Anda di halaman 1dari 8

KOPERASI DAN UKM

Oleh :

Nama : Ni Kadek Ema Yunita

NIM : 1506205008

No. Absen : 05

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA

2018
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
dikatakan bahwa KOPERASI adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum Koperasi yang kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi. Koperasi merupakan
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi adalah soko guru
perekonomian Indonesia.

1. Apa saja prinsip-prinsip koperasi?


2. Mengapa koperasi disebut badan hukum?
3. Koperasi sebagai badan hukum, selain beranggotakan individu, dapat juga
beranggotakan badan hukum koperasi. Apa maksudnya? Berikan contoh.
4. Mengapa koperasi disebut sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan?
5. Sudahkan koperasi saat ini layak disebut sebagai soko guru? Mengapa?
6. Bagaimana caranya agar masyarakat (terutama generasi muda) gemar berkoperasi?

Jawaban :

1. Prinsip-prinsip koperasi :
1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.
Prinsip ini mengandung arti bahwa seseorang untuk menjadi atau tidak menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan, jadi harus berdasarkan kesadaran
sendiri. Globalisasi adalah keterbukaan dan kebebasan, prinsip koperasi ini sangat
sesuai. Adanya sifat keterbukaan ini membuat koperasi tidak mengenal batas-
batas dan diskriminasi apappun.
2) Prinsip pengelolaan dilakukan secara demokratis.
Pengelolaan disini tidak terbatas pada manajemen saja namun meliputi
pengawasannya. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
koperasi, hak mengusulkan, mengoreksi, dan bertanya tentang pengelolaan
koperasi sekaligus untuk dipilih dan memilih menjadi pengurus dan pengawas.
3) Prinsip pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Anggota adalah pengguna jasa koperasi. Keuntungan dalam koperasi disebut sisa
hasil usaha (SHU). Sisa hasil usaha adalah selisih antara pendapatan yang
diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Setiap
anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha akan mendapatkan bagian
keuntungan dari pada anggota yang tidak aktif. Koperasi bukan badan usaha yang
berwatak kapitalis sehingga SHU yang dibagikan kepada anggota tidak
berdasarkan modal yang dimiliki anggota, namun berdasarkan konstribusi yang
diberikan anggota kepada koperasi.
4) Prinsip pemberian balas jasa terbatas modal yang dimiliki anggota.
Anggota adalah pemilik koperasi dan sekaligus sebagai pemanfaat jasa. Modal
yang disetorkan kepada koperasi dasarnya untuk melayani anggota dan dari
pelayanan itu koperasi diharapkan mendapatkan nilai lebih dari pendapatan
dikurangi biaya. Karenai itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada
anggota atau sebaliknya juga terbatas, tidak semata-mata didasarkan kepada
besarnya modal yang diberikan kepada koperasi, dimana disesuaikan dengan
kemampuan yang dimilki koperasi.
5) Prinsip kemandirian koperasi.
Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal mengambil keputusan usaha dan
organisasi. Kemandirian disini dapat dimaksudkan sebagai keberanian
mempertanggung jawabkan segala tindakan sendiri dalam mengelola usaha dan
organosasi. Prinsip ini adalah pendorong bagi koperasi untuk meningkatkan
keyakinan atau kekuatan sendiri untuk mencapai tujuan.
6) Prinsip pendidikan koperasi.
Keberhasilan koperasi berkaitan dengan kualitas dan wawasan dari semua lini
(anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola beserta karyawannya). Untuk
mewujudkan kondisi yang demikian maka pendidikan perkoperasian sangat
diperlukan. Dengan begitu maka anggota dan organ koperasi lainnya dipersiapkan
dan dibentuk menjadi anggota yang memahami nilai-nila, prinsip-prinsip, serta
praktik-praktik berkoperasi sehingga mereka loyal terhadap koperasi.
7) Kerjasama antar koperasi.
Bidang usaha koperasi bermacam-macam. Kerjasama antar koperasi baik pada
tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional dimaksudkan untuk saling
memanfaatkan kelebihan dan melemahkan kekurangan pada masing-masing
koperasi.
2. Koperasi disebut badan hukum karena
Koperasi termasuk dalam kategori badan hukum yang didirikan dengan maksud
tertentu yang termaktub dalam Anggaran Dasar. Dengan menjadinya koperasi sebagai
badan hukum, maka harus terpenuhi syarat sahnya badan hukum yakni cakap untuk
memiliki kekayaan yang terpisah dengan anggotanya, serta semua yang dilakukan
oleh pengurus atas nama badan hukum koperasi yang merupakan tanggung jawab dari
badan hukum koperasi tersebut. Untuk masalah waktu, syarat-syarat serta ketentuan
mengenai perolehan status badan hukum tergatung pada ketentuan hukum prosedur
yang berlaku. Selain itu koperasi berlandaskan Pancasila UUD 1945 serta berdasarkan
asas kekeluargaan.
Koperasi sebagai suatu badan hukum pasti memiliki hubungan hukum dengan subjek
hukum lainnya seperti pengurus, anggota, maupun pihak ketiga di luar koperasi. Maka
setiap hubungan hukum yang terjadi antara para pihak harus mengacu kepada
peraturan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Bab ketiga tentang perikatan pada
KUH Perdata. Jika akta pendirian yang merupakan perikatan tersebut tidak mengikuti
ketentuan syarat sah perjanjian sebagaimana Pasal 1320 – 1337 KUH Perdata maka
koperasi tersebut pada saat pendiriannya tidak memiliki dasar hukum sebagai badan
hukum. Status koperasi sebagai sebuah badan hukum adalah :
1. Koperasi adalah badan hukum:
a) Didirikan dengan akta pendirian.
b) Disahkan oleh Pemerintah.
c) Diumumkan dalam Berita Negara
2. Dibentuk berdasarkan Undang-Undang 25 Tahun 1992.
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
2) Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi.
3) Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang.
4) Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Koperasi.
5) Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
Koperasi.
3. Koperasi selain beranggotakan individu dapat juga beranggotakan badan hukum
koperasi merupakan jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja.
Jenis koperasi ini ada dua yaitu :
1) Koperasi primer.
Koperasi primer merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
orang seorang dengan jumlah anggota minimal 20 orang, yang mempunyai
kesamaan aktivitas, kepentingan, tujuan dan kebutuhan ekonomi.
Contoh koperasi primer yaitu Koperasi Pasar Srinadi (Bali), Koperasi
Anugerah Mandiri (Jawa Barat), dan KPRI Bina Citra Husada (Jawa Tengah).
2) Koperasi sekunder.
Koperasi sekunder merupakan koperasi yang dibentuk oleh sekurang-
kurangnya tiga koperasi yang berbadan hukum baik primer mauoun sekunder.
Dengan mengambil contoh bentuk koperasi yang dikenal sekarang, berarti
pusat koperasi didirikan oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi primer.
Koperasi gabungan didirikan sekurang-kurangnya tiga pusat koperasi, dan
induk koperasi didirikan oleh sekurang-kurangnya tiga gabungan koperasi.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
a) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5
koperasi primer.
b) Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi
pusat.
c) Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3
gabungan koperasi.
Contoh koperasi sekunder yaitu Induk Koperasi Unit Desa (INKUD), Induk
Koperasi Angkatan Darat (INKOPAD), dan Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT).
4. Koperasi disebut sebagai gerakan ekonomi rakyat berasaskan kekeluargaan.
“Perekonomian disususun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan” dan “bangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah
koperasi”. Karena dorongan cita-cita rakyat itu, undang-undang tentang
perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi selain badan
usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat”.
Amanat yang disampaikan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) seperti yang
tertera diatas mempertegas kepada kita bahwa koperasi bukan hanya sebagai
badan usaha yang melayani anggota dengan kebutuhan ekonomi, yaitu barang dan
jasa. Tetapi koperasi juga merupakan gerakan terorganisir yang didorong oleh
cita-cita rakyat yang demi mencapai masyarakat Indonesia yang maju, adil dan
makmur.
Pengamalan asas kekeluargaan oleh koperasi dapat ditelusuri antara lain dengan
menyimak dua prinsip koperasi yaitu berlakunya prinsip keanggotaan yang
bersifat sukarela dan terbuka. Artinya, setiap orang yang memiliki kepentingan
dalam lapangan usaha koperasi dapat menjadi anggota koperasi itu. Selanjutnya,
pada koperasi juga berlaku prinsip pengendalian oleh anggota secara demokratis
artinya, setiap anggota koperasi memiliki hak suara yang sama, satu orang satu
suara. Dengan mengamalkan kedua prinsip tersebut, maka koperasi tidak hanya
membebaskan diri dari jebakan individualisme. Bersamaan dengan itu koperasi
juga berusaha membebaskan diri dari jebakan hubungan buruh majikan
sebagaimana terdapat pada perseroan. Terlepas dari kedudukan dan jabatannya,
setiap orang yang turut berperan memajukan koperasi pada dasarnya memiliki
kedudukan yang sama, yaitu sebagai anggota koperasi.
5. Koperasi disebut soko guru.
UUD 1945 pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian
nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945
tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
1) Koperasi mendidik sikap self-helping.
2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.
3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan
kapitalisme.

Kopeasi hingga saat ini masih layak dikatakan sebagai soko guru perekonomian
Indonesia karena koperasi dibentuk berdasarkan azas kerjasama dan gotong
royong, juga menggunakan sistem dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat serta telah
tertulis dengan jelas dalam UUD 1945 pasal 33 dan pasal 4 UU No. 25 tahun
1992. Koperasi dibentuk untuk mensejahterakan masyarakat dan di dalam
koperasi terkandung nilai-nilai pancasila yang menjadikan koperasi sebagai suatu
badan atau lembaga perekonomian yang berbeda dengan lembaga perekonomian
lainnya. Koperasi disebut berbeda karena koperasi mempunyai sifat-sifat yang
khas, yaitu :
a) Koperasi merupakan organisasi perekonomian.
b) Anggota koperasi memiliki cita-cita dasar yang sama yaitu mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran.
c) Cita-cita dasar ini ingin dicapai bersama dengan sifat kekeluargaan.
d) Koperasi memiliki watak sosial.
6. Cara agar masyarakat (generasi muda) gemar berkoperasi.
1) Mahasiswa atau generasi muda bisa menjadi Re-Branding koperasi. Tujuan
Re-Branding tersebut agar generasi muda tahu, paham, dan tertarik
berkoperasi. Selain itu generasi muda dapat mengubah stigma atau pandangan
mengenai koperasi yang kurang profesional dan terkesan kuno.
2) Generasi muda yang telah terjun secara langsung dalam perkorasian ikut
secara aktif mempromosikan dan mengajak masyarakat untuk bergabung
dengan koperasi.
3) Meningkatkan dan memperbaiki tata kelola koperasi dengan penerapan GCG
(Good Corporate Governance) dimana pengelolaan koperasi yang baik ini
dapat menimbulkan citra koperasi yang baik di masyarakat sehingga hal ini
dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk bergabung dengan koperasi.
4) Membenahi organ yang ada dalam koperasi dengan merekrut orang-orang
yang berpompeten di bidang koperasi selain itu memperbaiki fasilitas yang
ada sehingga mampu melayani secara profesional dan bertanggungjawab.
DAFTAR RUJUKAN

Baswir, Revrisond. 2016. Asas Kekeluargaan. (http://kopkuninstitute.org/2016/03/16/asas-


kekeluargaan/)

Website Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

Kholil, Munawar. 2007. Hukum perkoperasian antara konsep dan praktik. Solo.

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1833057896.pdf

Anda mungkin juga menyukai