Anda di halaman 1dari 43

PENGURUS DAERAH

IKATAN BIDAN INDONESIA


PROVINSI LAMPUNG
I. Pendahuluan
Ada kesenjangan antara harapan dan realita.

Banyak kritik dan ketidak puasan klien karena:


- Tidak mampu memberikan pelayanan berkualitas
- Tenaga kesehatan memiliki perilaku yg kurang terpuji
- Tenaga kesehatan mengalami krisis etika
- Komunikasi petugas dan klien kurang efektif
- Peningkatan kesadaran otonomi masy. – hak klien
ISSUE ETIKA DAN ASPEK LEGAL
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

 Adanya berbagai perubahan kebijakan yang terjadi akan


menimbulkan berbagai isu dan implikasinya

 Bidan harus peka terhadap perubahan-perubahan yang


terjadi di lingkungannya setiap saat.

 Bidan sebagai seorang profesional dituntut untuk


mengembangkan diri & keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak.
Pengertian legal
 Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh
hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).

Dimensi legal dlm praktek kebidanan


 Bidan harus tahu tentang hukum yang mengatur
praktiknya untuk memberikan kepastian bahwa
keputusan & tindakan yang dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip hukum ADM, Perdata, Pidana

Isu legal - topik penting yang banyak dibicarakan


yang berkaitan dengan hukum dan per-uu
 Issue legal dlm pelayanan kesehatan berkaitan dengan
Hak Pasien dan Kesadaran masyarakat terhadap
hak-hak mereka

 Klien mempunyai hak legal yang diakui secara


hukum untuk mendapatkan pelayanan yang
aman

 Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka


masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk
membela hak-haknya

Banyaknya isu legal dan etik - telah mengubah
sistem pelayanan kesehatan:

 Kebijakan – institusi menetapkan prosedur yang tepat


untuk mendapatkan persetujuan klien terhadap
tindakan yang dilaksanakan.

 Institusi membentuk berbagai komite etik untuk


meninjau praktik profesional dan memberi pedoman bila
hak-hak klien terancam.

 Perhatian pada advokasi klien - bersungguh-sungguh


untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang
dilakukan.
Trilogi dalam Hukum Kesehatan :
 a. Inform Choice dan Concern

 b. Kerahasiaan Medik

 c . Rekam Medik
Hubungan Nakes dan Pasien
a.Inspannings-Verbintenis
 Suatu hubungan hukum antar subyek hukum yg
didasarkan pada “daya upaya maksimal” tanpa
menggantungkan pada hasil

b.Resiltaats-Verbintenis
 Suatu hubungan hukum antar subyek hukum yg
didasarkan pada hasil – tanpa mempertimbangkan
daya upaya untuk mencapai hasil tsb
POLA HUBUNGAN
 HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA TENAKES
ANTARA TENAGA – PASIEN
KESEHATAN
DENGAN PASIEN YANG SUDAH ADA SELAMA INI TIDAK
PADA DASARNYA HUBUNGAN TERSEBUT
BOLEH RUSAK OLEH KASUS-KASUS YANG MUNCUL.
DIDASARI PADA “KEPERCAYAAN”
 KEDUA BELAH PIHAK PADA POSISI SALING MEMBUTUH
KAN SATU DENGAN LAINNYA.
Pasien Percaya kepada Nakes karena :

• Kemampuan ilmu dan ketrampilannya yang


dapat membantu mengatasi masalah kesehatanya

• Nakes akan menyimpan rahasia kesehatan/medis


Pasien yang diketahuinya
Pola PATERNALISTIK
Ciri-Ciri :

 Seperti hubungan “Orangtua dengan anak ”


 Dominasi ada pada Nakes
 Seolah-olah pasien hanya dibebani kewajiban
tanpa memiliki hak
 Nakes dianggap tidak akan pernah melakukan
kesalahan
 Tingkat kepasrahan Pasien yang tinggi
POLA PARTNERSHIP

Ciri-Ciri :
 Pasien dianggap sebagai partner yang baik
oleh Nakes
 Diakui adanya hak maupun kewajiban masing-
masing pihak
 Saling menghormati satu dengan lainnya
 Sebagai seorang profesional, Nakes dapat di
minta tanggung jawab bila salah > malpraktik
Pengertian Etika
Etika : berasal dari bahasa Yunani dari kata “Ethos” yang berarti
kebiasaan-kebiasaan atau tingkah laku manusia.
Dalam bahasa Inggris disebut “Ethis” yang mempunyai
pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau perilaku manusia
yang baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan
oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Pengertian Hukum
Secara umum Hukum adalah :
Himpunan petunjuk atas kaidah /norma
yang mengatur tata tertib di dalam
suatu masyarakat agar masyarakat
bisa teratur
Tujuan :
Keselarasan,kebahagiaan dan tata tertib di
dalam masyarakat
 Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-
nilai yang berlaku dimasyarakat dan memegang
nilai-nilai secara konsisten berupa tindakan yang
etis, sehingga antara hukum dan etika juga
memiliki keterkaitan.
 Digunakan sebagai pedoman bagi bidan dalam
menjalankan tugas profesinya.
 Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas.
Berlaku untuk lingkungan
Profesional

Disusun berdasarkan
kesepakatan anggota

Tidak seluruhnya tertulis


ETIKA
Membentuk individu yang ideal

Pelanggaran diselesaikan oleh


majelis kehormatan

Sangsi pelanggaran
Berupa tuntunan

Penyelesaian pelanggaran
tidak selalu disertai
bukti fisik
Berlaku untuk Umum &
Mengatur apa yang boleh
dan tidak boleh

Penyusun badan Pemerintah

Tertulis rinci dalam bentuk


HUKUM Undang -Undang

Membentuk masyarakat
yang ideal

Sangsi (hukuman)
Selalu diberikan
Oleh Penguasa

Sangsi pelanggaran
Penyelesian pelanggaran Berupa tuntutan
dibuktikan
dengan bukti fisik
MASALAH ?
- KESELAMATAN PASIEN
- KEPUASAN PELANGGAN
- PENINGKATAN MUTU PROFESIONAL
- PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM
PRAKTIK BIDAN
KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan Pelanggan dapat diartikan :

Sebagai upaya untuk memberikan rasa puas dan


menumbuhkan kepercayaan terhadap pelanggan
atau konsumen sehingga pelanggan atau konsumen
merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan
dengan baik dan benar
Konsep Dasar kepuasan pelanggan
1. Attitude ( Sikap)
Bidan diharapkan memiliki SIKAP yang baik,ramah,
penuh simpati terhadap klien
2. Attenttion ( Perhatian)
Bidandiharapkan senatiasa memperhatikan dan
mencermati keinginan klien/pelanggan sehingga
pelanggan akan merasa puas dan terpenuhi keinginannya
3. Action ( Tindakan)
Pada konsep perhatian,pelanggan “menujukan minat “
untuk mendapatkan Pelayanan atas suatu Tindakan
Pelayanan Kebidanan harus memperhatikan
 Evidence Based Medicine (EBM)
 Keterpaduan antara:
Bukti ilmiah yang berasal dari studi yang
dipercaya (best research evidence)
 Keahlian klinik (clinical expertise)
 Nilai-nilai yg ada pada masyarakat (patient value)
Proses sistematika untuk menemukan, menelaah,
me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi
yang digunakan sebagai pengambil keputusan
Hak Pasien > jangan abaikan !
1. Hak atas informasi
2. Hak memberi persetujuan
3. Hak atas rahasia kesehatan ( Hak kerahasiaan
identitas dan data kesehatan pribadi pasien )
4. Hak atas pendapat kedua (SECOND OPINION)
KEWAJIBAN BIDAN
dalam pelayanan kebidanan
a. Menghormati hak pasien
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan
pribadi pasien
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi
dan tindakan yang dilakukan
d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan
dilakukan (Permenkes 290/2008)
e. Membuat dan memelihara Rekam Medis (Permenkes
269/2008)
TANGGUNG JAWAB BIDAN
DALAM PRAKTIK BIDAN

I. TANGGUNG JAWAB ETIS


kewajiban umum
kewajiban terhadap pasien
kewajiban terhadap profesi
kewajiban terhadap diri sendiri

II. TANGGUNG JAWAB PROFESI


Pendidikan , pengalaman, kualifikasi lainnya
Derajat resiko praktik Bidan
Peralatan dan fasilitas praktik Bidan

III. TANGGUNG JAWAB HUKUM


- Hukum Perdata
- Hukum Pidana
- Hukum Administrasi
Jangan menyiram minyak dengan api
Melokalisir masalah
Melakukan tindakan persuasif
PERAN MPEB :
Tidak boleh menjadi sumber konflik
Tidak memberi sanksi apapun
Memfasilitasi dipatuhinya norma etika profesi dan hukum
Memberi alternatif solusi dalam masalah etika dan hukum
Tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penindak-
an dalam konteks permasalahan
Psl 1365 KUH Perdata

Tiap perbuatan melanggar hukum yang


membawa kerugian kepada orang lain
mewajibkan orang yang karena salahnya,
menerbitkan kerugian itu atau mengganti
kerugian tersebut
PASAL 1367 KUH PERDATA
 Seseorang tidak hanya bertanggung jawab
atas perbuatannya, melainkan juga atas
perbuatan orang lain yang menjadi
tanggungannya dan barang yang berada
dalam pengawasannya (Respondit
Superior)
Permintaan ganti rugi atas dasar perbuatan melanggar
hukum, kelalaian atau wanprestasi
Permintaan agar meminta maaf di media massa
Permintaan agar atasannya memecatnya dari rumah sakit
 dll
Dll
CONTOH TUNTUTAN PERDATA
(GANTI RUGI)
 PERBUATAN MELANGGAR HUKUM
 Pasal 1365 – 1367 KUH PERDATA
 KELALAIAN
 Pasal 1366 KUH PERDATA
 WANPRESTASI
 Perjanjian (Psl 1243 KUH Perdata)

PASAL 58 UU KESEHATAN:
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya
Unsur Pokok Hukum Pidana :

1. Norma :
- Larangan ( Verbods )
- Suruhan ( Gebods )

2. Sanksi Atas pelanggaran norma

Ancaman dengan Hukum Pidana


Beberapa suruhan , larangan dan sanksi hukum
dalam hubungan antara bidan dan Pasien
Suruhan dalam UU no 36 tentang kesehatan :
 Pasal 22 ayat(1) :
Harus memiliki kualifikasi minimum
 Pasal 23 Ayat (2) :
Dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
 Pasal 23 (3) :
Wajib memiliki izin dari pemerintah
Suruhan dalam UU no 36 / 2014 Tenaga Kesehatan :
 Pasal 58 ayat (1) :
Dalam menjalankan praktik wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta kebutuhan
kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
Beberapa suruhan, larangan dan sanksi hukum
dalam hubungan antara bidan dan Pasien
Larangan dalam UU no 36 / 2009 tentang kesehatan :
 Pasal 23 ayat (4) :
Dilarang mengutamakan yang bernilai materi
 Pasal 34 (2) :
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka
terlebih dahulu
 Pasal 64 ayat (3) :
Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih
apapun.
 Pasal 75 ayat (1) :
 Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
TANGGUNGJAWAB HUKUM PIDANA
 Tanggungjawab individu atas perbuatan
nya, tidak dapat dilimpahkan ke orang lain
 Orang lain dapat turut bertanggung jawab
apabila termasuk PIDANA PENYERTAAN (pem
beri perintah,turut serta,perbantuan, dll)
Dibidang pelayanan kesehatan
 Das sollen berupa standar yang harus dipatuhi
(standar pelayanan, standar profesi, standar
prosedur)

 Das sein berupa bukti fakta suatu kejadian


(rekam medis, evidence/barang bukti lain)

apabila terdapat masalah sebagai bahan yang perlu


diperbandingkan yaitu das sollen dan das sein
CONTOH KASUS
 Kesalahan penulisan jenis kelamin (Kelalaian?)
 Membuat surat kelahiran palsu (Pemalsuan)
 Ketidak puasan ( Etika pelayanan)
 Partograph ( Dokumentasi)
 Aborsi (Abortus kriminalis)
 Pemberian misoprostol ( Malpraktik )
 Adopsi (SEMA No.6 tahun 1983 & Kepmensos No 41/1984)
Pasal 346: WANITA DENGAN SENGAJA MENGGUGURKAN KANDUNGAN
ATAU MENYURUH ORANG MENGGUGURKAN KANDUNGAN  4 tahun

Pasal 347 KUHP: Barangsiapa menggugurkan kandungan TANPA


seizin wanita hamil  12 tahun, jika wanita meninggal 15 tahun

Pasal 348 KUHP: barangsiapa menngugurkan kandungan DENGAN


izin wanita hamil  5 th 6 bln, jika wanita meninggal 7 th

Ps 349 KUHP: jika pelaku pengguguran dokter, bidan atau juru obat,
hukuman ditambah sepertiga.
TUNTUTAN PIDANA:
Melalui proses penyidikan Dll
Penuntutan
Pengadilan dan eksekusi

TUNTUTAN PERDATA:
Melalui proses pengadilan
Di luar pengadilan :
•Negosiasi
•Mediasi, dll
Pasal 188 ( UU no 36 Tahun 2009)
(1) Menteri dapat mengambil tindakan administratif
terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini

Pasal 188 ( UU no 36 Tahun 2009)


Tindakan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa :
1. Peringatan secara tertulis
2. Pencabutan izin sementara atau izin tetap.
Identifikasi / Konfirmasi Kasus Hukum
Memfasilitasi dipatuhinya norma hukum
Memberi alternatif solusi dalam masalah hukum
Bersedia menjadi saksi ahli dalam penyidikan
Pendampingan pada saat persidangan di Pengadilan
Tidak mempunyai wewenang untuk melakukan
penindakan dalam konteks permasalahan
Reputasi Bidan terpengaruh
Kinerja Bidan terganggu
Ketenangan & konsentrasi kerja bidan terganggu
Timbul “cost” baru yang tidak pernah di alokasikan
sebelumnya
 Akuntabilitas bidan adalah pertanggung jawaban dan
tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan
yang dilakukannya.
 Semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berdasar kewenangan,berbasis kompetensi ,didasari
suatu evidence based dan etika profesi sesuai
aturan yg berlaku..
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai