Anda di halaman 1dari 74

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KELURAHAN


BELAWAN BAHAGIA KECAMATAN MEDAN BELAWAN
KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH:

MANUEL ROXES
12.822.0017

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2017
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KELURAHAN
BELAWAN BAHAGIA KECAMATAN MEDAN BELAWAN
KOTA MEDAN

SKRIPSI

Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk


menyelesaikan studi S1 di Fakultas Pertanian
Univesitas Medan Area

OLEH:

MANUEL ROXES
12.822.0017

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2017
JudulSkripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia
Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.
Nama : Manuel Roxes
NPM : 12.822.0017
Fakultas : Pertanian

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

( Drs. Khairul Saleh, MMA ) (Rahma Sari Siregar, SP. M.Si)


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh :

( Dr. Ir. Syahbudin Hasibuan, M.Si ) ( Rahma Sari Siregar, SP. M.Si )
Dekan Ketua Program Studi

Tanggal Lulus : 5 Oktober 2017


HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang saya

susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana adalah benar hasil karya tulis saya

sendiri. Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya

kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai

dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya

peroleh dan saksi-saksi lainnya dengan peraturan yang telah berlaku, apabila

dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.

Medan, Maret 2018

Yang Membuat Pernyataan,

Manuel Roxes
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Medan Area, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Manuel Roxes
NPM : 12.822.0017
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Medan Area Hak Bebas Royalti Nonekslusif(Non-axclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneklusif ini Universitas Medan Area berhak menyimpan, Mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Maret 2018
Yang menyatakan,

Manuel Roxes
RINGKASAN

Manuel Roxes (12 822 0017) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan
Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan“.Penelitian ini dibimbing oleh
Drs. KhairulSaleh, MMA selaku ketua komisi pembimbing dan Rahma Sari
Siregar SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menghitung pendapatan nelayan
tradisional dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan
Kota Medan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan tradisional di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Sampel yang diambil
sebanyak 74 responden.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata umur sampel
nelayan tradisional yaitu 40 sampai 50 tahun dengan persentase 74,33%. Rata-rata
pendidikan nelayan tradisional adalah SMP dengan persentase 55,40%. Rata-rata
penerimaan nelayan tradisional adalah Rp 1.300.000 dengan persentase 54,05%.
Rata-rata lama pengalaman nelayan tradisional adalah 20 sampai 30 tahun yakni
59,45%. Rata-rata modal kerja nelayan tradisional adalah Rp 650.000 dengan
persentase 50,00%. Jarak tempuh melaut nelayan tradisional rata-rata adalah 450
sampai 550 Km dengan persentase 52,70%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan nelayan
tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota
Medan sebesar Rp 771.757 perbulan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan yaitu modal kerja dan penerimaan.

Kata kunci : Pendapatan, Nelayan Tradisional, Modal Kerja, Penerimaan


ABSTRACT

North Sumatra Province is one of the coastal areas that have potential fisheries. In
the fishery sector from 2010 to 2014 has increased significantly, which in 2010
reached 8.58% increased until in 2014 that reached 9.91%. Happy belawan urban
village has considerable fishery potential, the production of a fairly high-priced
jellyfish fishery which means the fisherman's income level is surely better
reflected from the life of the fisherman itself because production is related to
income. The purpose of this study is to calculate the income of traditional
fisherman and to analyze the factors that affect the income of traditional
fisherman in Belawan Bahagia Village, Medan Belawan District, Medan.
Sampling method is done by purposive sampling method. Respondent in this
research is a traditional fisherman in Belawan Bahagia Subdistrict Medan
Belawan District Medan. The samples taken are 74 respondents. Based on the
results of research there are two factors that affect the income of traditional
fisherman in Belawan Bahagia District Medan Belawan District Medan City that
is working capital and acceptance. The average income of traditional fisherman in
Belawan Bahagia subdistrict of MedanBelawan Medan is Rp 771.757 of month.

Keywords : Revenue, Traditional Fisherman, Working Capital, Reception.


RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun pada tanggal 28

Nopember 1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara yang merupakan putra dari

pasangan Ayahanda Pondang Hutapea dan Ibunda Media Lolo. Pendidikan formal

yang pernah ditempuh oleh penulis adalah dimulai pada tahun 2000 di SD Negeri

121308 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Pematangsiantar dan lulus pada

tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama 2012 penulis

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi dengan Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Medan Area.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti Praktek Kerja

Lapangan di PTPN 4 Unit Usaha Sei Kopas dari tanggal 01 Agustus sampai

dengan 30 Agustus pada tahun 2015.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat-Nya dan kasih-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN NELAYAN TRADISIONAL DI KELURAHAN BELAWAN

BAHAGIA KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN“ yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Universitas Medan Area. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu

sebagai berikut :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu menjadi motivasi. Memberikan

doanya dan kasih sayang bahkan segala materi yang ada dengan penuh ikhlas

dan tanggungjawab sehingga saya dapat mengenyam pendidikan setinggi ini.

2. Drs. Khairul Saleh, MMA selaku ketua komisi pembimbing dan Rahma Sari

Siregar, SP. M.Si selaku anggota komisi pembimbing sekaligus selaku Ketua

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Medan area yang

telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Syahbudin Hasibuan, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Medan Area.

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Medan Area yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada

penulis.
5. Seluruh teman-teman khususnya teman seperjuangan stambuk 12 yang telah

banyak membantu dan memberikan dukungannya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan perlu untuk menyempurnakannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini menjadi

lebih baik lagi.

Medan, Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ................................................................................................. v
RINGKASAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah .................................................................... 8
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.4.Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.5.Kerangka Pemikiran ................................................................... 9
1.6.Hipotesis ..................................................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12
2.1.Nelayan ....................................................................................... 12
2.2.Pendapatan Nelayan.................................................................... 18
2.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan ......... 20
2.4.PenelitianTerdahulu .................................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 25
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25
3.2.Populasi dan Sampel ................................................................... 25
3.3.Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26
3.4.Teknik Analisis Data .................................................................. 26
3.5.Defenisi Operasional Variabel .................................................... 29
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................... 30
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 30
4.2.Karakteristik Sampel .................................................................. 34
4.2.1.Usia Sampel ....................................................................... 34
4.2.2.Pendidikan ......................................................................... 35
4.2.3.Penerimaan ........................................................................ 36
4.2.4.Pengalaman Nelayan ......................................................... 37
4.2.5.Modal Kerja ....................................................................... 38
4.2.6.JarakTempuh Melaut ......................................................... 39
BAB V. HASIL PEMBAHASAN ............................................................. 42
5.1.Hasil Perhitungan Pendapatan Nelayan Tradisional................... 42
5.2.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 48
6.1.Kesimpulan ................................................................................. 48
6.2.Saran ........................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1. Peranan Subsektor Pertanian terhadap Sektor Pertanian Sumatera


Utara atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-2014 (persen) .............. 1

2. Produksi Ikan menurut Asal Tangkapan dan Kabupaten/ Kota (Ton)


2013.................................................................................................... 2

3. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota Medan di


Sumatera Utara Tahun 2016 ............................................................. 5

4. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dirinci menurut


Kelurahan di kecamatan Medan Belawan .......................................... 5

5. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di


Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015 .......................................... 6

6. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan


di Kota Medan, 2015 .......................................................................... 31

7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan Tahun


2015.................................................................................................... 33

8. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan mata pencaharian / pekerjaan 34

9. Jumlah Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan


Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan............................ 42

10. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional .............................. 43

11. Hasil Uji F dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Nelayan Tradisional ........................................................................... 44
DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1. Grafik Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto


menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun
2010-2014(%) .................................................................................... 4

2. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 10

3. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia ................................. 35

4. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......... 36

5. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Penerimaan ..................... 37

6. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Pengalaman Nelayan ..... 38

7. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Modal Kerja .................... 39

8. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Jarak Tempuh Melaut ..... 40


DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1. Kuisioner Penelitian

2. Data Sampel Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan


Medan Belawan Kota Medan

3. Hasil SPSS Perhitungan Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional Di Kelurahan Belawan
Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

4. Dokumentasi Penelitian

5. Surat Pengantar Penelitian

6. Surat Selesai Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang struktur

perekonomiannya masih agraris, dimana sebagian besar kegiatan ekonomi masih

bertumpu pada sektor pertanian. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian

Provinsi Sumatera Utara masih di dukung oleh sektor pertanian. Sektor pertanian

berperan memberikan kontribusi dalam pendapatan regional Sumatera Utara.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menurut peranan subsektor

pertanian terhadap sektor pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2014, yang terdiri

dari : Tanaman bahan makan yaitu mencapai sebesar 26,09%, tanaman

perkebunan yaitu mencapai sebesar 51,12%, perternakan dan hasil-hasilnya yaitu

mencapai sebesar 8,74%, kehutanan yaitu mencapai sebesar 4,14%, perikanan

yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Tabel 1. Peranan Subsektor Pertanian terhadap Sektor Pertanian Sumatera Utara


atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010-2014 (persen)
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

Tanaman Bahan makan 28,26 27,7 27,32 26,71 26,09

Tanaman Perkebunan 50,65 51,38 51,47 51,86 51,12

Perternakan dan hasil-


8,4 8,25 8,32 8,25 8,74
hasilnya

Kehutanan 4,11 3,99 3,96 3,96 4,14

Perikanan 8,58 8,68 8,93 9,22 9,91

Pertanian 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015

1
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kawasan pesisir yang

memiliki potensi perikanan. Pada sektor perikanan dari tahun 2010 s/d 2014

mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai

8,58% meningkat hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Provinsi Sumatera Utara merupakan kawasan bahari dan mempunyai

potensi yang sangat besar terhadap hasil laut dan perikanannya. Produksi ikan

menurut asal tangkapan terdiri dari laut dan darat (perairan umum, budidaya air

tawar, budidaya air payau, dan budidaya laut). Persentase produksi ikan menurut

asal tangkapan laut lebih besar yaitu sekitar 67,45 % (510551,6), perairan umum

6,95 % (52580,7), budidaya air tawar 20,34 % (153936,0), budidaya air payau

4,69 % (35506,0), dan budidaya laut 0,57 % (4348,0). Produksi ikan menurut asal

tangkapan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 . Produksi Ikan menurut Asal Tangkapan dan Kabupaten/Kota (Ton)


2013
Darat
Budidaya
Perairan Budidaya Budidaya
Kabupaten/Kota Laut Air Jumlah
Umum Air Payau Laut
Tawar

1 2 3 4 5 6 7
Nias 36265,6 - 73,0 - - 36 338,6
Mandailing Natal 11853,4 5485,0 2 136,0 6,0 - 19 480,4
Tapanuli Selatan 0,9 34,1 3 537,0 - - 3 572,0
Tapanuli Tengah 43777,4 1911,2 219,0 150,0 416,0 46 473,6
Tapanuli Utara - 513,7 970,0 - - 1 483 ,7
Toba Samosir - 1507,3 19 609,0 - - 21 163,3
Labuhan Batu 7863,1 17,5 137,0 - - 8,017,6
Asahan 112887,0 19852,0 1 545,0 150,0 - 134 434,0
Simalungun - 1456,3 47 135,0 - - 48 591,3
Dairi - 1061,2 2 435,0 - - 3 496,2
Karo - 110,1 8 495,0 - - 8 605,1
Deli Serdang 20393,5 216,4 11 315,0 6 376,0 18,0 38 318,9
Langkat 33084,0 7,7 3 244,0 21 337,0 3 238,0 60 910,7
Nias Selatan 7623,1 - 78,0 - 8,0 7 709,1

2
Humbang
- 1908,0 1 0711,0 - - 2 925,0
Hasundutan
Pakpak Barat - 36,4 31,0 - - 67,4
Samosir - 12577,8 24 473,0 - - 37 050,8
Serdang Bedagai 22659,2 139,6 13 182,0 6 856,0 - 42 836,8
Batu Bara 30013,9 2163,3 66,0 153,0 - 31 396,2
Padang Lawas
- 3210,6 1 107,0 - - 678,2
Utara
Padang Lawas
- 98,2 580,0 - - 1 384,9
Utara
Labuhan Batu
- 72,9 1 312,0 - - 237,6
Selatan
Labuhan Batu Utara 127,6 - 110,0 - 4,0 11 112,6
Nias Utara 10520,6 - 588,0 - - 108,0
Nias Barat - - 108,0 - - -
Sibolga 56156,6 - 25,0 - - 56 181,6
Tanjung Balai 37298,0 - 48,0 - - 37 346,0
Pematang Sintar - 7,2 3 998,0 - - 4 005,2
Tebing Tinggi - 22,1 879,0 - - 901,1
Medan 7768,7 56,7 419,0 478,0 664,0 79 305,4
Binjai - 4,4 4 417,0 - - 4 421,4
Padang Sidimpuan - 111,0 359,0 - - 470,0
Gunung Sitoli 2340,0 - 289,0 - - 2 669,0
Sumatera Utara
510 52 153
35 506,0 4 348,0 756 922,3
2013 551,6 580,7 936,0
549 24
- - - 573 9471,4
2012 479,4 491,9
363 23
84 250,9 32 784,6 1 907,4 505 232,7
2011 158,3 131,5
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Tahun 2013,

bahwa produksi ikan menurut asal tangkapan di Sumatera Utara dari tahun 2011

s/d 2013 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2011

produksi ikan yaitu mencapai sebesar 505 232,7 ton, meningkat hingga tahun

2013 yaitu mencapai sebesar 756 922,3 ton.

Salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan kontribusi

pendapatan regional menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun

20010-2014(%) dapat dilihat pada gambar 1 grafik Distribusi Persentase Produk

3
Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

tahun 2010-2014(%).

Gambar 1. Grafik Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto menurut


Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010-2014(%).
(Pertanian,Kehutanan,Perkebunan,Perikanan,Peternakan)
1.4

1.35 1.37
1.3

1.25
1.26
1.2 1.22 1.21
1.15 1.18

1.1

1.05
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : BPS Kota Medan, 2015

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan bahwa produk domestik

bruto menurut lapangan usaha atas harga konstan, lapangan usaha : pertanian,

kehutanan, perkebunan, perikanan, dan peternakan selama empat tahun terkahir

cenderung mengalami penurunan yang cukup tajam, terlihat pada 2010 distribusi

persentase produk domestik regional bruto yaitu mencapai sebesar 1,37 %

menurun hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 1,18 %.

Berdasarkan Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara (2016), dari 20

kecamatan yang terdapat di kota Medan hanya 3 kecamatan yang memiliki

produksi ikan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.

4
Tabel 3. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota Medan di Sumatera Utara
Tahun 2016.
No Kecamatan/Kota Produksi (Ton)

1 Medan Labuhan 120,5

2 Medan Marelan 133,7

3 Medan Belawan 169,6

Jumlah 423,8

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara, 2016

Berdasarkan tabel 3 bahwa produksi ikan laut terbesar adalah Medan

Belawan. Persentase produksi ikan yaitu Medan Belawan sekitar 40,02% (169,6

ton) , Medan Marelan 31,55% (133,7 ton), dan Medan Labuhan 28,43% (120,5

ton).

Tabel 4. Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dirinci menurut Kelurahan di


kecamatan Medan Belawan
Jenis Kelamin
Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)
(1) (2) (3) (4)
Belawan Pulau
7 486 7 610 15 096
Sicanang

Belawan Bahagia 5 993 6 224 12 217

Belawan Bahari 6 053 6 271 12 324

Belawan II 10 433 11 051 21 484

Bagan Deli 8 202 8 709 16 281

Belawan I 10 296 10 415 20 6711

Jumlah 48 463 49 650 98 113


Sumber : BPS Kota Medan, 2016

5
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan jumlah penduduk menurut

jenis kelamin di Kecamatan Medan Belawan, laki-laki dan perempuan tidak

terlalu jauh berbeda sehingga dapat dilihat bahwa jumlah perempuan semakin

besar. Dimana persentase jumlah jenis kelamin laki-laki yaitu 49,39% (48463

jiwa) dan perempuan yaitu 50,60% (49650 jiwa). Persentase jumlah penduduk

menurut jenis kelamin di Kelurahan Belawan Bahagia yaitu dimana laki-laki

49,05% (5993 jiwa) dan perempuan 50,95% (6224 jiwa).

Tabel 5. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di


Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015
Pegawai
Kelurahan Petani
Negeri Swasta TNI/Polri
Belawan Pulau
81 1 153 7 0
Sicanang
Belawan Bahagia 125 876 18 0
Belawan Bahari 86 921 12 0
Belawan II 254 1 976 18 0
Bagan Deli 81 968 9 0
Belawan I 212 1 243 324 0
Jumlah 839 7 137 388 0

Pegawai
Kelurahan Lainnya
Nelayan Pedagang Pensiunan
Belawan Pulau
198 324 12 1 123
Sicanang
Belawan Bahagia 754 523 56 1 325
Belawan Bahari 768 245 34 1 675
Belawan II 229 1 231 25 1 645
Bagan Deli 1 435 423 28 878
Belawan I 1 342 867 243 1 421
Jumlah 4 726 3 613 398 8 067
Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan Belawan,2016

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan komposisi mata

pencaharian penduduk Kelurahan Belawan Bahagia di Kecamatan Medan

Belawan, yakni terdiri dari pegawai negeri yaitu mencapai sebesar 14,89% (125

6
jiwa), pegawai swasta yaitu mencapai sebesar 12,27% (876 jiwa), pegawai

tni/polri yaitu mencapai sebesar 4,63% (18 jiwa), Nelayan yaitu mencapai sebesar

15,95% (754 jiwa), pedagang yaitu mencapai sebesar 14,47% (523 jiwa),

pensiunan yaitu mencapai sebesar 14,07% (56 jiwa), lainnya yaitu mencapai

sebesar 16,42% (1325 jiwa).

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan

ataupun tahunan (Sukirno,2006). Kelurahan Belawan Bahagia memiliki potensi

perikanan yang cukup besar, produksi perikanan Belawan Bahagia yang lumayan

tinggi yang berarti tingkat pendapatan nelayan tentu lebih baik yang tercermin

dari kehidupan nelayan itu sendiri karena produksi berhubungan dengan

pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian Sujarno (2008) mengenai, bahwa nilai

elastisitas dari variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh

melaut mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastic) terhadap pendapatan

nelayan di Kabupaten Langkat, sehingga respon pendapatan nelayan terhadap

modal kerja, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh melaut sangat kecil.

Berdasarkan uraian diatas peneliti akan mengkaji lebih jauh tentang

pendapatan nelayan dalam judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan”.

7
1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana pendapatan nelayan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan

Medan Belawan Kota Medan ?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghitung pendapatan nelayan di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi masyarakat

Manfaat dapat diperoleh masyarakat adalah gambaran mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Nantinya, diharapkan menjadi

masukan bagi Pemerintah dan pihak lain dalam upaya mencari pendekatan dan

strategi terbaik dalam melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan nelayan.

b. Bagi akademis

Bagi akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gagasan dan

ide untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan.

8
1.5. Kerangka Pemikiran

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama potensi pertanian. Selain

potensi pertanian , potensi perikanan di Sumatera Utara juga memberikan peranan

dalam pendapatan daerah. Salah satu daerah yang memiliki potensi produksi

perikanan berdasarkan jumlah nelayan yang ada di daerah tersebut adalah

Kelurahan Belawan Bahagia di Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas

prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan

ataupun tahunan (Sukirno,2006). Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan

secara teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasar pada uraian

sebelumnya maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah

pendapatan nelayan (sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh modal kerja,

tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut (sebagai variabel bebas).

Variabel terikat (dependent variable) adalah pendapatan nelayan yang

menggunakan sampan dayung (perahu) biasa disebut nelayan tradisional, perahu

motor dan kapal motor. Variabel bebas (independent variable) adalah modal

kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut.

Dengan demikian kerangka pemikiran hubungan antara modal kerja,

tenaga kerja, penglaman, dan jarak tempuh melaut mempengaruhi pendapatan

nelayan dapat digambarkan sebagai berikut:

9
Potensi Pertanian

Potensi Perikanan

Kelurahan Belawan
Bahagia

Produksi Ikan Laut Jumlah Nelayan

Pendapatan Nelayan

Faktor-faktor yang Jumlah Pendapatan


mempengaruhi

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

10
1.6. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran, maka dapat

dibuat hipotesis sebagai berikut :

a) Diduga pendapatan nelayan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan

Medan Belawan Kota Medan masih tergolong rendah.

b) Diduga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nelayan

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di

Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir

laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil

laut dan tinggal didesa-desa pantai atau pesisir(Sastrawidjaya,2002). Ciri

komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut :

a. Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala

aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka

yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.

b. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong

royong. Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat

penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran

biaya besardan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar,

membangun rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa.

c. Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan

berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan

sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi

yang diturunkan oleh orangtua, bukan yang dipelajai secara professional.

Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas

yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang

bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat,

sedangkan komunitas yang homogen terapat di desa-desa nelayan terpencil

12
biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga

produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar

juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka

(Sastrawidjaya,2002).

Menurut Imron (2003) klsifikasi nelayan berdasarkan teknologi dibagi

menjadi :

1. Nelayan tradisional

Nelayan Tradisional mengunakan teknologi penangkapan yang sederhana,

umumnya peralatan penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan

tenaga manusia. Kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan

pantai.

2. Nelayan Modern

Nelayan modern mengunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih

dibandingkan dengan nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan

semata-mata karena pengunaan motor untuk mengerakkan perahu,

melainkan juga besar kecilnya motor yang digunakan serta tingkat

eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan modernitas

teknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan jelajah

operasional mereka (Imron, 2003:68).

Nelayan adalah orang yang melakukan penangkapan (budidaya) di laut dan

di tempat yang masih dipengaruhi pasang surut (Tarigan,2000). Jadi bila ada yang

menangkap ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau,

sungai tidak termasuk nelayan. Selanjutnya, menurut Tarigan (2000), berdasarkan

pendapatnya, nelayan dibagi menjadi :

13
a. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan

seluruhnya berasal dari perikanan.

b. Nelayan sambilan utama, yakni nelayan yang sebagian besar

pendapatannya berasal dari perikanan.

c. Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil

pendapatannya berasal dari perikanan.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang

terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal

dan eksternal masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang

cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang tidak

mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat

dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang

mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain

proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat

pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok dalam bentuk pasar monopsoni

(Kusnadi,2003).

Menurut Kusnadi (2003) terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi

peningkatan pendapatan nelayan dan diuraikan sebagai berikut :

a. Teknologi

Teknologi dan kendalanya

Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan

(produksi) adalah perahu tanpa mesin atau perahu dengan mesin yang

kecil (motorisasi), jaring dan pancing.

14
Peralatan/modal nelayan adalah nilai daripada peralatan yang digunakan

seperti :

• Harga perahu, apakah mempergunakan mesin atau tidak yang

dimiliki nelayan.

• Harga dari peralatan penangkapan ikan misalnya jaring,

pancing, dan lain-lain.

• Bahan makanan yang dibawa melaut dan yang ditinggalkan di

rumah.

Ini semua adalah input bagi nelayan dalam melaut

(menangkap ikan).

• Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan

dalam melaut (menangkap ikan), digaji atau tidak tenaga kerja

tersebut atau bagi hasil, atau keluarga misalnya istri, anak

(keluarga) sehingga tidak dibayar gajinya.

b. Sosial Ekonomi

• Umur, seseorang yang telah berumur 15 tahun keatas baru disebut

nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia turut melaut tidak

disebut sebagai nelayan.

• Pendidikan, biasanya sebelum menjadi nelayan pada umumnya

mereka telah menempuh pendidikan, misalnya : sampai tingkat SMA,

SMP, SD atau tidak menempuh pendidikan sama sekali.

• Peralatan, apakah nelayan itu mempunyai peralatan sendiri dalam

melaut dan menangkap ikan atau tidak, jadi apabila ia tidak memiliki

15
peralatan sendiri dan hanya menerima gaji maka dikatakanlah ia buruh

nelayan.

• Anggota organisasi atau tidak anggota, apakah nelayan tersebut

menjadi anggota organisasi atau tidak, dalam hal ini KUD (Koperasi

Unit Desa), disini dimaksud KUD adalah KUD nelayan yang

tujuannya adalah untuk kelompok nelayan dan menyediakan peralatan

dan keperluan nelayan, sehingga apabila nelayan itu menjadi

anggotanya maka nelayan itu memperoleh kemudahan dan kemurahan

dalam melaksanakan usahanya yaitu nelayan.

• Musim, musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan

nelayan yaitu musim barat dan musim timur. Dalam 1 tahun ada 2

musim yaitu musim timur dari bulan Maret sampai awal Agustus

keadaan pasang tidak tidak terlampau tinggi, arus tidak terlampau

deras, gelombang tidak terlalu besar jadi sedang-sedang saja. Pada

musim inilah nelayan banyak mendapat ikan. Pada musim barat,

biasanya dari akhir Agustus sampai awal Maret, umumnya gelombang

besar, pasang tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi,

dipuncaknya apa yang disebut pasang Perdani, yaitu pasang paling

besar/tinggi pada satu kali setahun.

Keadaan ini pada umumnya nelayan sangat jarang melaut karena

takut bahaya, jadi produksi sedikit dan biasanya harga ikan akan

tinggi. Disamping kedua musim dalam satu kali setahun tadi ada lagi

pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama dan pada bulan

16
gelap. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan pasang

akan tinggi.

Sebaliknya pada bulan gelap, gelombang akan kecil, arus tidak

bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua keadaan

ini nelayan akan kurang mendapat ikan, dan harga ikan akan tinggi

apalagi pada musim barat keadaan ini umumnya nelayan tidak akan

turun melaut, kalaupun tutun melaut hanya dipinggir-pinggir saja.

Oleh sebab itu nelayan yang turun kelaut dan mempunyai harapan

penangkapan banyak yaitu pada keadaan laut normal yaitu pada waktu

pasang tidak terlampau besar, arus tidak terlampau deras, jadi lebih

kurang yaitu pada tanggal 7, 8, 9 selanjutnya 10, 11, 12, 13 sudah

mulai kurang sampai tanggal 17 dan tangga 18, 19, 20 dan tanggal 21

sudah mulai kurang sampai tanggal 22, 23, 24 dan tanggal 25 sampai

tanggal 26, 27, 28 dan 29 sudah muai kurang pasang mati.

Jadi pada tanggal 15 pada bulan purnama tidak akan melaut,

demikian juga pada tanggal 30 bulan gelap, karena pasang mati,

sedangkan pada tanggal 8 dan 22 pasang akan mati pada saat ini

nelayan tidak aka melaut. Bulan dihitung tidak menurut matahari

tetapi menurut perputaran bulan.

c. Tata Niaga

Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi

penyampaiannya dari produsen (nelayan) sampai kepada konsumen

harus cepat agar kualitasnya atau kondisinya tidak rusak atau busuk

kalau ikan itu tidak diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini sangat

17
berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam

hal ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tat niaga perikanan

tersebut, dari produsen ke konsumen berarti semakin baik dan semakin

efisien tata niaganya dan kriterianya adalah sebagai berikut :

Panjang atau pendek saluran distribusi yang dilalui oleh hasil

produksi dalam hal ini ikan (karena tangkapan) dari nelayan

(produsen/sampai ke konsumen akhir agar jangan sampai rusak).

Banyak atau sedikit dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran

distribusi tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjangnya (jauhnya)

jarak antara produsen dan konsumen sedangkan kalau pendek (dekat)

jarak antara produsen dan konsumen akhir artinya makin efisien.

Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran

distribusi tersebut apakah menambah keuntungan atau tidak bagi

nelayan. Dalam hal ini kita bandingkan dari kemungkinan-kemungkinan

yang ada dan meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal diatas, apakah

ketiga hal diatas tadi akan menambah atau memperbesar pendapatan

nelayan. Meningkatnya tangkapan ikan nelayan berarti meningkatnya

kesejahteraan nelayan tersebut. Demikian juga hal tersebut menunjang

program pemerintah yaitu pengentasan kemiskinan.

2.2. Pendapatan Nelayan

Pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya

(TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan nelayan (TR) adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya nelayan biasanya

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

18
(variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan

terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya

variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah

dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi,

2002).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan

antara lain:

1. Pendapatan pribadi. yaitu: semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu negara.

2. Pendapatan disposibel, yaitu; pcndapatan pribadi dikurangi pajak yang

harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang

siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa

yang diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.

Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan

yang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan.

Besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan

pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.

Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan

pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan:

19
1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan

sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan upah, gaji.

2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan

seseorang.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

Menurut teori Sujarno (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan nelayan adalah modal kerja, pengalaman , jarak tempuh melaut, dan

tenaga kerja. Akan dijelaskan sebagai berikut:

A. Modal Kerja

Modal ada dua macam, yaitu modal tetap dan bergerak. Modal tetap

diterjemahkan menjadi biaya produksi melalui deprecition cost dan bunga modal.

Modal bergerak langsung menjadi biaya produksi dengan besarnya biaya itu sama

dengan nilai modal yang bergerak.

Setiap produksi sub sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor produksi

modal kerja. Makin tinggi modal kerja per unit usaha yang digunakan maka

diharapkan produksi ikan akan lebih baik, usaha tersebut dinamakan padat modal

atau makin intensif.

Sebagian modal yang dimiliki oleh nelayan digunakan sebagai biaya

produksi atau biaya operasi, yaitu penyediaan input produksi (sarana produksi),

biaya operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatu usaha kegiatan nelayan. Biaya

produksi atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan

kaya ataupun pemilik modal (toke), karena adanya hubungan pinjam meminjam

uang sebagai modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan (produksi)

20
ikan nelayan digunakan untuk membayar seluruh pinjaman utang, dan tingkat

harga ikan biasanya ditentukan oleh pemilik modal.

Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau

sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC)

adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC

(Rahardja, Manurung, 2006).

B. Pengalaman Sebagai Nelayan

Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang

membahas bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau

keuntungan. Namun, dalam aktivitas nelayan dengan semakin berpengalamannya,

nelayan yang makin berpengalaman dalam menangkap ikan bisa meningkatan

pendapatan atau keuntungan.

C. Jarak Tempuh Melaut

Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh

nelayan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan

seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah

tangkapan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya

melaut. Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan

berangkat melaut sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari

berikutnya. Penangkapan ikan seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai

penangkapan ikan lepas pantai.

21
Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini

merupakan penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar

jam 03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar

jam 09.00. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam

waktu yang lebih lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan

mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi)

yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan

dengan penangkapan ikan dekat pantai (Masyhuri, 1999).

D. Tenaga Kerja

Setiap usaha kegiatan nelayan yang akan dilaksanakan pasti memerlukan

tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan

kapal motor yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya melaut (lebih

efisien) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena

tambahan tenaga tersebut profesional (Masyhuri, 1999). Oleh karena itu dalam

analisa ketenagakerjaan usaha nelayan, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh

besarnya curahan kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya

tenaga kerja efektif yang dipakai.

Berdasarkan dengan keadaan yang ditemukan dilolasi penelitian variabel

tenaga kerja tidak ditemukan karena jenis nelayan yang diteliti adalah nelayan

tradisional dimana nelayan tradisional tidak menggunakan tenaga kerja sehingga

digantikan dengan variabel penerimaan. Penerimaan adalah pendapatan yang

diperoleh sebelum adanya pengurangan dengan modal kerja yang dikeluarkan

oleh nelayan.

22
2.4. Penelitian Terdahulu

Zulfikar (2002), hasil penelitiannya tentang analisis sistem bagi hasil

terhadap pendapatan buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil

analisis dapat diketahui untuk uji beda rata-rata nelayan melaut rawai dan melaut

pancing diperoleh t-hitung 12,20 pada tingkat pengujian signifikan 5% maka t-

tabel = 1.734. karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan

yang signifikan antara pendaptan melaut merawai dan pancing. Untuk uji beda

rata-rata melaut pancing dan melaut jaring diperoleh t-hitung 2,12 pada tingkat

signifikan 5% maka t-tabel = 1.734. karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan

jaring.

Salim (1999), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Syiah Kuala Banda

Aceh, menyatakan bahwa variabel independent jarak tempuh melaut, modal,

pengalaman, jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel

dependent (pendapatan nelayan) sebesar 98,7% dan variabel independent yang

bisa diperhitungkan atau berpengaruh terhadap variabel dependent adalah

pengalaman dan jumlah perahu yang masing-masing nyata pada taraf signifikan

95% dan 99%. Untuk variabel pengalaman dan jumlah perahu masing-masing

hipotesis diterima sedangkan variabel yang lain ditolak.

Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyakan bahwa

variabel independent modal kerja, jumlah tenaga kerja, waktu melaut dan

pengalaman yang dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan

23
usaha nelayan) sebesar 60,7%. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja

dan melaut signifikan pada tingkat signifikan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja

signifikan pada tingkat signifikansi 10%.

Harahap (2003), dalam penelitian tentang analisis masalah kemiskinan dan

tingkat pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan

Medan Labuhan Kota Medan, menyatakan bahwa variabel independent modal

investasi/awal, jam melaut, jumlah tanggungan, pendidikan dan biaya operasional

dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan nelayan tradisional)

sebesar 85,6%. Dari variabel independent yang diteliti modal investasi/awal, jam

melaut, biaya operasional pada tingkat ∝ = 5% sedangkan jumlah tanggungan

signifikan pada tingkat ∝ = %.

Sujarno (2008), dalm penelitian tentang analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, menyatakan bahwa

variabel independent (modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman, dan jarak

tempuh melaut) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel

dependent (pendapatan nelayan) di Kabupaten Langkat. Modal kerja merupakan

faktor yang memberikan pengaruh yang besar dibanding 3 faktor lain yang

mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan

Medan Belawan Kota Medan. Penentuan Lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive). Faktor obyektif yang mendasari terpilihannya Kelurahan Belawan

Bahagia adalah karena daerah tersebut merupakan daerah yang sebagian

penduduknya bermata pencaharianya sebagai nelayan, dan Kecamatan Medan

Belawan merupakan Kecamatan/Kota yang memiliki jumlah produksi ikan laut

terbesar diantara semua Kecamatan/Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah masyarakat nelayan yang menggunakan

perahu tradisional, dimana lokasi tempat yaitu di Belawan Kelurahan Belawan

kecamatan Medan Belawan Bahagia.Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode purposive sampling.

Pengambilan sampel didasarkan menurut ketentuan (Arikunto 2006)

mengatakan, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya,

sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20 % - 25 % atau

lebih. Adapun sampel yang diambil sebanyak 10 % dari jumlah populasi maka

10/100 x 742 = 74 nelayan

25
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer diakukan dengan metode survei di

lingkungan Kelurahan Belawan Bahagia Kota Medan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Metode wawancara menggunakan daftar kuesioner terhadap nelayan, usia,

jumlah tanggungan keluarga, jumlah upah, modal kerja, tenaga kerja, lama

pendidikan, lama pengalaman, serta jarak tempuh melaut menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.

b. Metode observasi dengan mengumpulkan data, mengambil dan mencatat

langsung secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.

Data Primer yang diperlukan anara lain : identitas rumah tangga nelayan,

usia, jumlah tanggungan, jumlah upah, modal kerja, tenaga kerja lama pendidikan,

lama pengalaman, jarak tempuh melaut.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari kantor kecamatan dan kelurahan,

yang berkaitan dengan penilitian ini baik berupa literature penelitian yang akan

dilaksanakan maupun laporan yang berkaitan dengan penelitian yang sudah

dijalankan.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode kuantitatif dengan

menggunakan model ekonometrika regresi linier berganda faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan, dan data yang diolah dibantu dengan

menggunakan software SPSS Statistics.

26
Untuk menentukan hipotesis : 1. Digunakan teknis analisis deskriptif

bertujuan untuk menggambarkan dan menafsirkan data yang berkenan dengan

situasi yang terjadi secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

serta hubungan antara variabel untuk mendapatkan kebenarannya.

2. Digunakan teknis analisis regresi linier berganda pada masing - masing variabel

dengan rumus:

Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +e

Parameter dugaan yang diharapkan : X1,X2,X3,X4 > 0

Keterangan :

Y = Pendapatan Bersih Nelayan ( Rp / bulan)

b0 = Konstanta

b1, b2…..b4 = Koefisien regresi

X1 = Modal kerja (Rp/bulan)

X2 = Penerimaan (Rp/bulan)

X3 = Pengalaman Kerja (bulan)

X4 = Jarak tempuh melaut (Km)

e = Error (variabel bebas lain diluar model regresi)

Pengujian statistic dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t, dan uji R2.

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan secara serentak (simultan) dari

model yang diteliti dan uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari msing-

masing variabel yang diteliti atau secara parsial, sedangkan uji R2 untuk

mengetahui seberapa besar variasi dari variabel bebas mampu menjelaskan

variabel terikat.

27
1. Perhitungan nilai koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar sumbangan

X terhadap variasi naik turunnya Y secara bersama-sama.

2. Pengujian serentak seeluruh parameter dugaan (Uji F)

Pengujian parameter secara serentak yaitu untuk menguji seluruh variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang dapat

dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan kriteria uji:

H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel ,

H1 diterima apabila : Fhitung < Ftabel

Dengan hipotesis yang digunakan:

H0 : B1 = B2 = B3 = B4 = 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan nelaya bukan merupakan penjelas yang

signifikan bagi pendapatan nelayan

H1 : minimal ada B1 ≠ 0 artinya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan nelayan .

3. Pengujian pengaruh variabel secara parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan dengan menguji pengaruh setiap variabel dependen terhadap

variabel independen, dengan kriteria uji sebagai berikut:

H0 ditolak apabila : thitung > ttabel ,

H1 diterima apabila : thitung < ttabel

Dengan hipotesis yang digunakan:

H0 : B1 = 0; artinya faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan

berpengaruh tidak nyata bagi pendapatan nelayan

28
H1 : B1 ≠ 0 artinya faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan

berpengaruh nyata bagi pendapatan nelayan.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel yang digunakan dalam pengukuran ini adalah

sebagai berikut :

1. Nelayan tradisional adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan di perairan dengan menggunakan perahu tradisional.

2. Berdasarkan alat transportasi melaut nelayan dibagi menjadi nelayan yang

menggunakan kapal dan nelayan yang menggunakan perahu.

3. Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh setelah adanya pengurangan

antara penerimaan dengan biaya produksi selama satu bulan (Rp).

4. Modal kerja adalah modal yang digunakan nelayan untuk melaut misalnya:

bahan bakar minyak, makanan, rokok, upah tenaga kerja, peralatan

menangkap ikan (umpan).

5. Penerimaan adalah pendapatan yang didapat dari hasil menangkap ikan dilaut

sebelum ada pengurangan dengan modal kerja selama satu bulan (Rp).

6. Pengalaman adalah lamanya seseorang yang bekerja sebagai nelayan (tahun).

7. Jarak tempuh melaut adalah jarak yang di tempuh nelayan dalam mencari ikan

di laut (kilometer).

29
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ -

98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

Batas Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara,

Selatan, Barat dan Timur.

Geologi Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di

Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat

pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.Sebagian

besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat

pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Pada tahun 2015, penduduk Kota Medan mencapai 2.210.624 jiwa.

Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2014, terjadi pertambahan penduduk sebesar

19.484 jiwa (0,89%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10km², kepadatan

penduduk mencapai 8.339 jiwa/km². Jumlah penduduk menurut Kecamatan di

Kota Medan Tahun 2015 Medan Belawan 98,113 jiwa, Medan Marelan 162, 267

jiwa, Medan Labuhan, 117,472 jiwa, Medan Deli 137,178 jiwa, Medan Tembung

95,882 jiwa, Medan Timur 111,420 jiwa, Medan Barat 72,683 jiwa, Medan

Petisah 63,374, jiwa Medan Helvetia 150,721 jiwa, Medan Sunggal 115,785 jiwa,

Medan Selayang 106,150 jiwa, Medan Baru 40,540 jiwa, Medan Polonia 55,949

jiwa, Medan Maimun 40,663 jiwa, Medan Kota 74,439 jiwa, Medan Area 98,992

30
jiwa, Medan Denai 146,061 jiwa, Medan Amplas 123,850 v, Medan Johor

132,012 jiwa, Medan Tuntungan 85,613 jiwa.

Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Di Kota
Medan, 2015
Jenis Kelamin (Ribu) Rasio
Kecamatan Jenis
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Medan Tuntungan 42,822 43,325 85 613 97,61
2.Medan Johor 65,207 66,805 132 021 97,61
3.Medan Amplas 61,176 62,674 123 850 97,61
4.Medan Denai 72,147 73,914 146 061 97,61
5.Medan Area 48,897 50,095 98 992 97,61
6.Medan Kota 36,769 37,670 74 439 97,61
7.Medan Maimun 20,086 20,577 40 663 97,61
8.Medan Polonia 27,636 28,313 55 949 97,61
9.Medan Baru 20,025 20,515 40 540 97,61
10.Medan Salayang 52,433 53,717 106 150 97,61
11.Medan Sunggal 57,192 58,593 115 785 97,61
12.Medan Helvetia 74,448 76,273 150 721 97,61
13.Medan Petisah 31,303 32,071 63 374 97,61
14.Medan Barat 35,902 36,781 72 683 97,61
15.Medan Timur 55,036 56,384 111 420 97,61
16.Medan Perjuangan 47,361 48,521 95 882 97,61
17.Medan Tembung 67,759 69,419 137 178 97,61
18.Medan Deli 89,632 91,828 181 460 97,61
19.Medan Labuhan 58,025 59,447 117 472 97,61
20.Medan Marelan 80,152 82,115 162 267 97,61
21.Medan Belawan 48,463 49,650 98 113 97,61
Kota Medan
2015 1 091 937 1 118 687 2 210 624 97,61
2014 1 081 797 1 109 343 2 191 140 97,52
2013 1 053 393 1 082 123 2 135 516 97,35
2012 1 047 875 1 074 929 2 122 804 97,48
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, Data Penduduk Desember, 2016

Rasio jenis kelamin penduduk Kota Medan pada tahun 2012 jumlah

penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 1 047 875 dan perempuan 1 074 929,

pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan dimana

jumlah penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 1 091 937 dan perempuan 1

31
118 687 yang artinya jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingakan

jumlah penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk terbesar menurut jenis kelamin di Kecamatan Kota Medan

yaitu Medan Deli jumlah penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 89,632 dan

perempuan 91,828 dengan jumlah jenis kelamin yaitu mencapai sebesar 181 460.

Jumlah penduduk terkecil yaitu Medan Maimun jumlah penduduk laki-laki yaitu

mencapai sebesar 20,086 dan perempuan 20,577 dengan jumlah jenis kelamin

yaitu mencapai sebesar 40 663.

Kecamatan Medan Belawan merupakan Kecamatan di Kota Medan yang

mempunyai luas wilayah sekitar 21,82 km2 dengan ketinggian wilayah 3 meter di

atas permukaan laut. Secara geografis, di sebelah Utara berbatasan langsung Selat

Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan , sebelah

Timur dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kelurahan Belawan Pulau Sicanang merupakan kelurahan terluas di

Kecamatan Medan Belawan yaitu sebesar 15,10 km2 atau sebesar 69,20 persen

dari total luas Kecamatan Medan Belawan, Sedangkan Kelurahan dengan wilayah

terkecil yaitu Kelurahan Belawan Bahagia dengan luas wilayah hanya 0,54 km2

atau sebesar 2,47 persen dari luas wilayah Kecamatan Medan Belawan secara

total. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kantor kecamatan, kantor

Keluarahan Belawan Sicanang memiliki jarak terjauh dari kantor Kecamatan

Medan Belawan yaitu sekitar 3 km sedangkan yang terdekat yaitu kantor

Kelurahan Belawan II yaitu sekitar 0.50 km. Jarak Kantor Lurah ke kantor Camat

di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015 Ditinjau dari jarak antara kantor

kelurahan dan kantor kecamatan, kantor Kelurahan Belawan Pulau Sicanang dan

32
Bagan Deli memiliki jarak terjauh dari kantor Kecamatan Medan Belawan yaitu

sekitar 3 km sedangkan kantor Kelurahan yang terdekat yaitu Kelurahan Belawan

II.

Jumlah penduduk di Kelurahan Belawan Bahagia yaitu 12.217 jiwa .

Struktur Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur di Kecamatan

Medan Belawan Tahun 2015 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Belawan

sebanyak 98.020 penduduk terdiri dari 48.463 jiwa laki-laki serta 49.650 jiwa

perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan Kelurahan

di Kecamatan Medan Belawan dapat dilihat secara lengkap pada tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan Tahun 2015
Jenis Kelamin Jumlah
Kelurahan
Laki-Laki (jiwa) Perempuan (Jiwa) (jiwa)
1.Belawan Pulau
7.486 7.610 15.096
Sicanang
2.Belawan Bahagia 5.993 6.224 12.217
3.Belawan Bahari 6.053 6.271 12.324
4.Belawan II 10.433 11.051 21.484
5.Bagan Deli 8.202 8.709 16.281
6.Belawan I 10.296 10.415 20.711
Jumlah
2015 48,463 49.650 98.113
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2016

Kelurahan Belawan Bahagia terletak pada Kecamatan Medan Belawan Kota

Medan, Kelurahan Belawan Bahagia memiliki 20 lingkungan, Kantor Lurah

terletak pada Jl. Gulama Belawan Bahagia. Batasan Wilayah Kelurahan Belawan

Bahagia yaitu sebelah Utara : Kelurahan Belawan I, sebelah Selatan : Kelurahan

Belawan Bahari, sebelah Timur : Kelurahan Belawan Bahari, sebelah Barat :

Kelurahan Belawan Sicanang.

Jumlah penduduk dirinci berdasarkan mata pencaharian / pekerjaan dapat

dilihat secara lengkap pada tabel 8.

33
Tabel 8. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan mata pencaharian / pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Lainnya 1325
Pegawai Swasta 876
Nelayan 754
Pedagang 523
Pegawai Negeri 125
Pensiunan 56
TNI/Polri 18
Total 3677
Sumber :BPS Kota Medan, 2016

Kelurahan Belawan Bahagia merupakan Kelurahan yang banyak

penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini di karenakan keadaan

kondisi di Kelurahan Belawan Bahagia berada di daerah tepi laut, Di dalam

wilayah laut dan pesisir terdapat kekayaan sumber daya laut yang sangat besar,

mulai dari ikan, kepiting, udang, kerang dan berbagai ekosistem laut lainnya yang

siap untuk di tangkap nelayan dan di jual guna meningkatkan pendapatan.

4.2 Karakteristik Sampel

Nelayan sampel yang berjumlah 74 orang merupakan nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

Karakteristik nelayan sampel terdiri atas usia, lama pendidikan, penerimaan,

pengalaman nelayan, modal kerja, jarak tempuh melaut.

4.2.1. Usia Sampel

Pada penelitian ini usia sampel nelayan tradisional di Kelurahan Belawan

Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan sampel berdasarkan

usia adalah pada usia 40-50 tahun yakni 74,33% dimana pada usia ini merupakan

usia produktif, hal ini dikarenakan para pemuda di daerah Kelurahan Belawan

Bahagia melakukan pekerjaan lain, seperti buruh, sales, mekanik bengkel, serta

pekerjaan lain diluar melaut, sedangkan persentase jumlah nelayan sampel

34
dengan usia lebih kecil dari 40 tahun adalah 13,51%, dan persentase jumlah

nelayan sampel dengan usia lebih besar dari 50 tahun adalah 12,16%. Secara

lengkap karakteristik sampel berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

100%

100% 13.51% 74.33% 12.16%

99% Persentase (%)


Jumlah (orang)
99%
10 55 9
98%

98%
<40 40-50 >50

4.2.2. Pendidikan

Pada penelitian ini tingkat pendidikan sampel nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan

sampel berdasarkan tingkat pendidikan adalah pada tingkat pendidikan SMP yakni

55,40%, hal ini dikarenakan keterbatasan biaya orangtua dalam menyekolahkan

anak-anak mereka pada masa itu, oleh karena itu sebaiknya pendidikan anak para

nelayan lebih diperhatikan pemerintah dengan memberikan keringanan biaya

sekolah, pelatihan paket C agar pendidikan anak para nemlayan tidak tertinggal

sedangkan persentase jumlah nelayan sampel pada tingkat pendidikan SD adalah

33,78%, dan persentase jumlah nelayan sampel pada tingkat pendidikan SMA

adalah 10,81%. Secara lengkap karakteristik sampel berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada gambar 4.

35
Gambar 4. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

45
40 55.40%
35
30
25 33.78%
20 41 Persentase (%)
15 25 Jumlah
10
5 10.81%
0 8
SD
SMP
SMA

4.2.3. Penerimaan

Pada penelitian ini penrimaan sampel nelayan tradisional di Kelurahan

Belawan Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan sampel

berdasarkan penerimaan adalah pada penerimaan Rp 1.300.000 yakni 54,05%, hal

ini dikarenakan jumlah modal yang dikeluarkan selama melaut tergolong besar,

sehingga mempengaruhi jumlah penerimaan nelayan menjadi lebih rendah,

sedangkan persentase jumlah nelayan sampel pada penerimaan Rp 1.560.000

yakni 32,43%, dan persentase jumlah nelayan sampel pada penerimaan Rp

1.820.000 adalah 13,51%. Secara lengkap karakteristik sampel berdasarkan

penerimaan dapat dilihat pada gambar 5.

36
Gambar 5. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Penerimaan

45
54.05%
40
35
30
25 32.43% Persentase (%)
40 Jumlah (orang)
20
15
24
13.51%
10
10
5
0
1300000 1560000 1820000

4.2.4. Pengalaman Nelayan

Pada penelitian ini lama pengalaman sampel nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan

sampel berdasarkan lama pengalaman 20-30 tahun yakni 59,45%,hal ini

dikarenakan para nelayan sudah menekuni melaut sudah sejak usia dini,

sedangkan persentase jumlah nelayan sampel dengan lama pengalaman lebih kecil

dari 20 tahun adalah 35,13%, dan persentase jumlah nelayan sampel dengan lama

pengalaman lebih besar dari 30 tahun adalah 5,41%. Dengan adanya pengalaman

yang lebih dari nelayan, diharapkan dapat berbagi pengalaman melautnya kepada

nelayan yang masih baru menekuni melaut. Secara lengkap karakteristik sampel

berdasarkan lama pengalaman dapat dilihat pada gambar 6.

37
Gambar 6. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Pengalaman Nelayan

45 59.45%

40
35
30
35.13%
25 Persentase (%)
44
20 Jumlah (orang)

15 26
10
5 5.41%
4
0
<20 20-30 >30

4.2.5. Modal Kerja

Pada penelitian ini modal kerja sampel nelayan tradisional di Kelurahan

Belawan Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan sampel

berdasarkan modal kerja adalah pada modal kerja Rp 650.000 yakni 50,00%,

sedangkan persentase jumlah nelayan sampel pada modal kerja Rp 520.000 adalah

18,91%, dan persentase jumlah nelayan sampel pada modal kerja Rp 780.000

adalah 31,08%. Dimana modal kerja meliputi konsumsi nelayan selama melaut

dan biaya perawatan perahu tradisional. Secara lengkap karakteristik sampel

berdasarkan modal kerja dapat dilihat pada gambar 7.

38
Gambar 7. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Modal Kerja

40
50.00%
35

30

25 31.08%
Persentase (%)
20 37 Jumlah (orang)
15 18.91%
23
10
14
5

0
520000 650000 780000

4.2.6. Jarak Tempuh Melaut

Pada penelitian ini jarak tempuh melaut sampel nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia diketahui bahwa persentase terbesar jumlah nelayan

sampel berdasarkan jarak tempuh melaut 450-550 Km yakni 52,70%, sedangkan

persentase jumlah nelayan sampel dengan jarak tempuh melaut lebih kecil dari

450 Km adalah 28,37%, dan persentase jumlah nelayan sampel dengan jarak

tempuh melaut lebih besar dari 550 Km adalah 18,92%. Berdasarkan jarak tempuh

nelayan, semakin jauh area melaut maka semakin banyak hasil tangkapan yang

didapat nelayan. Secara lengkap karakteristik sampel berdasarkan jarak tempuh

melaut dapat dilihat pada gambar 8.

39
Gambar 8. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Jarak Tempuh Melaut

40 52.70%

35

30

25
28.37% Persentase (%)
20 39
Jumlah (orang)
15 18.92%
21
10
14
5

0
<450 450-550 >550

Aktivitas kegiatan melaut nelayan tradisional dimulai dari jam 8 pagi

sampai jam 6 sore. Peralatan yang digunakan nelayan tradisional masih sangat

sederhana seperti perahu tradisional, pancing, jala, dan bubu. Dengan peralatan

yang masih tradisional jarak tempuh melaut nelayan tradisional sangat terbatas

dengan rata-rata 450-550 Km perbulan, sehingga hasil tangkapan ikan sangat

sedikit. Pada saat penelitian sedang terjadi musim barat, biasanya dari akhir bulan

Agustus sampai awal bulan Maret. Umumnya terjadi gelombang besar, pasang

tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi, puncak musim ini disebut pasang

Perdani, yaitu pasang paling besar/tinggi yang terjadi satu kali setahun. Keadaan

ini pada umumnya nelayan tradisional sangat jarang melaut karena bahaya yang

mungkin terjadi sehingga produksi ikan sedikit dan haga ikan akan tinggi.

Keadaan ekonomi nelayan tradisional yang serba pas-pasan, rumah para

nelayan tradisional masih terlihat sangat kumuh karena sebagian besar rumah

mereka masih terbuat dari papan. Lingkungan tempat tinggal para nelayan

40
tradisional sangat padat, jalan-jalan disekitar perumahan mereka sempit dan

berkelok-kelok, sehingga apabila berpapasan salah satu harus mengalah.

Meskipun keadaan daerah nelayan tradisional sangat padat dan kumuh, namun

untuk fasilitas kesehatan seperti klinik tersedia dan berada tidak jauh dari

pemukiman mereka.

Kehidupan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia sangat

memprihatinkan, hal ini dikarenakan tingkat pendapatan nelayan tradisional masih

dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata pendapatan nelayan

tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia yaitu Rp 771.757. Hal ini disebabkan

karena para nelayan tradisional masih menggunakan peralatan yang tradisional

serta modal kerja yang kecil yaitu sekitar Rp 650.000 perbulan.

Faktor lain yang sangat mempengaruhi kehidupan nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan adalah

rendahnya tingkat pendidikan nelayan tradisional yang rata-rata hanya

mengenyam pendidikian sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama, sehingga

membuat mereka tidak mempunyai pilihan lain selain melakukan kegiatan melaut.

Dengan memanfaatkan sumber daya alam laut, membuat para nelayan tradisional

tetap bertahan dan mendapatkan rejeki didaerahnya sendiri, tanpa harus

melakukan perpindahan ke daerah lain.

41
BAB V

HASIL PEMBAHASAN

5.1 Hasil Perhitungan Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan

Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

Berdasarkan hasil obsevasi penelitian, diketahui bahwa total pendapatan

bersih nelayan tradisional setiap bulannya diperoleh setelah ada pengurangan

antara penerimaan dengan modal kerja. Dimana diketahui bahwa rata-rata

pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan

Belawan Kota Medan sebesar Rp 771.757. Tingkat pendapatan nelayan tradisional

terendah adalah Rp 480.000 dan tingkat pendapatan nelayan tradisional tertinggi

adalah Rp 1.170.000. Hal ini dapat secara lengkap dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia


Kecamatan Medan Belawan Kota Medan
No Pendapatan (Rp/Bulan) Jumlah Persentase
1 <560.000 12 16,21
2 560.000-780.000 45 60,81
3 >780.000 17 22,97
Total 74 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

Berdasarkan tabel 9, rata-rata tingkat pendapatan nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan berkisar

antara Rp 560.000-780000 dengan jumlah 45 orang (60,81%).

5.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan alat bantu SPSS 16,

maka diperoleh hasil perhitungan regresi linier berganda dari faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia

42
Kecamatan Medan Belawan Kota Medan secara lengkap dapat dilihat pada tabel

10.

Tabel 10. Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Pendapatan Nelayan Tradisional.
N0 Faktor-faktor Koefisien Regresi thitung sig
1 Modal Kerja -0.992 -63.999 0
2 Penerimaan 0.991 124.252 0
3 Pengalaman Nelayan 95.491 0.325 0.746
Jarak Tempuh
4 -9.197 -0.504 0.616
Melaut
Konstan -6911.92
Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

Berdasarkan pada hasil tabel 10 maka dapat diperoleh persamaan analisis

regresi linier berganda untuk faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan

Kota Medan sebagai berikut :

Y = -6911.92 – 0.992 X 1 + 0.991 X2 + 95.491 X3 – 9.197 X4 + e

A. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan uji koefisien determinasi R2 sebesar 0,996 yang diperoleh

dari penelitian menyatakn bahwa variabel independen (variabel modal kerja,

tenaga kerja, pengalaman kerja, dan jarak tempuh melaut) mampu menjelaskan

variasi pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan

Medan Belawan Kota Medan sebesar 99,6%.

B. Uji Sigifikan Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil uji F untuk menjelaskan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 11.

43
Tabel 11. Hasil Uji F dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
Tradisional
Jumlah Rata-rata
Model Df Fhitung Ftabel Sig
Kuadrat Kuadrat
Regresi 2.689 4 6.723
Residu 1.045 69 1.514 4.441 2.50 0
Total 2.700 73
Signifikan pada tingkat kepercayaan
Interprestasi H1 ditolak
95%
Sumber : Data Primer Diolah, 2017.

Dari hasil analisis uji F pada tabel 11 menunjukkan bahwa nilai Fhitung

sebesar 4,441 dan nilai signifikasinya 0. Berdasarkan hasil tersebut diketahui

bahwa nilai Fhitung 4,441 > dari Ftabel 2,50 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari

0,05 (0 < 0,05), maka H1 ditolak, dan koefisien regresi signifikansi secara statistik

pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti adanya pengaruh modal kerja,

penerimaan, pengalaman kerja, dan jarak tempuh melaut secara serempak

terhadap pendapatan bersih nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

C. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Berdasarkan pengujian yang dilakukan secara uji t dapat dijelaskan

pengaruh variabel independen secara parsial (satu persatu) terhadap variabel

dependen sebagai berikut :

a) Modal Kerja (X1)

Modal kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan nelayan tradisional

sebesar -0,992 artinya apabila terjadi penambahan Rp 1 pada modal kerja maka

akan menurun pendapatan nelayan tradisional sebesar Rp 0,992/bulan.

44
Nilai ttabel diperoleh dengan rumus : Df = n – k , dimana n = banyak sampel

sedangkan k = banyaknya variabel (bebas dan terikat). Jadi Df = 74 – 5 = 69. Nilai

ttabel dilihat pada α = 5% dengan Df = 69 , yaitu 1,995 .

Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel biaya produksi diperoleh thitung

sebesar 63,999 . Maka thitung > ttabel yang bernilai 63,999 > 1,995 , dengan nilai

signifikansi 0 lebih kecil dari ∝ (0 < 0,05 ) , maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya variabel modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan

tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota

Medan. Untuk mendorong peningkatan pendapatan nelayan tradisional sudah

diharapkan pemerintah Kota Medan terutama Dinas Perikanan bekerja sama

dengan dinas terkait lainnya untuk mencari solusi dari permasalahan modal kerja

bagi nelayan tradisional dengan membuka akses untuk mendapatkan modal kerja

diantaranya bekerja sama dengan koperasi atau lembaga keuangan bank dan non

bank.

b) Penerimaan(X2)

Penerimaan berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan tradisional

sebesar 0,991 artinya apabila terjadi penambahan Rp 1 pada penerimaan maka

akan meningkat pendapatan nelayan tradisional sebesar Rp 0,991/bulan.

Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel penerimaan diperoleh thitung

sebesar 124,252 . Maka thitung > ttabel yang bernilai 124,252 > 1,995 , dengan nilai

signifikansi 0 lebih kecil dari ∝ (0 < 0,05), maka H0 ditolak yang artinya variabel

penerimaan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan tradisional di

Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Untuk

mendorong peningkatan penerimaan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan

45
Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebaiknya nelayan tradisional

mencari kerja tambahan seperti buruh bangunan, pengumpul barang bekas, serta

para istri nelayan juga ikut mencari pendapatan tambahan seperti menjadi buruh

cuci, buruh pabrik, buruh dalam kegiatan mengupas udang dan membuka warung

kecil-kecilan dirumah sendiri.

c) Pengalaman Nelayan (X3)

Pengalaman nelayan berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan

tradisional sebesar 95,491 yang artinya apabila terjadi penambahan 1 tahun pada

pengalaman nelayan maka akan meningkatkan pendapatan nelayan tradisional

sebesar Rp 95,491/bulan.

Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel pengalaman nelayan diperoleh

thitung sebesar 0,325 . Maka thitung < ttabel yang bernilai 0,325 < 1.995 dengan nilai

signifikansi 0,746 lebih besar dari ∝ (0,746 > 0,05), maka H1 diterima yang

artinya variabel pengalaman nelayan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan

Belawan Kota Medan. Untuk meningkatkan pendapatan nelayan tradisional, perlu

diberikan penyuluhan tentang bagaimana kelayakan dalam menangkap ikan.

Meskipun masyarakat nelayan telah banyak memiliki pengalaman sekitar 20-30

tahun, namun penyuluhan ini perlu dilakukan terutama berorientasi kepada

penggunaan dan pemanfaatan teknologi.

d) Jarak Tempuh Melaut (X3)

Jarak tempuh melaut berpengaruh negatif terhadap pendapatan nelayan

tradisional sebesar -9,197 artinya apabila terjadi penambahan 1 Km pada jarak

46
tempuh melaut maka akan menurunkan pendapatan nelayan tradisional sebesar Rp

9,197/bulan.

Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel tenaga kerja diperoleh thitung

sebesar -0,504 . Maka thitung < ttabel yang bernilai -0,504 < 1,995 dengan nilai

signifikansi 0,616 lebih kecil dari ∝ (0,616 < 0,05), maka H1 diterima yang artinya

variabel jarak tempuh melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan

Kota Medan. Hal ini dikarenakan peralatan melaut yang masih tradisional

sehingga jarak tempuh melaut terbatas maka diperlukan pembaharuan peralatan

yang digunakan dalam melaut. Pendapatan nelayan tradisional dipengaruhi

signifikan oleh modal kerja dan penerimaan sehingga perlu ada peningkatan

modal kerja dan penerimaan nelayan tradisional.

47
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan

Kota Medan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia

Kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebesar Rp 771.757 perbulan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan tradisional

berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa keempat faktor yaitu modal kerja,

penerimaan, pengalaman nelayan, dan jarak tempuh melaut secara bersama-

sama berpengaruh nyata/signifikan terhadap pendapatan nelayan tradisional

di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh bahwa modal kerja, dan penerimaan

berpengaruh nyata/signifikan terhadap pendapatan nelayan tradisional,

sedangkan pengalaman kerja, dan jarak tempuh melaut tidak berpengaruh

nyata/tidak signifikan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dapat diambil, maka

saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendorong peningkatan pendapatan nelayan tradisional sudah

seharusnya pemerintah Kota Medan terutama Dinas Perikanan dengan

bekerja sama dengan dinas terkait lainnya untuk mencari solusi dari

permasalahan modal kerja dengan membuka akses untuk mendapatkan modal

48
kerja guna kesejahteraan nelayan dengan cara bekerja sama dengan koperasi

atau lembaga keuangan bank dan non bank.

2. Untuk meningkatkan pendapatan nelayan tradisional, perlu diberikan

penyuluhan tentang bagaimana kelayakan dalam menangkap ikan. Meskipun

masyarakat nelayan telah banyak memiliki pengalaman, namun penyuluhan

ini perlu dilakukan terutama berorientasi kepada penggunaan dan

pemanfaatan teknologi.

3. Untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, disarankan untuk

menambah variabel-variabel lain dengan harapan hasil yang akan diperoleh

nantinya dapat lebih baik dari hasil penelitian ini.

49
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2015.


Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Badan Pusat Statistik. Statistik Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun


2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Badan Pusat Statistik. Medan Dalam Angka 2015.Badan Pusat


Statistik Kota Medan.

Badan Pusat Statistik. Medan Belawan Dalam Angka 2015. Badan


Pusat Statistik Kota Medan.

Dinas Kelautan Dan Perikanan. 2006. Provinsi Sumatera Utara.

Harahap, Said Ali, 2003. Analisis Masalah Kemiskinan dan


Ketimpangan Pendapatan Nelayan di Medan Belawan, Sumut, Tesis
S2 PPS USU, Medan.

Imron, masyuri. 2003 “kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan” dalam


Jurnal masyarakat dan budaya. PMB –LIPI.

Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro, Salemba Empat, Jakarta.
Masyhuri, 1999. Usaha Penangkapan Ikan di Jawadan Madura:
Produktivitas dan Pendapatan Buruh Nelayan, Masyarakat
Indonesia, XXIV, No. 1.

Rahardja, Manurung, 2006. Teori Ekonomi Mikro, Edisi Ketiga, LP


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Salim, Agus, 1999. Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Syiah Kuala
Kotamadya Banda Aceh, Tesis S2 PPS USU, Medan.

Sasmita, 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Usaha Nelayan di Kabupaten Asahan, Tesis S2 PPS
USU, Medan.

Sastrawidjaya, dkk, 2002. Nelayan Nusantara, Pusat Riset Pengolahan


Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Sobri, 1999. Ekonomi Makro. BPFE-UGM, Yogyakarta.

Sujarno, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat, Tesis S2 PPS USU,
Medan.
Sukirno, S, 2006. Makro Ekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tarigan, 2000. Nelayan :Strategis Adaptasi dan Jaringan Sosial,


Humaniora Utama Press, Bandung.

Zulfikar, 2002. Analisis Sistem Bagi Hasil Terhadap Pendapatan


Buruh Nelayan di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Skripsi S1, EP
USU, Medan.
Kuisioner Penelitian

No :

Tanggal :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENDAPATAN NELAYAN

( Kelurahan : Belawan Bahagia, Kecamatan : Medan Belawan, Kota Medan )

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama lengkap
Alamat
Usia tahun
Jenis kelamin P/L
Lama pendidikan terakhir tahun
Lama pengalaman sebagai nelayan tahun

II. KEGIATAN MENANGKAP IKAN

Musim
Alat tangkap
Waktu bekerja
Lokasi bekerja
Jarak tempuh Km

III. PENERIMAAN

Jenis hasil Jumlah hasil Harga jual Total


tangkapan tangkapan ( (Rp/Kg) penerimaan
Kg/musim)
Ikan…………….
Ikan…………….
Udang
Cumi
IV. BIAYA PRODUKSI

A. Biaya variabel
1.Biaya variabel untuk sarana produksi

Jenis biaya Jumlah Harga Nilai (jumlah


satuan(Rp) x nilai)
a. Konsumsi
b. biaya
perawatan (
alat tangkap
,perahu)

B. Biaya tetap

Jenis biaya Jumlah Harga sewa


a. Sewa perahu

harga beli jumlah Lama waktu


kepemilikan
b. Perahu sendiri
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Sampel Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia


Kecamatan Medan Belawan Kota Medan
Pengalaman Nelayan Jarak Tempuh Melaut
Pendapatan (Rp) Modal Kerja (Rp) Penerimaan (Rp)
(Tahun) (Km)
500000 800000 1300000 26 650
500000 800000 1300000 30 520
500000 800000 1300000 28 572
500000 800000 1300000 18 520
1020000 800000 1820000 15 390
1020000 800000 1820000 20 416
1020000 800000 1820000 22 546
1150000 670000 1820000 24 520
1150000 670000 1820000 14 520
890000 670000 1560000 20 442
910000 650000 1560000 30 390
910000 650000 1560000 31 650
910000 650000 1560000 17 650
870000 690000 1560000 28 520
870000 690000 1560000 20 650
1000000 560000 1560000 32 390
1000000 560000 1560000 35 468
760000 540000 1300000 15 520
500000 800000 1300000 22 520
500000 800000 1300000 23 390
520000 780000 1300000 25 390
520000 780000 1300000 18 390
520000 780000 1300000 18 390
520000 780000 1300000 19 520
520000 780000 1300000 20 624
630000 670000 1300000 20 650
630000 670000 1300000 20 546
630000 670000 1300000 20 520
890000 670000 1560000 21 520
890000 670000 1560000 24 520
910000 650000 1560000 25 572
910000 650000 1560000 22 468
910000 650000 1560000 26 494
910000 650000 1560000 25 390
1170000 650000 1820000 29 520
1170000 650000 1820000 30 520
Pengalaman Nelayan Jarak Tempuh Melaut
Pendapatan (Rp) Modal Kerja (Rp) Penerimaan (Rp)
(Tahun) (Km)
1000000 820000 1820000 22 520
1000000 820000 1820000 32 520
1000000 820000 1820000 19 520
480000 820000 1300000 17 520
760000 540000 1300000 15 650
760000 540000 1300000 16 598
760000 540000 1300000 15 520
630000 670000 1300000 18 390
630000 670000 1300000 29 390
630000 670000 1300000 17 390
630000 670000 1300000 18 390
630000 670000 1300000 18 390
630000 670000 1300000 27 520
630000 670000 1300000 22 520
630000 670000 1300000 20 520
630000 670000 1300000 24 520
650000 650000 1300000 25 520
780000 520000 1300000 23 520
780000 520000 1300000 25 546
780000 520000 1300000 27 494
1020000 540000 1560000 24 572
1020000 540000 1560000 18 416
1020000 540000 1560000 15 390
760000 800000 1560000 18 650
760000 800000 1560000 22 572
760000 800000 1560000 24 468
760000 800000 1560000 21 520
890000 670000 1560000 25 520
890000 670000 1560000 23 520
870000 690000 1560000 15 520
630000 670000 1300000 18 520
630000 670000 1300000 23 572
760000 540000 1300000 17 468
780000 520000 1300000 14 390
520000 780000 1300000 15 442
630000 670000 1300000 19 390
630000 670000 1300000 28 390
630000 670000 1300000 23 520
771757 682838 1454595 22 501
Lampiran 2. Hasil SPSS Perhitungan Regresi Linier Berganda Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional Di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

Model Summaryb
Change Statistics
R Adjuste Std. Error R
Mode Squar dR of the Square F Sig. F
l R e Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .998 12304.156 4440.67
a .996 .996 .996 4 69 .000
55 0

ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.689E12 4 6.723E11 4.441E3 .000a
Residual 1.045E10 69 1.514E8
Total 2.700E12 73

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6911.920 16803.031 -.411 .682
Modal Kerja -.992 .015 -.488 -63.999 .000
Penerimaan .991 .008 .965 124.252 .000
Pengalaman
95.491 293.892 .002 .325 .746
Nelayan
Jarak Tempuh
-9.197 18.230 -.004 -.504 .616
Melaut
Lampiran 3. Dokumentasi pengumpulan data nelayan tradisional di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

Anda mungkin juga menyukai