REPEATER
I. Latar Belakang
Seiring dengan jaman yang kini berkembang pesat, sistem komuniksi menjadi hal yang
penting dan wajib dimiliki oleh semua orang. Permintaan pengguna trafik telekomunikasi
semakin hari pun semakin meningkat. Saat ini hampir semua instrumen telekomunikasi bergerak
menggunakan teknologi yang berbasis seluler. Sistem Telekomunikasi bergerak berbasis seluler
menawarkan kelebihan dibandingkan dengan Sistem wireline (jaringan kabel), yaitu mobilitas
sehingga pengguna dapat bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan operator.
Disaat permintaan telekomunikasi yang terus meningkat, namun tidak diimbangi dengan
bertambahnya kapasitas bandwidth yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan persentase
Blocking Call dan Dropped Call akan meningkat juga. Nilai Blocking Call dan Dropped Call
dalam dunia telekomunikasi seharusnya seminimal mungkin. Bahkan idealnya tidak ada sama
sekali. Hal inilah yang biasanya menimbulkan masalah pada jaringan telekomunikasi. Namun,
hal ini tidak mungkin karena kapasitas trafik yang memiliki batasan tertentu sedangkan jumlah
pengguna terus meningkat. Sehingga harus dilakukan pemaksimalan sistem trafik telekomunikasi
agar dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Oleh karena itu di butuhkan cara untuk mengatasi blocking call dan dropped call, seperti
yang akan di bahas pada proposal ini, yakni dengan cara penggunaan repeater. Repeater yaitu
suatu alat atau perangkat yang berfungsi untuk mengulang sinyal.
II. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, yang menjadi permasalahan adalah penggunaan repeater
dalam fungisi nya untuk mengurangi blocking call dan dropped call
Agar ruang lingkup permasalahan tidak meluas, maka perlu adanya batasan masalah, yaitu:
V. Tinjauan Pustaka
- Repeater adalah suatu alat atau perangkat yang berfungsi untuk mengulang sinyal.
(Gouzali Saydam,1993)
- Nilai Blocking Call dan Dropped Call dalam dunia telekomunikasi seharusnya seminimal
mungkin, bahkan idealnya tidak ada sama sekali. Namun, hal ini tidak mungkin karena
kapasitas trafik yang memiliki batasan tertentu sedangkan jumlah pengguna terus
meningkat. Sehingga harus dilakukan pemaksimalan sistem trafik telekomunikasi agar
dapat mengatasi permasalahan tersebut. (Budihardja Murtianta, 2012)
- Repeater memperbaiki kembali deretan pulsa yang diterima cacat. (Suhana dan Shigeki
Shoji, 1993)
Daerah yang akan diteliti memiliki permasalahan pada pelayanannya, dan merupakan
jalur yang mengalami peningkatan pengguna. Drive Test dilakukan pada sekitar daerah
Pontianak, yang dipengaruhi oleh beberapa BTS. Jika dari hasil drive test yang telah dilakukan,
terdapat beberapa daerah yang memiliki masalah, maka masalah tersebut kemudian diccari
penyebabnya. Misalnya, pada jalur BTS kadang bermasalah karena kurangnya cakupan BTS
yang disebabkan kontur geografis yang kurang mendukung cakupan BTS, karena terdapat jalan
tanjakan yang terus-menerus dan pepohonan yang memperbesar losses sehingga menyebabkan
isyarat yang dipancarkan tidak dapat mencapai titik terjauh. Juga dapat terjadi kerena pelayanan
yang ada kurang maksimal. Hal ini dapat dikarenakan letak BTS yang menjangkau area tersebut
berjarak cukup jauh, sehingga area tersebut akan menjadi daerah rawan untuk cakupan sel.
Metode pengambilan data menggunakan dua cara yaitu dengan data dari database dan
drive test. Kedua metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi yang terdapat di lapangan.
Data dari database digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan, khususnya nilai persentase
panggilan yang dapat dilayani dan tak terlayani, sedangkan drive test dilakukan untuk
mengetahui kualitas isyarat yang terjadi pada daerah tersebut sehingga jika data dari database
menunjukkan nilai yang menurun atau buruk akan dilakukan drive test untuk menganalisis
penyebabnya.
Pada tahapan pertama dilakukan pengambilan data dari daerah yang akan diteliti. Data y