Anda di halaman 1dari 7

‫ل ممنن فشفرنومر أونَننفمسوناَ ووممنن‬

‫إملن النحمود لملمه نَونحمفدهف ونَوستْو م نعيِننفهف ونَوستْونغنمفرنه ونَوستْوننهمدينمه ونَونعوُذف مباَ م‬
‫وف‬ ‫و ن ف و ن‬ ‫و و ن‬ ‫ون‬

‫ُ أونشوهفد أونن لو إملوهو إملل‬.‫ي لوفه‬ ‫م‬ ‫ضلل لوه ومن ي ن م‬


‫ من يننهمدمه ال فولو م م‬،َ‫ت أونعماَلمونا‬
‫سيِيوئاَ م‬
‫ضلنل فولو وهاَد و‬ ‫ف وو ن ف‬ ‫ف ف‬ ‫و ون و‬ ‫و‬

‫صيل وووسلينم وووباَمرنك وعولىَ فموحلمدد وووعولىَ آلممه‬


‫ُ وال لفهلم و‬.‫ال ووأونشوهفد أولن فموحلمددا وعنبفدهف ووورفسنوُلففه‬

ُ‫ُ أولماَ بوننعفد؛‬.‫صنحبممه وووممن انهتْوودىَ بمفهوداهف إمولىَ يوننوُمم النمقويِاَوممة‬


‫وو و‬

Pertama-tama, marilah kita panjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang mana
dengan segala rahmat dan nikmat-Nya kita masih diberikan umur panjang sehingga pada
kesempatan ini alhamdulillah dapat dipertemukan lagi dengan hari kemenangan ummat
Islam, yakni hari raya Idul Adha. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW. Amien

Bapak/Ibu dan para hadirin yang saya hormati...


Dengan datangnya hari raya Idul Adha kali ini, semoga Allah SWT memberikan kita semua
hidayah untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada-Nya selaku Tuhan semua alam. Mari kita
tingkatkan rasa taqwa kita kepada Allah SWT agar kelak kita diberikan keselamatan di
Akhirat.

Di hari raya Idul Ahda , para ummat Muslim yang dari sisi ekonomi memiliki kemampuan
amat diserukan kepada mereka untuk melakukan qurban. Qurban yang berasal dari bahasa
Arab yang berartikan penyembelihan memiliki nilai bersejarah dalam Islam, dan masyarakat
Islam melakukan qurban setiap setahun sekali.

Allah SWT berfirman :

‫صيل لموربي و‬
‫ك ووانَنوحنر‬ ‫فو و‬

Artinya :
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah (QS. Al-Kautsar : 2)
Note: Yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan Qurban dan mensyukuri
nikmat Allah.

Dalam sebuah hadist diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah bersabda: "Barang siapa


mempunyai kelapangan (kejembaran rezeki), mampu untuk berkorban tetapi tidak
melakukannya, maka janganlah dia dekat-dekat ke Mushollah tempat kami beribadat".
(HR.Ibnu Majah).
Hadirin Rahimakumullah ...
Binatang korban yang disembelih dengan hati yang ikhlas itu kelak di hari akhir akan
ditimbang darahnya, tanduknya, bulunya dan semua anggota tubuhnya, sekaligus akan
menjadi saksi baginya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Sembelihlah korban dan senangkanlah hatimu, sesungguhnya seorang muslim yang
menghadapkan hewan-hewan sembelihnya ke kiblat, maka darah hewan itu, tanduknya dan
bulunya semuanya merupakan kebajikan yang akan ditimbang pada hari kiamat.

Hadirin Rahimakumullah ...


Menyembelih binatang korban itu mengandung dua aspek perwujudan, yaitu:
1. Aspek uhudiah (Peribadatan)

Yaitu berbakti dan mendekatkan diri kepada Tuhan, sesuai dengan asal kata korban itu
berasal dari kata "Qoroba" yang artinya mendekatkan diri kepada Allah. Sebagai
imbangan pendekatan itu, maka Allah dekat pula kepada orang yang berkorban, dan
Tuhan akan melipatgandakan pahalanya di akhirat kelak.

2. Aspek kemasyarkatan

Karena dengan melakukan korban dan membagi-bagikan daging sembelihan itu akan
berkembanglah pendekatan sesama umat manusia. Dimana kaum muslimin yang
sedang hidup dalam garis kemiskinan yang selama hidupnya tidak pernah makan
daging sapi, kini dia merasakan bagaimana nikmatnya makan daging ikan sapi.
Dengan jalan ini insya Allah akan terciptalah kemurnian sosial dalam masyarakat.

Bapak/Ibu dan para hadirin yang saya hormati...


Dalam sejarah Islam sebagaimana diterangkan dalam Al Qur'an, terdapat dua peristiwa
dilakukannya ritual kurban yaitu oleh Habil (Abel) dan Qabil (Cain), putra nabi Adam Alaihis
Salam serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi Ismail atas perintah Allah
S.W.T.

Kisah Habil dan Qabil di kisahkan pada Al Qur'an Surat Al-Maaidah ayat 27 yang berbunyi:

‫وواتنفل وعلونيِمهنم نَونبوأو ابنننوني آودوم مباَلنوحيق إمنذ قونلروباَ قفننروباَدنَاَ فونتْفنفقبيول ممنن أووحمدمهوماَ وولونم يفنتْونوقبلنل ممون الوخمر‬

ْ‫ك قواَول إمنَلوماَ يونتْونوقبلفل ال لهف ممون الن ف ت‬


‫ملمقيِون‬ ‫قواَول لقننتْفنلونل و‬

Artinya :
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku
pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari
orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Maaidah : 27)
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Diterangkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim
untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail
mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah kemudian
menggantinya dengan seekor domba.

Dibawah ini petikan surat Ash Ahaaffaat Ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut.

‫سنعوي قواَول وياَ بفننولي إمينَي أوورىَ مفي النوموناَمم أوينَي أونذبوفح و‬
َ‫ك فواَنَنظفنر وماَوذا تونورىَ قواَول ويا‬ ‫فونلولماَ بونلووغ وموعهف ال ل‬

‫ت افننوعنل وماَ تفننؤومفر وستْومجفدمنَي إمنن وشاَءو ال لهف ممون ال ل‬


) ‫( فونلولماَ أونسلووماَ ووتون لهف لمنلوجمبيِمن‬١٠٢) ‫صاَبممريون‬ ‫أوب م‬
‫و‬

‫ت الرنؤوياَ إملنَاَ وكوذلم و‬


) ‫ك نَونجمزي النفمنحمسمنيِون‬ ‫م‬
‫( قوند و‬١٠٤) ‫( ووونَاَوديننوناَهف أونن وياَ مإبننوراهيِفم‬١٠٣
‫صلدقن و‬

(١٠٧) ‫( ووفووديننوناَهف بممذبندح وعمظيِدم‬١٠٦) ‫( إملن وهوذا لوفهووُ النوبلءف النفممبيِفن‬١٠٥

Artinya :
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar". (QS.
Ash-Shaaffaat: 102-107)

Hadirin Rahimakumullah ...


Maka dari itu, apabila kita diberikan rizki lebih oleh Allah S.W.T. jangan lupa disisihkan
untuk membeli hewan untuk disembelih pada hari raya Idul Adha. Demikian yang dapat saya
sampaikan, semoga pidato singkat ini berguna bagi para hadirin sekalian, dan bermanfaat
bagi saya pribadi, Amin.

‫سلوم وعلونيِفكم ورنحمةف ا م‬


‫ل ووبونوروكاَتفهف‬ ‫ن وو و‬ ‫ووال ل ف‬

Itulah contoh teks pidato singkat idul adha atau ceramah hari raya kurban yang dapat
kami share pada kesempatan ini sebagai bahan referensi untuk Anda. Silakan Anda bisa
kembangkan lebih banyak lagi, kurang lebihnya kami mohon maaf. Semoga bermanfaat.
Khutbah I

.‫ بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر‬.‫ بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر‬.‫بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر‬
ُ،‫ُ بلإإلِهب إإلل ار بوكحبدره‬،‫ل‬ ‫صكي ل‬ ‫بار أبككببكر بكبإكيلراً بواًكلِبحكمرد لإ بكثإكيلراً بورسكببحاَبن اإ برككبرةل بوأب إ‬
‫ُ لبإإلِهب إإلل ار بوار‬،‫ب بوكحبدره‬ ‫صبر بعكببدهر بوأببعلز رجكنبدهر بوهببزبم اًكلبكحبزاً ب‬ ‫ق بوكعبدهر بونب ب‬ ‫صبد ب‬ ‫ب‬
‫ضهر بعبلىَ ببكع ض‬
‫ض‬ ‫ضبل ببكع ب‬ ‫ق اًلِززبماَإن بوفب ل‬ ‫ي بخلب ب‬ ‫ اًلِبحكمرد إلإ اًلِلإذ ك‬.‫ُ بار أبككببرر بولإ كاًلِبحكمرد‬،‫أبككببرر‬
‫ضاَئإإل يربعظلرم فإكيبهاَ اًلبكجرر واًلِبحبسبناَ ر‬
.‫ت‬ ‫ض اًلِششهركوإر بواًلبلياَإم بواًبلِلبياَإلِيِ بإبمبزاًبياَ بوفب ب‬ ‫ص ببكع ر‬ ‫فببخ ل‬
‫ك لِبهر بوأبكشهبرد أبلن بسييبدناَ رمبحلملداً بعكبردهر بوبررسكولِرهر‬ ‫أبكشهبرد أبكن لب إإلِبهب إإلل ار بوكحبدهر لب بشإركي ب‬
َ‫ك رمبحزمضد إوبعبلى‬ ‫ك بوبررسكولِإ ب‬ ‫صزل وزسليكم عبلىَ بعكبإد ب‬ ‫ اًلِلزهرلم ب‬.‫اًلِلداًإعىَ بإقبكولِإإه بوفإكعلإإه إإبلِىَ اًلِلربشاَإد‬
َ‫س اًتلرقواً اب تببعاَبلِى‬ ‫ُ فبياَ أبشيبهاَ اًلِلناَ ر‬،‫ ألماَ بكعرد‬.‫صبحاَبإإه هربداًإة اًلببناَإم فيِ أبكنبحاَإء اًلِبإلبإد‬ ‫آإلِه وأ ك‬
‫ت‬
‫طاَبعاَ إ‬‫بإفإكعإل اًلِ ل‬
‫ إإلن‬.‫ك بواًكنبحكر‬ ‫صيل لِإبربي ب‬‫ فب ب‬.‫ك اًكلِبككوثببر‬ ‫ إإلناَ أبكعطبكيبناَ ب‬:‫فبقبكد بقاَبل ار تببعاَلِبىَ إفيِ إكبتاَبإإه اًكلِبكإركيإم‬
‫ك هربو اًكلبكبتبرر‬‫بشاَنإئب ب‬.

Hari raya kurban atau biasa kita sebut Idul Adha yang kita peringati tiap tahun tak bisa
terlepas dari kisah Nabi Ibrahim sebagaimana terekam dalam Surat ash-Shaffat ayat 99-111.
Meskipun, praktik kurban sebenarnya sudah dilaksanakan putra Nabi Adam yakni Qabil dan
Habil. Diceritakan bahwa kurban yang diterima adalah kurban Habil bukan Qabil. Itu pun
bukan daging atau darah yang Allah terima namun ketulusan hati dan ketakwaan dari si
pemberi kurban.

‫لِبكن يببناَبل ل‬
‫اب لِررحورمبهاَ بول إدبماَرؤبهاَ بولِبإككن يببناَلِرهر اًلِتلكقبوىَ إمكنرككم‬
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al-Hajj: 37)

Kendati sejarah kurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia, namun
syariat ibadah kurban dimulai dari cerita perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk
menyembelih anak kesayangannya, Ismail (‘alaihissalâm). Seorang anak yang ia idam-
idamkan bertahun-tahun karena istrinya sekian lama mandul. Dalam Surat ash-Shaffat
dijelaskan bahwa semula Nabi Ibrahim berdoa:

‫صاَلِإإحيبن‬ ‫ب هب ك‬
‫ب إلِيِ إمبن اًلِ ل‬ ‫بر ي‬.
“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
shalih.”

Allah lalu memberi kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak yang amat cerdas
dan sabar (ghulâm halîm). Hanya saja, ketika anak itu menginjak dewasa, Nabi Ibrahim diuji
dengan sebuah mimpi. Ia berkata, "Wahai anakku, dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu
dari Allah yang meminta aku untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?" Anak
yang saleh itu menjawab, "Wahai bapakku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah
kamu akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar."
Tatkala sang bapak dan anak pasrah kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun membawa anaknya
ke suatu tumpukan pasir. Lalu Ibrâhîm membaringkan Ismail dengan posisi pelipis di atas
tanah dan siap disembelih.

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,

Atas kehendak Allah, drama penyembelihan anak manusia itu batal dilaksanakan. Allah
berfirman dalam ayat berikutnya:

َ‫ بسبلمم بعبلى‬.‫ بوتببرككبناَ بعلبكيإه إفيِ اًكلبإخإريبن‬.‫ح بعإظيضم‬ ‫ بوفببدكيبناَهر بإإذكب ض‬.‫إإلن هببذاً لِبهربو اًكلِبببلرء اًكلِرمإبيرن‬
‫ إإنلهر إمكن إعبباَإدبناَ اًكلِرمكؤإمإنيبن‬.‫ك نبكجإزي اًكلِرمكحإسإنيبن‬ ‫ بكبذلِإ ب‬.‫إإكببراًإهيبم‬
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas
Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Hadirin,

Ibadah kurban tahunan yang umat Islam laksanakan adalah bentuk i’tibar atau pengambilan
pelajaran dari kisah tersebut. Setidaknya ada tiga pesan yang bisa kita tarik dari kisah tentang
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta ritual penyembelihan hewan kurban secara umum.

Pertama, tentang totalitas kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi Ibrahim yang
mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat rasa
bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya. Lewat
perintah menyembelih Ismail, Allah seolah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak
hanyalah titipan. Anak—betapapun mahalnya kita menilai—tak boleh melengahkan kita
bahwa hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan ketaatan.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan
egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Dengan penuh ketulusan, Nabi
Ibrahim menapaki jalan pendekatan diri kepada Allah sebagaimana makna qurban, yakni
pendekatan diri.

Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih belia, mampu membuktikan diri sebagai anak
berbakti dan patuh kepada perintah Tuhannya. Yang menarik, ayahnya menyampaikan
perintah tersebut dengan memohon pendapatnya terlebih dahulu, dengan tutur kata yang
halus, tanpa unsur paksaan. Atas dasar kesalehan dan kesabaran yang ia miliki, ia pun
memenuhi panggilan Tuhannya.

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,

Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi kita
diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk mempertahankan nilai-
nilai ketuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau untuk tidak meremehkan nyawa dan
darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa
‫‪pengorbanan dalam bentuk tubuh manusia—sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi‬‬
‫‪sejumlah kelompok pada zaman dulu—adalah hal yang diharamkan.‬‬

‫‪Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu‬‬
‫‪bapak, yakni Nabi Adam ‘alaihissalâm. Seluruh manusia ibarat satu tubuh yang diciptakan‬‬
‫‪Allah dalam kemuliaan. Karena itu membunuh atau menyakiti satu manusia ibarat‬‬
‫‪membunuh manusia atau menyakiti manusia secara keseluruhan. Larangan mengorbankan‬‬
‫‪manusia sebetulnya penegasan kembali tentang luhurnya kemanusiaan di mata Islam dan‬‬
‫‪karenanya mesti dijamin hak-haknya.‬‬

‫‪Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan. Sedekah‬‬
‫‪daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya sangat luas,‬‬
‫‪meliputi pengorbanan dalam wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.‬‬

‫‪Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan,‬‬
‫‪bila masing-masing manusia sekadar memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli‬‬
‫‪dengan kebutuhan orang lain, alangkah kacaunya kehidupan ini. Orang mesti mengorbankan‬‬
‫‪sedikit waktunya, misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket pejuatan tiket, bersedia‬‬
‫‪menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah lalu lintas menyala, dan lain-lain.‬‬
‫‪Sebab, keserakahan hanya layak dimiliki para binatang. Di sinilah perlunya kita‬‬
‫‪“menyembelih” ego kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb) kepada Allah,‬‬
‫‪karena esensi kurban adalah solidaritas sesame dan ketulusan murni untuk mengharap‬‬
‫‪keridhaan Allah. Wallahu a’lam.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫‪.‬بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر بار أبككببرر‬
‫اًبكلِبحكمرد لإ بعلبىَ إإكحبساَنإإه بواًلِششككرر لِبهر بعلبىَ تبكوفإكيقإإه بواًإكمتإبناَنإإه‪ .‬بوأبكشهبرد أبكن لب اًإلِبهب إإلل ار بوار‬
‫ك لِبهر بوأبكشهبرد ألن بسييبدبناَ رمبحلملداً بعكبردهر بوبررسكولِرهر اًلِلداًإعىَ إلِبىَ إر ك‬
‫ضبواًنإإه‪ .‬اًلِلهرلم‬ ‫بوكحبدهر لب بشإركي ب‬
‫صبحاَبإإه بوبسليكم تبكسلإكيلماَ إكثكيلراً‬ ‫صيل بعبلىَ بسييإدبناَ رمبحلمضد إوبعبلىَ اًبلِإإه بواًب ك‬‫ب‬
‫س اًإتلرقواًاب فإكيبماَ أببمبر بواًكنتبهركواً بعلماَ نببهىَ بواًكعلبرمكواً أبلن اب أببمبررككم‬ ‫أبلماَ ببكعرد بفياَ ب اًبشيبهاَ اًلِلناَ ر‬
‫صلشكوبن بعلبىَ‬ ‫بإأ بكمضر بببدأب فإكيإه بإنبكفإسإه بوبثـَبنىَ بإبملَ ئإبكتإإه بإقركدإسإه بوبقاَبل بتعاَ ببلِىَ إإلن اب بوبملَئإبكتبهر ير ب‬
‫صيل بعبلىَ بسييإدبناَ رمبحلمضد‬ ‫صشلكواً بعلبكيإه بوبسليرمكواً تبكسلإكيلماَ‪ .‬اًلِلهرلم ب‬ ‫اًلِنلإبىَ يآ اًبشيبهاَ اًلِلإذكيبن آبمنركواً ب‬
‫ك بوبملَئإبكإة كاًلِرمقبلربإكيبن‬ ‫صللىَ ار بعلبكيإه بوبسليكم بوبعبلىَ آإل بسييإدناَ ب رمبحلمضد بوبعبلىَ اًبكنإبيآئإ ب‬
‫ك بورررسلإ ب‬ ‫ب‬
‫ض اًلِلزهرلم بعإن كاًلِرخلببفاَإء اًلِلراًإشإدكيبن أبإبىَ ببككضر بورعبمر بورعكثبماَن بوبعإلىَ بوبعكن ببقإيلإة‬ ‫بواًكر ب‬
‫ض بعلناَ بمبعهركم‬ ‫صبحاَببإة بواًلِلتاَبإإعكيبن بوبتاَبإإعيِ اًلِلتاَبإإعكيبن لِبهركم بإاَ إكحبساَضن اًإبلِىَيبكوإم اًلِيدكيإن بواًكر ب‬ ‫اًلِ ل‬
‫ك بياَ اًبكربحبم اًلِلراًإحإمكيبن‬ ‫بإبركحبمتإ ب‬
‫ت اًبلبكحيآرء إمكنهركم بوكاًلبكمبواً إ‬
‫ت‬ ‫ت بوكاًلِرمكسلإإمكيبن بوكاًلِرمكسلإبماَ إ‬
‫باًلِلهرلم اًكغفإكر لِإكلرمكؤإمنإكيبن بوكاًلِرمكؤإمبناَ إ‬
‫ك كاًلِرمبويحإديلةب‬ ‫ك بوكاًلِرمكشإرإككيبن بواًكن ر‬
‫صكر إعبباَبد ب‬ ‫اًلِلهرلم أبإعلز كاًإلكسلببم بوكاًلِرمكسلإإمكيبن بوأبإذلل اًلِيشكر ب‬
‫صبر اًلِيدكيبن بواًكخرذكل بمكن بخبذبل كاًلِرمكسلإإمكيبن بو بديمكر أبكعبداًبءاًلِيدكيإن بواًكعإل بكلإبماَتإ ب‬
‫ك‬ ‫صكر بمكن نب ب‬ ‫بواًكن ر‬
‫إإبلِىَ يبكوبم اًلِيدكيإن‪ .‬اًلِلهرلم اًكدفبكع بعلناَ كاًلِببلببء بوكاًلِبوبباَبء بواًلِلزلبإزبل بوكاًلِإمبحبن بورسكوبء كاًلِفإكتنبإة بوكاًلِإمبحبن‬
‫صةل بوبساَئإإر كاًلِبركلبداًإن كاًلِرمكسلإإمكيبن عآلمةل بياَ‬ ‫بماَ ظبهببر إمكنبهاَ بوبماَ ببطببن بعكن ببلبإدبناَ اًإكنردونإكيإسلياَ خآ ل‬
‫ب كاًلِبعاَلِبإمكيبن‪ .‬بربلبناَ آإتناَ ب إفىَ اًلِشدكنبياَ بحبسنبةل بوإفىَ كاًلإخبرإة بحبسنبةل بوقإبناَ بعبذاً ب‬
‫ب اًلِلناَإر‪ .‬بربلبناَ‬ ‫بر ل‬
‫ظلبكمبناَ اًبكنفربسبناَبواًإكن لِبكم تبكغفإكر لِببناَ بوتبكربحكمبناَ لِبنبرككونبلن إمبن كاًلِبخاَإسإركيبن‪ .‬إعبباَبداإ ! إإلن اب يبأكرمرربناَ‬ ‫ب‬
‫بإكاَلِبعكدإل بوكاًإلكحبساَإن بوإإكيتآإء إذي كاًلِقركرببىَ بويبكنبهىَ بعإن كاًلِفبكحشآإء بوكاًلِرمكنبكإر بوكاًلِببكغيِ يبإعظررككم‬
‫لِببعللرككم تببذلكرركوبن بواًكذركررواً اب كاًلِبعإظكيبم يبكذرككررككم بواًكشركرركوهر بعلبىَ نإبعإمإه يبإزكدرككم بولِبإذككرر اإ‬
‫أبككببكر‬

Anda mungkin juga menyukai