Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Iedhul Fithri .......................

،‫ن ُش رُْو ِر َأنُْفِس َنا َو مِْن َس يَِّئاِت َأعَْم اِلَن ا‬ ْ ‫ن اْلَحْم َد هلل‬
ْ ‫ َو نَُعْو ُذ ِباهلل ِم‬،‫َنحَم ُد ُه َو نَْسَتِع ْيُنُه َو نَْسَتْغ ِفُر ُه‬ َّ ‫ِإ‬
،ُ‫َْد ُه اَل َش رِْيَك َل ه‬3‫ه َو ح‬3‫ َو أَْش َهُد َأنْ اَل ِإلََه ِإلَّا الل‬،ُ‫َم نْ َيهِْدِه الله َفلَا ُم ضَِّل َلهُ َو مَْن ُيضِْلْل َفلَا َهاِدَي َله‬
.‫سَّلَم َتسِْلْيمًا َك ثِْيرًا‬
َ ‫ َص لَّى الله َعلَْيِه َو عََلى آِلِه َو صَْح ِبِه َو‬،‫حَّم دًا َعبُْد ُه َو رَُسْو ُلُه‬ َ ‫َو أَْش َهُد َأنَّ ُم‬
.}{ ‫َياَأُّيهَا اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم وُتَّن ِإَّال َو َأنُتم ُّم ْس ِلُم وَن‬
‫َياَأُّيَه ا الَّن اُس اَّتُق وا َر َّبُك ُم اَّل ِذ ي َخ َلَقُك م ِّم ْن َنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َخ َل َق ِم ْنَه ا َز ْو َجَه ا َو َبَّث‬
‫ِم ْنُهَم ا ِر َج اًال َك ِثيًرا َو ِنَس آًء َو اَّتُق وا َهللا اَّل ِذ ي َتَس آَء ُلوَن ِب ِه َو ْاَألْر َح اَم ِإَّن َهللا َك اَن َع َلْيُك ْم‬
.}{ ‫َر ِقيًبا‬
‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َو ُقوُل وا َق ْو ًال َس ِد يًدا {} ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلكُْم َو َيْغ ِف ْر َلُك ْم ُذ ُن وَبُك ْم‬
.‫َو َم ن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬
:‫أما بعد‬
‫ور‬33‫فإن أحسن الحديث كالم هللا و خير الهدي هدي محمد صلى هللا عليه وسلم وشر األم‬
.‫محدثاتها وكل محدثٍة بدعة وكل بدعٍة ضاللة وكل ضاللٍة في النار‬
Segala Puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala Rabb semesta alam, yang telah
menjadikan hari ini sebagai hari raya idul fitri bagi kaum muslimin dan muslimah, dan yang
telah menjadikan takwa sebagai sebaik-baik bekal didunia dan diakhirat. Shalawat dan Salam
semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam,
sebagai pembawa risalah, pemberi kabar gembira dan peringatan dan sebagai rahmatan
lil’alamin.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..................


Hari raya idul fitri adalah hari saatnya kita orang-orang yang beriman berbahagia dan
bersuka cita. Kebahagian dan kegembiraan orang-orang mukmin pada hari ini adalah karena
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan apabila mereka berhasil menyempurnakan ibadahnya
selama satu bulan penuh dibulan Ramadhan maka mereka akan mendapatkan pahala dari amal
mereka, dan akan mendapatkan anugerah dan ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah berfirman:
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (QS. Yunus: 98)
Diantara ahli hikmah ada yang berkata: “Tiada seorang pun yang bergembira dengan
selain Allah kecuali karena kelalaiannya terhadap Allah, sebab orang yang lalai selalu
bergembira dengan permainan dan hawa nafsunya, sedangkan orang-orang yang berakal merasa
senang bersama Rabbnya.
Ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam tiba di Madinah, kaum Anshar
memiliki dua hari istimewa, mereka bermain-main didalamnya, maka Nabi Shallallahu 'alaihi
Wasallam bersabda:
“Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu idul fithri dan
idul adha.” (HR. Abu Dawud dan an Nasa’i dengan sanad yang hasan).
Hadits ini menunjukkan bahwa menampakkan rasa suka cita di hari raya adalah sunnah
dan disyari’atkan. Maka diperkenankan memperluas hari raya tersebut secara menyeluruh kepada
segenap kerabat dengan berbagai hal yang tidak diharamkan yang bisa mendatangkan kesegaran
badan dan melegakan jiwa, tetapi tidak menjadikannya lupa untuk taat kepada Allah.
Adapun apa yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin disaat hari raya dengan
berduyun-duyun pergi memenuhi berbagai tempat hiburan dan permainan adalah tidak
dibenarkan, karena hal itu tidak sesuai dengan yang disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Ketika dipagi hari ini jutaan ummat islam diseluruh dunia melantunkan takbir, tahmid,
tahlil mengagungkan Allah Rabb semesta alam, bersamaan dengan itu pula seluruh makhluk
ciptaan Allah baik yang dilangit maupun yang ada dibumi yang mempunyai ruh maupun tidak,
sebenarnya telah mendahului kita dalam bertasbih dan bertahmid mengagungkan Allah. Dengan
tiada henti-hentinya mereka memuji Allah penciptanya.
Khutbah Iedhul Fithri .......................
Allah berfirman:
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan
tidak ada satupun melainkan bertasbih dangan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. al
Israa’: 44)
Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini berkata:
Dan tidaklah ada makhluk-makhluk itu kecuali bertasbih dan memuji Allah, akan tetapi
engkau wahai manusia tidak bisa memahami bagaimana cara mereka bertasbih disebabkan
perbedaan bahasa diantara kalian. Dan ini umum baik hewan-hewan, benda mati dan tumbuh-
tumbuhan. (Tafsir Qur’anil Adzim: III/40)
Ayat-ayat yang menyebutkan bertasbihnya seluruh makhluk banyak terdapat di dalam al
Qur’an seperti; dalam surat ash Shaaf, al Jumu’ah dan yang lainnya. Begitu juga disebutkan
dalam hadits shahih Bukhari dari Ibnu Mas’ud beliau berkata: “Kami mendengar suara tasbih
dari makanan Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaan dan
melebihkannya diantara makhluk-makhluk yang lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka
didaratan dan dilautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. al
Israa’: 70)
Imam Ibnu Katsir berkata: “Bahwa dilebihkannya manusia adalah dari seluruh hewan dan
seluruh makhluk-Nya. (Tafsir Qur’anil Adzim: III/50)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Lalu sebenarnya kelebihan apa yang kita miliki dibanding dengan makhluk ciptaan Allah
selain kita? Jika kita bertasbih, bertahmid dan bertahlil, ternyata mereka telah mendahului kita.
Jika mereka tidak pernah bermaksiat kepada Allah, tidak pernah menentang-Nya, sementara kita
acap kali bermaksiat dan berbuat dosa. Dan dosa itu selalu ada dalam diri kita, keluarga kita, dan
masyarakat kita. Maha Benar Allah yang telah berfirman bahwa orang-orang yang mempunyai
hati, mata, dan telinga akan tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah adalah
seperti binatang ternak bahkan lebih sesat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan adalah
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-
ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang yang lalai.” (QS. al A’raaf: 179)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Maka marilah kita melihat sebenarnya kelebihan apa yang ada pada diri kita sebagai
ciptaan-Nya yang paling baik, paling bagus dan paling mulia dan kemuliaan itu melambung
hingga melebihi para malaikat. Sebenarnya ada beberapa hal yang paling mencolok mengapa kita
berbeda dengan makhluk Allah yang lain, diantaranya:
1. KITA MEMPUNYAI AKAL
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah melebihkan kita dari makhluk yang lain dengan
memberinya akal, agar kita dapat berfikir dan menggunakannya dalam mewujudkan ketaatan
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila kita mau merujuk kembali kepada al Qur’an dan as
Sunnah kita akan menemukan betapa tingginya penghargaan Islam terhadap akal. Ini bisa kita
runut dari ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan :
 Allah tidak mengajak berbicara kecuali dengan orang-orang yang berakal yang
memahami syari’at dan dien Allah. Allah berfirman,” Dan sebagai peringatan bagi
orang-orang yang berakal.” 12:111,29:35,2:269.
 Beban agama hanya mengenai orang yang mukallaf, yaitu dewasa dan berakal.
Rasulullah bersabda,” Pena diangkat atas tiga golongan :a). .”
 Allah mencela orang-orang yang tidak memanfaaatkan akalnya, sebagaimana
penyesalan penduduk neraka,” Dan mereka berkata,” Seandainya kami dulu mendengar
atau berakal (memikirkan) tentulah kami tidak menjadi penduduk neraka Sa’ir (yang
menyala-nyala).” [QS. Al Mulk :10].
Khutbah Iedhul Fithri .......................
 Allah memuji pekerjaan-pekerjaan akal, yaitu tadabur, tafakur dan lain
sebagainya. Allah berfirman,” Apakah mereka tidak mentadaburi Al Qur’an.” [QS. AN
Nisa’ :82]. Juga firman-Nya,” Supaya kalian berfikir.” Juga firman-Nya,” Maka
apakah kalian tidak berakal (berfikir)?”.
 Al Qur’an memuat banyak ayat yang berbicara kepada manusia sesuai akal
penalaran dan logika. Allah berfirman,” Kalaulah Al Qur’an itu berasal dari selain
Allah tentulah mereka akan mendapati banyak perselisihan dalam Al Qur’an.” [QS.
AN Nisa’ :82]. Juga firman-Nya,” Kalau di langit dan bumi itu ada banyak tuhan
tentulah keduanya telah rusak.” Juga firman-Nya,” Apakah mereka diciptakan dari
barang yang tidak ada ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri?”
 Allah mencela taklid buta yang merupakan penghalang bekerjanya akal. Allah
berfirman,“ Dan jika dikatakan kepada mereka ikutilah apa yang diturunkan Allah
mereka mengatakan,”Kami akan mengikuti apa yang kami dapatkan dari orang-orang
tua kami . (apakah mereka akan mengikuti bapak-bapak mereka) sekalipun mereka
tidak berakal sedikitpun dan tidak mendapat petunjuk ?” [QS. Al Baqarah :170].
 Allah memuji hamba-Nya yang menggunakan akalnya untuk mencari dan
mengikuti kebenaran. “ Maka berilah kabar gembira hamba-hamba-Ku. Yaitu orang-
orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baik. Mereka itulah
orang-orang yang diberi hidayah Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal.”
 Allah menunjukkan hal-hal yang menjadi bidang garap pekerjaan akal. Seperti
disebutkan dalam ayat,” Apakah mereka tidak melihat langit yang berada di atas
mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya tanpa ada …” [QS.
Qaaf:].
 Allah menunjukkan hal-hal yang berada diluar jangkauan akal manusia dan akal
tidak boleh ikut bermain di dalamnya. Seperti firman Allah,”Mereka bertanya
kepadamu tentang ruh. Katakanlah,” Ruh itu termasuk urusan Allah saja dan kalian
tidak diberi ilmu kecuali sedikit.”
[Al Madkhal Li Dirasati al Aqidah al Islamiyah hal. 40-42, Manhaju al Istidlal ‘Ala
Masaili al I’tiqad ‘Inda Ahli Sunah wal Jama’ah 1/168-173].
Dengan akal pula kita dapat memahami ayat-ayat Rububiyyah Allah, dalil-dali
Wahdaniyyah-Nya serta mukjizat-mukjizat para Rasul-Nya. Dengan akal pula kita dapat
membedakan antara perintah dan larangan, antara haq dan dan bathil, antara yang baik dan buruk
dan yang lainnya.
Ali bin Abi Thalib berkata: “Ada beberapa golongan orang yang lebih dahulu masuk
kedalam Jannah Adn. Mereka bukan termasuk orang yang banyak melakukan shalat, puasa, haji
maupun umrah, tetapi mereka senantiasa memikirkan peringatan-peringatan Allah, lalu hatinya
menjadi bergetar, jiwanya menjadi tenang karena bersandar kepada-Nya dan anggota-anggota
tubuhnya tunduk kepada-Nya. Kedudukan mereka lebih tinggi dari orang lain tatkala hidup
bersama manusia didunia maupun disisi Allah diakhirat.”
Imam Ibnul Qayyim berkata, Sebagian ulama’ berkata: “Tatkala Allah menurunkan
Adam kemuka bumi, maka Jibril menyodorkan tiga hal kepadanya, yaitu agama, akhlak dan akal.
Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah menyuruh agar engkau memilih diantara tiga hal ini.”
Adam berkata, “Wahai Jibril, saya tidak melihat sesuatu yang lebih baik dari tiga hal itu
melainkan ia berada didalam Jannah.” Lalu Adam mengulurkan tangannya memilih akal, lalu
merengkuhkannya kedirinya, lalu berkata kepada dua yang lain, “Naiklah kembali keatas!”
Keduanya berkata’ “Kami diperintahkan untuk menyertai akal, seperti apapun keadaannya.”
Maka tiga hal itu menyertai Adam, dan tiga hal ini pula merupakan kemuliaan paling
tinggi dan karunia paling besar yang diberikan Allah kepada han\mba-Nya. Namun ketiga-
tiganya juga dibuatkan musuh, yaitu hawa nafsu, syetan dan jiwa yang menyuruh kepada
keburukan. Peperangan antara kedua belah pihak terus-menerus berkecamuk tiada henti. Namun
begitu Allah telah menetapkan:
“Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkara lagi Maha Bijaksana.”
(QS Ali Imran: 126)
Wahhab bin Munabbih berkata, “Syetan merasa paling kesulitan jika menghadapi orang
mukmin yang berakal. Dia bisa menggiring seratus orang bodoh, menuntun mereka dan bahkan
menunggang diatas bahu mereka, lalu membawa mereka kemanapun yang dia kehendaki. Dia
benar-benar merasa kesulitan berhadapan dengan orang mukmin yang berakal dan
membujuknya, sekalipun untuk medapatkan sedikit apa yang dibutuhkan darinya.”
‫‪Khutbah Iedhul Fithri .......................‬‬
‫‪Beliau juga berkata, “Merontokkan gunung, sebongkah batu demi sebongkah batu lebih‬‬
‫‪mudah bagi syetan dari pada membujuk orang mukmin yang berakal. Jika dia benar-benar tidak‬‬
‫‪mampu menghadapinya, maka dia beralih kepada orang bodoh lalu menawannya.‬‬
‫‪Al Hasan berkata, “Agama seseorang tidak menjadi sempurna kecuali dengan kesempurnaan‬‬
‫‪akalnya. Allah tidak memberikan akal kepada seseorang melainkan suata hari Dia akan‬‬
‫”‪menyelamatkannya dengan akal itu.‬‬
‫‪2. ALLAH TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH‬‬
‫‪3. ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA HANYA AGAR BERIBADAH‬‬
‫‪KEPADANYA‬‬
‫‪4. ALLAH MEMERINTAHKAN MANUSIA UNTUK IQAMATUD DIIN‬‬
‫‪Kita akhiri khutbah ini dengan bersama-sama memanjatkan doa kehadhirat Allah Yang‬‬
‫‪Maha Menjawab seruan doa dan rintihan hamba-Nya :‬‬
‫عَلى آِلِه َو عََلىُخَلَفاِئِه الَّراِشِد ْيَن اْلَم ْهِد ِّيْيَن َو َأْص َح اِبِه َأجَْم ِع ْيَن َو مَْن َس اَر َعلَى ْ‬
‫َنهِجِه ْم‬ ‫حَّمٍد َو َ‬‫سِّلْم َو بَاِرْك َعلَى َِنبِّيَنا ُم َ‬ ‫اّلَلُهَّم َص ِّل َو َ‬
‫طِرْيَقِتِهْم ِإلَى يَْو ِم الدِّْيِن ‪.‬‬ ‫َو َ‬
‫َذ‬
‫َصِلْح اَت َبْيِنِه ْم َو انُْصْر ُهْم عَلَى َع ُد ّو َ‬
‫ِك َو‬ ‫ُل‬‫ُق‬
‫ِف َبْيَن ْو ِبِه ْم َو أ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ّل‬‫َأ‬ ‫ْل‬
‫غِفْر ِل ُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َو‬ ‫َّل‬
‫ل هُّم َ ا ْ‬ ‫َا‬

‫َع ُد ّو ِهِْم ‪ .‬اَلَّلهُّم َ اْلَع ْن َك َفَر َة َأْهِل اْلِكَتاِب الَّذِْيَن َيُص ّد ُوَْن َع ْن َس ِبْيِلَك َو ُيَك ّذ ِبُْو َن ُر ُس َلَك َو ُيَقاِتُلْو َن َأْو ِلَياَء َك ‪ .‬اَلَّلهُّم َ َخ الِْف َبْيَن َك ِلِم ِه ْم َو‬

‫َز ْلِز ْل َأْقَداَم ُهْم َو َأْنِز ْل ِبِه ْم َبْأَس َك الَّذِي َلا تَُر ُّد ُه َع ِن اْلَقْو ِم ا َّّ‬
‫لظاِلِم ْيَن ‪.‬‬

‫َاَّللُهَّم َأْص ِلْح َلَنا ِد ْيَنَنا اَّلِذ ي ُهَو ِع ْص َم ُة َأْم ِر َنا َو َأْص ِلْح َلنَا ُد ْنَياَنا اَّلِتي ِفْيَها َم َع اُش َنا َو َأْص ِلْح َلَنا آِخَر َتَنا اَّلِتي ِفْيَها َم َع اُدَنا َو اْج َع ِل‬

‫اْلَحَياَة ِزَياَد ًة َلَنا ِفي ُك ِّل َخْيٍر َو اْج َع ِل اْلَم ْو َت َر اَح ًة َلَنا ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر ‪.‬‬

‫اَّللُهَّم اْر ُز ْقَنا َقْبَل ْاَلْم وِت َتْو َيًة َوِع ْنَد اْلَم ْو ِت َش َهاَد ًة َو َبْع َد اْلَم ْو ِت ِر ْض َو اَنَك َو اْلَج َّنَة‪ .‬الَّلُهَّم َأْح ِيَنا ُم ْؤ ِمِنْيَن َطاِئِع ْيَن َو َتَو َّفَنا ُم ْس ِلِم ْيَن‬

‫َتاِئِبْيَن ‪ .‬الَّلُهَّم ِإَّنا َنْس ّأُلَك ُم ْو ِج َباِت َر ْح َم ِتَك َو َع َز اِئَم َم ْغ ِفَرِتَك َو الَّساَل َم َة ِم ْن ُك ِّل ِإْثٍم َو اْلَغ ِنْيَم َة ِم ْن ُك ِّل ِبٍّر َو اْلَفْو َز ِباْلَج َّنِة َو الَّنَج اَة‬

‫ِم َن الَّناِر ‪ .‬الَّلُهَّم َأْح ِس ْن َعاِقَبَتَنا ِفي اُأْلُم ْو ِر ُك ِّلَها َو َأِج ْر َنا ِم ْن ِخ ْز ِي الُّد ْنَيا َو َع َذ اِب اَألِخَر ِة‪.‬‬

‫الَّلُهَّم اْر َفْع َر اَيَة اِإْل ْس اَل ِم َفْو َق اْلَم ْس ِج ِد اَأْلْقَص ى َو َأْخ ِلْص َها ِم ْن َأْيِد ي اْلَيُهْو ِد َو الَّنَص اَر ى الَّلُهَّم اْح َفِظ اْلُع َلَم اَء اْلَع اِمِلْيَن اْلُم ْخ َلِص ْيَن‬

‫َو ُقَو اَد اْلُمَج اِهِد ْيَن َو َثِّبْتُهْم َعلَى َم ْنَهِج َنِبِّيَك َو الَّس َلِف الَّصاِلِح ْيَن َو اْهِدِهْم َس ِبْيَل اْلُهَدى َو الَّرَش اِد َو َو ِّفْقُهْم ِلْلَح ِّق َو ُم َتاَبَعِتِه َيا َر َّب‬

‫اْلَع اَلِم ْيَن ‪.‬‬

‫ظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َوِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنّن َ ِم َن اْلَخ اِس ِرْيَن ‪.‬‬
‫رَّبَنَا َ‬

‫طاَقَة َلَنا‬ ‫اخْذ َنا ِإْن َنِس ْيَنا َأْو َأْخ َطْأَنا َرّبَنَا َو َلا تَْح ِم ْل َع َلْيَنا ِإْص ًرا كََم ا َ‬
‫حَم ْلتَُه َع َلى الَّذِْيَن ِم ْن َقْبِلَنا َرّبَنَا َو َلا تَُحّم ِلَْنا مَا َلا َ‬ ‫رَّبَنَا َلا تَُؤ ِ‬

‫غِفْر َلَنا َو اْرَحْم َنا َأْنَت َم ْو اَل َنا فَاْنُصْر َنا َ‬


‫عَلى ْالَقْو ِم اْلَك اِفِرْيَن ‪.‬‬ ‫بِِه َو اْع ُف َع ّنَا َو ا ْ‬

‫حَس َنًة َو ِباْلَأِخَر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َ‬


‫عَذ اَب النَّاِر‪.‬‬ ‫َر ّبَنَا َأِتَنا ِفي الدُّنَْيا َ‬

‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai