OLEH:
ABSEN : 03
UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER GANJIL
2017/2018
TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK
2. Pendekatan Sejarah
A. Mazhab Historismus
Pola pendekatan yang berpangkal pada perspektif sejarah (fenomena ekonomi : perkembangan
menyeluruh dan dalam tahap dalam perjalan sejarah). Mazhab ini mendominasi pemikiran
ekonomi di Jerman selama abad XIX sampai awal XX
1. tahap Primitip
2. tahap beternak
3. tahap pertanian
4. tahap pengolahan
5. manufacturing
List juga berpendapat bahwa daerah-daerah dengan iklim sedang paling cocok untuk
pengembangan industri, karena adanya kepadatan penduduk yang sedang yang merupakan pasar
yang cukup memadai. Sedangkan daerah tropis kurang cocok karena pada umumnua daerah
tersebut berpenduduk sangat padat dan pertanian masih kurang efisien.
Terjadi evolusi dalam masyarakat, Bruno mengkritik List : bahwa perkembangan ekonomi bukan
didasarkan pada cara produksi/ cara konsumsi tetapi lebih kepada cara distribusi yang digunakan,
yaitu :
2. Perekonomian uang
3. Perekonomian kredit
Teori Bruno memiliki kelemahan yaitu : tidak jelas proses perkembangan dari tahap tertentu ke
tahap berikutnya dan tidak memberi sumbangan yang berarti pada peralatan analisis di bidang
ilmu ekonomi
Pendapat Bucher merupakan sintesa dari List dan Hildebrand. Menurut Bucher , perkembangan
ekonomi melalui 3 tahap , yaitu :
Menurut Rostow pembangunan ekonomi merupakan suaru proses yang dapat menyebabkan :
1. Perubahan Orientasi ekonomi, politik dan social yang pada mulanya berorientasi kepada
suatu daerah meenjadi berorientasi keluar
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu kesadaran
untuk membina keluarga kecil
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidak
produktif menjadi investasi yang produktif
4. Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yang kurang merangsang pembangunan ekonomi
, misal : kurang menghargai waktu kerja orang lain.
3. Teori Malthus
Perkembangan penduduk yang sangat cepat dengan segala implikasinya pada abad
pertengahan telah menggelisahkan para ahli di Eropah pada masa itu, sehingga mereka mulai
membahasnya secara serius. Pelopor dalam pembahasan masalah penduduk secara lebih
mendalam dan dianggap sebagai perintis ilmu kependudukan atau demografi adalah Thomas
Robert Malthus (1766 – 1834) yang menulis sebuah karangan berjudul “An Essay on the
Principle of Population, as its Effects the Future Improvement of Society”. Menurut Malthus,
sebab utama timbulnya kemiskinan dan kemelaratan bukan semata-mata karena organisasi
masyarakat yang salah, akan tetapi oleh karena adanya ketidakselarasan yang selalu akan ada
antara jumlah penduduk dan kebutuhan hidup yang tersedia. Pendapat ini dibuat berdasarkan
dua gagasan utama yaitu :
a. Manusia selalu memerlukan sandang dan pangan untuk hidup
b. Nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah
sifatnya.
Kekuatan penduduk untuk bertambah adalah lebih besar daripada kesanggupan bumi
untuk menyediakan/menghasilkan kebutuhan hidup.
Malthus menggambarkan bahwa jumlah penduduk akan bertambah menurut deret ukur
(1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya), sedangkan kebutuhan hidup (terutama bahan makanan) akan
mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya). Apabila perkembangan ini berjalan
terus, maka lama kelamaan akan terjadi suatu ketimpangan yang amat menyolok antara jumlah
penduduk dan jumlah kebutuhan hidup/pangan yang dapat dihasilkan sehingga keadaan ini
dapat menimbulkan bencana yang hebat.
Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi
kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu
dengan jalan :
a. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan
moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
3. Pantangan kawin
b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya
antara lain :
1. Bencana Alam
2. Wabah penyakit
3. Kejahatan
4. Peperangan
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan
dengan cepat.
Akan tetapi bagaimanapun juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula
membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya merupakan methode
untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu-ilmu
kependudukan sekarang ini.
Daftar Pustaka
Ritonga, Abdurrahman dkk. 2001. Kependudukan dan Lingkumgan Hidup. Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Permata, Dita Wahyu. 2017. Ekonomi Pembangunan Kependudukan Hubungan Penduduk dan
Pembangunan Ekonomi. Diambil dari : https://ditawahyupermata.wordpress.com/ekonomi-
pembangunan/kependudukan/hubungan-penduduk-dan-pembangunan-ekonomi/. (17 September
2017)