak

Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki
karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Genre sastra anak menurut Lukens (2003:14-34)
membagi sastra anak secara rinci namun terjadi ketumpangtindihan disana-sini karena
suatu cerita dapat dimasukkan dalam lebih dari satu subgenre dengan kriteria yang
berbeda. Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam 5
macam, yaitu :

1. Realisme

Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin
saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa memang benar-benar ada dan terjadi.
Peristiwa dan jalinan cerita yang dikisahkan masuk akal , logis.

a. Cerita realisme

Cerita realistik biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan


menampilkan tokoh utama yang protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah
5

yang dihadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur
cerita

b. Realisme Binatang

Merupakan cerita tentang binatang yang bersifat nonfiksi. Bercerita tentang


bentuk fisik, habitat, cara dan siklus hidup dari binatang. Pendeknya, realisme
binatang berwujud deskripsi tentang binatang yang tidak mengandung personifikasi.
Cerita realisme juga dapat dituliskan dengan lebih menarik, misalnya cerita tentang
penjelajahan dan penemuan kebiasaan hidup, cara bertahan hidup, cara bergaul
dengan sesamanya, dan lain-lain yang realistik tentang kehidupan binatang baik
binatang jinak dan familiar maupun yang buas atau langka- seperti tayangan Planet
Satwa, Killer Instinc, atau Wild Africa yang dapat disaksikan di televisi- yang
ternyata cukup menarik minat.

c. Realisme Historis

Cerita realisme historis mengisahkan peristiwa yan terjadi pada masa lampau.
Contoh : Perang Diponegoro, Perang Paderi, Untung Suropati yang memang
memiliki fakta kesejarahan.

Realisme historis pada hakikatnya memang sejrah, sejarah yang ditulis dengan
memperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan. Untuk menjadi sastra
anak, realisme historis haruslah dikemas dalam dengan cara penuturan dan bahasa
yang sederhana dan lazimnya dilengkapi dengan gambar-gambar.

d. Realisme Olahraga

Cerita tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme
olahraga berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga dan para olahragawan
yang terkenal seperti David Beckam untuk sepakbola, Mohammad Ali untuk tinju,
Susi Susanti untuk bulutangkis. Realisme olahraga dapat dipakai untuk
menanamkan karakter fair play, kejujuran, kedisiplinan, dan lain-lain, untuk
pengembangan diri anak.
6

2. Fantasi

Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima.
Fantas sering juga disebut cerita fantasi -dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat
fantasi yang tidak pernah dikenali siapa penulisnya- mencoba menghadirkan sebuah
dunia lain di samping dunia realitas.

a. Cerita fantasi

Dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang
derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya
sebagian cerita. Contohnya adalah cerita yang mengisahkan manusia biasa dapat
berkawan dengan hantu, jin, atau makhluk halus lainnya seperti sinetron Jin dan Jun
dan Tuyul dan Mbak Yul yang pernah ditayangkan di televisi.

b. Cerita Fantasi tinggi

Dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama ditandai oleh adanya fokus


konflik antara yang baik dan yang jahat. Konflik semacam ini sebenarnya
merupakan tema umum yang telah mentradisi dan kebanyakan cerita memenangkan
yang baik.

Contoh cerita terkenal misalnya adalah Lord of the Rings (JRR. Tolkien) bahkan
filmnya juga banyak digemari. Latar dapat bervariasi, biasanya masa lampau,
namun sering berbeda dengan latar kehidupan kita..

c. Fiksi Sain

Cerita ini biasanya lebih mengutamakan konflik, misalnya konflik kepentingan


nilai-nilai kemanusiaan, daripada unsur penokohan. Secara tradisional fiksi sain
sering berkaitan dengan kehidupan di masa depan atau sebagai variasi ditampilkan
tokoh dari masa lampau atau masa mendatang. Fiksi sain dapat juga berkaitan atau
menampilkan tokoh manusia robot atau robot manusia.

3. Sastra Tradisional
7

Istilah “tradisional” dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk dari cerita yang
telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan
secara turun-menurun secara lisan.

a. Fabel

Adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter


manusia. Pada umumnya fabel tidak panjang dan secara jelas mengandung ajaran
moral, pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan pada akhir cerita. Contoh:
Kera dengan Kura-kura, Pelanduk Jenaka, dan lain-lain.

b. Dongeng Rakyat

Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh misalnya orang tua kepada anaknya
secara lisan dan turun menurun sehingga selalu terdapat variasi penceritaan walau
isinya kurang lebih sama. Dongeng pun hadir terutama karena dimaksudkan untuk
menyampaikan ajaran moral. Tokoh yang dihadirkan bisa sesama manusia, atau
ditambah makhluk lain seperti binatang dan makhluk halus, berkarakter datar,
terbelah antara yang baik dan yang buruk, sesuai dengan ajaran moral yang ingin
disampaikan. Penyelesaiaan hampir selalu membahagiakan, misalnya ditutup
dengan kata-kata semacam “ Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya”. Nada
cerita dapat sentimental, misalnya seperti yang dijumpai pada dongeng Bawang
Merah Bawang Putih dan Cinderella.

c. Mitos

Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asal usul alam,


manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang suci dan ghoib.
Kebenaran sebuah mitos sebenarnya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakat
pemilik mitos tidak pernah mempersoalkannya.

Mitos berkisah tentang berbagai persoalan kehidupan yang di dalamnya terdapat


kehebatan-kehebatan tertentu yang ada di luar jangkauan nalar manusia., Nyai Rara
Kidul misalnya, mampu menundukkan laut sehingga air laut dapat dilewati bagaikan
orang berjalan di darat.
8

Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai yang telah sekian lama hidup
di masyarakat di suatu kebudayaan.

d. Legenda

Merupakan cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan gejala alam,


kenyataan-kenyataan alam yang ada pada masyarakat. Gejala alam dan kenyataan-
kenyataan alam yang ada pada masyarakat dapat berupa bangunan atau batu yang
sudah lama terjadi akibat alam. Contoh: Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Malin
Kundang di Padang, dan Roro Jonggrang.

e. Epos

Merupakan sebuah cerita panjang yanag berbentuk syair (puisi) dengan


pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. Epos berisi cerita kepahlawanan
seorang tokoh hero yang sangat luar biasa hebat baik dalam kesaktian maupun kisah
petualangannya. Tokoh yang dihadirkan hebat dalam segala hal, baik yang
menyangkut kualifikasi fisik maupun moral. Epos memberikan ajaran moral secara
simbolistik lewat sikap, perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksi dan peristiwa
yang mengiringinya.

Contoh: cerita Panji, cerita wayang Ramayana dan Mahabarata.

4. Puisi

Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat berbagai unsur bahasa
untuk mencapai efek keindahan. Unsur bahasa untuk memperoleh keindaan itu antara
lain dapat dicapai lewat permainan bunyi yang biasanya berupa berbagai bentuk
pengulangan untuk memperoleh efek persajakan dan irama yang melodius. Selain itu,
juga dimanfaatkan adanya berbagai sarana retorika yang lain seperti pemilihan
ketepatan kata, ungkapan, pemajasan, penyiasatan struktur, dan pencitraan. Keterjalinan
secara harmonis di antara berbagai unsur kebahasaan tersebut merupakan cara
memperoleh keindahan dalam puisi. Untuk puisi anak, kesederhanaan bahasa haruslah
9

tetap menjadi perhatian tersendiri, dan kadang-kadang keindahan sebuah puisi justru
terletak pada kesederhanaannya.

5. Nonfiksi

Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan dalam genre sastra anak, hanya
bacaan nonfiksi yang sastra ditulis dengan artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak
akan memperoleh pemahaman dan kesenangan saja yang termasuk dalamnya.

a. Buku informasi

Buku ini memberi informasi, fakta, konsep, hubungan antar fakta, konsep, dan
lain-lain yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau pembaca.

b. Biografi

Merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, tentu saja tidak semua
aspek keghidupan dan peristiwa dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu
yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. Dewasa ini banyak
biografi terkenal yang ditulis ulang yang sengaja dimaksudkan sebagai bacaan sastra
anaka-anak, misalnya mulai dari kehidupan para wali (Wali Songo) di Jawa, sampai
dengan para tokoh dan tokoh ilmuwan seperti Napoleon Bonaparte, Mahatma
Gandhi, Newton, Einstein, dan lain-lain.

