Anda di halaman 1dari 25

Contoh khutbah idul adha: merayakan kemenangan setiap

tahun
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah. Akbar!

Alhamdulillah, pagi ini kita semua berkumpul untuk memperingati satu diantara sekian banyak
hari-hari Allah. Hari-hari yang kelak akan menjadi saksi tentang jiwa-jiwa suci yang telah
berjuang menggapai ketinggian; tentang jiwa-jiwa yang telah memberikan kematian untuk
nendapatkan kehidupan. Untuk itulah Allah memerintahkan kita untuk senantiasa rnengingat
hari-hari-Nya; agar dengan begitu kita senantiasa menemukan godaan luar biasa untuk berjalan
dan mendaki langit ketinggian;

‫صبباَّرر ششككوُرر‬
‫ت للككلُل ش‬
‫ك شلشياَّ ر‬ ‫شوُشذلُكمركهمم لبأ شبياَّلم ب ل‬
‫ا إلبن لفيِ شذلل ش‬

“… dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
(QS: 14. 5)

Dan hari yang kita peringati ini adalah hari ketika seorang manusia besar, seorang nabi Allah,
lbrahim as, sedang menapaki jalan terjal menuju ketinggian; menjalani detik¬-detik paling
rnenggetarkan dalam kehidupan jiwanya dan dalam scgenap gelombang sejarah kemanusiaan;
saat-saat ketika ia melampaui batas keraguannya dan memasuki wilayah keyakinan baru
dimana ia benar-benar memutuskan untuk menyembelih puteranya tercinta, Ismail as.
Dengarlah dialog antara kedua anak manusia itu pada jenak-jenak terakhir menjelaskan mereka
tiba pada kesepakatan besar itu;

‫صاَّلبلريشن‬ ‫جكدلنيِ إلمن ششاَّشء ب‬


‫اك لمشن ال ب‬ ‫ظمر شماَّشذا شتشرىَ شقاَّشل شياَّأششب ل‬
‫ت امفشعملشماَّ كتمؤشمكر شسشت ل‬ ‫شفشلبماَّ شبشلشغ شمشعكه البسمعشيِ شقاَّشل شياَّكبشنبيِ إللُنيِ أششرىَ لفيِ املشمشناَّم أشلُنيِ أشمذشبكحشكشفاَّمن ك‬
‫ل‬
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar”. (QS: 37: 102).

Tidakkah engkau melihat betapa lbrahim memanggil anaknya dengan sebutan “Bunayya;
anakki tersayang?” Tidakkah engkau melihat betapa Ibrahim bertanya kepada anaknya dengan
hati- hati; “Cobalah pertimbangkan! Bagaimanakah pendapatmu tentang itu?” Tidakkah engkau
merasakan betapa Ibrahim menyembunyikan pergolakan besar yang berkecamuk di relung
hatinya? Tapi lihatlah, betapa agungnya sang anak masih sanggup memanggil ayahnya dengan
panggilan sayang; “Wahal ayahku teersayang!” Tapi alangkah agungnya sang anak ketika ia
menjawab dengan tenang; “Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!” Dan betapa
tegarnya sang anak ketika ia mengatakan; “Niscaya kan kau dapati aku,Insya Allah, sebagai
orang-orang yang sabar.”
ltulah momentum pengorbanan paling akbar dalam sejarah manusia. Dan itulah momentum
kebesaran paling agung dalam sejarah manusia. Dan itulah hari-hari Allah! Maka dengarlah
Allah berkata tentang lbrahim;

‫س إلشماَّمماَّ شقاَّشل شوُلممن كذلُربيلتيِ شقاَّشل شل شيشناَّكل شعمهلديِ البظاَّلللميشن‬ ‫ت شفأ ششتبمكهبن شقاَّشل إللُنيِ شجاَّلعلك ش‬
‫ك لللبناَّ ل‬ ‫شوُإللذ امبشتشلىَ إلمبشرالهيشم شرببكه لبشكللشماَّ ر‬

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),
lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam
bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah
berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim”. (QS. Al Baqarah ayat 124)

Dan denganlah Allah berkata tentanglsmail as,

َّ‫صاَّلدشق املشوُمعلد شوُشكاَّشن شركسوُمل شنلب يميا‬ ‫شوُامذككمر لفيِ امللكشتاَّ ل‬


‫ب إلمسشماَّلعيشل إلبنكه شكاَّشن ش‬

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al
Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul
dan nabi.

(2)

Beginilah Sungai Sejarah Mengalir

Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Begitulah kisah pengorbanan itu mengalir dalam sungai sejarah kemanusiaan. Sebab dalam
sungai sejarah itu selalu hanya ada darah dan air mata. Tapi hanya itulah; yang dapat
mengantar setiap; prihadi menuju muara kebesarannya. Dan hanya itulah yang dapat
mengantar setiap umat menuju muara kejayaannya.Demikianlah akhirnya pengorbanan
menjadi kisah panjang yang mengalir deras dalam sungai sejarah kemanusiaan.

Lihatlah bagaimana putera Adam, Habil, mempersembahkan hewan terbaik yang ia miliki
sebagai persembahan kepada Allah unluk membuktikan kedalaman takwanya.

‫إلمذ شقبرشباَّ قكمرشباَّمناَّ شفكتقكلُبشل لممن أششحلدلهشماَّ شوُشلمم كيشتشقببمل لمشن املشخلر‬

“… ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka
berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (Q.S Al Maidah ayat 27)

Lihatlah betapa mirisnya perasaan ibunda nabi Musa saat ia memutuskan untuk melepaskan
bayi laki-lakinya terapung dai atas sungai;

ِ‫ك شمشحببمة لملُني‬ ‫حلل شيأمكخمذهك شعكدووُ لليِ شوُشعكدووُ شلكه شوُأشملشقمي ك‬
‫ت شعلشمي ش‬ ‫ت شفاَّمقلذلفيله لفيِ املشيلُم شفملكيمللقله املشيبم لباَّلبساَّ ل‬ ‫إلمذ أشموُشحميشناَّ إلشلىَ أ كلُم ش‬
‫(أشلن امقلذلفيله لفيِ البتاَّكبوُ ل‬38)َ‫ك شماَّ كيوُشحى‬
(39)ِ‫صشنشع شعشلىَ شعميلني‬ ‫شوُللكت م‬

“…yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, Yaitu: ‘Letakkanlah ia
(Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu
membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir`aun) musuh-Ku dan musuhnya’. Dan Aku telah
melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah
pengawasan-Ku. (QS Thoha ayat 38-39)

Lihatlah bagaimana nabi Yusuf harus mengorbankan masa mudanya di dasar sumur yang
gelap, lalu dalam penjara yang begitu melelahkan;

‫ب إلشلميلهبن شوُأشككمن لمشن املشجاَّلهلليشن‬ ‫ف شعلُنيِ شكميشدكهبن أش م‬


‫ص ك‬ ‫ب اللُسمجكن أششح ب‬
‫ب إلشلبيِ لمبماَّ شيمدكعوُشنلنيِ إلشلميله شوُإلبل شت م‬
‫صلر م‬ ُ‫شقاَّشل شر ل‬

Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh.” (QS. Yusuf ayat 33)

Lihatlah bagaimana nabi Nuh mengorbankan 950 tahun dan masa hidupnya untuk dakwah dan
akhirnya hanya mendapat dua belas pasang pengikut;

)‫ا شوُابتكقوُهك شوُأشلطيكعوُلن‬ ‫(أشلن امعكبكدوُا ب ش‬2)‫(شقاَّشل شياَّشقموُلم إللُنيِ لشككمم شنلذيمر كملبيمن‬1)‫ب أشلليمم‬ ‫ك لممن شقمبلل أشمن شيأملتشيكهمم شعشذا م‬ ‫إلبناَّ أشمرشسملشناَّ كنوُمحاَّ إلشلىَ شقموُلمله أشمن أشمنلذمر شقموُشم ش‬
)‫ت شقموُلميِ شلميمل شوُشنشهاَّمرا‬ ‫ب إللُنيِ شدشعموُ ك‬ُ‫(شقاَّشل شر ل‬4)‫ا إلشذا شجاَّشء شل كيشؤبخكر شلموُ ككمنكتمم شتمعشلكموُشن‬ ‫(شيمغلفمر شلككمم لممن كذكنوُلبككمم شوُكيشؤلُخمرككمم إلشلىَ أششجرل كمشسميمىَ إلبن أششجشل ب ل‬3
)‫صبروُا شوُامسشتمكشبكروُا امسلتمكشباَّمرا‬ ‫ش‬
‫صاَّلبشعكهمم لفيِ شءاشذالنلهمم شوُامسشتمغششموُا لثشياَّشبكهمم شوُأ ش‬ ‫ش‬
‫(شوُإللُنيِ ككلبشماَّ شدشعموُكتكهمم للشتمغلفشر شلكهمم شجشعكلوُا أ ش‬6)‫(شفشلمم شيلزمدكهمم كدشعاَّلئيِ إلبل لفشرامرا‬5
‫ش‬ ‫ك‬ ‫ش‬ ‫ش‬ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ش‬ ‫ش‬
(9)‫(ثبم إلنيِ أمعلنت لكهمم شوُأمسشرمرت لكهمم إلمسشرامرا‬8)‫جشهاَّمرا‬ ُ‫ل‬ ‫ك‬ ‫(كثبم إلنيِ شدشعموُتكهمم ل‬7
‫ك‬ ُ‫ل‬

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah
kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Nuh berkata: “Hai kaumku,
sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu)
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan ta`atlah kepadaku, niscaya Allah akan
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan,
kalau kamu mengetahui”. Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni
mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya
(ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-
terangan, kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan
dengan diam-diam, (QS. Nuh Ayat 1-9)

Lihatlah bagaimana nabi Musa as dan Harun as melewati jalan terjal untuk menyampaikan
dakwah dan harus menghadapi seorang thagut besar yang mengklaim diri jadi Tuhan yaitu
Fir’aun? Lihatlah bagaimana Ashabul kahfi harus mengorbankan masa muda mereka dan
meninggalkan kota mereka untuk mempertahankan agama mereka dan meminta kenyataan
bahwa rnereka harus hidup dalam gua.

Lihatlah bagaimana nabi kita, Muhammad saw, harus berkorban demi dakwahnya sepanjang 22
tahun, 2 bulan dan 22 han? Lihat pula bagaimana sahabat-¬sahabat beliau dan kaum Muhajirin
harus meninggalkan tanah asalnya, anak isterinya, serta semua harta benda mereka, demi
mempertahankan dan melebarkan sayap agama mereka? Lihat pula bagaimana orang-orang
Anshar di Madinah yang notabene miskin harus menyambut saudara-saudara mereka kaum
Muhajirin dari Mekkah yang datang tanpa apa-apa? Maka Allah berkata tentang nabi-Nya,
Muhammad saw;

‫ك شلشعلىَ كخلكرق شعلظيرم‬


‫شوُإلبن ش‬

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Dan Allah berkata tentang Kaum Muhajirin

‫ا شوُشركسوُشلكه كأوُلشلئشك كهكم ال ب‬


‫صاَّلدكقوُشن‬ ‫صكروُشن ب ش‬
‫ضشوُامناَّ شوُشيمن ك‬
‫ا شوُلر م‬ ‫جلريشن البلذيشن أ كمخلركجوُا لممن لدياَّلرلهمم شوُأشممشوُالللهمم شيمبشتكغوُشن شف م‬
‫ضمل لمشن ب ل‬ ‫للملفكشقشرالء املكمشهاَّ ل‬

(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda
mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hasyr Ayat 8 )

Dan Allah berkata tentang kaum Anshar;

‫صكدوُلرلهمم شحاَّشجمة لمبماَّ كأوُكتوُا شوُكيمؤلثكروُشن شعشلىَ أشمنفكلسلهمم شوُشلموُ شكاَّشن‬ ‫حببوُشن شممن شهاَّشجشر إلشلميلهمم شوُشل شي ل‬
‫جكدوُشن لفيِ ك‬ ‫شوُالبلذيشن شتشببوُكءوُا البداشر شوُا م ل‬
‫ليشماَّشن لممن شقمبلللهمم كي ل‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ش‬ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫صة شوُشممن كيوُشق شبح شنفلسله شفأوُللئشك كهكم الكمفللكحوُشن‬ ‫م‬ ‫لبلهمم شخ ش‬
‫صاَّ ش‬

Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan
mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri
mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS Al Hasyr ayat
9)

Dan tentang mereka semua:

‫صكروُا كأوُشللئشك كهكم املكممؤلمكنوُشن شحميقاَّ شلكهمم شممغلفشرةم شوُلرمزمق شكلريمم‬ ‫شوُالبلذيشن شءاشمكنوُا شوُشهاَّشجكروُا شوُشجاَّشهكدوُا لفيِ شسلبيلل ب ل‬
‫ا شوُالبلذيشن شءاشوُموُا شوُشن ش‬

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang
yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin),
mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki
(ni`mat) yang mulia.” (QS. AL Anfaal ayat 74)

‫ضشوُامناَّ لسيشماَّكهمم لفيِ كوُكجوُلهمله لممن أششثلر‬ ‫ا شوُالبلذيشن شمشعكه أشلشبداكء شعشلىَ املككبفاَّلر كرشحشماَّكء شبميشنكهمم شتشراكهمم كربكمعاَّ كسبجمدا شيمبشتكغوُشن شف م‬
‫ضمل لمشن ب ل‬
‫ا شوُلر م‬ ‫كمشحبممد شركسوُكل ب ل‬
‫البسكجوُلد‬

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku`
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud (QS. Al Fath ayat 29)

(3) Mengapa Harus Ada Pengorbanan


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Dalam jiwa kita mungkin tcrsimpan satu pertanyaan; “Mengapa Sungai sejarah kemanusian
selalu harus sialiri oleh darah dan air mata? Mengapa kita harus selalu berkorban? Tidak
bisakah Allah menjadikan hidup ini tenang , dimana manusia hanya menyembah-Nya, dimana
manusia hanya punya satu agama, dimana manusia dimana manusia tidak berbeda dalam
pikiran, jiwa dan watak, diumana dunia ini menjelma taman kehidupan yang indah?”

Allah mengetahui dengan baik bahwa setiap manusia menyimpan pertanyaan itu dalam
batinnya. Sama seperti Allah juga mengetahui bahwa Ia bisa melakukan semua itu; Ia bisa
membuat manusia hidup (damai dengan hanya satu agama, Tanpa pertentangan diantara
mereka, tanpa konflik, tanpa darah dan air mata, dimana hanya ada kegembiraan, dimana
hanya ada cinta, dimana hanya ada lagu-lagu kehidupan yang indah. Maka dengarlah Allah
berfirman;

‫اك شلشجشعشلككمم أ كبممة شوُا ل‬


‫حشدمة‬ ‫شوُشلموُ ششاَّشء ب‬

“…Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),..(QS:5: 48).

Begitulah akirnya Allah mempertemukan kita dengan hakikat ini; yaitu hakikat bahwa hidup
sepenuhnya hanyalah ujian semata dari Allah, dan bahwa hanya ada satu kata kunci dalam
setiap ujian; duri-duri di sepanjang jalan kehidupan ini harus dilalui dengan penuh
pertanggungjawaban. Simaklah firmian Allah;

‫ت شوُاملشحشياَّشة للشيمبلكشوُككمم أشبيككمم أشمحشسكن شعشممل شوُكهشوُ املشعلزيكز املشغكفوُكر‬


‫البلذيِ شخشلشق املشمموُ ش‬

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS 67: 2,).

Tapi masih ada satu hakikat lain lagi yang membuat ujian kehidupan menjadi semakin berat dan
rumit. Hakikat itu adalah ini; Allah ternyata tidak menurunkan Adam dan Hawa sendiri ke bumi.
Allah menurunkan mereka berdua bersama Iblis yang akati menyesatkan Adam beserta
segenap anak cucunya hingga hari kiamat dari jalan kebenaran. Selain Iblis yang ada di Iuar diri
kita, di dalam diri kita sendiri juga terdapat unsur setan yang menjadi pusat pendorong kepada
perbuatan jahat. Maka hakikat ini telah nienjadikan panorama kehidupan kita akan senantiasa
dipenuhi konflik antara kebaikan dan kejahatan, antara kebenaran dan kebatilan, antara tentara
Iblis dan tentara Allah. Di sini tidak ada pilihan untuk tidak memihak. Dan karenanya setiap
orang pasti harus berkorban, sebab setiap orang pasti terlibat dalam pertarungan abadi ini.
Kalau seseorang tidak berada dalam kubu kebenanan, pastilah dia berada dalam kubu
kebatilan. Dan tidak ada kubu pertengahan.

‫ض شعكدووُ شوُلشككمم لفيِ املشمر ل‬


‫ض كممسشتشقور شوُشمشتاَّمع إلشلىَ ل‬
‫حيرن‬ ‫ضككمم للشبمع ر‬ ‫شفأ ششزلبكهشماَّ البشميشطاَّكن شعمنشهاَّ شفأ شمخشرشجكهشماَّ لمبماَّ شكاَّشناَّ لفيله شوُقكملشناَّ امهلب ك‬
‫طوُا شبمع ك‬

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula
dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
(‘Q.S: 2: 36)
Demikianlah kedua hakikat tersebut menjadikan pengorbanan sebagai keniscayaan hidup. Dan
hanya ada satu hal yang kelak akan memutus siklus pengorbanan yang begitu melelalikan
manusia ini; yaitu kematian! Ya. .hanya itu yang akan membebaskan kita dan pengorbanan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Kalau pengorbanan telah melekat begitu kuat dalam tabiat kehidupan, maka begitulah
pengorbanan menjadi wajah abadi bagi iman. Sebab Allah hendak memenangkan agama-Nya
di muka bumi dengan usaha-usaha manusia yang maksimal. Marilah kita menyimak diaolog
antara Saad Bin Abi Waqqas dengan Rasulullah saw berikut ini;

Dan Saad binAbi Waqqas; is berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah yang mendapat cobaan
paling berat?” Rosulullah menjawab; “Para Nabi, lalu yang paling menyamai (kualitas) nabi. Dan
seseorang akan diuji dengan sesuai dengan kemampuannya. Jika di dalam keagamaan
terdapat kekuatan, maka cobaannya akan semankin keras. Dan Jika ada kelelamahan dalan
agamannya, ia hanya akan diuji sesuai dengan kadar keagamaannya itu. Maka cobaan tidak
akan pernah meninggalkan seorang hamba, hingga ia membiarkan hamba itu berjalan di muka
bumi tanpa sedikitpun dosa.”HR Ibnu Najah dari Saad bin Abi Waqqas; sebagaian maknanya
terdapat juga dalam shahih Bukhari dan Muslim)

Begitulah saudara-saudaraku, pengorbanan menjadi harga mati bagi iman; dimana geliat
imanmu hanya akan terlihat pada sebanyak apa engkau berkorban, pada sebanyak apa engkau
memberi, pada sebanyak engkau lelah, pada sebanyak apa engkau menangis; dan puncak dari
segalanya adalah saat dimana engkau menyerahkan harta dan jiwamu sebagai persembahan
total kepada Allah swt. Maka bertanyalah kepada diri sendiri; sudah berapa banyak yang
engkau berikan? Sudah berapa banyak engkau meneteskan air mata?, Sudah berapa banyak
engkau lelah?, Sudah berapa banyak?, Sudah berapa?, Sudah berapa banyak?

Begitulah saudara-saudaraku, pengorbanan menjadi harga mati bagi kemenangan. Setiap


mimpi kemenangan dan kejayaan selalu diawali dengan kisah panjang pengorbanan. Maka
Nabi lbrahim dinobatkan sebagai pemimpin umat manusia setelah Ia menyelesaikan kisah
pengorbanannya yang begitu panjang dan begitu mengharubiru. Dan Rasulullah saw mencapai
kemenangan akhirnya setelah melalui masa-masa pengorbanan yang penuh darah dan air
mata.

(4) Jalan Kembali Itu Hanya Ada Di Sini

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Para nabi dan sahabat-sahabatnya telah menggariskan jalan kemenangan itu bagi kita; bahwa
harga yang harus dibayar untuk itu adalah pengorbanan. Dan kita, kaum muslimin, yang kini
terpuruk dalam semua bidang kehidupan, kalah dalam semua medan tempur, dan harus rela
untuk hanya berada di pinggiran sejarah; harus benar¬-benar menyimak pelajaran itu dengan
baik. Sebab Imam Malik mengatakan;

“Generasi tenakhir umat,


tidak akan menjadi baik,

kecuali hanya dengan dengan apa

yang telah menjadikan generasi pertama menjadi baik.”Seorang sastrawan Muslim, Musthafa
Shadiq AI-Rafi’i mengatakan; “Sesungguhnya kemenangan dalam pertarungan hidup tidaklah
diperoleh dengan harta, kekayaan dan, kesenangan; tapi dar perjuangan keras, keetgaran dan
kesabaran. Dan bahwa kemajuan manusia tidaklah diperjualbelikan bergitu atau diberikan
secara gratis; tapi sesuatu yang kita cabut dengan paksa dari peristiwa-peristiwa kehidupan
dengan kekuatan karakter yang dapat mengalahkan krisis dan tiadak dimatikan oleh krisi.lnilah
jalan kembali itu; saat dimana cita-cita menuju ketinggian menguasai segenap pikiran dan
jiwamu; saat dimana engkau melepaskan ikatan jiwamu dengan dunia dan engkau mulai
terbang ke angkasa yang luas; saat dimana engkau menemukan sang iman telah memberimu
gelora kekuatan jiwa yang dahsyat; maka engkau mulai bergerak bersama agama ini dan untuk
agama ini; maka engkau duduk termenung Iama untuk melahirkan gagasan besar demi agama
ini; maka engkau marah dan sedih dan benci dan gembira hanya karena dan untuk agama ini;
maka tak ada satu detik pun dari waktumu yang berlalu begitu saja tanpa engkau gunakan
untuk agama ini; maka semua harta yang engkau peroleh dan bekerja dan berdagang atau
Iainnya tak engkau gunakan kecuali hanya untuk agama ini; maka engkau terus bekerja,
memberi dan memeras seluruh tenaga fisikmu untuk agama ini.Itulah manusia-manusia yang
dibutuhkan Islam saat ini. Manusia-manusia yang memiliki semua syarat untuk menciptakan
peristiwa dan mengukir sejarahnya dengan tangannya sendiri; visi keislaman yang dapat
menyinari kehidupan, tekad yang selalu dapat mengalahkan semua krisis, akhlak yang selalu
dapat mengalahkan godaan. Dan manusia-manusia besar selalu hadir di tengah krisis, dan
setiap krisis besar dalam sejarah sebuah masyarakat atau bangsa, pada mulanya selalu
diselesaikan oleh sentuhan tangan dingin manusia-manusia besar itu. Dan begitulah
pengorbanan menjadi bibit kebesaran manusia-manusia Muslim.

Saudara-saudaraku! Maka berjanjilah kepada dirimu untuk melakukan itu. Buatlah perjanjian
sekali Iagi dengan Allah; bahwa segenap hidup dan matimu, segenapjiwa dan pikiranmu,
segenap harta dan waktumu, telah engkau jual kepada Allah swt yang akan dibayarnya – kelak-
dengan surga;
‫م‬ ‫ا امششتشرىَ لمشن املكممؤلملنيشن أشمنفكشسكهمم شوُأشممشوُاشلكهمم لبأ شبن شلكهكم املشجبنشة كيشقاَّلتكلوُشن لفيِ شسلبيلل ب ل‬
‫ا شفشيمقكتكلوُشن شوُكيمقشتكلوُشن شوُمعمدا شعشلميله شحيقاَّ لفيِ البتموُشرالة شوُامللمن ل‬
‫جيلل‬ ‫إن ب ش‬
‫م‬ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ش‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ك‬
‫ا شفاَّمسشتمبلشكروُا لبشبميلعككم اللذيِ شباَّشيمعتمم لبله شوُذللشك كهشوُ الشفموُز الشعلظيكم‬ ‫ب‬ ‫ش‬
‫شوُالقمرشءالن شوُشممن أموُشفىَ لبشعمهلدله لمشن ل‬‫ك‬ ‫م‬

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an.
Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah
dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. At Taubah
ayat 111. (by Al Manar)

http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2011/01/16/contoh-khutbah-idul-adha-merayakan-
kemenangan-setiap-tahun/
KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG
DISYARIATKAN

Oleh
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah
kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap
sahabatnya.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas


Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih
dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari
bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi
sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali
orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak
kembali dengan sesuatu apapun”.

Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah
untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah)
ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”.

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN


[1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits
shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang


dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada
lain adalah Surga”.

[2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada
Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling
utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist
Qudsi :

“Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan
membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan
minumannya semata-mata karena Aku”.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah


melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api
neraka selama tujuh puluh tahun”. [Hadits Muttafaq 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur
dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”.

[3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.


Sebagaimana firman Allah Ta’ala.

“Artinya : …. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah
ditentukan …”. [Al-Hajj : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan


Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak
dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar
Radhiyallahu ‘Anhuma.

“Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”.
[Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya
mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan
Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada
hari-hari ini mengucapkan :

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa
Lillahil Hamdu”

“Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah
(Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di


pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

“Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang


diberikan kepadamu …”. [Al-Baqarah : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan


berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara
(koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut
sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini
berlaku pada semua dzikir dan do’a, kecuali karena tidak mengerti
sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih


dan do’a-do’a lainnya yang disyariatkan.

[4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.


Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab
terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah
penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu


manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya”
[Hadits Muttafaq 'Alaihi].

[5]. Banyak Beramal Shalih.


Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca
Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab
amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan
amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi
lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya
meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang
merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak
kembali dengan harta dan jiwanya.

[6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq


Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan
disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai
shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah ; bagi selain jama’ah
haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai
sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar
pada hari Tasyriq.
[7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah
Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna


putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut
nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh
domba itu”. [Muttafaq 'Alaihi].

[8]. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak
Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘Anha bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang
di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari
(memotong) rambut dan kukunya”.

Dalam riwayat lain :


“Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia
berkurban”.

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang
menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

“Artinya : ….. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum


kurban sampai di tempat penyembelihan…”. [Al-Baqarah : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang


berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika
masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut
serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

[9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.


Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini.
Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah
dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan
kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ;
nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan
menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh
hari.
[10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan
melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala
kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini
dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan


yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.

[Artikel bahasa Arab dapat dilihat di


http://www.saaid.net/mktarat/hajj/4.htm Disalin dari brosur yang
dibagiakn secara cuma-cuma, tanpa no, bulan dan tahun]
http://jejakjejakjejak.wordpress.com/2009/11/23/keutamaan-bulan-dzulhijah-dalam-syariat-islam/

Serial Khutbah Jum'at: Jelang Idul Adha

‫ك‬‫صلُل للشرلُب ش‬ ‫الحمد ل الذيِ جعل الجمعشة أفضشل البياَّلم لفىِاَّل كمسكبوُع وُامخشت ب‬
‫َ شف ش‬،‫َ وُقاَّل تعاَّلىَ )إلبناَّ أشمعشطميشناَّشك املشكموُشثشر‬،‫صه بساَّعة فيهاَّ دعاَّء مسموُع‬
‫َ وُاشهد ان محمدا عبكده وُرسوُكله‬،‫ وُاشهد ان ل اله ال ا وُحده ل شريك له شهاَّدة انكجوُ بهاَّ من عذاب الناَّر‬.(‫َ إلبن ششاَّلنشئشك كهشوُ املشمب شتكر‬،‫شوُامنشحمر‬
‫ اللهم صلُل وُسللُمم علىَ سيدناَّ محمرد عبلدك وُرسوُللك وُعلىَ الله‬.‫َ نبويِ غشفشر اك ماَّ تقدم من ذنبه وُماَّ تأخر‬،‫افضكل ممن صبلىَ وُنشحر وُحبج وُاعتشمر‬
‫َ اماَّ بعد‬،‫َ فياَّ أيهاَّ المسلموُن اتقوُا ا حق تقاَّته وُل تموُتن إل وُانتم مسلموُن‬،‫س وُط بهر‬ ‫وُاصشحاَّلبه الذين امذشهب اك عنهم اللُرمج ش‬.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

Marilah kita senantiasa meningkatkan nilai ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wata’ala
dengan segala upaya dan usaha yang sungguh-sungguh, agar kita benar-benar menjadi bagian
dari golongan al muttaqin.

Ma’asyiral muslimin, rohimakumullah.

Hari ini kita sudah memasuki bulan Dzul Hijjah, bulan yang dimuliakan Allah dan Rasul-Nya.
Bulan menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima. Bulan dikabulkannya doa dan
hajat kita. Bulan Dzul Hijjah ini adalah salah satu dari empat bulan yang telah ditetapkan oleh
Allah sebagai bulan-bulan mulia.

Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman:

‫ت شوُاملشمر ش‬
‫ض لممنشهاَّ أشمرشبشعمة كحكرمم شذللشك اللُديكن املشقلُيكم شفشل شتمظللكموُا لفيلهبن أشمنفكشسككمم‬ ‫ا امثشناَّ شعشششر ششمهمرا لفيِ لكشتاَّ ل‬
‫ب بل‬
‫ا شيموُشم شخلششق البسشمشوُا ل‬ ‫إلبن لعبدشة البشكهوُلر لعمنشد ب ل‬

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.”
(QS. At Taubah:36).

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

Salah satu hal yang meneguhkan kemulian bulan Dzul Hijjah adalah di samping sebagai bulan
menunaikan ibadah haji, dalam bulan ini ada serangkaian ibadah yang antara lain adalah:

Pertama, puasa sunnah Arafah tanggal 9 Dzul Hijjah. Rasulullah SAW. bersabda:

‫ضشيمة شوُكممسشتمقشبلشمة‬
‫صموُكم شيموُلم شعشرشفشة كيشكلُفكر شسشنشتميلن شماَّ ل‬
‫ش‬

“Puasa hari Arafah itu menghapus dosa-dosa dua tahun yang telah lewat dan yang akan
datang.” (HR. Imam Ahmad).

Kedua, Menunaikan sholat Idul adha pada tanggal 10 Dzul Hijjah. Adapun waktunya adalah
mulai munculnya matahari sampai dengan condongnya matahari ke barat (zawal). Namun
sholat Idul Adha ini disunatkan untuk tidak diakhirkan, agar masyarakat bisa secepatnya
melakukan penyembelihan binatang qurban.

Ketiga, membaca takbir dari mulai terbenamnya matahari pada malam hari raya Idul Adha
sampai naiknya imam ke mimbar untuk melakukan khutbah. Takbir ini sunnah dilakukan di
mana saja, baik di masjid, jalan raya, rumah, pasar dan di tempat-tempat lainnya. Dan takbir ini
biasa disebut takbir mursal.

Keempat, membaca takbir setiap kali sehabis sholat maktubah dan sholat sunnah, mulai dari
habis melakukan sholat ‘Id sampai dengan sholat Ashar pada tanggal 13 Dzulhijjah. Dan takbir
ini biasa disebut takbir muqayyad.

Kelima, Menyembelih binatang qurban seperti kambing, sapi, atau unta, mulai tanggal 10
Dzulhijjah sesudah khutbah shalat Idul Adha sampai dengan 3 hari berikutnya yang disebut
hari-hari Tasyriq (tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah).

Allah SWT. berfirman:

‫َ إلبن ششاَّلنشئشك كهشوُ املشمبشتكر‬،‫ك شوُامنشحمر‬ ‫إلبناَّ أشمعشطميشناَّ ش‬


‫َ شف ش‬،‫ك املشكموُشثشر‬
‫صلُل للشرلُب ش‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah
yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

Hari raya Idul Adha atau Idul Qurban yang enam hari lagi kita jumpai adalah hari penuh hikmah
dan pelajaran bahwa hidup adalah pengorbanan yang mendekatkan manusia kepada
Tuhannya, sesuai dengan makna harfiyah qurban itu sendiri, yaitu dekat (qoruba – yaqrubu –
qurbanan).

Tujuan hidup manusia adalah kebahagian, yaitu kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Tentu saja kebahagiaan manusia tidak terwujud begitu saja. Kebahagiaan tidak diberikan Allah
SWT. kepada manusia secara gratis. Kebahagiaan hanya bisa diperoleh melalui perjuangan.
Tidak ada usaha, tidak ada pahala. Dan memang manusia tidak akan mendapat apa-apa
kecuali yang ia usahakan. Allah SWT. mengajarkan kita dalam kitab suci:

َ،َ‫ف كيشرى‬ ‫َ شوُأشبن شسمعشيكه شسموُ ش‬،َ‫لمنشساَّلن إلبل شماَّ شسشعى‬ ‫َ شوُأشمن شلمي ش‬،َ‫َ أشبل شتلزكر شوُالزشرةم لوُمزشر أ كمخشرى‬،َ‫َ شوُإلمبشرالهيشم البلذيِ شوُبفى‬،َ‫ف كموُشسى‬
‫س لل م ل‬ ‫أشمم شلمم كيشنببأم لبشماَّ لفيِ ك‬
‫صكح ل‬
َ‫َكثبم كيمجشزاهك املشجشزاشء املشموُشفى‬،

“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan
lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?, (yaitu) bahwasanya seorang
yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan
diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna.” (QS. An Najm: 36-41).

Itulah ajaran Allah, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta alam raya dan umat manusia. Ajaran untuk
semua manusia di mana saja dan kapan saja. Ajaran yang disampaikan kepada Rasul dan para
Nabi. Yaitu manusia harus berusaha. Tidak bakal ada perolehan tanpa kerja dan perbuatan.
Tidak ada kebahagiaan tanpa derita usaha dan pengorbanan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-
renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Di sinilah Nabiyullah
Ibrahim memberikan suri tauladan yang tiada bandingan. Di sinilah Nabi Ibrahim memberikan
teladan bagaimana berkorban.

Nabi Ibrahim AS. rela mengorbankan putranya, Isma’il demi mengikuti perintah Allah SWT. Nabi
Ibrahim teladan umat manusia dalam semangat berkorban. Ia pasrah kepada Allah SWT. Ia
yakin Tuhannya hanya menghendaki kebaikan. Ia percaya bahwa Allah tidak mungkin
menghendaki keburukan. Maka Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah Allah,
mengorbankan anaknya, Isma’il, lambang kasih sayangnya kepada keturunan.

Isma’il, putra dambaan dalam lanjut usia dan ketuaan. Namun Allah SWT. menghendaki lain.
Allah mengujinya melalui percobaan pengorbanan. Allah penentu kebahagiaan dan
kesengsaraan. Dan Nabi Ibrahim pasrah dan taat kepada Tuhan. Ia ingkari kesenangan dirinya,
demi ridla Sang Maha Pencipta, Ridla ilahi, pangkal kebagiaan abadi.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

Dalam meneladani semangat pengorbanan Nabiyullah Ibrahim ini tentu saja kita tidak akan
mengorbankan anak kita dan keturunan kita. Kita tidak akan serahkan nyawanya kepada
upacara berdarah. Memang bukan itu yang dikehendaki Allah dari hamba-Nya.

Bukanlah Allah ingin menyaksikan bagaimana ayah tega memotong leher anak kandungnya
sendiri, keturunan yang menjadi tumpuan kasih sayang. Allah tidaklah berkehendak untuk
melihat darah bertumpah dan jiwa seorang manusia melayang. Allah SWT. hanya ingin menguji
kesetiaan seorang hamba dan kesungguhannya dalam mencari kebenaran dan ridla Allah SWT.
Cukuplah bagi Allah Ta’ala, bahwa Dia telah menyaksikan bagaimana hamba-Nya, Nabi Ibrahim
benar-benar hendak melaksanakan perintah-Nya. Dan Allah SWT. pun mencegah Nabi Ibrahim
menumpahkan darah anaknya sendiri, Isma’il, kemudian diganti dengan binatang sembelihan
yang besar.

Yang penting bukanlah darah yang tertumpah. Maha Suci Allah SWT. dari keinginan dan
kehendak melihat kekejaman seorang ayah memotong leher anaknya sendiri. Maha Suci Allah
dari keinginan melihat perbuatan sadis dan tak kenal perikemanusiaan seperti praktik
pengorbanan manusia masa silam.

Ismail memang diganti dengan binatang sembelihan yang besar, namun nilai pengorbanan
beliau tidak berkurang karenanya. Sebab yang penting adalah taqwa yang ada dalam dada
Nabi Ibrahim. Yang penting adalah jiwa dan semangat taat kepada Allah SWT. pada diri Nabi
Ibrahim. Yang penting adalah sikap tunduk, patuh dan pasrah kepada Allah SWT. pada Nabi
Ibrahim.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

Kita tentu ingin mengikuti semangat pengorbanan Nabi Ibrahim. Dan semangat pengorbanan itu
kita lambangkan dalam ibadah berqurban. Berqurban dengan menyembelih binatang qurban.
Bukan untuk sesajen kepada Allah SWT. Berqurban adalah untuk menanamkan rasa taqwa
dalam dada kita. Dan memang taqwa itulah yang akan sampai kepada Allah SWT., yang akan
diterima sebagai amal kebaikan kita, bukan daging atau darah hewan qurban kita.

Bila semangat ketundukan kepada Allah telah menancap dalam dada, kita akan sanggup
menghadapi masa depan dengan keberanian berkorban, berani mengesampingkan
kesenangan sesaat, kebahagiaan sementara dan jangka pendek, demi meraih kebahagiaan
selamanya, kebahagiaan abadi dan jangka panjang.

َ،‫َ باَّرك ا ليِ وُلكم فيِ القرآن العظيم‬، ‫َ إلبن ششاَّلنشئشك كهشوُ املشمبشتكر‬،‫ك شوُامنشحمر‬ ‫َ شف ش‬،‫َ إلبناَّ أشمعشطميشناَّشك املشكموُشثشر‬، ‫أعوُذ باَّل من الشيطاَّن الرجيم‬
‫صلُل للشرلُب ش‬
‫وُنفعنيِ وُإياَّكم باَّلياَّت وُالذكر الحكيم وُتقبل منيِ وُمنكم تلوُته انه هوُ السميع العليم وُقل رب اغفر وُارحم وُانت خير الراحمين‬.
‫‪http://saifulhudadprdpknu.blogspot.com/2010/09/serial-khutbah-jumat-jelang-idul-adha.html [POLITISI‬‬
‫]‪PKNU‬‬

‫‪Khutbah Jum’at: Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan – Suasana Idul Adha yang baru lima hari‬‬
‫‪berlalu masih dapat kita rasakan bersama. Karenanya, di pekan kedua bulan Dzulhijjah 1432 H ini‬‬
‫‪Bersama Dakwah mengetengahkan Khutbah Jum'at bertema Melanjutkan Spirit Qurban dalam‬‬
‫‪Kehidupan. Semoga Khutbah Jum'at edisi 15 Dzulhijjah 1432 H yang bertepatan dengan 11 Nopember‬‬
‫‪2011 ini bermanfaat.‬‬

‫***‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫ضللمل‪ َ،‬شفل‬ ‫ضبل شلكه‪ َ،‬وُمن كي م‬


‫ت أمعشماَّللناَّ‪ َ،‬شممن شيمهلده ا شفل كم ل‬ ‫إبن الشحممشد ل‪ َ،‬شنمحشمكده‪ َ،‬وُنستعيكنه‪ َ،‬وُنستغفكركه‪ َ،‬وُنعوُكذ به لمن ك‬
‫شكروُلر أنفكلسشناَّ‪ َ،‬شوُلممن سيئاَّ ل‬
‫‪.‬شهاَّلديِ شلكه‬

‫‪.‬أشمششهكد أمن ل إشلشه إل اك شوُمحشدهك ل ششلري ش‬


‫ك شلكه‪ َ،‬وُأشهكد أبن كمشحبممدا عمبكده وُشركسوُكله‬

‫صلُلىَ شعشلىَ كمشحبمرد شوُ شعشلىَ اشللله شوُأش م‬


‫صشحاَّلبله شوُشممن شتلبشع كهمدىَ‬ ‫شاللبكهبم ش‬

‫ا شحبق كتشقاَّلتله شوُل شتكموُكتبن لإل شوُأشمنكتمم كممسللكموُشن‬


‫شياَّأشبيشهاَّ البلذيشن آشمكنوُا ابتكقوُا ب ش‬

‫ث لممنكهشماَّ لرشجاَّل شكلثيمرا شوُلنشساَّمء شوُابتكقوُا ب ش‬


‫ا البلذيِ شتشساَّشءكلوُشن بلله‬ ‫حشدرة شوُشخلششق لممنشهاَّ شزموُشجشهاَّ شوُشب ب‬ ‫شياَّأشبيشهاَّ البناَّ ك‬
‫س ابتكقوُا شرببكككم البلذيِ شخلششقككمم لممن شنمف ر‬
‫س شوُا ل‬
‫شوُالمرشحاَّشم إلبن ب ش‬
َّ‫ا شكاَّشن شعشلميككمم شرلقيمبا‬

‫صللمح شلككمم أشمعشماَّشلككمم شوُشيمغلفمر شلككمم كذكنوُشبككمم شوُشممن كيلطلع ب ش‬


َّ‫ا شوُشركسوُشلكه شفشقمد شفاَّشز شفموُمزا شعلظيمما‬ ‫شياَّأشبيشهاَّ البلذيشن آشمكنوُا ابتكقوُا ب ش‬
‫ا شوُكقوُكلوُا شقموُل شسلديمدا * كي م‬

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Lima hari yang lalu Allah SWT mempertemukan kita dengan Idul Adha; disebut pula yaumun
nahar, hari raya qurban. Lalu hari ini kita dipertemukan-Nya dengan hari raya pekanan; yaumul
Jum'ah, yang juga disebut sayyidul ayyam.

Maka sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat itu. Sungguh,
tanpa hidayah dari Allah, kita takkan berada di jalan lurus ini; jalan keselamatan, jalan
kebahagiaan, jalan kemenangan; dinul Islam. Tanpa rahmat dan nikmat-Nya, kita tak mungkin
mampu beramal dalam dua hari raya itu. Maka, syukur kita sudah seharusnya terwujud dengan
memanfaatkan nikmat Allah untuk mentaati-Nya.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Perlu kita syukuri, bahwa pada tahun 1432 H ini jumlah jama'ah haji naik menjadi lebih dari 2,5
juta orang, 221 ribu orang diantaranya berasal dari Indonesia. Demikian pula, dari tahun ke
tahun jumlah hewan qurban umat Islam, termasuk di Indonesia juga mengalami peningkatan.

Qurban atau adhiyah bermula sejak zaman Nabi Ibrahim yang diperintah Allah SWT melalui
mimpinya untuk menyembelih putra kesayangan sekaligus satu-satunya saat itu; Ismail.
Ketaatan Ismail dan keteguhan Ibrahim telah terbukti dengan kesungguhan menjalankan
perintah Allah itu, meskipun secara manusiawi pasti sangat berat di hati. Maka di saat leher
Ismail telah siap, seketika itu Allah menggantinya dengan seekor domba. Seperti itulah
kemudian umat Islam disyariatkan untuk menyembelih hewan qurban.

‫ك شوُامنشحمر‬
‫صلُل للشرلُب ش‬ ‫إلبناَّ أشمعشطميشناَّ ش‬
‫ك املشكموُشثشر * شف ش‬

Sesungguhnya, Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat
karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. (QS. Al-Kautsar : 1-2)

‫ا شلككمم لفيشهاَّ شخميمر شفاَّمذكككروُا امسشم ب‬


‫ال‬ ‫شوُاملكبمدشن شجشعملشناَّشهاَّ شلككمم لممن شششعاَّلئلر ب ل‬

Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak
memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan
menyembelihnya)… (QS. Al-Hajj : 36)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Ibadah qurban, sesungguhnya mengandung hikmah yang dalam. Ia mengandung dimensi


spiritual, sekaligus dimensi sosial. Ia mendekatkan hamba kepada Allah SWT, sekaligus
membuatnya peduli pada sesama. Dengan daging yang dibagikannya kepada orang miskin
sebagai bentuk meringankan beban dan menggembirakan mereka, daging qurban juga boleh
dibagikan kepada orang yang kaya untuk melembutkan hati mereka, dengan harapan mereka
pun terpanggil untuk mensantuni sesama sekaligus mengokohkan keimanannya.

Jika hikmah seperti itu dicapai dengan qurban, dengan dengan menyembelih hewan seperti
unta, sapi dan kambing dan membagikannya kepada sesama, sesungguhnya spirit yang sama
juga harus kita miliki; baik kemarin ketika Idul Adha kita berqurban atau tidak. Spirit untuk peduli
pada sesama, spirit untuk menebar kemanfaatan kepada manusia, spirit untuk mengurbankan
sesuatu yang berharga demi kejayaan agama. Spirit qurban harus dilanjutkan pada setiap
masa, setiap bulan, setiap satuan waktu kehidupan. Karenanya, selain kata adhiyah atau
qurban, dalam Islam kita juga dikenalkan kata at-tadhiyah atau pengorbanan. Spirit qurban
yang dilanjutkan dalam setiap fragmen kehidupan itu tidak lain adalah at-tadhiyah;
pengorbanan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

DR. Abdul Halim Mahmud, salah seorang ulama besar Timur Tengah, dalam kitabnya Rukn At-
Tadhiyah menjelaskan bahwa dijadikannya pengorbanan (at-tadhiyah) sebagai salah satu
sunnah Islam dalam empat poin utama:

Pertama, bahwa setiap langkah dalam beramal karena Islam selalu membutuhkan
pengorbanan atau disunnahkan adanya pengorbanan di sana jika tidak sampai pada tataran
kewajiban.

Kedua, bahwa antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) tampak jelas
keterkaitannya. Hubungannya sangat kuat karena keduanya merupakan upaya mendekatkan
diri kepada Allah.

Ketiga, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan)


mewujudkan adanya tolong menolong antara kaum muslimin, menyatukan dan melindungi
mereka.

Keempat, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan)


keduanya menghasilkan kebaikan bagi pelakunya.

‫شوُامفشعكلوُا املشخميشر لششعلبككمم كتمفللكحوُشن‬

...dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan (QS. Al-Hajj : 77)

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Sejak Islam dikumandangkan, sejak Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasulullah, sejak
saat itu pula sejarah pengorbanan dimulai. Baik pengorbanan harta, pengorbanan waktu,
pengorbanan fikiran, hingga pengorbanan nyawa dilalui oleh generasi pertama umat ini.

Lihatlah Rasulullah bersama ibunda kaum mukminin Khadijah r.a. yang semula termasuk orang
yang paling kaya di Makkah, mereka hidup sederhana karena harta-hartanya digunakan untuk
bekal dakwah. Juga menyelamatkan kaum mukminin dan menolong mereka yang kekurangan.
Abu Bakar juga demikian. Sahabat terkemuka ini membebaskan budak muslim dengan
uangnya sendiri. Bilal adalah salah satunya. Demikianlah pengorbanan harta senantiasa
mengiringi langkah generasi pertama umat ini, baik dalam periode Makkiyah maupun
Madaniyah.

Pengorbanan waktu juga dilakukan oleh seluruh sahabat. Tidak satu pun diantara mereka yang
memeluk Islam kecuali setelah itu segera mengorbankan waktunya untuk mendakwahi orang
lain. Tidak satu pun diantara mereka yang memeluk Islam kecuali setelah itu segera
mengorbankan waktunya untuk membela agama yang mulia ini.

Para sahabat juga mencurahkan segala potensi akalnya untuk memperjuangkan Islam dan
memberikan kemanfaatan kepada sesama. Maka kita kenal nama Salman Al Farisi yang
membawa ide pertahanan parit saat pasukan ahzab hendak menyerbu Madinah. Jadilah perang
itu disebut perang khandaq. Ada Khalid bin Walid, meskipun masuk Islamnya belakangan, ia
berjasa besar bagi Islam. Kekuatan pikirannya dicurahkan untuk merancang strategi perang
hingga kaum muslimin selalu mendapatkan kemenangan di bawah komandonya.

Bahkan pengorbanan nyawa juga menjadi hal yang mudah dijumpai pada generasi pertama
umat ini. Mulai dari Sumayyah dan suaminya yang menjadi syuhada pertama karena dibunuh
kafir Quraisy lantaran tidak mau kembali kepada jahiliyah. Tidak terhitung banyaknya jumlah
syuhada sejak perang badar, uhud, khandaq, dan perang-perang berikutnya. Karakter para
sahabat itu adalah menyambut seruan jihad dengan siap mengorbankan nyawa mereka;
menjadi syuhada fi sabilillah.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Saat ini, di negeri ini, kita tidak menjumpai jihad fi sabilillah yang memberi kita kesempatan
untuk mengorbankan nyawa di jalan Allah. Namun demikian, medan pengorbanan lain masih
terbuka luas. Siapa menjaga spirit itu maka mereka berkesempatan menyusul orang-orang
terbaik ke tempat terbaik berupa surga.

Pertama, berdakwah dan amar ma'ruf nahi munkar.

Inilah pengorbanan yang harus selalu ada dan kita lakukan bersama. Dakwah adalah al-
muayyidat bagi agama ini. Dengannya umat terselamatkan dari pemurtadan. Dengannya
seorang muslim diarahkan untuk kokoh dalam keislamannya. Dengannya seorang muslim
diajak untuk menjalankan Islam secara kaffah sekaligus memeperjuangkannya.

‫شوُملشتككمن لممنككمم أ كبممة شيمدكعوُشن إلشلىَ املشخميلر شوُشيأمكمكروُشن لباَّملشممعكروُ ل‬


‫ف شوُشيمنشهموُشن شعلن املكممنشكلر شوُكأوُلشلئشك كهكم املكممفللكحوُشن‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran : 104)

Kedua, berinfaq dan shadaqah baik yang wajib maupun yang sunnah

Seorang muslim hendaklah meneruskan spirit qurban dengan terus mengeluarkan hartanya di
jalan kebaikan dengan shadaqah baik yang wajib semisal zakat, maupun yang sunnah; yang
tidak terikat oleh ketentuan besaran dan waktunya.
‫‪Dengan menyantuni fakir miskin dan kaum dhuafa', bukan hanya kita bersyukur kepada Allah‬‬
‫‪SWT tatapi juga berupaya untuk memperkokoh keislaman mereka dan menumbuhkan saling‬‬
‫‪cinta. Jangan sampai kita menjadi pendusta agama yang tidak peduli dengan beban sesama.‬‬

‫ض شعشلىَ شطشعاَّلم امللممسلكيلن‬ ‫ت البلذيِ كيشكلُذ ك‬


‫ب لباَّللُديلن * شفشذللشك البلذيِ شيكدبع املشيلتيشم * شوُشل شيكح ب‬ ‫أششرأشمي ش‬

‫‪Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim,‬‬
‫)‪dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin... (QS. Al-Ma'uun : 1-3‬‬

‫‪Ketiga, berkontribusi sesuai kompetensi‬‬

‫‪Ketika seorang muslim bekerja, hendaklah ia niatkan untuk ibadah. Bahwa ia sedang turut‬‬
‫‪membangun peradaban Islam, membantu sesama, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi‬‬
‫‪manusia. Maka segala daya yang dikeluarkannya, lelahnya, energinya, semuanya menjadi‬‬
‫‪bentuk pengorbanan. Karenanya, seorang muslim yang memiliki spirit berkorban pada saat‬‬
‫‪yang sama juga memiliki semangat untuk terus meningkatkan kinerja dan memperbaiki‬‬
‫‪prestasi.‬‬

‫ب امغلفمر شوُامرشحمم شوُأشمن ش‬


‫ت شخميكر البرا ل‬
‫حلميشن‬ ‫شوُقكمل شر لُ‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ل البلذيِ أشمرشسشل شركسوُشلكه لباَّملكهشدىَ شوُلديلن املشحلُق للكيمظلهشرهك شعشلىَ اللُديلن ككللُله شوُشلموُ شكلرشه املكممشلرككوُشن‬
‫املشحممكد ل ب ل‬

‫‪.‬أشمششهكد أمن ل إشلشه إل اك شوُمحشدهك ل ششلري ش‬


‫ك شلكه‪ َ،‬وُأشهكد أبن كمشحبممدا عمبكده وُشركسوُكله‬

‫ا شحبق كتشقاَّلتله شوُل شتكموُكتبن لإل شوُأشمنكتمم كممسللكموُشن‬


‫شياَّأشبيشهاَّ البلذيشن آشمكنوُا ابتكقوُا ب ش‬

‫صللمح شلككمم أشمعشماَّشلككمم شوُشيمغلفمر شلككمم كذكنوُشبككمم شوُشممن كيلطلع ب ش‬


‫ا شوُشركسوُشلكه شفشقمد شفاَّشز شفموُمزا شعلظيمماَّ‬ ‫شياَّأشبيشهاَّ البلذيشن آشمكنوُا ابتكقوُا ب ش‬
‫ا شوُكقوُكلوُا شقموُل شسلديمدا * كي م‬

‫ت شعشلىَ إلمبشرالهميشم شوُشعشلىَ آلل إلمبشرالهميشم‪ َ،‬شوُشباَّلرمك شعشلىَ كمشحبمرد شوُشعشلىَ آلل كمشحبمرد‪ َ،‬شكشماَّ‬ ‫ت وُشسليمم ش‬ ‫صلُل وُشسللُمم شعشلىَ كمشحبمرد شوُشعشلىَ آلل كمشحبمرد‪ َ،‬شكشماَّ ش‬
‫صلبمي ش‬ ‫اللبكهبم ش‬
‫ت الكممؤلملنميشن‪َ،‬‬ ‫جله أ كبمشهاَّ ل‬‫ض اللبكهبم شعمن كخشلشفاَّلئله البرالشلدميشن‪ َ،‬شوُشعمن أشمزشوُا ل‬ ‫جميمد‪ َ،‬شوُامر ش‬ ‫ك شحلمميمد شم ل‬‫ت شعشلىَ إلمبشرالهميشم شوُشعشلىَ آلل إلمبشرالهميشم‪ َ،‬لفيِ الشعاَّشللمميشن إلبن ش‬‫شباَّشرمك ش‬
‫حلمميشن‬ ‫ش‬
‫ك شياَّ أمرشحشم البرا ل‬ ‫ت إلشلىَ شيموُلم اللُدميلن‪ َ،‬شوُشعبناَّ شمشعكهمم لبشرمحشملت ش‬ ‫ش‬
‫صشحاَّشبلة أمجشملعميشن‪ َ،‬شوُشعمن الكممؤلملنميشن شوُالكممؤلمشناَّ ل‬ ‫‪.‬شوُشعمن شساَّلئلر ال ب‬

‫‪.‬اللبكهبم امجشعمل شجممشعشناَّ شهشذا شجمممعاَّ شممركحموُمماَّ‪ َ،‬شوُامجشعمل شتشفبرشقشناَّ لممن شبمعلدله شتشفبرمقاَّ شممع ك‬
‫صموُمماَّ‪ َ،‬شوُل شتشدمع لفميشناَّ شوُل شمشعشناَّ ششلقميياَّ شوُل شممحكرموُمماَّ‬

‫‪.‬اللبكهبم إلبناَّ شنمسأ شلكشك املكهشدىَ شوُالبتشقىَ شوُالشعشفاَّ ش‬


‫ف شوُاللغشنىَ‬

‫صاَّللمحاَّ شزالكمياَّ‪ َ،‬شوُلعملمماَّ شناَّلفمعاَّ شرالفمعاَّ‪ َ،‬شوُإلميشماَّمناَّ شرالسمخاَّ شثاَّلبمتاَّ‪َ،‬‬ ‫ك أشمن شتمركزشق ككلمي لمبناَّ للشساَّمناَّ ش‬
‫صاَّلدمقاَّ شذالكمرا‪ َ،‬شوُشقملمباَّ شخاَّلشمعاَّ كملنميمباَّ‪ َ،‬شوُشعشملم ش‬ ‫اللبكهبم إلبناَّ شنمسأ شلك ش‬
‫ش‬
‫صاَّ‪ َ،‬شوُلرمزمقاَّ شحلشلم شطلُيمباَّ شوُالسمعاَّ‪ َ،‬شياَّ شذا املشجلشلل شوُاللمكشرالم‬ ‫صاَّلدمقاَّ شخاَّلل م‬
‫‪.‬شوُشيلقميمناَّ ش‬

‫ب البسلششم شوُالشممشن لللعباَّلد ش‬


‫ك‬ ‫صفكموُشفكهمم‪ َ،‬شوُأشمجلممع شكللشمشتكهمم شعشلىَ الشحلُق‪ َ،‬شوُامكلسمر ششموُشكشة البظاَّلللميشن‪ َ،‬شوُامككت ل‬
‫اللبكهبم أشلعبز اللمسلششم شوُاملكممسلللمميشن‪ َ،‬شوُشوُلُحلد اللبكهبم ك‬
‫أشمجشملعيشن‬.

‫اللبكهبم شرببشناَّ امحشفمظ أشموُشطاَّشنشناَّ شوُأشلعبز كسملشطاَّشنشناَّ شوُأشلُيمدهك لباَّملشحلُق شوُأشلُيمد لبله املشحبق شياَّ شر ب‬
‫ب الشعاَّشللمميشن‬

‫ك لباَّملشعلشلُيِ شوُالشمسشحاَّلر‬
‫َ املكممسشتمغلفلرميشن شل ش‬،‫َ شوُامجشعملشناَّ لمشن البذالكلرميشن شلشك فيِ الشلميلل شوُالبنشهاَّلر‬،‫ضشك امللممدشرالر‬
‫اللبكهبم شرببشناَّ امسلقشناَّ لممن شفمي ل‬

‫ت الشمر ل‬
‫َ شوُشباَّلرمك لششناَّ فيِ لثشماَّلرشناَّ شوُكزكرموُلعشناَّ وُككلُل شأرشزالقشناَّ شياَّ شذا املشجلشلل شوُاللمكشرالم‬،‫ض‬ ‫ت البسشماَّء شوُأشمخلرمج لششناَّ لممن شخميشرا ل‬
‫اللبكهبم أشمنلزمل شعلشميشناَّ لممن شبشرشكاَّ ل‬.

‫خشرلة شحشسشنمة شوُلقشناَّ شعشذا ش‬


‫ب البناَّلر‬ ‫شرببشناَّ آلتشناَّ فيِ البدمنشياَّ شحشسشنمة شوُفيِ ال ل‬.

‫ب‬ ‫ك أشمن ش‬
‫ت الشوُبهاَّ ك‬ ‫َ إلبن ش‬،‫ك شرمحشممة‬ ‫َ شوُشه م‬،َّ‫شرببشناَّ ل كتلزمغ قكلكموُشبشناَّ شبمعشد إلمذ شهشدميشتشنا‬.
‫ب لششناَّ لممن لشكدمن ش‬

‫شرببشناَّ شظشلممشناَّ أشمنفكشسشناَّ شوُإلمن شلمم شتمغلفمر شلشناَّ شوُشتمرشحممشناَّ شلشنككموُشنبن لمشن الشخاَّلسلرميشن‬.

‫ب البدشعاَّلء‬
‫جمي ك‬ ‫ك شسلمميمع شقلرمي م‬
‫ب كم ل‬ ‫َ الشمحشياَّلء لممنكهمم شوُالشممشوُا ل‬،‫ت‬
‫َ إلبن ش‬،‫ت‬ ‫َ شوُاملكممسلللمميشن شوُاملكممسللشماَّ ل‬،‫ت‬
‫اللبكهبم امغلفمر للملكممؤلملنميشن شوُاملكممؤلمشناَّ ل‬.

‫ا شيأمكمكر لباَّملشعمدلل شوُاللمحشساَّلن شوُإلميشتاَّلء لذيِ القكمرشبىَ شوُشيمنشهىَ شعلن املشفمحششاَّلء شوُاملكممنشكلر شوُاملشبمغيِ شيلع ك‬
‫ظككمم شلشعلبككمم شتشذبككرموُشن‬ ‫إلبن ش‬: ‫ا‬
‫لعشباَّشد ل‬
‫ل‬

[Khutbah Jum'at Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan edisi 15 Dzulhijjah 1432 H
bertepatan dengan 11 Oktober 2011 M; Bersama Dakwah]

http://tanya-muslim.blogspot.com/2011/11/khutbah-jumat-melanjutkan-spirit-qurban.html

7 Hikmah dan Keutamaan Qurban ‘Idul Adha


Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan
hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk
berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari
tersebut:

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah
qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi
Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban
itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka
menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga
satu kebaikan.” [[HR. Ahmad dan ibn Majah]

2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam
keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied
kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari
raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih
hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan
datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya.
Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun
hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah
menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah
hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum


dhuafa

“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR.
Muslim]

5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar :
2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532)


ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa
Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu
shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa
butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan
ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-
Nya.”

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih
qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada
mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh
(kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

http://nurruna.blogspot.com/2012/08/7-hikmah-dan-keutamaan-qurban-idul-
adha_23.html

Kurban, Bukti Ketauhidan – Aa Gym


“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS Ath Thalaaq [65]: 2-
3).

Semakin yakin kepada Allah, semakin ringan pula untuk melakukan apa saja yang disukai Allah.
Jadi, kemampuan seseorang baik harta, tenaga, waktu dan pikiran, sangat berbanding dengan
tingkat ketauhidannya.

Semakin yakin kepada Allah, maka semakin ringan dan semakin melimpah kebaikan.
Sebaliknya, semakin kurang yakin kepada Allah, semakin pelit dan banyak perhitungan.

Ibadah kurban yang diawali oleh Nabi Ibrahim intinya merupakan kepatuhan kepada Allah.
Orang cenderung berat untuk melepas apa yang merasa miliknya. Padahal, apa yang
dititipkannya tersebut semata-mata hanya titipan belaka. Ujian dari Allah dan suatu saat akan
diminta pertanggungjawaban.

Ketika dia berhasil melepaskan rasa memiliki yang diganti dengan kepatuhan kepada Allah,
maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-
kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 5).

Dan terbukti pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim menjadi kebaikan yang terus menerus
dilakukan sampai sekarang. Menjadi salah satu bukti kecintaan seorang hamba kepada
Rabbnya.

Lepaskanlah rasa memiliki. Mulailah meyakini segalanya hanya titipan Allah. Sebagai ujian dari
Allah, dan suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh-Nya. Dan apabila Allah
memerintahkan sesuatu yaitu berkurban, maka titipan tersebut dapat menjadi jalan
mendekatkan diri kepada Allah.

Allah tidak akan pernah menyia-siakan pengorbanan sekecil apa pun yang dilakukan oleh
hamba-Nya. Yakin, Allah akan membalas semuanya dengan karunia yang lebih baik. Sabar,
ikhlas, taat, dan bertawakal hanya karena Allah semata.

“… Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan segala
(keperluan)nya …” (QS. ath-Thalaq [65]: 3).

sumber : http://dpudt.com/116-Kurban-Bukti-Ketauhidan-KH-Abdullah-Gymnastiar-

http://hewanqurbanalkautsar.wordpress.com/2012/10/11/kurban-bukti-ketauhidan-aa-
gym/#more-70

Makna Idul Adha atau Idul Qurban [ARIFIN ILHAM]


IDUL ADHA disebut juga Idul Qurban (Kurban), karena memang menyembelih hewan qurban waktunya
tepat setelah selesai menunaikan shalat hari raya itu atau 10 Dzulhijjah sampai matahari terbenam
tanggal 13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik). Ibadah Qurban, seperti juga serangkaian ritual haji, merupakan
syariat Nabi Ibrahim yang dilanjutkan dan dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya, bertolak
dari ajaran Nya.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah Shalat karena
Tuhanmu dan berkurbanlah” (QS. Al-Kautsar:1-2)

Penyampaian qurban dilakukan Ibrahim tempo hari, adalah peristiwa yang menunjukkan makna tentang
larangan bagi kita untuk menghamba kepada insting-insting primitive kebendaan, larut dalam bujuk rayu
materialisme hedonistic yang serba palsu dan menjajikan kesenangan sesaat dan artificial penuh
rekayasa. Qurban adalah peristiwa yang melukiskan pergulatan iman Ibrahim : antara memilih Allah atau
memilih ismail, anaknya sendiri yang kelahirannya telah didambakan selama seratus tahun.

Hikayat dramatis yang diabadikan Tuhan itu, diantaranya dalam QS. Ash-Shaffat: 100-111,
menggambarkan kepada kita ihwal makna hakiki dari sebuah pengurbanan (ruh Qurban)
Memasuki momentum hari raya Idul Adha 1427 H/2006 ini, kita diingatkan untuk melakukan ritus napak
tilas (ekspidisi jejak Rasul-Commemorative) dengan setiap kita menjadi Ibrahim-ibrahim kecil yang ikhlas
dan rendah hati mengorbankan “ismail” yang paling kita cintai.

“Kamu tidak akan mendapatkan kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu


mendermakan/mengorbankan sebagian hartamu yang kamu cintai” (QS. Al Imran:92)

http://hewanqurbanalkautsar.wordpress.com/2012/10/11/makna-idul-adha-atau-idul-qurban/

Anda mungkin juga menyukai