Anda di halaman 1dari 3

- Komposisi ASI ( buku ajar nutrisi pediatric dan penyakit metabolic )

Komposisi ASI tidak selalu sama, disesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap
saat. Komposisi ASI akan bervariasi tergantung usia bayi, sehingga ada yang
disebut kolostrum, ASI peralihan, dan ASI matur. Komposisi ASI juga
bervariasi dari awal hingga akhir menyusui. Foremilk (ASI awal) adalah ASI
yang bening yang diproduksi pada awal penyusuann. Foremilk banyak
mengandung laktosa dan protein. Hindmilk (ASI akhir) adalah ASI yang lebih
putih pekat, diproduksi pada akhir penyusuan. Hindmilk banyak mengandung
lemak yang sangat diperlukan sebgai sumber tenaga dan pembentukan otak.
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa
akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim lactase. Lemak pada
ASI didapatkan pada hindmilk (susu akhir). Kandungan protein dalam ASI
dalam bentuk whey 70% dan kasein 30%, dengan variasi komposisi whey:
kasein adalah 90:10 pada hari ke-4 sampai 10 setelah melahirkan, 60:40
pada ASI matur (hari ke-11 sampai 240) dan 50:50 setelah hari ke-240.
Selain itu protein whey mempunyai fraksi asam amino fenilalanin, tirosin,
dan metionin dalam jumlah lebih rendah dibanding kasein, tetapi dengan
kadar taurin lebih tinggi. Komponen utama protein whey ASI adalah alfa-
laktalbumin, sedangkan protein whey pada susu sapi adalah beta-
laktoglobulin. Laktoferin, lisozim, dan sIgA adalah merupakan bagian dari
protein whey yang berperan dalam pertahanan tubuh.
Kandungan zak aktif lain dalam ASI yang terutama bekerja untuk fungsi
kekebalan tubuh adalah komponen protein (𝛼-laktalbumin, 𝛽-laktoglobulin,
kasein, enzim, faktor pertumbuhan, hormon, laktoferin, lisozim, sIgA, dan
immunoglobulin lain), nitrogen non protein (𝛼-amino nitrogen, keratin,
kreatinin, glukosamin, asam nukleat, nukleotida, poliamin, urea, asam urat,
karbohidrat (laktosa, oligosakarida, glikopeptida, faktor bifidus), lemak
(vitamin larut dalam lemak; A, D, E, K, karotenoid, asam lemak, fosfolipid,
dterol dan hidrokarbon, trigliserida), vitamin yang larut dalam air (biotin,
kolin, folat, inositol, niasin, asam pantotenat, riboflavin, thiamin, vitamin B12,
vitamin B6, vitamin C), mineral dan ion ( (bikarbonat, kalsium, khlorida,
sitrat, magnesium, fosfat, kalium, natrium, sulfat), trace mineral (kromium,
kobalt, copper, fluorid, iodine, mangaan, molybdenum, nickel, selenium dan
seng), serta sel (sel epithelial, leukosit, limfosit, makrofag, dan neutrophil).
Sehingga dapat dimengerti dengan mendapatkan ASI, bayi mendapatkan
kekebalan terhadap berbagai penyakit seperti radang paru-paru, radang
telinga, diare, dan juga mengurangi risiko alergi.

SUSU FORMULA
Beberapa keadaan medis khusus yang tidak memungkinkan bayi
mendapatkan ASI seperti yang dicantumkan WHO dan UNICEF (2009) sebagai
Acceptable Medical Reasons for Breast-Milk Subtitutes. Alasan medis tersebut
dapat disebabkan oleh kondisi bayi atau kondisi ibu.

Jenis susu formula :


Formula untuk bayi cukup bulan dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar,
yakni
1. Berdasarkan usia
Formula pertama ( starter formula )
Merupakan formula berbahan dasar protein susu sapi yang dipergunakan
sejak lahir hingga usia 12 bulan. Formula ini juga ada yang berbahan
dasar soya dan protein susu kambing.
Formula lanjutan ( follow-on formula )
Dipasarkan untuk bayi yang berusia 6 bulan keatas. Sebenarnya tidak
perlu menggantikan formula pertama dengan formula lanjutan pada bayi
dengan asupan yang baik dan telah mulai diberikan makanan padat,
namun pilihan tetap jatuh kepada orangtua. Perbedaan kedua jenis
formula ini bukan dari kandungan protein, tetapi biasanya terletak pada
kandungan mineral seperti zat besi dana kalsium.
2. Berdasarkan kandungan protein
Formula berbahan dasar protein susu sapi. Kebanyakan formula bayi
terbuat dari susu sapi dan telah diolah sedemikian rupa agar dapat
menyerupai ASI. Perubahan ini memberikan jumlah karbohidrat, protein
dan lemak yang tepat sehingga lebih mudah dicerna. Formula ini
merupakan pilihan standar untuk bayi cukup bulan tanpa riwaya alergi,
asma, eksema didalam keluarga. Komponen proteinnya dapat dalam
bentuk predominasi kasein atau predominasi whey. Umumnya formula
bayi yang beredar dipasaran saat ini mengandung rasio whey:kasein
sebesar 60:40. ASI sendiri memiliki rasio 70:30. Formula ini memberikan
kalsium dalam jumlah yang cukup hingga usia satu tahun. Bayi cukup
bulan memiliki cadangan besi yang cukup untuk pembentukan
hemoglobin hingga usia tiga bulan. Kebanyakan formula yang
diperdagangkan tersedia dalam bentuk bubuk, konsentrat atau cairan
yang siap dikonsumsi. Susu sapi memiliki kelebihan dibandingkan susu
kambing, yakni mengandung lebih banyak vitamin B12 (5x) dan asam
folat (10x).
Formula berbahan dasar protein susu kambing. Formula ini relative
baru di pasaran. Tidak seperti susu sapi yang mengandung aglutinin yang
menyebabkan butir-butir lemak menggumpal, susu kambing tidak
mengandung aglutinin. Hal ini menyebabkan susu kambing lebih mudah
dicerna. Karena tingginya protein yang terdapat dalam susu kambing,
maka pernah ditemukan asidosis akibat oenggunaan susu kambing. Susu
ini juga memiliki asam lemak esensial (linoleat, arakidonat) yang lebih
banyak daripada susu sapi. Hal berikutnya adalah lebih sedikitnya
kandungan laktosa dibandingkan susu sapi (4,1% versus 4,7%). Hal ini
mungkin sedikit lebih menguntungkan untuk bayi yang mengalami
intoleransi laktosa. Susu ini mengandung lebih sedikit 𝛼 (S1)-kasein,
sedangkan kandungan 𝛽-laktoglobulin sama dengan susu sapi sehingga
dapat bersifat alergenik. Untuk bayi yang mengalami intoleransi susu sapi
sebaiknya tidak mencoba susu kambing, karena ia dapat mengakibatkan
iritasi saluran cerna dan anemia.

Anda mungkin juga menyukai