Anda di halaman 1dari 31

Makalah Televisi

BENTUK GELOMBANG SINYAL TELEVISI


( Bagian Sinkronisasi dan Deflexi )

Oleh :
Kelompok 3
I Putu Lingga Dharma (521 413 025)
Moh. Rohimawan Sutanto (521 413 004)
Hadijah Tahir (521 413 010 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
KATA PENGANTAR

puji syukur kehadirat tuhan, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Bentuk gelombang
sinyal televisi ( bgian Sinkronisasi dan deflexi) ” tepat pada waktunya.
kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga
saran dan kritik yang sifatnya membangun akan kami perhatikan sebagai bahan
masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, Mei 2016

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................... .......................................................................


DAFTAR ISI..................... ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............. .........................................................................
1.1 Latar Belakang ................. .......................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................ .............................................................
BAB II PEMBAHASAN.......... ..............................................................................
2.1 Pengertian ................... ............................................................................
2.1.1 Televisi........ ..................................................................................
2.1.2 Gelombang Televisi.......................................................................
2.2 Bentuk gelombang sinyal televisi............... .............................................
2.2.1 Gelombng sinyal sinkronisasi........................................................
2.2.2 gelombang sinyal Deflexi.... ..........................................................
BAB III PENUTUP...................... ..........................................................................
3.1 Kesimpulan..................... .........................................................................
3.2 Saran............. ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata
televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing
tele (jauh) dan vision (tampak). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat
dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda,
karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Awal dari televisi
tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang
elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday
(1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Kemudian
berturut-turut ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam
putih, dan sistem televisi warna. Tentunya perkembangan ilmu ini akan terus
maju apalagi dengan ditemukannya LCD, yang membuat TV di zaman ini
semakin tipis dengan hasil gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV
tabung. Jadi di zaman ini kita harus tahu betul tentang sistem TV karena
hampir semua rumah tangga mempunyai TV baik yang hitam putih maupun
yang warna.

1.2 Rumusan Masalah


a. apa pengertian dari televisi dan gelombang televisi itu ?
b. bagaimana bentuk gelombang sinyal sinkronisasi televisi ?
c. bagaimana bentuk gelombang sinyal deflexi televisi ?

1.3 Tujuan
a. untuk mengetahui pengertian televisi dan gelombang televisi,
b. untuk mengetahui bentuk gelombang sinyal sinkronisasi televisi,
c. untuk mengetahui bentuk gelombang sinyal deflexi televisi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
2.1.1. Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang
berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik
itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan
visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan
sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.”
Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada
"kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi".
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena
penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia
'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV.