Genre pembagian Lukens tersebut cukup rinci, tetapi kesan adanya tumpang tindih
tidak dapat dihindari. Lukens mengemukakan ada genre nonfiksi, tetapi justru tidak ada
genre fiksi, sedang yang ada adalah fantasi.

Di bawah ini dikemukakan pembagian genre sastra anak berdasarkan analogi


pembagian sastra menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:

1. Fiksi
10

Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya karangan ditulis secara prosa, bentuk
uraian dengan kalimat relatif panjang dan format penulisan memenuhi halaman dari
margin kiri ke kanan. Fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada
kebenaran faktual atau sejarah.

Genre fiksi yang dimaksudkan disini dalam pengertian fiksi modern, yaitu yang
menunjuk pada cerita yang ditulis relatif baru, pengarang jelas, dan beredar dalam
bentuk buku atau cetakan lewat media massa seperti koran atau majalah.Termasuk
dalam kategori ini adalah cerita-cerita fantasi, fiksi formula, fiksi sejarah (yang
disebutkan Lukens), serta cerpen.

2. Nonfiksi

Merupakan karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu
yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-bukti empiris. Namun tidak
semua karangan nonfiksi dapat dikategorikan sabagai sastra anak. Dilihat bentuk
bahasanya karya nonfiksi berupa prosa, namun isinya bukan cerita imajinatif.

Contoh: realisme binatang, realisme historis, dan realisme olahraga, serta karya
nonfiksi yang berwujud buku informasi dan biografi.

3. Puisi

Puisi yang dimaksud disini adalah puisi anak modern, yaitu yang menunjuk pada
pengertian puisi yang ditulis dalam waktu kini, ada pengarangnya, dan tersebar lewat
buku atau media massa.

4. Sastra Tradisional

5. Komik

Komik adalah cerita bergambar denga sedikit tulisan, bahkan kadang-kadang ada
gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara sendiri”. Komik
11

sebagai bacaan identik dengan film kartun, dan faktanya berbagai film kartun yang
ditayangkan di televisi sangat digemari oleh anak-anak.

Contoh: komik Doraemon, Kung Fu Boy, Captain Tsubasa, Donald Bebek, One Piece
dan masih banyak lagi.

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk
dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata
didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya
sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala
wujud dan dimensinya

1. Prosa

Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, tidak
terikat rima dan irama.

 Prosa Fiksi

Prosa yang isinya/ ceritanya hasil rekaan atau khayalan pengarangnya.

a) Dongeng

 Fabel

 Sage

Dongeng/ cerita rakyat yang memasukkan peristiwa-peristiwa tempat


kejadian, tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah, padahal sage ini adalah
12

dongeng / cerita khayalan semata. Misalnya dongeng Jaka Tarub, Angkling


Darmo, Ciung Wanara, Lutung Kasarung, Roro Mendut, dan sebagainya.

 Mite/ mitos

 Legenda

 Dongeng jenaka

Adalah cerita khayal tentang kehidupan orang-orang yang dengan


kepandainnya berhumor yang berakibat bahagia atau sukses dan bisa juga
berakibat kurang bahagia. Contoh: Abunawas (dongeng dari Irak yang
dimodifikasi oleh pencerita Indonesia), Lebai Malang, Pak Pandir, Si Cepot, Si
Kabayan, dan lain-lain.

b) Hikayat

Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita panjang penuh khayalan.
Hikayat juga dapat diartikan riwayat atau kisah. Hikayat dapat juga berarti kisah
raja-raja, keluarga, dan pembantu-pembantunya.

Hikayat kebanyakan merupakan terjemahan atau saduran dengan mengadakan


perubahan-perubahan disesuaikan dengan budaya daerah. Naskah asli hikayat
kebanyakan berasal dari Arab, India, dan Melayu.

Contoh: Hikayat 1001 Malam, Bayan Budiman, Hang Tuah, Sejarah Melayu,
Ramayana, Mahabarata, dan lain-lain.

c) Roman

Istialah roman berasal dari Belanda , bila dibandingkan dengan sastra Inggris
dan Amerika tidak dikenal istilah roman, yang dikenal adalah novel. “Roman”
berarti cerita yang ditulis dalam bahasa Romawi (Badudu, 1977:41). Selanjutnya
pengertian roman berkembang menjadi suatu cerita prosa fiksi yang melukiskan
seluruh kehidupan tokoh-tokohnya mulai dari kecil sampai tokoh-tokohnya
meninggal dunia.
13

 Roman Bertendens

Isinya menceritakan keganjilan-keganjilan atau ketimpangan dalam


kehidupan masyarakatnya. Contoh Siti Nurbaya (Marah Rusli), Salah Asuhan
(Abdul Muis), dan Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana). Sastra anak
yang berbentuk roman bertendens ini hampir tidak dijumpai dalam sastra
modern dewasa ini.

 Roman Sejarah

Berisi cerita kehidupan tokoh-tokohnya dengan mengaitkan dengan unsur


sejarah. Tokoh yang diangkat dalam roman sejarah tidak seluruhnya ada dalam
sejarah, namun tokoh utamanya memang ada dalam sejarah. Misal Surapati
(Abdul Muis)

 Roman Detektif

Prosa yang tokoh utamaya berperan sebagai detektif. Roma ni mengajak


pemabaca untuk memikirkan secara mendalam akibat dan akhir cerita.

Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman Hasibuan)

 Roman Psikologi

Menceritakan tokoh-tokohnya dengan menggambarkan alam jiwanya,


perilaku dan perjuangannya bedasar tinjauan jiwa yang mendalam.

Contoh: Atheis (Ahkdiat Kartamiharja)

 Roman Sosial kemasyarakatan

Menceritakan tokoh-tokohnya dengan mengangkat realita yang terjadi dalam


masyarakat pada masa itu
14

Contoh: Katak Hendak Jadi Lembu (Nur Sutan Iskandar)

d) Novel

Cerita fiksi yang menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya yang luar biasa yang
menimbulkan pergolakan batin sehingga mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Contoh: Lupus (Hilman dan Boim)

e) Cerita Bergambar

Prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya
dengan memvisualisasikan dalam bentuk gambar. Kata lain yang lebih dikenal di
masyarakat untuk prosa fiksi jenis ini adalah “komik”.

Pada dasawarsa terakhir, cergam di Indonesia banyak dipengaruhi dari Jepang


dan Amerika. Contoh: Putri Salju, Putri Angsa, Detektif Conan, Dragon Ball,
naruto, dan lain-lain.

f) Cerita Pendek

prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya dalam
bagian dan kurun waktu tertentu. Banyak dijumpai diberbagai media massa.

g) Fiksi Ilmiah

Prosa fiksi yang menceritakan hidup dan kehidupan manusia dengan


mengutamakan tema ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contoh: Doraemon, Hulk, dan lain-lain.

 Prosa Nonfiksi

Merupakan karangan yang benar-benar terjadi, bukan hasil khayalan pengarangnya.

 Biografi
15

 Otobiografi

Prosa yang melukiskan riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh
pemilik otobiogragi tersebut. Contoh: Pengalaman Masa Kecil (Nur Sutan Iskandar)

 Sejarah

Karangan prosa yang menceritakan sejarah suatu kerajaan yang pada umumnya
mengenai silsilah raja dan keturunannya, asal-usul kerajaan (kerapkali bercampur
dengan dengeng).

Contoh: Sejarah Melayu, Sejarah Babad Jawi, dan lain-lain.

2. Puisi

a. Puisi Lagu Dolanan

 Puisi Lagu, Nyanyian Anak

Lagu dan tembang dapat pula disebut puisi yang dilagukan. Keindahan bahasa
puisi lagu dicapai lewat permainan bahasa yang antara lain berupa berbagai bentuk
paralelisme struktur dan perulangan, baik perulangan bunyi maupun kata.

Contoh:

BURUNG KAKATUA

ciptaan NN

Burung kakatua hinggap di jendela


Nenek sudah tua giginya tinggal dua
Tektung tektung tektung tralala
Tektung tektung tektung tralala
Burung kakaktua
16

 Puisi Tembang Dolanan


Tiap masyarakat yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa
memiliki puisi-puisi lagu dan nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan
untuk meninabobokan dan menimang anak. Masyarakat Jawa dengan
bahasa dan budaya Jawa memiliki amat banyak puisi lagu atau tembang-
tembang yang dimaksud.
Dilihat dari segi syair yang mendukung, lagu dolanan termasuk dalam
puisi, yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai geguritan, yaitu geguritan
tradisional.
Contoh:
GUNDHUL PACUL
Gundhul-gundhul pacul-cul, gelelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan,
Wakul glimpang segane dadi saratan,
Wakul glimpang segane dadi saratan,

b. Puisi Naratif

Puisi yang berisi cerita. Puisi “hanyalah” bentuk penyampaian, sedang yang
disampaikan adalah cerita.

Contoh :

PUTRI BANGAU
Konon dahulu di negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mengisahkan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang

Seorang pak tani setengah baya


Menemukannya dekat telaga
17

Bangau dipungut diobatinya


Sehingga sembuh sayap yang luka
Sang bangau tak dapat banyak bicara
Pada pak tani berhati mulia
Dalam hatinya ia berjanji
Suatu waktu kan datang kembali

c. Puisi Lirik

Puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran. Puisi lirik
adalah puisi curahan hati.

Contoh:

PAPAKU
Ya Tuhan...
Aku mohon kau melindungi
dan menjaga papa selalu.
Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
Mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam papa baru pulang
Saat aku sudah tidur pulas
Ya Tuhan...
Terima kasih Kau beri kami
Papa yang baik hati
(Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran I Yogyakarta, dimuat di Kedaulatan Rakyat
Minggu, 12 Desember 2004, Rublik “ Kawanku, Ka-eR Kecil”)
18

3. Drama

Drama berarti bentuk sastra yang isinya menceritakan tentang hidup dan kehidupan
yang disajikan atau dipertunjukkkan dalam bentuk gerak. Drama bisa diwujudkan
dengan berbagai media: di atas panggung, film, atau televisi. Pada intinya, apa yang
disebut drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialog atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.
19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman,
perasaan, dan pikiran anak yang khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh
pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa..

Sastra anak memiliki karakteristik sebagai pembeda dengan sastra dewasa yang
dapat dilihat dari dua segi, yaitu

1. Segi kebahasaan, meliputi: struktur kalimat, pilihan kata, gaya bahasa/ majas

2. Segi kesastraan, dilihat dari unsur intrinsiknya

Dalam menentukan jenis ragam sastra anak, ada beberapa pendapat antara lain:

Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu:

1. Realisme : Cerita realism, Realisme Binatang, Realisme Historis, dan


Realisme Olahraga

2. Fantasi : Cerita fantasi, Cerita Fantasi tinggi dan Fiksi Sain

3. Sastra Tradisional

4. Puisi

5. Nonfiksi : Buku informasi dan Biografi

Pendapat lain, pembagian genre sastar anak berdasarkan analogi pembagian sastra
menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:

1. Fiksi 3. Puisi 5. Komik

2. Nonfiksi 4. Sastra Tradisional


20

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk
dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata
didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya
sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala
wujud dan dimensinya.

B. Saran

1. Sebagai calon guru Sekolah Dasar, mahasiswa PGSD sebaiknya banyak


mempelajari jenis ragam sastra anak

2. Mahasiswa PGSD sebaiknya termotivasi membuat sastra anak sehingga


memperkaya kesastraan Indonesia
21

DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai