SKRIPSI
OLEH:
MANUEL ROXES
12.822.0017
SKRIPSI
OLEH:
MANUEL ROXES
12.822.0017
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh :
( Dr. Ir. Syahbudin Hasibuan, M.Si ) ( Rahma Sari Siregar, SP. M.Si )
Dekan Ketua Program Studi
susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana adalah benar hasil karya tulis saya
sendiri. Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
peroleh dan saksi-saksi lainnya dengan peraturan yang telah berlaku, apabila
Manuel Roxes
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Medan Area, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Manuel Roxes
NPM : 12.822.0017
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Jenis Karya : Skripsi
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Maret 2018
Yang menyatakan,
Manuel Roxes
RINGKASAN
Manuel Roxes (12 822 0017) dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Belawan
Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan“.Penelitian ini dibimbing oleh
Drs. KhairulSaleh, MMA selaku ketua komisi pembimbing dan Rahma Sari
Siregar SP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menghitung pendapatan nelayan
tradisional dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan
Kota Medan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan tradisional di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Sampel yang diambil
sebanyak 74 responden.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata umur sampel
nelayan tradisional yaitu 40 sampai 50 tahun dengan persentase 74,33%. Rata-rata
pendidikan nelayan tradisional adalah SMP dengan persentase 55,40%. Rata-rata
penerimaan nelayan tradisional adalah Rp 1.300.000 dengan persentase 54,05%.
Rata-rata lama pengalaman nelayan tradisional adalah 20 sampai 30 tahun yakni
59,45%. Rata-rata modal kerja nelayan tradisional adalah Rp 650.000 dengan
persentase 50,00%. Jarak tempuh melaut nelayan tradisional rata-rata adalah 450
sampai 550 Km dengan persentase 52,70%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan nelayan
tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota
Medan sebesar Rp 771.757 perbulan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan
Belawan Kota Medan yaitu modal kerja dan penerimaan.
North Sumatra Province is one of the coastal areas that have potential fisheries. In
the fishery sector from 2010 to 2014 has increased significantly, which in 2010
reached 8.58% increased until in 2014 that reached 9.91%. Happy belawan urban
village has considerable fishery potential, the production of a fairly high-priced
jellyfish fishery which means the fisherman's income level is surely better
reflected from the life of the fisherman itself because production is related to
income. The purpose of this study is to calculate the income of traditional
fisherman and to analyze the factors that affect the income of traditional
fisherman in Belawan Bahagia Village, Medan Belawan District, Medan.
Sampling method is done by purposive sampling method. Respondent in this
research is a traditional fisherman in Belawan Bahagia Subdistrict Medan
Belawan District Medan. The samples taken are 74 respondents. Based on the
results of research there are two factors that affect the income of traditional
fisherman in Belawan Bahagia District Medan Belawan District Medan City that
is working capital and acceptance. The average income of traditional fisherman in
Belawan Bahagia subdistrict of MedanBelawan Medan is Rp 771.757 of month.
Nopember 1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara yang merupakan putra dari
pasangan Ayahanda Pondang Hutapea dan Ibunda Media Lolo. Pendidikan formal
yang pernah ditempuh oleh penulis adalah dimulai pada tahun 2000 di SD Negeri
121308 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun yang sama
Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama 2012 penulis
Lapangan di PTPN 4 Unit Usaha Sei Kopas dari tanggal 01 Agustus sampai
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian Pada
kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu
sebagai berikut :
doanya dan kasih sayang bahkan segala materi yang ada dengan penuh ikhlas
2. Drs. Khairul Saleh, MMA selaku ketua komisi pembimbing dan Rahma Sari
Siregar, SP. M.Si selaku anggota komisi pembimbing sekaligus selaku Ketua
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
penulis.
5. Seluruh teman-teman khususnya teman seperjuangan stambuk 12 yang telah
kekurangan dan perlu untuk menyempurnakannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini menjadi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ................................................................................................. v
RINGKASAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah .................................................................... 8
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.4.Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1.5.Kerangka Pemikiran ................................................................... 9
1.6.Hipotesis ..................................................................................... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 12
2.1.Nelayan ....................................................................................... 12
2.2.Pendapatan Nelayan.................................................................... 18
2.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan ......... 20
2.4.PenelitianTerdahulu .................................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 25
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 25
3.2.Populasi dan Sampel ................................................................... 25
3.3.Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26
3.4.Teknik Analisis Data .................................................................. 26
3.5.Defenisi Operasional Variabel .................................................... 29
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................... 30
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 30
4.2.Karakteristik Sampel .................................................................. 34
4.2.1.Usia Sampel ....................................................................... 34
4.2.2.Pendidikan ......................................................................... 35
4.2.3.Penerimaan ........................................................................ 36
4.2.4.Pengalaman Nelayan ......................................................... 37
4.2.5.Modal Kerja ....................................................................... 38
4.2.6.JarakTempuh Melaut ......................................................... 39
BAB V. HASIL PEMBAHASAN ............................................................. 42
5.1.Hasil Perhitungan Pendapatan Nelayan Tradisional................... 42
5.2.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 48
6.1.Kesimpulan ................................................................................. 48
6.2.Saran ........................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
No Keterangan Halaman
No Keterangan
1. Kuisioner Penelitian
4. Dokumentasi Penelitian
PENDAHULUAN
Provinsi Sumatera Utara masih di dukung oleh sektor pertanian. Sektor pertanian
pertanian terhadap sektor pertanian Sumatera Utara, pada tahun 2014, yang terdiri
1
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kawasan pesisir yang
memiliki potensi perikanan. Pada sektor perikanan dari tahun 2010 s/d 2014
mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai
8,58% meningkat hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.
potensi yang sangat besar terhadap hasil laut dan perikanannya. Produksi ikan
menurut asal tangkapan terdiri dari laut dan darat (perairan umum, budidaya air
tawar, budidaya air payau, dan budidaya laut). Persentase produksi ikan menurut
asal tangkapan laut lebih besar yaitu sekitar 67,45 % (510551,6), perairan umum
6,95 % (52580,7), budidaya air tawar 20,34 % (153936,0), budidaya air payau
4,69 % (35506,0), dan budidaya laut 0,57 % (4348,0). Produksi ikan menurut asal
1 2 3 4 5 6 7
Nias 36265,6 - 73,0 - - 36 338,6
Mandailing Natal 11853,4 5485,0 2 136,0 6,0 - 19 480,4
Tapanuli Selatan 0,9 34,1 3 537,0 - - 3 572,0
Tapanuli Tengah 43777,4 1911,2 219,0 150,0 416,0 46 473,6
Tapanuli Utara - 513,7 970,0 - - 1 483 ,7
Toba Samosir - 1507,3 19 609,0 - - 21 163,3
Labuhan Batu 7863,1 17,5 137,0 - - 8,017,6
Asahan 112887,0 19852,0 1 545,0 150,0 - 134 434,0
Simalungun - 1456,3 47 135,0 - - 48 591,3
Dairi - 1061,2 2 435,0 - - 3 496,2
Karo - 110,1 8 495,0 - - 8 605,1
Deli Serdang 20393,5 216,4 11 315,0 6 376,0 18,0 38 318,9
Langkat 33084,0 7,7 3 244,0 21 337,0 3 238,0 60 910,7
Nias Selatan 7623,1 - 78,0 - 8,0 7 709,1
2
Humbang
- 1908,0 1 0711,0 - - 2 925,0
Hasundutan
Pakpak Barat - 36,4 31,0 - - 67,4
Samosir - 12577,8 24 473,0 - - 37 050,8
Serdang Bedagai 22659,2 139,6 13 182,0 6 856,0 - 42 836,8
Batu Bara 30013,9 2163,3 66,0 153,0 - 31 396,2
Padang Lawas
- 3210,6 1 107,0 - - 678,2
Utara
Padang Lawas
- 98,2 580,0 - - 1 384,9
Utara
Labuhan Batu
- 72,9 1 312,0 - - 237,6
Selatan
Labuhan Batu Utara 127,6 - 110,0 - 4,0 11 112,6
Nias Utara 10520,6 - 588,0 - - 108,0
Nias Barat - - 108,0 - - -
Sibolga 56156,6 - 25,0 - - 56 181,6
Tanjung Balai 37298,0 - 48,0 - - 37 346,0
Pematang Sintar - 7,2 3 998,0 - - 4 005,2
Tebing Tinggi - 22,1 879,0 - - 901,1
Medan 7768,7 56,7 419,0 478,0 664,0 79 305,4
Binjai - 4,4 4 417,0 - - 4 421,4
Padang Sidimpuan - 111,0 359,0 - - 470,0
Gunung Sitoli 2340,0 - 289,0 - - 2 669,0
Sumatera Utara
510 52 153
35 506,0 4 348,0 756 922,3
2013 551,6 580,7 936,0
549 24
- - - 573 9471,4
2012 479,4 491,9
363 23
84 250,9 32 784,6 1 907,4 505 232,7
2011 158,3 131,5
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015
bahwa produksi ikan menurut asal tangkapan di Sumatera Utara dari tahun 2011
s/d 2013 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2011
produksi ikan yaitu mencapai sebesar 505 232,7 ton, meningkat hingga tahun
Salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan kontribusi
pendapatan regional menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan tahun
3
Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
tahun 2010-2014(%).