2.1.2. Gelombang Televisi

Gelombang TV adalah gelombang elektromagnetik yang sangat


kompleks. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa gelombang TV
mengandung informasi tidak hanya suara, tetapi juga informasi dalam
bentuk gambar. Gelombang televisi lebih tinggi frekuensinya dari
gelombang radio FM. Sebagaimana gelombang radio FM, gelombang
televisi membawa informasi gambar dan suara. Gelombang ini tidak
dipantulkan oleh ionosfer bumi, sehingga diperlukan penghubung
dengan satelit atau di permukaan bumi untuk tempat yang sangat jauh.
Gelombang televisi bekerja sebagai pembawa informasi gambar
dan suara Gelombang televisi ini merambat lurus, tidak dapat
dipantulkan oleh ionosfer bumi sehingga diperlukan penghubung
dengan satelit atau di permukaan bumi untuk tempat yang sangat jauh.
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi
objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada
televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan
membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu.
Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah
dipisah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan
dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan
sinyal luminasi. Penyiaran televisi menyerupai suara sistem radio tetapi
mencakup gambar dan suara.
Sinyal suara dipancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada
suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama
dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem
pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus
ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat
bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang
frekuensi dasar (base band). Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada
sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari bising (noise)
dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama
seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya
bukan 75khz melainkan 25 khz.
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun
pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-
masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang
frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ
sampai 88 MHZ.
2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ
sampai 216 MHZ.
3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Gelombang televisi banyak dipakai dalam bidang komunikasi
dan siaran. Pada proses penangkapan siaran televisi diperlukan stasiun
penghubung (relay) agar penangkapan gambar dan suara lebih baik.
Televisi bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan
merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang bisa kita dengar
dan lihat. Layar televisi menampilkan gambar yang berasal dari ribuan
titik-titik kecil (pixel) yang ditembak dengan elektron yang berenergi
tinggi. Pixel warna (merah, hijau, biru) inilah yang dikombinasikan dan
ditampilkan di layar komputer dalam bentuk gambar seperti yang kita
lihat. Oleh karena itu, gelombang TV terdiri atas :
1. gelombang “blanking”, yang berfungsi menghaspus berkas
elektron pada saat “retrace” pada proses “scanning” sebuah
gambar.
2. gelombang sinkronisasi vertikal dan horizontal, yang berfungsi
mensinkronkan proses scanning dalam arah vertikal dan
horizontal.
3. gelombang AM, yang berfungsi membawa informasi gambar.
4. gelombang FM, yang berfungsi membawa informasi suara.
Jadi sinyal suara dikirimkan dalam bentuk modulasi FM,
sedangkan gambar dalam bentuk modulasi AM. Oleh karena itu, suara
yang dibawa oleh gelombang TV cenderung lebih tahan terhadap
gangguan kelistrikan alam, sedangkan gambar lebih mudah terganggu.
Disamping itu, karena gelombang TV mengandung
gelombang FM, maka agar siaran TV dapat diterima di tempat-tempat
yang jauh biasanya diperlukan pesawat pemancar ulang (relay) disekitar
tempat-tempat tersebut. Dan lebih dari itu, untuk memperoleh
penerimaan siaran yang sangat baik, biasanya dibantu oleh satelit
buatan yang dapat menangkap dan memancarkan ulang siaran TV
tersebut. Fluktuasi arus listrik atau tegangan listrik yang sesuai dengan
variasi intensitas cahaya biasa disebut sinyal video (video signal).
Frekuensi dari sinyal video ini berkisar antara 30 Hz sampai 4
MHz, bervariasi sesuai dengan isi gambar. Pulsa-pulsa sinkronisasi
adalah getaran-getaran energi listrik yang dibangkitkan oleh osilator
pada stasiun pemancar televisi. Pulsa-pulsa ini mengontrol frekuensi
scanning horizontal dan scanning vertikal pada kamera di statsion
pemancar dan pada pesawat penerima.
Pulsa-pulsa Blanking menjadikan berkas elektron tidak beroperasi
(tidak bekerja) selama elektron kembali dari unjung garis horizontal ke
posisi awal garis horizontal berikutnya, serta selama elektron kembali
dari bawah ke atas pada arah. Proses ini terjadi di dalam kamera di
statsion pemancar dan di dalam pesawat penerima televisi.

2.2 Bentuk Gelombang signal televisi


Dalam bentuk gelombang signal televisi ini ada dua pembahasan yaitu :

1. Gelombang signal televisi bagian sinkronisasi


2. Gelombang signal televisi bagian deflexi

2.2.1 Gelombang sinyal sinkronisasi


Rangkaian Syncronisasi untuk membuat sinyal sinyal yang
berguna pada proses scanning dari pemancar dan dikirimkan ke bagian
Vertikal dan Horizontal. Untuk dapat memproduksi gambar pada
permukaan fosfor tabung gambar yang sama dengan apa yang
dikirimkan, maka diperlukan penyesuaian yang benar dengan ualsan
yang telah terurai pada bagian pengirim dan pada bagian penerima
ulasan harus tersusun kembali, dan ini disebut dengan sinkronisasi.
Pada pemancar TV dibuat pulsa switching yang mempunyai
frekuensi sama dengan seperti pada bagian pengulasan, dan dengan
menggunakan pulsa switching itu maka titik mulapenguilasan pada
tabung pengambil dan tabung gambar dapat diatur bersamaan. Pada
pemancar, tiap akhir dari garis ulasan horizontal dipancarkan satu pulsa,
dan juga pada tiap akhir dari garis ulasan vertical(ini disebut satu
bidang ulasan)dipancarkan pulsa yang lain. Pada penerima dengan
mempergunakan pulsa-pulsa switching tadi maka waktu permulaan
(start)ulsan horizontal dan vertical dapat diatur. Pulsa-pulsa switching
itu disebut sinyal sikronisasi horizontal dan sikronisasi vertical.
 Bagian Vertikal berfungsi untuk mengendalikan/menarik gambar
ke arah vertikal (atas dan bawah) oleh gulungan Yoke Vertikal
layar CRT. Pada bagian vertical menggerakkan sinar electron
berbentuk titik-titik dalam arah vertical pada permukaan televise.
Bila garis penelusuran vertical tidak ada maka kelihatan pada
layer televise satu garis horizontal saja. Gerakan penelusuran
vertical lebih dekat dibandingkan dengan gerakan yang dilakukan
oleh gerakan penelusuran horizontal. Oleh karena itu kerap
vertikallebih rendah dibandingkan dfengan kerap horizontal.
Sinyal vertical mempunyai kerap sebesar 50 Hz, sama dengan
kerap jala-jala listrik untuk sitem CCIR dan 60 Hzuntuk system
NTSC. Kalau kerap penelusuran vertical mengecil makabatas
garis-garis horizontal yang terbentuk amat rapat.
 Bagian Horizontal berfungsi untuk mengendalikan/menarik
gambar ke arah Horizontal (kanan dan kiri) oleh gulungan Yoke
layar CRT. Penelusuran orizontal berperan menggerakkan sinar
electron dalam bentuk titik-titik, dimulai dari sisi kiri menuju ke
sisi kanan dan kembali ke bawah titik pertama.
Sebuah contoh sinkronisasi pengiriman gambar
Setelah sinyal gambar diperoleh melalui proses scanning. Proses
selanjutnya adalah pengiriman dan penyalurannya ke peralatan
reproduksi, yaitu sistem monitor atau pesawat penerima televisi,
disamping untuk keperluan perekaman. Disistem penerima gambar
ditayangkan oleh CRT ( cathode ray tube ) dengan cara saat
diambil oleh pickup device, yaitu garis demi garis. Dengan
demikian harus tersinkronisasi antara sisi kirim dan sisi terima.
Sinkronisasi diperlukan oleh sistem scanning di sisi penerima, yaitu
CRT-nya. Jadi sinkronisasi yang diperukan adalah kearah
horizontal ( sapuan dari kiri ke kanan ) maupun kearah vertikal (
penggeseran sapuan garis dari atas ke bawah ). Dalam hal ini,
sinyal singkronisasi harus di kirim bersama – sama sinyal
gambarnya. Kemungkinang yang ada, yaitu menempatkan sinyal
singkronisasi tersebut pada periode sinyal blanking gambar, yaitu
pada saat beam menjalani waktu retrace . hubungan sinyal vidio,
sinyal sinkronisasi dan tegangan sawtooth untuk proses scanning
ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1 : hubungan sinyal vidio, sinyal sinkronisasi dan
tegangan sawtooth

terlihat pada gambar diatas, bahwa sinyal sinkronisasi atau disebut


dengan synch signal berbentuk pulsa mengarah kebawah dengan
mempunyai level sebesar 0,3 volt, sehingga level signal vidio
keseluruhan distandarkan sebesar 1 volt peak-peak. Sinyal
sinkronisasi yang ditujukan pada gambar diatas adalah sinkronisasi
horizontal. Sedangkan untuk sinkronisasi vertikal, diletakan pada
saat periode blanking vertikal seperti ditunjukan pada gambar
dibaah ini. Sinkronisasi vertikal juga berbentuk pulsa dengan lebar
2,5 x lebar pulsa horizontal atau sync atau 2,5 H.

Gambar 2 : sinyal sinkronisasi vertikal dengan lebar 2,5 H yng


ditempatkan pada periode vertikal blanking

Terlihat pada gambar 2 baha pulsa sinkronisasi vertical terletak


pada garis ke-1 sampai garis ke-2,5 untuk field pertama atau ganjil,
dan pada garis ke-312,5 sampai garis ke-315 untuk field ke dua
atau genap. Terlihat bahwa, pulsa sinkronisasi vertikal dipotong
(serrated) menjadi lima pulsa.tujuan pembuatan menjadi lima
pulsa adalah agar generator pulsa sinkronisasi horizontal di sisi
penerima tetap mendapatkan trigger sinkronisasi pada saat pulsa
sinkronisasi vertikal tersebut. Disamping itu, pada saat sebelum dan
sesudah pulsa sinkronisasi vertikal, terdapat lima pulsa yang
disebut sebagai equalizing pulse yang keseluruhannya mempunyai
waktu 2,5 H juga. Fungsi dari pulsa ini adalah untuk menyamakan
saat sinkronisasi horizontal field pertama dan field kedua membuat
tetap kontinyu urutannya, sehingga tidak terjadi diskontunyu
pergantiannya.
Dengan proses sinkronisasi ini, maka proses scanning satu
gambar pada sisi pengirim akan diikuti tepat oleh proses scanning
di sisi penerima seperti yang ditunjukan oleh gambar 3. Disamping
itu bila terjadi kerusakan sinyal sinkronisasi, maka proses
reproduksi gambar juga akan terganggu. Rusaknya sinkronisasi
horizontal akan menyebabkan gambar nampak tercabik – cabik,
sedangkan rusanya sinkronisasi vertikal, maka gambar akan turun
kebawwah frame demi frame yang disebut dengan rolling.
Akibat rusaknya sinkronisasi horizontal, yaitu gambar
tercabik – cabik ke arah kanan tepat pada garis yang mengalami
kerusakan sinkronisasi ( tidak keseluruh frame) kerusakan
sinkronisasi horizontal adalah termasuk disebabkan karena bila
pulsa sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong menjadi lima
pulsa. Kerusakan frame gambar yang terjadi ditunjukan pada
ilustrasi gambar 4

Gambar 3 : proses sinkronisasi yang terjadi anatar pengirim dan


penerima
Gambar 4 : kerusakan tayangan frame gambar karena pulsa
sinkronisasi vertikal tidak dipotong-potong
Pemisah Sinkronisasi

Didalam sinyal CVBS terkandung sinyal sinkronisasi. Sinyal CVBS


ini masuk ke pemisah sinkronisasi, tujuannya guna
mengambil/mengekstrak pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal.
Pulsa sinkronisasi horisontal digunakan untuk mengontrol atau
mengunci frekuensi osilator horisontal, begitu juga sinyal
sinkronisasi vertikal yang digunakan untuk mengontrol atau
mengunci frekuensi output vertikal.

Kerusakan pada blok pemisah sinkronisasi menyebabkan tidak


terkuncinya gambar sehingga gambar yang ditampilkan tidak dapat
terbentuk atau tidak dapat diam.

Pada desain saat ini, blok pemisah sinkronisasi sudah masuk dalam
komponen aktif. Meskipun telah masuk, komponen-komponen aktif
tersebut dilengkapi dengan pin phase loop filter (PH1LF, PH2LF),
yang tak lain gunanya untuk memfilter penguncian tersebut.
Jika dihubungkan dengan tabung gambar, secara mudahnya, fungsi
dari osilator horisontal sebagai pelukis/pembelok pena elektron dari
kiri ke kanan (membentuk garis mendatar), sedangkan fungsi dari
osilator vertikal sebagai penggeser garis yang telah dilukis oleh
osilator horisontal ke atas dan kebawah dalam periode tertentu.
Misalnya TV akan menampilkan format gambar sebesar 352 x 288
piksel, 50Hz, berarti horisontal akan membuat garis sebanyak 288
garis dalam periode 1/50 detik (0,02 detik) dan dalam 1 baris
tersebut horisontal akan melukis/membelokkan piksel/titik sebanyak
352 kali dengan tingkat akurasi yang tinggi, oleh karena itu
dibutuhkanlah sinkronisasi.

2.2.2 Gelombang sinyal Deflexi


Gelombang deflexi ini terdapat dua cara kerja yaitu :

1. Cara kerja deflexi bagian vertikal


2. Cara kerja deflexi bagian horizontal

Memahami cara kerja bagian Defleksi Vertikal

Bagian defleksi vertikal berfungsi untuk menyediakan arus gigi


gergaji ke kumparan defleksi vertikal agar garis-garis horisontal yang
dihasilkan oleh defleksi horisontal melakukan penyapuan mulai dari
bagian atas layar dan bergerak kearah bagian bawah layar. Penyapuan
secara vertikal sistim PAL mempunyai frekwensi 50 Hz dan sistim
NTSC 60 Hz. Sirkit defleksi vertikal ada beberapa variasai, ini
berbeda dengan sirkit defleksi horisontal yang pada semua televisi
hampir sama.

Secara garis besar bagian defleksi vertikal terdiri dari :

a. Vertikal Countdown sebagai osilator vertikal.


Vertikal count-down mendapat input dari frekwensi horisontal count-
down dan membaginya sehingga diperoleh frekwensi vertikal.
Pada bagian ini terdapat sirkit yang dinamakan "vertikal window-
counter" yang berfungsi untuk mengatur secara otomatis besarnya
frekwensi vertikal. Tanpa ada sinyal video input, osilator vertikal
berosilasi pada frekwensi bebas sekitar 45 hingga 55Hz. Jika
kemudian pesawat menerima sinyal video sistim PAL, vertikal
window-counter akan mengunci osilator vertikal pada frekwensi
50Hz. Dan jika menerima sinyal video sistim NTSC akan otomatis
mengunci frekwensi vertikal menjadi 60Hz

Jika karena sesuatu kerusakan sehingga frekwensi tidak dapat


terkunci, maka akan meyebabkan :
 Gambar rolling keatas jika frekwensi lebih rendah
 Gambar rolling kebawah jika frekwensi lebih tinggi.

b. Ramp-generator – Pulsa vertikal dari osilator masih berbentuk kotak,


ramp-generator berfungsi untuk mengubah bentuk sinyal kotak
menjadi bentuk gigi gergaji. Bentuk sinyal gigi gergaji ditentukan oleh
nilai filter resistor-kapasitor yang terdapat pada bagian ini.
Sirkit vertikal count-down dan sirkit ramp-generator umumnya ada
didalam IC jungel. Tetapi ada sirkit tertentu dimana ramp generator
ada didalam IC vertikal-out, misal pesawat yang menggunakan
TA8690 dan TA8445.

c. Penguat Vertikal Drive


berfungsi untuk memperkuat sinyal vertikal sebelum diumpankan ke
bagian penguat vertikal-output. sikit umumnya mejadi satu dengan
penguat power vertikal out.

d. Penguat power Vertikal- Out


Sinyal vertikal gigi gergaji diperkuat oleh bagian ini agar mampu
menyediakan power arus gigi gergaji ke kumparan defleksi vertikal.
Prinsisp kerja penguat vertikal-out tidak berbeda jauh dengan penguat
power-audio

e. Pump Up (flyback generator)


Sinar elektron melakukan penyapuan secara vertikal dari bagian atas
layar ke bagian bawah. Untuk melakukan penyapuan ulang
selanjutnya maka sinar elektron harus kembali dengan cara yang cepat
ke bagian atas layer. Untuk melakukan hal ini diperlukan pulsa yang
lebih kuat tetapi hanya sesaat saja yang dinamakan pulsa vertikal-
retrace, dimana untuk membentuk pulsa ini dibutuhkan tegangan
suply yang lebih tinggi pada bagian penguat vertikal-out.

Saat melakukan penyapuan-vertikal dari bagian atas layar ke bagian


bawah layar sirkit vertikal-out umumnya membutuhkan tegangan
suply sekitar 25v. Dan pada saat vertikal-retrace atau kembali dari
bagian bawah ke bagian atas layar dengan cepat membutuhkan
tegangan suply yang lebih besar yaitu sekitar 50v. Sirkit vertikal
pump-up ada didalam IC vertikal-out dan berfungsi untuk
menghasilkan tegangan tinggi sesaat pada saat vertikal-retrace dan
membutuhkan komponen eksternal yang terdiri dari sebuah diode dan
sebuah elko. Sirkit vertikal-drive, pump-up dan penguat vertikal-out
umumnya menjadi satu kemasan dalam IC vertikal-out.

Ada beberapa jenis IC vertikal-out yang tidak menggunakan sirkit


pump-up. Sebagai penggantinya bagian vertikal-out membutuhkan 2
macam suply Vcc, yaitu suply tegangan rendah dan suply tegangan
tinggi.

f. Umpan balik (feedback)


Pengaruh panas menyebakan karakteristik komponen sedikit berubah.
Oleh karena itu untuk memperoleh bentuk gigi gergaji yang linear dan
stabil digunakan sirkit umpan-balik dari keluaran vertikal-out ke
bagian ramp-generator.

Ada 2 macam jalur sirkit umpan balik, yaitu


 Umpan balik dc – merupakan umpan balik tegangan dc. Jika jalur
umpan balik ini putus maka akan menyebabkan defleksi vertikal
tidak kerja
 Umpan balik ac – merupakan umpan balik pulsa-pulsa sinyal ac.
Jika jalur umpan balik ini putus maka akan menyebabkan raster
vertikal tidak linear atau melipat.

g. Kumparan defleksi vertikal


kumparan defleksi vertikal digulung pada sebuah intiferit. Terdiri dari
2 buah kumparan yang dipasang pada kiri kanan leher tabung gambar
dan umumnya disambung secara parallel.

Memahami cara kerja bagian Defleksi Vertikal


Sirkit bagian defleksi horisontal teve modern terdiri dari bagian-bagian :

a. VCO (Voltage Controlled Oscillator)


Merupakan osilator pembangkit frekwensi tinggi dimana
besar frekwensinya dapat dikendalikan oleh suatu perubahan
tegangan dc. Berbagai macam ic Jungel mempunyai sistim kerja
yang sedikit berbeda pada bagian VCO. Pada teve model lama
frekwensi osilator diperoleh dengan menggunakan eksternal keramik
resonator yang mempunyai frekwensi 500Khz. Pada model-model
baru eksternal resonator semacam ini sudah tidak digunakan lagi dan
frekwensi osilator menggunakan referensi dari osilator yang juga
digunakan untuk bagian pemroses warna. Frekwensi yang dihasilkan
VCO masih sangat tinggi dan oleh Horisontal Countdown frekwensi
akan diturunkan dengan cara dibagi-bagi (dengan sirkit pembagi
frekwensi) sehingga diperoleh frekwensi horisontal (atau line
frekwensi). Besarnya keluaran frekwensi horisontal secara otomatis
akan mengikuti sistim sinyal video yang diterima. Jika terima sistim
PAL frekwensi horisontal adalah 15.625 Hz dan jika terima sistim
NTSC frekwensinya adalah 15.750 Hz.

b. Horisontal Automatic Frequency Control (Hor AFC)


Jepang menggunakan istilah AFC (Automatic Frekwency
Control) dan Eropa menggunakan istilah PH (Phase Horizontal).
Digunakan untuk menjaga agar frekwensi horisontal sinkron dan
stabil frekwensinya. Frekwensi horisontal yang tidak sinkron dan
tidak stabil (berubah frekwensinya) dapat menyebabkan gambar
terlihat menjadi seperti garis-garis miring (roboh seperti motif batik)
atau gambar bergeser kiri-kanan. Makin banyak jumlah garis-garis
miring, berarti makin jauh frekwensi horisontal berubah. Teve model
lama hanya menggunakan sebuah sirkit AFC, sedangkan teve
sekarang menggunakan Double Horisontal AFC.

AFC.1
Sirkit inilah yang berfungsi untuk menjaga agar "frekwensi"
horisontal tetap stabil tidak berubah. Jika frekwensi horisontal
berubah frekwensinya maka akan menyebabkan gambar nampak
terkoyak-koyak atau roboh.

Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan frekwensi sinyal


horisontal dari VCO dengan frekwensi sinyal sinkronisasi horisontal
yang diterima dari sinyal gambar teve. Kalau kedua frekwensi tidak
sama, maka frekwensi VCO akan dikoreksi oleh AFC.1 sehingga
keluaran frekwensi horisontal menjadi sama dengan frekwensinya
sinyal sinkronisasi horisontal.

AFC.2
Berfungsi untuk menjaga agar "phase" horisontal tetap stabil. Phase
horisontal yang tidak stabil akan menyebabkan gambar nampak tetap
utuh tetapi tidak stabil sehingga gambar "bergeser kearah kiri-kanan"
layar.
Bagian ini bekerja dengan cara membandingkan phase keluaran dari
horisontal osilator dengan phase pulsa flyback (FBP = Flyback
Pulse) yang berasal dari umpan balik pin-AFC tranfo flyback. Jika
kedua pulsa tersebut phasenya tidak sama, maka akan dikoreksi oleh
sirkit AFC.2 agar phase menjadi sama. Sirkit ajusment Horisontal
Shift berhubungan dengan bagian ini.

Gambar dibawah adalah merupakan contoh blok diagram osilator


Horisontal Count Down dengan Double Horisontal AFC.
Gambar dibawahadalah contoh blok diagram sirkit osilator
Horisontal Count Down yang dengan Single Horisontal AFC
(misalnya TA8690)

c. Horisontal driver
Berfungsi untuk memperkuat sinyal frekwensi horisontal yang
dikeluarkan dari ic Jungel dan dan sebagai “penyesuai impedansi”
dengan bagian Horisontal-out. Sebagai penghubung (kopel) antara
Horisontal Driver dengan Horisontal Output umumnya digunakan
sebuah tranfo sebagai matching impedansi (penyesuai impedansi)
dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi kopel secara maksimum.

Peranan horizontal driver cukup kritis, karena


 Idealnya pada saat ON resistansi antara kolektor dengan emitor
adalah nol. Jika drive kurang akan menyebabkan transistor HOT
tidak sepenuhnya "on", tetapi masih mempunyai resistansi yang
besar dan dapat menyebabkan transistor HOT panas.
 Sebaliknya kalau drive over akan menyebabkan "storage time"
atau waktu yang dibutuhkan untuk kembali dari kondisi ON ke
kondisi OFF transistor menjadi lebih lama. Akibatnya periode
"on time" transistor HOT menjadi lebih lama, sehingga dapat
pula menyebabkan transistor HOT panas.

d. Horisontal-Output
Merupakan bagian yang paling sulit dipahami. Bentuk tegangan
yang melalui masing-masing komponen berbeda satu sama lain.

Transistor HOT berfungsi untuk menyediakan power yang


cukup agar mampu menghasilkan tegangan berbentuk pulsa-pulsa
untuk mendrive kumparan defleksi horisontal. Transistor HOT
umumnya mendapat suply tegangan B+ yang besarnya sekitar dc 100
hingga 150v.
Transistor HOT sebenarnya bukan berlaku sebagai sebuah
penguat atau amplifier, tetapi berlaku sebagai "switch on-off" yang
dikemudikan oleh pulsa horisontal driver. Pada saat periode "on"
maka kolektor-emitor idealnya akan terhubung sepenuhnya seperti
sebuah switch dan resistansinya "nol". Tetapi karena resistansi ideal
ini tidak mungkin, maka kolektor-emitor masih mempunyai nilai
resistansi yang kecil yang menyebabkan transistor menjadi panas
sesuai hukum Watt = I x R.
Pada teve modern yang sudah mempunyai tingkat efisiensi
tinggi - sirkit bagian HOT umumnya sudah demikian bagus,
sehingga tidak banyak lagi panas yang dihasilkan oleh transistor
HOT. Oleh karena itu kadang tidak diperlukan aluminium pendingin
lagi.
Trafo flyback dilalui arus yang berbentuk pulsa-pulsa yang
mengakibatkan timbulnya tegangan induksi yang cukup tinggi
sekitar 100 ~ kurang lebih 1500v. Tegangan ini akan diterima oleh
kolektor-emitor transistor HOT, oleh karena itu minimal transistor
HOT harus mempunyai tegangan kerja kolektor-emitor 1500v.
Bagian horisontal output merupakan sirkit yang paling sulit
dipahami. Bentuk tegangan maupun arus yang melalui masing-
masing komponen berbeda satu sama lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesipulan
Dalam sebuah televisi, Rangkaian untuk membuat sinyal sinyal yang
berguna pada proses scanning dari pemancar dan dikirimkan ke bagian
Vertikal dan Horizontal. Untuk dapat memproduksi gambar pada permukaan
fosfor tabung gambar yang sama dengan apa yang dikirimkan, maka
diperlukan penyesuaian yang benar dengan ualsan yang telah terurai pada
bagian pengirim dan pada bagian penerima ulasan harus tersusun kembali.

3.2 Saran
Dalam sebuah televisi kita harus mampu mengetahui rangkaian yang ada
didalamnya, agar nanti kita mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi
pada sebuah televisi.
Daftar Pustaka

Cara kerja bagian deflexi (http://marsonotv.blogspot.co.id/2011/11/memahami-


cara-kerja-bagian-defleksi.html , diakses pada 9 mei 2016)

Kerusakan deflexi vertikal (http://marsonotv.blogspot.co.id/2010/07/kerusakan-


defleksi-vertikal.html, diakses pada 9 mei 2016 )

Osilator dan sinkronisasi (http://www.oktoraservice.web.id/2010/11/blok-5-


osilator-dan-sinkronisasi.html, diakses pada 9 mei 2016 )

Televisi (http://ongkyy.blogspot.co.id/2012/06/pelajaran-televisi.html, diakses


pada 9 mei 2016

Kerusakan bagian horizontal (http://ilehtekhnic.blogspot.co.id/2011/12/mengatasi-


kerusakan-bagian-horizontal.html, diakses pada 9 mei 2016 )

Deflexi (http://marsonotv.blogspot.co.id/2011/11/memahami-cara-kerja-bagian-
defleksi.html, diakses pada 9 mei 2016 )

Deflexi vertikal (http://marsonotv.blogspot.co.id/2010/07/kerusakan-defleksi-


vertikal.html, diakses pada 9 mei 2016

Perbedaan Tv kabel dengan TV satelit (https://internetbandung.web.id/2016/05


/01/perbedaan-tv-kabel-dan-tv-satelit/ , diakses pada 23 mei 2016)

Medan magnet (http://wapbonza.mywapblog.com/pengaruh-medan-magnet-pada-


lcd-dan-crt.xhtml, diakses pada 23 mei 2016 )

Cara kerja televisi , (http://ongkyy.blogspot.co.id/2012/06/pelajaran-televisi.html ,

Diakses pada 23 mei 2016 )


TAMBAHAN

1. Mengapa tampilan gambar pada layar televisi bisa cekung ?


(kelompok 1)
Jawaban :

Karena disalah satu dari komponen pada televisi mengalami


kerusakan atau kebocoran, sehingga membuat tampilan pada layar televisi
mengalami perubahan dari kotak berubah menjadi cekung.

2. - Apa perbedaan TV kabel dengan TV satelit ?


Jawaban :
Perbedaan Televisi Kabel dengan Televisi satelit
Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara yang
mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi lokal
dan televisi kabel. Di banyak tempat di Bumi, layanan televisi satelit
menambah sinyal lokal yang ketinggalan jaman, menghasilkan jangkauan
saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar.
Televisi kabel atau cable television adalah sistem penyiaran acara
televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan melalui serat
optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran
televisi biasa yang harus ditangkap antena (over-the-air). Selain acara
televisi, acara radio FM, internet, dan telepon juga dapat disampaikan
lewat kabel.
Adapun kekurangan dan kelebihan dari TV kabel dengan TV satelit
yaitu:
a. Peralatan yang dibutuhkan
Melalui TV kabel, biasanya peralatan yang dibutuhkan hanyalah alat
penerima siaran digital (digital receiver). Sedangkan TV satelit selain
membutuhkan receiver, juga harus menggunakan piringan antena
(biasa disebut antena parabola).
b. Kualitas sinyal
Sinyal yang dipancarkan TV kabel bisa analog dan digital karena daya
tampung kabel yang terbatas, sedangkan TV satelit saat ini
menggunakan sistem digital sehingga kualitas sinyal lebih jernih.
c. Jangkauan siaran
TV kabel hanya menjangkau area atau daerah tertentu. Itu pun selalu
diawali dengan survey dahulu apakah daerah tersebut cocok dan
banyak peminatnya. TV satelit menjangkau daerah terpencil, karena
siaran satelit tidak mengenal blank spot.
d. Jumlah saluran
300 channel sanggup disalurkan melalui TV kabel, namun tidak
semua berkualitas baik (karena gabungan antara analog dan digital).
TV satelit mampu memancarkan 250 channel dengan kualitas digital,
dan bisa bertambah tergantung kapasitas transponder satelit.
Jika Anda mempunyai antena parabola digital (solid, karena jaring
sudah jarang dipakai) masih bisa menikmati siaran TV luar negeri
dengan gratis. Antena parabola solid berukuran 6 feet bisa menangkap
kurang lebih 25 satelit yang membentang dari timur sampai ke barat
wilayah Indonesia. Syaratnya antena parabola tersebut dipasang
rotator yang akan merubah arah antena sesuai posisi satelit yang kamu
mau.

- Mengapa saat tidak menggunakan TV kabel bisa mendapatkan


siaran televisi ? ( Kelompok 2 )
Jawaban :
Karena adanya nois atau gangguan dan salah satu pengaruhnya juga
yaitu pada televisi terdapat antena tersendiri sehingga tanpa
menggunakan TV kabel bisa diperoleh beberapa siaran televisi.
3. - mengapa saat magnet didekatkan ke layar muncul warna pelangi?
( kelompok 5 )
Jawaban :
Pengaruh Magnet Pada Televisi
Energi dari Medan magnet dapat mengerakan molekul karbon pada
lcd menjadi tidak teratur bahkan jadi rapat ,pada magnet besar tentu
mempunyai medan magnet yg besar pula maka jika sebuah lcd didekatkan
pada magnet tsb di pastikan lcd tsb akan mengalami kerusakan yaitu blank
pada bagian yg dekat pada magnet itu sebabnya para produsen
laptop,ponsel dan televisi menambahkan loudspker pada produknya
sekecil mungkin dgn suara lumayan .
Sedikit penjelasan bahwa pada TV tabung pengaruh perubahan
medan magnet akan berdampak pada komposisi warna. Jika kita membuka
TV dan lihat di bagian tabung disana terdapat kabel perak yang
mengelilingi tabung, itulah yang bertugas mengendalikan medan magnet
pada pesawat TV. Kabel ini dihubungkan ke rangkaian (biasanya dengan
soket kabel) dan disana jika kita perhatikan terdapat komponen kotak
hitam (didekat soket tersebut) yang disebut PTC. Dialah komponen yang
mengontrol medan magnet dan mengalir ke kabel perak tadi.

4. - Bagaimana proses sinkronisasi pada gelombang sinyal gambar


dan sinyal suara pada televisi ?
Jawaban :
Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan
berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue).
Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada
sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca
pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal
listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima
(receiver) televisi.
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi
objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi
hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk
warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat
televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam
warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada
rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.

Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang


di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya
menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal
suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang
terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar.
Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang
telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah
gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap
tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base
band).

Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk


meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal
suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio
FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25
khz.

- Bagaimana proses munculnya warna hitam dan putih pada layar


televisi ? ( kelompok 4 )
Jawaban :
Pada umumnya televisi berwarna menggunakan pencampuran anatara
warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) sehingga bisa
menghasilkan warna sesuai dengan gambar yang diambil, mengapa
dalam televisi berwarna bisa muncul warna hitam dan putih, karena
pencampuran warna dalam televisi tersebut menghasilkan nilai satu.
Pemunculan warna hitam dan putih tergantung dari pencampuran
warna sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai