Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM TAKDIR[1]

Oleh
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd

Macam-macam takdir itu antara lain:

1. At-Taqdiirul Aam (Takdir yang bersifat umum).


2. At-Taqdiirul Basyari (Takdir yang berlaku untuk manusia).
3. At-Taqdiirul Umri (Takdir yang berlaku bagi usia).
4. At-Taqdiirus Sanawi (Takdir yang berlaku tahunan).
5. At-Taqdiirul Yaumi (Takdir yang berlaku harian).

1. At-Taqdiirul Aam (Takdir yang bersifat umum).


Ialah takdir Rabb untuk seluruh alam, dalam arti Dia mengetahuinya (dengan ilmu-Nya),
mencatatnya, menghendaki, dan juga menciptakannya.

Jenis ini ditunjukkan oleh berbagai dalil, di antaranya firman Allah Taala:

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di
langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh)
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. [Al-Hajj/22 : 70]

Dalam Shahiih Muslim dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:

Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit
dan bumi. Beliau bersabda, Dan adalah Arsy-Nya di atas air.[2]

2. At-Taqdiirul Basyari [3] (Takdir yang berlaku untuk manusia).


Ialah takdir yang di dalamnya Allah mengambil janji atas semua manusia bahwa Dia adalah
Rabb mereka, dan menjadikan mereka sebagai saksi atas diri mereka akan hal itu, serta Allah
menentukan di dalamnya orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang celaka. Dia
berfirman:

Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini
Rabb-mu. Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb). [Al-Araaf/7 :172]

Dari Hisyam bin Hakim, bahwa seseorang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lalu
mengatakan, Apakah amal-amal itu dimulai ataukah ditentukan oleh qadha? Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menjawab:

Allah mengambil keturunan Nabi Adam Alaihissalam dari tulang sulbi mereka, kemudian
menjadikan mereka sebagai saksi atas diri mereka, kemudian mengumpulkan mereka dalam
kedua telapak tangan-Nya seraya berfirman, Mereka di Surga dan mereka di Neraka. Maka ahli
Surga dimudahkan untuk beramal dengan amalan ahli Surga dan ahli Neraka dimudahkan untuk
beramal dengan amalan ahli Neraka. [4]

3. At-Taqdiirul Umri (Takdir yang berlaku bagi usia).


Ialah segala takdir (ketentuan) yang terjadi pada hamba dalam kehidupannya hingga akhir
ajalnya, dan juga ketetapan tentang kesengsaraan atau kebahagiaannya.

Hal tersebut ditunjukkan oleh hadits ash-Shadiqul Mashduq (Nabi Muhammad Shallallahu
alaihi wa sallam) dalam Shahiihain dari Ibnu Masud secara marfu:

Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
mpat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari),
kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat
untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk
menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).[5]

4. At-Taqdiirus Sanawi (Takdir yang berlaku tahunan).


Yaitu dalam malam Qadar (Lailatul Qadar) pada setiap tahun. Hal itu ditunjukkan oleh firman
Allah Taala:

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. [Ad-Dukhaan/44 : 4]

Dan dalam firman-Nya:

Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [Al-Qadr/97 : 4-5]
Disebutkan, bahwa pada malam tersebut ditulis apa yang akan terjadi dalam setahun (ke depan,-
ed.) mengenai kematian, kehidupan, kemuliaan dan kehinaan, juga rizki dan hujan, hingga
(mengenai siapakah) orang-orang yang (akan) berhaji. Dikatakan (pada takdir itu), fulan akan
berhaji dan fulan akan berhaji.

Penjelasan ini diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, demikian
juga al-Hasan serta Said bin Jubair. [6]

5. At-Taqdiirul Yaumi (Takdir yang berlaku harian)


Dalilnya ialah firman Allah Subhanahu wa Taala

Setiap waktu Dia dalam kesibukan. [Ar-Rahmaan/55 : 29]

Disebutkan mengenai tafsir ayat tersebut: Kesibukan-Nya ialah memuliakan dan menghinakan,
meninggikan dan merendahkan (derajat), memberi dan menghalangi, menjadikan kaya dan fakir,
membuat tertawa dan menangis, mematikan dan menghidupkan, dan seterusnya. [7]

[Disalin dari kitab Al-Iimaan bil Qadhaa wal Qadar, Edisi Indoensia Kupas Tuntas Masalah
Takdir, Penulis Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Penerjemah Ahmad Syaikhu, Sag. Penerbit
Pustaka Ibntu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Lihat, Alaamus Sunnah al-Mansyuurah, hal. 129-133 dan komentar Syaikh Ibnu Baz atas al-
Waasithiyyah, hal. 78-80.
[2]. HR. Muslim, (VIII/51).
[3]. Syaikh Abdul Aziz bin Baz memberikan komentar terhadap pembagian yang kedua ini
seraya berucap, Bahwa takdir yang kedua ini masuk kedalam takdir yang pertama, oleh sebab
itu Abul Abbas, Ibnu Taimiyyah, menolaknya dalam kitab al-Aqiidah al-Waasitiyyah, begitu
juga banyak dari para ulama lainnya yang saya ketahui.
[4]. HR. Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah, yang diteliti oleh Syaikh al-Albani, (I/73), dan al-
Albani menilai sanadnya shahih dan para perawinya semuanya terpercaya, dan as-Suyuthi dalam
ad-Durul Mantsuur, (III/604), ia mengatakan, Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Jarir, al-Bazzar, ath-
Thabrani, al-Ajurri dalam asy-Syariiah, Ibnu Mardawaih, dan al-Baihaqi dalam al-Asmaa wash
Shifaat.
[5]. HR. Al-Bukhari, (VII/210, no. 3208), Muslim, (VIII/44, no. 2643), dan Ibnu Majah, (I/29,
no. 76). (Dan lafazhnya adalah dari riwayat Muslim,-ed.)
[6]. Lihat, Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, (VII/338), Tafsiir al-Qur-aanil Azhiim, Ibnu Katsir,
(IV/140), dan Fat-hul Qadiir, asy-Syaukani, (IV/572).
[7]. Lihat, Zaadul Masiir, (VIII/114), Tafsiir al-Qur-aanil Azhiim, Ibnu Katsir, (IV/275), dan Fat-
hul Qadiir, (V/136).
7 Agustus 2009 editor Kitab : Qadha & Qadar Leave a Comment
Bahaya Khuruj (Melawan) Terhadap Pemerintah
Apa Kewajiban Hamba Berkenaan Dengan Masalah Takdir?

Category
Archives
Meta
Masuk

RSS Entri

RSS Komentar

WordPress.org

Sumber: https://almanhaj.or.id/2482-macam-macam-takdir.html

Anda mungkin juga menyukai