Penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu kondisi dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal berdasarkan
pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang
berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.1
Hipertensi adalah keadaan peningkatan darah yang memberi gejala yang akan
berlanjut ke suatu organ target seperti stroke, penyakit jantung koroner. (DR. M.N
Bustan)
Hipertensi adalah suatu kondisi tekanan darah yang melebihi batas normal. (A.
Martuti)
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di
pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter.
Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama
(140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada
saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut
tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan
tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik:
Normal 90 - 120 60 – 80
1
WebMD. “High Blood Pressure” diakses pada tanggal 21 September 2012 dari
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.webmd.com/h
ypertension-high-blood-pressure/default.htm
Sistolik (angka Diastolik (angka
Tekanan Darah
pertama) kedua)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis. Penyakit darah tinggi tak bisa dianggap remeh tapi harus sesegera
mungkin diatasi. Hipertensi dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah
satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi
adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita
Hipertensi.2
Penyakit hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam jangka waktu lama). Umumnya penderita mempunyai tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius
dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent
killer karena dua hal, yaitu:
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya
jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui
dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
2
Wikipedia. “Hipertensi” diakses pada tanggal 21 September 2012 dari
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wik
i/Hypertension
Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko
besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke,serangan
jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.3
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- Perubahan detak jantung
- Sakit kepala
Pada awal-awal hipertensi sakit kepala jarang dirasakan tetapi seiring berjalannya
waktu sakit kepala bisa bertambah berat sesuai dengan kenaikan tekanan darah.
Pusing juga sering dialami penderita hipertensi.
- Mimisan
Ini karena pembuluh darah dalam hidung sangat rapuh sehingga saat terjadi
kenaikan tekanan darah dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di hidung
atau mimisan.
- Perubahan kognitif
3
Scribd.com, “Gejala Klinis” diakses pada 20 september 2012 dari
http://www.scribd.com/doc/85002852/GEJALA-KLINIS
4
Unpad.ac.id, “Hipertensi:faktor resiko dan penatalaksanaannya” diakses pada 20 September
2012 dari http://blogs.unpad.ac.id/nursis/files/2010/12/HIPERTENSI.pdf
- Kelelahan
- mual
- muntah
- sesak napas
- gelisah
Penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan
host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar
(source and vehicle of agent).5
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya).
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa
mengetahui spesifikasi dari agent tersebut.
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-
beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas)
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Kemampuan menginvasi atau memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
5
Hafni Bachtiar. “Epidemiologi Penyakit Tidak Menular” diakses pada tanggal 21
September 2012 dari fkunand2010.files.wordpress.com/
2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu
dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda
mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak
berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
c. Fase Subklinis
d. Fase Klinis Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
A. Host (Penjamu)
2. Genetik
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
3. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari
para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan
meningkat dengan bertambahnya umur.
4. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83
per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita
hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
5. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang
tersebut seperti:
a. Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi
penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling
umum serta membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya
dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam
daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
b. Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
6. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria
yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang
menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan,
akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya,
dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan nya lebih “longgar”
tanggung jawabnya. Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai
penyakit misalnya sakit kepala, sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit
jantung dan stroke.
1. Faktor Nutrisi
2. Faktor Kimia
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko terjadi hipertensi.
4.Faktor Fisik
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
a. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
b. Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa
menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah
satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
C. Environment (Lingkungan)
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat di kendalikan. Ada
juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan
darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi
Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas
yang normal
Etnis
Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah
Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal
ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan
kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan
darah tinggi.
Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga
dapat memicu tekanan darah tinggi.
Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan
ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya
yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang
berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.6
6
Sani Aulia, Hypertension Current Perspective. (Jakarta: 2008)
Riwayat alamiah Penyakit Hipertensi
RAP adalah Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural atau adanya
respon dari host terhadap stimulus dari interaksi agent dan environment.
Dalam studi Riwayat Alamiah Penyakit ini ada beberapa tahapan, seperti tahap
prepatogenesis, patogenesis dan pasca patogenesis.
Tahap Prepatogenesis
- Dalam tahap prepatogenesis ini kondisi Host masih normal atau sehat.
- Sudah ada interaksi antara Host dengan Agent, namun Agent masih diluar Host.
- Jika interaksi Host, Agent dan Environment berubah, Host jadi lebih rentan atau
Agent semakin ganas maka dari situlah masuk kepada tahap patogenesis.
Tahap Patogenesis
- Tahap inkubasi, pada tahap ini adalah tahap masuknya agent kedalam host,
sampai timbul gejala sakit.
Penyakit hipertensi memiliki masa laten yang panjang dengan durasi yang
panjang juga.
- Tahap penyakit dini, tahap mulainya timbul gejala penyakit dalam keadaan awal
(masih ringan).
- Tahap penyakit lanjut, pada tahap ini, penyakit sudah berkembang pesat dan
menyebabkan kelainan patologis (timbulnya tanda dan gejala).
Pada tahap ini sudah mulai timbul gejala dan adanya kelainan patologis seperti
terjadinya perubahan anatomi dan histologi, misalnya terjadi peningkatan tekanan
darah yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. perubahan-perubahan yang
terjadi pada jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan gejala-gejala
hipertensi seperti tekanan darah di atas 140/90 mmHg, Pusing, mudah marah,
telinga berdengung, mimisan, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.
Pada tahap ini adalah tahap berakhirnya perjalanan penyakit, berakhirnya penyakit
ini dapat berupa sembuh total, cacat atau meninggal dunia.
- Sembuh total, agent dalam tubuh hilang, dan host sehat kembali.
- Sembuh cacat, agent dalam tubuh hilang, namun host tidak pulih sempurna
(adanya cacat).
- Meninggal dunia
7
Sekretariat Jenderal Kemenkes RI. “Masalah Hipertensi Di Indonesia” diakses pada tanggal
22 September 2012 dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-
hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html
Pola Penyebaran/ Distribusi Penyakit Hipertensi (Menurut OTW)
A. Person (Orang)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang :
1) Umur
Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominan berumur (31-55 tahun).
Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung
meningkat. Yang mana penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur
seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang
berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas.
2) Jenis kelamin
3) Status gizi
Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh
karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini
dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar
tercapai kondisi kesehatan yang prima. Dimana ini merupakan faktor penting
sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti
sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan
(nabati). Sehingga ini sebagai penunjang untuk membantu menyiapkan makanan
khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari atau
dibatasi. Faktor psikokultural Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara
psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada dasarnya dapat
berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan darah
secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab utama terjadinya penyakit
hipertensi dan merupakan masalah kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan.
B. Place (Tempat)
C. Determinan
1) Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam lingkungan
dan kebiasaan makan yang sama.
2) Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian pada daerah-
daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi
tinggi) Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas
dan hipertensi.
8
Kumpulan Info. “Mengatasi Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi” diakses pada tanggal
20 September 2012 dari http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-
kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html
komplikasi untuk mencegah terjadinya penyakit jantung hipertensi atau komplikasi
lainnya. Pencegahan tersier lebih pada pertahanan dan peningkatan kualitas hidup,
agar tidak beresiko komplikasi, cacat atau kematian dini akibat penyakit hipertensi
tidak dapat terkendali dengan baik.9
Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tingginya tekanan darah di atas rata-rata,
adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), takikardia, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebih (julius,1977). Maka penderita dianjurkan untuk :
a) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan lainnya
b) Dilarang merokok atau menghentikan merokok
c) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi garam rendah
d) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan dan perasaan well
done
Pencegahan sekunder
Pencegahan Tersier
9
Dr. dr. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam (Jakarta:1987, Balai Penerbit FKUI)
Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan
hipertensi yang tepat, serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat
terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik,
stroke, dan jantung. Penanganan respons cepat juga menjadi hal yang utama agar
kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan
baik.
Pengobatan pada penyakit tekanan darah tinggi harus memperhatikan terlebih dahulu
faktor penyebabnya oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan kesehatanya
kepada dokter yang sama agar dokter dapat mengikuti riwayat penyakit pasien dengan
demikian dokter akan memiliki obat yang tepat.10
Obat anti hipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya ≥ 90
mmHg pada trimester pertama dan ≥ 100 mmHg para trimester ketiga.
10
Kumpulan Info. “Mengatasi Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi” diakses pada
tanggal 20 September 2012 dari http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-
kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html
Hipertensi pada gagal ginjal
Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni
pengobatan pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna, pengobatan
pada nefrosisklerosis benigna dilakukan secepatnya hingga mendekati normal
penurunan tekanan darah yang cepat akan mengurangi kerusakan akibat
nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang diharapkan terjadi perbaikan
fungsi ginjal.
Gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan
berbagai penyakit degeneratif lainnya adalah:
3. Pengaturan Makanan
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat
disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau
mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan
darah adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis
obat dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol
dengan baik selama satu tahun.
1. Diuretik
2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan
sedangkan efek sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan tachikardia
maka jarang digunakan. Seperti prognosin dan terazosin.
3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya
berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi
kontrasi jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya
hipotensinya baik. Seperti : propanolol, alterolol, pindolol.
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin sehingga
menurunkan aktifitas saraf adretergik perifer dan turunya tekanan darah,
penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ostatik seperti uonidire,
euanfacire dan netelopa.
5. Vasodilator
6. Antagonis Kalsium
7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat
angiotensin converting enzyme yang berdaya vasokontriksi kuat seperti coptopril.
(capoten) dan enalprit. (Lany Gunawan, 2001).
Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada
kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat
dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier difokuskan pada
upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier dilaksanakan
melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat
teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti
penyakit ginjal kronik, stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal
yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat
terkendali dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi
11
Sekretariat Jenderal Kemenkes RI. “Masalah Hipertensi Di Indonesia” diakses pada tanggal
22 September 2012 dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-
masalah-hipertensi-di-indonesia.html
terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup
dan memperpanjang lama ketahanan hidup.
Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi dengan membuat
gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan tekanan darah anda tinggi atau
tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya antara lain:12
1. Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah
keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan?
Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup olahraga
atau apakah anda merokok? Jika jawaban anda ya pada salah satu pertanyaan diatas
anda berisiko memiliki tekanan darah tinggi.
Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan berlemak dan
mengandung garam.
Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu faktor
pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah sumber terbaik
bagi kedua nutrisi tersebut.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition
ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padi-
padian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.
5. Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan
darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh
dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda
menyandang tekanan darah tinggi, latihan aerobic sedang selama 30 menit sehari
selama beberapa hari setiap minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan
12
Kumpulan Info. “Mengatasi Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi” diakses pada
tanggal 20 September 2012 dari http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-
kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html
yang dapat mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda, berenang,
aerobic. (Trisna Macnair, 2007).
Sertakan keluarga dari teman menjadi kelompok pendukungn pada pola hidup
sehat dukungan dan partisipasi orang lain membuatnya lebih mudah dan lebih
asyik dalam menjalankan dietnya. Bagi setiap orang dukungan keluarga berhasil
dalam membuat perubahan gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi.
7. Berhenti merokok
Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang
juga. Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi. Merokok
dapat menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung dan stroke.
Daftar Pustaka
Kumpulan Info. Mengatasi Tekanan Darah Tinggi atau Hipertensi diakses pada
tanggal 20 September 2012 dari http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-
artikel-kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi.html
WebMD. High Blood Pressure diakses pada tanggal 21 September 2012 dari
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.webmd
.com/hypertension-high-blood-pressure/default.htm