TELEKOMUNIKASI
Dibuat oleh :
NIP : 99710170-1
BANDUNG
2009
LEMBAR PENGESAHAN
DIKTAT KULIAH
REKAYASA TRAFIK
TELEKOMUNIKASI
Dibuat oleh :
NIP : 99710170-1
Bandung,
Maret 2009
NIP : 91660051
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN.........................................................................................i.
DAFTAR
ISI................................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR..................................................................................................
PENDAHULUAN
2.1
Tujuan instrusional
2.2
Definisi
2.3
Besaran
Trafik
1. L
aj
u
ke
da
ta
ng
an
2. H
ol
di
ng
Ti
m
2.5
Variasi Trafik
2.6
Busy Hour
2.7
Latihan
DERAJAT PELAYANAN
3.1
Tujuan Instruksional
3.2
Aliran Trafik
1. Offered Traffic
2. Carried Traffic
3.Lost/block traffic
3.3
Derajat Pelayanan
3.4
Probabilitas of Blocking
3.5
Kemacetan (Congestion)
1. Kemacetan waktu
2. Kemacetan panggilan
3.Kemacetan trafik
3.6
4. Struktur dasar
persamaan
recursive
Gaudreau
5.Matrik Gaudreau
3.7
Latihan Soal
4.1
Tujuan Instruksional
4.2
Pola kedatangan
trafik
6. Pola
kedatangan
smooth
7. Pola
Penanganan panggilan yang ditolak
10
11
12
18
19
22
25
25
26
28
28
33
34
34
34
34
36
36
38
42
43
43
44
45
45
48
49
ii
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
5
6
Waktu genggam
Persamaan kesetimbangan
Latihan soal
50
51
52
54
54
57
59
59
60
SISTEM RUGI
5.1
Tujuan instruksional
5.2
Model Poisson
2.Persamaan kesetimbangan
5.3
Model Erlang B
4. Persamaan
Kesetimbangan
5. Tabel Erlang
7. Rumus Rekursiv
9.Latihan
5.4
Model
Ekstended
Erlang B
10. Diagra
m Alir
EEB
11.Latihan
5.5
Model
Engset
2. Persamaan Kesetimbangan
4.Latihan 61
62
62
67
68
69
72
73
75
77
79
90
93
93
93
94
94
96
97
6.1
Tujuan Instruksional
6.2
Ruting
1. Rute langsung
2.Rute alternative
6.3
6.4
6.5
6.6
Metode Frederic-Hayward
6.7
Pemisahan Rata-rata
6.8
Rumus Pemisahan
6.9
Latihan Soal
99
99
99
100
102
103
107
113
113
114
114
iii
SISTEM TUNGGU
7.1
Tujuan Instruksional
7.2
Asumsi
7.3
7.4
7.5
Persamaan Kesetimbangan
7.6
1. Probabilitas dilayani
2. Probabilitas
menunggu
3.Probabilitas bloking
7.7
7.8
Faktor delay
7.9
Rumus Little
7.10
7.11
M/M/1
7.12
VOIP
117
117
118
120
120
125
125
126
127
128
130
133
136
139
145
PERAMALAN TRAFIK
8.1
Pengertian Peramalan
8.2
Metode Peramalan
1. Metode kualitatif
2.Metode kuantitatif
8.3
Prosedur peramalan
8.4
8.5
Peramalan trafik
3. Peramalan trafik
jumlah satuan
sambungan
151
151
152
152
152
153
159
160
161
9.2
1. FDMA
2. TDMA
3.CDMA
9.3
Model Transaksi
9.4
Skema handoff
4. Skema
Handoff
tanpa
prioritas
5. Skema
Handoff
dengan
prioritas
6. Skema
Handoff
dengan
prioritas
fix
reservasi
9.5
Soft handoff
175
176
177
177
177
180
181
181
183
183
185
186
188
188
192
194
iv
10
PENGUKURAN TRAFIK
10.1
Pengulangan Trafik
DAFTAR PUSTAKA
195
196
203
iii
K
A
T
A
P
E
N
G
A
N
T
A
R
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas
penyelesaian
Buku teks Rekayasa Trafik yang disajikan secara khusus untuk kepentingan
Departemen
tentang pemilihan model trafik, bab 5 sistem rugi, bab 6 sistem luap,bab 7
sistem tunggu,
bab 8 trafik pada jaringan telepon bergerak, bab 9 peramalan trafik dan bab
10 tentang
sebagai bahan untuk memudahkan pemahaman akan materi dari buku ini.
Rasanya tepat bila
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan
Sofia Naning
Institut Teknologi
Telkom
Pendahuluan
1
telekomunikasi (teletraffic).
Jaringan telekomunikasi yang meliputi jaringan suara, jaringan data, jaringan
local area (LAN) dan jaringan telepon bergerak seluler memerlukan biaya yang
amat
besar. Dalam system ini sangat tidak ekonomis jika sumber daya (perangkat)
seperti
menunggu
dalam melakukan hubungan telekomunikasi. Untuk memuaskan
teletraffic.
yang
untuk
evaluasi dan analisa jaringan terpasang. Tugas dari rekayasa trafik seperti
ditunjukan
Pendahuluan
GOS
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
2
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan
trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Pemodelan trafik
Monitoring performansi
Pemodelan trafik
Secara umum tugas dari rekayasa trafik adalah menentukan hubungan yang
optimal antara trafik yang ditawarkan ke jaringan, jumlah sumber daya jaringan
daya jaringan, notasi A mewakili trafik yang ditawarkan ke jaringan dan qos
adalah
kualitas jaringan :
N
qos
qos
A
Ganbar 1.2 Hubungan antara Trafik yang ditawarkan, sumber daya jaringan
Pendahuluan
pula.
Saluran digenggam
Selama terjadinya
hubungan
Contoh dari jaringan circuit switch adalah jaringan telepon ( PSTN dan Mobile
pemutusan koneksi.
ukurannya pendek ini disebut paket. Di sisi penerima, paket-paket itu akan
disusun
kembali membentuk pesan semula. Pada jaringan ini sumber daya jaringan (
sirkit)
dipakai bersama oleh sejumlah pelanggan yang ada pada jaringan (tidak
dedicated),
bila suatu pelanggan tidak mentransfer informasi maka pelanggan tersebut tidak
3
Pendahuluan
akan menggunakan sumber daya jaringan. Terdapat dua macam teknik packet
switching yaitu datagram packet switching dan virtual circuit packet switching.
pengirim dan tujuan, paket yang sampai di intermediate node ( antara) akan
menunggu sampainya semua paket yang berasal dari suatu pesan. Proses simpan
dan
tidak ada pembentukan koneksi dulu, paket-paket yang berasal dari suatu
pesan yang
secara tidak terurut dan kadang ada paket yang hilang. Datagram packet
switching
tidak cocok untuk transfer voice akibat tidak adanya jaminan delay dan
jitter[6].
Datagram packet switching cocok untuk transfer data yang tidak sensitif
terhadap
delay .
B1
B2
B1
B2
B2
A3
B1
A2
A3 B1
A1
A1
A2
A3
A2
A1
A2
A3
Gamb
ar
1.4 :
Penya
luran
paket
pada
Datag
ram
packet
switch
ing
Virtua
l
circuit
packet
switch
ing,
masih
yang sama akan dikirimkan melalui jalur yang sudah ditentukan ketika
pembentukan
koneksi, paket-paket tiba di tujuan secara terurut, karena alokasi sumber daya
dishare antar pelanggan maka ada kemungkinan bahwa pada suatu saat tertentu,
suatu
paket terpaksa harus disimpan lebih lama di suatu node, delay dan jitter
tidak bisa
terlalu dijamin, teknologi virtual circuit cocok untuk transmisi informasi yang
sensitif terhadap delay pada jaringan yang digunakan untuk mentransfer data
. B1
B2
B1
B2
A2
A1
A3
B2
A1
A1
A2
A3
A1
A2
A3
Ga
m
ba
r
1.5
:
Pe
ny
alu
ra
n
pa
ket
pa
da
vir
tua
l
pa
ck
et
c. Jaringan packet switch dengan trafik homogen
Trafik
Paket switch
Contoh : trafik
data
Circuit switch
Contoh : trafik
telepon
Flow level
Contoh: TCP,
UDP
Paket level
Contoh: IP
Elastik
Contoh: TCP
Streaming
Contoh: UDP
Gambar 1.6:
klasifikasi
trafik
berdasrakan
tipe jaringan
6
2.1
Tujuan Instruksional
Pembaca
memahami konsep
dasar dan model
trafik Erlang,
Diagram
2.2
Definisi
koneksi yaitu line dan trunk. Line atau saluran menghubungkan telepon
jumlah telepon lebih besar daripada jumlah panggilan simultan yang terjadi.
PBX,
maka trunk yang menghubungkan PBX dengan sentral sebanyak 50. (bagaimana
Kriiii� � �
� � � .ng
756418
7565933
internet dan mobile fixed telepon sehingga teori teletrafik pada jaringan PSTN
juga
telepon. PSTN
Gambar 2.2 . Jaringan PSTN dan terminal yang terhubung
2.3
Besaran trafik
Dalam konsep dasar trafik terdapat besaran trafik yang digunakan dalam
2.3.1
fasilitas selama periode tertentu atau umlah rata-rata panggilan yang ditawarkan
per
� � � � � �
c
(2.1)
Dist
ribu
si
pang
gila
n ke
sebu
ah
grou
p
serv
er
berv
arias
i
terg
antu
ng
pada
process. 2.3.2
Holding time (waktu genggam atau waktu pelayanan) :
saluran, lamanya sebuah panggilan atau waktu pelayanan. Waktu pelayanan ini
T3
Contoh dalam sebuah sambungan telepon, rata-rata holding time adalah ratarata
dari waktu dial, ring to answer dan sebagainya seperti ditunjukkan pada tabel
Item
Outgoing call
Incoming call
1-7 detik
1 detik
5-12 detik
5 detik ( @10pulse/detik+
Network callsetup
1-3 detik
1-3 detik
Ringing time
12 detik ( 2 ring)
12 detik ( 2 ring)
Operator
answer 5-8
detik
5-8 detik
Ringing at station
12 detik ( 2 ring)
12 detik ( 2 ring)
Conversation time
Variable
Variabel
2.3.3
Volume trafik
10
V� � �
�
��hi i
� � � 1
(2.2)
V� � �
c���h (2.3)
Contoh 2.1:
jumlah
trafik. 2.3.4.
Intensitas trafik
Resources atau seumber daya yang dimaksud dapat berupa sebuah grup
server atau grup saluran trunk. Dengan statistik intensitas trafik dapat dihitung
untuk
(2.4)
11
Dimana :
n(t) menyatakan
jumlah saluran yang
sedang terpakai
pada waktu t.
Y (T) adalah Carried traffic (Y = Ac) yaitu trafik yang dibawa oleh group
A� �
� V
T
(2.5)
A� �
c�
� �
hT
(2.6)
atau
Dalam model teori trafik terdapat konsep offered traffic. Trafik ini adalah
trafik yang dibawa jika tidak ada trafik yang ditolak (jika jumlah server
Trafik yang ditawarka (offered traffic) adalah nilai teoritis dan tidak dapat
diukur, nilai trafik ini hanya dapat diestimasi. Secara teoritis diperlukan dua
parameter berikut :
trafik ini tidak menggunakan periode waktu tertentu. Periode waktu bisa dalam
detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Untuk memberi penghargaan
kepada
12
A.K Erlang yang telah mengenalkan teori trafik (thn 1909) maka intensitas
(1)Satuan dari trafik telepon . Persentase dari rata-rata penggunaan saluran atau
(2)Perbandingan dari waktu sebuah sirkit dipakai (volume trafik) dan waktu
pengamatan. Trafik yang memakai sebuah sirkit selama satu jam sama dengan 1
erlang.
Suatu trafik dikatakan 1 Erlang bila ada satu saluran diduduki secara
terus- menerus
� � �
� � �
Jika sebuah saluran tersebut digunakan 3 menit dalam satu jam maka
Intensitas trafik maksimum dari sebuah saluran 2-Mbps (30 PCM channels)
1 jam.
Contoh 2.2 :
Penyelesaian:
= 2,5 Erlang
13
Contoh 2.3:
sebuah group yang terdiri dari 20 server membawa trafik 10 E, jika rata-rata
durasi
Penyelesaian:
Trafk per server (A)
= 10 / 20
= 0,5 E
= ( 0,5 x 60 ) / 3
= 10 panggilan
= 200 panggilan
Contoh 2. 4:
Durasi total panggilan 4800 detik. Hitung beban trafik yang ditawarkan oleh
Penyelesaian
= � � . h
= 2 panggilan/menit . 2 menit/panggilan
= 4 Erlang
Contoh 2. 5:
dalam 1 jam, rata-rata waktu pendudukan adalah 3 menit (ini sama dengan h)
maka :
A = 1800x3/60 = 90
14
Contoh 2.6:
Panggilan dilakukan pada jam 2.00 antara sebuah computer sentral dan
dan data
� � �
0.75 Erlang. Catatan trafik ini tidak ada habungan dengan data rate
contoh 2.7:
Dalam penjelasan contoh-contoh di atas, trafik dapat dihitung dalam 2 cara yaitu
;
� � �
� � �
Intensitas trafik juga diukur dengan cara yang lain. Contoh ukuran lain yaitu
CCS (centum call second), CS (call second) dan CM (call menit), yang
semuanya
1 E = 36 CCS = 3600 CS = 60 CM
Contoh 2. 8:
menit dalam periode 1 jam. Hitung trafik pelanggan dalam erlang, CCS, CS dan
CM
Penyelesaian
15
Konsep
Dasar Trafik
Trafik
pelanggan
dalam erlang
= 0,15 E
= 5,4 CCS
Trafik dalam CS
= (3 + 4 + 2) x 60 detik / 1 detik
= 540 CS
Trafik dalam CM
= 9 CM
CCS sebagai ukuran intensitas trafik hanya valid digunakan pada sirkit telepon.
Untuk mendukung layanan voice, data dan lainnya lebih baik digunakan Erlang.
Satuan trafik yang lainnya dan konversi dengan satuan erlang dapat dilihat
16
Satuan
Erlang
CCS
ARHC
TU
HCS
EBHC
VE
UC
1
Erlang
1 TU
36
30
36
36
30
1
1 VE
1 CCS
1 HCS
1 UC
1 ARHC
1 EBHC
TU
= Traffic unit
Harga
VE
= Verkehrseinheit
pendudukan rata-rata
CCS
HCS
UC
= Unit call
100 detik
ARHC =
Appels
re� �
� duits a
l� � �
heure Harga
yang
yang
menunjukkan
menunjukkan
jumlah
jumlah
pendudukan rata-rata
chargee
Call
Beailu adalah pioner dalam studi trafik telekomunikasi. pada 1909, beliau
dan formula ini masih digunakan sampai sekarang dalam merancang jaringan
telekomunikasi.
17
fluktuasi/variasi trafik dapat diamati dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari
ke hari,
jam ke jam dan detik ke detik. Variasi trafik selama 1 jam seperti ditunjukkan
pada
gambar 2.4.
120
panggilan
100
80
60
Series1
40
20
0
1
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
waktu
Variasi trafik ini sangat relatif, tergantung pada area dimana data
dari beban trafiknya mirip. Sebagai contoh, untuk area perkantoran, pada pagi
hari
dari jam 00 sampai dengan jam 6 pagi hampir tidak ada trafik, tarfik mulai
ada
setelah jam 6 pagi dan sampai puncaknya pada jam 10 dan jam 12. setelah
jam 12
trafik tinggi lagi setelah istirahat selesai dan akan menurun ketika mendekati
jam pulang kerja sekitar jam 17.00. Karakter trafik ini berbeda sekali untuk area
perumahan, dimana trafik puncaknya terjadi sore hari ketika orang-orang sudah
pulang ke rumah. Variasi trafik dalam 24 jam seperti ditunjukan pada gambar 2.5
.
18
40
jumlah panggilan
35
30
25
20
Series1
15
10
11
13
15
17
19
21
23
Busy hour (jam sibuk) adalah satu jam dalam satu tahun yang mempunyai
(time consistent Busy our) dan Bouncing Busy Hour (BBH) yang dikenal juga
Berdasarkan TCBH, jam sibuk sama dengan 60 menit dalam sehari yang
mempunyai rata-rata trafik tertinggi. Trafik ini diukur pada hari kerja, dengan
mengabaikan hari libur dan hari abnormal.
19
Contoh 2.8.
Terdapat data trafik dari jam 9.00 sampai dengan jam 16.00 dari hari senin
Hari/jam
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Senin
304
248
368
392
351
289
285
194
Selasa
334
240
360
334
305
219
280
170
Rabu
314
201
335
360
342
299
235
143
Kamis
305
224
361
329
315
239
287
116
Jum�
� � at
297
242
308
391
300
298
255
125
Tota
1554
1155
1732
1806
1613
1404
1342
748
Berdasarkan TCBH, trafik pada jam yang sama dijumlahkan. Total trafik
terbesar pada jam tersbut dipilih untuk menentukan jam sibuk, maka pada
contoh di
atas jam sibuk adalah jam 12.00 dan besarnya trafik1806 dan trafik rata-rata:
1806 :
jumlah panggilan
2.6 2000
1800
1600
Senin
1400
1200
1000
800
600
Selasa
Rabu
Kamis
Jum�
� � at
Total
400
200
10
11
12
13
14
15
16
jam
20
Pada BBH, hanya trafik puncak yang diperhitungan. Hanya satu puncak dalam I
hari, I dalam I minggu, 1 dalam satu bulan dan 1 dalam satu tahun. Contoh
Contoh 2.9
Terdapat data trafik dari jam 9.00 sampai dengan jam 16.00 dari hari senin s/d
j u m � � � a t sebagai berikut:
Hari/jam
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
Senin
304
248
368
392
351
289
285
194
Selasa
334
240
360
334
305
219
280
170
Rabu
314
201
335
360
342
299
235
143
Kamis
305
224
361
329
315
239
287
116
Jum�
� � at
297
242
308
391
300
298
255
125
450
jumlah
panggilan
400
350
Senin
300
Selasa
250
Rabu
200
Kamis
150
Jum�
� � at
100
50
10
11
12
13
14
15
16
jam
21
hari uantuk mendapatkan besar trafik. Dari contoh di atas besar trafik adalah :
392+360+360+361+391=1864:5 = 372.8
7. Latihan :
pengamatan 2 jam. Hitung intensitas trafik yang dibawa oleh group tersebut:
1. Sebuah group yang terdiri dari 20 server membawa trafik 10 E, jika rata-
rata
durasi dari panggilan adalah 3 menit, hitung jumlah panggilan yang dilewatkan
oleh satu server dan oleh group tsb selama periode 1 jam.
1. Dalam waktu pengamatan 20 menit, 40 pelanggan membangkitkan
panggilan.
Durasi total panggilan 4800 detik. Hitung beban trafik yang ditawarkan
oleh
pelanggan ke jaringan dan rata-rata trafik pelanggan
panggilan 3 menit, hitung jumlah panggilan yang dapat dibawa oleh setiap server
� � jam
� � jam
� � jam
� �
am
j 20
30
50
40
Berapa intensitas trafik rata-rata dalam selang 1 jam tersebut bila data
tersebut berupa :
22
a. intensitas trafik
b. volume trafik
menit
data pemakaian satu saluran (dalam menit) dalam satu jam. Berapa utilitas dari
saluran tersebut ?
1. jika suatu paket (panjang 3.600 karakter ) datang ke system dengan rate 10
per
menit, ditransmisikan pada link dengan kecepatan 9.600 bps dan panjang per
server dan mampu melayani 250 panggilan per jam tiap servernya. Berapa
1. Pengamatan dalam 10 hari dan tiap hari dari jam 9.00 s/d 14.20 terdapat
data
9.00-
9.20-
9.40-
10.00-
10.20-
10.40-
11.00-
11.20-
9.20
9.40
10.00
10.20
10.40
11.00
11.20
11.40
12
14
11
16
13
13
10
15
12
18
15
13
19
15
17
12
15
20
14
22
20
16
24
17
18
14
17
21
16
20
20
18
26
20
19
17
19
24
18
14
13
20
25
21
20
19
20
25
20
13
12
16
20
20
18
20
18
20
19
12
11
14
17
16
14
11
14
18
15
10
12
10
14
12
11
10
12
10
23
11.40-
12.00-
12.20-
12.40-
13.00-
13.20-
13.40-
14.00-
12.00
12.20
12.40
13.00
13.20
13.40
14.00
14.20
12
14
11
14
15
20
24
10
15
12
18
15
13
20
15
11
17
15
20
14
22
20
16
23
15
14
10
18
21
16
20
20
18
20
19
28
25
24
24
18
14
13
20
12
18
27
25
25
25
20
13
12
16
20
21
22
23
24
20
19
12
11
14
16
17
18
20
21
18
15
10
12
10
15
15
14
15
12
12
10
24
Derajat pelayanan
(Muhammad Saw)
pelayanan atau grade of service (GoS, ketersediaan atau quality of the service)
yang
pelanggan.
ditolak.
Sebelum menghitung GOS, perlu diketahui bahwa dalam PSTN terdapat tiga
aliran trafik yaitu trafik yang ditawarkan ke jaringan (offered traffic), trafik yang
dapat dilayanai jaringan (carried traffic) dan trafik yang dibuang ( loss traffic).
SN
carried traffic (Y)
25
Derajat Pelayanan
3.2.1
Trafik teoritis,
yang akan dibawa
jika tidak ada
blocking di dalam
system.
Nilai offered trafik ini adalah nilai teoritis dan tidak dapat diukur, hanya
mungkin
(3.1)
(3. 2)
persen mengulang
3.2.2
Trafik sesungguhnya yang dapat dibawa atau ditangani oleh system. Dalam
teori, satu trunk dapat menangani 36 CCS atau satu erlang trafik per jam. Tetapi
kasus seperti
pelanggan lain berakhir. Dalam praktek, trunk hanya bisa menangani sebagian
kecil
26
Derajat Pelayanan
Contoh 3.1 :
Terdapat pendudukan Empat buah trunk seperti pada gambar 3.2 hitung volume,
2 menit
2 menit
3 menit
1
3 menit
4 menit
1 menit
1 menit
1 menit
7 menit
1 menit
15 menit
15 menit
Penyelesaian :
= 40 menit / 11
= 3.64 menit
Perhitungan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan worksheet
saluran 1 2
11
11
1
3
567
111
314
10
11
1
3
12
13
14
1
1
total
15 waktu
15
40
27
Derajat Pelayanan
saluran
jumlah pendudukan
0
1
7 8 9 10 11 12 13 14 15
w aktu (menit)
3.2.3
Loss traffic atau trafik yang hilang adalah selisih antara offered traffic dan
carried traffic. Trafik ini merupakan trafik yang tidak dapat dibawa oleh system
3.2
Untuk menghitung GOS, perlu diketahui bahwa dalam loss system (system
rugi),
trafik yang dibawa atau dilayani oleh jaringan lebih kecil dari trafik
yang ditawarkan
akan ditolak atau dibuang. Jumlah trafik yang ditolak oleh jaringan
digunkan
sebagai
indek dari kualitas pelayanan dari jaringan yang disebut dengan grade of
GOS = B � � �
(
3.
3
)
atau
28
Derajat Pelayanan
B� � �
A� � �
(3.4)
Semakin kecil nilai GOS, maka semakin baik pelayanan. GOS yang
satu
dan 3.4 hanya berlaku jika panggilan dilewatkan langsung dari sentral asal
ke sentral
gambar 3. 4
Kriiii� � �
� � � .ng
Sentral tujuan
Sentral asal
Sentral asal
7565933
Gambar
3.4 : rute
langsung
Pada rute
langsung,
sentral asal
dan sentral
tujuan
terhubung
secara
langsung .
Sentral Tandem
Bila dalam hubungannya, sentral asal sampai sentral tujuan hanya melewati
satu sentral tandem, maka ada 2 link yang harus dilalui yaitu : link
originatingtandem dan tandem-destination. Dalam hubungan 2 link ini,
probabilitas blocking
B2
B1
y3
y2
Y1
R1
B3
R2
(3.5)
30
Derajat Pelayanan
Y1 � � � A� � � R1
� � � A� � � A.B1
Y2 � � � Y1 � � � R2
� � � Y1 � � � Y1 .B2
� � � Y1 (1 � � � B2 )
� � � A(1 � � � B1 )
(1 � � � B2 ) (3.7)
adalah : Btotal � � �
Rtotal A � � � Y2
� � �
B
t
o
ta
l
�
A
Btotal � � � 1� � � (1 � � � B1 )(1
� � � B2 ) � � � B1 � � � B2
_ B1.B2
(3.8)
Bsystem � � � B1
�
�� B2 (3.9)
Bila sentral asal sampai sentral tujuan dalam hubungan melewati sebanyak N
link,
Btotal � � �
�
�� Bk (3.10)
���1
31
Derajat
Pelayanan
tidak mampu melayani (saluran sibuk). Ada alasan lain yang mengakibatkan
panggilan ditolak atau sebuah call attempt (percobaan panggilan) tidak dapat
dipanggil. Dari kondisi tersebut terdapat beberapa parameter sebagai berikut [12]
:
CCR � � �
panggilan
sukses BHCA
(3.11)
BHCA adalah jumlah call attempt selama jam sibuk. BHCA merupakan
BHCR � � �
panggilan
sukses jumlah
pelanggan
(3.12)
Contoh 3.2 :
32
Derajat Pelayanan
Penyelesaian :
Panggilan sukses
= BHCA x CCR
= 10.000 x 0,6
= 6000
BHCR
= panggilan sukses /
jumlah pelanggan
= 6000 / 2000
=3
puncak. 3.4
Probability of Blocking
ini adalah nilai tertentu yang dapat diterima oleh pelanggan. Semakin kecil nilai
probabilitas blocking ini maka semakin banyak kapasitas yang harus dibangun
di jaringan.
Probabilitas Blocking didefinisikan sebagi probabilitas seluruh saluran
(server) dalam system sedang sibuk. Jika seluruh saluran sibuk, tidak ada
trafik yang
bisa dilayani oleh system dan panggilan yang datang akan ditolak.
Secara sepintas
GOS dan PB adalah sama tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaan GOS dan PB
terlihat
Contoh 3.4;
dengan nol.
33
Derajat
Pelayanan
1. 5
Kemacetan
(congestion
)
Banyaknya
telekomunikasi
panggilan
melebihi
atau
trafik
kapasitas
yang
jaringan
ditawarkan
menyebabkan
ke
jaringan
kemacetan
3.5.1
Kemacetan waktu
Kemacetan waktu adalah probabilitas seluruh saluran sibuk, kemacetan ini
pengamatan
(3.13)
3.5.2
Kemacetan
panggilan
Kemacetan
panggilan
adalah
probabilitas
panggilan
yang
ditawarkan
ke
jaringan (3.14)
3.5.3
Kemacetan Trafik
(3.15)
34
Derajat Pelayanan
panggilan yang ditolak. Sedangkan probabilitas blocking diukur dari
titik network
atau switching, dimana diamati server-server (saluran) yang sibuk dalam system
switching. GOS disebut juga dengan Call congestion atau loss probability dan
1
2
Nx M
(N > M)
Gambar
3.7:
konsent
rator
sentral
telepon
Gambar
3.7
menunj
pelanggan). jika lebih dari M pelanggan membuat panggilan external
panggilan pada
waktu bersamaan, maka mereka akan ditolak dan akan mencoba lagi.
Jumlah panggilan external bervariasi secara acak dan dipastikan tidak pernah
ditolak (bloking) jika M=N sama dengan jumlah pelanggan. Hal ini
merupakan
biasanya sangat banyak dan hanya sebagian kecil yang melakukan panggilan
35
Derajat Pelayanan
3.6
Dalam menganalisis suatu trafik atau unjuk kerja suatu jaringan, seringkali
harus melibatkan banyak node atau sentral. Begitu pula algoritma routing
yang
node ke node yang lain akan sangat dipengaruhi oleh jalan dan node
yang dilaluinya.
Salah satu metode yang dipakai untuk menganalisis GoS node ke node
adalah
metode Gaudreau. Metode ini diperkenalkan oleh Manon Gaudreau, secara
umum
� � �
Tidak boleh ada trafik yang melalui sentral (node) yang sama sampai dengan
� � �
� � �
� � �
3.6.1
B(o,d,a,T)
F
b
B(o,d,a,b)
B(o,d,b,F
)
36
Derajat Pelayanan
esbagai berikut :
� � � o
� � � d
� � � P (a,b)
tidak diabaikan.
B (o,d,a,b) = 0, � � � � � � � � � � � � .
Bilaa = d
=
1 , � � � � � � � � � � � � � � � b i l
a a � � � d dan b = 0
=
b i l a � � � � � � � � � � � � � � � .
a � � � d dan b � � � 0
� � � 1 � � � P � � � a ,
b � � � � � � � � � B � � � o , d , b, F
� � � o , d , a, b � � � � � � � � �
P���a, b � � � � � �
B � � � o , d , a, T � � � o , d , a,
b � � � � � �
(3.16)
B (o,d,a,b) = 0,
� � � � � � � � � � � � . Bilaa = d
1 , � � � � � � � � � � � � � � � b i l a
a � � � d dan b = 0 37
Derajat Pelayanan
� � � � � � 1 � � � w
� � � � � � P � � � a , b � � �
� � � w
� � � � � � B � � � o , d , a,T
� � � o , d , a, b � � � � � �
(
3
.
1
7
)
Pada metoda Gaudreau terdapat tiga matriks sebagai parameter utama untuk
o Forward matrix
o Transit matrix
Forward Matrix
jika
asal dan nomor kolom menunjukkan sentral tujuan panggilan. Isi (elemen) dari
hubungan dan b
��� d 38
Derajat Pelayanan
Transit Matrix
Transit matrix adalah matriks bujur sangkar dimana elemen-lemen
panggilan meluap dari link (a,b). nomor baris menunjukkan nomor senttral
asal
dan nomor kolom menunjukkan sentral tujuan panggilan. Isi (elemen) dari
matrik
merupakan rute terakhir, yaitu panggilan tidak akan diluapkan lagi dan akan
dihilangkan.
� � � Elemen matrik berharga sesuai dengan nomor sentral
transit , bila terdapat
c
Blocking Probability Matrix
setiap link (a,b) pada jaringan tersebut. nomor baris menunjukkan nomor sentral
asal dan nomor kolom menunjukkan sentral tujuan panggilan. Isi (elemen) dari
antara a dan b
Tentukan End to End GOS B (1,4,1,4) pada struktur jaringan pada Gambar 3.9
39
Derajat Pelayanan
Sentral 3
Sentral 2
Sentral 1
Jawaban:
B (o,d,a,b) = 0, � � � � � � � � � � � � .
Bail a = d
=
1 , � � � � � � � � � � � � � � � b i l a
a � � � d dan b = 0
=
b i l a � � � � � � � � � � � � � � � . a
� � � d dan b � � � 0
� � � 1 � � � P � � � a ,
b ��������� B � � � o , d , b, F
� � � o , d , a, b � � � � � � � � �
P���a, b � � � � � �
B � � � o , d , a, T � � � o , d , a, b � � � � � �
dan P.
� � � Matrik
Forward (F) 1
3
0
40
Derajat Pelayanan
� � � Matrik
transit (T) 1
-1
3
2
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
-1
� � � Matrik probabilitas
blocking (P) 1
1
0
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
� � � B (1,4,1,4) ?
B (1,4,1,4) = {1-p(1,4)}. B{1,4,4,F(1,4,1,4)}+ p(1,4).B{1,4,1,T(1,4,1,4)}
= (1-0,1).B(1,4,4,4) + 0,1.B(1,4,1,3)
= 0,1 B(1,4,1,3)
= (1-0,1).B(1,4,3,4) + 0,1.B(1,4,1,2)
= (1-0,1).B(1,4,4,4) + 0,1.B(1,4,3,0)
= 0,1
= (1-0,1).B(1,4,2,3) + 0,1.B(1,4,1,0)
= (1-0,1).B(1,4,3,4) + 0,1.B(1,4,2,0)
41
Derajat Pelayanan
= 0,09 + 0,1
= 0,19
= 0,119
= 0,09 + 0,119
= 0,209
= 0,1 x 0,209
= 0,0209
7. Latihan soal
apa harga time congestin sama dengan call congestion dan dalam hal apa kedua
sentral transit di Jakarta, makasar, dan Ambon. Masing-masing link yang dilalui
mempunyai probabilitas blocking sebesar 0,01. jika pada jam sibuk terdapat 90
2
3
0,4
0,2
0,2
0,3
0,1
42
Pemilihan
Model Trafik
Andrej
Markov
(1856
� � �
1922)
4.1
Tujuan
Instruksional
Pembaca
memahami
cara
pemilihan
model trafik,
mengetahui
parameter-
4.disiplin operasi
4.2
Pola kedatangan
trafik
43
44
4.2.1
variasi trafik yang besar. Waktu pendudukan (holding time) dan waktu antar
= 60 panggilan menit
= 60 menit/ 60 menit
= 1 erlang
44
45
Dari perhitungan 1
saluran cukup untuk
melayani 30 panggilan
Pola smooth ini lebih sering terjadi pada sistem dengan jumlah sumber
terbatas. Distribusi probabilitas pada pola smooth seperti pada gambar 4.2
Pola trafik peak mempunyai big spikes dari nilai rata-rata trafiknya. Pola
sangat tinggi seperti trafik pada hari raya keagamaan, hari kemerdekaan dan
daya sehingga tidak terjadi bloking yang terlalu besar. Untuk contoh, untuk
46
4.2.3
Pola trafik acak adalah benar-benar acak. Pola ini disebut juga dengan
distribusi poisson atau distribusi exponensial. Pola trafik random terjadi dalam
keadaan
dimana terdapat beberapa pemanggil, masing-masing membangkitkan trafik.
Pola
trafik ini dapat ditemukan pada lingkungan sentral atau PABX. Distribusi
46
47
Random poisson
adalah :
� � �
� � � t � � � k
� � � � � � � � � t � � �
P� � � t � � � � � �
k!
(4
.1
)
d
e
panggilan per satuan waktu. Jumlah panggilan yang berakhir pada periode T
adalah :
� � �
� � � t � � � k
� � � � � � � � � t � � �
P� � � t � � � � � �
k!
(4
.2
)
4
7
48
Contoh 4.1:
Sebuah sentral telepon lokal biasanya menerima 4 panggilan per menit dan
rata- rata
detik ? Penyelesaian :
(a) � � = 4/menit = 1/15 detik
dam
l selang waktu 30 detik adalah
(b) Probabilitas 8 panggilan berakhir
4.3
Block call adalah sebuah panggilan yang tidak dapat dilayani dengan
tersebut dirutekan lagi ke trunk group yang lain atau disimpan dalam antrian.
penanganan block call yang berbeda menghasilkan beban trafik yang berbeda
Trafik yang dilayani
LCR
LCH
LCC
LCD
48
49
Gambar : 4.7 penanganan panggilan gagal / ditolak
Tiga tipe utama dari penanganan block call adalah lost call held, loss call cleared
Pada system ini panngilan yang hilang dianggap tidak pernah kembali lagi .
pada
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1
saluran
Traffic
Carried
22
Total
Traffic
Carried
:
TC =
0.6 E
49
50
menit. Sumber kedua membangkitkan trafik pada menit kedua selama 2 menit
dan
menit ketujuh selama 1 menit. Jumlah saluran yang melayani hanya terdiri
dari satu
2 tidak bisa langsung dilayani. Pada system LCH jika panggilan datang
ketika masih
menit) panggilan pertama dari sumber kedua digenggam tetapi belum dilayani.
erlang
erlang
Pada system ini panggilan yang di blok akan dihilangkan atau dibersihkan
dari
4.9. Contoh 4.
50
51
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1 saluran
Traffic
Carried
Gamba
r 4.9 :
ilustras
i
system
LCC
menit. Sumber kedua membangkitkan trafik pada menit kedua selama 2 menit
dan
menit ketujuh selama 1 menit. Jumlah saluran yang melayani hanya terdiri
dari satu
2 tidak bisa langsung dilayani. Pada system LCC jika panggilan datang
ketika masih
ada panggilan yang sedang dilayani maka panggilan tersebut akan dibuang dan
dianggap tidak kembali lagi. Terlihat pada gambar pada menit ke 2 sampai ke
panggilan pertama dari sumber kedua tidak dilayani. Perhitungan trafik pada
kasus
51
52
Pada system ini panggilan yang di blok akan ditunda sampai system selesai
menit. Sumber kedua membangkitkan trafik pada menit kedua selama 2 menit
dan
menit ketujuh selama 1 menit. Jumlah saluran yang melayani hanya terdiri
dari satu
2 tidak bisa langsung dilayani. Pada system LCD jika panggilan datang
ketika masih
ada panggilan yang sedang dilayani maka panggilan tersebut ditunda sampai
52
53
2 sumber trafik
10 menit
Sumber 1
Offered Traffic
1
Sumber 2
Offered Traffic
Hanya 1 saluran
Traffic
Carried
Total
Traffic
Carried
:
TC =
0.7 E
Pada system ini panggilan yang di blok diasumsikan sebagian ada yang
kembali ke
switch ( PSTN dan mobile cellular) menggunakan tiga mekanisme berikut : loss
sistem atau sistem rugi, delya sistem (queueing sistem) atau sistem
tunggu/antrian
� � �
loss systems
pada sistem ini panggilan yang tidak dapat ditangani akan ditolak dengan
diberikan/ ditandai adanya busy tone. Penanganan LCH, LCC dan LCR temasuk
� � �
queueing systems
53
54
pada sistem ini panggilan yang tidak dapat ditangani diantrikan. Sistem
pelanggan boleh menunggu (berapa buffer yang harus disediakan), karena jika
Oveflow sistem
paths untuk
congestion. Congestion ini tidak boleh terlalu lama sehingga panggilan tidak
Kanal/sirkit
1/h
Panggilan yang
mengulang
( lost call return)
� �
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call
clear)
4.4
terdapat satu sumber panggilan dan satu saluran, maka probabilitas bloking
sangat menentukan ukuran dari PABX, sentral dan perangkat yang lainnya.
54
4.5
55
Waktu Genggam
(Holding Times)
Beberapa model trafik diambil dari penghitungan holding time dari panggilan,
time pendek lebih banyak dari panggilan yang mempunyai holding time
lama, ini
eksponensial negatif.
Waktu lamanya pembicaraan telepon adalah variabel acak yang kontinyu,
P � � � T � � � t� � �
��� 1� � � e� � � t / h (4.3)
Contoh 4.5:
Penyelesaian :
a.
b.
55
56
d.
jumlah sumber (saluran) dan holding time, maka langkah selanjutnya adalah
memilih model trafik yang sesuai (yang mendekati). Tidak ada model trafik yang
Pemilihan model
trafik
terbatas
Tak terbatas
held
held
clear
Penanganan panggilan
clear
Penanganan panggilan
delay
delay
Model Poisson
Model erlang B
Model Binomial
Waktu pendudukan
panggilan
eksponensial
Model Engset
Formula delay
konstan
Model
CrommelinPollazek
Model Erlang C
Gambar 4.1 2:
Diagram klasifikasi
model Trafik
4.12 sedangkan aplikasi tiap model trafik ditunjukkan pada table 4.1
Tabel 4.1 : perbandingan fitur model trafik
perbandingan model
trafik
sumber
Pola
Penanganan
Holding
kedatangan
panggilan gagal
Times
56
Poisson
Infinite
Random
Held
Exponential
Erlang B
Infinite
Random
Cleared
Exponential
Extended Erlang B
Infinite
Random
Retried
Exponential
Erlang C
Infinite
Random
Delayed
Exponential
Engset
Finite
Smooth
Cleared
Exponential
EART/EAR
C
Infinite
Peaked
Cleared
Exponential
Neal-Wilkerson
Infinite
Peaked
Held
Exponential
Crommelin
Infinite
Random
Delayed
Constant
Binomial
Finite
Random
Held
Exponential
Delay
Finite
Random
Delayed
Exponential
57
Semua model trafik yang digunakan pada jaringan telekomunikasi yang
dipakai dalam persoalan trafik ini dikenal dengan proses kelahiran dan proses
kematian.
4.6 Proses Kelahiran dan Kematian
disebut dengan proses kelahiran dan proses kematian. Proses kelahiran dan
kematian
adalah diagram transisi kondisi dari rantai markov. proses kelahiran pada
telepon
adalah proses berakhirnya panggilan. Jumlah populasi adalah variable acak dan
menyatakan kondisi dari proses. Proses ini bergerak dari kondisi k ke kondisi k-
jika terjadi kematian, atau bergerak ke k+1 jika terjadi kelahiran. Tetap di
kondisi k
57
58
jika tidak ada panggilan yang datang maupun berakhir. Perubahan kondisi akibat
Pada saat
��t k
K-1
K+1
Pada saat t
Pada saat
� � t Pada
saat � � t
Gambar 4.13:
proses
kelahiran dan
kematian
Proses
kelahiran dan
kematian
sangat berguna
dalam analisis
jaringan
� �
� �
P [ hanya 1 panggilan berakhir]
=� � � � t
=1 - � � � � t
=1 - � � � � t
berikut :
58
59
( (4.
4)
sebuah
kelahiran panggilan atau permintaan panggilan terjadi pada selama selang waktu
t, t+
pada bagian kedua. Bagian terakhir menunjukkan tidak ada panggilan yang
datang
didapatkan :
(4.5)
dapaktan. (4.6)
Untuk limit
� � t � � � 0 , di
dapatkan (4.7)
dalam progress sehingga tidak ada panggilan yang dapat berakhir. Dengan kata
lain
menjadi
(4.8)
59
60
belum stabil, pada keadaan stabil atau setimbang (steady state) probabilitas
kondisi
(4.9)
untuk k � � � 1
(4.10)
untuk k = 0
(4.11)
4.8
Diagram
transisi
kondisi
� �
P(0)
P(1)
2 � �
� �
� �
� �
� �
P(2)
3 � �
P(3)
P(4)
�
�
�
4
�
�
(berkas) yang sibuk pada suatu saat. Proses yang ditinjau adalah
P(0),P(1),� � �
N)
(P 61
waktu tertentu
pangilan berakhir
1. Sebuah sentral telepon lokal biasanya menerima 6 panggilan per menit dan
ratarata 4 panggilan berakhir per meni. Berapa (a) probabilitas terdapat 4
panggilan
datang dan (b) probabilitas 4 panggilan berakhir dalam selang waktu 30 detik ?
1. Jika dalam jaringan telepon diketahui hoding time rata-rata 3 menit. Hitung
61
5
Sistem Rugi
S i m � � o n Denis Poisson
Pembaca memahami yang dimaksud dengan sistem rugi ( loss system) dalam
Pada sistem rugi atau loss sistem panggilan yang tidak dapat ditangani oleh
Penanganan panggilan Loss Call Held, Loss Call Clear dan Loss Call Return
temasuk pada
mekanisme ini. Model trafik yang termasuk pada sistem rugi adalah model
poisson,
5.2
Model Poisson
Dalam model poisson, panggilan datang ketika seluruh saluran sibuk (block
� � �
� � �
� � �
� � �
disiplin operasi :
��� (konstan) 61
Sistem Rugi
Berkas masuk
Berkas keluar
Switching network
s = � � �
n = � � �
5.2.1
kondisi pada model ini terjadi dari kondisi 0 sampai kondisi tak terhingga
terhingga.
� �
P(0)
P(1)
P(2)
2
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
3
�
�
�
� � �
4 � �
P(1) = � � � / � � P(0) ,
dimana � � � / � � adalah A
(intensitas trafik ) 62
Sistem Rugi
2 P(1) = A P(0)
� � � P(1) = 2 � � P(2)
P(2) =
���/2�� P(1)
Dan seterusnya.
� � � P(k )
�
��1 k � � � 0
Ak
P(0) � � � 1
� � �
k� � � 0 k!
(5.1)
P(0)
�
�
�
� �
Ak
k!
���0
(5.2)
dimana :
Ak
� �
� eA
� �
�
k
� �
� 0
sehingga :
P(0) = e-
A
(5.3)
63
Sistem
Rugi
Ax e � � � A
P � � � N � � � � � �
Dimana :
(final trunk group) dimana panggilan yang diblok tidak ditawarkan kepada
memberikan juga nilai probabilitas jumlah kanal yang dipakai pada waktu
berlangsungnya panggilan. (dalam system ini, pada satu waktu, satu kanal
hanya
N� � � 1
p(k � � � n) � � � 1-� � �
���0
A x e-A
[
x!
(5.5)
Contoh 5.1
64
Sistem Rugi
Penyelesaian:
Probabilitas bahwa seluruh kanal bebas (x=0) adalah P(0)=0,37, satu kanal
dipakai
adalah P(1)=0,37 dan dua kanal dipakai adalah dipakai ( 1 kanal bebas) adalah
p(2)=0,18.
Dengan mengurangkan 1 dengan penjumlahan P(0), P(1), P(2) didapatkan
3). Kita dapatkan hasil bahwa probabilitas blocking sebesar 8 %, berarti bahwa
setiap 12 panggilan maka pelanggan akan di blok dan menerima sinyal sibuk.
Contoh 5.2:
Total Trafik yang ditawarkan selama jam sibuk adalah 2 Erl (A = 2); dan
jumlah
Tentukan berapa saluran yang diperlukan jika suatu sentral kira-kira membuat
dan
menerima 300 panggilan per hari dengan rata-rata holding time 4 menit (240
Trafik yang ditawarkan : (60 panggilan * 240 detik)/3600 = 4 erlangs selama jam
sibuk
Dilihat pada table poisson pada trafik 4 erlang dan pada probabilitas bloking
berikut : 65
Sistem Rugi
saluran
(N)
0.05
0.01
0.11
0.35
0.70
0.01
0.02
0.03
0.1
0.2
0.100
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
66
Sistem Rugi
probabilitas blocking 1%
b.Jika dalam keadaan overload beban trafik menjadi 2 kali lipat, berapa
Model erlang B adalah model erlang yang paling banyak digunakan untuk
menentukan jumlah sirkit yang diperlukan untuk membawa trafik selama jam
sibuk
Model erlang B
panggilan baru (new call) diijinkan sampai seluruh kanal penuh. Ketika seluruh
ditolak. Panggilan tersebut akan dibuang dari system dan pelanggan tidak akan
Berkas keluar
Switching network
s=� �
n=N
67
Sistem Rugi
datang sesuai dengan proses markov dengan laju kedatangan rata-rata sebesar
� �
satuan waktu. Secara ringkas asumsi yang digunakan pada model erlang B
adalah
sebagai berikut :
3. disiplin operasi :
� �
P(0)
� �
P(1)
2 � �
� �
� �
� �
P(2)
3 � �
P(3)
4
�
�
P(4)
N � �
5.4, kondisi pada model ini terjadi dari kondisi 0 sampai kondisi N
dikarenakan 68
Sistem Rugi
� � �
P(1) = � � � / � � P(0) ,
2 P(1) = A P(0)
� � � P(1) =
� � � /2� �
Dan seterusnya.
Dari persamaan-
persamaan tersebut,
didapatkan nilai
probabilitas N, yaitu
(5.6)
Harga P(0) di dapat
dari keadaan
normal
69
Sistem Rugi
� � � P(k )
�
��1 k � � � 0
P(0)
��� 1
� � �
���0
k! N
P(0)
���
(5.7)
� �
Ak
k!
���0
sehingga :
P( k )
���
A k k!
� �
� Ak
���
N
� �
� Ak
���
0 (5.8)
(5.9)
k!
P(N) biasanya disimbulkan dengan E1,N(A) atau EN(A) atau B atau rumus rugi
erlang atau rumus erlang B. P (N) pada model erlang B juga menyatakan
jika ada panggilan yang datang maka panggilan baru tersebut akan ditolak.
Sehingga
berikut : AN
B(N, A) � � �
N N! k A
� � �
���0
k! (5.10)
Dimana :
� � �
� � �
70
Sistem Rugi
� � �
Probabilitas N saluran
diduduki atau P(N)
merupakan probabilitas
bloking pada
model Erlang B dan merupakan time congestion. Untuk call congestion pada
erlang
Gos � � �
� � � . Pb
� � �
� � � Pb
� � � d i r e c t � � �
bloking ? 71
Sistem Rugi
P(N) biasanya disimbulkan dengan E1,N(A) atau EN(A) atau B atau rumus
rugi
erlang atau rumus erlang B. Rumus rugi erlang ini mempunyai 3 besaran yaitu :
A,N
N
1
10
P005
.005
.106
.349
.702
1.13
1.62
2.16
2.73
3.33
3.96
P02
.021
.224
.603
1.09
1.66
2.28
2.94
3.63
4.34
5.08
Tabel 5.2: contoh tabel erlang B
P005 P02
11
4.62
5.84
21
12
5.28
6.62
22
13
5.96
7.41
23
14
6.66
8.20
24
15
7.38
9.01
25
16
8.10
9.83
26
17
8.83
10.7
27
18
9.58
11.5
28
19
10.3
12.3
29
20
11.1
13.2
30
P005
11.9
12.6
13.4
14.2
15.0
15.8
16.6
17.4
18.2
19.0
P02
14.0
14.9
15.8
16.6
17.5
18.4
19.3
20.2
21.0
21.9
Contoh 5.5:
Berapa kanal yang diperlukan untuk melayani 100 user dengan GOS 2 %
jika ratarata trafik per user 30 mE ?
A = 100 x 30 mE = 3 Erlang
Dari tabel pilih dengan GOS 0.02, cari untuk nilai trafik 3 Erlang (atau
nilai yang
ditemukan untuk trafik ~3 Erlang dan gos 0.02 jumlah kanal yang
diperlukan adalah
8 kanal.
saluran
0.01
0.015
0.02
0.03
0.05
0.07
0.1
0.15
72
Sistem Rugi
0.0101
0.0204
0.153
0.223
0.455
3.62
3.627
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
5.2.3
Ada dua sifat penting dari rumus rugi erlang tersebut, yaitu efisiensi
dan kepekaan.
Efisiensi (A/N)
besar pula. Untuk B tertentu (misalnya 1%). Makin besar saluran makin baik
A=5 erlang
B=1%
73
Sistem Rugi
N= 11
Efisiensi
jika
diinginkan
trafik 10
erlang
dengan
masing-
masing 5
erlang
adalah
:
Efisiensi =
A/N
= 10/ 22
= 0.45
= 45 %
Jika trafik 10 erlang dalam satu group, maka jumlah saluran yang diperlukan
Kepekaan terhadap perubahan trafik
Pada berkas saluran yang besar akan lebih besar pula kepekaannya bila
A
/
N
1,
1
A
(
A
n
ai
k
1
0
%
)
0.15
0.075
0.165
10
4.46
0.440
0.906
0.015(=1.5%)
50
37.90
0.760
41.690
0.030(=3.0%)
74
Sistem Rugi
contoh 5.7
Trafik rata-
rata A=2
Erlang. Jika
jumlah
saluran n=5,
blocking
yang
dihasilkan
dihasilkan 0.053.
5.3.5
A N N!
� �
� A i! i
i
� � �
0
EN
� � �
1 ( A)
� �
�
AN
� � � 1
(N
� � �
1)! N
� � �
1
AN
� � �
(N� � � 1) N!
EN� � � 1 ( A)
��� N i A
AN� � � 1
� � �
� � �
(N� � �
1)! i
� � �
0 i! (5.11)
P(0) � � �
� �
Ai
i!
���0
1
A
Ai
� � �
� � �
(N� � �
1) N! i!
EN
� � � 1
( A) ��� N i
� � � i
���0 N
� � � 1
�
�
�
�
�
�
A
i
(N� � �
1)! i
N
75
Sistem Rugi
� � �
E N ( A) ( N
� � �
1)
EN
� � � 1
( A) �
AN
���1 1
1 � �
�
� � �
Ni
(N� � �
1)! A
� � �
i
� � � 0
i!
EN
� � � 1
( A) �
A.E N ( A)
N� � � 1 N!
Ai
� � �
���0
i! N
EN
� � �
1 ( A)
���
A.E N ( A)
(N
� �
� 1)(1
� � �
� � � E
N ( A)) N
� � � 1
EN
� � � 1
( A) � � �
A.E N ( A)
(N� � � 1)
� � � A.E N ( A))
sehingga :
A= trafik yang ditawarkan kepada trunk
Bila yang dicari adalah nilai B pada A=x dan N=Q, maka diagram alirnya
sebagai berikut:
76
Sistem Rugi
start
Inisialisasi:
A= x
N=1
B=y%
EN(A) = A.E(N-1)
N+A.En-1(A)
N=Q
Berhenti
N=N+1
Gambar 5.5: diagram alir untuk mencari nilai B pada nilai A dan N
Penyelesaian :
Probabilitas bloking dengan menggunakan
rumus rekursif erlang adalah sebagai
berikut:
E N ( A) � � �
A.E N � � � 1 ( A)
N� � � A.E N � � � 1 ( A))
77
Sistem Rugi
A.E0 ( A)
1
� �
� A.E0
( A)
2 .1
� �
�
1
� �
� 2 .1
� �
E1 ( A) � � �
A.E1 ( A)
2� � � A.E1
( A)
1. 2 / 3
�
� �
2
�
� �
2. 2 / 3
4/3
�
� �
�
� �
4 / 10
���
0,4
10 / 3
E2 ( A)
�
� �
A.E2
( A)
3
�
� �
A.E2
( A)
2 . 4 / 10
Jadi probabilitas bloking untuk A=2 E dan N=3 saluran adalah Pb= 0,21
78
Sistem Rugi
start
Inisialisasi:
A= x
N=1
B=y%
EN(A) = A.E(N-1)
N+A.En-1(A)
EN(A)<B?
Berhenti
N=N+1
Gambar
5.6:
diagram
alir
untuk
mencari
N pada
nilai A
dan B
tertentu
Penyelesaian :
Sistem Rugi
A.E0 ( A)
1
� �
� A.E0
( A)
2 .1
� �
�
1
� �
� 2 .1
� �
�
� �
� 0,67
E1 ( A)
� �
�
A.E1 ( A)
2� � � 2. 2 / 3
4/3
� � �
� � � 4 / 10
��� 0,4
10 / 3
E2 ( A) � � �
A.E2 ( A)
3� � � A.E2
( A)
2 . 4 / 10
� � �
3� � � 2 . 4 / 10
8 / 10
� � �
� � � 8 / 38
��� 0,21
38 / 10
E3 ( A) � � �
A.E3 ( A)
4� � � A.E3
( A)
2 .8 / 38
� � �
4� � � 2 .8 / 38
16 / 38
� � �
� � � 16 / 168
��� 0.095
168 / 38
E4 ( A) � � �
A.E4 ( A)
5� � � A.E4 ( A)
2 .16 / 168
� � �
5� � � 2 .16 / 168
32 / 168
� � �
� � � 32 / 872
��� .0.037
872 / 168
E5 ( A) � � �
80
Sistem Rugi
A.E5 ( A)
6
� �
� A.E5
( A)
2 . 32 / 872
� �
6� � � 2 . 32 / 872
64 / 872
� � �
� � � 64 / 5296 � � � 0,012
5296 / 872
E6 ( A) � � �
Dari hasil perhitungan, E6(A) = 0,012 < probabilitas yang diinginkan. Maka
jumlah
Ada 2 metode pencarian jalan pada sentral step by step yaitu metode homing
1.metode homing
Kanal/sirkit
1/h
Y1
R1
Y2
R2
R3
YN
RN
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call
clear)
� �
81
Sistem Rugi
(permulaan jalan keluar ke 1) dan beban atau muatan trafik pada jalan-jalan
keluar
Di berkas masuk terdapat trafik A yang ditawarkan ke berkas keluar yang terdiri
N
saluran. Karena setiap pengetesan jalan keluar selalu dimulai dari jalan ke 1,
anelrg . RN=A.EN(A)
(5.13)
R2=R1-Y2, Dimana Y2 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh jalan keluar ke
2
R3=R2-Y3, Dimana Y3 adalah besarnya trafik yang dimuat oleh jalan keluar ke
3
RN � � � RN
� � � 1 � � � YN
(5.14)
dst
Contoh 5.10:
Hitung trafik yang dapat dimuat oleh saluran ke 1, 2 dan 3, untuk sistem
homing. Trafik yang ditawarkan sebesar 2 Erlang dan jumlah saluran sebanyak
3.
Penyelesaian :
� � �
o Y1 = A-R1
o R1 = A * B(1,A)
A1
B(1, A) � � �
1 1! i A
� � �
i� � � 0 i!
o B(1,A) =
� � � �
� �
o R1
= � � � � � � . 82
Sistem Rugi
o Y1 = 2 -
� � � �
� �
� � �
o Y2 = R1-R2
o R2 = A * B(2,A)
A2
B(2, A) � � �
2 2! i A
� � �
i� � � 0 i!
o B(2,A) =
� � � �
� � .
o R2 =
� � � �
� �
o Y2 = � � � .
� � �
o Y3 = R2-R3
o R3 = A * B(3,A)
A3
B(3, A) � � �
3 3! i A
� � �
i� � � 0 i!
o B(3,A)=
o R3 =
b waktu pencarian jalan
Pada mtode ini pengetesan selalu dimulai dari langkah (saluran ke 1), sehingga
beban tiap saluran keluar tidak sama. Muatan saluran-saluran permulaan lebih
besar
Ptes � � � n � � � k
� � � � � � Ek ���1
� � � A � � �
� � �
Ek � � � A � � �
83
Sistem Rugi
n � � �
r a t a
� �
� rata
� �
�
� �
�
��� k
� � �
E k
� � �
1
� �
�
N
���
1k
� �
� 1
� �
�
� �
�
� �
� k
� �
�
1���
Ek
� �
� 1
� �
�
A �
� �
� �
�
� �
� Ek
� �
� 1
� �
�
A���
substitusi
y=k-1 :
N
N� � � 1
���1
� �
� 1s
� �
� 1s
� �
� 1s
� �
� 0
� �
�
� �
� sE s
� �
�
A �
� �
���
� �
� sE s
� �
�
A �
� �
� �
� NEN
� �
�
A �
� �
Kanal/sirkit
1/h
Y1
Y2
Y3
YN
RN
Panggilan yang
dihilangkan
( lost call
clear)
� �
a Perhitungan muatan
untuk non homing
selector
Karena muatan tiap jalan keluar (saluran) rata/sama maka dapat dihitung sbb:
Maka :
Y1=Y2=Y3=Y/N
Y= A-RN
RN= A. B(N,A)
AN
B(N, A) � � �
N N! i A
� � �
���0
i! 85
Sistem Rugi
(5.16)
Contoh :
Hitung
trafik yang
dapat
dimuat oleh
saluran ke
1, 2 dan 3,
untuk
sistem non
homing. Trafik yang ditawarkan sebesar 2 Erlang dan jumlah saluran sebanyak
3.
Penyelesaian :
Y1=Y2=Y3=Y/N= Y/3
Y=A� � �
R3
R3= A. B(3,A)
� � �
i� � � 0 i!
Ini berarti bahwa pengetesan tidak selalu dimulai dari langkah ke 1, tetapi
random dan sebagai konsekuensinya : beban (muatan) tiap saluran keluar merata
(sama).
Akan dicari waktu lamanya rata-rata proses pencarian jalan (karena switch perlu
No
Kondisi
Pengetesan
Probabilitas
langkah ke n
86
Sistem Rugi
dites(pengetesan secara
q = 1-p
random) : bebas
sibuk
pq = p(1-p)
bebas
P2(1-p)
sibuk
bebas
:
:
N-1
PN-2(1-p)
dites : sibuk
N-1
bebas
PN-1(1-p)
dites : sibuk
bebas
PN
dites : sibuk
sibuk
Harga rata-rata dari pengetesan yang ke n atau jumlah rata-rata langkah (saluran)
switch : N
n rata � � � rata � � �
��� n � � � p(n) n � � � 1
� � � 1.(1 � � � p) � � � 2. p(1 � � �
p) �.............. � � � N{ p N � � � 1 (1 � � �
p) � � � p N }
� � � 1 � � � p� � � p2
� � � ........... � � � pN� � � 1 87
Sistem Rugi
n rata � � � rata � � �
1� � � pN� � � 1
1� �
� p
(5.17)
waktu
lamanya
pengetesa
n = n rata-
rata x
waktu
tes/sal
7. Latih
an :
1.Buat perencanaan ulang dari long distance trunk group untuk mendapatkan
probabilitas blocking sekitar 1%, dimana dari hasil cacatan sentral terdapat
offered trafik sebesar 17 Erlang. Berapa trunk groip yang harus disediakan ?
� � �
� � �
1. Berapa total intensitas trafik yang ditawarkan dari PABX ke PSTN jika
dibuat
sibuk ?
1. Seorang pelanggan membuat satu panggilan selama 6 menit dalam
satu hari
tersebut selama
( a ) 1 0 : 0 0 � � � 1 0 : 0 6 , (b) 1 0 : 0 0 � � � 1 0 : 1 5 , (c)
10:00���11:00, and (d) 0 0 : 0 0 � � � 2 4 : 0 0
1. Gambar dua kurva untuk GOS 1% dan 10%. Gunakan sumbu vertikal
sebagai
A/n dari 1% sampai 100% dan sumbu horizontal sebagai jumlah saluran n dari
diijinkan?
88
Sistem Rugi
recursive-nya.
b.dengan rumus tsb, hitung prob blocking bila offered trafik 2,5 Erlang
dan N=4
diinginkan B = 20 %
pemilihannya homing.
� � �
� � �
tentukan trafik yang dapat dilayani oleh masing-masing saluran pada
traffic 0.08 erlang. 10% dari total trafik menuju ke sentral toll
� � �
blocking 1%
� � �
Jika dalam keadaan overload beban trafik menjadi 2 kali lipat, berapa
diperuntukan 89
Sistem Rugi
memperhitungkan
panggilan yang mengulang (panggilan yang ditolak mencoba lagi).
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
90
Sistem Rugi
pilihan pertama
Trafik yang ditawarkan
(A)
R=A.Pb
Panggilan yang
mengulang
M=R.rf
Penanganan Panggilan
Trafik overflow
Contoh 5.12:
� � �
model erlang B yang sudah tersedia. Dari tabel probabilitas bloking model
erlang B dengan trafik yang ditawarkan sebesar 3 Erlang dan jumlah saluran
(N)=6 didapatkan :
91
Sistem Rugi
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
rf = factor pengulangan
O = R * (1-rf)
� � �
No � � �
AM=R*
rf
Keempat,
hitung trafik
yang
diluapkan ( O
)
� � �
� � �
R = A. Pb
Y = (A
� � �
R) + M
Pb
Y+O
2
0.0522 0.1566
0.0782
0.0870
0.0880
0.0881
3.0882
Dari table terlihat bahwa dengan trafik yang ditawarkan sebesar 3 Erlang dan
92
Sistem Rugi
5.4.2 Latihan :
1.
digunakan ketika jumlah populasi kecil ( kurang dari 200). Untuk populasi
yang besar, persamaan engset dan erlang B memberikan hasil yang sama.
Formula
mempunyai
yang sudah berhasil menduduki tidak dapat membuat panggilan lagi, maka
rata- rata
Berkas masuk
Berkas keluar
Switching network
s = terbatas
n = terbatas
93
Sistem Rugi
P(0)
� �
P(1)
2� �
(S-3) ��
(S-2) ��
(S-1) ��
S�
P(2)
P(3)
3�
�
(S-4)
��
P(4)
4�
N
Gambar 5.11 Digram Transisi Kondisi
perubahan dari kondisi (i-1) ke (i) sama jumlahnya dengan perubahan kondisi
(i) ke
(s-i)���P(i)=(i+1)��P(i+1)
(5.18 )
1 Untuk i=0
s.���P(0)=��P(1)
P(1)=s. � � � / � � . P ( 0 ) , dimana
2 94
Sistem Rugi
Untuk i=1
(s-1)���P(1)=2��P(2)
P(2)=(s-1) � � � / 2 � � . P ( 1 )
P(2)=(s-1) A/2.P(1)
P(2)=(s-1) A/2 s A P(0)
Untuk i=2
(s-2)���P(2)=3��P(3)
P(3)=(s-2) � � � / 3 � � . P ( 2 )
P(3)=(s-2) A/3.P(2)
A3
s!
P(3) � � �
� � �
P(0) ,
3! (s
� � �
3)! Dan
seterusnya.
Dari
persamaan-
persamaan
tersebut,
didapatkan nilai
probabilitas N,
yaitu
� � �
P(0)
N! (s � � � N )!
Ai
s!
�
�
�
P(
0)
i!
(s
�
�
�
i)!
(5
.1
9)
� � � P(i)
�
��1 i � � � 0
95
Sistem Rugi
N
� � �
P(0) � � �
1 i! (s
� � �
i)! P(0)
� � �
� � �
���0
(5.20)
s!
�
�
�
i! ( s � � � i)!
AN
s!
� � �
N! ( s � � �
s!
� � �
� � �
i! (s
� � � i)! i
� � �
0 (5.21)
pada model engset dan merupakan time congestion. Sedangkan call congestion
� � �
0 Gos
� �
�
(5.22)
���0
Contoh
5.13:
Hitung probabilitas bloking pada system PABX jika terdapat 2 panggilan per
menit,
Sistem Rugi
Penyelesaian :
A3
s!
� � �
3! ( s � � � 3)!
P(3) � � �
3 Ai
s!
� � �
� � �
i! (s � � � i)!
i� � � 0
23
5!
� � �
3! (s � � � 3)!
P(3) � � �
3 2i
5!
� � �
� � �
i! (5
� � � i)! i
� � �
= 0.279
4. Latihan
1. Jika
PABX
tersebut
mampu
melayani
1
PABX tersebut terdapat 4 saluran dan 10 pelanggan.
GOS dalam system PABX terdapat 2 panggilan per menit, pada PABX tersebut
tersebut harus melayani 500 panggilan per hari dengan rata-rata waktu
Sistem Rugi
tersebut harus melayani 1000 panggilan per hari dengan rata-rata waktu
Model Trafik
luap
(unknown)
2. Ruting
� � �
Rute langsung
� � �
Rute tandem
� � �
Rute alternative
1. Rute Langsung
Dalam rute langsung, sentral asal dan sentral tujuan terhubung secara
sentral lokal, sebuah sentral telepon lokal dengan homing toll office,
sebuah PABX
dengan sentral lokal, dua PABX, sebuah remote switching dan host, sebuah base
station dan MSC dan sebagainya. Fasilitas yang menghubungkan kedua node
99
System luap
100
2. Rute
Tande
m
Dalam rute
tandem,
sentral asal
dan sentral
tujuan tidak
mempunyai
hubungan
sentral tujuan.
3. Rute Alternatif
Rute Terakhir
(Rute final)
Rute Terakhir
(Rute final)
Se
nd
Sentral Tandem
er
Rute Terakhir
(Rute final)
Sentral Tandem
Kriiii� � �
� � � .ng
Rute Primer
Sentral asal
Sentral Tujuan
756418
7565933
Gambar 6.1
Ruting di
jaringan
Telekomunika
si
Dalam rute alternative, Hubungan antara sentral asal dan sentral tujuan
mulamula diusahakan secara langsung, bila tidak berhasil baru diusahakan
lewat tandem.
kanal sebanyak N (high usage). Jika seluruh kanal ini sibuk maka trafik
100
System luap
101
(Tandem)
Alt
ute
rn a
tif
(originating)
(Destination
)
Gambar
6.2 : Model
rute
alternatife
Trafik yang
ditawarkan
Trafik yang
dibawa
Server
Trafik luap
� �
�
Server
rute alternatif
Trafik yang
ditolak
(loss
Traffic)
� � �
� � �
� � �
� � �
Setiap pangggilan memerlukan 1 device
� � �
101
System luap
102
� �
�
Holding
time,
eksponensia
l negatif
� �
�
Call pertama kali ditawarkan ke group pertama, jika semua device di group
� � �
adalah kumlah kanal yang sibuk dalam group primer dan j adalah jumlah
kanal sibuk
dalam group
6.4 Karakteristik trafik overflow
Trafik pada grup kedua (grup luapan) tidak bersifat poisson, trafik pada grup
kedua ini berisi burst dari trafik yang ditolak pada grup pertama. Meskipun
trafik 102
System luap
103
luapan tidak bersifat poisson tetapi burst trafik sendiri diasumsikan acak
poisson
Burst
Untuk mendapatkan jumlah panggilan di dalam burst pada selang waktu t, maka
(6.1)
(6.2)
Dengan ekspektasi
(6.3)
Maka unciditional
generating
function adalah
103
System luap
104
(6.4)
Dimana
(6.5)
Trafik luapan adalah penjumlahan dari seluruh burst dengan generating function
adalah
(6.6)
m
it e. Dan merupakan distribusi binomial negative dengan :
Varian / mean
(6.7)
System luap
105
Trafik luapan mempunyai perbandingan Varian dan mean lebih besar dari 1,
tidak
seperti poisson yang mempunyai perbandingan sama dengan I dan smooth trafik
1. 3 muatan trafik
Pada system lupan (overflow) tersebut, trafik yang ditawarkan (ke group
pertama)
yaitu :
� � �
a.h (6.8)
dengan
a� �
� c
Carried trafik ini mempunyai mean (Mc) dan Varian (Vc) sebesar :
Mc� � � A(1 � � � B( A, N ))
(6.9)
Vc � � � M c (1
��� Lc ) (6.10)
(6.12)
Trafik yang hilang dari group pertama dan merupakan trafik Luap (overflow
traffic)
yaitu : R
Trafik luap ini mempunyai Mean (Mo) dan Varian (Vo) sebesar :
Mo� � � A. B( A, N )
(6.13)
105
System luap
Vo � � � M o (1 � � � Mo� � �
� � � 1 � � �
Mo � � � A 106
(6.14)
PF � � �
(6
.1
Bila PF=1,maka trafik bersifat random sedangkan untuk PF<1trafik bersifat
smooth
PF untuk overflow :
M o (1 � � � Mo� � �
PF � � �
PF � � � 1� � � MO� � �
� � � 1 � � �
Mo � � � A Mo
� � � 1 � � �
Mo � � � A (6.16)
(6.17)
Contoh 6.1 :
2.23% dan trafik yang ditolak 0.2230 erlang. Kemudian grup tersebut
dibagi menjadi
3.3832 erlang. Trafik dari grup primer ini diluapkan ke grup luap.
Probabilitas bloking total menjadi 0.493% yang lebih kecil dari 2.23%
Tapi hal ini terdapat kesalahan karena menggunakan formula erlang B karena
trafik
106
System luap
107
Harga PF overflow (trafik luap) berharga tidak sama dengan satu, trafik luap ini
bersifat
non
random
sehingga
tidak
mengikuti
proses
poisson.
Untuk
menyeles
aikannya
dapat
digunaka
n satu
metode
dikembangkan oleh Wilkinson.
Trafik dari A ke B. A-B adalah direct rute yang mempunyai trafik sebesar A1
dan
jumlah kanal sebanyak N1. Jika seluruh kanal ini sibuk maka trafik
akan diluapkan
Trafik dari A ke C. A-C adalah direct rute yang mempunyai trafik sebesar A2
dan
jumlah kanal sebanyak N2. Jika seluruh kanal ini sibuk maka trafik
akan diluapkan
107
System luap
108
(Tandem)
Alt
ute
rn a
tif
AB NB
Ac
Nc
Az
Nz
Ga
m
ba
r
6.
7:
str
uk
tur
jar
in
ga
n
sy
ste
m
ov
A(i )
N� � � 1� � � M o (i ) � � � A (i )
(6.19)
108
System luap
109
M o total � � �
��� M o (i ) (6.20)
���1
Vo total � � �
���Vo (i ) (6.30)
i� � � 1
berikut:
AB
NB
R (MoB, VoB)
Ac
Nc
Az
Nz
R(Moc, Voc)
No
ML, VL
R(Moz, Voz)
M = V poisson)
m � � � v (non poisson)
Ae
Ne
R
(M
tot
,
Vt
ot
)
Ae = Trafik ekivalensi
berkas ekivalen
No
berkas ekivalen
ML , VL
berkas luap
109
System luap
110
artinya :
random trafik (Ae) yang ditawarkan ke equivalent trunk group (Ne)
Ae � � � Vo tot � � � 3Z (Z � � � 1)
(6.22)
Harga Aek yang diperoleh dari pendekatan yang dilakukan Y.Rapp akan akurat
bila
z� � � 1,6, tetapi bila z > 1,6 maka salah satu rumus yang dapat
dgiunakan agar Aek
Aek = v + ( 2 + � � ) z (z-1)
dimana
(6.24.)
Ne
�
�
�
Ae .(M
o tot
�
�
� Z
)
(M o
tot
�
�
� Z
�
�
�
1)
(6.26)
(Ne+NO) adalah suatu trunk group yang ditawari trafik Ae, overflow trafik dari
trunk
mean :
ML� � � Ae .B( Ae , N e
��� N o ) (6.27)
110
System luap
111
Varian :
VL
� �
� ML1
� �
� ML
� �
�
Ae
(Ne� � � No)� � � 1
adalah : B( N e � � � No)� � �
ML
Ae
(6.29)
Contoh 6.2:
Berapa jumlah saluran di berkas [A,T] bila pada berkas tersebut diinginkan B=
1%?
System luap
112
� � � 1,6)
contoh 6.3:
penawaran trafik yang tak dapat dimuat diberkas dasar diluapkan ke berkas
AB
NB
R
(M
oB,
Vo
Nc
Az
Nz
R(Moc, Voc)
No
ML, VL
R(Moz, Voz)
M = V poisson)
m � � � v (non poisson)
A3 = 3 Erlang
B diberkas No = 5 %
Berapa ML dan
No ? Penyelesaian :
112
System luap
113
(6.30)
(6.31)
luap, maka muncul pertanyaan berapa kerugian trafik dari masing-masing trafik?
113
System luap
114
penawaran ekivalen (Aeq) dan berkas ekivalen (Neq) dan kerugian trafik total.
� � � V � � � MV� � � m
� � � � � � V � � � MV� � �
Mi=
(
6
.
3
2
)
� � �
mi =
Vi � � �
� � � Mi
� � � � � � BM� � � (1
��� B) V � � � � � � . m (6.33)
� � � � � �
� � �
vi
� � �
Di mana pi = Vi/V
� � �
� � �
� � � pi pi � � � (1 � � � pi )
e � � � pi .n .(v � � � m) � � � m (6.34)
tidak dapat dilayani oleh berkas PQ diluapkan ke berkas PT. Trafik asal dari P ke
114
System luap
115
blocking 0,01 Trafik yang tidak bisa dimuat oleh kedua direct route tersebut,
b.Berapa saluran yang diperlukan pada final trunk group, trafik yang
115
System luap
116
c.Gambar diagram transisi kondisi sistem trafik luap tsb, bila jumlah
116
Sistem Tunggu
(Model Erlang
C)
2. Asumsi
( queuing theory) pada tahun 1909. Dalam model erlang C, perlu diketahui
terlebih dahulu jumlah panggilan atau paket dalam jam sibuk, panjang
panggilan
transmisi data, tapi ini bukanlah model yang terbaik untuk tujuan tersebut.
Model trafik erlang C didasarkan pada asumsi sebagai berikut :
Full availability
Panggilan yang datang masuk dalam antrian dan disimpan sampai ada
FIFO (first in first out ), panggilan yang menunggu dilayani menurut datangnya
panggilan.
117
server
Laju kedatangan
paket
=�
A3
A2 A1
K
� �
panjang antrian X
Laju Keberangkatan
paket
Pada sistem tunggu, panggilan yang datang pada saat semua sibuk,
antrian
System antrian ada dua macam yaitu system antrian murni dan system
antrian campuran
Pada system antrian murni, jumlah atau ukuran buffer yang disediakan tidak
menunggu.
� � �
Jika panggilan datang saat semua server sibuk, maka panggilan akan
menunggu di buffer
� � �
Tidak ada panggilan yang hilang hanya ada sebagian yang menunggu
sebelum dilayani
� � �
� � �
118
Server = N
Laju kedatangan
paket
=�
A3
A2 A1
X
� � �
panjang antrian X
Keberangkatan paket
Batas antrian = � � �
� �
Laju Keberangkatan
paket
b. Sistem campuran
menunggu dilayani
Bila panggilan datang ketika buffer penuh dan semua server sibuk, panggilan
Server = N
Laju
kedatanga
n paket
=�
A3
A2
A1
panjang antrian X
Keberangkatan paket
� �
Laju Keberangkatan
paket
119
Diagram transisi kondisi untuk model Erlang C ditunjukkan pada gambar 7.4
kondisi pada model ini terjadi dari kondisi 0 sampai kondisi tak terhingga
untuk
tak terhingga. Untuk antrian campuran kondisi yang terjadi dari kondisi 0
sampai dengan kondisi (N+X) dimana N adalah jumlah server atau saluran dan
P(0)
�
�
P(1)
2�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
P(2)
3�
P(3)
4�
P(4)
�
�
N�
N � �
P(N+1)
� � �
N � �
� � � � � � � � � � � � � �
terhingga 120
� � � � � � P ( n ) =� � � � � � N
P(n+1)
� � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � 1,�
n=�
�.�
+��.
N,N
(7.2)
� � �
� � � � � � P ( 0 ) =� � � P(1)
P(1) =
������������P(0)
P(1) = A P(0)
Untuk k=1
� � �
� � � � � � P ( 1 )
= 2 � � � P(2)
P(2) =
���������������������P(1)
P(2) = A /2 P(1)
Untuk k=2
� � �
� � � � � � P ( 2 ) = � � � P(3)
P(3) =
���������������������P(2)
P(3) = A3 / 3! P(0)
adalah : P(N) = A
N
P (0)
(7.3)
� � �
� � �
P(k+1) =
� � �
P (k)
P(k+1) = A / N P(k)
121
� � �
Untuk k=N, maka
N!
P (0) sehingga
P(N+1) = A A
P (0)
N N!
AN� � � 1
P(N+1) =
P� � � 0 � � �
N.N!
� � � Untuk k = N+1
P(N+2) =
AA N
� � � 1 P (0)
N N .N !
P(N+2) =
AN
� � � 2
P� � �
0� � �
N 2 . N!
A N
���1
P(0) sehingga
N .N !
� � �
Untuk k=
N+x
P � � �
N
N x .N!
�
�
�
A
�
�
�
P
(
N
+
x
)
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
P
�
�
�
(7.4)
122
� � �
1.
P � � � k � � � ���
Ak
p� � �
0� � �
k!
2.
�
�
�
A
�
�
�
P
�
� � � A � � � A
P � � � N � � � x� � � � � �
� � � � � � � � �
P � � � 0 � � �
� � � N
�
�� N! untuk k= N
s/d ~
Harga P(0)
diturunkan pada
keadaan normal yaitu
N� � � 1
���0
� �
� 0 k
� �
� N
� �
�
P � �
� k
P � � � 0 � � � � � �
�
��� � � � � �
P � � � 0 � � � � � �
1
� � �
N!
k� � � 0 k!
n � � � N� � � N� � �
���1
���1
Ak
�
�
�
A
�
�
�
A
�
k� � � 0 k!
k� � � N
� � � N� � �
Ak
�
�
�
A
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
Ak
� � � A � � � A
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
N!
k� � � 0 k!
x� � � 0 � � � N� � �
(7.5)
123
� � �
A � � �
� � �
� � � ,
maka
� � �
x� � � 0
� � � N
� � �
� � � A � � �
� � � � � � � � � S , maka
� � �
x� � � 0 � � � N� � �
misal
�
�
�
A
�
�
�
�
�
�
A
�
�
�
�
�
�
A
�
�
�
S
�
� � � N � � � � � � N � � �
A � � �
� � � A � � �
� � �
S� � � � � � � � � S
� � � 1 � � � S� � � 1 � � � � � �
� � � 1
� � � N � � �
� � �
�
N�� 1
S� �
1� �
� A
�
� �
S �
� �
N�
� �
Ax
� �
�
A �
N � � � A
x� � � 0 � � � N� � �
(7.6)
sehi
ngga
:
P
�
�
�
0
�
�
�
�
�
�
AN
�
�
�
�
�
�
�
�
�
N! N � � �
Sistem Tunggu 125
���1 i
���0
� �
� 0 k
� �
� N
� �
�
P � �
� k
� �
�
� �
�
� �
�
P � �
� k
� �
�
� �
�
� �
�
P � �
� k
� �
�
� �
x
���1
Ak
�
�
�
A
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
� � � � � �
� � �
� � �
N!
k� � � 0 k
x� � � 0 � � � N� � �
(
7
.
8
)
6. P
r
o
b
a
b
i
l
i
t
a
s
p
a
d
a
S
i
P � � � 0 � � � � � � 1 � � � A
��
�
� � � ..........���
� � � N � � �
1���!������ 2!
� � �
N� � � 1
Ak
� � �
P � � � 0 � � �
� � �
���0
k! (7.9)
Sehingga
persamaan
probabilitas
suatu
panggilan
akan dilayani
adalah:
N� � � 1
Ak
� � � k!
Pdilayani � � � N
� � �
� � �
� � �
N! N � � �
Ak
� � �
0 k! (7.10)
125
Sistem Tunggu
126
N� � � 1
Pdilayani � � �
7.6.2
Ak
� � �
���0
k! x
���1
Ak
� � �
� � � � � �
� � �
� � �
N!
k� � � 0 k
x� � � 0 � � � N� � �
(7.11)
Probabilitas menunggu
DN
� � � N � � � � � � P � � � N
��� 1 � � � � � � P � � � N
� � � 2 � � � � � �
........P���~���
=P
A N
���2 A
� � �
1 AN
P� � � 0 � � � +
P� � � 0 � � � +2
P���0��� + � � � � � � .
N.N!
N!
N . N!
ANx � � � ~
� � � A� � �
AN
� � �
� � �
� � �
� � �
�
�
�
�
�
�
� � �
N! x � � � 0 � � � N� � �
N! N � � �
Ax
(7.12)
DN
� � � N � � � � � � P � � � N
��� 1 � � � � � � P � � � N
� � � 2 � � � � � �
. . . . . . . . � � � P ���k � � �
=P
AN
���2
AN
AN
� � �
1
P
� � �
0 � �
� +
P
� � �
0 � �
126
7.6.3
AN
N!
x
�
�
�
k
�
�
�
1
�
�
�
���0
� �
�
A �
� �
� �
�
� �
�
. P �
� � 0
� �
�
n
� � � A � � � N
� � � � � � � � �
� � � N
��� N!
P � � � i
� � �
� � � x
���1
� �
�
A �
� �
A
� �
�
� �
� �
� �
� �
�
� �
�
selama 2 menit. Tentukan berapa probabilitas suatu panggilan akan dilayani,
Penyelesaian :
127
Hubungan ini berlaku untuk kasus jumlah buffer yang disediakan jumlahnya
DN � � � P� � � 0 � � � � � �
AN
�
�
�
N! N � � �
A AN
� � �
� � � N� � � 1
nN! NN � � � AA
A
N
� � �
� � �
� � �
N! N � � �
An
� � �
0 n!
An
�
�
�
�
�
�
n!
�
�
�
N
n
N!
N
N
��
�
N
A
� � �
� � �
An
N! N! N � � �
An
� � � 0
n!
� � �
���0
n! N
N � �
� A
� � �
� �
� NN
N �
� � A
1
�
� �
E1
� �
� N
�
N
N � � � A
E1 � � � N � � �
N � � � A N � � � A
� � �
E1 � � � N � � � � � � E1 � � � N
���
E
1
�
�
�
N
�
�
�
���
A� �
1
�
� �
�
� �
A
1 � � � � � � E1 � � � N � � �
��� E1 � � � N � � � � � �
E1 � � � N � � �
E
1
�
�
�
N
�
�
�
E
1
�
�
�
N
�
�
�
�
�
�
D
N
�
�
�
N
�
�
�
A
�
�
�
R
�
�
�
1
�
�
�
�
�
�
1
��
�
�
�
�
N� � �
�
A�� R
� � �
� � � NN � � �
R � � � N
A � � � N � � � A
�
��R � � � (7.16)
129
Contoh 7.2:
menunggu jika trafik yang ditawarkan sebesar 2 erlang dan jumlah server yang
melayani sebanyak 5 ?
R = A. B(5,2)
= 2 erlang x 0,0367
= 0,0734
DN � � �
R � � � N
A � � � N � � � A
�
��R � � � 0.0734
� � � 5
2� � � 5 � � � 2
� � � 0.0734 � � �
0,367
� � �
6,1468
D5 � � �
� � � 0,059706
8. Notasi kendall
David G. Kendall mengenalkan notasi antrian A/B/C pada tahun 1953. notasi
kedatangan 130
group kedatangan
o
D singkatan untuk "degenerate" distribusi, atau "deterministic" waktu
layanan.
shape parameter.
to be explicit)
Processor Sharing.
1. ukuran dari sumber panggilan. Ukuran dari popolasi yang datang. Batasan
ini
C = jumlah server
Faktor Delay adalah perbandingan dari delay yang diharapkan dengan ratarata
holding time
131
(7.17)
Delay factor pada teori antrian secara langsung diaplikasikan pada jaringan
Contoh 7.3
factor:
Sebuah pusat layanan panggilan menerima 600 panggilan per jam, dan
masingmasing panggilan sekitar 3 menit. Setiap agen dapat melayani
setiap panggilan
= 0.055
Contoh 7.4
Penyelesaian :
=15 erlang
= 0.4
7.10 Soal:
milidetik/paket. Paket dating dengan bitrate rata-rata= 2400 bps dan jumlah
N� � �
� � �
� � � ts (7.18)
dimana :
N � � � jumlah
pelanggan rata-rata dalam
sistem
� � � � � � rate rata-rata
� � �
� � � t1
)N
y(t1)
� � �
� � � t1
)t
0
Gambar 7.4 model little
� � � � � � t 1 � � � � � � jumlah
panggilan yang datang dalam interval (0,t1)
� � � � � � t 1 � � � � � � jumlah
panggilan yang pergi / berakhir dalam interval (0, t1)
dimana :
� � � � � � t 1 � � �
t1
� � �
� � �
, Ns
� � �
maka :
y � � �
t 1
� � �
� � � t
,
� � �
� � � t 1
� � �
s
y � � �
t 1
� � �
� � � Ns
t1
(7.19)
Ns
�
�
�
ts
�
�
�
�
�
�
ts� � � tp
�
��tt (7.20)
dimana :
134
t p atau h
� � � waktu
rata-rata pelayanan
Ns� � � ts � � � � � �
� � � � � � t p� � � tt� � �
� � � � � �
(7.21)
Contoh 7.5:
Terdapat toko kecil dengan konter tunggal dan area untuk browsing, dimana
hanya
bisa satu orang pada suatu waktu dan tidak dapat meninggalkan tanpa
membeli sesuatu.
Sistem dapat digambarkan sbb :
Masuk � � � b r o w s i n g � � � k o n t e r � � � e x i t
Sistem dianggap stabil, sehingga laju orang yang datang sama dengan laju
N� � � � � � � � � t s
=5
Asumsi pelanggan datang dengan laju 10 per jam dan rata-rata 0.5 jam.
Ini berarti
5. 135
Sistem Tunggu 136
Pembahasan system tunggu untuk layanan data, pada buku ini hanya
terbatas pada
tingkatan paket.
Perhatikan suatu link antara dua paket ruter seperti ditunjukkan pada gambar
� � �
R1
R1
R1
Koneksi R1 dan R2
R1
Gambar 7.5
komunikasi pada
jaringan data
-
buffer tak terbatas x = � � � )
wakut,) 136
� � �
� � �
murni
� � �
� � � � � �
� � � � � � L
� � �
� �
� c
(7.22)
Contoh 7.6 :
Perhatikan suatu link antara dua pakeet ruter. Asumsi
bahwa,
� � �
� � �
� � �
= 0.60
137
= 60 %
Delay
� � �
� � �
� � �
� � �
datang, dan
� � �
Contoh 7.7:
� � �
� � �
� � �
� � �
0.00001 s = 10 � � s )
� � �
� � �
� � �
(mean) L
� � �
Relasi kuantitatif dari tiga faktor (sistem, trafik, dan quality of service<C
Pz � � � menunggu � � � c , � � � , L, z
���
� � �
� � � L
� � � � � � C
� � � � � �
e x p � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � z
� � � � � �
� � � � � � e x p � � � � � �
� � � � � � 1 � � � � � �
� � � z
� � �
C
� � � � � � L
=1
jika � � L � � � C
(�����1) 138
Catatan:
� � �
Sistem stabil jika ( � � � < 1). Kalau tdk jumlah packet dlm
Contoh 7.8
Penyelesaian :
� � � � � �
� � � � � � L
� � �
� � � c
= 0.6 < 1
=1%
� � �
1. 12.1 M/M/1
Jumlah server 1
139
� �
P(0)
2
P(1)
� �
� �
� �
� �
� �
� �
P(2)
P(3)
P(4)
�
�
Gam
bar :
7.7
Diag
ram
Tran
sisi
kond
Pada keadaan kesetimbangan, dapat di diturunkan persamaan sebagai berikut :
untuk k=0
� � �
� � � � � � P ( 0 ) =� � � P(1)
P(1) =
������������P(0)
P(1) = A P(0)
Untuk k=1
� � �
� � � � � � P ( 1 )
= � � � P(2)
P(2) =
���������������P(1)
P(2) = � � P(1)
P(2) = � �
P(0)
Untuk k=2
� � �
� � � � � � P(
P(3) =
������P(2)
P(3) = � �
P(0)
adalah : P(N) = � �
P (0)
� � � RINGKASAN
� � �
HARGA P(0)
� � �
P� � � 0� �
� �
��
� � �
An
�
�
�
A
�
�
�
� � �
� � �
� � �
N!
n� � � 0 n
x� � � 0 � � �
N� � �
P � � � 0 � � �
�
��
� � �
AN
�
�
�
�
�
�
�
�
�
N! N � � �
An
� � �
� � �
PROBABILITAS DILAYANI
Pserve � � � � � �
� � �
���1
An
� � �
P���0��� n!
DN � � �
AN
�
�
�
� � �
P���0��� N! N
� � � A
DN � � �
R � � � N
A � � � N
PROBABILITAS PANGGILAN MENUNGGU DN BILA ADA BATAS
ANTRIAN
141
DN � � �
� � �
AN
N!
x
�
�
�
k
�
�
�
1
�
�
�
���0
� �
�
A �
� �
� �
�
� �
�
. P �
nt � � � � � � ip� � � N � � � i
���
i� � � 1
� � �
Ns� � � A
���DN . A
N�
� �
AN
NS
� �
�
� � �
. t p
� �
�
� � �
. t t
���
� �
� ip
� �
� i
� �
�
i
� �
� 1
� �
�
tp
�
�
�
D
N
�
�
�
� � � N
���
A � � �
N � � � A
MENUNGGU
tr � � �
� � �
tp
tt
�
�
�
D
N
tr
� � � Diketahui:
� � �
142
� � �
� � � Hitung:
� � �
� � �
� � �
� � �
� � � 4 tidak diketahui: L, Lq W,
Wq
� � � Hubungan:
� � � L=lW
umum:
Contoh :
(m): 2 ms 143
� � � Asumsi kedatangan
eksponensial
� � � Berapa utilisasi
gateway?
t ay? (1 �
geaw � � � � ) � � n
� � � 0.75(0.25)n
� �
0.25
� � �
� � � 0.33
1� � � � � 0.57
� � � Jumlah buffer sehinnga P(overflow) < 10-6?
� � � Probabilitas n paket di
Contoh :
Ditanyakan:
� � � P(t>0) = ?
� � � P(t>60 detik) = ?
detik
P>t(0) = RN
A( N � � � A� � �
R)
� � � Tr = ?
� � � Tt = ?
� � � P(t>300
mdetik) = ? 144
Contoh :
rata-rata 30 menit.
Kantor cabang
menerima keluhan
dari staf mengenai
dari 1 jam untuk menggunakan terminal dan kadang-kadang memakan waktu 1,5
VOIP
Perhitungan
BW
jaringan
untuk
setiap
kanal
Voic
deng
an
Full-
Rate
�
�
�
Mene
ntuka
n
ukura
n
head
er
�
�
�
� � �
Tersusun dari ;
� � �
Packet Voice per detik = Codec bit rate / Voice payload Size
� � �
1 det)
� � �
� � �
66 byte x 50 pps x 8 bit/byte = 26,4 kbps (dgn ini kanal voice yang
145
� � �
24 byte
� � �
� � �
� � �
� � �
13.2 kbps
Gabungan CRTP+VAD :
� � �
� � �
� � �
Full Rate
� � �
CRTP
= Jml kanal x 11,2 kbps
� � �
VAD
� � �
Kebutuhan BW (kbps)
� � �
� � �
� � �
� � �
CRTP
= 403.20
� � �
VAD
= 475.20
� � �
Full rate
= 2428.80
� � �
CRTP
= 1030.40
146
� � �
VAD
� � �
= 1214.40
� � �
Dimensioning Perangkat :
� � �
� � �
� � �
Jml Gatekeeper
� � �
Besar BW Backbone
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
In-Coming = 92/30=3.1=> 4 E1
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
147
� � �
Total BW Link International = BW Incoming dan Outgoing
� � �
� � �
� � �
2.880.00 kbps
� � �
BW SLI
6.976.00 kbps
� � �
Untuk layanan voice satuan trafik yang digunakan adalah erlang sedangkan
untuk
� � � 1 byte = 8 bits
� � � 1 kbps = 1 kbit/s = 1,000 bits per second
� � �
Waktu menunggu, delay ini tergantung pada kondisi link ketika paket
datang
� � �
Waktu transmisi, delay ini tergantung pada panjang paket dan kapasitas
transmisi
Contoh :
148
1.Diketahui: Sistem dual band GSM 900 MHz dan 1800 MHz
� � � 1 =� � � 2 =2
� � � 1 =� � � 2 =3
N1 = N2 = 1; 2; 3; � � �
Ditanya:
= ? B2 = ?
rata-rata 250 paket per detik (pps) dan gateway membutuhkan waktu sekitar 1,5
buffer yang dibutuhkan untuk menjaga packet loss di bawah 1 paket per
seratus ribu?
1. Trafik ke suatu pusat message switching untuk salah satu saluran
komunikasi
outgoing datang dengan pola acak dan laju rata-rata 240 pesan per
menit.
Saluran memiliki laju transmisi 800 karakter per detik. Panjang pesan (termasuk
176 karakter. Hitung ukuran statistik dasar untuk kinerja sistem berikut ini,
149
150
Peramalan Trafik
8.1
Pengertian Peramalan
Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau
memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah
kebiasaan
kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa
yang akan
datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang
setidaknya dalam
8.2
Metode Peramalan
waktu data yang ada untuk diramalkan. Terdapat tiga kategori waktu yaitu
jangka
151
Selain rentang waktu yang ada dalam proses peramalan, terdapat juga teknik
8.2.1
Metode Kualitatif
data yang ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan
datang
metode ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat murah (tanpa data) dan cepat
Metode Kuantitatif
a) Model-model Regresi
152
b) Model Ekonometrik
Memasang suatu garis trend yang representatif dengan data-data masa lalu
8.3
Prosedur Peramalan
Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika
Misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y)
Melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih
1. Lakukan Peramalan
Keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil
peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara
= Periode peramalan
Y���(t)]2 n
SEE � � �
� � � [ Y (t )
��� Y ' (t )] i
� � � 1
n�
� �
2 (8.1)
1. Pilih
Metode
Peramal
an
dengan
kesalah
an yang
terkecil.
Apabila
nilai
kesalahan
tersebut
154
8.4
Peramalan Demand
internal. Factor eksternal antara lain factor ekonomi, factor social sedangkan
factor
Phase of starting atau Phase awal pada phase ini pertumbuhan demand
1. Phase of saturation
8.4.1
1. Metode makro
metode makro terdiri dari metode deret berkala (time series) dan metode
regrasi
a.
1. trend linier
y� � � a
�
��bx (8.2)
155
dimana :
a,b = konstanta
y� � � a� � �
bx � � � cx 2 (8.3)
dimana :
1. trend eksponensial
y� � � a.ebx
(8.4)
dimana:
e =bilangan
natural b.
metode regresi
regresi linier
y� � � a� � � bx
(8.5)
re
gresi
non
linie
r
y� � � a
� � � bx � � �
156
dimana:
a,b,c = konstanta
korelasinya, yaitu :
r � � �
� � � � � � x � � �
x������ y � � � y� � �
� � � � � � x � � �
x � � � �
��y � � � y � � �
(
8
.
7
)
Dimana :
2. metode mikro
Langkah-langkah :
demand residensial
demand bisnis
157
demand
industri
demand
fasilitas
umum
1. bagi area
peramalan
menjadi
blok/ grid
memprediksi demand.
F P � � � 0 � � � � � �
� � � SIT � � � DT � � � SD
� � �
Bangunan (8.8)
dimana :
DT : daftar tunggu
SD : supessed demand � � � 5%
telepon :
FP � � �
� � � Q � � � DT
� � �
Bangunan (8.9)
dimana :
� � � Q
= hasil survey
1. prediksi FP
untuk tahun
yang diramalkan
F P � � �
t
� � �
� � �
158
dimana :
y � � � t � � � � � �
y0 � � � 1 � � � r � � �
(8.11)
(8.12)
1. total demand
total demand � � � F P � � � t
� � � � � �
y � � � t � � � � � �
Grid
8.5
(8.13)
Peramalan Trafik
ITU E.506 [1], dijelaskan bahwa terdapat dua strategi untuk meramalkan traffic,
(carried traffic) dianggap sebagai sumber data pada prediksi pertumbuhan trafik
untuk
159
negara/ wilayah, elastisitas harga, quality of services (QoS) dan lain sebagainya.
8.5.1
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk peramalan trafik jumlah
a. trend method
suatu kuantitas yang diambil dari hasil pengamatan dalam suatu waktu seri
(time
160
b. statistical demand analysis
perkembangannya.
c.analycal comparison
Membandingkan
tahap-tahap
perkembangan
bahwa perkembangan dari suatu Negara (wilayah) akan mengikuti (sama
dengan)
d. individual judgement
informasi yang telah dikumpulkan. Tidak ada analisis secara sistematis yang
dibuat.
8.5.2
Matriks trafik
sekarang
sentral sekarang
sentral y a d
Peramalan trafik
Matriks trafik
yad
161
c. jumlah sambungan telepon per exchange masa yang akan datang N(0)
1. Mariks Trafik
berbeda.
Ke
dari
A(1
1)
� �
O A(1n)
O(1)
A(ii)
A(ij)
O(i)
j
A(ji)
A(jj)
O(j)
A(n1)
� �
T T(1)
T(i)
T(j)
A(nn)
O(n)
T(n)
Dimana :
(8.14)
162
dengan rumus :
A(t ) � � � N1 (t ) . � � � 1 � � � N2
(t ). ��� 2 � � � ...N n (t
) . � � � n
(8.15)
dimana :
� � � n
A(t ) � � � A(0)
N (t )
N (0)
(8,16)
dimana :
N (t)
A (t)
163
Aij (t ) � � �
Aij (0) Wi Gi
� � � WjG
j (8.17)
Wi � � �
W j dimana :
Gi � � �
w
N i (t )
dan
N i (0)
Gj � � �
N j (t )
N j (0)
= Bobot.
Metode
RAPP� �
� S 1 Metode
RAPP� �
� S 2 Metode
AUSTRALIAN
TELECOM
� � � Formula
RAPP���S1 Wi � � �
Ni (t )
Wj� � � N j (t )
� � � Formula R A P P � � � S 2
Wi � � � N i (t ) 2
Wj� � � N j (t ) 2
kecil
164
�
�
�
For
mul
a
Aust
ralia
n
Tele
com
Wi
�
�
�
N i (0)
� � �
N i (t ) 2
Wi � � �
N j (0)
� � �
N j (t ) 2
Metode ini digunakan untuk menentukan trafik yang akan datang dari
suatu tempat ke
Tujuan metode ini adalah mencari konfigurasi beban trafik terbaik antara 2
sentral.
si
so
� � � Penyesuaian
� � � � � �
Aij � � � n
��� 1 � � �
Oi � � � n
� � �
1 � � �
� � � Oi
� � � t � � �
(8.18)
165
Aij � � � n � � � 1 � � �
Tj� � � n � � � 1 � � �
� � � Tj� � � t � � �
(8.19)
dimana :
= iterasi ke n
Oi(t)
diharapkan) Tj(t)
diharapkan) Note :
hasil dari dua iterasi yang berurutan hasilnya sama atau mendekati maka
perhitungan
Contoh 8.1
� � � Perhitungan TRAFIK SENTRAL dari
WILAYAH TRAFIK
Diketahui:
b.Wilayah local dibagi dalam beberapa wilayah sentral ( wilayah sentral tidak
sama
d. Beberapa informasi
sst 166
sst Sentral B
Ke wil trafik
Total trafik
(erl)
100
1
90
105
95
Penyelesaian:
Dr wil
Ke wil trafik
trafik
100/(10000.9000) =
0,000001111
4
90/(10000.6000) = 0,0000015
105/(12000.9000) = 0,000000972
95/(12000.6000) = 0,000001319
Sehingga trafik yang diharapkan (yg akan ada) antara sentral A dan sentral
B dapat dihitung:
Trafik A � � � B:
167
Contoh 8.2
Jumlah sst
: 10.000
Originating trafik/sst : 0,06 erl
Distribusi trafik
Wilayah trafik II :
Jumlah sst
: 5.000
Distribusi trafik
Jumlah sst
: 5.000
Distribusi trafik
sentral 2 bila : sentral 1 melayani 5000 sst dari wil I dan 3000 sst dari wil
II, sentral 2 melayani 4000 sst dari wil I dan 2000 sst dari wil III.
Jawab:
Dr wil
Ke wil trafik
Total trafik
trafik
II
Erl I
III
168
II
125Erl II
III
50Erl III
100Erl III
II
25% x 5000 x 0,04 = 50Erl
6
0
%
1
0
0
0
0
0
,
0
6
3
6
0
E
r
l
T
r
a
f
i
k
Trafik dari sentral 1 ke senral 2: 72+18+30+12= 132 Erl
Contoh 8.3
� � �
� � �
� � �
� � �
Dengan menggunakan kruithoff double factor, hitunglah harga trafik di atas pada
2
� � �
� � �
� � �
� � �
trafik internal sentral B + trafik dari sentral A ke B = 220
erlang
169
jawab :
� �
OA
20
40
60
40
80
12
0
� �
T 60
120
180
Dr
Trafik tahun yang diramalkan = A(t)
� �
OA
120
180
� �
T 80
220
300
Dr
ke
� � � Oi � � � t � � �
AAA(1) = 20 x 120 / 60 = 40
AAB(1) = 40 x 120 / 60 = 80
170
Dr / ke
� �
OA
40
80
120
60
12
0
18
0
100
200
300
Matrik trafik yang dihasilkan belum sesuai dengan matrik trafik yang
diharapkan,
� � �
Aij � � � n
��� 1 � � �
Tj � � � n
� � �
1 � � �
� � � Tj
� � � t � � �
AAA(2) = 40 x 80 / 100 = 32
ABA(2) = 60 x 80 / 100 = 48
B
88
120
48
13
2
18
0
� �
T 80
220
300
Dr
ke
Dari hasil perhitungan iterasi ke 2, matrik trafik yang dihasilkan sudah sama
171
Latihan soal :
1.
pada suatu kota mempunyai pelanggan sebanyak 37.000 sst. Yang terbagi dalam
Sentral A melayani 5000 sst pada area I dan 8000 pada area II
Sentral B melayani 9000 sst pada area III dan 2000 pada area
Dr
III
IV
100
90
II
105
95
ke
B 2.
Tahun/bulan Maret
Juni
Agustus
Desember
1980
65
50
68
70
1981
75
60
77
82
1982
85
70
87
95
1983
97
81
95
97
Bila trend linier mempunyai persamaan y = a + bx, Hitung jumlah
pelanggan pada
172
3.
Tahun
Panggilan SLJJ
(juta)
88
0.235
2.53
0.53
89
0.268
2.64
0.62
90
0.315
2.75
0.70
91
0.351
2.90
0.76
92
0.400
3.05
0.81
93
0.445
3.22
0.84
94
0.500
3.39
0.89
95
0.568
3.57
0.93
96
0.630
3.76
0.97
97
0.663
3.94
0.98
persamaan regresi y � � � a� � �
bx1 � � � cx2
4.
sbb : Ke
1
2
� �
�
25
30
45
100
35
55
110
200
60
85
155
300
� �
�
120
170
310
600
dari
173
sbb : sentral
Ni(0)
Ni(t)
200
0
300
0
350
0
350
0
680
0
750
0
R A P P � � � S 1
5.
�
�
�
1
0
2
0
3
0
3
0
4
0
7
0
�
�
�
4
0
Trafik originating sentral 2 : 105
1 174
Jaringan Bergerak
seluler
demografi
menentukan jumlah kanal per sel dan estimasi jumlah sel. Perhatikan
ilustrasi pada
Pada isitem ini 1 kanal untuk 1 pelanggan. Sehingga sistem ini mempunyai
garansi 100% tersedia, tetapi tidak efektif dalam hal biaya.
175
tersebut.
9.1
Jaringan
Telepon
Mobile
Seluler
panggilan. Satu kanal frekuensi dalam satu wilayah sel panggilan hanya
dapat
melayani satu panggilan. Kanal frekuensi yang sama dapat dipakai dalam
wilayah
pelanggan telepon mobil berpindah dari wilayah sel yang satu ke lainnya
cukup besar. Ini berarti pelanggan telepon mobil tersebut dilayani oleh lebih
dari satu
disebut :
� � � H A N D O F F � � �
RBS
MSC
RBS
176
mempunyai kanal yang bebas untuk dialokasi ke mobile user. Terdapat dua
macam
blocking dalam system ini : blocking untuk panggilan baru dan blocking
dari user
9.2
Multiple Access dan kapasitas kanal
9.2.1
FDMA
masing user dialokasikan sebuah kanal atau band frekuensi khusus selama
periode
panggilan, tidak ada user lain yang dapat menggunakan frekuensi yang
sama.
Kanal FDMA hanya membawa satu sirkit voice pada satu waktu. Bandwidht
kanal
N � � �
Bt � � �
2Bgudar Bc
dimana :
(9.1)
Bt=alokasi
spectrum total
alokasi spectrum
Bc= BW kanal
9.2.2
TDMA
TDMA
membagi
spectrum radio
ke dalam time
hanya mengijinkan satu user yang transmit atau receive
177
N � � �
m ( Btot � � � 2 Bguard)
Bc
(9.2)
dim
ana:
kanal. 9.2.3
CDMA
dalam system CDMA, user menggunakan frek carier yang sama dan transmit
secara
1. single sel
2. multi sel
Pada system CDMA satu sel user terdistribusi secara uniform dalam sel
yang sebesar S juga dengan asumsi power control sempurna. Jadi signal to
�
�
�
(N� � � 1) S � � � N
�
��1 � � � (9.3)
(Eb/No) yang didapat dengan membagi daya sinyal dengan laju bit informasi R,
membagi daya noise dengan lebar pita keseluruhan W dan dapat ditulis :
Eb / N o � � �
S/R
W /R
�
�
�
� � � N � � � 1 � � � S /W
178
dimana rasio W/R adalah processing gain yang telah dijelaaskan sebelumnya.
Dalam
pembahasan
ini
tidak
dibahas
secara
mendalam
teknik
modulasi
dan
level performasnsi dari bit error yang dibutuhkan untuk transmisi suara
dimana kualitas suara yang baik bisa diperoleh dengan BER 10-3.
Persamaan (9.4) belum memperhitungkan background noise � � � ,
seperti
thermal noise yang terdapat dalam spread bandwidth W. bila noise tersebut
Eb / N o � � �
W /R
� � � N � � � 1 � � � � � �
� � � /S
(9.5)
Dengan demikian kapasitas user N dari system CDMA dalam suatu sel dapat
N� � �
1��� W /R
Eb / N o
� � �
� � �
(9.6)
untu
k
syst
em
deng
an
juml
ah
kana
l
yang
besa
r
mak
a
nois
e
akan
dido
min
asi
Pengaruh Sektorisasi
Interferensi dari user lain dapat dikurangi bila suatu sel dilakukan sektorisasi
dan arah terima. Bila sel dibagi menjadi 3 sektor dengan menggunakan 3
antena,
179
oleh antenna omni directional. Hal ini akan mengakibatkan jumlah user
pada satu
sel (persamaan 2.8) menjadi 3 kali. Angka ini disebut gain sektorisasi
� � .
Dalam
ketika percakapan sedang berlangsung dapat dimonitor. Output dari vocoder ini
mempunyai rate yang variable disesuaikan dengan pola bicara user. System
CDMA
teknik ini maka factor intererensi pada persamaan (9.6) akan berkurang dari (N-
1)
sebagai : Eb / N o � � �
W /R
� � � N � � �
1������ � � �
� � � / S (9.7)
random variable tergantung dari jumlah user yang aktif dan ditentukan oleh
variabel
factor aktivitas suara pada suatu saat. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut
Eb / N o � � �
W /R
� �
xi
(9.8)
i� � � 2
� � � 1, dengan probabilitas � � �
xi � � � � � �
� � � 0, dengan
probabilitas1������ 9.3
Model Transaksi
180
9.4
Skema Handoff
Terdapat tiga skema handoff yaitu, skema handoff tanpa prioritas, skema
9.4.1
Pada skema handoff tanpa prioritas, N kanal yang terdapat pada sebuah sel
Asumsi yang digunakan pada skema handoff tandpa prioritas adalah sebagai
berikut :
181
� � � Asumsi :
exponensial negative) : � � �
� � � Trafik homogen
� �
0
1
P(0)
P(1)
� ch
P(2)
2 �
� c h
�
�
�
�
�
�
3�
� ch
P(3)
4�
� ch
P(4)
sebagai
berikut :
� � P(k) =
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
� � �
k=0,1,2��
�..N
(9.9)
dimana :
� � �
� � � h
� � n
= laju kedatangan
panggilan baru
� � � h
182
� � / � �
� � h / � � c h
= AH0
Pada system ini, panggilan baru dan panggilan handoff akan ditolak
bila panggilan
tersebut datang menemui semua kanal telah terpakai dan karena system ini
dapat dipandang sebagai M/M/N/N, maka probabilitas blocking dari system ini
AN
P0
N!
(9.
10)
di
ma
na
P0
�
�
�
�
�
�
���0
pada skema handoff tanpa reservasi maka probabilitas kegagalan handoff sama
Pfh� � � PB
9.4.2
(9.12)
� �
P(0)
P(1)
�
�
�
�
�
N-R-1
P(N-R-1)
� �
N-R
P(N-R)
N-R+1
P (N-
R=1)
� �
ch
2�
� ch
(N-R-
1)��
ch
(N-
R)� � ch
(N-
R=1)� �
ch
N� � ch
k=0,1,2���..N-R
P(k) =
k!
P
(0
)
(9
.1
3)
dan harga probabilitas pada saat k kanal diduduki untuk kondisi N-R
sampai dengan
N adalah :
P � � � k � � � � � �
AHOk � � � � � � N � � � R
� � � ���N � � � R� � �
� � �
� � �
�
(9.14)
(0) P � � � 0 � � �
���
N� � � R� � � 1
� � �
Ai
���0
i!
� �
AN
(N
�
� �
R)
�
� �
AH 0i
�
�
�
�
� �
N
�
� �
B fh � � �
A RHo AN
��� R
P� � � 0
� � �
N!
(9.16)
184
Trafik pada aplikasi
jaringan bergerak seluler
P � � � B
� � �
� � � AN
� � �
N� � � R
AHok
� � � � � �
N � � � R
� � �
P� � �
0� � �
k!
(9.17)
1
N� � � R� � � 1
� � �
���0
Ai
i!
� � � A(N
�
��R) N
� � �
AH 0i
� � � � �
� N � � �
R� � �
i!
(9.18)
k
�
�
�
N
�
�
� R
9.4.2.
2
Skem
a
hando
ff
denga
Baca tingkat
intrferensi
YES
HIM melebihi
TIM ?
call request ?
NO
YES
NO
Handoff
YES
NO
CIM melebihi
TIM
NO
YES
Call
ditol
ak
185
Trafik pada aplikasi jaringan bergerak seluler
CIM atau current interference margin yaitu interferensi setelah satu kanal
kanal handoff.
Pada skema ini diasumsikan panggilan handoff memerlukan daya yang sama
HIM lebih kecil dari TIM, jika HIM lebih besar dari TIM maka hanya panggilan
handoff yang diterima dengan syarat CIM lebih kecil dari TIM.
SOAL-SOAL :
dan 1 kanal digunakan untuk kanal proteksi handover, Trafik untuk handover
9.5
Soft Handoff
[]
� � � p i n g - p o n g � � � yang biasa
handoff, karena satu hubungan dalam soft handoff ditangani oleh satu atau lebih
base
station [ ]
Struktur sel digambarkan sebagai daerah hexagonal seperti terlihat pada gambar
3.1.
Daerah-daerah ini dilingkupi oleh sebuah batas dalam atau inner boundars dan
sebuah batas luar atau outer boundary. Daerah yang dilingkupi oleh sebuah batas
sel
sel 3
b
sel 4
sel 2
BS
sel 1
overlap
region
sel 7
sel 5
sel 6
Gamba
r 9.8 :
struktu
r sel
hexago
nal
Dalam model struktur sel pada gambar 9.8 diberikan daerah yang dinamakan
overlap region, yaitu daerah antara bagian luar sel yang berdekatan yang
saling
tumpang tindih. Dalam struktur sel ini soft handoff region (SR) adalah bagian
dari 6
daerah overlap.. Daerah diluar SR dalam ordinary sel disebut dengan sebuah
(NSR).
Dalam penelitian ini, diasumsikan sebuah MS yang berada dalam daerah soft
handoff (SR) dilayani oleh 2 base station yang mempunyai kuat sinyal
yang terkuat
dan, handoff lain dapat terjadi jika sinyal pilot dari base Station (BS)
ketiga menjadi
187
Trafik pada aplikasi jaringan
bergerak seluler
9.5.1
1. masing-masing MS tersebar
secara seragam (uniform)
2. MS bergerak dengan
kecepatan konstan dan tidak
pernah berganti arah
dengan rate � � n
9.5.2
Laju kedatangan handoff merupakan fungsi dari laju panggilan baru,
mobilitas dari user, skema reservasi dan sebagainya, maka untuk menghitung
laju
panggilan baru dalam daerah non soft handoff (NSR) dan daerah soft handoff
(SR).
sebagai berikut:
PNS � � �
NSR area
Sel area
(9.19)
PS � � � 1
���PNS (9.20)
struktur sel berbentuk hexagonal seperti pada gambar 9.8 Dengan radius sel =
a dan
a3� � � � � � a
��� b � � � 2 32
3� � � 2
� � �
3� � � a� � �
� � � a � � � b
� � � 2
� � � � � �
� � �
2���
SR
���
(9.21)
188
Trafik pada
aplikasi
jaringan
bergerak
seluler
PS � � �
� � �
323a2� � �
� � �
a2� � � � � � a
�
��b � � � 2 a2
(9.22)
� � � � � � � � � t
PI i � � � Pr{Tc � � � TI i } � � �
�e c f TI i (t ) dt 0
(9.23)
� � � � � � � � � t
PV i � � � Pr{Tc � � � TV i } � � �
�
�
�e c f TV i (t ) dt 0
(9.24)
� � � � � � � � � t
PI h � � � Pr{Tc � � � TI h } � � �
� � � e c f TI h (t ) dt
0
(9.25)
� � � � � � � � � t
PV h � � � Pr{Tc � � � TV h } � � �
�
�
�e c f TV h (t ) dt 0
(9.26)
dimana :
TIi
sel Tvi
189
Toi
sel TIh
Tvh
Jika K adalah jumlah dari panggilan handoff selama waktu pendudukan Tc,
maka
Pr � � � {k � � � 0} � � � PNS (1
� � � PB )(1 � � � PI i ) � � �
PNS PB � � � Ps PB
(9.27)
Pr � � � {k � � � 1} � � � PNS (1
� � � PB ) PI i x h � � � Ps (1
� � � PB ) xi
(9.28)
Pr � � � {k � � � 2} � � � PNS (1
� � � PB ) PI i (1 � � � P fh ) y h x h
� � � Ps (1 � � � PB )(1
���P fh ) y i x h (9.29)
Pr � � � {k � � � 3}
� � � PNS (1 � � �
PB ) PI i {(1 � � � P f ) y h
}2 x h
� � � Ps (1 � � � PB )(1 � � � P fh ) yi
(1 � � � P fh ) y h x h (9.30)
Pr � � � {k � � � n} � � � PNS (1
� � � PB ) PI i {(1 � � � P f ) y h
} n � � � 1 xh
h
xh
(9.31)
probabilitas adalah
� � �
� � � P r � � � K
� � � k � � �
� � � 1k � � � 0
K� � � � � � k Pr{K � � � k}
� � �
2� � � (1 � � � P fh ) y h � � �
� � �
� � �
K Ns � � � Ps (1 � � � PB ) � � �
xi � � � (1 � � � P fh ) yi x h
� � �
{1 � � � (1 � � � P fh ) y h } � � �
� � � � � �
� � �
� � �
2� � � (1 � � � P fh ) y h
� � �
K s � � � Ps (1 � � � PB ) � � � xi
� � � 1( � � � P fh ) y i � � � (1
� � � P fh ) y h x h
{1 � � � (1 � � � P fh ) y h }
� � � � � �
� � �
� � �
� � �
� � � � � �
dimana :
handoff
xi � � � P f h � � � (1 � � � P f ){1
� � � Pvi � � � Pvi Pa (1 � � �
PI h )}
(9.32)
xh
�
�
�
Pfh
�
�
�
(1
�
�
�
Pf)
{1
�
�
�
Pv
h
�
�
�
Pv h
Pa (1
�
�
�
PI
diasumsikan bahwa
sebuah MS berjalan dari batas daerah overlap dengan probabilitas yang sama
maka :
191
2 � � � a � � �
b���
���
b Pa
� �
� �
�
2 � � � a � � �
b � � � ��� 4b a � � � b
(9.36)
Karena Pb � � � Pa � � � 1 , maka
1� � � xi � � � (1
�
�Pfh ) yi (9.37)
1� � � xh � � � (1
�
�
�Pfh ) y h (9.38)
� � � h
� � �
� � � n K (9.40)
dimana :
9.5.3
� �
� I PI
���
� � � c
���
� � � I (9.41)
� �
� V PV
���
� � � c
������ V (9.42)
x� � � Pfh
� � � (1
� � � Pfh ){1
� � � Pv
� � � Pv Pa (1
� � � PI
)}
(9.43)
tertentu. Residual time panggilan baru pada bagian dalam sel, daerah overlap
dan
hubungan xi � � � xh � � � x dan yi � � � yh
��� y
Secara umum. MS cenderung tinggal lebih lama dalam sel yang lebih besar.
Rata-rata residual time dalam sebuah sel diketahui proporsional dengan radius
sel
dan kebalikan dengan kecepatan MS. Diasumsikan bahwa rata-rata residual time
pada bagian dalam sel (inner cell), dalam ordinary cell dan pada bagian luar sel
(outer cell) proporsional dengan jarak dari tengah-tengah ke batas sel. Karena
192
Trafik pada aplikasi jaringan bergerak seluler
perbandingan dari inner cell, ordinary cell dan outer cell adalah (1-k):1:(k+1).
Maka
dimana 1 / � � s e l adalah
1
1
� � � o
� � �
� � �
� �
� l le1c
� � �
llec(1
� � �
k ) (9.45)
(1 � � �
k ) (9.46)
residual time
dalam daerah
overlap dapat
dinyatakan
sebagai:
� � �
1
� � �
overlap _
ratio
� � �
� � �
� � �
9.5.4
� � �
� � �
� � �
� � �
(9.47)
(9.48)
Dimana :
� � � ch
� � �
� � � c
���
� � � o (9.49)
TO adalah residual time bagian luar sel. Karena Tc dan TO adalah mutual
f T (t ) � � � f T (t )(1 � � � FTo(t )) � � � f
To (t )(1 � � � FT (t )) c
ch
(9
.5
0)
1
9
3
Tr
af
ik
pa
da
ap
li
ka
si
ja
ri
n
ga
n
be
rg
er
ak
se
lu
le
r
di
(9.51)
� � � c � � �
� � � n (1 � � � PB )
(9.52)
� � � h c � � �
� � � n (1 � � � P fh ) 9.5.5
(9.53)
simultan . Kasus dimana b=0, dianggap mewakili model dari hard handoff.
� � c h dan
� � � ch � � �
� � � c� � �
� � � sel (9.54)
� � �
(1 � � � PB )
� � � h� � �
� � � n cell
� � � c� � � � � � cell P fh
(9.55)
194
10
Pengukuran Trafik
jika
menghitung berapa banyak saluran yang diperlukan antara system telepon dan
sentral dsb.
Selain itu pengukuran trafik di dalam jaringan mengijinkan pengelola jaringan
Menghitung tariff
yang harus dijawab. Apa yang diukur, kapan dilakukan pengukuran, asumsi
195
Dalam pengukuran yang tidak memakai computer, trafik yang ditawarkan (A)
tidak segera didapat. Yang diukur adalah trafik yang diolah (Y) sedangkan trafik
pengukuran. Offered Traffic (A) paling sedikit untuk dua tujuan, yaitu :
Perencanaan jaringan
Evaluasi jaringan
Dasar metode konversi ini mudah dimengerti, tetapi sering dapat menimbulkan
Untuk berkas sempurna dan offered traffic adalah random (poisson), EN(A)
E ( A) � � �
An
n!
�
�
�
i!
terlihat jelas bahwa menyatakan A secara explicit sebagai fungsi dari Y dan
cara���recursive���sbb :
A � � � 1 � � � 1 � � � � � �
Y
1� � � EN(A � � � i � � � )
untuk i =
0,1,2,������������..
[10.1]
dengan A0 sebagai harga permulaan dari A yang dalam hal ini diambil harga
A0=Y. proses iterasi berlangsung sampai beda antara A yang berturutan cukup
kecil.
196
Seatu hasil yang tipikal : untuk berkas dengan 15 saluran dan hasil
pengukuran Y
Iterasi ke i
Trafik
Kongesti (GOS)
A(i)
E [A(i)]
10.5
0.0470
11.02
0.0593
11.16
0.0628
11.20
0.0639
11.22
0.0644
11.22
0.0644
Cara iterasi tersebut sederhana tetapi konvergensinya agak lamban. Cara yang
lainnya, misalnya cara Newton mempunyai konvergensi yang lebih cepat. Untuk
contoh kasus yang sama diperlukan hanya tiga langkah (i=3 bukan 5).
Sampai sedemikian jauh, kelihatannya tidak ada masalah bagi staf trafik, tetapi
hal
kali salah (tidak tepat) karena adanya saluran yang rusak dalam berkas
tidak selalu dapat diketahui dengan jelas pada waktu pengukuran atau
1. kepekaan model terhadap kesalahan carried trafik bila beban saluran besar
perubahan atau kesalahan harga yang kecil pada carried trafik memberikan
perubahan yang besar pada harga offered trafik sehingga kesalahan ukur
yang 197
besar pada harga offered traffic. (beban yang besar tersebut biasanya
terdapat pada direct route atau high usage route atau pada berkas
Tabel 10.2: beberapa pengukuran pada berkas saluran yang terdiri atas
10 saluran
Carried traffic
(Y) Offered
(random traffic)
4.0
4.02
6.0
6.34
8.0
10.47
9.0
16.51
9.5
27.15
5.6
32.34*
9.7
40.83*
9.8
57.65
9.9
107.82
26%
Terlihat bahwa bila beban muatan mencapai 80-90%, harga offered traffic
merupakan
jumlah offered traffic yang sebenarnya dan offered traffic yang timbul
198
berikut : Bila :
sebesar: m
B� � �
En(Ap) maka
Y� � �
Ap (1
� � � B)
1
p � � �
(1 � � � Bm)
[10.2]
A � � �
Y (1 � � �
Bm) (1
� � �
B)
[10.3]
Prob mengulang
Offerered
Prob mengulang
Offered traffic
m
trafik
0.0
16.
52
0.0
5.1
0
19
9
0.1
5.0
9
0.1
15.
77
0.2
5.0
8
0.2
15.
02
0.3
5.0
7
0.4
5.06
0.4
13.51
0.5
5.05
0.5
12.76
1.0
5.00
1.0
9.00
Bila :
m = probabilitas bahwa suatu panggilan yang tak perhasil akan mengulang
Panggilan
Peristiwa
Probabilitas
ke� � �
� � � .
Lalu berhenti
Panngilan
tidak
berhasil
dan
mengulang
200
(pangilan
pertama
� � � B2.m2 dan
panggilan
kedua = Bm(1-Bm)
mengulang
berhasil
dan
tapi
tak
tak
mengulang)
(dan
panggilan
ketiga
dengan (Bm)x-1.(1-B).1 +
Sampai
berhasil
mengulang
dan
selalu = (Bm)x-1.(Bm)x
panggilan ke : x (berhasil
mengulang
p� � �
� � � i( Bm) i
� � � 1 .(1
� � � Bm)
1
(1 � � � Bm)
[10.4]
sedangkan:
201
y� � � Ap (1
�
��B) sehingga
A � � �
Y (1
� � �
Bm) (1
� � �
B)
[10.5]
202
DAFTAR
ACUAN
Denmark, 2006
London 2003
1998
Technologi, 2001
library,2001
laboratories, 1993
PTR,1996
inc, 1993
1. Ghanbari, principles of Performance Engineering for Telecommunication
and
york1995
203