DAFTAR.ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........... ii
DAFTAR rsr............ iii
BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI
o Sistem Penilaian Pejabat Struktural Dengan Metode Analitycal Hierarchy
Proces (AHP) - Maria Adelvin Londa & Kristina Sara .-.......
o Model Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) Menggunakan
Adaptasi Bahasa Lokal Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Banten -
Vidila Rosalina, Mulyanah, Abdul Malik & Erma Perwitasari................
o Sistem Absensi Siswa Menggunakan Barcode Di SMK Ikhlas Jau'ilan
Najmuddin & Mohamad Hilman 15
o Sistem Informasi Geografis Pemetaan Madrasah Pada Kementrian Agama Di
Kabupaten Pandeglang Berbasis Web - Ayw Mira Yunita & \urvaman................. 20
. Perangkat Lunak Berbasis Website Untuk Membantu Pemilihan Jurusan Di
SMK Negeri 10 Pandeglang - \usi\awati................ 26
. Digital Game Learning Based Story Telling Model Untuk Pembelajaran Sejarah
- Ahmad Dedi Jubaedi 33
e Healthcare Facility Area Mapping (HEFAM) Sebagai Media Informasi Letak
Dan Fasilitas Kesehatan - Akip Suhendar & Sarifuh.. 42
o Diagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Padi Menggunakan Metode Bayes -
Andi Riswansyah, Sumiati, Harsiti & Eva Safaah....... 47
Desain Aplikasi Pembelajaran Bahasa Jawa Banten Pada Perangkat Mobile
Berbasis Android Menggunakan Teknologi Web Service - Haris Triono Sigit &
Sulistiyono 59
Implementasi Linear Regresi untuk Prediksi curah Hujan Bulanan - Tb. Ai
Munandar & Sumiati ...........:...... 63
Pengenalan Jenis Sayuran Dalam Bahasa Inggris Berbasis Android
Menggunakan Metode Audiolingual - Yani sugiyani, siswanto & Ika Apriska ... 67
Prediksi Peringkat Ke Lulusan Mahasisrva unfuk Menentukan Strategi
Pemasaran Kampus Menggunakan Pohon Keputusan - Achmad
Fahrudin,Langgeng Listiyoko,Panji Sun'a & ^Lli f,Iaksum 77
nrm
IEITW
SEMINAR NASION-AL
"i*or"srrr"
Ketua Adat S eb agai nerrryp-ffihd Ile4eeft -'. " " " " "
Altor Komrmikasi .. "" "-
115
Hazatd
Analisis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Mengssakm \te'tode
Identification fusk Assessment And Risk Control {tIIk'tRCl - Farr' Ramadhan t64
tv
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
ABSTRAK
Ekonomi kreatif turut memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan ekonomi baik regional maupun
nasional. Dalam upaya pengembangannya masih banyak ditemukan permasalahan seperti faktor permodalan,
sumber daya manusia, hak cipta, maupun pemasaran yang menyebabkan pengembangan sektor industri kreatif
di Indonesia belum berjalan optimal. Kondisi permasalahan serupa juga dialami dalam pengembangan ekonomi
kreatif di Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas upaya peningkatan peran sektor ekonomi
kreatif dalam perekonomian di Provinsi Banten melalui dukungan kebijakan daerah. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif berdasarkan data sekunder serta studi literatur yang berkaitan dengan
permasalahan dan upaya pembangunan sektor ekonomi kreatif. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan
bahwa kontribusi nilai ekspor sektor ekonomi kreatif di Provinsi Banten masih mengandalkan subsektor fashion
(pakaian serta sepatu dan peralatan kaki lainnya) yang cenderung bersifat industri konvensional; letak
geografis Provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan, serta
beragamnya objek wisata yang dimiliki merupakan peluang untuk terus mengembangkan sektor ekonomi kreatif
melalui kolaborasi quadruple helix; diperlukan regulasi yang berisi grand design pengembangan ekonomi
kreatif yang dapat mewadahi berbagai kepentingan; faktor kelemahan sumber daya manusia pelaku ekonomi
kreatif dalam melakukan inovasi, dapat diatasi dengan kehadiran perguruan tinggi atau pun lembaga litbang di
wilayah Provinsi Banten untuk menghasilkan paket teknologi atau pun ide-ide inovatif dalam peningkatan nilai
tambah barang dan jasa sehingga sesuai dengan keinginan pasar
ABSTRACT
The creative economy contributes positively to the economic development both regionally and nationally. In the
development effort, there are still many problems such as capital, human resources, copyright, and marketing
that cause the development of creative industry sector in Indonesia has not run optimally. Similar problems are
also experienced in the development of creative economy in Banten Province. This study aims to review efforts to
increase the role of the creative economy sector in the economy in Banten Province through local policy
support. The method used is descriptive qualitative method based on secondary data and literature study related
to problems and effort of development of creative economy sector. The conclusion of this research shows that the
contribution of export value of creative economy sector in Banten Province still rely on fashion sub-sector
(clothing and shoes and other foot equipment) that tend to be conventional industry; the geographical position of
Banten Province which borders directly with Jakarta as the center of government, as well as the diversity of
tourist attraction owned is an opportunity to continue to develop the creative economy sector through quadruple
helix collaboration; a regulation that contains a grand design of creative economic development that can
accommodate various interests; the weakness factor of human resource of creative economy actors in innovation
can be overcome by the presence of universities or R & D institutions in the region of Banten province to
produce technological packages or innovative ideas in increasing the added value of goods and services so that
in accordance with market demand
88
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan, Provinsi Banten masih didominasi komoditas sepatu
keterampilan, serta warisan budaya dan teknologi dan peralatan kaki lainnya (Eksport Impor Provinsi
merupakan kekayaan intelektual. Latuconsina (2010) Banten 2016). Selain itu, data berita resmi statistik
menyatakan bahwa sumberdaya manusia (SDM) yang di rilis oleh BPS provinsi Banten menunjukan
kreatif adalah syarat untuk mengisi peranan dalam bahwa pada Februari 2017 tingkat pengangguran
industri kreatif. Secara umum, industri kreatif terbuka Provinsi Banten yang mencapai 7,75%
maupun ekonomi kreatif mengandung pengertian (lebih tinggi dari angka nasional 5,33%)
sebagai aktifitas berbasis kreatifitas yang menunjukan bahwa peran sektor ekonomi kreatif
berpengaruh terhadap perekonomian atau belum optimal dalam mengatasi permasalahan
kesejahteraan masyarakat (Antariksa, 2013). pengangguran. Untuk itu penelitian ini bertujuan
Pendapat tentang pentingnya ekonomi kreatif untuk meneliti kontribusi sektor ekonomi kreatif
juga banyak ditemukan dalam beberapa tulisan. dalam perkekonomian provinsi Banten serta upaya
Larassaty (2016) menyebutkan bahwa ekonomi peningkatan peran tersebut melalui dukungan
kreatif memiliki peran yang sangat penting dalam kebijakan daerah. Penelitian ini menggunakan
meningkatkan perekonomian, kesejahteraan metode deskriptif kualitatif berdasarkan data
masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru dan sekunder serta studi literatur yang berkaitan dengan
mengurangi pengangguran di kabupaten Pasuruan permasalahan dan upaya pembangunan sektor
Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus ekonomi kreatif.
mengembangkan industri kreatif meskipun
kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik 2. PEMBAHASAN
Regional Bruto (PDRB) belum optimal (Dinas 2.1 Kinerja Sektor Ekonomi Kreatif
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Merujuk pada sejarah lahirnya sektor Ekonomi
Tengah, 2014). Manfaat ekonomi kreatif semakin Kreatif di negara Inggris pada dekade 80-an,
dirasakan sebagai alternatif solusi permasalahan tumbuhnya sektor ini merupakan jawaban atas
perekonomian (Saksono, 2011). Ekonomi kreatif persoalan tingginya tingkat pengangguran,
perlu dikembangkan karena memiliki beberapa berkurangnya aktivitas industri serta adanya
alasan yakni selain memberikan kontribusi ekonomi penurunan sumbangsih dana pemerintah bagi dunia
yang signifikan seperti peningkatan lapangan seni dan budaya (Antariksa, 2013). Ekonomi kreatif
pekerjaan, peningkatan ekspor, dan sumbangannya yang dikemas dan dikembangkan menjadi bentuk
terhadap produk domestik bruto juga dapat Industri Kreatif tidak saja berhasil mengatasi
membangun citra dan identitas bangsa yang bisa kebutuhan yang persyaratkan industri konvensional
dibanggakan menjadi ikon budaya, mencakup (manufaktur) seperti ketersediaan lahan dan
warisan budaya, dan nilai lokal (Tedjakusuma dan kebutuhan sumber daya alam sebagai bahan baku,
Nagel, 2017). ataupun dampak pencemaran yang ditimbulkannya,
Meskipun telah diyakini ekonomi kreatif mampu industri ini dirasakan telah mampu mengatasi
memberikan kontribusi dalam pembangunan persoalan pengangguran. Bahkan lebih jauh, industri
ekonomi, akan tetapi pengembangan industri kreatif kreatif telah mampu menghasilkan produk barang
masih banyak permasalahan terutama sumber daya dan jasa yang memiliki nilai jual lebih sehingga
manusia, sehingga berdampak pada lemahnya keberadaannya tidak lagi bergantung pada
keunggulan bersaing dan kinerja (Mulyana Sutapa, pendanaan pemerintah.
2014). Departemen Perdagangan Republik Indonesia Keberhasilan pembangunan sektor ekonomi
(2008) menjelaskan bahwa kuantitas dan kualitas kreatif di beberapa negara telah mengilhami
sumber daya insani sebagai pelaku dalam industri pemerintah Indonesia untuk turut
kreatif merupakan permasalahan utama dalam mengembangkannya. Paradigma pembangunan yang
Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009- tidak lagi mengandalkan ketersediaan sumber daya
2015. Ginting (2017) mengungkapkan bahwa faktor alam yang melimpah menjadikan pembangunan
keuangan dan permodalan, sumber daya manusia, sektor ekonomi kreatif merupakan salah satu strategi
hak cipta, dan pemasaran merupakan kendala pencapaian tujuan bernegara sebagaimana
pengembangan ekonomi kreatif di Jawa Barat. diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang
Permasalahan ini nampaknya menjadi salah satu Dasar 1945. Meski masih terbilang baru, namun
alasan penyebab belum optimalnya pengembangan keseriusan pemerintah untuk mengoptimalkan
sektor industri kreatif di Indonesia. keberadaan sektor ini cukup terlihat. Jika
Permasalahan pembangunan ekonomi kreatif di sebelumnya urusan ekonomi kreatif dikelola oleh
tingkat nasional nampaknya juga terjadi di Provinsi Kementerian Pariwisata (saat itu bernama
Banten. Meski secara nasional menempati peringkat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif),
ketiga nasional dalam hal kontribusi eksport produk seiring dengan keluarnya Peraturan Presiden
industri kreatif, namun jika dilihat lebih mendalam Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang
nampaknya kontribusi ini belum secara utuh Badan Ekonomi Kreatif urusan ekonomi kreatif
mencerminkan produk kreatif yang sesungguhnya. dikelola oleh lembaga Badan Ekonomi Kreatif
Kontribusi produk eksport industri kreatif dari (Bekraf) yang bertanggungjawab langsung kepada
89
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
presiden. Meskipun kebijakan ini kemudian direvisi Sumbangsih sektor ekonomi dalam
melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 perekonomian nasional maupun regional memang
yang menyebutkan Badan Ekonomi Kreatif adalah telah dirasakan. Menurut data BPS, pada tahun 2015
lembaga pemerintah non kementerian yang berada di Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 784,82
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden triliun. Angka ini menunjukan bahwa sektor ini telah
melalui menteri yang membidangi urusan memberikan sumbangsih sebesar 7,38% dari total
pemerintahan di bidang pariwisata. Indonesia PDB (atas dasar harga berlaku) Indonesia yang
merupakan satu-satunya negara di dunia yang mencapai Rp11.540,8 triliun Miliar pada tahun
memiliki insitusi pemerintahan di tingkat pusat 2015. (Bekraf dan BPS, 2017). Sumbangsih terbesar
dengan nomenklatur “ekonomi kreatif” (Antariksa, dihasilkan dari subsektor kuliner yang mencapai
2013). 41,69%. Secara lengkap disajikan pada tabel berikut
ini:
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa 2.2 Upaya Kebijakan Pembangunan Ekonomi
sektor ekonomi kreatif selain memberikan Kreatif di Banten.
sumbangsih langsung dalam Produk Domestik Bruto Melihat hasil survey Ekonomi Kreatif yang
juga memiliki peranan dalam hal penyerapan tenaga dilakukan oleh Bekraf dan BPS tahun 2017,
kerja. Tahun 2015 sektor ekonomi kreatif telah produksi sektor ekonomi kreatif provinsi Banten
menyerap tenaga kerja sebesar 15.959.590 dari total termasuk dalam sepuluh provinsi dengan eksport
penduduk bekerja sebanyak 114.819.199 orang. sektor ekonomi kreatif paling tinggi. Dalam
Jumlah ini menunjukan bahwa kontribusi sektor dokumen tersebut disebutkan bahwa nilai eksport
ekonomi kreatif dalam hal penyerapan tenaga kerja produk ekonomi kreatif provinsi Banten menempati
mencapai 13,89% dari total angkatan kerja di posisi tiga besar nasional dengan total US$ 3,003
Indonesia. Dengan demikian terjadi peningkatan miliar atau mencapai 15,66% dari total eksport
dibanding data tahun 2014 dengan penyerapan produk ekonomi kreatif nasional. Nilai produksi
tenaga 15.167.573 orang dari total penduduk bekerja sektor ekonomi kreatif provinsi Banten hanya kalah
114.628.026 orang (13,23%). Kinerja sektor dari provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara
ekonomi kreatif di Indonesia juga dapat dilihat dari lengkap disajikan pada tabel berikut:
nilai eksport subsektor ini yang mencapai US$ 19,4
Milliar di tahun 2015. Jumlah ini mengalami Tabel 2. Persentase dan Nilai Eksport Sektor
peningkatan sebesar 6,60% dibandingkan tahun Ekonomi Kreatif Berdasarkan Provinsi
2014 yang hanya mencapai US$18,2 miliar. Meski
demikian jika dilihat lebih mendalam, sumbangsih Nilai eksport Persentase
Provinsi
sub sektor fashion ternyata sangat dominan dan ( miliar US $) (%)
mencapai 56% dari seluruh sumbangsih subsektor Sumatera Utara 0,054 0,28
lainya. Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi
seluruh pihak untuk terus memberikan dorongan Riau 0,087 0,45
agar sumbangsih sub sektor lainnya lebih memiliki Kepulauan Riau 0,366 1,89
peran. Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal Banten 3,003 15,66
tulisan ini, esensi dari ekonomi kreatif adalah
meminimalisir kebutuhan akan lahan dan sumber DKI Jakarta 2,013 10,5
daya bahan baku serta degradasi lingkungan karena Jawa Barat 6,499 33,56
pencemaran yang mungkin ditimbulkan akibat
Jawa Tengah 2,714 14,02
aktivitas industri konvensional. Industri sub sektor
fashion yang di dalamnya termasuk komoditas Yogyakarta 0,243 1,26
sepatu dan peralatan kaki lainnya cenderung masuk Jawa Timur 4,037 20,85
dalam kategori konvensional yang sebelum ekonomi
Bali 0,256 1,32
kreatif digaungkan pun industri ini sudah banyak
Sumber: Bekraf dan BPS, 2017 diolah
berdiri.
Meski secara produksi dan persentase kinerja
sektor ekonomi kreatif cukup bagus, namun sama
90
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
halnya dengan kondisi di level nasional, nampaknya menyebutkan bahwa eksport sepatu dan peralatan
kontribusi sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi lainnya memegang kontribusi paling besar terhadap
primadona eksport dari wilayah Provinsi Banten seluruh komoditas eksport yang berasal dari Provinsi
masih menggantungkan pada sub sektor fashion Banten. Jika ditarik kebelakang, hal ini sebetulnya
yang terdiri dari komoditas pakaian serta sepatu dan tidak jauh berbeda dengan masa sebelum industri
peralatan kaki lainnya (golongan barang utama kreatif digaungkan dan dianggap sebagai salah satu
menurut SITC 2 digit). Kondisi ini terlihat dari data sektor penting dalam perekonomian. Secara lebih
eksport import Provinsi Banten tahun 2016 yang lengkap disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Eksport non migas 10 golongan barang utama menurut SITC 2 digit tahun 2015 dan 2016
Nilai FOB (juta US$) % Peran
% Perubahan
No Golongan Barang (SITC) thd total
2015 2016 2016 thd 2015
2016
1 Sepatu dan peralatan kaki lainnya (85) 2.490,17 2.516,24 1,05 27,09
2 Kimia organik (51) 464,66 682,96 46,98 7,35
3 Mesin listrik dan alat-alatnya (77) 568,79 585,07 2,86 6,30
4 Besi dan Baja (67) 552,52 578,70 4,74 6,23
5 Pakaian (84) 539,12 517,00 -4,10 5,57
6 Bahan Plastik (57) 443,57 493,89 11,34 5,32
7 Benang tenun, kain tekstil dan hasil-hasilnya (65) 510,77 481,59 -5,71 5,18
8 Barang barang karet (62) 405,14 430,11 6,16 4,63
9 Logam tidak mengandung besi (68) 585,01 420,27 -28,26 4,52
10 Kertas, kertas karton dan olahannya (64) 376,07 280,64 -25,38 3,02
Total 10 golongan Barang 6.935,81 6.986,46 0,73 75,21
Lainnya 2.091,29 2.303,01 10,12 24,79
Total eksport 9.027,10 9.289,47 2,91 100,00
Sumber: Ekspor dan Impor Provinsi Banten, BPS Provinsi Banten 2017
Melihat peran ekonomi kreatif dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif diluar sub
pembangunan ekonomi suatu wilayah memang tidak sektor fashion. Beragamnya objek wisata harus
dapat hanya berlandaskan pada kontribusi sektor diikuti dengan promosi dalam bentuk
tersebut dalam peningkatan nilai ekspor. Banyak penyelenggaraan event-event wisata sehingga
produk sub sektor ekonomi kreatif berupa produk mampu menarik wisatawan domestik maupun
barang dan jasa yang dikonsumsi dalam lingkup mancanegara untuk berkunjung. Keunggulan
domestik namun memiliki peran penting dalam komparatif Provinsi Banten yang berbatasan
penyerapan tenaga kerja. Dalam Blue Print langsung dengan ibu kota jakarta merupakan
pengembangan ekonomi kreatif yang diterbitkan peluang bagi penyelenggaraan wisata MICE
oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
(tahun 2008), yang diperkuat dengan Inpres nomor 6 Berbagai jenis produk ekonomi kreatif yang
tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi dipamerkan dan dijual mengiringi kegiatan MICE
Kreatif, terdapat empat belas sub sektor ekonomi tentu dapat mendorong tumbuhnya pelaku kreatif
yang dapat dikembangkan yakni periklanan, sehingga dapat mampu mendukung ekonomi
arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, regional dan nasional. Para wisatawan MICE pada
desain, fashion (mode), film, video, dan fotografi, umumnya mempunyai lama tinggal lebih panjang,
permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, karena mengikuti kegiatan pre and post tour dengan
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan berbagai program seperti ladies and children
piranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan program sehingga secara keseluruhan pengeluaran
pengembangan. Subsektor ekonomi kreatif ini wisatawan tersebut lebih besar (Warta Eksport,
mengalami perubahan menjadi 16 sub sektor seiring 2011). Kegiatan MICE yang selama ini banyak
dengan keluarnya Perpres nomor 72 tahun 2015 dilangsungkan di wilayah Kota Tangerang ataupun
yaitu: aplikasi dan game developer, arsitektur dan Tangerang Selatan harus dapat dimanfaatkan pelaku
desain interior, desain komunikasi visual, desain ekonomi kreatif di wilayah lainnya di Provinsi
produk, fashion, film, animasi dan video, fotografi, Banten sebagai ajang promosi dan dagang.
kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni Keunggulan lainnya yang dimiliki Provinsi
pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio. Banten adalah banyaknya kaum intelektual yang
Letak geografis provinsi Banten yang berbatasan berasal dari perguruan tinggi baik negeri atau pun
langsung dengan Jakarta sebagai pusat swasta serta lembaga penelitian dan pengembangan
pemerintahan, serta beragamnya objek wisata yang yang ada di kawasan Puspiptek Serpong yang tentu
dimiliki merupakan peluang untuk terus saja dituntut untuk melahirkan ide-ide inovatif untuk
91
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
memberikan nilai tambah atas produk barang dan urusan. Sebagai contoh sub sektor pertunjukan
jasa keenambelas subsektor ekonomi kreatif diatas. budaya di bawah kewenangan Dinas Pariwisata,
Diperlukan kolaborasi quadruple helix (intelektual, namun tidak demikian halnya dengan
government, bisnis dan civil society) sehingga pengembangan UMKM berbasis kriya yang bisa
peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjadi kewenangan Dinas Koperasi. Demikian
menggerakan perekonomian melalui maksimalisasi pula dengan pengembangan IKM yang bergerak
gagasan dan ide-ide kreatif dan meminimalisir dibidang fashion yang menjadi kewenangan Dinas
ketergantungan akan bahan baku sumber daya alam. Perindustrian dan Perdagangan. Diperlukan regulasi
Jika di level nasional terdapat lembaga sekelas yang berisi grand design pengembangan ekonomi
badan (Bekraf) yang secara khusus mengurusi sektor kreatif yang dapat mewadahi berbagai kepentingan
ini, tidak demikian halnya dengan pemerintah sehingga dapat menghilangkan egosektoral. Selain
daerah. Disinilah peran penting regulasi daerah itu kehadiran regulasi ini diharapkan dapat
untuk menciptakan iklim kondusif untuk memunculkan persamaan persepsi masing-masing
menciptakan kolaborasi keempat subsistem stakeholder untuk perwujudan visi pengembangan
quadruple helix tersebut. Meski tidak disajikan ekonomi kreatif.
dalam bentuk hadirnya lembaga struktural khusus Peran perguruan tinggi atau pun lembaga litbang
sebagaimana pada level nasional, namun regulasi ini sebagai lembaga intelektual yang menghadirkan
diharapkan dapat menjadi guidelines untuk paket teknologi atau pun ide-ide inovatif untuk
intelektual, pemerintah, bisnis dan masyarakat dalam peningkatan nilai tambah barang dan jasa perlu
berbagi peran. ditingkatkan. Menurut Mulyana Sutapa (2014)
Pentingnya guidelines yang diwujudkan dalam Industri kreatif akan memiliki keunggulan bersaing
bentuk Peraturan Kepala Daerah atau bahkan bila pelaku usaha mampu mengembangkan ide
Peraturan Daerah memberikan kepastian hukum dan kreatif dan mewujudkan dalam bentuk inovasi
konsistensi keberpihakan penganggaran untuk setiap (produk, pelayanan, pasar dan teknologi) yang
stakeholder organisasi perangkat daerah pemerintah sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ketika sumber
Provinsi Banten. Hal ini sesuai dengan pendapat daya manusia pelaku ekonomi kreatif memiliki
Saksono (2012) bahwa pemerintahan daerah agar kelemahan dalam hal berinovasi (Mulyana Sutapa,
segera membangun komitmen, membenahi regulasi, 2014; Ginting, 2017; Departemen Perdagangan,
dan mengaktualisasikan ekonomi kreatif, sehingga 2008), hal ini dapat tertutupi dengan kehadiran
keberadaan ekonomi kreatif dapat menstimulasi perguruan tinggi atau pun lembaga litbang. Setiap
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing perguruan tinggi tentu memiliki LPPM (Lembaga
daerah. Diperlukan kebijakan pemerintah yang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) yang bisa
bersifat komperhensif dan terintegrasi dalam menjadi pintu masuk bagi UMKM dalam
memelihara SDM kreatif sehingga mereka bersedia meningkatkan daya saingnya (Tedjakusuma dan
untuk tetap tinggal dan berkarya di indonesia Nagel, 2017).
(Antariksa, 2013). Berdasarkan analogi pendapat Selama ini perguruan tinggi ataupun lembaga
Antariksa (2013), dalam memelihara SDM kreatif di Litbang yang melakukan kegiatan kelitbangan lebih
daerah lebih diarahkan pada penciptaan lingkungan berpedoman pada Rencana Induk Penelitian yang
yang kondusif bagi perkembangan ekonomi kreatif. mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Riset,
Disinilah peran pemerintah daerah baik Provinsi Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan sangat sedikit
maupun kabupaten/kota dituntut untuk membuat yang memperhatikan dokumen Perencanaan
kebijakan yang dituangkan dalam bentuk program Pembangunan Daerah. Untuk itu, sudah saatnya
dan kegiatan yang merangsang tumbuhnya aktifitas pemerintah daerah menyediakan skema bantuan
ekonomi kreatif. Sidauruk (2013) menyebutkan pembiayaan bagi perguruan tinggi atau pun lembaga
bahwa pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat litbang untuk turut serta melakukan kegiatan
mendukung pengembangan ekonomi kreatif di penelitian yang menjawab isu permasalahan
wilayahnya. Bentuk dukungan pemerintah provinsi pembangunan daerah terutama meyangkut isu
Jawa Barat dapat dilihat dari telah dikeluarkannya pembangunan ekonomi kreatif di Provinsi Banten
Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 500/Kep.146- dengan keenambelas sektornya.
Bapp/2012 tentang Komite Pengembangan Ekonomi
Kreatif Jawa Barat, dan adanya Rencana Aksi 3. KESIMPULAN
Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jawa Barat. 3.1 Kesimpulan
Rencana aksi tersebut melibatkan beberapa elemen 1) Ekonomi kreatif turut memberikan
tidak hanya pemerintah daerah namun melibatkan kontribusi yang positif bagi pembangunan
swasta dan perguruan tinggi. ekonomi baik regional maupun nasional.
Berkaca pada keberhasilan Provinsi Jawa Barat Namun kontribusi ini masih belum optimal
dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif, karena sebagian besar masih mengandalkan
pengembangan sektor ekonomi kreatif tidak hanya subsektor fashion (pakaian serta sepatu dan
mengandalkan satu OPD saja yang menangani peralatan kaki lainnya) yang cenderung
urusan sektoral, namun turut melibatkan lintas bersifat industri konvensional
92
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017
2) Letak geografis provinsi Banten yang Ekonomi Kreatif Di Provinsi Jawa Barat.
berbatasan langsung dengan Jakarta sebagai Jurnal Kajian Vol. 22, No. 1,hal: 71-84. Pusat
pusat pemerintahan, serta beragamnya Penelitian Badan Keahlian Dewan Perwakilan
objek wisata yang dimiliki merupakan Rakyat Republik Indonesia
peluang untuk terus mengembangkan Ayu Lucy Larassaty. 2016. Kontribusi Sumber Daya
sektor ekonomi kreatif melalui kolaborasi Manusia Di Bidang Industri Kreatif Untuk
quadruple helix (intelektual, government, Meningkatkan Kinerja Pariwisata(Studi Kasus
bisnis dan civil society) Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
3) Pengembangan sektor ekonomi kreatif Kebupaten Pasuruan). Prosiding Seminar
tidak hanya mengandalkan satu Organisasi Nasional Ekonomi dan Bisnis FEB UMSIDA
Perangkat Daerah saja yang menangani Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik.
urusan sektoral, namun turut melibatkan 2017. Data Statistik dan Hasil Survey
lintas urusan. Diperlukan regulasi yang Ekonomi Kreatif.
berisi grand design pengembangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. 2017. Ekspor
ekonomi kreatif yang dapat mewadahi dan Impor Provinsi Banten tahun 2016
berbagai kepentingan sehingga dapat Budianto Tedjasuksmana dan P.Julius F. Nagel
menghilangkan egosektoral serta dapat (2017). Capital Based Strategic Dalam Meraih
memunculkan persamaan persepsi masing- Peluang Pertumbuhan Sektor Pariwisata Dan
masing stakeholder untuk perwujudan visi Industri Kreatif. Prosising Seminar Nasional
pengembangan ekonomi kreatif. Multi disiplin Ilmu Unisbank ke-3, 2017.
4) Faktor kelemahan sumber daya manusia ISBN: 9.789-7936-499-93
pelaku ekonomi kreatif dalam melakukan Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008.
inovasi dapat diatasi dengan kehadiran Departemen Perdagangan Republik Indonesia
perguruan tinggi atau pun lembaga litbang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa
yang melahirkan paket teknologi atau pun Tengah. 2014. Industri Kreatif. E-Paper
ide-ide inovatif untuk peningkatan nilai Herie Saksono. 2012. Ekonomi Kreatif: Talenta
tambah barang dan jasa sehingga sesuai Baru Pemicu Daya Saing Daerah. Jurnal Bina
dengan kebutuhan pasar. Praja Volume 4 No. 2 Juni 2012: 93 – 104
3.2 Rekomendasi Latuconsina, Hudaya. 2010. Kreativitas Tanpa
1) Peran pemerintah daerah dalam Batas Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Insan
pengembangan ekonomi kreatif antara lain Kreatif. Cetakan I. Jakarta: TERAJU.
dapat diwujudkan dalam penyusunan Mulyana Sutapa. 2014. Peningkatan Kapabilitas
kebijakan berupa peraturan kepala daerah Inovasi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja
yang berisikan grand design serta program melalui Pendekatan Quadruple Helix: Studi
dan kegiatan masing-masing stakeholders Pada Industri Kreatif Sektor Fashion. Jurnal
terkait. Manajemen Teknologi Vol.13 No.3. Unit
2) Selain berpedoman pada Rencana Induk Research and Knowledge, School of Business
Penelitian yang mengacu pada Rencana and Management - Institut Teknologi Bandung
Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Majalah Warta Eksport. 2011. Potensi Industri
Pendidikan Tinggi, dalam penyusunan MICE Indonesia. Kementerian Perdagangan
program kerja Perguruan tinggi atau pun Republik Indonesia. DJPEN/MJL/002/07/2011
lembaga Litbang hendaknya Edisi Juli
memperhatikan dokumen perencanan Rancangan Undang-Undang Ekonomi Kreatif.
pembangunan daerah. sumber:
3) Pemerintah daerah hendaknya menyediakan http://dpd.go.id/upload/lampiran/ekonomi.pdf
skema bantuan pembiayaan bagi perguruan Sidauruk Rosmawaty. 2013. Peningkatan Peran
tinggi atau pun lembaga litbang untuk turut Pemerintah Daerah Dalam Rangka
Pengembangan Ekonomi Kreatif Di Provinsi
serta melakukan kegiatan penelitian yang
Jawa Barat. Jurnal Bina Praja Volume 5
menjawab isu permasalahan pembangunan Nomor 3 Edisi September 2013: 141 – 158
daerah termasuk pengembangan ekonomi
kreatif.
PUSTAKA
Antariksa, B. 2013. Konsep Ekonomi Kreatif:
Peluang dan Tantangan Dalam Pembangunan
di Indonesia.
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/Art_
17-2-Konsep%20Ekonomi%20Kreatif.pdf
Ari Mulianta Ginting.2017. Strategi Pengembangan
93
DAFTAR HADIR
PEMAKATAH SENA$SET 2017
)1 {BDUL MALIK
tl
UNIVERSTTAS SERANG RAYA
oy^ '
AcHMAD renRuolr.l SIMIK MUHAT',TMADIYAH BANTEN
I
r3 {HMAD DEDI JUBAEDI UNIVERSITAS SERANG RAYA
n
J1 AKIP SUHENDAR JNTVERSITAS SERANG RAYA /uq4-,
v5
rG
qND'RISWANSYAH
ANGGER I(ARUNIAWAN
|',N'VERS[TAS SERANG RAYA
?16
DICKY REZA
FAZRI RAMADTIAN
UN'VERSITAS SEMNG RAYA
ffi Ij
'JNIVERSITAS
SEFANG RAYA
4
SE$S,{PRIBU$ y' 4A
/dnrr ggrt*r.rrt e17 UN]VER$ITAS PADJA'AMN
Ur*,q"
118 HARIS TRIONO SIGIT UNIVERS]TA$SEMNG RAYA
4
r23 MOCI{AMADEASORI UNIVERSITAS SEFIANG RAYA t/
24 VIOHAMAD BAYITABMNI UNIVERSITAS BINA BANGSA
*owq ,tn"dror{
cl\ n?wri ltwf Se6 1ry
(- 'YrL
'%^,&*
l l-
Lr
L/1"
?qlr' Goqy. R-
/
DaTTAR HADIR
PE$ERTA $ENASSET 2017
Serang,?5 l.lorcmbEr.zJ17
#
A
6 {WALUTXNEFFENDI / BTIIIKRA}IA,FI.I,A
I
'7 UIRAITIA,RLI.IA ./ JNTVERSTTAS BF{A BANGSA
(dk^
G I lroxAMADBAyrrABRaifl - TVERSTTAS BIT{A BANGSA
JN
TI
I {}IMADRUFAI 4 STMIK RAI{ARTA
t
Kepada Yth.
Oki Oktaviana
Di
Tempat
Dengan hormat,
dinyatakan DITERIMA pada SENASSET 2017 untuk diseminarkan pada tanggal 25 November 2017.
Berikut kami lampirkan hasil review dan saran perbaikan dari reviewer untuk dapat ditindaklanjuti
dengan memperbaiki paper Anda sesuai saran tersebut.
Adapun tanggal batas akhir pengumpulan camera ready paper dan pembayaran adalah 12 November
2017. Camera ready paper dapat Anda kirimkan ke email : senasset2017@gmail.com.
Terimakasih
Supriyadi., MT
SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL RISET TERAPAN 2017
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SERANG RAYA
10.15-11.15 Materi II : Prof Dr. Ir. Slamet ( Guru Besar Univ. Indonesia)
Tema : Teknologi Fotokatalisis & Potensi Aplikasinya di Indonesia