BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkanpersamaan reaksi diatas, pada larutan akan tinggal asam sulfat, pada anoda
akan terbentuk gas O2 dan logam Cu akan menempel pada katoda.
Untuk analisa larutan sisa elektrokimia digunakan metode titrasi iodometri. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui kadar Cu2+ yang masih tersisa dalam larutan.
Reaksi :
I2 + I- → I3- (8)
2.4.Deret Volta
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektroda standarnya disebut deret
elektrokimia atau deret volta.
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Cu Ag Hg Pt Au
Semakin ke kiri sifat reduktor semakin kuat artinya logam mampu mereduksi ion-ion di sebelah
kanannya tetapi tidak mampu mereduksi ion di sebelah kirinya dan logam semakin reaktif
(semakin mudah melepas elektron).
2.6.Hukum Faraday
Dalam sel volta maupun sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara jumlah zat
yang bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam reaksi redoks.
ELEKTROKIMIA
Hukum Faraday menyatakan bahwa massa yang dihasilkan dalam suatu sistem sel
elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang mengalir dalam sel tersebut. Besarnya
muatan listrik yang terjadi dalam sel merupakan hasil antara kuat arus yang dialirkan dengan
lamanya waktu elektrolisis. Pernyataan ini merupakan prinsip dasar Hukum Faraday yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Massa zat yang dihasilkan atau melarut selama elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah muatan listrik yang melalui sel elektrolisis.
2. Massa zat yang dihasilkan berbanding lurus dengan massa ekuivalennya untuk jumlah
listrik yang sama.
Secara aljabar Hukum Faraday dapat diformulasikan sebagai berikut :
𝑒𝑥𝑖𝑥𝑡
𝑊=
𝐹
W = massa zat (gram)
e = massa ekuivalen
i = kuat arus (ampere)
t = waktu (sekon)
F = tetapan Faraday (96.500 Coulomb)
ELEKTROKIMIA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Keterangan :
1. Klem
2. Statif
3. Buret
4. Erlenmeyer
3.3.Prosedur Percobaan
1. Isi tangki elektrolisis dengan 500 ml larutan CuSO4.5H2O
2. Letakkan katoda dan anoda pada tangki dengan posisi yang permanen. Hubungkan
anoda dengan kutub positif dan katoda dengan kutub negatif penyearah arus
3. Alirkan arus bertegangan rendah(besar arus bisa divariasi) dan jalankan pengadukan
dengan perlahan-lahan
4. Ketika mencapai waktu yang telah ditentukan (waktu elektrolisa bisa divariasi)
hentikan pengadukan dan arus listrik, ambil katoda. Selanjutnya cuci katoda, keringkan
dan timbang. Analisa cairan sisa elektrolisa dengan metode titrasi iodometri untuk
mengetahui kandungan Cu2+ yang masih tersisa
ELEKTROKIMIA
Keterangan
Variabel berubah : arus listrik, waktu elektrolisis, konsentrasi.
Ambil 5 ml cairan sisa hasil elektrolisis, masukkan dalam erlenmeyer dan selanjutnya tambahkan
3 ml larutan KI X% berat. Tutup mulut labu erlenmeyer dengan gelas arloji kecil dan biarkan
selama 5 menit di tempat yang gelap agar reaksi berlangsung dengan sempurna. Selanjutnya cuci
tutup gelas arloji dengan aquadest dan masukkan air cucian dalam erlenmeyer, kemudian titrasi
larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 sampai warna larutan berubah menjadi kuning.
Selanjutnya tambahkan 3 tetes indikator amilum ke dalam campuran dan dititrasi lagi dengan
Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang (putih susu) .
3.5.Cara Perhitungan
𝑀−𝑀0
1. X1 = 𝑀𝐶𝑢
Keterangan :
X1 = konversi massa
V0. N−V.N 𝑉0 −𝑉
2. X2 = =
𝑉0 .𝑁 𝑉0
Keterangan :
X2 = konversi volume