4-Bab5. Peng
gambilan Ke
eputusan Ber
rbasis Indek
ks Kinerja
ANALISA
A SISTEM
M DAN PEN
NGAMBILA
AN KEPUT
TUSAN
OLEH
H:
DEPART
TEMEN TE
EKNOLOG GI INDUST
TRI PERTA
ANIAN
F
FAKULTAS TEKNOL LOGI PER
RTANIAN
INSTIT
TUT PERTAANIAN BO
OGOR
20112
63
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
A. METODE BAYES
64
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
m
Total Nilai i = Nilai ij (Kritj)
j=1
dimana:
Total Nilai i = total nilai akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Krit j = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j
i = 1,2,3,n; n = jumlah alternatif
j = 1,2,3,m; m = jumlah kriteria
Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat
subyektif maupun obyektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya
informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal
tentang nilai peluang ini disebut distribusi prior, sedangkan nilai peluang yang
sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior.
65
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
l (a) = E [l,(a,(a )] = l (a,y) P (y)dy
66
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
67
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
Tabel 5.3. Matrik keputusan penilaian pemasok yang sesuai dengan Teknik
Bayes
Kriteria
Nilai
Alternatif Tepat Tepat Peringkat
Kontinyuitas Alternatif
Waktu Jumlah
1. Pemasok A 0,8 0,6 0,6 3,7 2
2. Pemasok B 0,8 0,9 0,7 3,8 1
3. Pemasok C 0,8 0,7 0,8 3,6 3
Bobot
0,3 0,4 0,3
Kriteria
68
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
sehingga didapat alternatif yang terurut dari yang terbaik adalah alternatif 2,
1, dan 3.
69
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
dengan :
TNi = Total nilai alternatif ke -i
RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan
keputusan i
TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan
70
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
71
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
Keterangan:
Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke j
Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j
A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke j
X(I + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke j
Pj = bobot kepentingan kriteria ke j
72
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
Nilai IRR, B/C dan PBP arah, rentang dan satuannya tidak sama,
sehingga tidak dapat langsung diagregasi (digabungkan). Matrik ini harus
diubah dulu ke dalam bentuk yang seragam, caranya adalah dengan
menentukan nilai minimum pada setiap lajur (setiap status situasi), dan
menetapkan nilai minimum tersebut sama dengan seratus. Kemudian nilai lain
dalam lajur yang sama dibandingkan dengan nilai minimum tersebut, sebagai
berikut:
Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin baik)
dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik)
Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria
ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi
secara proporsional lebih tinggi.
Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria
ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditranspormasi
secara proporsional lebih rendah.
73
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
74
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
1. 1
x 100 = 100
1. 1
Alternatif 2 = Industri Pengolahan Teh
1.15
x 100 = 104.5
1 .1
Alternatif 3 = Industri Coklat Bubuk
1 .2
x 100 = 109.1
1 .1
Kriteria PBP adalah kriteria yang mempunyai trend negatif, semakin kecil
nilainya semakin baik. Nilai PBP yang paling kecil di setiap alternatif
dijadikan nilai maksimum (100) sehingga digunakan perbandingan terbalik.
PBP yang paling kecil adalah PBP pada industri coklat bubuk maka PBP
tersebut dijadikan basis perhitungan transformasi nilai PBP yang lain :
Transformasi Nilai PBP :
Alternatif 1 = Industri Minyak Sawit
4
x 100 = 80
5
Alternatif 2 = Industri Pengolahan Teh
4
x 100 = 66.7
6
Alternatif 3 = Industri Coklat Bubuk
4
x 100 = 100
4
Perhitungan nilai alternatif berdasarkan nilai setiap kriteria
menggunakan cara seperti perhitungan pada metode Bayes. Tabel 5.8
menunjukkan bahwa nilai alternatif 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 109; 91,8;
dan 111,1. Dengan demikian alternatif 3 yaitu Industri Coklat Bubuk sebagai
peringkat 1 disusul oleh industri minyak sawit dan kemudian industri
pengolahan teh.
D. PEMILIHAN METODE BAYES/MPE/CPI
75
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
E. METODE DELPHI
76
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
orang yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk menjawab
kuisioner.
77
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
78
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
79
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
80
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
Ronde Evaluasi =1
Alternatif PK 1 PK 2 PK 3 PK 4 Rata
1 6 5 4 6
2 3 4 5 2
3 6 5 3 6
4 4 4 4 3
5 6 5 5 5
6 3 2 3 4
7 1 3 2 3
8 3 3 2 3
9 3 4 2 4
10 5 4 2 4
11 1 3 3 2
12 2 4 5 3
13 4 5 3 2
14 2 2 3 4
15 5 2 1 3
16 6 5 6 4
81
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
F. SOAL LATIHAN
82
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
83
Modul 4-Bab5. Pengambilan Keputusan Berbasis Indeks Kinerja
84