Anda di halaman 1dari 13

Seperti halnya pada perluasaan dari metode rerata

desain penyetaraan, pada dan sigma yaitu dengan


metode penyetaraan juga memberi pembobotan pada
terdapat berbagai metode hasil estimasi parameter
yang dapat digunakan. indeks kesukaran butir pada
Berdasarkan proses masing-masing tes. Seperti
kalibrasinya, metode halnya metode rerata &
penyetaraan secara umum sigma, metode rerata & rerata
dapat dibedakan menjadi dua rumusnya juga sederhana dan
macam yaitu metode sifat-sifat penyetaraan juga
penyetaraan kalibrasi dipenuhi, dalam menentukan
simultan dan terpisah. Pada konstanta penyetaraan
metode kalibrasi simultan, melibatkan dua parameter,
nilai parameter butir dan yaitu parameter daya beda
kemampuan dari kedua tes dan indeks kesukaran butir.
sudah berada pada skala yang
sama tanpa ada perhitungan Menurut Standards for Educational
konstanta penyetaraan, and Psychological Testing (1999:172),
sedangkan pada metode kalibrasi dalam IRT merupakan proses
kalibrasi terpisah, nilai estimasi parameter-parameter dari fungsi
parameter butir dan
kemampuan dari kedua tes respons suatu butir. Fungsi respons suatu butir
belum berada pada skala memuat dua parameter, yaitu parameter butir
yang sama sehingga perlu dan parameter orang. Menurut Wells,
disetarakan dengan Subkoviak, & Serlin (2002), proses kalibrasi
menentukan konstanta digunakan untuk mengestimasi parameter
penyetaraan.
butir soal, dan mengamati kemampuan butir-
Metode kalibrasi terpisah
dibedakan menjadi metode butir soal dalam membedakan antartingkat
momen dan trait laten. Menurut Yen & Fitzpatrick (2006:
metode fungsi respons tes. 129), kalibrasi butir adalah mengestimasi
Untuk metode momen, ada parameter, yaitu menentukan estimasi
empat metode yang bisa
parameter butir dan parameter kemampuan
diterapkan yaitu metode
regresi, metode rerata & data respons butir pada model IRT. Dengan
sigma, metode rerata demikian kalibrasi adalah proses estimasi
& sigma robus, dan parameter butir dan parameter orang untuk
metode rerata & rerata. mengetahui kedudukan butir dan orang dalam
Pada metode regresi, di suatu instrumen tes berdasarkan model IRT.
samping hanya melibatkan
parameter indeks kesukaran Ada tiga cara kalibrasi yaitu kalibrasi terpisah
butir dari masing- masing tes, (separate calibration), kalibrasi serentak
juga mempunyai keterbatasan (concurrent calibration), dan kalibrasi tetap
bahwa sifat simetri dari (fixed calibration). Pada beberapa penelitian
penyetaraan tidak terpenuhi, (Li, et al , 1997; Ban, et al, 2001, Taehoon &
sehingga metode regresi
Petersen, 2009), kalibrasi fixed parameter
tidak disarankan untuk
diterapkan. Metode rerata & disebut sebagai fixed item parameter
sigma hanya melibatkan satu calibration dan fixed abc. Li, et al. (1997).
parameter yaitu parameter menyatakan bahwa kalibrasi Fixed ABC
indeks kesukaran butir. Di menghasilkan hasil penyetaraan yang lebih
samping rumusnya stabil, terutama untuk parameter c dan pada
sederhana, semua sifat
penyetaraan horizontal. Hasil kalibrasi fixed
penyetaraan dipenuhi oleh
metode ini. Metode rerata & parameter terhadap estimasi dan
sigma robus merupakan kalibrasi terpisah secara umum konsisten.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa kalibrasi
fixed parameter dan kalibrasi serentak
menghasilkan estimasi parameter butir dan
kemampuan yang sangat akurat dan stabil.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan
bahwa kalibrasi fixed parameter
menghasilkan estimasi yang lebih akurat dan
stabil dibandingkan kalibrasi serentak pada
tes yang relatif mudah. Menurut Taehoon &
Petersen (2009) kalibrasi fixed parameter
menunjukkan hasil yang konsisten
dibandingkan dua metode kalibrasi yang
lainnya, yaitu kalibrasi serentak (concurrent
calibration) dan kalibrasi terpisah (separate
calibration).
1. Kalibrasi terpisah
Pada metode kalibrasi terpisah,
parameter-parameter butir pada setiap tes
diestimasi secara terpisah atau sendiri-sendiri
(Hanson & Beguin, 2002). Parameter-
parameter butir diestimasi secara terpisah
untuk setiap kelompok dari beberapa
kelompok atau kelompok-kelompok yang
tidak ekivalen. Parameter-parameter yang
dihasilkan pada setiap kelompok tidak pada
skala umum. Untuk mendapatkan skala umum
yang didasari pada satu skala yaitu skala (0,1),
maka skala lainnya yang berasal dari kalibrasi
terpisah harus dikonversi terlebih dahulu
kedalam skala dasar.
Suatu desain tes memerlukan
transformasi linear ketika menggunakan
metode kalibrasi terpisah. Parameter butir
pada common items antara dua kelompok
digunakan untuk mengestimasi transformasi
skala parameter, misalnya parameter butir ( ) : nilai rata-rata hitung parameter a
pada kelompok target ditempatkan pada skala untuk butir-butir pada skala I
parameter butir pada kelompok base. : nilai rata-rata hitung parameter a
Empat metode untuk mentransformasi untuk butir-butir pada skala J
skala digunakan pada model dikotomus teori : nilai rata-rata hitung parameter b
untuk butir-butir pada skala J
respons butir. Metode tersebut adalah metode
( ) : nilai rata-rata hitung parameter b untuk
Momen, metode Kurva karakteristik, metode butir-butir pada skala I
Kai-kuadrat minimum, dan metode Kuadrat Metode dari Haebara menggunakan
terkecil (Kolen & Brennan, 2004). Pada penjumlahan kuadrat selisih antara kurva
metode Momen termasuk didalamnya metode karakteristik butir untuk setiap butir pada
Mean/Mean dan metode Mean/Sigma, individu dengan kemampuan . Jika
sedangkan metode Kurva karakteristik kemampuan diketahui, maka jumlah
termasuk didalamnya metode Karakteristik kuadrat selisih semua butir secara matematis
kurva dari Haebara dan metode karakteristik dinyatakan pada persamaan berikut.
tes dari Stocking dan Lord. ( )
Metode Mean/Sigma menggunakan
nilai rata-rata hitung dan simpangan baku = |
untuk mengestimasi parameter kesulitan butir
dari common items pada tes I dan J. Secara ,
matematis dinyatakan pada formulasi berikut.

= − | , , , ,
( )
( ) Perbedaan antara kurva karakteristik
= −
Keterangan: butir pada dua skala adalah kuadrat dan
dan B : koefisien penyetaraan jumlah dari semua butir.
: simpangan baku parameter b untuk adalah kumulasi semua peserta tes untuk
butir-butir pada skala J mendapatkan nilai konstanta transformasi, A
( ) : simpangan baku parameter b untuk dan B, berdasarkan kriteria dapat
butir-butir pada skala I disederhanakan menjadi persamaan berikut.
: nilai rata-rata hitung parameter b
untuk butir-butir pada skala J )
( ) : nilai rata-rata hitung parameter b untuk = (
butir-butir pada skala I Stocking dan Lord (1983)
Metode Mean/Mean menggunakan menggunakan kuadrat selisih antara kurva
nilai rata-rata hitung dari estimasi parameter a karakteristik tes pada kemampuan ,
dan b. Formulasinya ditunjukkan pada dinyatakan pada formulasi berikut ini.
persamaan berikut. ( )
( )
= | ,

)
= = − (

Keterangan:

| , ,

, ,
Setiap kurva karakteristik butir 3. Fixed parameter
dari semua common items dapat calibration
digunakan untuk menghitung kurva
Metode fixed parameter
karakteristik tes. Selisih antara kurva
calibration menghasilkan skala bersama
karakteristik butir pada dua skala
dengan cara menetapkan parameter
kemudian dikuadratkan, sehingga
common items kemudian mengestimasi
semua peserta tes dijumlahkan untuk
parameter common items dan butir yang
menemukan konstanta transformasi A dan
bukan butir bersama untuk kemudian
B yang dapat disederhanakan kedalam
ditempatkan pada skala yang
persamaan berikut.

= (

Beberapa penelitian
menunjukkan
bahwa transformasi dengan metode
Stocking dan Lord dan metode Haebara
menghasilkan estimasi lebih stabil
dibandingkan metode Mean/Mean dan
metode Mean/Sigma.
2. Kalibrasi
serentak
Kalibrasi serentak mengestimasi
parameter pada semua butir dan pada
semua tes pada satu kali proses estimasi
dan menempatkan semua estimasi
parameter pada skala yang sama, yaitu
(0,1) atau pada skala umum. Ketika
kalibrasi serentak dilakukan, penting
untuk menggunakan program estimasi
yang memungkinkan dapat mengkalibrasi
beberapa kelompok secara bersamaan atau
serentak (Kolen & Brennan, 2004), seperti
Bilog-MG dan Multilog. Kedua program
ini menggunakan kebolehjadian
maksimum marjinal untuk mengestimasi
parameter yang cocok dengan model
logistik tiga parameter. Semua data
diestimasi dan hasil semua estimasi
ditempatkan pada skala umum melalui
satu kali proses estimasi.
sama. Terdapat dua metode fixed Untuk mengetahui kelebihan
calibration, yaitu metode fixed C dan analisis IRT, maka para guru
metode fixed ABC. Pada fixed C, estimasi perlu mengetahui
keterbatasan analisis secara
parameter c dari tes referens digunakan
klasik. Keterbatasan model
sebagai nilai awal untuk tes target, dan pengukuran secara klasik bila
keduanya tidak diestimasi lagi, sedangkan dibandingkan dengan teori
parameter a dan b diestimasi. Setelah jawaban butir soal adalah
estimasi parameter butir, proses untuk seperti berikut (Hambleton,
menemukan nilai A dan B yang Swaminathan, dan Rogers,
digunakan pada transformasi linear, sama 1991: 2-5). (1) Tingkat
kemampuan dalam teori
seperti pada metode kalibrasi terpisah.
klasik adalah "true score".
Prinsip dasar dari metode fixed Jika tes sulit artinya tingkat
ABC adalah menetapkan estimasi kemampuan peserta didik
parameter a, b, dan c pada common items mudah. Jika tes mudah
dari tes sebelumnya dan kemudian artinya tingkat kemampuan
mengestimasi parameter butir sisa yang peserta didik tinggi. (2)
bukan common items bersama-sama Tingkat kesukaran soal
didefinisikan sebagai proporsi
dengan common items, sehingga butir sisa
peserta didik dalam grup
yang bukan common items berada pada yang menjawab benar soal.
skala yang sama dengan common items. Mudah/sulitnya butir soal
Metode fixed ABC banyak digunakan tergantung pada kemampuan
pada kalibrasi on-line yang digunakan peserta didik yang dites dan
pada CAT (Ban, et al., kemampuan tes yang
2001) Metode ini juga digunakan pada diberikan. (3) Daya pembeda,
reliabilitas, dan validitas
pengembangan bank soal (Li, et al,
soal/tes didefinisikan
1997). Metode fixed ABC dan metode berdasarkan grup peserta
kalibrasi serentak, mengestimasi didik. Adapun kelebihan IRT
parameter berdasarkan respons kelompok adalah bahwa: (1) IRT tidak
peserta yang diakumulasi dari beberapa berdasarkan grup dependent,
tes, sehingga ukuran sampel menjadi (2) skor siswa dideskripsikan
relatif besar. Keadaan ini meminimalisir bukan test dependent, (3)
model ini menekankan pada
masalah ketidakakuratan estimasi
tingkat butir soal bukan tes,
parameter b dan c, yang mungkin (4) IRT tidak memerlukan
terjadi pada kelompok peserta tes dengan paralel tes untuk menentukan
kemampuan rendah. Jadi metode fixed relilabilitas tes, (5) IRT suatu
ABC mempunyai beberapa sifat yang juga model yang memerlukan
dimiliki oleh metode kalibrasi serentak suatu pengukuran ketepatan
dan hal ini memungkinkan diperoleh hasil untuk setiap skor tingkat
pengkaitan yang lebih stabil dibandingkan kemampuan.
metode kalibrasi terpisah yang
menggunakan transformasi skala.
1. Kelebihan Analisis IRT
Kelemahan teori tes klasik di diperkirakan dapat
atas diperkuat Hambleton terlaksana, (Hableton dan
dan Swaminathan (1985: 1-3) Swaminathan, 1985: 11). Jadi
yaitu: (1) tingkat kesukaran IRT merupakan hubungan
dan daya pembeda antara probabilitas jawaban
tergantung pada sampel; (2) suatu butir soal yang benar
penggunaan metode dan dan kemampuan siswa atau
teknik untuk desain dan tingkatan/level prestasi
analisis tes dengan siswa. Namun kelemahan
memperbandingkan bekerja dengan model IRT
kemampuan siswa pada adalah bekerja melalui suatu
pernbagian kelompok atas, proses yang sulit karena
tengah, bawah. Meningkatnya kelebihan IRT adalah: (1)
validitas skor tes diperoleh tanpa varian pada parameter
dari tingkat kesukaran tes butir soal, (2) tanpa varian
dihubungkan dengan tingkat pada parameter abilitas, (3)
kemampuan setiap siswa; (3) adanya ketepatan pada
konsep reliabilitas tes pengukuran lokal, (Bejar,
didefinisikan dari istilah tes 1983: 3-4).
paralel; (4) tidak ada dasar
teori untuk menentukan Ada empat macam model 1RT
bagaimana siswa memperoleh (Hambleton, 1993: 154-157;
tes yang sesuai dengan Hambleton dan Swaminathan,
kemampuan siswa; (5) 1985: 34-50). (1) Model satu
Standar error of parameter (Model Rasch),
measurement (SEM) hanya yaitu untuk menganalisis data
berlaku untuk seluruh peserta yang hanya menitikberatkan
didik. pada parameter tingkat
kesukaran coal. (2) Model dua
Selanjutnya Hambleton dan paremeter, yaitu untuk
Swaminathan (1985: 13) menganalisis data yang hanya
menyatakan bahwa tujuan menitikberatkan pada
utama IRT adalah parameter tingkat kesukaran
memberikan kesamaan antara dan daya pembeda soal. (3)
statistik soal dan estimasi Model tiga parameter, yaitu
kemampuan. Ada tiga untuk menganalisis data yang
keuntungan IRT adalah: (1) menitikberatkan pada
asumsi banyak soal yang parameter tingkat kesukaran
diukur pada trait yang sama, soal, daya pembeda soal, dan
perkiraan tingkat kemampuan menebak (guessing). (4)
peserta didik adalah Model empat parameter,
independen; (2) asumsi pada yaitu untuk menganalisis data
populasi tingkat kesukaran, yang menitikberatkan pada
daya pembeda merupakan parameter tingkat kesukaran
independen sampel yang soal, daya beda soal,
menggambarkan untuk tujuan menebak, dan penyebab lain.
kalibrasi soal; (3) statistik
yang digunakan untuk Hambleton dan Swaminathan
menghitung tingkat (1985: 48) menjelaskan
kemampuan siswa bahwa siswa yang memiliki
kemampuan tinggi tidak
selalu menjawab soal dengan
betel. Kadang-kadang mereka
sembrono (mengerjakan
dengan serampangan),
memiliki informasi yang
berlebihan, sehingga mereka
menjawab salah pada suatu
soal. Untuk mengatasi
masalah ini diperlukan model
4 parameter.
Dari keempat model itu tidak kemampuan orang dinamakan
sama penekanannya dan pengukuran, sedangkan
sudah barang tentu tiap-tiap proses mengestimasi
model itu memiliki kelebihan parameter tingkat kesukaran
dan kekurangan. Kelebihan butir soal dinamakan
dan kekurangan itu dapat kalibrasi. Jadi kalibrasi soal
diklasifkasikan sesuai dengan merupakan proses penyamaan
jumlah parameter yang skala soal yang didasarkan
ditentukan pada masing- pada tingkat kesukaran butir
masing model dan tujuan soal dan tingkat kemampuan
menggunakan model yang siswa. Adapun ciri suatu skala
bersangkutan. adalah mempunyai titik awal,
biasanya 0, dan mempunyai
Adapun contoh kurva ciri soal satuan ukuran atau unit
model satu parameter atau pengukuran.
Rasch terlihat seperti pada
grafik di bawah ini. Prosedur estimasi dapat
dilakukan dengan tangan atau
Peluang menjawab benar komputer. Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan
dalam mengkalibrasi butir
1,00 dan menguki.r kemampuan
orang dengan tangan (Wright
0,90
and Linacre, 1992: 32-45)
1 2 seperti
3 berikut ini.

a. Menyusun jawaban
0,50
peserta didik untuk
setiap butir soal ke dalam
tabel.
Dalam menyusun
0,30 jawaban peserta didik
-3 -2 -1 -0,52 0 0,87 1 untuk setiap butir ke
1,28
dalam tabel perlu
Kemampuan Siswa disediakan kolom: (1)
siswa, (2) butir soal,
(3) skor siswa, dan (4)
2. Kalibrasi Butir Soal dan
skor butir soal. Data
Pengukuran Kemampuan
berbentuk angka 1
Orang.
untuk jawaban benar
Kalibrasi butir soal dan dan 0 untuk jawaban
pengukuran kemampuan salah.
orang merupakan proses
estimasi parameter pada b. Mengedit data
model respon butir. Model Berdasarkan model
persamaan dasar Rasch Rasch, butir soal yang
adalah model probabilistik dijawab siswa betul
yang mencakup hasil dari semua atau salah semua
suatu interaksi butir soal- dan siswa yang dapat
orang. Proses mengestimasi menjawab dengan betul
semua atau salah semua, salah (FiXi), (9) kuadrat
soal atau siswa yang logit proporsi salah (FiXi)2
bersangkutan tidak , (10) hasil kali frekuensi
dianalisis atau soal dengan kuadrat logit
dikeluarkan dari tabel. proporsi salah(FiXi2), (11)
Pada langkah kedua ini inisial kalibrasi butir soal
perlu disediakan yaitu di° = Xi - nilal rata-
tambahan kolom: (1) rata skor soal, dan (12)
proporsi skor siswa dan hasil kali antara frekuensi
(2) proporsi skor butir soal dengan kuadrat nilai
soal. Proporsi skor rata-rata skor coal (FIX
peserta didik adalah skor ?).
siswa : jumlah butir soal;
sedangkan proporsi skor d. Menghitung distribusi
soal adalah skor soal : skor peserta didik.
jumlah siswa. Untuk memudahkan di
dalam menghitung
c. Menghitung distribusi distribusi skor peserta
skor soal didik perlu disusun
Berdasarkan skor soal beberapa kolom yaitu
yang sudah diedit, maka kolom: (1) kemungkinan
skor soal diklasifikasikan skor peserta didik (r)
menjadi beberapa yang disusun secara
kelompok berdasarkan berurutan dimulai dan
skor yang sama. Untuk skor terendah sampai
memudahkan tertinggi; (2) skor
penghitungan Distribusi peserta didik, yaitu
skor butir soal, maka berupa toli skor peserta
perlu disusun beberapa didik; (3) frekuensi
kolom di dalam tabel, peserta didik (nr) yang
seperti kolom: (1) memperoleh skor; (4)
kelompok skor soal (i) proporsi benar (Pi-) yaitu
yaitu kelompok skor yang skor peserta didik dibagi
didasarkan pada skor jumlah soal, (5) logit
soal yang sama, kolom ini proporsi benar (Yr) yaitu
berhubungan langsung Ln [Pr/(1-Pr)]; (6)
dengan kolom 2 dan perkalian antara
kolom 3; (2) nomor butir frekuensi siswa dengan
soal, (3) skor soal (Si), (4) logit proporsi benar
frekuensi soal (Fi) yaitu (nrYr); (7) logic proporsi
jumlah soal yang benar yang dikuadraktan
memiliki skorsoal sama; (Yr kuadrat); (8) hasil
(5) proporsi benar (Pi) perkalian antara
yaitu Si : jumlah peserta frekuensi peserta didik
tes; (6) proporsi salah (1- dengan logic proporsi
Pi), (7) logit (log odds benar yang dikuadratkan
unit)-proporsi salah (Xi) (nrYr kuadrat); (9) inisial
yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) pengukuran kemampuan
hasil kali frekuensi soal peserta didik (br Yr); (10)
dengan logit proporsi perkalian antara
frekuensi peserta didik kesalahan standar siswa
dengan nilai rata-rata Dalam menghitung
skor peserta didik (nrYr tingkat kemampuan dan
kuadrat). kesalahan standar siswa
e. Menghitung faktor disusun beberapa kolom,
ekspansi kemampuan yaitu kolom: (1)
peserta didik (x) dan kemungkinan skor siswa
kesukaran butir soal (Y). (r); (2) initial pengukuran
Dalam menghitung faktor kemampuan siswa (br);
ekspansi diperlukan (3) faktor ekspansi
variasi distribusi kemampuan siswa
kelompok skor soal (U) terhadap keluasan tes
dan variance distribusi (X); (4) tingkat
kelompok skor siswa (V). kemampuan siswa (br)
Faktor ekspansi atau (Xbr); (5) kesalahan
kemampuan peserta didik standar pengukuran
terhadap keluasan tes kemampuan siswa yang
adalah X = [ (I 4-U/2,89)/ dikoreksi [SE (br)] yaitu X
(1-UV/8,35)]" 2 Faktor [ L/r (L-r)]112 ; (6) peserta
ekspansi kemampuan tes.
peserta didik terhadap
penyebaran sampel h. Menghitung probabilitas
adalah X =_ [ (1+U/2,89)/ atau peluang menjawab
(1-UV/8,35)]12 benar setiap butir soal
[P(0)}.
f. Menghitung tingkat Untuk menghitung
kesukaran dan kesalahan peluang menjawab benar
standar butir soal setiap butir pada model
Dalam menghitung Rasch atau model satu
tingkat kesukaran dan parameter digunakan
kesalahan standar soal rumus berikut ini.
perlu disusun beberapa
kolom di dalam tabel, e IX° - bi)
Pi (0) = 
yaitu kolom: (1) atau Pi (0) =
kelompok skor soal (1); 
(2) nomor soal; (3) inisial 1 + e D(O - bi) 1
kalibrasi soal (d); (4)
faktor ekspansi kesukaran Estimasi data yang lebih
soal terhadap penyebaran teliti dan akurat hasilnya
sampel (Y); (5) tingkat adalah menggunakan
kesukaran soal atau Yd; = komputer seperti
d;; (6) skor soal (S); (7) menggunakan program
kesalahan standar Bigsteps. Dalam program
kalibrasi soal yang Bigsteps, estimasi data
dikoreksi [SE(di)] atau SE digunakan metode
= [ N/Si (N-Si)]ll2 Appoximation Maximum
Likelihood (PROX) dan
g. Menghitung tingkat Unconditional Maximum
kemampuan dan Likelihood (UCON). Untuk
menghasilkan hasil yang lebih dengan tingkat
akurat, estimasi data dengan kesukaran butir yang
komputer dapat melakukan bersangkutan.
iterasi maksimum untuk
metode PROX, misal bisa Dalam pelaksanaannya,
sampai 20 analisis secara IRT tidak
serumit seperti penjelasan di
kali kemudian dilanjutkan atas. Pelaksanaannya sangat
dengan metode UCON sampai mudah dipahami oleh para
dengan 50 kali tergantung guru karena dalam analisis
banyaknya data. Perbedaan digunakan program komputer,
hasil kalibrasi pada setiap seperti program RASCAL,
iterasi semakin lama semakin PASCAL, BIGSTEPS, atau
kecil dan akan berhenti bila QUEST. Untuk mengenal lebih
prosesnya sudah terpenuhi jauh program-program ini,
(converge) atau lebih kecil bacalah pada bab berikut.
dari 0,01.

Kriteria data sesuai dengan


model Rasch adalah apabila
hasil korelasi point bhiserial
tidak negatif dan outfitnya <
2 baik outfit butir soal
maupun outfit orang. Hal ini
menunjukkan bahwa data
adalah fit dengan model.
Maksudnya bahwa data soal
sesuai dengan model Rasch
atau valid yang memiliki
mean= 0 dan SD=1. Metode
pengujian fit tergantung pada
jumlah butir soal dalam tes:
(a) tes sangat pendek (10
atau beberapa butir), (b) tes
pendek (11-20 butir), atau (c)
tes panjang ( >20 butir).

Outfit orang maksudnya


statistik orang menunjukkan
bagaimana perilaku yang
tidak diharapkan pada butir
soal yang mempunyai tingkat
kesukaran jauh dengan
kemampuan orang yang
bersangkutan. Adapun Outfit
butir maksudnya statistik
butir soal menunjukkan
bagaimana perilaku yang
tidak diharapkan dari orang
yang mempunyai kemampuan

Anda mungkin juga menyukai