Anda di halaman 1dari 24

KINETIKA DAN REAKTOR/ TEKNIK REAKSI KIMIA

KINETIKA DARI REAKSI HOMOGEN


KINETIKA DARI REAKSI HOMOGEN
Reaktor ideal memiliki tiga aliran ideal atau pola
kontaknya.
PERSAMAAN LAJU REAKSI
Suatu reaksi fasa tunggal aA + bB  rR + sS, laju
reaksi untuk reaktan A adalah sebagai berikut:

… (1)

Laju reaksi untuk seluruh material adalah:


• Laju reaksi dipengaruhi oleh komposisi dan energi
dari materialnya.
• Energi yang berpengaruh adalah temperatur (energi
kinetik dari moklekul), intensitas cahaya di dalam
sistem (berpengaruh pada energi dari ikatan antar
atom-atom), intensitas medan magnet, dsb.
• Saat ini faktor yang perlu diperhatikan adalah suhu.

… (2)
PERSAMAAN LAJU REAKSI BERGANTUNG
PADA KONSENTRASI
Ada perbedaan dari tipe-tipe reaksi. Perbedaan ini
didasarkan dari bentuk, jumlah dari persamaan kinetika
yang digunakan untuk menggambarkan progres dari
reaksi. Fokus pada konsentrasi tergantung dari
persamaan laju reaksi dimana temperatur sistem yang
digunakan adalah konstan.
• Single and Multiple Reaction (Reaksi tunggal dan
Reaksi jamak)
• Elementary and Nonelementary Reactions (Reasksi
elementer dan non elementer)
Single and Multiple Reaction
• Single Reaction (reaksi tunggal)
1 persamaan stoikiometri dan 1 persamaan laju reaksi
• Multiple Reaction (Reaksi Jamak)
Lebih dari 1 persamaan stoikiometri dan lebih dari satu
kinetika reaksi

Reaksi Seri:
Reaksi Paralel: Reaksi kompleks:
Elementary and Nonelementary Reactions
(Reasksi elementer dan nonelementer)
Pada reaksi tunggal dengan stoikiometri sbb:
A+BR
Jika mekanisme yang mengendalikan laju reaksi melibatkan
interaksi atau tumbukan dari satu molekul A dan satu molekul
B, maka jumlah tumbukan molekul A dengan B sebanding
dengan laju reaksi. Tetapi pada suhu tertentu, jumlah
tumbukan sebanding dengan konsentrasi reaktan dalam
campuran. Sehingga tingkat terkonsumsinya reaktan A adalah
sbb:
- rA = kCACB
Reaksi di mana persamaan laju berhubungan dengan
persamaan stoikiometrinya disebut reaksi elementer
Elementary and Nonelementary Reactions
(Reaksi elementer dan nonelementer)
• Bila tidak ada hubungan langsung antara
stoikiometri dan lajunya, maka disebut reaksi
nonelementer. Contoh: reaksi antara
hidrogen dan bromin,
H2 + Br2  2HBr
Dimana laju reaksinya adalah sebagai berikut:

… (3)
Molekularitas dan Orde Reaksi
• Molekularitas reaksi elementer adalah jumlah molekul yang
terlibat dalam reaksi (biasanya memiliki nilai satu, dua, atau
terkadang tiga)
Molekularitas hanya untuk reaksi elementer

• Laju reaksi dari persamaan dengan bahan A, B, … D, dapat


didekati dengan ekspresi berikut:

… (4)
• Dimana a, b, …d, disebut orde reaksi dan merupakan
koefisen dari stoikiometri (reaksi elementer)
• Orde Reaksi adalah kemampuan untuk menaikkan
konsentrasi
Molekularitas dan Orde Reaksi
a orde reaksi A
b orde reaksi B
n orde reaksi total

Orde reaksi ditemukan secara empiris, jadi nilainya tidak harus


bulat, boleh pecahan. Namun molekularitas reaksi harus
merupakan bilangan bulat karena mengacu pada mekanisme
reaksi, dan hanya dapat diterapkan pada reaksi elementer
KONSTANTA LAJU REAKSI k
• Bila laju reaksi kimia homogen ditulis dalam
bentuk Pers. 4, dimensi konstanta laju k untuk
reaksi nth order adalah:
(time)-1 (concentration)1-n … (5)

• Bila order reaksi satu, maka dimensinya adalah


(time)-1 … (6)
Representasi Reaksi Elementer
Dalam menjelaskan suatu laju reaksi, dapat digunakan
ukuran yang setara dengan konsentrasi (misalnya,
tekanan parsial), dalam hal ini:

Menggunakan ukuran apapun (konsentrasi ataupun


tekanan parsial), orde reaksi tidak akan berubah. Namun
akan mempengaruhi nilai konstanta laju reaksinya k .
Reaksi elementer sering ditunjukkan oleh persamaan
yang menunjukkan baik molekularitas dan lajunya
konstan.
Representasi Reaksi Elementer
Contoh: Suatu reaksi irreversible bimolekuler,
dengan orde dua dan konstanta kecepatan
reaksi k1

Tidak akan tepat jika dituliskan:


Representasi Reaksi Elementer
• Hati-hati untuk membedakan antara satu
persamaan tertentu yang mewakili reaksi
elementer dan banyak kemungkinan
representasi stoikiometri.
• Menulis reaksi elementer dengan konstanta
laju, mungkin tidak cukup untuk menghindari
ambiguitas. Perlu ditentukan komponen dalam
reaksi, dimana konstanta laju reaksi yang
digunakan.
Representasi Reaksi Elementer
Misal:

Dari Stoikiometri:

Dari ketiga nilai k tersebut, tidak dapat diketehaui manakah nilai k sesungguhnya.
Sehingga untuk menghidari kerancuan dari stoikiometri yang melibatkan angka
yang berbeda , maka perlu dituliskan persamaan stoikiometri diikuti dengan laju
reaksi yang lengkap dan satuan konstanta laju reaksi nya
Representasi Reaksi Nonelementer
Reaksi nonelementer adalah reaksi dimana
stoikiometrinya tidak sesuai dengan kinetikanya

Ketidak sesuaian tersebut menunjukkan bahwa perlu


dicoba untuk menggunakan suatu model reaksi
bertahap untuk menjelaskan kinetikanya
Model Kinetika untuk Reaksi Nonelementer

Untuk menjelaskan kinetika dari reaksi nonelementer,


diasumsikan bahwa terjadi sebuah urutan reaksi. Tetapi, kita
tidak dapat mengukur atau mengamati zat antara karena
terbentuknya hanya sekian menit saja. Jadi, hanya diamati
pereaksi awal dan produk akhir, atau yang tampaknya
merupakan reaksi tunggal. Misalnya, jika kinetika reaksi:
A2 + B2  2AB
Diindikasikan bahwa yang terjadi adalah reaksi
nonelementer. Diasumsikan bahwa reaksi yang terjadi
adalah reaksi-reaksi elementer yang seri untuk menjelaskan
kinetikanya
Model Kinetika untuk Reaksi Nonelementer

Lanjutan:

tanda bintang mengacu pada intermediet yang tidak teramati.


Untuk menguji skema asumsi yang dibuat, maka harus dilihat
apakah prediksi kinetik kinerjanya sesuai dengan eksperimen.
Model Kinetika untuk Reaksi Nonelementer

Tipe-Tipe intermediate yang kita asumsikan mengacu


pada material dari bahan kimianya. Diantaranya dapat
dikelompokkan sebagai berikut
1. Radikal bebas
2. Ion dan substansi polar
3. Molekul-molekul
4. Kompleks transisi
5. Reaksi tidak berantai
6. Reaksi Berantai
LAJU REAKSI BERGANTUNG PADA SUHU
Pengaruh Suhu dari Hukum Arrhenius
Untuk banyak reaksi, dan khususnya reaksi elementer, laju reaksi dapat
ditulis sebagai fungsi dari suhu dan komposisi.

Untuk reaksi semacam ini, dimana tergantung pada suhu dan laju
reaksinya konstan, maka secara praktis dapat dijelaskan oleh hukum
Arrhenius:

K0 adalah faktor pra-exponensial, dan E adalah Energi aktivasi dari


reaksi.
Pada konsentrasi yang sama namun suhu yang berbeda, berlaku
hukum Arrhrnius:
Dimana nilai E konstan
ENERGI AKTIVASI DAN KETERGANTUNGAN
TERHADAP SUHU
• Pengaruh suhu dari suatu reaksi ditentukan oleh tingkat energi
aktivasi dan suhu reaksinya (lihat gambar 2.2 dan Tabel 2.1)

1. Dari hukum Arrhenius sebuah plot dari In k vs 1/T memberikan


garis lurus, dengan slope besar untuk E besar dan slope kecil untuk
kecil E.
2. Reaksi dengan energi aktivasi tinggi sangat sensitif terhadap suhu;
reaksi dengan energi aktivasi rendah relatif tidak sensitif terhadap
suhu.
3. Setiap reaksi yang diberikan lebih sensitif terhadap suhu pada
suhu rendah daripada pada suhu tinggi.
4. Dari hukum Arrhenius, nilai faktor frekuensi k, tidak
mempengaruhi sensitivitas suhu.
ENERGI AKTIVASI DAN KETERGANTUNGAN
TERHADAP SUHU

Anda mungkin juga menyukai