Anda di halaman 1dari 7

Syariat Adalah Amanah

Khutbah Pertama:

Alhamdulillahi ladzi nahmaduhu wanastainuhu wanastaghfiruhu


wanaudhu billahi min syururi anfusyina wamin syayyiati amalina
man yahdillahi fala mudhilla lahu waman yudhlil fala hadiyalah
Ashadu ala ilaha illallah wahdahu lasyarika lahu wa Ashadu ana
Muhammadan abduhu wa rasuluhu lanabiyya badah.
Allahumma Sholli wassalim ala nabiyyina muhammadin wa ala
alihi washohbihi ajmain. Amma badu
faya ibadallah ittaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa
antum muslimun.

Jamaah Jumat yang di rahmati Allah SWT,


Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Takwa yang menjadi
wasiat Allah, para nabi, dan orang-orang shaleh. Takwa dalam arti yang
sebenarnya, menjalankan perintah Allah berdasarkan petunjuk Allah dan
mengharap pahala dari-Nya. Kemudian meninggalkan semua larangannya
berdasarkan petunjuk dari-Nya dengan perasaan takut akan adzab-Nya.
Kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Allah Taala berfirman,

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan


gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh. Sehingga
Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orangorang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat

orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. dan adalah Allah Maha


Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab/33: 72-73)
Firman Allah Azza wa Jalla :

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan


gunung-gunung. (Al-Ahzab/33:72)
Jamaah Jumat yang di rahmati Allah SWT,
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi rahimahullah berkata, Allah Azza wa
Jalla mengagungkan urusan amanah yang telah Dia bebankan kepada para
mukallaf (orang-orang yang berakal dan sudah dewasa). Amanah tersebut
adalah melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya
dalam keadaan rahasia dan sepi sebagaimana dia melaksanakannya dalam
keadaan bersama orang banyak. Dan Allah Azza wa Jalla telah menawarkan
amanah itu kepada makhluk-makhluk yang besar, langit, bumi, dan gunung.
Penawaran ini adalah penawaran untuk memilih, bukan penawaran untuk
mengharuskan. Yaitu jika kamu melaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka
kamu akan mendapatkan pahala, namun jika kamu tidak melaksanakannya,
maka kamu akan mendapatkan hukuman.
Firman Allah Azza wa Jalla :

tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya. (Al-Ahzab/33: 72)
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah berkata, Allah Subhanahu wa
Taala menyebutkan dalam ayat yang mulia ini bahwa Allah Azza wa Jalla telah
menawarkan amanah, yaitu beban-beban agama yang diiringi dengan pahala
dan hukuman, kepada langit, bumi, dan gunung, tetapi semuanya enggan
memikulnya. Mereka khawatir, mereka takut dari akibat memikulnya, karena
hal itu akan menyebabkan siksa dan murka Allah kepada mereka. Penawaran
(dari Allah Azza wa Jalla ) , dan kengganan serta kekhawatiran (makhlukmakhluk tersebut), semuanya haq (benar-benar terjadi-pen). Karena
sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menciptakan pemahaman bagi langit,
bumi, dan gunung, dengan ilmu-Nya, walaupun kita tidak mengetahuinya.
Dengan pemahaman tersebut makhluk-makhluk itu memahami penawaran
amanah kepada mereka, mereka enggan dan takut. (Pemahaman makhluk)
seperti ini ditunjukkan oleh ayat-ayat dan hadits-hadits yang banyak. Di antara
ayat-ayat yang menunjukkan adanya pemahaman yang dimiliki oleh bendabenda mati adalah:
Firman Allah Azza wa Jalla di dalam surat al-Baqarah tentang batu:

Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang meluncur jatuh, karena
takut kepada Allah. (Al-Baqarah/2: 74).
Allah Azza wa Jalla menyatakan dengan gamblang bahwa diantara batu-batu
itu sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah Azza wa Jalla.
Rasa takut yang Allah Azza wa Jalla nisbatkan kepada sebagian batu-batu
adalah dengan sebab pemahaman (pada batu) yang diketahui oleh Allah Azza
wa Jalla.
Termasuk firman Allah Azza wa Jalla :

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun. (Al-Isra/17: 44)
Termasuk firman Allah Azza wa Jalla :

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum


(yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan
hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burungburung, semua bertasbih bersama Daud dan Kamilah yang melakukannya. (AlAnbiya/21: 79)
Dan ayat-ayat lainnya. Adapun hadits-hadits shahih yang menunjukkan hal
tersebut antara lain:
Kisah tangisan kayu, yang biasa Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah
padanya kemudian Beliau shallallahu alaihi wa sallam meninggalkannya dan
berkhutbah di atas mimbar. Kisah ini diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari.
Juga hadits shahih riwayat Muslim, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:

Sesungguhnya sekarang aku mengerti sebuah batu di kota Makkah yang


dahulu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus sebagai Rasul.
Sekarang aku mengerti. (HR. Muslim).
Dan hadits-hadits semisal ini banyak. Semua yang disebutkan dalam al-Kitab
dan as-Sunnah (tentang pemahaman yang dimiliki benda-benda mati-pen)
adalah dengan pemahaman yang diketahui oleh Allah Azza wa Jalla ,
sedangkan kita tidak mengetahuinya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

Tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. (Al-Isra/17: 44)


Seandainya yang dimaksud dengan tasbihnya benda-benda mati adalah
pemberian petunjuk kepadanya untuk mengenal Penciptanya, tentulah kita
memahaminya, sebagaimana hal itu telah difahami dan ditunjukkan oleh ayatayat yang banyak.
Firman Allah Azza wa Jalla :

dan dipikullah amanat itu oleh manusia. (Al-Ahzab/33: 72)


Jamaah Jumat yang di rahmati Allah SWT,
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi rahimahullah, Secara zhahir bahwa yang
dimaksud dengan manusia (di dalam ayat ini) adalah (Nabi) Adam
alaihissallam .
Firman Allah Azza wa Jalla:

Sesungguhnya dia (manusia) itu amat zalim dan amat bodoh. (AlAhzab/33:72)
Syaikh Muhammad asy-Syinqithi berkata, Kata ganti dalam firmanNya
Sesungguhnya dia (manusia) itu amat zhalim dan amat bodoh kembali
kepada lafazh manusia tanpa kehendak yang disebutkan, yaitu Nabi Adam.
Maknanya: bahwa manusia mana saja yang tidak menjaga amanah dia amat
zalim dan amat bodoh, yaitu banyak kezhaliman dan kebodohan.
Dalil terhadap hal ini dua perkara:
Pertama: Isyarat dari Alquran yang menunjukkan terbaginya manusia dalam
mengemban amanah yang disebutkan menjadi: (manusia) yang disiksa dan
dirahmati, yaitu dalam firman Allah Azza wa Jalla setelahnya:

Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan


orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima
taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab/33:73)
Ini menunjukkan bahwa manusia yang amat zhalim dan amat bodoh itu adalah
manusia yang disiksa, -wal-iyadzu billah- yaitu orang-orang munafik, laki-laki

dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, bukan


orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan.
Huruf lam dalam firman Allah liyuadziba (sehingga Allah Azza wa Jalla
mengazab), adalah huruf lam talil (yang menjelaskan sebab) yang berkaitan
dengan dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Kedua: Bahwa metode yang telah disebutkan, yaitu kembalinya dhamir (kata
ganti) kepada lafazh semata, tanpa makna rincinya, telah dikenal dalam
bahasa Arab yang Alquran turun dengan bahasa Arab.
Firman Allah Azza wa Jalla :

Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan


orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima
taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi rahimahullah berkata, Terkait
manusia yang melaksakan amanah dan tidak, mereka terbagi menjadi 3
bagian:
1. Orang-orang
munafik.
Mereka
menampakkan
bahwa
mereka
melaksanakan amanah secara lahir dan batin.
2. Orang-orang musyrikin. Mereka meninggalkan amanah secara lahir dan
batin.
3. Orang-orang Mukmin. Mereka melaksanakan amanah secara lahir dan
batin.
Allah Azza wa Jalla menyebutkan perbuatan-perbuatan tiga golongan manusia
ini dan pahala serta siksa yang mereka dapatkan. Allah Azza wa Jalla
berfirman:

Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan


orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima
taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab/33: 73)
Maka segala puji milik Allah Azza wa Jalla, yang mana Dia menutup ayat ini
dengan dua nama-Nya yang mulia, yang menunjukkan kesempurnaan
ampunan Allah Azza wa Jalla dan keluasan rahmat-Nya, serta kemurahan-Nya.
Padahal kebanyakan manusia tidak berhak mendapatkan ampunan dan
rahmat, karena kemunafikannya dan kemusyrikannya.

Aqulu qouli hadha wa astaghfirullahal


Adhim, li walakum wa lisyairil muslimin
walmuslimati min kulli dzanbin fastaghfiruhu innahu huwal ghafururrohim
Khutbah Kedua:

Alhamdulillahilladzi Arsala rasulahu bil huda wadinil haqq liyud-hirahu aladdini


kullihi wakafa billahi syahidan.
Ashadu ala ilaha illallah wahdahu lasyarikalahu wa ashadu anna muhammadan
abduhu wa rasuluhu la nabiyya bada.

Jamaah Jumat yang di rahmati Allah SWT,

Dari ayat-ayat di atas dapat kita pelajari


Pertama: Keagungan urusan amanah yang telah Allah Azza wa Jalla bebankan
kepada para mukallaf (orang-orang yang berakal dan sudah dewasa). Amanah
tersebut adalah melaksanakan semua perintahNya dan menjauhi semua
laranganNya.
Kedua: Langit, bumi, dan gunung semuanya enggan memikul amanat itu,
karena mereka takut siksa dan murka Allah Azza wa Jalla kepada mereka jika
mengkhianati amanat.
Ketiga: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala telah menciptakan
pemahaman bagi langit, bumi, dan semua yang ada di dalamnya dengan ilmuNya, walaupun kita tidak mengetahuinya.
Keempat: Nabi Adam Alaihissallam sanggup memikul amanat untuk
melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Kelima: Sesungguhnya manusia mana saja itu yang tidak menjaga amanah dia
amat zhalim dan amat bodoh, yaitu banyak kezhaliman dan kebodohan.
Keenam: Berkaitan dengan pelaksanaan amanah manusia terbagi menjadi 3
bagian: orang-orang munafik, orang-orang musyrikin, dan orang-orang
mukmin.
Ketujuh: Orang-orang munafik dan orang-orang musyrikin adalah orang-orang
yang akan mendapatkan siksa Allah, karena mereka mengkhianati amanah.

Kedelapan: Orang-orang mukmin adalah orang-orang yang


mendapatkan rahmat Allah, karena mereka melaksanakan amanah.

akan

Kesembilan: Allah Maha Pengampun terhadap orang-orang yang bertaubat.


Kesepuluh: Allah Maha Penyayang dan Maha Murah kepada orang-orang yang
beriman.

Alhamdulillahi robbil alamin. Wassholatu wassalamu ala


muhammadin wa ala alihi wa shohbihi ajmain.
Allahummaghfir lil muslimina wal muslimati wal muminina
wal muminati al akhyai minhum wal amwat innahu syamiun
qoribun mujibuddawat.
Robbanaghfirlana dzunubana wa kaffir-anna syayyiatina
watawaffana maal abror.
Robbanaghfirlana wala ikhwaninal ladzina syabaquna bil
iman wala taj-al fi qulubina ghillan lilladzina amanu robbana
innaka roufun rokhim.
Robbana la tuakhidna innasyina au akhthona. Robabana
wala taghmil alaina ishron kama khamaltahu alalladzina min
qoblina. Robbana wala tukhammilna mala thoqota lana bih,
wafuanna waghfirlana warkhamna anta maulana fansyurna
alal qoumil kafirin.
Robbana Atina Fiddunya khasanah wa fil akhiroti khasanah
wa qina adza bannar.
Subhana Robbana Robbil Izzati Amma yasyifun wasalamun
alal mursalin wal khamdulillahi robbil alamin. Aqimus
sholah

Anda mungkin juga menyukai