1.35 1.37
1.3
1.25
1.26
1.2 1.22 1.21
1.15 1.18
1.1
1.05
2010 2011 2012 2013 2014
bruto menurut lapangan usaha atas harga konstan, lapangan usaha : pertanian,
cenderung mengalami penurunan yang cukup tajam, terlihat pada 2010 distribusi
4
Tabel 3. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota Medan di Sumatera Utara
Tahun 2016.
No Kecamatan/Kota Produksi (Ton)
Jumlah 423,8
Belawan. Persentase produksi ikan yaitu Medan Belawan sekitar 40,02% (169,6
ton) , Medan Marelan 31,55% (133,7 ton), dan Medan Labuhan 28,43% (120,5
ton).
5
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan jumlah penduduk menurut
terlalu jauh berbeda sehingga dapat dilihat bahwa jumlah perempuan semakin
besar. Dimana persentase jumlah jenis kelamin laki-laki yaitu 49,39% (48463
jiwa) dan perempuan yaitu 50,60% (49650 jiwa). Persentase jumlah penduduk
Pegawai
Kelurahan Lainnya
Nelayan Pedagang Pensiunan
Belawan Pulau
198 324 12 1 123
Sicanang
Belawan Bahagia 754 523 56 1 325
Belawan Bahari 768 245 34 1 675
Belawan II 229 1 231 25 1 645
Bagan Deli 1 435 423 28 878
Belawan I 1 342 867 243 1 421
Jumlah 4 726 3 613 398 8 067
Sumber : Kantor Lurah se Kecamatan Medan Belawan,2016
Belawan, yakni terdiri dari pegawai negeri yaitu mencapai sebesar 14,89% (125
6
jiwa), pegawai swasta yaitu mencapai sebesar 12,27% (876 jiwa), pegawai
tni/polri yaitu mencapai sebesar 4,63% (18 jiwa), Nelayan yaitu mencapai sebesar
15,95% (754 jiwa), pedagang yaitu mencapai sebesar 14,47% (523 jiwa),
pensiunan yaitu mencapai sebesar 14,07% (56 jiwa), lainnya yaitu mencapai
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
perikanan yang cukup besar, produksi perikanan Belawan Bahagia yang lumayan
tinggi yang berarti tingkat pendapatan nelayan tentu lebih baik yang tercermin
elastisitas dari variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh
modal kerja, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh melaut sangat kecil.
7
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah :
a. Bagi masyarakat
masukan bagi Pemerintah dan pihak lain dalam upaya mencari pendekatan dan
b. Bagi akademis
8
1.5. Kerangka Pemikiran
potensi sumber daya alam (SDA) yang beragam terutama potensi pertanian. Selain
dalam pendapatan daerah. Salah satu daerah yang memiliki potensi produksi
prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan
secara teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasar pada uraian
pendapatan nelayan (sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh modal kerja,
tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut (sebagai variabel bebas).
motor dan kapal motor. Variabel bebas (independent variable) adalah modal
9
Potensi Pertanian
Potensi Perikanan
Kelurahan Belawan
Bahagia
Pendapatan Nelayan
10
1.6. Hipotesis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nelayan
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir
laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil
yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang
12
biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga
juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka
(Sastrawidjaya,2002).
menjadi :
1. Nelayan tradisional
pantai.
2. Nelayan Modern
di tempat yang masih dipengaruhi pasang surut (Tarigan,2000). Jadi bila ada yang
menangkap ikan di tempat budidaya ikan seperti tambak, kolam ikan, danau,
13
a. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan
terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal
cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang tidak
mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat
dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang
proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat
(Kusnadi,2003).
a. Teknologi
(produksi) adalah perahu tanpa mesin atau perahu dengan mesin yang
14
Peralatan/modal nelayan adalah nilai daripada peralatan yang digunakan
seperti :
dimiliki nelayan.
rumah.
(menangkap ikan).
b. Sosial Ekonomi
melaut dan menangkap ikan atau tidak, jadi apabila ia tidak memiliki
15
peralatan sendiri dan hanya menerima gaji maka dikatakanlah ia buruh
nelayan.
menjadi anggota organisasi atau tidak, dalam hal ini KUD (Koperasi
nelayan yaitu musim barat dan musim timur. Dalam 1 tahun ada 2
musim yaitu musim timur dari bulan Maret sampai awal Agustus
takut bahaya, jadi produksi sedikit dan biasanya harga ikan akan
tinggi. Disamping kedua musim dalam satu kali setahun tadi ada lagi
pengaruh musim bulanan yaitu pada bulan purnama dan pada bulan
16
gelap. Pada bulan purnama atau terang arus akan deras dan pasang
akan tinggi.
bergerak yang disebut dengan istilah pasang mati. Pada kedua keadaan
ini nelayan akan kurang mendapat ikan, dan harga ikan akan tinggi
apalagi pada musim barat keadaan ini umumnya nelayan tidak akan
Oleh sebab itu nelayan yang turun kelaut dan mempunyai harapan
penangkapan banyak yaitu pada keadaan laut normal yaitu pada waktu
pasang tidak terlampau besar, arus tidak terlampau deras, jadi lebih
mulai kurang sampai tanggal 17 dan tangga 18, 19, 20 dan tanggal 21
sudah mulai kurang sampai tanggal 22, 23, 24 dan tanggal 25 sampai
sedangkan pada tanggal 8 dan 22 pasang akan mati pada saat ini
c. Tata Niaga
harus cepat agar kualitasnya atau kondisinya tidak rusak atau busuk
kalau ikan itu tidak diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini sangat
17
berpengaruh kepada harga ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam
hal ini dilihat nilai efisiensi dari penggunaan tat niaga perikanan
Banyak atau sedikit dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran
yang ada dan meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal diatas, apakah
Pendapatan nelayan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya
produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya nelayan biasanya
diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
18
(variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya
variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah
dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi,
2002).
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
antara lain:
19
1. Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan
2. Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan
seseorang.
pendapatan nelayan adalah modal kerja, pengalaman , jarak tempuh melaut, dan
A. Modal Kerja
Modal ada dua macam, yaitu modal tetap dan bergerak. Modal tetap
diterjemahkan menjadi biaya produksi melalui deprecition cost dan bunga modal.
Modal bergerak langsung menjadi biaya produksi dengan besarnya biaya itu sama
modal kerja. Makin tinggi modal kerja per unit usaha yang digunakan maka
diharapkan produksi ikan akan lebih baik, usaha tersebut dinamakan padat modal
produksi atau biaya operasi, yaitu penyediaan input produksi (sarana produksi),
biaya operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatu usaha kegiatan nelayan. Biaya
produksi atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan
kaya ataupun pemilik modal (toke), karena adanya hubungan pinjam meminjam
uang sebagai modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan (produksi)
20
ikan nelayan digunakan untuk membayar seluruh pinjaman utang, dan tingkat
Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC)
adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC
Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang
Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh
nelayan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan
seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah
melaut. Kedua adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan
berangkat melaut sekitar 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari
21
Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini
jam 03.00 dini hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar
jam 09.00. Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam
waktu yang lebih lama dan lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan
yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan
D. Tenaga Kerja
tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan
kapal motor yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya melaut (lebih
efisien) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena
tambahan tenaga tersebut profesional (Masyhuri, 1999). Oleh karena itu dalam
besarnya curahan kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya
tenaga kerja tidak ditemukan karena jenis nelayan yang diteliti adalah nelayan
oleh nelayan.
22
2.4. Penelitian Terdahulu
analisis dapat diketahui untuk uji beda rata-rata nelayan melaut rawai dan melaut
tabel = 1.734. karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan
yang signifikan antara pendaptan melaut merawai dan pancing. Untuk uji beda
rata-rata melaut pancing dan melaut jaring diperoleh t-hitung 2,12 pada tingkat
signifikan 5% maka t-tabel = 1.734. karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak.
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan
jaring.
pengalaman, jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel
pengalaman dan jumlah perahu yang masing-masing nyata pada taraf signifikan
95% dan 99%. Untuk variabel pengalaman dan jumlah perahu masing-masing
variabel independent modal kerja, jumlah tenaga kerja, waktu melaut dan
23
usaha nelayan) sebesar 60,7%. Dari variabel independent yang diteliti modal kerja
dan melaut signifikan pada tingkat signifikan 5% sedangkan jumlah tenaga kerja
sebesar 85,6%. Dari variabel independent yang diteliti modal investasi/awal, jam
variabel independent (modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman, dan jarak
faktor yang memberikan pengaruh yang besar dibanding 3 faktor lain yang
24
BAB III
METODE PENELITIAN
mengatakan, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya,
jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20 % - 25 % atau
lebih. Adapun sampel yang diambil sebanyak 10 % dari jumlah populasi maka
25
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
jumlah tanggungan keluarga, jumlah upah, modal kerja, tenaga kerja, lama
Data Primer yang diperlukan anara lain : identitas rumah tangga nelayan,
usia, jumlah tanggungan, jumlah upah, modal kerja, tenaga kerja lama pendidikan,
yang berkaitan dengan penilitian ini baik berupa literature penelitian yang akan
dijalankan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
26
Untuk menentukan hipotesis : 1. Digunakan teknis analisis deskriptif
situasi yang terjadi secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
2. Digunakan teknis analisis regresi linier berganda pada masing - masing variabel
dengan rumus:
Keterangan :
b0 = Konstanta
X2 = Penerimaan (Rp/bulan)
Pengujian statistic dilakukan dengan menggunakan uji F, uji t, dan uji R2.
model yang diteliti dan uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi dari msing-
masing variabel yang diteliti atau secara parsial, sedangkan uji R2 untuk
variabel terikat.
27
1. Perhitungan nilai koefisien determinasi (R2)
pendapatan nelayan .
28
H1 : B1 ≠ 0 artinya faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan
sebagai berikut :
4. Modal kerja adalah modal yang digunakan nelayan untuk melaut misalnya:
5. Penerimaan adalah pendapatan yang didapat dari hasil menangkap ikan dilaut
sebelum ada pengurangan dengan modal kerja selama satu bulan (Rp).
7. Jarak tempuh melaut adalah jarak yang di tempuh nelayan dalam mencari ikan
di laut (kilometer).
29
BAB IV
Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ -
98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.
Batas Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara,
Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat
besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat
pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan Tahun 2015 Medan Belawan 98,113 jiwa, Medan Marelan 162, 267
jiwa, Medan Labuhan, 117,472 jiwa, Medan Deli 137,178 jiwa, Medan Tembung
95,882 jiwa, Medan Timur 111,420 jiwa, Medan Barat 72,683 jiwa, Medan
Petisah 63,374, jiwa Medan Helvetia 150,721 jiwa, Medan Sunggal 115,785 jiwa,
Medan Selayang 106,150 jiwa, Medan Baru 40,540 jiwa, Medan Polonia 55,949
jiwa, Medan Maimun 40,663 jiwa, Medan Kota 74,439 jiwa, Medan Area 98,992
30
jiwa, Medan Denai 146,061 jiwa, Medan Amplas 123,850 v, Medan Johor
Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Di Kota
Medan, 2015
Jenis Kelamin (Ribu) Rasio
Kecamatan Jenis
Laki-laki Perempuan Jumlah
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Medan Tuntungan 42,822 43,325 85 613 97,61
2.Medan Johor 65,207 66,805 132 021 97,61
3.Medan Amplas 61,176 62,674 123 850 97,61
4.Medan Denai 72,147 73,914 146 061 97,61
5.Medan Area 48,897 50,095 98 992 97,61
6.Medan Kota 36,769 37,670 74 439 97,61
7.Medan Maimun 20,086 20,577 40 663 97,61
8.Medan Polonia 27,636 28,313 55 949 97,61
9.Medan Baru 20,025 20,515 40 540 97,61
10.Medan Salayang 52,433 53,717 106 150 97,61
11.Medan Sunggal 57,192 58,593 115 785 97,61
12.Medan Helvetia 74,448 76,273 150 721 97,61
13.Medan Petisah 31,303 32,071 63 374 97,61
14.Medan Barat 35,902 36,781 72 683 97,61
15.Medan Timur 55,036 56,384 111 420 97,61
16.Medan Perjuangan 47,361 48,521 95 882 97,61
17.Medan Tembung 67,759 69,419 137 178 97,61
18.Medan Deli 89,632 91,828 181 460 97,61
19.Medan Labuhan 58,025 59,447 117 472 97,61
20.Medan Marelan 80,152 82,115 162 267 97,61
21.Medan Belawan 48,463 49,650 98 113 97,61
Kota Medan
2015 1 091 937 1 118 687 2 210 624 97,61
2014 1 081 797 1 109 343 2 191 140 97,52
2013 1 053 393 1 082 123 2 135 516 97,35
2012 1 047 875 1 074 929 2 122 804 97,48
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, Data Penduduk Desember, 2016
Rasio jenis kelamin penduduk Kota Medan pada tahun 2012 jumlah
penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 1 047 875 dan perempuan 1 074 929,
pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan dimana
jumlah penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 1 091 937 dan perempuan 1
31
118 687 yang artinya jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingakan
yaitu Medan Deli jumlah penduduk laki-laki yaitu mencapai sebesar 89,632 dan
perempuan 91,828 dengan jumlah jenis kelamin yaitu mencapai sebesar 181 460.
Jumlah penduduk terkecil yaitu Medan Maimun jumlah penduduk laki-laki yaitu
mencapai sebesar 20,086 dan perempuan 20,577 dengan jumlah jenis kelamin
mempunyai luas wilayah sekitar 21,82 km2 dengan ketinggian wilayah 3 meter di
atas permukaan laut. Secara geografis, di sebelah Utara berbatasan langsung Selat
Kecamatan Medan Belawan yaitu sebesar 15,10 km2 atau sebesar 69,20 persen
dari total luas Kecamatan Medan Belawan, Sedangkan Kelurahan dengan wilayah
terkecil yaitu Kelurahan Belawan Bahagia dengan luas wilayah hanya 0,54 km2
atau sebesar 2,47 persen dari luas wilayah Kecamatan Medan Belawan secara
total. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kantor kecamatan, kantor
Kelurahan Belawan II yaitu sekitar 0.50 km. Jarak Kantor Lurah ke kantor Camat
di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015 Ditinjau dari jarak antara kantor
kelurahan dan kantor kecamatan, kantor Kelurahan Belawan Pulau Sicanang dan
32
Bagan Deli memiliki jarak terjauh dari kantor Kecamatan Medan Belawan yaitu
II.
sebanyak 98.020 penduduk terdiri dari 48.463 jiwa laki-laki serta 49.650 jiwa
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan Tahun 2015
Jenis Kelamin Jumlah
Kelurahan
Laki-Laki (jiwa) Perempuan (Jiwa) (jiwa)
1.Belawan Pulau
7.486 7.610 15.096
Sicanang
2.Belawan Bahagia 5.993 6.224 12.217
3.Belawan Bahari 6.053 6.271 12.324
4.Belawan II 10.433 11.051 21.484
5.Bagan Deli 8.202 8.709 16.281
6.Belawan I 10.296 10.415 20.711
Jumlah
2015 48,463 49.650 98.113
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2016
terletak pada Jl. Gulama Belawan Bahagia. Batasan Wilayah Kelurahan Belawan
33
Tabel 8. Jumlah penduduk dirinci berdasarkan mata pencaharian / pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Lainnya 1325
Pegawai Swasta 876
Nelayan 754
Pedagang 523
Pegawai Negeri 125
Pensiunan 56
TNI/Polri 18
Total 3677
Sumber :BPS Kota Medan, 2016
wilayah laut dan pesisir terdapat kekayaan sumber daya laut yang sangat besar,
mulai dari ikan, kepiting, udang, kerang dan berbagai ekosistem laut lainnya yang
usia adalah pada usia 40-50 tahun yakni 74,33% dimana pada usia ini merupakan
usia produktif, hal ini dikarenakan para pemuda di daerah Kelurahan Belawan
Bahagia melakukan pekerjaan lain, seperti buruh, sales, mekanik bengkel, serta
34
dengan usia lebih kecil dari 40 tahun adalah 13,51%, dan persentase jumlah
nelayan sampel dengan usia lebih besar dari 50 tahun adalah 12,16%. Secara
100%
98%
<40 40-50 >50
4.2.2. Pendidikan
sampel berdasarkan tingkat pendidikan adalah pada tingkat pendidikan SMP yakni
anak-anak mereka pada masa itu, oleh karena itu sebaiknya pendidikan anak para
sekolah, pelatihan paket C agar pendidikan anak para nemlayan tidak tertinggal
33,78%, dan persentase jumlah nelayan sampel pada tingkat pendidikan SMA
35
Gambar 4. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
45
40 55.40%
35
30
25 33.78%
20 41 Persentase (%)
15 25 Jumlah
10
5 10.81%
0 8
SD
SMP
SMA
4.2.3. Penerimaan
ini dikarenakan jumlah modal yang dikeluarkan selama melaut tergolong besar,
36
Gambar 5. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Penerimaan
45
54.05%
40
35
30
25 32.43% Persentase (%)
40 Jumlah (orang)
20
15
24
13.51%
10
10
5
0
1300000 1560000 1820000
dikarenakan para nelayan sudah menekuni melaut sudah sejak usia dini,
sedangkan persentase jumlah nelayan sampel dengan lama pengalaman lebih kecil
dari 20 tahun adalah 35,13%, dan persentase jumlah nelayan sampel dengan lama
pengalaman lebih besar dari 30 tahun adalah 5,41%. Dengan adanya pengalaman
yang lebih dari nelayan, diharapkan dapat berbagi pengalaman melautnya kepada
nelayan yang masih baru menekuni melaut. Secara lengkap karakteristik sampel
37
Gambar 6. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Pengalaman Nelayan
45 59.45%
40
35
30
35.13%
25 Persentase (%)
44
20 Jumlah (orang)
15 26
10
5 5.41%
4
0
<20 20-30 >30
berdasarkan modal kerja adalah pada modal kerja Rp 650.000 yakni 50,00%,
sedangkan persentase jumlah nelayan sampel pada modal kerja Rp 520.000 adalah
18,91%, dan persentase jumlah nelayan sampel pada modal kerja Rp 780.000
adalah 31,08%. Dimana modal kerja meliputi konsumsi nelayan selama melaut
38
Gambar 7. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Modal Kerja
40
50.00%
35
30
25 31.08%
Persentase (%)
20 37 Jumlah (orang)
15 18.91%
23
10
14
5
0
520000 650000 780000
persentase jumlah nelayan sampel dengan jarak tempuh melaut lebih kecil dari
450 Km adalah 28,37%, dan persentase jumlah nelayan sampel dengan jarak
tempuh melaut lebih besar dari 550 Km adalah 18,92%. Berdasarkan jarak tempuh
nelayan, semakin jauh area melaut maka semakin banyak hasil tangkapan yang
39
Gambar 8. Grafik Karakteristik Sampel Berdasarkan Jarak Tempuh Melaut
40 52.70%
35
30
25
28.37% Persentase (%)
20 39
Jumlah (orang)
15 18.92%
21
10
14
5
0
<450 450-550 >550
sampai jam 6 sore. Peralatan yang digunakan nelayan tradisional masih sangat
sederhana seperti perahu tradisional, pancing, jala, dan bubu. Dengan peralatan
yang masih tradisional jarak tempuh melaut nelayan tradisional sangat terbatas
sedikit. Pada saat penelitian sedang terjadi musim barat, biasanya dari akhir bulan
Agustus sampai awal bulan Maret. Umumnya terjadi gelombang besar, pasang
tinggi, arus deras, curah hujan selalu terjadi, puncak musim ini disebut pasang
Perdani, yaitu pasang paling besar/tinggi yang terjadi satu kali setahun. Keadaan
ini pada umumnya nelayan tradisional sangat jarang melaut karena bahaya yang
mungkin terjadi sehingga produksi ikan sedikit dan haga ikan akan tinggi.
nelayan tradisional masih terlihat sangat kumuh karena sebagian besar rumah
mereka masih terbuat dari papan. Lingkungan tempat tinggal para nelayan
40
tradisional sangat padat, jalan-jalan disekitar perumahan mereka sempit dan
Meskipun keadaan daerah nelayan tradisional sangat padat dan kumuh, namun
untuk fasilitas kesehatan seperti klinik tersedia dan berada tidak jauh dari
pemukiman mereka.
membuat mereka tidak mempunyai pilihan lain selain melakukan kegiatan melaut.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam laut, membuat para nelayan tradisional
41
BAB V
HASIL PEMBAHASAN
adalah Rp 1.170.000. Hal ini dapat secara lengkap dilihat pada tabel 9.
maka diperoleh hasil perhitungan regresi linier berganda dari faktor-faktor yang
42
Kecamatan Medan Belawan Kota Medan secara lengkap dapat dilihat pada tabel
10.
tenaga kerja, pengalaman kerja, dan jarak tempuh melaut) mampu menjelaskan
43
Tabel 11. Hasil Uji F dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
Tradisional
Jumlah Rata-rata
Model Df Fhitung Ftabel Sig
Kuadrat Kuadrat
Regresi 2.689 4 6.723
Residu 1.045 69 1.514 4.441 2.50 0
Total 2.700 73
Signifikan pada tingkat kepercayaan
Interprestasi H1 ditolak
95%
Sumber : Data Primer Diolah, 2017.
Dari hasil analisis uji F pada tabel 11 menunjukkan bahwa nilai Fhitung
bahwa nilai Fhitung 4,441 > dari Ftabel 2,50 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari
0,05 (0 < 0,05), maka H1 ditolak, dan koefisien regresi signifikansi secara statistik
pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti adanya pengaruh modal kerja,
sebesar -0,992 artinya apabila terjadi penambahan Rp 1 pada modal kerja maka
44
Nilai ttabel diperoleh dengan rumus : Df = n – k , dimana n = banyak sampel
Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel biaya produksi diperoleh thitung
sebesar 63,999 . Maka thitung > ttabel yang bernilai 63,999 > 1,995 , dengan nilai
signifikansi 0 lebih kecil dari ∝ (0 < 0,05 ) , maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
dengan dinas terkait lainnya untuk mencari solusi dari permasalahan modal kerja
bagi nelayan tradisional dengan membuka akses untuk mendapatkan modal kerja
diantaranya bekerja sama dengan koperasi atau lembaga keuangan bank dan non
bank.
b) Penerimaan(X2)
sebesar 124,252 . Maka thitung > ttabel yang bernilai 124,252 > 1,995 , dengan nilai
signifikansi 0 lebih kecil dari ∝ (0 < 0,05), maka H0 ditolak yang artinya variabel
45
Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebaiknya nelayan tradisional
mencari kerja tambahan seperti buruh bangunan, pengumpul barang bekas, serta
para istri nelayan juga ikut mencari pendapatan tambahan seperti menjadi buruh
cuci, buruh pabrik, buruh dalam kegiatan mengupas udang dan membuka warung
tradisional sebesar 95,491 yang artinya apabila terjadi penambahan 1 tahun pada
sebesar Rp 95,491/bulan.
thitung sebesar 0,325 . Maka thitung < ttabel yang bernilai 0,325 < 1.995 dengan nilai
signifikansi 0,746 lebih besar dari ∝ (0,746 > 0,05), maka H1 diterima yang
46
tempuh melaut maka akan menurunkan pendapatan nelayan tradisional sebesar Rp
9,197/bulan.
Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel tenaga kerja diperoleh thitung
sebesar -0,504 . Maka thitung < ttabel yang bernilai -0,504 < 1,995 dengan nilai
signifikansi 0,616 lebih kecil dari ∝ (0,616 < 0,05), maka H1 diterima yang artinya
Kota Medan. Hal ini dikarenakan peralatan melaut yang masih tradisional
signifikan oleh modal kerja dan penerimaan sehingga perlu ada peningkatan
47
BAB VI
6.1 Kesimpulan
berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa keempat faktor yaitu modal kerja,
nyata/tidak signifikan.
6.2 Saran
bekerja sama dengan dinas terkait lainnya untuk mencari solusi dari
48
kerja guna kesejahteraan nelayan dengan cara bekerja sama dengan koperasi
pemanfaatan teknologi.
49
DAFTAR PUSTAKA
Joesran dan Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro, Salemba Empat, Jakarta.
Masyhuri, 1999. Usaha Penangkapan Ikan di Jawadan Madura:
Produktivitas dan Pendapatan Buruh Nelayan, Masyarakat
Indonesia, XXIV, No. 1.
No :
Tanggal :
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama lengkap
Alamat
Usia tahun
Jenis kelamin P/L
Lama pendidikan terakhir tahun
Lama pengalaman sebagai nelayan tahun
Musim
Alat tangkap
Waktu bekerja
Lokasi bekerja
Jarak tempuh Km
III. PENERIMAAN
A. Biaya variabel
1.Biaya variabel untuk sarana produksi
B. Biaya tetap
Model Summaryb
Change Statistics
R Adjuste Std. Error R
Mode Squar dR of the Square F Sig. F
l R e Square Estimate Change Change df1 df2 Change
1 .998 12304.156 4440.67
a .996 .996 .996 4 69 .000
55 0
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.689E12 4 6.723E11 4.441E3 .000a
Residual 1.045E10 69 1.514E8
Total 2.700E12 73
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6911.920 16803.031 -.411 .682
Modal Kerja -.992 .015 -.488 -63.999 .000
Penerimaan .991 .008 .965 124.252 .000
Pengalaman
95.491 293.892 .002 .325 .746
Nelayan
Jarak Tempuh
-9.197 18.230 -.004 -.504 .616
Melaut
Lampiran 3. Dokumentasi pengumpulan data nelayan tradisional di Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan