Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

FARMAKOTERAPI II

“SINUSITIS DAN FARINGITIS”

OLEH:

NAMA : NURFADILAH ANGGRAENI

NIM : 17.01.295

KELAS : TRANSFER B 2017

DOSEN PENANGGUNG JAWAB:AKBAR AWALUDDIN, S.Si., M.Si.,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2018
A. SINUSITIS
1. PENGERTIAN
Sinusitis menurut EP3OS tahun 2007 yaitu suatu inflamasi
pada (mukosa) hidung dan sinus paranasal, disertai dua atau lebih
gejala dimana salah satunya adalah buntu yang dirasakan pada
hidung (nasal blockage/obstruction/congestion) atau nasal
discharge (anterior/posterior nasal drip) ditambah nyeri fasial dan
penurunan/hilangnya daya penciuman. Sinusitis dibagi menjadi
dua menurut waktunya, yaitu sinusitis akut dan sinusitis kronik.
Sinusitis akut bila keluhan terjadi kurang dari 12 minggu dan
sinusitis kronis bila keluhan terjadi 12 minggu atau lebih.
2. FARMAKOLOGI
Tanda sinusitis yang terinfeksi oleh bakteri adalah nyeri
pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih
dari seminggu. Sinusitis akibat bakteri umumnya diobati
menggunakan antibiotic. Pemilihan antibiotik didasarkan pada jenis
bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk
mendapatkan antibiotik yang benar-benar tepat harus menunggu
hasil dari baiakan kuman yang memakan waktu lama lima jenis
bakteri yang paling sering menyerang adalah Streptococcus
pyogenes, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza,
Moraxella catarrhalis, Stapylacocu aureus. Antibiotik yang dipilih
harus bisa membunuh kelima jenis bakteri ini. Beberapa pilihan
antibiotika antara lain amoxicillin, cofactor, azithromiycin dan
cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari, perlu
dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam
klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14
hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik bisa membantu
melancarkan drainase cairan mucus. Pada kasus yang kronis bisa
dilakukan drainase cairan mucus dengan cara pembedahan (I
Made c. Wirawan. 2013)
3. FARMAKOTERAPI
Penatalaksanaan pasien pada kasus ini diberikan
oksimetazolin HCl sediaan spray 15 ml 2x1 puff, amoksisilin tablet
3x500 mg dan asam mefenamat tablet 3x500 mg. Oksimetazolin
spray merupakan obat dekongestan yang bertujuan untuk
mengurangi inflamasi, menghilangkan pembengkakan mukosa
serta membuka sumbatan ostium sinus yang menyumbat drainage
mucus, sehingga jika sumbatan ostium sinus dihilangkan,
diharapkan gejala hidung tersumbat dan bengkak dapat hilang.
Amoksisilin sediaan tablet diberikan dengan dosis 3x500 mg
perhari selama 10-14 hari. Amoksisilin merupakan antibiotika
spektrum luas golongan penisillin yang bertujuan untuk
menghilangkan infeksi bakteri yang menjadi penyebab terjadinya
sinusitis.1,10 Asam mefenamat sediaan tablet diberikan 3x500 mg
sebagai terapi simptomatik. Asam mefenamat merupakan
analgesik yang diberikan untuk mengurangi nyeri yang pada
penderita sinusitis. (Gita,augesti,2016)

B. FARINGITIS
1. PENGERTIAN
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang
disebabkan oleh virus (40−60%), bakteri (5−40%), alergi, trauma,
iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta orang mengunjungi
pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Anak-anak dan orang
dewasa umumnya mengalami 3−5 kali infeksi virus pada saluran
pernafasan atas termasuk faringitis. Faringitis merupakan
penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
2. FARMAKOLOGI
 Pilihan terapi untuk faringitis

Golongan Dosis Aturan Efek


No Nama Obat Mekanisme Kerja Literatur
Obat (mg) Pakai Samping
Gangguan
Antibiotik Amoksisilin Menghambat sintesa 250- Sukandar,
Tiap 8 jam lambung
(Penisilin) dinding sel kuman 500mg 2009
usus
Menghambat sintesa Mual, Sukandar,
(Penisilin) Ampisilin 0,25-1 g Tiap 6 jam
dinding sel kuman diare 2009
Menghambat sintesa 200-400 Diare dan Sukandar,
(Sefalosporin) Sefiksim 1x1
1 dinding sel mg colitis 2009
250-
Merintangi sintesis 500mg, Mual, Sukandar,
(Makrolida) Eritromisin 2-4x2
protein kuman anak 20- muntah 2009
40m
Penuruna
Menghambat sintesa Sukandar,
(Sulfonamida) Sulfisoksazol 2-4 g 1x1 n jumalh
DNA 2009
urin
Untuk infeksi yang menetap atau gagal, maka pilihan antibiotika
yang tersedia adalah eritromisin, cefaleksin, klindamisin ataupun
amoksisilinklavulanat

 Pilihan antibiotika untuk terapi faringitis yang gagal

Rute pemberian Dosis Lama terapi


Antibiotika

Oral klindamycin Anak:20-30mg/kg/hari 10 hari


terbagi dalam 3 dosis

Dewasa:600mg/hari
terbagi dalam 2-4 dosis

Amoksisilin–clavulanat Anak:40mg/kg/hari 10 hari


acid terbagi dalam 3 dosis

Dewasa:3ˣ500mg/2kali
sehari

Amoksisilin Anak : 3ˣ250mg 10 hari

(klavulanat)3ˣ500mg Dewasa : 3ˣ500mg


selama 10 hari
Parenteral dengan 1ˣ1,2 juta U 1 dosis
atau tanpa oral i.m

Benzathine penicillin G
Rifampicin: 4 hari
Benzathine penicillin G 20mg/kg/hari ter
with rifampin

3. FARMAKOTERAPI
ALGORITME
Farmakoterapi
DAFTAR PUSTAKA

Fokkens W., Lund V., Mullol J. European position paper on rhinosinusitis


and nasal polyps. Rhinology. 2007 [disitasi tanggal 23 Agustus
2016]; 45(20):1-139. Tersedia dari:
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17844873

I Made c. Wirawan. 2013 Kesehatan Pria dan THT@blog dokter. PT.


Mizan Publika

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012.


Jakarta
Gita augesti .2016. Sinusitis Maksilaris Sinistra Akut Et Causa Dentogen.
JPM Ruwa Jurai Volume 2 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai