Anda di halaman 1dari 15

Nama : Irsyadi Farhan Efriandi

Nim : 116190042
Kelas : B

Catatan Kinetika Metalurgi


KINETIKA REAKSI HOMOGEN I
Kinetika Reaksi merupakan cabang ilmu yang mempelajari reaksi kimia secara
kuantitatif dan juga mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhinya.
Ruang lingkup Kinetika reaksi adalah penentuan kecepatan reaksi secara
kuantitatif. Beberapa pendekatan umum yang harus dilakukan dalam
melakukan percobaan kinetika reaksi adalah :
a) Pemilihan spesies (reaktan atau produk) untuk memantau atau
mengamati keberlangsungan reaksi dan/atau untuk menspesifikasi
kecepatan reaksi.
b) Pemilihan jenis reaktor yang digunakan dan mode pengoperasiannya
(misalnya: reaktor batch yang beroperasi pada volume tetap)
c) Pemilihan metode untuk mengamati keberlangsungan reaksi terhadap
waktu (misalnya: dengan analisis kimia)
d) Pemilihan strategi percobaan, yakni bagaimana cara melakukan
percobaan kinetika, termasuk jumlah dan jenis percobaan yang
diperlukan; bagaimana mengantisipasi adanya kemungkinan reaksi-
reaksi samping; bagaimana kondisi operasinya; bagaimana menjamin
supaya data-data yang dihasilkan mempunyai reproducibility yang
tinggi.
e) Pemilihan metode untuk menentukan harga-harga parameter kecepatan
reaksi secara kuantitatif/numerik.

 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA KINETIKA


Prosedur ini dimaksudkan untuk mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasikan data-data percobaan, guna menghasilkan persamaan
kecepatan reaksi secara kuantitatif. Terdapat dua prosedur atau metode atau
teknik analisis dan interpretasi data kinetika yaitu :
1. Metode integral (atau integrasi)
Pada metode ini, analisis data kinetika dilakukan dengan mengalurkan
beberapa fungsi konsentrasi reaktan versus waktu, dalam grafik-grafik
yang bersesuaian. Relatif mudah digunakan dan diterapkan, meskipun
bersifat trial and error dan biasa digunakan pada persamaan kinetika
yang sederhana. Terdapat beberapa metode yang digunakan yang
termasuk dalam metode integral yaitu :
1. Metode grafik
Metode ini bersifat trial and error, plotkan data-data kinetika
dalam grafik yang bersesuaian (yakni grafik antara persamaan
kecepatan reaksi (dugaan/tebakan/asumsi) yang telah
diintegrasikan versus waktu). Orde reaksi tebakannya dianggap
sesuai jika plot yang dihasilkan membentuk garis lurus (linier).
Terdapat 2 bentuk penyimpangan terhadap bentuk linier yaitu
kelengkungan positif atau naik (upward curvature) dan
kelengkungan negatif atau turun (downward curvature ).

Perhatiakan gambar diatas, Kelengkungan positif akan teramati


jika orde reaksi yang ditebak (atau diasumsikan) lebih besar
daripada orde reaksi yang sebenarnya. Dan sebaliknya,
kelengkungan negatif akan teramati jika orde reaksi yang
ditebak (atau diasumsikan) lebih kecil daripada orde reaksi yang
sebenarnya. Prosedur umum metode integral untuk analisis data
(metode grafik):
2. metode numerik
Metode ini bersifat trial and error, metode ini dilakukan melalui
perhitungan harga k (pada sebuah orde reaksi yang ditebak)
secara individual, dan kemudian merata -ratakannya. Jika harga-
harga k yang diperoleh tidak menunjukkan adanya konsistensi,
berarti orde reaksi yang ditebak tidak sesuai, dan harus ditebak
orde yang lain. Perhatikan Contoh dibawah :

Untuk menyelesaikan contoh diatas ada 3 cara Numerik yaitu


Metode long-interal, metode short-interval, dan metode least-
squares.
3. Metode fractional-life
Metode ini didasarkan pada hubungan antara fractional-life atau
waktu paruh reaksi dengan konsentrasi reaktan A mula-mula
(lihat kembali di dalam materi kuliah sebelumnya). Hubungan
antara waktu paruh (t½) versus konsentrasi awal reaktan:

2. Metode diferensial (atau diferensiasi)


Metode ini Didasarkan pada diferensiasi data-data percobaan
(konsentrasi versus waktu) untuk memperoleh kecepatan reaksi yang
sebenarnya. Pada metode ini, analisis data kinetika dilakukan dengan
menduga beberapa hubungan antara kecepatan reaksi sebagai fungsi
konsentrasi, dan menguji dugaan-dugaan tersebut melalui grafik-grafik
yang bersesuaian. Metode ini biasanya digunkana pada persamaan-
persamaan kinetika yang lebih kompleks dan Memerlukan data-data
yang banyak dan akurat.
Metode diferensial dilakukan dengan mengevaluasi seluruh term dalam
persamaan kecepatan reaksi yang berbentuk diferensial Dan menguji
kesesuaian bentuk persamaan kecepatan reaksi yang ditinjau dengan
data-data yang diperoleh berdasarkan percobaan.
parameter kinetikanya dapat ditentukan melalui prosedur atau teknik
linierisasi terhadap model persamaan kinetika yang ditinjau. Jika ada 2
model persamaan kinetika yang ditinjau:
1. Bentuk

Bentuk ini dapat dilinierisasi menjadi:

atau:
( Catatan: logaritma bilangan
dasar 10 (log) dapat saling
digantikan dengan logaritma
bilangan dasar natural (ln) )

2. Bentuk

Bentuk ini dapat dilinierisasi menjadi:

( Catatan : Selain dengan teknik linierisasi terhadap


model persamaan kinetika yang dipilih (seperti yang
disajikan di atas), metode diferensial juga dapat dilakukan
secara trial and error )
Terdapat Prosedur umum metode diferensial untuk analisis data yaitu :

Tambahan :
Perhatikan 2 buah grafik di bawah. Contoh smooth-curve atau freehand-curve
ditunjukkan pada kurva (a). Smooth-curve harus dibuat secara hati-hati, dengan
pandangan mata. Pada umumnya kurva ini tidak akan melewati semua titik data,
tetapi mampu menunjukkan kecenderungan (trendline) data. Bandingkanlah
dengan kurva (b), yang melewati semua titik data, tetapi justru tidak
menunjukkan kecenderungan data.

 METODE INTEGRAL ANALISIS DATA: IRREVERSIBLE


UNIMOLEKULER

1. First Order Reactions


Reaksi A => produk, misalkan kita ingin menguji persamaan
tingkat orde pertama maka,
Integrasikan maka kita mendapatkan

Atau

Konversi adalah sebuah pemisalan dimana katakanlah A


menjadi sesuatu yang lain atau fraksi A bereaksi. Misal konversi
A menjadi Xa. NaO adalah jumlah awal A dalam suatu reaktor
pada waktu t=o dan Na adalah jumlah yang ada pada waktu t.
Kemudian konversi A dalam konstanta system volume maka

Dan

Setelah kita mengkonversi maka kita mendapatkan persamaan

Integrasikan, maka kita mendapatkan

Atau

Pengujian persamaan tingkat orde pertama.


2. Second Order Reactions
Case 1
Reaksi A + B => produk, dengan persamaan yang sama juga
maka,
Dalam persamaan tersebut tidak dikatakan bahwa jumlah A dan
B yang bereaksi pada setap waktu (t) yang sama, maka kita
harus menulis A + B = produk dan istilah b pada Xa maka,

Cb0 / Ca0 akan digantikan menjadi M karena merupakan rasio


molar dari reaktan maka menjadi

Dilakukan parsial dan integrasi maka kita mendapatkan.

Case 2
Reaktan dimasukan dalam rasio stokiometri dimana menjadi
integrasi tak tentu. Maka dari itu kita perlu memakai laju
differensial untuk hal ini. Jadi untuk reaksi orde dua dengan
konsentrasi awal yang sama maka, 2A => produk, memakai
persamaan differensial orde dua maka,

Lalu hasil integrasi menjadi :

Case 3
A + 2B => produk

Diintegrasikan menjadi :
Ketika rasio reaktan stokiometri digunakan maka bentuk
integrasi nya menjadi :

Kedua hal ini berlaku untuk semua jenis reaksi. Maka bentuk
khusus intgrasi dua ini digunakan apabila muncul rasio reaktan
stokiometri atau ketika reaksinya non elementary.

3. Third Order Reaction


Case 1
A + B + D => produk
Kita buat persamaan laju nya maka,

Kita konversi ke Xa, dimana jumlah A, B, dan D yang bereaksi


setiap saat diganti menjadi Ca0 Xa. Maka persamaan nya
menjadi

Setelah itu kita melakukan pemisahan variable, parsial dan


integrasi, kita mendapatkan

Case 2
Bagaimana jika Cd0 nilainya lebih besar dari Ca0 dan Cb0,
reaksi menjadi persamaan orde dua dimana.
A + 2B => R
Kita buat persamaanya

Kita konversi kan kembali ke Xa


Kita lakukan integrasi dan M diubah menjadi Cb0/Ca0

Atau

Case 3
A + B => R
Kita buat persamaan nya

Lalu lakukan hal sama seperti case 2, dengan mengkonversi ke


Xa lalu di integrasikan, maka akan mendapatkan

Atau

 Persamaan Tingkat Empiris Orde ke-n


Saat rekasi tidak diketahui, maka kita harus memakai persamaan tingkat orde
ke-n.

Lalu kita integrasikan, maka akan mendapatkan

 KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH


Terdapat beberapa sistem reaksi sederhana yang disajikan pada reaksi
homogen system batch yaitu :
A. Reaksi ireversibel unimolekuler berorde-satu
B. Reaksi ireversibel bimolekuler berorde-dua
C. Reaksi ireversibel trimolekuler berorde-tiga
D. Reaksi ireversibel berorde-nol
E. Reaksi ireversibel berorde-n
Yang akan dijelaskan yaitu reaksi ireversibel yang berorde 1,2,dan 3
 WAKTU PARUH (HALF-LIFE) REAKSI
Adapun cara lain dalam system batch yaitu cara waktu yang akan dijelaskan :

 RATE EQUATION
Reaksi single phase (satu fase)

Persamaan yang menyatakan hubungan antara laju reaksi untuk masing-masing


zat
Laju reaksi untuk reaktan A

Tanda (-) menunjukan laju pengurangan A sebagai reaktan. Laju reaksi


dipengaruhi oleh komposisi (C) dan energi material. Energi disini berupa
temperature, intensitas cahaya dalam system, intensitas medan gaya dll. Jika
hanya komposisi (C) dan tempereature (T) saja yang dipertimbangkan maka

 JENIS – JENIS REAKSI


Reaksi dapat dibedakan antara berbagai jenis berdasarkan bentuk dan jumlah
persamaan kinetika yang digunakan nutk menggambarkan laju reaksi

1. Single Reaction

Memiliki satu persamaan stokiometri dan satu persamaan laju


reaksi
2. Multiple Reaction

Memiliki lebih dari satu persamaan stokiometri dan


membutuhkan lebih dari satu persamaan kinetika untuk
mengetahui komposisi senyawanya. Multiple reaction dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Reaksi Seri
2. Reaksi Parallel

Anda mungkin juga menyukai